J
U
R
N
A
L
VEKTOR PENYAKIT
ISSN: 1978-3647
E-ISSN: 2354-8835
Journal of Disease Vector
Volume 8 Nomor 2
Desember 2014
Jurnal
Vektor Penyakit
Vol. 8
No. 2
Hal . 33 - 66
Donggala,
Desember 2014
ISSN
1978 - 3647
vektorpenyakit@litbang.depkes.go.id
Kepadatan Larva Nyamuk Vektor sebagai Indikator Penularan
Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Jawa Timur
Pengaruh Pemaparan Berbagai Konsentrasi Temefos pada
Larva Instar 3 (L ) terhadap Morfologi Telur
3Aedes aegypti
Respon Imun terhadap Infeksi Parasit Malaria
Gambaran Kerusakan Mukosa Usus Mencit
(Mus musculus)
pada Infeksi
Escherichia coli
Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Penderita Filariasis
di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten
Mamuju Utara , Sulawesi Barat
B
A
A
D
K
A
TI S
Dewan Redaksi
Volume 8 No. 2Desember 2014
Jurnal Vektor Penyakit merupakan media publikasi dan informasi hasil - hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan hasil - hasil penelitian, metodologi dan pendekatan-pendekatan baru dalam penelitian yang berkaitan dengan vektor
penyakit dan usaha pengendalian penyakit bersumber binatang.
Jurnal ini merupakan jurnal publikasi ilmiah resmi Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Balai Litbang P2B2) Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI.
Penanggung Jawab :
Jastal, SKM, M.Si (Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala)
Pemimpin Redaksi :
Rosmini, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
Anggota Dewan Redaksi :
w Sitti Chadijah, SKM, M.Si (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes) w Junus Widjaja, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes) w Hayani Anastasia, SKM, MPH (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes) w Made Agus Nurjana, SKM, M.Epid (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w Anis Nurwidayati, S.Si, M.Sc (Biologi Lingkungan, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
Mitra Bestari:
w Prof. dr. Agus Suwandono,MPH,Dr.PH ( ,Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes) w Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.ScPH ( , FKM, Universitas Hasanuddin)
w Prof. Dr. drg A Arsunan Arsin, M.Kes (Epidemiologi Penyakit Menular, FKM, Universitas Hasanuddin) w dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc, PhD (Entomologi Kesehatan, FKM, Universitas Hasanuddin ) w Dr. Lif.Sc I Nengah Suwastika, M.Sc, M.Lif.Sc (Biologi Sel dan Molekuler, Universitas Tadulako )
Redaksi Pelaksana: Mujiyanto, S.Si, MPH
Sekretaris:
Riri Arifah Patuba, SKM
Staf Sekretariat:
Malonda Maksud, SKM
Alamat Redaksi:
Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Balai Litbang P2B2) Donggala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. Masitudju No.58, Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah 94252 Website e-journal : http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vektorp E-mail : vektorpenyakit@litbang.depkes.go.id , jvektorpenyakit@gmail.com
Terbit dua kali setahun, edisi Juni dan Desember Dalam proses akreditasi
Biomedik
Epidemiologi
J
U
R
N
A
L
VEKTOR PENYAKIT
Journal of Disease Vector
BA
A
K D A
TI S
H U
PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL
JURNAL VEKTOR PENYAKIT (JOURNAL of DISEASE VECTOR)
mengenai
.
SYARAT PENULISAN :
?Artikel yang dapat diterima adalah artikel yang belum pernah dan tidak akan dipublikasi dalam
media
?Artikel dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan disertai abstrak dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
?Abstrak harus singkat dan jelas, terdiri ±200 kata dan disertai 3 - 5 kata kunci yang ditulis di
bawah abstrak dengan maksimal 15 halaman.
?Artikel harus diketik dengan menyesuaikan template yang disediakan oleh Jurnal Vektor
Penyakit. Template dapat diunduh di website e-journalnya Jurnal Vektor Penyakit
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vektorp
?Nama semua penulis ditulis lengkap disertai tempat kerja dan alamat.
