• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAHAN BAHAN KIMIA ZAT ADITIF MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGELOLAHAN BAHAN KIMIA ZAT ADITIF MA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KOLOID

Saifuddin_Aziz@Yahoo.com

Nama Anggota Kelompok 5:

PUTRI ASWANTI HASANAH

122401110

ANNU’MAN AHMAD J. HRP

122401106

MUHARAMMY BALQIS T

122401137

ARYO WIBOWO

122401122

MAHYUSAR HARAHAP

122401109

BASANOVA SITINJAK

122401115

KRISNA MEGAWATI

122401144

BAHAN AKTIF MAKANAN

(ZAT PEMANTAP, ZAT PENGEMULSI, DAN ZAT PENGENTAL

PENGOLAHAN BAHAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KOLOID

PENGOLAHAN BAHAN KIMIA

Landasan Teori

Penutup

MENU UTAMA

Pendahuluan

Klik Disini !

(3)

1.1. Latar Belakang

Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan

atau campuran bahan yang secara alami bukan

merupakan bagian dari bahan baku pangan,

tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk

mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara

lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa,

anti gumpal, pemucat dan pengental.

χ

(4)

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian bahan aktif

makanan

Untuk mengetahui contoh dari bahan aktif

makanan

Untuk mengetahui efek samping penggunaan

bahan aktif makanan

Untuk mengetahui pencegahan jika

menggunaan bahan aktif makanan

χ

(5)

1.3. Manfaat

Mengetahui pengertian bahan aktif makanan

Mengetahui contoh dari bahan aktif makanan

Mengetahui efek samping penggunaan bahan

aktif makanan

Mengetahui batas penggunaan bahan aktif

makanan

χ

(6)

2.1. Zat Pematap

Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan pengental dalam

pangan adalah untuk memantapkan emulsi dari lemak dan

air sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak

terpisah antara bagian lemak dan air serta mempunyai

tekstur yang kompak. Jenis pangan yang sering

menggunakan BTP semacam ini adalah es krim, es puter,

saus sardin , jem, jeli, sirup dan lain-lain. Zat pemantap

 yang umumnya dibuat dari garam antara lain seperti:

 

 

CaCl

2

Ca-sitrat

CaS0

4

Ca-laktat

Ca-monofosfat

Bahan-bahan pengemulsi, pemantap dan penstabil yang

diizinkan digunakan dalam pangan dapat dilihat pada Tabel

berikut :

χ

(7)

Tabel 1. Pengemulsi, pemantap dan penstabil yang

diizinkan digunakan dalam pangan

χ

(8)

χ

(9)

χ

(10)

2.2. Zat Pengemulsi

Pengemulsi adalah suatu bahan yang dapat

mengurangi kecepatan tegangan permukaan

dan tegangan antara dua fase yang dalam

keadaan normal tidak saling melarutkan,

menjadi dapat bercampur dan selanjutnya

membentuk emulsi. Suatu jenis makanan

membutuhkan bahan pengemulsi, baik bahan

makanan

alami

maupun

olahan

yang

mengandung tiga penyusun gizi utama yaitu,

protein, lemak dan karbohidrat.

χ

(11)

Macam-macam pengemulsi pada bahan pangan :

1. Mono dan Diglycerides, dikenal juga dengan

istilah discrete substances.  Pertama kali dibuat oleh

Berthelot padatahun 1853 melalui reaksi esterifikasi

asam lemak dan glycerol.  Mono dan diglycerides

merupakan zat pengemulsi yang umum digunakan. 

Yang tergolong mono dan diglycerides antara lain:

a. Glycerol monolaurate, dibuat dari reaksi glycerol

dan asam laurat.

misalnya glyceril lactyl

(12)

2. Stearoyl Lactylates, merupakan hasil reaksi dari steric

acid dan lactic acid, selanjutnya diubah ke dalam bentuk

garam kalsium dan sodium. Bahanpengemulsi ini sering

digunakan dalam produk-produk bakery.

