iv
Ni Made Cista Restiti Swarna Jakti. 1111305028. Beban Kerja dan Keluhan Muskuloskeletal Pekerja Sebelum dan Sesudah Menjemur Gabah di Unit Penyosohan Beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan. Di bawah bimbingan Ir. I Made Nada, M, Erg sebagai pembimbing I dan Prof. Dr. Ir. Nyoman Sucipta, MS sebagai pembimbing II.
ABSTRAK
Keterbatasan pekerja penjemuran gabah dalam menghasilkan keluaran yang optimal dapat dapat diketahui dengan menentukan beban kerja dan keluhan otot pada pekerja, khususnya yang terkait dengan beban kerja fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beban kerja dan keluhan muskuloskeletal pekerja penjemuran gabah. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan model pendekatan pre-test post-test one group design yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok tanpa kelompok pembanding. Pengukuran beban kerja ditentukan berdasarkan rentangan denyut nadi pekerja dan keluhan muskuloskeletal ditentukan menggunakan kuesioner Nordic Body Map. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja yang dialami termasuk kategori sedang dengan rentang denyut nadi 100 – 125 denyut/menit. Sedangkan sakit/kaku di leher bagian atas dan bagian bawah, sakit di bahu kiri dan kanan, sakit dilengan atas kiri dan kanan, sakit dipunggung, sakit di pinggang, sakit pada bokong, sakit pada lengan bagian bawah kiri dan kanan, sakit pada pergelangan kaki kiri dan kanan dan sakit pada kaki kiri dan kanan merupakan gejala keluhan muskuloskeletal dominan yang dirasakan.
Kata kunci : Produktivitas pekerja penjemur gabah, beban kerja, keluhan muskuloskeletal
v
Ni Made Cista Restiti Swarna Jakti. 1111305028. Workload and Worker’s Musculoskeletal Complaints Before and After Rice Drying Process at Polisher Rice Unit, P4S Sriwijaya, Gadungan Village, Selemadeg Subdistrict, Tabanan Regency. Supervised by Ir. I Made Nada, M.Erg as The First Supervisor and Prof. Dr. Ir. Nyoman Sucipta, MS as The Second Supervisor.
ABSTRACT
The limit of rice drying worker in producing optimum outputs can be done by determining workload and worker’s muscle complaints, especially related to physical workload. The aim of this research was to understand the workload and musculoskeletal complaints that were faced by rice drying workers. This research was experimental research and the model approach which was used was pre-test post-test one group design which was done by doing experiment on one group without compare it to another group. Workload was determined through the measurement of workers’ pulse rate mean and musculoskeletal complaint were determined by using Nordic body Map questioner. The results showed that workers’ workload categorized as mild range at pulse rate mean ranges 100-125 pulse/minute. In addition, the pain on whole neck, on both shoulders, on both arms, on back, on waist, on buttocks, on ankles and on foot were the main musculoskeletal complaint experienced by the workers.
Keywords:Productivity of rice drying worker, workload, musculoskeletal complaints.
vi RINGKASAN
Manusia dalam kehidupannya memiliki keterbatasan dan kelebihan satu dengan lainnya. Agar manusia ini dapat bekerja dan menghasilkan suatu yang optimal maka penting untuk diperhatikan berbagai aspek terkait dengan manusia tersebut. Salah satu hal yang dilakukan yakni dengan menentukan beban kerja dan keluhan otot pada manusia tersebut khususnya yang terkait dengan beban kerja fisik, hal ini sangat bermanfaat guna mengetahui dan memahami manusia yang akan melakukan pekerjaan terutama pekerjaan yang sangat spesifik seperti bekerja menjemur gabah pada perusahan penyosohan beras.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai konsekuensinya, tuntutan manusia semakin tinggi. Selanjutnya dalam memenuhi tuntutan hidup ini, manusia semakin memerlukan peralatan dan perlengkapan yang lebih canggih untuk mencapai hasil yang efisien. Akan tetapi semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, semakin besar pula bahaya yang ditimbulkan. Bahaya kecelakaan akibat menggunakan mesin modern, jelas akan lebih besar dari pada bahaya kecelakaan akibat dari alat tradisional meskipun mesin modern lebih efisien dari pada alat tradisional. Namun bagaimanapun efisiensinya tenaga manusia dalam kerja, tenaga manusia tetap diperlukan dalam proses produksi. Peralatan kerja sebenarnya hanya sebagai alat bantu manusia sebagai tenaga kerja tersebut. Masalahnya sekarang adalah bagaimana tenaga kerja (manusia) tetap aman dan sehat atau tercegah dari bahaya-bahaya akibat kerja tersebut. Hal ini semua adalah sangat tergantung kepada tenaga kerja itu sendiri yang memegang kendali alat dan lingkungan kerjanya. Dengan kata lain aspek manusia adalah merupakan faktor penting dalam mencapai kesejahtraannya. Faktor penting dari aspek manusia dalam hubungannya dengan hal ini adalah faktor fisik (ergonomi fisik), faktor psikologi atau proses mental (ergonomi kognitif), faktor lingkungan terutama lingkungan fisik yang mempengaruhi (ergonomi lingkungan), dan faktor sosioteknik (ergonomi organisasi).
Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian maupun seluruhnya agar menghasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan
vii
menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras. Selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil dari pada butir patah (Damardjati, 1988). Kualitas beras giling dipengaruhi oleh banyak faktor yang terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah faktor yang mempengaruhi adalah mutu gabah sebagai bahan baku dalam proses penggilingan yang meliputi varietas, teknik budidaya, cekaman lingkungan, agroekosistem, dan iklim. Kelompok kedua merupakan faktor penentu yang terlibat dalam proses konversi gabah menjadi beras, yaitu teknik penggilingan dan alat penggilingan. Kelompok ketiga menunjukkan derajat sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh maka kualitas beras akan semakin rendah.
ketiga kelompok tersebut yaitu teknik pengeringan dengan menjemur berpengaruh terhadap kualitas beras giling. Terkait dengan pekerja yang menjemur gabah, dimana pekerja tersebut sebaiknya mempunyai beban kerja rendah tanpa adanya keluhan otot.
Pekerja di penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan selama ini hanya melakukan kegiatan dari menjemur, menggiling gabah menjadi beras, mengemas dan memasarkan, belum pernah terpikir tentang beban kerja dan keluhan otot (keluhan muskuloskeletal) Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis telah mengumpulkan data denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat pekerja untuk mengetahui tinggi rendahnya beban kerja dan data persepsi pekerja untuk mengetahui gangguan pada otot pekerja dengan kuesioner Nordic Body Map.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beban kerja dan keluhan muskuloskeletal pekerja penjemuran gabah di unit penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan. Bahan utama dari penelitian ini adalah gabah dan alat yang digunakan terdiri dari kuesioner Nordic Body Map, garu, sapu dan perata gabah, thermometer, stop wath atau jam tangan dan roll meter.
Berdasarkan hasil penelitian, beban kerja pekerja penjemuran gabah di unit penyosohan beras termasuk kategori sedang dan keluhan muskuloskeletal
viii
pekerja penjemuran gabah di unit penyosohan beras yang dominan dirasakan adalah sakit/kaku di leher bagian atas dan bagian bawah, sakit di bahu kiri dan kanan, sakit dilengan atas kiri dan kanan, sakit dipunggung, sakit di pinggang, sakit pada bokong, sakit pada lengan bagian bawah kiri dan kanan, sakit pada pergelangan kaki kiri dan kanan dan sakit pada kaki kiri dan kanan.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Beban Kerja dan Keluhan Muskuloskeletal Pekerja Sebelum dan Sesudah Menjemur Gabah di Unit Penyosohan Beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan”. Secara garis besar skripsi ini membahas tentang gambaran Beban Kerja dan Keluhan Muskuloskeletal Pekerja Sebelum dan Sesudah Menjemur Gabah.
Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu (S-1) di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Dalam hal ini, penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. I Made Nada, M, Erg sebagai pembimbing I dan Prof. Dr. Ir. Nyoman Sucipta, MS sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan kepada saya mulai dari penyususnan usulan penelitian hingga menjadi sebuah skripsi.
2. Bapak Dr. Ir. Dewa Gde Mayun Permana, MS., selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana yang membantu saya untuk menyelesaikan prose administrasi.
3. Bapak Dr.Ir. I Wayan Widia, M.SIE. selaku Ketua Program studi Teknik Pertanian berserta Bapak/Ibu dosen dan staf pegawai FTP Unud yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. I Gede Wayan Swastika dan Ni Made Indrayanti yang tidak lain adalah kedua orang tua saya dan I Gede Bendesa Swarna Jakti, Ni Komang Tiksna Pertiwi Swarna Jakti, I Gede Ketut Siswa Wirya Tama Swarna Jakti dan Ni Kadek Rahayu Kusuma Dewi yang selalu memberikan dukungan semangat, kasih sayang, motivasi dan memberikan bantuan keuangan.
5. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa BIDIKMISI sejak tahun 2011 sampai dengan 2015.
x
6. Pengurus Organisasi BEM, BLM, Fakultas Teknologi Pertanian dan pengurus HMJ Teknik Pertanian, Universitas Udayana.
7. Rekan-rekan mahasiswa jurusan TEP, TIP, dan ITP angkatan 2011, dan Nita, Juli, Eka, Krisna Wawo dan Komang yang selalu memberikan warna, keceriaan di kampus dan diluar kampus serta semangat perjuangan untuk meraih sukses bersama-sama..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.
