Makalah
Diajukan sebagai Syarat Penerimaan Anggota Baru PPIPM Angkatan XXVIII
Disusun Oleh : HASNAN FIQRI NIM. 1102375/2011
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
ii
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan pokok
bahasan “Penggunaan Zeolit sebagai Upaya Alternatif untuk Mengurangi Polusi Udara di Kota Padang” sesuai waktu yang ditentukan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sebagai bagian dari kegiatan orimasinal PAB XXVIII.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kakak pembimbing yang
telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orangtua dan teman-teman yang
telah memberikan bantuan moril dalam penyusunan makalah ini, serta terima
kasih kepada pihak-pihak yang tulisannya penulis kutip dalam pembahasan
makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
belum sempurna baik materi maupun tulisannya. Oleh karena itu, penulis mohon
kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan komponen yang terkait dalam kependidikan untuk kemajuan ilmu
pengetahuan.
Padang, Oktober 2013
iii
Nomor Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 2
C. Batasan Masalah ... 2
D. Rumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penulisan ... 3
F. Manfaat Penulisan ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
A. Polusi Udara ... 4
1. Pengertian Polusi Udara ... 4
2. Sumber Pencemaran Udara ... 5
3. Polutan Kendaraan Bermototor ... 5
B. Zeolit ... 6
1. Pengertian Zeolit ... 6
2. Zeolit Sebagai Absorben Gas Karbondioksida ... 7
BAB III METODOLOGI PENULISAN ... 9
A. Desain Penulisan Makalah ... 9
B. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan data ... 9
BAB IV PEMBAHASAN ... 11
A. Tingkat Polusi Udara di Kota Padang ... 11
iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 15
A. Kesimpulan ... 15
B. Saran ... 15
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kaya akan tanah yang subur dan
sumberdaya alam yang melimpah. Luas hutan di Indonesia mencapai 10% dari
luas hutan dunia sehingga idealnya, Indonesia memiliki kualitas udara yang
baik. Akan tetapi, kondisi dan kualitas udara di Indonesia semakin berkurang
dan menyebabkan keadaan cuaca yang tidak stabil. Salah satu faktor yang
menyebabkan cuaca tidak stabil adalah polusi udara.
Polusi udara di kota-kota besar merupakan suatu masalah yang sangat
memprihatinkan. Polusi ini mengakibatkan temperatur bumi yang tidak stabil,
dapat membahayakan kesehatan, dan mengganggu estetika lingkungan serta
kenyamanan lingkungan. Penyebab polusi udara diperkirakan 70% terjadi
karena asap kendaraan bermotor, pabrik industri, dan keberadaan ruang hijau
terbuka di suatu kota.
Polusi udara juga membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia.
Ribuan orang dapat meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran
pernafasan, asma, dan penyakit paru-paru akibat keberadaan gas-gas beracun
di udara. Kota- kota dengan tingkat polusi udara yang cukup tinggi di
Indonesia diantaranya Jakarta, Surabaya, Medan, Pontianak, dan sebagainya.
Salah satu kota di Indonesia yang mulai mengalamai tingkat polusi udara
adalah kota Padang. Kualitas udara di kota padang semakin menurun dan
keadaan cuaca di kota padang relatif tidak stabil. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena banyaknya jumlah kendaraan yang menghasilkan gas
buangan karbondioksida dan karbonmonoksida.
Solusi dari penanggulangan polusi udara yang sudah dilakukan
diantaranya mulai penanaman pohon, pengurangan bahan bakar fosil, hingga
sosialisasi tentang lingkungan hidup di kalangan masyarakat. Upaya yang
dilakukan sudah cukup berhasil namun kesadaran masyarakat tentang hal
1
tersebut masih rendah. Upaya penanggulangan polusi udara dapat
dioptimalkan dengan menggunakan suatu inovasi baru yaitu, dengan
memanfaatkan mineral alam bersifat ramah lingkungan, zeolit.
