Laporan Seminar Kitab Suci 2011 Marcellius Ari Christy (09.09042.000071)
KEMATIAN YESUS
Markus 15:33-41Kisah kematian Yesus dalam perikop ini menggambarkan bagaimana Yesus mengalami keterabaian bahkan oleh Bapa-Nya sendiri.1 Setelah ditinggalkan oleh para murid-Nya, difitnah dan dihakimi oleh para pemimpin bangsa-Nya sendiri, bahkan oleh terhukum lain yang turut disalib bersama Dia, Yesus sungguh-sungguh mengalami kepahitan yang luar biasa, kekeringan batin yang mendalam. Beberapa ahli melihat seruan Yesus dalam kisah kematian-Nya ini dipengaruhi oleh Mzm 22:2. Seruan terakhir menjelang ajal Yesus ini juga ditulis dalam Mat 27:46, tetapi tidak dalam Luk (23:46) atau pun Yoh (19:30). Dari seruan ini muncul pembahasan teologis tentang kesatuan Yesus dengan manusia dalam kematian-Nya, di mana Ia turut mengambil bagian dalam ke-takberdaya-an manusia.
Tafsir Teks
33 Dalam teks aslinya dan sebagian terjemahan dalam bahasa Inggris, kejadian ini disebutkan terjadi pada jam keenam sampai dengan jam kesembilan. Perhitungan jam orang Yahudi dimulai pada jam enam pagi, maka dalam perhitungan waktu sekarang, kejadian ini terjadi pada jam dua belas (tengah hari) sampai dengan jam tiga. Kegelapan yang terjadi merupakan suatu peristiwa alam yang mengejutkan dan menakutkan. Tidaklah penting penjelasan ilmiah akan peristiwa ini. Markus lebih menekankan tanda ajaib yang terjadi sebagai “hukuman” atas apa yang manusia lakukan terhadap Yesus, dan pemenuhan atas ramalan Amos (8:9).2
34 Mrk menuliskan seruan Yesus dalam bahasa Aram, sementara Mat 27:46 menggunakan bahasa Ibrani.3 Seruan ini merupakan satu-satunya seruan Yesus dari salib yang dicatat oleh Markus. Ada yang berpendapat bahwa seruan Yesus ini dimaksudkan Markus untuk menekankan kelanjutan dalam Mzm 22 yang berisi harapan pembebasan, namun tidak ada petunjuk apapun yang mendukung pendapat ini.
35 Kutipan ini tertulis dalam bahasa Aram, namun nama Elia akan lebih mudah ditangkap dalam bahasa Ibrani. Matius melihat kesulitan ini, maka ia menulis dalam bahasa Ibrani “Eli, Eli!” Anggapan bahwa Yesus memanggil Elia mungkin berasal dari peristiwa akhir hidup Elia yang diangkat ke surga dengan kereta dalam 2Raj 2:11, dan dalam tradisi Yahudi Elia akan
1 bdk. Morna D. Hooker, The Gospel According to St. Mark,London: A & C Black, 1991, hlm. 375.
2 bdk. Morna D. Hooker, op cit., hlm. 376.; bdk. juga D.E. Nineham, Saint Mark. Middlesex: Penguin Books, 1963, hlm. 426.
3 bdk. A. M. Hunter, The Gospel According to Saint Mark,London: SCM Press, 1949, hlm. 145.
turun untuk menolong manusia. Jika benar demikian, para hadirin di Bukit Golgota sebagian besar adalah orang Yahudi, bukan Romawi.
36 “Seorang” di sini lebih mengacu pada tentara Romawi daripada orang dari kerumunan penonton. Tentara Romawi biasa meminum anggur asam.4 Tentara ini juga berpendapat bahwa Elia mungkin akan datang untuk menyelamatkan Yesus. Tindakan dan kata-kata yang tidak berhubungan langsung ini menunjukkan adanya jalinan antara dua tradisi yaitu tentang Elia dan anggur yang diberikan pada Yesus. Seruan kepada Elia merupakan pemenuhan Mzm 22:2, sedangkan anggur asam adalah pemenuhan Mzm 69:22b yang merupakan bentuk penghinaan terhadap Yesus.
37 Seruan Yesus lebih pada seruan penderitaan di akhir hayat-Nya. Markus menggambarkan seruan ini apa adanya. Seruan ini berbeda dengan yang dikisahkan dalam Luk 23:46 di mana Yesus menyerahkan nyawa-Nya dan Yoh 19:30 yang menggambarkan kemenangan Yesus.
38 Tabir bait suci yang terbelah, membuka pembatas antara ruang kudus dengan ruang mahakudus, yang hanya boleh dimasuki oleh imam besar setahun sekali. Ini menjadi tanda bahwa Yesus menghancurkan pembatas antara Allah dan manusia. Allah kini dapat dijumpai oleh semua orang tanpa kecuali. Beberapa ahli berpendapat bahwa koyaknya tabir bait suci menjadi (tanda) awal kehancuran bait suci.
39 Kata-kata tentara Romawi ini, yang adalah tanggapan atas peristiwa kematian Yesus, seolah menjadi puncak Injil Mrk (bdk. 1:1) yang justru dicetuskan oleh seorang non-Yahudi. Dalam ayat ini, kita juga melihat bahwa kematian Yesus mempertobatkan pemimpin pasukan ini. Pembaca diajak untuk melihat bahwa seorang kafir ini bertobat semata-mata karena kematian Yesus dan dia menjadi pelopor pertobatan banyak orang kafir.
40 Informasi mengenai keberadaan para perempuan ini berbeda dengan apa yang ditulis Yohanes, di mana para wanita berdiri di kaki salib. Beberapa perempuan yang tidak begitu berpengaruh dalam Injil muncul begitu saja.5 Perempuan-perempuan ini disebut hanya untuk mempersiapkan perikop selanjutnya.
41 Untuk pertama kalinya Mrk menyebut para wanita yang mengikuti Yesus di Galilea, dan bahwa mereka juga datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus.
Kepustakaan
Hooker, Morna D. The Gospel According to St. Mark. London: A & C Black, 1991. Hunter, A.M. The Gospel According to Saint Mark. London: SCM Press, 1949. Nineham, Dennis Eric. Saint Mark. Middlesex: Penguin Books, 1963.
4 bdk. D.E. Nineham, op cit., hlm. 429. 5 ibid. hlm. 431.