?Artikel dalam bentuk softcopy dikirim melalui e-mail ke: vektorpenyakit@litbang.depkes.go.id
cc jvektorpenyakit@gmail.com.
?Artikel yang diterima dapat disunting atau dipersingkat oleh redaksi. Artikel yang tidak
memenuhi ketentuan dan tidak dapat diperbaiki oleh redaksi akan dikembalikan kepada penulis.
SISTEMATIKA PENULISAN :
?Sistematika penulisan artikel :
a. Abstrak f. Kesimpulan
b. Pendahuluan g. Saran
c. Bahan dan Metode h. Ucapan terima kasih (untuk penulisan
d. Hasil hasil penelitian)
e. Pembahasan i. Daftar Pustaka
?Daftar Pustaka :
Penulisan daftar pustaka dengan gaya Vancouver dengan style AMA ( American Medical
Association) dan menggunakan aplikasi reference manager yang sudah ada seperti Mendeley,
End Note, Procite dan lain-lain yang dikuasai. Rujukan ditulis dengan nomor pemunculan dalam
teks.
Contoh:
1. Fuentes SL, Quiroga D., Ale, J.A. P, et al. Use of Google EarthTM to Strengthen Public Health Capacity and Facilitate Management of Vector-Borne Diseases in Resource-poor
Environments. Bull World Heal Organ. 2008;86 (9): 65. (Artikel Jurnal)
2. Achmadi UF. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: Universitas Indonesia
Press; 2008 (Buku).
3. Hii YL. Climate and Dengue Fever: Early warning based on temperature and rainfall.
2013;(1554). (Thesis).
4. Danoedoro P. Fenomena Keruangan Penyakit Menular. Suatu perspektif Geografis. 2003. Available at: www.kompas.com/kompascetak/0306/07/Kesehatan/353686.htm. Accessed
September 15, 2011.(Website)
Pengantar Redaksi
Jurnal Vektor Penyakit Edisi 8 Nomor 2 tahun 2014 memuat tulisan dari Arum Sih Joharina, dkk yang berjudul kepadatan larva nyamuk vektor sebagai indikator penularan demam berdarah dengue di daerah endemis di Jawa Timur. Penelitian dilakukan di 10 kelurahan di tiga kabupaten (Tulungagung, Malang, dan Kediri). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan vektor di delapan kelurahan termasuk kategori sedang sedangkan dua kelurahan termasuk kategori tinggi. Bak mandi merupakan key container di semua lokasi.
Tulisan tentang pengaruh pemaparan berbagai konsentrasi temefos pada larva instar 3 (L3) terhadap morfologi telur oleh Yulidar menunjukkan bahwa hasil pemaparan temefos pada konsentrasi uji menyebabkan abnormalitas morfologi bentuk telur nyamuk Ae. aegypti berupa bentuk telur menjadi pipih, kulit luar telur (exochorion) semakin rapuh sehingga telur mudah pecah atau retak serta telur terpotong membujur dan melintang.
Artikel selanjutnya ditulis oleh Majematang Mading, dkk yang berjudul respon imun tubuh terhadap infeksi parasit malaria. Respon imun terhadap tubuh malaria terjadi melalui dua cara yaitu kekebalan bawaan dan kekebalan yang didapat yang terjadi secara aktif dan pasif.
Tulisan tentang gambaran kerusakan mukosa usus mencit (Mus musculus) pada infeksi
Escherichia coli oleh Dicky Andiarsa, dkk menunjukkan bahwa gambaran patologi usus yang diinfeksi memiliki keparahan bergantung pada konsentrasi infeksi yang diberikan. Semakin banyak infeksi yang diberikan menunjukkan semakin buruknya kondisi mukosa usus mencit.
Gambaran kadar hemoglobin pada penderita filariasis di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat oleh Leonardo, dkk. merupakan artikel terakhir pada edisi kali ini. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kadar Hb antara penduduk dengan mikrofilaria positif dan yang negatif.