3. Propylene Glycol Ester, merupakan hasil reaksi dari

propylene glycol dan asam-asam lemak.  Umumnya

digunakan  dalam pembuatan kue, roti dan whipped

topping. 

4. Sorbitan Esters.  Asam sorbitan yang terbentuk dari

reaksi antara sorbitan dan  asam lemak.  Sorbitan adalah

produk dihidrasi dari gula alkohol yang dapat diperoleh

secara alami yaitu sorbitol.  Sampai saat ini hanya sorbitan

monostearat, satu-satunya ester sorbitan yang diizinkan

digunakan dalam pangan. Bahan tersebut umumnya

(13)

 5. Polysorbates.  Ester polioksietilen sorbitan umumnya

disebut polisorbat.  Ester ini dibuat dari reaksi antara

ester-ester sorbitan dan  ethylene oxide.  Tiga jenis polisorbat

yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan adalah

polisorbat 60, Polisorbat 65, polisorbat 80.

 

6. Polyglycerol Ester, dibuat dari reaksi antara asam-asam

lemak dan  glycerol yang sudah mengalami

polimerisasi.  Tingkat polimerisasinya antara 2-10

molekul.  Ester-ester poliglycerol digunakan dalam pangan

yang diaerasi mengandung lemak, beverage, icing, dan

margarine.

7. Ester-ester Sukrosa,  adalah mono, di dan triester

sukrosa dan asam-asam lemak. Ester ini dihasilkan dari

reaksi sukrosa dan lemak sapi.  Penggunaannya dalam

pangan umumnya pada pembuatan roti, produk tiruan

olahan susu, dan whipped milk product.

χ

(14)

8. Lecitin,  adalah campuran fosfatida dan

senyawa-senyawa lemak yang terdiri dari

fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil

inositoll, dan komponen-komponen lainnya. 

Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada

hewan maupun tanaman.  Lecitin paling banyak

diperoleh dari kedele dan kuning telur.  Biasanya

digunakan untuk emulsifier pada margarine, roti,

kuedan lain-lain.

χ

(15)

2.1. Zat Pengental

Pengentalan merupakan proses untuk menghilangkan

sebagian air pada produk pangan cair. Tujuan pengentalan

adalah mengurangi sejumlah air sehingga menurunkan

volume produk. Dengan turunnya volume produk pangan ini,

maka akan memudahkan transportasi dan penyimpanan.

Pengental merupakan bahan tambahan makanan yang dapat

membantu terbentuknya bentuk atau memantapkan sistem

dispersi yang homogen pada makanan. Bahan tambahan

makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang

mengandung air dan minyak, misalnya saus selada,

margarine dan es krim. 

χ

(16)

Gelatin dan albumin pada putih telur adalah protein yang bersifat

sebagai emulsifier dengan kekuatan biasa dan kuning telur

merupakan emulsifier yang paling kuat. Paling sedikit sepertiga

kuning telur merupakan lemak, tetapi yang menyebabkan daya

emulsifier kuat adalah kandungan lesitin dalam bentuk kompleks

sebagai lesitin protein .

χ

Landasan Teori

(17)

χ

Landasan Teori

2) Gelatin

Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen

kulit, tulang atau ligamen (jaringan ikat) hewan Nilai gizinya yang tinggi

yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan

rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 – 86 %

protein, 8 – 12 % air dan 2 – 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial

yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial,

satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin

(18)

χ

Landasan Teori

3) Tepung Kanji

(19)

χ

Landasan Teori

4) Agar-Agar

  

(20)

χ

Landasan Teori

MACAM – MACAM PENGENTAL BUATAN

1. Xantha Gum

(21)

χ

Landasan Teori

2.

