• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MENGHADAPI PEMERIKSAAN PAJAK. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI MENGHADAPI PEMERIKSAAN PAJAK. docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MENGHADAPI PEMERIKSAAN PAJAK

MAKALAH

Diajukan kepada Dosen Matakuliah Tax Management

Endang Mahfudin, S.E.,M.M untuk memenuhi salah satu tugas Tax Management

Kelompok 9

Disusun oleh :

Anjas Dwi Surya Soleh 1441173404134

Wahidi 1441173404145

Tanti Julianti 1441173404197

Siti Jamilah 1441173404206

Megawati Harianja 1441173404222

6 AKB 4

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Tax Management “Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak”

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pemeriksaan pajak pada dasarnya dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (tax compliance) dan untuk tujuan lain yang ditetapkan oleh Ditjen Pajak berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi namun dengan semangat dan kerjasama penyusun dalam mengerjakan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.

Karawang, 20 April 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……….…..1

1.2. Identifikasi Masalah……….…..2

1.3. Rumusan Masalah……….….2

1.4. Tujuan Makalah……….3

1.5. Kegunaan Makalah………3

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Pemeriksaan Pajak………..4

2.2. Kriteria Pemeriksaan……….…5

2.3. Jenis Pemeriksaan……….…6

2.4. Ruang Lingkup Pemeriksaan………....6

2.5. Ruang Lingkup Pemeriksaan untuk Tujuan Lain……….7

2.6. Strategi Umum dalam menghadapi Pemeriksaan Pajak………...8

2.7. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak……….11

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan……….13

3.2. Saran………...13

DAFTAR PUSTAKA………14

(4)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidak ada satu orangpun yang bisa lolos dari pemeriksaan pajak, semua wajib pajak memiliki peluang yang sama untuk diperiksa. Mungkin tahun 2012 ini Surat Pemberitahuan Pajak tidak diperiksa, tetapi bisa saja di tahun depannya SPT tersebut diperiksa. Belakangan ini kita melihat banyak pemberitaan tentang temuan kasus korupsi pajak, termasuk kasus penyelundupan pajak (tax evasion), yang nilainya tidak tanggung-tanggung. Hal ini juga banyak terjadi di Negara-negara lain, baik di Negara maju, apalagi dinegara berkembang. Mengapa hal ini bisa terjadi? Di satu sisi system perpajakan kita terus mengalami penyempurnaan, tapi selama peluang kolusi antara wajib pajak dan pemeriksa pajak masih terbuka, wajib pajak nakal akan selalu mencari cara untuk menghindari pajak. Hal ini juga menjadi factor micu yang mendorong Wajib Pajak untuk mencoba “mengakali” pembukuannya.

Untuk kepentingan budgetir, otoritas pajak mengemban tugas berat meningkatkan penerimaan dari sector pajak guna membiayai penyelenggaraan pemerintah serta meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Akibatnya, sector pajak menjadi yang palmh sering merefisi peraturan perpajakan untuk mendukung suksesnya kepentingan tersebut.

Menurut pasal 1 Angka 25 UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan atau bukti, yang dilaksanakan secara objectif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan undang-undang pepajakan.

Untuk kepentingan budgetir, otoritas pajak mengemban tugas berat meningkatkan penerimaan Negara dari sector pajak guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan serta meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Akibatnya, sector pajak menjadi sector yang paling sering merefisi peraturan perpajakan untuk mendukung suksesnya kepentingan tersebut.

(5)

didasarkan pada pembukuan yang diselenggarakan oleh wajib pajak. Oleh sebab itu, sangat penting bagi wajib pajak untuk merapikan dan memutahirkan pembukuannya di Indonesia didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan, namun untuk tujuan perpajakan perlu diadakan beberapa penyesuaian atau koreksi fiscal sesuai dengan ketentuan perpajakan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah, maka masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran bagi wajib pajak atas persiapan administrasi pembukuan yang rapi.