Zeolit merupakan bahan galian yang terbentuk dari aktivitas magma
akibat proses hidrotermal. Bahan galian ini biasanya dijumpai pada
lingkungan pengendapan seperti danau. Penggunaaan zeolit cukup maksimal
digunakan di bidang pertanian seperti penyerap pupuk, penetral zat asam dan
dapat dijadikan sebagai bahan atau campuran material bangunan. Zeolit
diketahui memiliki kemampuan untuk menyerap gas karbondioksida ( CO2 )
dan dengan adanya sifat seperti ini penulis mengkaji makalah dengan judul “Penggunaan Zeolit sebagai Upaya Alternatif untuk Mengurangi Polusi Udara Disebabkan Gas Karbondioksida di Kota Padang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, diperoleh beberapa
identifikasi masalah diantaranya :
1. Menurunnya kondisi dan kualitas udara di Indonesia akibat meningkatnya
polusi udara.
2. Polusi udara dapat membahayakan kesehatan dan mengganggu
kenyamanan lingkungan.
3. Penyebab polusi udara antara lain disebabkan pembangunan infrastruktur,
aktivitas industri, dan jumlah kendaraan bermotor yang meningkat.
4. Kesadaran masyarakat kurang terhadap upaya penanggulangan polusi
udara.
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis melakukan pembatasan masalah.
Batasan pada makalah ini ialah mengkaji upaya penanggulan polusi udara dari
polutan CO dan CO2 dengan manfaatkan penggunaan zeolit sebagai langkah
1 D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana tingkat polusi udara di kota Padang?
2. Apa yang menyebabkan meningkatnya polusi udara di kota Padang?
3. Bagaimana proses dan cara kerja zeolit dalam mengurangi tingkat polusi
udara?
4. Apakah upaya penanggulan polusi udara dengan penggunaan zeolit sudah
optimal dilakukan?
E. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui kondisi dan kualitas udara di kota Padang.
2. Mengetahui penyebab meningkatnya polusi udara di kota Padang.
3. Mengetahui proses dan cara kerja zeolit dalam mengurangi tingkat polusi
udara.
4. Mengetahui apakah penggunaan zeolit sudah optimal dilakukan sebagai
langkah untuk mengurangi tingkat polusi udara.
F. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar zeolit dapat dijadikan suatu upaya alternatif penanggulangan polusi
udara.
2. Meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menemukan ide-ide bersifat
ilmiah yang berguna bagi masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Polusi Udara
1. Pengertian Polusi udara
Pencemaran atau polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pengertian pencemaran
udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12
mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh
aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan
bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti
kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan
awan panas.
Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-bahan
atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan
komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan
atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu
tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia,
hewan, maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407
tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara,
pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga
mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau
mempengaruhi kesehatan manusia.
2. Sumber Pencemaran Udara
Menurut Harssema dalam Mulia (2005), pencemaran udara diawali
oleh adanya emisi. Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang
dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh
proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi akibat proses alam disebut
biogenic emissions, contohnya yaitu dekomposisi bahan organic oleh
bakteri pengurai yang menghasilkan gas metan (CH4). Emisi yang
disebabkan oleh kegiatan manusia disebut anthropogenic emissions seperti
pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara, hasil pembakaran bahan
bakar fosil, kegiatan industri, dan sebagainya.
( Nugroho, 2005) menyebutkan sumber pencemaran udara dengan
istilah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara
alamiah. Sedangkan faktor eksternal merupakan pencemaran udara yang
diakibatkan ulah manusia.
Sumber pencemaran udara dapat pula dibagi atas:
1. Sumber bergerak, seperti: kendaraan bermotor
2. Sumber tidak bergerak, seperti:
a. Sumber titik, contoh: cerobong asap
b. Sumber area, contoh: pembakaran terbuka di wilayah pemukiman
(Soemirat,2002)
3. Polutan Kendaraan Bermotor
Salah satu penyebab menurunnya kualitas udara adalah bertambahnya
jumlah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat
pencemar udara yang dampak terhadap kesehatan dan dapat memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan, kesejahteraan manusia, serta
lingkungan hidup. Sumber pencemar ini juga akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan atmosfer yang lebih beszar seperti kerusakan lapisan
ozon dan perubahan iklim global. Zat- zat yang dihasilkan dari kendaraan
bermotor adalah CO2, CO, NOx, HC, SOx, PM10, dan Pb (dari bahan
Hasil kajian terdahulu seperti the Study on the Integrated Air Quality
Management for Jakarta Area (JICA, 1997) dan Integrated Vehicle
EmissionReduction Strategy for Greater Jakarta (ADB, 2002)
menyimpulkan bahwa sektor transportasi memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap pencemaran udara perkotaan (Suhadi, 2005).Jika
jumlah polutan yang dihasilkan dari kendaraan bermotor meningkat maka
kualitas udara akan berkurang dan menyebabkan ketidakstabilan cuaca
yang akan berdampak pada kesehatan manusia.
