TEKSTURKHUSUSPADA BATUANBEKU DAN PETROGENESISNYA
Dalam pendeskripsian batuan beku, tekstur merupakan salah satu hal yang penting dalam penentuan jenis batuan beku di samping komposisi batuan beku itu sendiri. Tekstur pada batuan beku sendiri merupakan aspek yang dapat merepresentasikan genesa dari suatu batuan beku. Olehkarena itu, berikut akan dijelaskan tekstur khusus pada batuan beku beserta petrogenesa dari tekstur khusustersebut.
1. Porfiritik
Gambar 1. Tekstur faneroporfiritik
Sumber : http://www4.nau.edu/meteorite/Meteorite/Book-Textures.html
Gambar 2. Tekstur porfiroafanitik
Sumber : http://www4.nau.edu/meteorite/Meteorite/Book-Textures.html
2. Cummulatetexture
Tekstur ini memiliki kenampakan yang dicirikan dengan adanya agregat kristal mineral dengan densitas tinggi pada bagian dasar tubuh intrusi batuan beku. Tekstur ini terbentuk akibat berat jenis mineral yang terbentuk pada awal pendinginan magma yang cenderung lebih berat daripada magma sehingga menyebabkan terjadinya gravity settling yang menyebabkan mineral tersebut terkumpul di bagianbawah tubuh batuan beku.
Gambar 3.Cummulatetexturedari mineral olivine, piroksen, plagioklas, dan magnetit
Tekstur ini tercirikan dengan adanya kenampakan gelas vulkanik yangmengisi ruang-ruang di antaratubuh kristal mineral plagioklas. Tekstur ini seringditemukan pada batuan beku vulkanik intermediet atau basa seperti andesit hingga basalt. Tekstur ini terbentuk melalui prosesyang hampir mirip dengan tekstur porfiritik, di mana mineral plagioklas terbentuk terlebih dahulu lalu ketika magma muncul ke permukaan terjadi pendinginan yang cepat yang menyebabkan lava cenderung membentuk gelas vulkanik yang seolah-olah mengelilingi tubuh mineral plagioklas yang terbentuk terlebihdahulu.
Gambar 4. Tekstur intersertal
Sumber : Slidepresentasi asistensi batuanbeku,praktikum petrografi 2012
4. Ofitikdan Subofitik
Tekstur ofitik sendiri terbentuk melalui pendinginan magmabasaltik yang berlangsung relatif lambat. Ketika pendinginan terjadi intergrowth antara mineral plagioklas dan piroksen, namun plagioklas telah terbentuk terlebih dahulu sehingga plagioklas cenderung memiliki bentuk euhedral hingga subhedral. Selanjutnya dilanjutkan kristalisasi mineral piroksen yang mengisi ruang antar plagioklas.
Tekstur subofitik terbentuk oleh pendinginan magma basaltik dengan pembentukan mineral piroksen terlebih dahulu selanjutnya dilanjutkanintergrowthdenganmineral plagioklas.
Gambar 5. Tekstur ofitik
Sumber : http://www.huntsearch.gla.ac.uk/geoimages/ah/ah990b.jpg
Gambar 6. Tekstur subofitik Sumber :
http://www4.nau.edu/meteorite/Meteorite/Images/Subophitic_Texture.j pg
Tekstur ini memiliki kenampakan khas yang menyerupai tekstur khusus porfiritik, namun yang membedakan adalah kenampakan tekstur mikroporfiritik ini hanya dapat diamati melalui pengamatan mikroskopis. Tekstur ini memiliki genesa yang relatif sama dengan tekstur porfiritik, hanya saja batuan beku dengan tekstur ini cenderung ditemukan pada batuan beku vulkanik ataupun hipabisal yang dekat dengan permukaan. Tempat pendinginan yang sedemikian rupa ini menyebabkan pendinginan berlangsung cepat sehingga kristal-kristal mineral cenderung terbentuk dalam ukuran kecil atauhalus.