Semoga tulisan pada Volume 8 Nomor 2 Desember 2014 ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan program pengendalian penyakit bersumber binatang. Saran dan masukan demi perbaikan jurnal ini sangat kami nantikan untuk penerbitan selanjutnya, khususnya di tahun 2015 yang merupakan tahun ke sembilan terbitnya Jurnal Vektor Penyakit.
Salam Sehat
Dewan Redaksi
Volume 8 No. 2 Desember 2014
Journal of Disease Vector
Volume 8 Nomor 2 Desember 2014
DAFTAR ISI
ARTIKEL
vektorpenyakit@litbang.depkes.go.id
Journal of Disease Vector
33 - 40
41 - 44
45 - 52
53 - 60
61 - 66
ISSN: 1978-3647E-ISSN: 2354-8835
Kepadatan Larva Nyamuk Vektor sebagai Indikator Penularan
Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Jawa Timur
(
Pengaruh Pemaparan Berbagai Konsentrasi Temefos pada
Larva Instar 3 (L ) terhadap Morfologi Telur Aedes aegypti
3(
)
Respon Imun terhadap Infeksi Parasit Malaria
(
)
Gambaran Kerusakan Mukosa Usus Mencit
(Mus musculus)
pada Infeksi Escherichia coli
(
)
Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Penderita Filariasis
di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Mamuju
Utara , Sulawesi Barat
(
)
Arum Sih Joharina, Widiarti)
Yulidar
Majematang Mading, Rais Yunarko
Dicky Andiarsa, Syarif Hidayat, Dian Eka Setyaningtyas, Sudayat
Sudarmawan
Journal of Disease Vector
Volume 8 No. 2 Desember 2014ABSTRACT SHEET
NLM : WC 528
(Institute for Vector and Reservoir Control Research and Development , NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)
Journal of Disease Vector Vol 8 No. 2, Dec 2014; p 33-40
Keywords:
_________________________________________________________________ NLM : WA 240
(Biomedical Research Office of Aceh, NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)
Journal of Disease Vector Vol 8 No. 2, Dec 2014; p 40-44 Arum Sih Joharina, Widiarti
Larvae Density as an Indicator of Dengue Haemorrhagic Fever Transmision in Endemic Area in East Java
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the serious health problems in Indonesia. There are always DHF cases every year. East Java is a province with high cases of DHF every year, with the peak of burden was 86,52 cases per 100.000 people in 2010. This study, conducted in 2011, was aimed to know the larval density figure and key container in the dengue endemic areas in East Java. In total, there were 10 villages from three districts (Tulungagung, Malang and Kediri) were surveied. One hundred houses were visualy surveied to count the larvae indices: House Index (HI), Container Index (CI), and Breteau Index (BI) based on the WHO regulation. Larvae-Free Index based on the Indonesian Ministry of Health regulation was also measured. The larvae indices measured indicated that eight villages were categorized as middle risk (density figure 5) and two villages (Bago Village from Tulungagung and Mojoroto Village from Kediri) were categorized as high risk (density figure 6). Cement bath tub was the key container of all location. Based on these results known that three districts were potential for dengue transmission..
DHF, larvae density, key container, transmission potency
Yulidar
The Effect of Different Concentration of Temephos on Larvae Instar 3 (L .) to The Morphology 3 Aedes aegypti Eggs
Temephos has commonly been used as larvacide on Aedes
aegypti control program. The aim of this quasi experimental study was to determine the influence of different temephos concentration to the morfology of Ae. aegypti eggs. The results showed that temephos caused the abnormalities of Aedes aegypti’s eggs. The abnormalities were in form of the eggs become thin, easily broken or cracked, and the shape of eggs were cut off.
temephos, eggs abnormality
Immune Response Againts Malaria Parasites Infection
Malaria is found scattered throughout the islands, especially in eastern Indonesia. Each year about 2.5 million people died, mostly children under five years old. Recently, malaria remains a cause of death of infants, toddlers and pregnant women. It also decreases productivity of infected person and tend to increase over the year. The plasmodium infection causes immune response of host which can be seen as the presence of inflammatory. immune protection may occur in malaria. There are two types of immune response against malaria parasites, innate immunity and acquired immunity. Acquired immunity occurs actively through host defense against infection; and passively from mothers to the baby. The immune response mechanism activate the ability immune complements to suppress the ocurence of clinical symptoms and parasitemia.