Jimbaran, 5 Juni 2017
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERNYATAAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv RIWAYAT HIDUP ... v ABSTRAK ... vi ABSTRACT ... vii RINGKASAN ... viii KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I. PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang ... 3
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA...4
2.1 Beban Kerja ... 4
2.2 Beban Kerja Fisik ... 6
2.2.1 Dampak Beban Kerja ... 7
2.3 Keluhan Muskuloskeletal ... 7
2.3.1 Faktor Penyebab Keluhan Pada Gangguan Muskuloskeletal ……….8
2.3.2 Langkah Mengatasi Keluhan Muskuloskeletal………...13
2.3.3 Metode Penilaian Keluhan Muskuloskeletal………...15
III. METODE PENELITIAN ... 17
3.1 Rancangan Penelitian ... 17
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
xii
3.3.1 Bahan ... 17
3.3.2 Alat ... …17
3.3.3 Peralatan Pendukung………...…...….18
3.3.4 Pendekatan Penelitian...18
3.4 Populasi dan Sample Penelitian ... ..18
3.5 Pelaksanaan penelitian………...………...19
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ... …..19
3.7 Pelaksanaan Penelitian/Diagram Alir Proses………...20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...21
4.1 Beban Kerja ... 21
4.2 Keluhan Muskuloskeletal ... 23
4.2.1 Keluhan Pekerja yang Tidak Sakit ... 24
4.2.2 Keluhan Pekerja yang Agak Sakit ... 24
4.2.3 Keluhan Pekerja yang Sakit………...……..24
4.2.4 Keluhan Pekerja yang Sangat Sakit………...……..24
V. KESIMPULAN DAN SARAN………26
5.1. Kesimpulan ... 26
5.2. Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA……….27
... LAMPIRAN...28
xiii
DAFTAR TABEL
No.
Judul Halaman 1. Kategori Beban Kerja berdasarkan Rentangan Denyut Nadi Kerja ... 5 2. Nilai Statistik Men, Simpang Baku dan Normalitas Data Denyut
Nadi Kerja, Denyut Nadi Istirahat dan Denyut Nadi Pemulihan
Pekerja (denyut) ... 21 3. Nilai Statistik Mean, Simpang Baku dan Normalitas Data Denyut Nadi Kerja, Denyut Nadi Istirahat dan Denyut Nadi Pemulihan Pekerja di Unit Penyosohan Beras P4S Sriwijaya desa Gadungan Kecamatan
Selemadeg, Kabupaten Tabanan (denyut/menit) ... 22 4. Nilai Statistik Mean, Simpang Baku dan Normalitas Data Keluhan
Muskuloskeletal Pekerja Pemulihan Pekerja di Unit Penyosohan Beras P4S Sriwijaya desa Gadungan Kecamatan Selemadeg, Kabupaten
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Hasil data frekuensi denyut nadi pekerja………....29
2. Kuesioner Nordic Body Map………..30
3. Hasil Data Tabulasi Sebelum Kerja Kuesioner Body Map……….31
4. Hasil Data Tabulasi Sesudah Kerja Kuesioner Body Map………..32
5. Analisis Keluhan Muskuloskeletal………...33
6. Analisa Statistik Deskriptif Denyut Nadi Total………...34
7. Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel Denyut Nadi………...34
8. Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel Denyut Nadi………...34
9. Hasil Kolmogrov-Smirnov………...35
10. Hasil Analisis of Varians Denyut Nadi………...35
11. Hasil Analisis of Varians Denyut Nadi………...36
12. Hasil Denyut Nadi LSD……….36
13. Gabah Sedang di Jemur………..…………....37
14. Pengukuran Luas Lahan………..…...37
15. Penutupan Gabah Saat Penjemuran Belum Selesai………..…..38
16. Pengangkatan Gabah ke tempat Penjemuran………...38
xvi BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya memiliki keterbatasan dan kelebihan satu dengan lainnya. Agar manusia ini dapat bekerja dan menghasilkan suatu yang optimal maka penting untuk diperhatikan berbagai aspek terkait dengan manusia tersebut. Salah satu hal yang dilakukan yakni dengan menentukan beban kerja dan keluhan otot pada manusia tersebut khususnya yang terkait dengan beban kerja fisik, hal ini sangat bermanfaat guna mengetahui dan memahami manusia yang akan melakukan pekerjaan terutama pekerjaan yang sangat spesifik seperti bekerja menjemur gabah pada perusahan penyosohan beras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai konsekuensinya, tuntutan manusia semakin tinggi. Manusia dalam memenuhi tuntutan hidupnya semakin memerlukan peralatan dan perlengkapan yang lebih canggih untuk mencapai hasil yang efisien. Akan tetapi semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, semakin besar pula bahaya yang ditimbulkan. Bahaya kecelakaan akibat menggunakan mesin modern, jelas akan lebih besar dari pada bahaya kecelakaan akibat dari alat tradisional meskipun mesin modern lebih efisien daripada alat tradisional.