B. Zeolit
1. Pengertian Zeolit
Zeolit berasal dari kata “zeinlithos” yang berarti batuan berbuih. Zeolit merupakan kristal alumina silikat dengan rumus empiris
Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Terbentuk dari tetrahedral alumina dan
silika dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya
golongan logam alkali, dan molekul air yang bergerak bebas. Zeolit
merupakan suatu kelompok mineral yang dihasilkan dari proses
hidrotermal pada batuan beku basa. Mineral ini biasanya dijumpai mengisi
celah-celah ataupun rekahan dari batuan tersebut. Selain itu zeolit juga
merupakan endapan dari aktivitas vulkanik yang banyak mengandung
unsur silika. Pada saat ini penggunaan mineral zeolit semakin meningkat,
dari penggunaan dalam industri kecil hingga dalam industri berskala besar.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, zeolit sudah benar-benar
dimanfaatkan dalam industri.(Sarno,H.1983).
Berdasarkan hasil analisa kimia total, kandungan unsur-unsur zeolit
dinyatakan sebagai oksida SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O dan
Fe2O3. Akan tetapi di alam tergantung pada komponen bahan induk dan
keadaan lingkungannya, maka perbandingan Si/Al dapat bervariasi, dan
juga unsur Na, Al, Si, sebahagian dapat disubstitusikan oleh unsur
Keberadaan zeolit alam dapat dijumpai di daerah gunung api, tepi
sungai, laut dan danau berupa mineral sedimen alam. Di Indonesia, zeolit
alam terdapat di berbagai pulau yang tersebar di Jawa, NTT, Irian Barat,
Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan dengan deposit yang berlimpah.
Hampir seluruh endapan zeolit yang ditemukan di Indonesia tersusun oleh
mineral klinoptilolit, mordenit atau campuran keduanya, kadang - kadang
sedikit mengandung mineral heulandit. Disamping mengandung mineral
tersebut zeolit juga mengandung mineral pengotor seperti kwarsa,
plagioklas, montmorilonit, pirit, kaolin dan lain - lain. Warna bahan galian
zeolit beraneka ragam antara lain hijau, putih kehijauan, putih merah
daging, coklat abu - abu kebiruan dan lainnya bergantung dengan kondisi
lingkungan yang mempengaruhinya. Mineral ini juga mempunyai
kemampuan sebagai penyerap (adsorpsi), penukar kation dan sebagai
katalis.
2. Zeolit Sebagai Absorben
Kegunaan dari mineral zeolit sudah banyak dimanfaatkan dalam
bidang pertanian , peternakan dan kegiatan industri. Penggunaan zeolit juga
sudah mulai digunakan dalam kelestraian lingkungan seperti penghilang
bau ( deodorizer ), penghilang warna, dan pengontrol polusi. Pengugunaan
zeolit sebagai pengontrol polusi pada umumnya didasarkan pada
kemampuan zeolit dalam untuk mengubah kation suatu limbah dalam
jumlah yang besar secara selektif.
Kemampuan zeolit dalam menyerap gas CO2 dan CO dan
meningkatkan konsentrasi oksigen terutama jenis mordenit memungkinkan
pula penggunaannya untuk mengatasi pencemaran udara. Pencemaran
udara tidak hanya terjadi karena adanya partikel yang tidak dikehendaki,
namun disebabkan oleh menurunnya kadar oksigen. Zeolit jenis mordenit
merupakan zeolit terbaik untuk meningkatkan konsentrasi oksigen. Zeolit
jenis lain yang juga dapat digunakan adalah Penggunaan zeolit sebagai
dimiliki zeolit agar dapat berfungsi sebagai pengontrol polusi udara adalah
sebagai berikut :
a. Jenis Zeolit : Mordenit, khabazit, erionit dan analsim.
b. Pengaktifan : pemanasan pada temperatur 250 – 6000 Celcius
c. Ukuran butir : 3 – 8 Mesh
d. Kekerasan : tinggi
Sifat mordenit yang diutamakan sebagai absorben gas karbondioksida
meliputi kandungan zeolit yang tinggi, kestabilan terhadap panas dan
dehidrasi. Untuk dapat digunakan sebagai absorben CO dan CO2 dengan
aktivitas tinggi, maka mordenit harus dimurnikan dari pengotor - pengotor
A. Desain Penulisan Makalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis terlebih dahulu melakukan
rancangan penulisan makalah yang dimulai dari pemilihan judul, analisis judul
makalah, dan pembuatan kerangka karya tulis sehingga dapat mempermudah
penulis dalam mengembangkan penulisan makalah. Jenis penulisan makalah
ini berupa uraian ilmiah antara dua variabel yaitu zeolit dan polusi udara.
B. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen dan teknik pengumpulan data pada penulisan makalah ini
dengan menggunakan studi kepustakaan , dan observasi.
Penulisan makalah dilakukan melalui 4 tahap yaitu :
1. Studi Literatur
Studi literatur berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian
lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan
penulisan makalah. Uraian dalam studi literatur ini diarahkan untuk
menyusun kerangka tentang zeolit sebagai upaya alternatif untuk
mengurangi tingkat polusi udara oleh CO2 di Kota Padang.
2. Observasi
Observasi merupakan cara yang biasa digunakan untuk
mengumpulkan data. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Pada penulisan makalah ini, penulis melakukan observasi
langsung mengenai keadaan udara terhadap kota Padang. Sementara
observasi tidak langsung berupa pengumpulan data dan hasil penelitian
diperoleh dari beberapa jurnal yang dimuat di internet.
3. Analisa dan Pembahasan
Cakupan analisa dan pembahasan pada makalah ini meliputi :
10
b. Zeolit sebagai upaya alternatif mengurangi tingkat polusi udara di kota
Padang.
c. Penggunaan zeolit dalam upaya menangani permasalahan polusi udara.
4. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan inti penting dari penulisan makalah.
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan analisa dan pembahasan.
Tahapan penulisan makalah ini dapat dituliskan ke dalam bentuk
skema berikut.
Studi literatur Pengumpulan data
Observasi langsung Observasi tidak langsung
Kondisi dan keadaan udara Sifat zeolit sebagai absorben di kota Padang gas karbondioksida
Analisa dan pembahasan zeolit sebagai upaya alternatif untuk Mengurangi tingkat polusi udara di kota Padang
Kesimpulan
BAB IV PEMBAHASAN
A. Tingkat Polusi Udara di Kota Padang
Setiap makhluk hidup membutuhkan udara karena udara hal yang sangat
penting dan mendasar dalam kehidupan. Udara merupakan campuran dari gas,
yang terdiri dari sekitar 78% nitrogen (N2), 21% oksigen (O2), 0,93% argon,
0,03% karbon dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He),
metan (CH4) serta hidrogen (H2). Polusi udara dapat dinyatakan sebagai
penyusutan kualitas udara sampai pada yang mengganggu kehidupan karena
masuknya polutan ke udara.
Ada empat tingkatan pencemaran yang diklasifikasikan oleh WHO.
Pencemaran tingkat pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian bagi manusia. Pencemaran tingkat kedua, yaitu pencemaran yang
mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra
kita. Pencemaran tingkat ketiga, yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi
pada daya tahan tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis. Dan
yang terakhir adalah pencemaran tingkat keempat, yaitu pencemaran yang
telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan hasil pengamatan langsung, penulis
mengklasifikasikan bahwa polusi udara di kota padang berada pada
pencemaran tingkat kedua, dan tidak menutup kemungkinan bisa mengarah ke
tingkat ketiga. Hal ini dapat dilihat dari kondisi cuaca di kota Padang yang
cenderung berubah-ubah dan kondisi tersebut dapat mempengaruhi kesehatan.
Tingkat polusi udara di suatu kota dapat meningkat apabila di kota
tersebut sudah banyak dijumpai berbagai polutan dan aktivitas manusia yang
mengganggu estetika lingkungan. Beberapa bulan terakhir, keadaan cuaca di
kota Padang relatif tidak stabil. Keadaan ini dapat dilihat dari cuaca dengan
temperatur panas dan hujan deras serta menurunnya sistem daya tahan tubuh
sehingga berdampak pada kesehatan.
B. Penyebab Meningkatnya Polusi Udara di Kota Padang
Polusi udara terjadi karena masuknya polutan ke dalam udara. Zat-zat
yang dapat menyebakan polusi udara diantaranya adalah karbon monoksida
(CO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), CFC, karbon dioksida
(CO2), Ozon (O3), benda partikulat (PM), timbal (Pb), dan hidro karbon (HC).