2. Kurangnya kesadaran bagi wajib pajak untuk bersikap jujur dan transparan dalam melaporkan hasil usahanya.

3. Masih rendahnya tingkat kinerja Pelaksanaan pembukuan di Indonesia didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan sehingga perlu koreksi fiscal sesuai dengan ketentuan perpajakan.

3.3. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pemeriksaan pajak dan tujuan pemeriksaan? 2. Apa saja yang menjadi Kriteria Pemeriksaan Pajak?

3. Apa saja Jenis Pemeriksaan Pajak?

4. Bagaimana Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak? 5. Bagaimana Lingkup Pemeriksaan untuk Tujuan lain?

6. Bagaimana Strategi Umum dalam menghadapi Pemeriksaan Pajak?

7. Bagaimana hak wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan dan kewajiban wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan?

1.4 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pemeriksaan pajak dan tujuannya.

2. Untuk mengetahui Kriteria apa saja yang menjadi Pemeriksaan Pajak. 3. Untuk mengetahui Jenis pemeriksaan pajak.

4. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak.

5. Untuk Mengetahui Strategi Umum dalam menghadapi Pemeriksaan Pajak.

6. Untuk mengetahui hak dan kewajiban wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan.

(6)

Dari Pembahasan dan materi yang dibahas, maka penulis berharap kegunaan dari makalah ini:

1. Kegunaan Bagi Penulis

Makalah ini merupakan sarana penerapan ilmu yang telah diperoleh selama belajar dengan mengembangkan pengetahuan dan untuk memenuhi salah tugas pembelajaran. 2. Kegunaan Bagi Pembaca

Untuk mengetahui Strategi menghadapi Pemeriksaan Pajak dikalangan Masyarakat, dan menambah wawasan mengenai Pemeriksaan Pajak.

3. Kegunaan Bagi Pihak-pihak yang berkepentingan

Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wajib pajak.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemeriksaan Pajak

(7)

dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pemeriksaan pajak pada dasarnya dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (tax compliance) dan untuk tujuan lain yang ditetapkan oleh Ditjen Pajak berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Tujuan Pemeriksaan

Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah sebagai berikut:

A. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:

a. SPT lebih bayar termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan pajak

b. SPT rugi

c. SPT tidak atau terlambat (melampaui jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat Teguran) disampaikan

d. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau

e. Menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis (risk based selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan WP yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

B. Tujuan lain, yaitu:

a. Pemberian NPWP secara jabatan;

b. Penghapusan NPWP;

c. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan pencabutan PKP (baca juga: Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak);

(8)

e. Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

f. Pencocokan data dan/atau alat keterangan.

g. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil.

h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN.

i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;

j. Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas perpajakan dan/ atau;

k. Pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

2.2. Kriteria Pemeriksaan

Kriteria pemeriksaan terdiri atas Pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan Khusus.

a) Pemeriksaan Rutin adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak sehubungan dengan pemenuhan hak dan atau pelaksanaan kewajiban perpajakannya atau karena diwajibkan oleh Undang-Undang KUP

b) Pemeriksaan Khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection) terhadap ketidakpatuhan wajib pajak. Analisis risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai tingkat ketidakpatuahan wajib pajak yang dapat menimbulkan kerugian pada penerima pajak.

2.3. Jenis Pemeriksaan

Jenis Pemeriksaan terdiri atas Pemeriksaan Kantor dan Pemeriksaan Lapangan.

a) Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan dikantor Direktorat Jendral Pajak.

b) Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak.

2.4. Ruang Lingkup Pemeriksaan

(9)

Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak harus dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan pemohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

Kalau dalam Keputusan Menteri Keuangan terdahulu (545/KMK.04/2000) jenis pemeriksaan pajak dibedakan antara pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan kantor, dan pemeriksaan lapangan juga dibedakan antara pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan sederhana lapangan, maka di Keputusan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 yang telah direvisidengan Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011, jenis pemeriksaan lapangan pemeriksaan kantor.

Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dapat dilakukan dengan kriteria dalam hal wajib pajak:

a. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.

b. Menyampaikan Surat Pemberitahuanyang menyatakan rugi.

c. Tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran.

d. Melakukan penggabungan,peleburan,pemekaran,likuidasi,pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.

e. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko(risk based selection) mengindentifikasikan adanya kewajiban perpajakan wajib pajak yang tidak dipenuhi sesuai undang-undang perpajakan.

2.5. Ruang Lingkup Pemeriksaan untuk Tujuan Lain

Ruang lingkup pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan undang-undang perpajakan dapat meliputi, penentuan, pencocokan, atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan.

Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan undang-undang perpajakan, dilakukan dengan kriteria antara lain:

a. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan. b. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.

c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. d. Wajib pajak mengajukan keberatan.

e. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Perhitungan Penghasilan Neto f. Pencocokan data dan atau alat keterangan.

(10)

h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai. i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.

j. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan.

k. Memenuhi permintaan informasi dari Negara Mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.

Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan kriteria sebagaimana dimaksud di atas dapat dilakukan dengan sejenis Pemeriksaan Kantor atau Pemeriksaan Lapangan.

2.6. Strategi Umum dalam Menghadapi Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak dilakukan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain, berdasarkan undang-undang perpajakan. Berikut ini beberapa tips menghadapi pemeriksaan pajak:

a. Bila terjadi kelebihan pajak, agar diajukan klaim atau restitusi pajak (pengembalian kelebihan bayar) dan jangan merasa takut dengan pemeriksaan pajak, selama kita tidak berbuat curang dan asalkan administrasi pembukuan kita dipelihara dengan rapi. b. Pemeriksaan pajak tidak hanya didasarkan pada SPT. Walaupun laporan audit

memberikan opini wajar tanpa pengecualian, karena setelah memasukan SPT dapat saja dilakukan pemeriksaan sederhana kantor selama 2 bulan.

c. Persiapkan pembukuan atau laporan keuangan yang rapi. Lakukan pembukuan dengan baik, benar dan jujur. Tutup celah – celah kelemahan dalam pembukuan yang bisa menimbulkan koreksi fiskal.

d. Membuat rekonsiliasi komersial fiscal sesuai aturan. Kita akan rugi jika tidak membayar rekonsiliasi sesuai aturan, karena akan muncul koreksi yang dendanya cukup besar.

e. Gunakan konsultan pajak sebagai mitra diskusi seputar perpajakan dan pada saat diperiksa, karena konsultan pajak yang terdaftar dan bersertifikat dapat memberikan masukan dalam menghadapi pemeriksaan pajak.

(11)

permohonan kita berdasarkan rasa keadilan, bila bukti-bukti yang diajukan menguatkan hal itu.

g. Melakukan penelitian kembali atas pemenuhan kewajiban perpajakan yang selama ini telah dilaksanakan (tax review). Apabila memang masih ditemukan adanya kesalahan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan tersebut, maka segera lakukan pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.

h. Menyiapkan sikap mental dan berpikir positif, bahwa pemeriksa pajak juga manusia yang bisa berbuat salah dalam menjalankan tugasnya, sehingga tidak perlu ditakuti. Jangan perlakukan pemeriksa sebagai musuh, tetapi sebagai mitra dan terbuka untuk melakukan kompromi (dalam arti yang positif).

i. Selalu taat pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban perpajakan, dengan cara menghindari penggelapan atau penghindaran pajak dengan cara illegal (tax evasion). Tindakan ini merupakan perbuatan kriminal karena menyalahi peraturan. Contoh kasus penggelapan pajak antara lain:

1) Melaporkan omzet atau penjualan lebih kecil dari seharusnya. 2) Transaksi ekspor fiktif.

3) Pemalsuan dokumen keuangan perusahaan.

4) Menggelambungnya biaya perusahaan dengan membebankan biaya fiktif 5) Melakukan mark up nilai barang yang diimpor.

Perusahaan dapat memanfaatkan celah undang-undang perpajakan agar dapat membayar pajak secara efisien tanpa menyalahi ketentuan.

a. Menyimpan semua dokumen perusahaan, minimal hingga masa kadaluarsa pajak. b. Melakukan tax review untuk menguji apakah kita sudah memenuhi kewajiban

perpajakan.

c. Menguasai peraturan pajak dengan baik dengan cara mengupdate aturan pajak dan aturan pemeriksaan pajak, terutama untuk digunakan dalam berargumentasi dalam berkomunikasi dengan pemeriksa pajak dalam rangka melaksanakan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan (Closing Conference), untuk mempertahankan besarnya pajak yang sudah kita bayar, agar tidak harus membayar tambahan beban pajak lagi. d. Merespon sikap dan perilaku pemeriksa pajak secara bijak agar tidak salah ucap atau

(12)

e. Jangan memberikan informasi secara sukarela (bila tidak diminta) kepada pemeriksa pajak.

f. Belajar dari pengalaman buruk dimasa lalu untuk memahami bagaimana menerapkan learning system yang benar agar kerugian besar dari pajak tidak terulang lagi di masa. g. Pergunakan hak wajib pajak in the last minutes dengan sebaik-baiknya untuk

pembelian diri wajib pajak untuk hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan (PAHP) dan menyampaikan tanggapan tertulis. Ajukan Surat Permohonan Pembahasan dengan Tim Quality Assurance dalam hal masih terdapat perbedaan pendapat dalam Ri-salah PAHP tersebut. Segeralah membuat Surat Sanggahan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dengan Argumentasi yang tepat, jangan ditunda-tunda bila tidak menyetujui sebagai atau seluruh hasil Pemeriksaan. Gagal dalam memaksimalkan upaya wajib pajak dalam kesempatan terakhir tersebut akan berdampak pada pengenaan tambahan pajak yang lebih besar yang harus dipikul oleh wajib pajak.

2.7. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak apabila dilakukan Pemeriksaan

A. Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan

Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak berhak:

1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan.

2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan.

3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan,

4. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan Tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan.

5. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan.

6. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

(13)

8. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan.

9. Mengajukan pengaduan apabila kerahasiaan usaha dibocorkan kepada pihak lain yang tidak berhak.

- Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Kantor, Wajib Pajak berhak :

1. Meminta Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan.

2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan.

3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan Pemeriksa Pajak mengalami pergantian.

4. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan.

5. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

6. Mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; dan

7. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan.

- Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak berhak :

1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada WP pada waktu Pemeriksaan.

2. Meminta kepada Pemeriksaan Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan.

3. Meminta kepada Pemeriksaan Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan.

4. Meminta kepada Pemeriksaan Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila terdapat perubahan susunan Tim Pemeriksa Pajak dan atau.

5. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksa.

- Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan Kantor, Wajib Pajak berhak :

(14)

2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan.

3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila terdapat perubahan susunan Tim Pemeriksa Pajak dan/ atau.

4. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksa.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pemeriksaan pajak pada dasarnya dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (tax compliance) dan untuk tujuan lain yang ditetapkan oleh Ditjen Pajak berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku.

3.2. Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Drs.Chairil Anwar Pohan,M.Si.,MBA. Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan bisnis. Edisi Revisi 2013. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Referensi

Dokumen terkait

berdistribusi normal, memiliki hubungan yang linier dan tidak terjadi multikolinieritas sehingga dapat dilakukan uji hipotesis. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel

Luas wilayah Kelurahan Sukapura merupakan wilayah terluas tetapi jumlah penduduk yang tercatat lebih kecil dibanding Kelurahan Babakan Sari yaitu 27.422 jiwa karena di

Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan, yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan,

Hasil tersebut memperlihatkan juga bahwa, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan pada karakteristik keterampilan berpikir kreatif secara umum antara subjek

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa derajat stunting yang mempunyai perbedaan kadar seng rambut yaitu nonstunting dan moderate stunting, nonstunting dan severe

Dimana hasil jawaban kuesioner tentang integritas bukti audit diperoleh dengan memberikan penilaian atas setiap butir jawaban kuesioner yang diajukan kepada responden

Yang menghendaki profesi Notaris di Indonesia adalah pasal 1868 Kitab undang-undang hukum perdata yang berbunyi: “Suatu akta otentik ialah suatu akta didalam bentuk yang

Satpol-PP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota di bidang ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan hukum daerah,