Namun bagaimanapun efisiensinya tenaga manusia dalam kerja, tenaga manusia tetap diperlukan dalam proses produksi. Peralatan kerja sebenarnya hanya sebagai alat bantu manusia sebagai tenaga kerja tersebut. masalahnya sekarang adalah bagaimana tenaga kerja tetap aman dan sehat atau tercegah dari bahaya-bahaya akibat kerja tersebut aspek manusia merupakan faktor penting dalam mencapai kesejahteraannya. Faktor penting dari aspek manusia dalam hubungannya dengan hal ini adalah faktor fisik manusia (ergonomi fisik), faktor psikologi atau proses mental manusia (ergonomi kognitif), faktor lingkungan terutama lingkungan fisik yang mempengaruhi manusia (ergonomi lingkungan), dan faktor sosioteknik manusia (ergonomi organisasi).
Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian mapun seluruhnya agar menghasilkan beras yang putih
xvii
serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras. Selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil dari pada butir patah (Damardjati, 1988). Kualitas beras giling dipengaruhi oleh banyak faktor yang terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah faktor yang mempengaruhi adalah mutu gabah sebagai bahan baku dalam proses penggilingan yang meliputi varietas, teknik budidaya, cekaman lingkungan, agroekosistem, dan iklim. Kelompok kedua merupakan faktor penentu yang terlibat dalam proses konversi gabah menjadi beras, yaitu teknik penggilingan dan alat penggilingan. Kelompok ketiga menunjukkan derajat sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh maka kualitas beras akan semakin rendah. Tigakelompok tersebut teknik pengeringan dan teknik menjemur berpengaruh terhadap kualitas beras giling. Terkait dengan pekerja yang menjemur gabah, dimana pekerja tersebut sebaiknya mempunyai beban kerja rendah tanpa adanya keluhan otot,
Pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S) adalah lembaga Pelatihan / Pemagangan di bidang pertanian dan pedesaan yang dimiliki oleh petani, baik secara perorangan maupun berkelompok, P4S tersebut tumbuh secara swadaya dengan dilatar belakangi oleh motivasi, petani atau pelaku usaha agribisnis yang sukses dalam usahanya, untuk membagi pengalaman dan kiat-kiat keberhasilan kepada sesama petani melalui proses pelatihan dan pemagangan dibidang pertanian/pedesaan. P4S merupakan perwujudan kemandirian dibidang pelatihan pertanian, yang juga merupakan salah satu bentuk perwujudan nyata partisipasi aktif pertanian dalam mempercepat proses peningkatan jiwa kewirausahaan agribisnis melalui penyebaran informasi dan teknologi, khususnya dalam pembangunan pertanian dan perdesaan melalui pemagangan. Oleh karena itu lembaga P4S perlu dikembangjan secara terus menerus sehingga menjadi lembaga yang kuat dan mandiri. Berorientasi pada peranan dan pengembangan P4S serta potensi pertanian dan agribisnis disekitar lingkungan, maka Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Sri Wijaya, Banjar Carik, Desa
xviii
Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur dibentuk dan resmi berdiri pada Tanggal 20 Oktober 2009.
Pekerja di penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan selama ini hanya melakukan kegiatan dari menjemur, menggiling gabah menjadi beras, mengemas dan memasarkan, belum pernah terpikir tentang beban kerja dan keluhan otot (keluhan muskuloskeletal) Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis telah mengumpulkan data denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat pekerja untuk mengetahui tinggi rendahnya beban kerja dan data persepsi pekerja untuk mengetahui gangguan pada otot pekerja dengan kuesioner Nordic Body Map.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana beban kerja pekerja penjemuran gabah di unit penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa gadungan Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan?
2. Bagaimana keluhan muskuloskeletal pekerja penjemuran gabah di unit penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui beban kerja pekerja penjemuran gabah di unit penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan.
2. Untuk mengetahui keluhan muskuloskeletal pekerja penjemuran gabah di unit penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan.
xix 1.4 Manfaat Penelitian
Manfaaat penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan beban kerja dan keluhan muskuloskeletal pekerja penjemuran gabah di unit penyosohan beras P4S Sriwijaya Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan sehingga produktivitas pekerja meningkat.