Polusi udara dapat timbul baik secara alami, maupun karena aktivitas manusia.
Secara alami, polusi udara timbul karena letusan gunung berapi, kebakaran
hutan dengan sebab alamiah, pembusukan, dan nitrifikasi serta denitrifikasi
makhluk hidup. Akan tetapi, sumber utama dari polusi udara banyak
ditimbulkan dari aktivitas manusia.
( Fardiaz ,1992) mengungkapkan bahwa 60% dari pencemar udara terdiri
dari karbon monoksida dan 15 % dari hidrokarbon. Dengan kata lain, karbon
monoksida akan bereaksi di udara dengan oksigen sehingga akan
menghasilkan CO2 di udara. Apabila polutan CO meningkat, maka kadar CO2
di udara juga bertambah.
Penyebab polusi udara di kota-kota dipengaruhi oleh jumlah kendaraan
bermotor, kegiatan perindustrian, dan jumlah ruang terbuka hijau yang
melampaui batas. (Walhi, 2004) menjelaskan bahwa, kendaraan bermotor
menyumbang hampir 100% timbal, 13%-44% SPM, 71%-89% hidrokarbon,
34%-73% oksida nitrogen, dan hampir seluruh karbon monoksida ke udara.
Hasil pembakaran tersebut berupa polutan yaitu CO, HC, SO2, NO2, dan
partikulat. Meningkatnya polusi udara di kota Padang dapat dirasakan hingga
saat ini. Salah satu penyebab meningkatnya polusi udara di kota Padang
adalah peningkatan arus mobilitas , hal ini menuntut bertambahnya jumlah
kendaraan, khususnya kendaraan bermotor sehingga kendaraan bermotor
menjadi penyebab utama polusi udara karena kendaraan bermotor
mengeluarkan emisi gas karbon monoksida (CO) dan karbondioksida (CO2).
Dalam hal ini kontribusi kendaraan bermotor menjadi hal utama yang
menyebabkan meningkatnya polisi udara dan menurunnya kualitas udara.
C. Proses Zeolit sebagai Adsorben Gas COdan CO2
Zeolit telah diketahui mampu bertindak sebagai adsorben.
Mekanismenya melalui proses pengikatan senyawa dan molekul tertentu yang
hanya terjadi di permukaan. Proses itu terjadi akibat adanya interaksi secara
fisik oleh gaya van der walls dan interaksi kimia dengan adanya sifat
elektrostatik (Bosaek,1970). Proses adsorsi emisi gas buang dilakukan dengan
menggunakan absorben yang bahannya berasal dari zeolit alam. Salah satu
fungsi zeolit sebagai adsorben gas CO dan CO2 telah diterapkan pada sebuah
catalytic converter, alat yang dirancang sebagai filter pada saluran gas
pembuangan kendaraan bermotor. alat ini menggunakan katalis berupa
tembaga (Cu).
Aktivasi zeolit merupakan tahapan penting dalam pembuatan catalytic
converter, agar sifat adsorben zeolit meningkat. (Zang, 1994) menyebutkan
bahwa mekanisme aktivasi zeolit yaitu dengan membersihkan zeolit dari
kotoran dan partikel lain kemudian zeolit dimasukkan dalam tanur dengan
suhu 250o selama 24 jam. Zeolit yang telah diaktivasi digunakan sebagai
bahan penyangga catalytic converte.
Saat zeolit mengadsorbsi Karbonmonoksida dan karbondioksida, terjadi
pergerakan/interaksi dalam matriks . Proses adsorbsi ada dua tahap, yaitu
adsorbsi fisik dan adsorbsi kimia. Pada adsorbsi fisik, molekul gas melekat
pada permukaan benda padat ( adsorben ) yang disebabkan oleh gaya van der
waals sehingga molekul gas menempel pada adsorben sedangkan adsorbsi
kimia, setelah menempel pada permukaan kemudian terjadi reaksi kimia
elektrostatik dengan permukaan tersebut. Gas CO maupun CO2 yang
dihasilkan dari knalpot akan terperangkap dalam pori-poria yang terbuat dari
zeolit. (Foster, 1980 ) menyatakan bahwa proses adsorbsi terjadi akibat
interaksi rongga pori alumina silika yang besar pada zeolit dengan molekul
CO dan CO2.