Keywords : Imun, person, parasite infection
________________________________________________________________________
Dicky Andiarsa, Syarif Hidayat, Dian Eka Setyaningtyas, Sudayat Sudarmawan
Intestinal Mucosal Damages on Mus musculus in Escherichia coli Infection
Keywords :
_________________________________________________________________ NLM : WC 765
Majematang Mading, Rais Yunarko
(Zoonoses Research Office of Waikabubak, NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)
Journal of Disease Vector Vol 8 No. 2, Dec 2014; p 45-52
NLM : WC 290
(Zoonoses Research Office of Tanah Bumbu, NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)
Haemoglobin Level on People with Filariasis in Polewali Village, District Bambalamotu, North Mamuju District, West Sulawesi
Journal of Disease Vector Vol 8 No. 2, Dec 2014; p 60-66
Keywords : h
_________________________________________________________________ Filariasis (elephantiasis) is an infectious disease caused by the filarial worm infections , which live in the channels and lymph nodes. Filariasis causes an acute and chronic symptoms and transmitted by various species of mosquitoes. Microfilariae live in the blood stream and lymph vessels and until now there has not been clear the source of nutrients of microfilariae , whether from lymphatic fluid or red blood cells. The Research was conducted to determine the haemoglobin level in the population and whether its related to filariasis in the village of Polewali, sub-district of Bambalamotu, district of North Mamuju, West Sulawesi Province. This research used survey method with a descriptive approach, with 80 people participated on the research. Capillary blood samples were checked by microscopic method with Giemsa staining. Haemoglobin was checked by using a hemoglobin meters (BeneCheck ®). Thick blood examination showed that seven people (8.75%) were positive for microfilariae of Brugia malayi where six of them were males with an average hemoglobin 12.68 g/dL and one female with an average of Haemoglobin of 12.7 g/dL. The results showed thad there was no difference in Hb levels between people with positive and negative microfilariae. It can be concluded that there was no difference in Hb between residents with microfilariae positive and negative , and no need for the addition of iron to patients with filariasis
aemoglobin, filariasis, North Mamuju This study was aimed to determine whether the degree
of E. coli infection can lead to digestive problems and severity according to the degree of infection. Tests were carried out in vivo in murine, experimental animals to see the severity of the intestinal mucosa by the degree of infection.
The study was conducted with only post test design with the negative control group design. At the first day of the treatment, group of mice were infected with a suspension of E. coli in volume of 0.1 ml, 0.2 ml, 0.3 ml, 0.4 ml, 0.5 m, 0.6 ml and 0.8 ml, while the control was given sterile distilled water per oral. At days 14 after treatment intestinal surgery and pathological examination were done. Intestinal was opened and cleaned then captured using Dinolite Microscope® which connected to the laptop. Data were collected and analyzed using statistic program and tested using ANOVA to determine differences in the degree of infection and severity of the intestinal mucosa, in between infected and uninfected of mice.
Condition of infected intestinal pathology showed severity depends on the concentration of a given infection. In the ANOVA analysis showed that there was a significant difference in the volume of a given infection. The more infections level, the poorer condition of the intestinal mucosa of mice. (P = 0,001).
severity, E. coli, intestinal mucosa, Mus musculus
Leonardo Taruk Lobo, Sitti Chadijah , Yondri N Tasidjawa Keywords :
_________________________________________________________________ NLM : WC 880
(Zoonoses Research Office of Donggala, NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)
NLM : WC 528
(Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )
Jurnal Vektor Penyakit Vol 8 No. 2, Des 2014; Hal 33 - 40
Kata kunci :
_________________________________________________________________ NLM : WA 240
(Loka Litbang Biomedis Aceh, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )
Jurnal Vektor Penyakit Vol 8 No. 1, Jun 2014; Hal 7 - 14 Arum Sih Joharina, Widiarti
Kepadatan Larva Nyamuk Vektor sebagai Indikator Penularan Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Jawa Timur
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih terus terjadi di Indonesia sampai saat ini. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah dengan kejadian DBD yang cenderung tinggi dari tahun ke tahun. Tren kasus DBD di Jawa Timur berfluktuasi, dengan puncak kasus pada 2010, yaitu mencapai 86,52 kasus per 100.000 penduduk. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 untuk mengetahui kepadatan larva vektor DBD dan key container di daerah endemis DBD di 10 kelurahan di tiga kabupaten (Tulungagung, Malang, dan Kediri) . Sebanyak kurang lebih 100 rumah per lokasi dilakukan survei larva nyamuk Ae.aegypti dan Ae.albopictus. Survei larva dilakukan secara visual survei untuk mengetahui indeks jentik (House Index, Container Index, dan Breteau Index, serta ABJ). Kepadatan vektor di delapan kelurahan termasuk kategori sedang, dan dua lokasi yaitu Kelurahan Bago (Kabupaten Tulungagung), dan Kelurahan Mojoroto (Kota Kediri) termasuk dalam kategori tinggi. Key container di semua lokasi adalah sama, yaitu bak mandi. Berdasarkan hasil ini maka kelima kabupaten/kota masih berpotensi terhadap terjadinya penularan DBD.
DBD, kepadatan larva vektor, key container, potensi penularan
Yulidar
Implementasi Kebijakan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Kota Banjarmasin
Temefos sudah lama digunakan sebagai larvisida dalam program pengendalian nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai
Volume 8 No. 2 Desember 2014
LEMBAR ABSTRAK
Journal of Disease Vector
E-ISSN 2354-8835 E-ISSN 2354-8835 E-ISSN 2354-8835 ISSN 1978-3647 ISSN 1978-3647 ISSN 1978-3647
konsentrasi temefos terhadap morfologi telur Ae. aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Hasil pemaparan temefos pada konsentrasi uji didapatkan bahwa temefos menyebabkan abnormalitas morfologi bentuk telur nyamuk Ae. aegypti. Abnormalitas tersebut berupa bentuk telur menjadi pipih, kulit luar telur (exochorion) semakin rapuh sehingga telur mudah pecah atau retak serta telur terpotong (terpotong membujur dan melintang).
temefos, abnormalitas telur
Respon Imun terhadap Infeksi Parasit Malaria
Malaria ditemukan tersebar di seluruh kepulauan Indonesia terutama di kawasan timur Indonesia. Setiap tahun sekitar 2,5 juta orang meninggal dunia, terutama anak-anak berumur di bawah lima tahun. Malaria masih menjadi penyebab kematian bayi, balita dan ibu hamil serta menurunkan produktifitas kerja dan memiliki kecenderungan untuk terus meningkat. Infeksi Plasmodium akan menimbulkan respon imun dari hospes yaitu dengan adanya reaksi radang, hal tersebut bergantung pada derajat infeksinya. Respon imun terhadap malaria terjadi melalui dua cara, yaitu kekebalan bawaan dan kekebalan yang didapat yang terjadi secara aktif (pertahanan hospes terhadap infeksi) dan pasif (dari ibu ke bayinya). Mekanisme respon imun bekerja dengan cara membatasi kelainan klinis dan menekan jumlah parasit dalam darah.
Kata kunci : Imun, Tubuh, Parasit malaria
_________________________________________________________________
Dicky Andiarsa, Syarif Hidayat, Dian Eka Setyaningtyas, Sudayat Sudarmawan
Gambaran Kerusakan Mukosa Usus Mencit (Mus musculus) pada Infeksi Escherichia coli
Kata kunci :
_________________________________________________________________ NLM : WC 765
Majematang Mading, Rais Yunarko
(Loka Litbang P2B2 Waikabubak, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )
Jurnal Vektor Penyakit Vol 8 No. 2, Des 2014; Hal 45 - 52
NLM : WC 290
Jurnal Vektor Penyakit Vol 8 No. 2, Des 2014; Hal 53 - 60
Kata kunci :
_________________________________________________________________ NLM : WC 880
(Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )
(Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar) Penelitian ini membuktikan apakah derajat infeksi E. coli dapat mengakibatkan gangguan pada pencernaan dan keparahannya sesuai dengan derajat infeksinya. Uji dilakukan secara in vivo pada hewan coba mencit untuk melihat keparahan mukosa usus berdasarkan derajat infeksinya.
Penelitian dilakukan dengan desain post test only group design dengan kontrol negatif. Pada hari pertama kelompok perlakuan diinfeksikan suspensi E.coli dengan volume masing-masing 0,1ml; 0,2ml; 0,3ml; 0,4ml; 0,5ml; 0,6ml; dan 0,8ml, sedangkan kontrol diberikan cairan aquades steril per oral. Hari ke 14 dilakukan pembedahan dan pemeriksaan patologi usus. Usus yang telah dibuka d a n d i b e r s i h ka n ke m u d i a n d i p ro t re t d e n ga n menggunakan mikroskop Dinolite® yang terhubung dengan laptop. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan program statistik dan diuji menggunakan ANOVA untuk menentukan perbedaan derajat infeksi dan keparahan dari mukosa usus mencit.
Gambaran patologi usus yang diinfeksi memiliki keparahan bergantung pada konsentrasi infeksi yang diberikan. Pada analisis Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada besarnya volume infeksi yang diberikan. Semakin banyak infeksi yang diberikan menunjukkan semakin buruknya kondisi mukosa usus mencit.(P=0,001).
keparahan, E. coli, mukosa usus, Mus musculus
Leonardo Taruk Lobo, Sitti Chadijah , Yondri N Tasidjawa
Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Penderita Filariasis di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Mamuju Utara , Sulawesi Barat
Filariasis (penyakit kaki gajah) ialah penyakit menular yang disebabkan karena infeksi cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta menyebabkan gejala akut, kronis dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Mikrofilaria hidup di dalam aliran darah dan saluran pembuluh limfe, dan sampai saat ini belum jelas sumber nutrisi cacing mikrofilaria, apakah cacing mikrofilria ini mengkonsumsi cairan limfatik atau sel darah merah.Telah dilakukan penelitian mengenai gambaran kadar hemoglobin pada penduduk dengan dan tanpa filariasis di desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara infeksi filaria terhadap kadar hemoglobin dalam darah penderita filariasis. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan deskriptif sebanyak 80 penduduk yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Sampel darah kapiler yang diperiksa menggunakan metode mikroskopik dengan pewarnaan Giemsa dan hemoglobin diperiksa dengan menggunakan alat Hb meter (BeneCheck ®). Hasil pemeriksaan sediaan darah tebal positif di dapatkan 7 penduduk (8,75%) dengan mikrofilaria yaitu spesies Brugia malayi dan 6 laki-laki dengan rata-rata hemoglobin 12,68 g/dL dan 1 sampel yang positif pada perempuan dengan kadar Hb 12,7 g/dL. Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan kadar Hb antara penduduk dengan mikrofilaria positif dan yang negatif, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kadar Hb antara penduduk dengan mikrofilaria positif dan yang negatif serta tidak perlu dilakukan pemberian zat besi kepada penderita filariasis.
hemoglobin, filariasis, Mamuju Utara Jurnal Vektor Penyakit Vol 8 No. 2, Des 2014;Hal 60-66
Kata kunci :