CMC-Na

Berfungsi sebagai bahan pengental, pengikat

pada formula tablet, meningkatkan viskositas,

memperbaiki tekstur. Larut dalam air, stabil

terhadap panas adalah salah satu keunggulan

CMC. Cukup dengan konsentrasi kecil, larutan

sudah viscous dibandingkan dengan produk

lainnya.

(22)

χ

Landasan Teori

3. CARRAGENAN

Merupakan polisakarida yang didapat dari hasil

ekstraksi

red seaweeds. Zat ini digunakan pada

makanan dan industri lain sebagai pengental,

lubricants, suspending agent dan stabilizing

agent.

(23)

χ

Landasan Teori

4. KONJAC GUM

Memiliki keistimewaan tanpa pemanis, perasa,

pewarna, dan pengawet makanan serta stabil

terhadap pemanasan dan pendinginan. Zat ini

sering

digunakan

untuk

pengental

dan

memperbaiki tekstur.

(24)

χ

Landasan Teori

2.4. Efek Terhadap Kesehatan

(25)

χ

(26)

χ

Landasan Teori

2.4. Cara mencegah dampak penggunaan

zat aditif yang berbahaya

(27)

χ

Landasan Teori

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif

dari penggunaan zat aditif makanan adalah sebagai berikut:

Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif tidak berlebihan.

Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau cacat lainnya.

Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari

warna aslinya. Biasanya makanan yang mencolok warnanya mengandung pewarna tekstil.

Cicipi rasa makanan tersebut. Lidah juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan membuat lidah bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu mengandung penyedap rasa dan penambah aroma berlebih.

Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan. Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam.

Perhatikan kualitas makanan dan tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat pada kemasan makanan yang akan dikonsumsi.

Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.

Amati komposisi serta bahan-bahan kimia yang terkandung dalam makanan

dengan cara membaca komposisi bahan pada kemasan.

(28)
(29)

χ

Penutup

• Penggunaaan zat aditif pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati - hati dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Lakukan beberpa upaya untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan

3.2.Saran

Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Dan

(30)

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJ

AHTERAAN_KELUARGA/197807162006042-AI_MAHMUDATUSSA'A

DAH/BAHAN_TAMBAHAN_PANGAN.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21770/4/C

hapter%20II.pdf

http://novianasusilawati.blogspot.com/2014/07/bab-i-pend

ahuluan-a.html

https://www.scribd.com/doc/219598346/Pengemulsi-Peman

tap-Dan-Pengental

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=13

4141&val=5635

χ

(31)

ADA PERTANYAAN?? :o

χ

Closing

Gambar

Tabel 1. Pengemulsi, pemantap dan penstabil yang

Referensi

Dokumen terkait

(3) Kendala yang dihadapi dalam implementasi model penilaian portofolio dalam pembelajaran matematika berbasis lesson study yaitu, siswa kurang antusias dalam

(3) Warga kurang mampu yang belum mendapatkan kartu peserta BPJS akan diberikan surat jaminan kesehatan sehingga tetap dapat dilayani. di

Rainfall intensity and soil characteristics are related to soil erosion and runoff The objective of this research was to study the relationship of rainfall intensity, soil erosion

Proses perancangan sistem turbin angin dengan MPPT menggunakan metode modified perturb and observe dilakukan dengan menggunakan turbin angin sebagai penggerak rotor

Karena kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja personil Polres Halmahera Tengah maka tidak dapat diadakan perbandingan antara pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya budaya baca pemustaka di perguruan tinggi disebabkan karena faktor kurikulum yang ada tidak mendukung pengembangan budaya baca

Karena pembawaannya, komitmen adalah pernyataan yang biasanya membutuhkan respons dalam tindakan, Seorang negosiator yang menyatakan konsekuensi (misalnya,pemain akan

D"!UNAKAN UNTUK KALAN!AN D"SA#LE PEOPLE, NAMUN NAMUN %ANA MEN!!UNAKAN ESKALATOR DAN RAMP... Se5in66a air panas :erse47: dapa: dia8ir=an pada pera8a:an sani:er