(Kasper, 2003) menyatakan bahwa alumina silika pada zeolit telah
diaplikasikan sebagai lapisan penyangga dari catalytic converter. Zeolit yang
logam pada knalpot sehingga zeolit berubah menjadi rangka logam aktif yang
mampu mengkatalisasi gas-gas buang berbahaya tersebut. Ketika ruang bakar
memanaskan suhu catalytic converter, maka molekul-molekul gas buang
diserap dan terikat secara temporal dan diubah menjadi bahan yang tidak
berbahaya.
D. Upaya Alternatif Penanggulangan Polusi Udara dengan Media Zeolit di Kota Padang
Penggunaan Zeolit sebagai media untuk mengatasi polusi udara banyak
dipraktikkan di beberapa negara maju. Sebagai upaya alternatif untuk
mengurangi polusi udara oleh gas CO dan CO2, zeolit dapat diterapkan dalam
mengurangi tingkat polusi udara di kota Padang. Pengendara mobil dan
sepedamotor di kota Padang dapat menggunakan alat seperti catalytic
converter dengan adsorben zeolit ini.
Zeolit selain mengurangi tingkat polusi udara juga akan membantu fungsi
pohon dalam menyerap polutan. Oleh karena itu, zeolit sangat efektif
dijadikan sebagai upaya dalam mengontrol polusi udara di kota Padang.
Proses pemurnian dan aktivasi zeolit merupakan hal yang paling sulit
dilakukan karena membutuhkan penelitian yang mendalam dan juga
memerlukan biaya yang cukup mahal. Meskipun demikian, hal tersebut
merupakan suatu tantangan bagi para mahasiswa untuk bisa memanfaatkan
zeolit agar manfaat zeolit sebagai upaya mengurangi polusi udara dapat
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan diantaranya :
1. Polusi udara di kota Padang semakin meningkat. Hal ini terlihat dari
keadaan cuaca yang tidak stabil dan berdampak pada kesehatan.
2. Penyebab meningkatnya polusi udara di kota Padang dikarenakan arus
mobilisasi yang tinggi sehingga jumlah kendaraan bermotor bertambah dan
semakin banyak zat buangan yang dihasilkan berupa CO dan CO2.
3. Dengan sifat zeolit sebagai adsorben, maka zeolit dapat dijadikan sebagai
bahan/filter dari alat catalytic convertor untuk mengikat gas CO dan CO2
4. Penggunaan zeolit sebagai adsorben dapat diterapkan di kota Padang untuk
mengurangi tingkat polusi udara disebabkan gas CO dan CO2.
B Saran
1. Kesadaran masyarakat hendaknya lebih ditingkatkan terhadap keadaan
udara agar terciptanya udara yang sehat.
2. Penggunaan zeolit sebagai media pengontrol polusi udara masih belum
diupayakan di kota Padang. Untuk itu, penelitian dan pengembangan
terhadap zeolit perlu lebih ditingkatkan agar fungsi pepohonan terbantu.
3. Proses pemurnian dan aktivasi zeolit merupakan hal yang tidak mudah
untuk dilakukan. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan bagi mahasiswa
untuk bisa melakukan proses tersebut dan juga dukungan dari pihak
pemerintah akan membantu dalam mewujudkan manfaat zeolit sebagai
pengontrol polusi udara, khususnya di kota Padang.
Agus.S., dan Sam.P.D. (1992),’’Perencanaan Alat Pengisap Udara Cemar (CO-CO2) dengan Bahan Baku Zeolit’’. Majalah Pertambangan dan Energi.Hlm 10-15
Dyer, A. (1988). An Introduction to Zeolite Molecular Sieve. New York : John Wiley & Sons
Primadi. (2010). Catalytic Convertor . From : http://digilib.unimus.ac.id. 15 Oktober 2013
Febriana, Ruth.et al. (2013). “ Karakterisasi Pori Adsorben Berbahan Baku Kaolin Capkala dan Zeolit Dealuminasi”. From : http://jurnal.untan.ac.id/index.php. 15
Oktober 2013
Sarno, Harjanto. (1987). Lempung, Zeolit, Dolomit dan Magnesit. Bandung : Direktorat Sumberdaya Mineral
Sukandarrumidi. (1999). Bahan Galian Industri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Suhala, S. dan Arifin, M. (1997) Bahan Galian Industri. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral