• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matematika yang diperlukan untuk kriptografi termasuk ke dalam MATEMATIKA DISKRIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Matematika yang diperlukan untuk kriptografi termasuk ke dalam MATEMATIKA DISKRIT"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Landasan Matematika

Kriptograf

(2)

Memahami kriptograf dan kriptanalisis memerlukan pemahaman MATEMATIKA.

Matematika memberikan landasan penting pada sebagian besar konsep dalam

kriptograf.

Matematika yang diperlukan untuk

kriptograf termasuk ke dalam MATEMATIKA DISKRIT

(3)

Relasi dari A ke B merupakan FUNGSI jika setiap elemen dalam A dihubungkan

dengan tepat satu elemen di dalam B.

f : A

B

f

memetakan

A ke B

Fungsi

A B

a b

(4)

Nama lain dari FUNGSI adalah

PEMETAAN atau TRANSFORMASI.

Himpunan A disebut DAERAH

ASAL (DOMAIN) dari f dan

himpunan B disebut DAERAH

HASIL (CODOMAIN) dari f.

(5)

Kita menuliskan f(a)=b

jika

elemen a didalam A dihubungkan

dengan elemen b didalam B.

b dinamakan BAYANGAN (IMAGE) dari

a

a dinamakan PRA_BAYANGAN

(PRE-IMAGE) dari b

(6)

Himpunan yang berisi semua nilai

pemetaan f disebut JELAJAH

(RANGE) dari f.

Fungsi adalah relasi yang khusus.

Kekhususan ini tercakup pada

dua hal penting yaitu :

(7)

1.

Tiap elemen dalam himpunan

A, yang merupakan daerah

asal f, harus digunakan oleh

prosedur atau kaidah yang

mendefnisikan f.

2.

Frasa “dihubungkan dengan

tepat satu elemen didalam B”

berarti bahwa jika (a,b)

f

dan (a,c)

f, maka b=c

(8)

Fungsi f dari himpunan A ke B

(9)
(10)

Fungsi f dari himpunan A ke B dikatakan PADA (ONTO) atau SURJEKTIF (SURJECTIVE) jika setiap elemen B merupakan bayangan dari SATU atau LEBIH elemen A.

(11)

Fungsi f dari himpunan A ke B dikatakan BERKORESPONDEN SATU-KE-SATU atau

BIJEKSI (BIJECTION) jika merupakan fungsi SATU-KE-SATU sekaligus fungsi PADA.

(12)

Fungsi INVERSI (INVERS) atau BALIKAN

adalah fungsi yang memetakan kembali B ke A. Dilambangkan dengan f-1

Fungsi Inversi

Fungsi

A B

a 1

f

(13)

Fungsi f dari himpunan A ke B dikatakan FUNGSI SATU ARAH jika f(x) “mudah” untuk dihitung untuk semua x  A tetapi “sangat sukar” atau bahkan “hampir tidak mungkin secara komputasi”

menemukan inversinya, yaitu menemukan x sedemikian hingga f(x) = y untuk semua y  jelajah f

Fungsi Satu Arah

(14)

Contoh :

Perkalian bilangan prima p=48611 dan q=53993 akan menghasilkan

n=2624653723

Tetapi sangat sulit untuk menemukan

faktor prima dari 2624653723, apalagi bila bilangan yang digunakan cukup besar.

Fungsi Satu Arah

(15)

Fungsi f dari himpunan A ke B dikatakan FUNGSI PINTU-KOLONG (TRAPDOOR

FUNCTION) jika f(x) “mudah” dihitung

untuk semua x  A tetapi “sangat sukar secara komputasi” menemukan inversinya tanpa INFORMASI TAMBAHAN yang disebut “PINTU-KOLONG (TRAPDOOR)”.

Fungsi Pintu-Kolong

(16)

Jika f adalah fungsi pintu-kolong, maka terdapat INFORMASI RAHASIA k sedemikian hingga bila

diberikan f(x) dan k maka x lebih mudah dihitung.

Dalam kriptograf, fungsi pintu-kolong dan fungsi satu-arah banyak digunakan pada kriptograf

kunci-publik.

Fungsi Pintu-Kolong

(17)

Adalah jumlah urutan berbeda

dari pengaturan objek-objek.

Permutasi dari n objek adalah :

Permutasi

(18)

Permutasi r dari n objek disimbolkan

dengan P(n,r), adalah kemungkinan

urutan r buah objek yang dipilih dari

n buah objek, dengan r ≤ n. Yang

dalam hal ini pada setiap

kemungkinan urutan tidak ada

objekyang sama.

Permutasi

(19)

Contoh : Ada 26 huruf dalam alfabet.

Jika huruf-huruf disusun, maka ada

26! Urutan susunan yang dihasilkan.

Jika menyusun 5 huruf dari alfabet,

maka kemungkinan susunan huruf

yang terbentuk :

Permutasi

(20)

Bentuk khusus dari permutasi adalah

KOMBINASI.

Jika pada permutasi urutan

kemunculan diperhitungkan, maka

pada kombinasi urutan kemunculan

DIABAIKAN.

Contoh urutan abc,cba,acb dianggap

sama dan dihitung sekali.

Kombinasi

(21)

Kombinasi r elemen dari n elemen

disimbolkan dengan C(n,r) adalah

jumlah pemilihan yang tidak terurut r

elemen yang diambil dari n buan

elemen, yang banyaknya adalah :

Kombinasi

(22)

Contoh :

Setiap karakter ASCII panjangnya

1 byte. Jumlah byte yang

mengandung 3 buah bit 1 adalah

Kombinasi

(23)

Teori yang mendefnisikan jumlah

informasi di dalam pesan sebagai

jumlah minimum bit yang

dibutuhkan untuk mengkodekan

pesan

Contoh : 1 bit untuk

mengkodekan jenis kelamin, 3 bit

untuk nama hari.

(24)

Entropi (entropy) adalah ukuran yang

menyatakan jumlah informasi di

dalam pesan. (Biasanya dinyatakan

dalam satuan bit)

Entropi digunakan untuk

memperkirakan jumlah bit rata-rata

untuk mengkodekan elemen dari

pesan.

(25)

Contoh : entropi untuk pesan

yang menyatakan jenis kelamin =

1 bit untu, entropi untuk pesan

yang menyatakan nama hari = 3

bit.

(26)

Shannon merumuskan entropi

pesan, disimbolkan dengan H,

yang dihitung dengan persamaan

:

X=pesan, n=jumlah simbol berbeda di dalam pesan, pi=peluang kemunculan simbol ke-i

(27)

Misalkan pesan X adalah string

“AABBCBDB”. Jumlah simbol berbeda

di dalam pesan adalah n=4 (yaitu

A,B,C,D).

Sehingga p(A)=2/8, p(B)=4/8,

p(C)=1/8 dan p(D)=1/8.

Entropi pesan X adalah :

(28)

Entropi 1,75 berarti setiap simbol

dikodekan sebanyak 1,75 bit.

(29)

Sifat-sifat entropi adalah : 1. 0 ≤ H(X) ≤ log2(n)

2. H(X) = 0 jika dan hanya jika pi = 1

untuk semua i dan pj = 0 untuk semua j ≠ i

3. H(X) = log2(n) jika dan hanya jika pi = 1/n untuk setiap i, 1 ≤ i ≤ n

(30)

Entropi juga menyatakan ketidaktentuan (uncertainty) dari pesan.

Contohnya, bila kriptogram “Y6RuPZ” menyatakan plainteks “MALE” atau

“FEMALE”, maka uncertainty pesan = 1. Kriptanalis harus mempelajari hanya 1 bit yang dipilih secara tepat untuk

menemukan plainteks.

(31)

Entropi sistem kriptograf adalah

ukuran ruang kunci K. Misal

sistem kriptograf dengan kunci

64-bit mempunyai entropi 64 bit.

Semakin besar entropi, semakin

sulit memecahkan cipherteks.