Gambar 7. Tekstur mikroporfiritik
Sumber : Slidepresentasi asistensi batuanbeku,praktikum petrografi 2012
6. Trakhitik
Gambar 8. Tekstur Trakhitik Sumber :
http://www.earthbyte.org/people/geoff/Hyperpetmag/Datafile/Stills/trac hyx.GIF
7. Pilotasitik
Tekstur ini memiliki kemiripan dengan tekstur trakhitik dimana terdapat penyejajaran mikroli-mikrolit plagioklas. Namun letak perbedaannya adalah pada tekstur ini penyusunan mikrolit-mikrolit plagioklasnya cenderung sub-paralel. Kehadiran mikrolit plagioklas ini juga sering disertai mikrokristalin lain. Tekstur ini terbentuk juga karena aliran magma atau lava yang memperngaruhi penyusunan mikrolit-mikrolit plagioklas pada batuan beku, namun pengaruh aliran tidak terlalu dominan sehingga penyusunannya cenderung sub-paralel. Aliran seperti ini bisa terjadi karena aliran lambat atau aliranlavakental.
Gambar 9. Tekstur Pilotasitik
8. Poikilitik
Tekstur ini menunjukkan kenampakan adanya inklusi mineral-mineral secara acak dan tidak teratur pada suatu tubuh kristal mineral yang besar. Tekstur ini terbentuk akibat mineral-mineral yang menginklusi terbentuk terbentuk terlebih dahulu. Selanjutnya terjadi pembentukan mineral yang diinklusi melalui pendinginan magma secara lambat akibat perubahan kondisi sekitar sehingga mineral yang terbentuk ini memiliki waktu lebih untuk tumbuh dengan nukleasi yang lambat. Keadaan ini akan menyebabkan mineral yang besar tampak diinklusi oleh mineral-mineral yang lebihkecil.
Gambar 10. Tekstur poikilitic(inklusi mineral maficpada plagioklas) Sumber : http://www.meteorite-times.com/Back_Links/2011/may/6.jpg
9. Intergranular
Karena mineral piroksen terbentuk setelah plagioklas, mineral ini cenderungmengisi ruang-ruangantaraplagioklas.
Gambar 11. Tekstur Intergranular Sumber :
http://www.largeigneousprovinces.org/sites/default/files/2011Nov-fig-8.png
10. Intergrowth
Tekstur ini secara umum menunjukkan kenampakan pertumbuhan bersama antara 2 jenis mineral yang berbeda jenisnya. Secara umum tekstur ini dapat dijelaskan menggunakan diagram fase dengan melihat suhu kristalisasi suatu mineral hingga mencapai titik euthetic. Tekstur ini terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Graphic
Gambar 12.Intergrowthjenisgraphic
Sumber : Slidepresentasi asistensi batuanbeku,praktikum petrografi 2012
b. Granophiric
Terdapat kuarsa berbentuk anhedral dengan letak tidak teratur. Hal ini disebabkan mineral kuarsa yang mengkristal bersama mineral feldspar terbentuk pada daerah batas kristal lain.
Gambar 13. Intergrowthjenisgranophiric
Sumber : Slide presentasiasistensi batuanbeku,praktikum petrografi 2012
c. Myrmekitic
Menunjukkan intergrowth antara kuarsa dan plagioklas dengan ciri khas berupa bentuk kuarsa yang berbentuk seperti cacing di antara plagioklas. Hal ini terbentuk ketika kristalisasi plagioklas belum sempurna di saat itulah kuarsa masuk mengisi ronggayang belum terkristalisasi sempurna.
Sumber : Slide presentasiasistensi batuanbeku,praktikum petrografi 2012
11.PerthitedanAntiperthite
Tekstur ini secara umum menunjukkan kenampakan intergrowth antara mineral ortoklas dan plagioklas. Perthite menampakkan intergrowth ortoklas di dalam plagioklas dengan orientasi mineral ortoklas cenderung sejajar bidang belahan mineral plagioklas. Sedangkan antiperthite merupakan kebalikan dari perthite. Pembentukan tekstur ini juga dapat dijelaskan melalui diagram fase hingga menuju titik euthetic. Pada perthite mineral plagioklas terbentuk terlebih dahulu dan saat belum sempurna mineral ortoklas terkristalisasi pada bidang belahan yang belum sempurna terbentuk.
Gambar 14. Tekstur perthite
Sumber :
DAFTARPUSTAKA
Nockolds, S. R., Knox, and G. A. Chinner. 1976. Petrology for Students. Cambridge University Press: London
Williams, Howel, FrancisJ. Turner, and CharlesM. Gilbert. 1982.Petrography An Introduction to the Study of Rocks in Thin Section . W. H. Freeman and Company : New York
http://www4.nau.edu/meteorite/Meteorite/Book-Textures.html (diakses Rabu, 21 Maret 2012, pukul 19:20)
http://www.polarresearch.net/index.php/polar/article/view/7306/html_190 (diakses Rabu,21Maret 2012, pukul 19:20)