(32)

Laju bahasa (rate of a language) didefnisikan sebagai berikut :

N = panjang pesan. Contohnya, laju normal Bahasa Inggris adalah 1,0 bit/huruf sampai dengan 1,5 bit/huruf untuk N besar

(33)

Laju mutlak (absolute rate)

didefnisikan sebagai berikut :

L = jumlah karakter didalam

bahasa. Contohnya, dalam

bahasa Inggris (26 huruf), R =

log

2

26 = 4,7 bit/huruf.

(34)

Redundansi bahasa (D) didefnisikan sebagai berikut :

Contoh, di dalam bahasa Inggris (ambil r = 1,3) D = 4,7 – 1,3 = 3,4 bit/huruf. Artinya setiap huruf dalam bahasa Inggris

membawa 3,4 bit informasi redundan (mubazir).

(35)

Contoh lain, pada pesan ASCII (256 karakter),

R = log2256 = 8 dan r = 1,3 (sama seperti bahasa Inggris), sehingga D = 8 – 1,3 = 6,7 bit/karakter.

Kriptanalis menggunakan redundansi alami dari bahasa untuk mengurangi

kemungkinan jumlah plainteks.

(36)

Contoh, kata “dan” dalam bahasa

Indonesia redundan. Misal jika dalam

cipherteks banyak muncul kriptogram “ftY” (3 huruf) maka kemungkinan besar itu

adalah “dan”.

Semakin besar redundansi bahasa,

semakin mudah melakukan kriptanalisis.

(37)

Dalam dunia nyata, implementasi

kriptograf dilengkapi dengan

program KOMPRESI sebelum

mengenkripsi pesan.

KOMPRESI mengurangi

mengurangi redundansi pesan.

(38)

Number theory adalah teori yang

mendasar dalam memahami

kriptograf. Khususnya sistem

kriptograf kunci-publik.

Bilangan yang dimaksud di sini

hanyalah bilangan bulat

(integer).

(39)

Misal a dan b adalah dua bilanga

bulat dengan syarat a ≠ 0, dapat

dinyatakan bahwa a HABIS

MEMBAGI b (a divides b) jika

terdapat bilangan bulat c

sedemikian hingga b = ac.

Sifat pembagian pada Bilangan

Bulat

(40)

TEOREMA EUCLIDAN. Misal m dan n adalah dua bilangan bulat dengan syarat n > 0. Jika m dibagi dengan n maka terdapat dua bilangan bulat unik q (quotient) dan r (remainder) sedemikian hingga :

Contoh : 1987 dibagi 97 memberikan hasil bagi 20 dan sisa 47. Atau ditulis 1987=97.20 + 47

Sifat pembagian pada Bilangan

Bulat

(41)

Misal a dan b adalah dua bilangan bulat

tidak nol. Pembagi bersama terbesar dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar d

sedemikan hingga d | a dan d | b. Dalam hal ini dinyatakan PBB(a,b) = d.

Contoh : Faktor pembagi 45 : 1,3,5,9,15 ; 36 : 1,2,3,4,9,12,18,36. FPB dari 45 dan 36 adalah 1,3,9. Sehingga PBB(45,36) = 9

PBB (Pembagi Bersama Terbesar)

(42)

Adalah algoritma untuk mencari

PBB dari dua buah bilangan bulat.

Euclid, penemu algoritma

Euclidan adlah seorang

matematikawan Yunani yang

menuliskan algoritmanya dalam

bukunya “Element” .

Algoritma Euclidan

(43)

Diberikan dua buah bilangan bulat tak-negatif m dan n (m ≥ n). Algoritma Euclidan berikut

mencari pembagi bersama terbesar dari m dan n :

1.Jika n=0 maka m adalah PBB(m,n);stop; Kalau tidak, (yaitu n ≠ 0) lanjutkan ke langkah 2

2.Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya

3.Ganti nilai m dengan nilai n dan nilai n dengan nilai r, lalu ulang dari langkah 1

Algoritma Euclidan

(44)

Misalkan m=80, n=12 dan dipenuhi syarat m ≥ n, maka PBB(80,12) dihitung dengan algoritma Euclidan sbb :

80 = 6 . 12 + 8

12 = 1 . 8 + 4

8 = 2 . 4 + 0

Algoritma Euclidan

(45)

Contoh 4. m = 80, n = 12 dan dipenuhi syarat mn 8

12 6

80

4 8 1

12

0 4 2

8

Sisa pembagian terakhir sebelum 0 adalah 4, maka PBB(80, 12) = 4.

Teori

Bilangan

(46)

Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima jika PBB (a,b) = 1. Jika a dan b relatif prima, maka terdapat bilangan bulat m dan n sedemikian hingga :

ma + nb = 1

Contoh : 20 dan 3 relatif prima (PBB(20,3)=1), 20 dan 5 TIDAK relatif prima (PBB(20,5)=5)

Relatif Prima

(47)

Misalkan a adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan bulat > 0. Operasi a mod m (dibaca “a modulo m”) memberikan sisa jika a dibagi dengan m. Bilangan m disebut MODULUS atau MODULO, dan hasil

aritmetika modulo m terletak dalam himpunan {0,1,2,…,m-1}

Notasi : a mod m = r sedemikian hingga a=mq + r, dengan 0 ≤ r < m

Aritmetika Modulo

(48)

Contoh. Beberapa hasil operasi dengan operator

modulo:

 (i) 23 mod 5 = 3 (23 = 5  4 + 3) (ii) 27 mod 3 = 0 (27 = 3  9 + 0) (iii) 6 mod 8 = 6 (6 = 8  0 + 6)

(iv) 0 mod 12 = 0 (0 = 12  0 + 0) (v) – 41 mod 9 = 4 (–41 = 9 (–5) + 4)

(vi) – 39 mod 13 = 0 (–39 = 13(–3) + 0)  

Penjelasan untuk (v): Karena a negatif, bagi |a| dengan m

mendapatkan sisa r’. Maka a mod m = mr’ bila r’  0.

Jadi |– 41| mod 9 = 5, sehingga –41 mod 9 = 9 – 5 = 4.

Teori Bilangan

(49)

Kongruen

 Misalnya 38 mod 5 = 3 dan 13 mod 5 = 3, maka dikatakan 38  13 (mod 5)

(baca: 38 kongruen dengan 13 dalam modulo 5).

 

 Misalkan a dan b bilangan bulat dan m adalah bilangan > 0, maka ab (mod m) jika m

habis membagi ab.  

 Jika a tidak kongruen dengan b dalam modulus

(50)

Contoh .

17  2 (mod 3) ( 3 habis membagi 17 – 2 = 15)

–7  15 (mod 11)

(11 habis membagi –7 – 15 = –22)

12 / 2 (mod 7)

(7 tidak habis membagi 12 – 2 = 10 )

–7 / 15 (mod 3)

(51)

a

b

(mod

m

) dapat dituliskan

sebagai

a

=

b

+

km

(

k

adalah bilangan

bulat)

 

Contoh 10.

17

2 (mod 3)

17 = 2 + 5

3

–7

15 (mod 11)

–7 = 15 + (–

(52)

Any Questions ?

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Berdasarkan Indikator kondisi kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari parameter kondisi kulit, sebagian besar responden tidak beresiko terhadap terjadinya luka

Secara umum dari Tabel 4 menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan dosis kombucha yang diberikan pada induk selama periode organogenesis cenderung menyebabkan

Untuk itu dilakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran kooperatif think pair share terhadap hasil belajar matematika pada siswa tunanetra yang memungkinkan

“Sejauhmanakah Penggunaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang bersifat Fatis dalam Penciptaan Komunikasi Efektif antara Dosen dan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP

Upaya sekolah dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air (Nasionalisme) yaitu dengan memberi pengetahuan dan implementasi tentang nilai-nilai Nasionalisme serta

Pekerja di penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan selama ini hanya melakukan kegiatan dari menjemur, menggiling gabah

Tetap di penjumlahan berjenis sama tetapi menggunakan cara yang berbeda yang bisa ditulis singkat 13+29 = (3+1) 2 = 42 menghitungnya bukan angka didalam kurung dikalikan