• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA M"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA MELALUI

METODE PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)

Wahyuningsih Santosa

Strategi atau metode yang digunakan dalam proses pembelajaran (learning process), tidak dapat dipungkiri lagi, sangat berpengaruh terhadap hasil atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Banyak referensi atau bahkan hasil penelitian yang telah membuktikan hal ini. Tujuan pembelajaran inilah, dengan demikian, yang menjadi alasan kuat dipakainya suatu strategi atau teknik atau metode pembelajaran tertentu.

Tujuan pembelajaran dapat sekedar berupa penyampaian informasi atau pengetahuan kepada mahasiswa, begitupun dapat pula berupa pencapaian keahlian-keahlian atau kompetensi-kompetensi tertentu yang diinginkan dari mahasiswa. Pembelajaran juga dapat ditujukan untuk mengubah sikap mahasiswa.

Tentu kita telah sering mendengar melalui berbagai seminar ataupun ulasan di berbagai media massa, dan perlu rasanya kita renungkan untuk kemudian mengambil tindakan, bahwa tuntutan dunia industri dan bisnis atas lulusan perguruan tinggi yang akan mereka pekerjakan saat ini semakin berat. Semakin dipercaya pula bahwa Indeks Prestasi yang tinggi saja bukan jaminan lulusan tersebut akan berprestasi dalam bekerja.

(2)

Apakah Pembelajaran Aktif itu?

Dalam kebanyakan sistem pengajaran yang dilakukan di Indonesia selama ini, bahkan juga masih banyak di negara lain, metode kuliah atau ceramah menjadi andalan utama. Dalam metode ini, dosen secara aktif memberikan atau mentransfer pengetahuan-pengetahuan kepada para mahasiswanya. Sementara mahasiswa lebih banyak bersifat mendengarkan dan mencatat serta mencoba memahami apa saja yang disampaikan oleh dosennya.

Cranton, dalam Hisyam Zaini dkk (2002), menyatakan bahwa metode kuliah atau ceramah ini identik dengan istilah Lecturer-Centered Method, karena pengajar atau dosen adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab terhadap penyampaian materi pengetahuan kepada para mahasiswa, sehingga arah komunikasipun cenderung satu arah yaitu dari dosen kepada mahasiswa. Cranton berpendapat bahwa metode ceramah tetap akan efektif, namun jika digunakan untuk pengajaran pada tingkatan yang rendah, yaitu pada level pengetahuan dan komprehensi dalam ranah kognitif Bloom (Bloom’s taxonomy). Metode ceramah tidak seefektif metode diskusi jika digunakan untuk menggugah pendapat mahasiswa, apalagi merubah sikap mahasiswa, dan terlebih jika digunakan untuk meningkatkan ketrampilan atau kompetensi mahasiswa.

Dalam bukunya “Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi”, Hisyam Zaini dkk (2002) selanjutnya menyatakan bahwa filosofi mengajar yang baik adalah bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada mahasiswa, akan tetapi bagaimana membantu mahasiswa agar dapat melakukan pembelajaran (learning). Ini berarti bahwa pemegang peran sentral dalam proses pembelajaran bukan si dosen melainkan para mahasiswa, dengan kata lain bahwa mahasiswalah yang harus aktif melakukan pembelajaran. Inilah ide dasar dari kegiatan pembelajaran aktif.

(3)

Definisi lain yang dikutip dari www.acu.edu (2000), pembelajaran aktif adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang sebagai kegiatan pembelajaran yang bersifat multi arah, sehingga kegiatan pembelajaran inipun dapat terjadi dari dosen ke mahasiswa, mahasiswa ke dosen, dan dari mahasiswa ke mahasiswa lainnya. Sementara bentuk kegiatannya dapat berupa bicara, menulis, membaca, diskusi, debat, berperan, permainan peran, interview, penulisan jurnal, dan sebagainya. Adapun bentuk keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran dapat berupa suatu kelas, tim-tim, kelompok-kelompok kecil, trio, pasangan atau bahkan individual.

Dari dua definisi diatas, jelas sekali bahwa metode pembelajaran aktif merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Mahasiswa harus menjadi subyek dalam hal ini, tidak sekedar obyek didik seperti wadah kosong yang menunggu untuk diisi oleh pihak lain. Dengan pembelajaran aktif, mahasiswa akan menjadi kreatif dan selalu tertantang untuk ‘mengisi’ dirinya, yang tidak akan rela membiarkan dirinya keluar ruangan kelas dengan kondisi tetap ‘kosong’.

Mengapa Pembelajaran Aktif?

Banyak perguruan tinggi di berbagai negara saat ini beralih dari metode kuliah atau ceramah (lecture) konvensional ke metode pembelajaran aktif. Mengapa demikian?

David G. Brown dan Curtis W. Ellison dalam artikel berjudul "Seven Principles of Good Practice in Undergraduate Education" (www.acu.edu, 2000) menyatakan: "Active Learning is not merely a set of activities, but rather an attitude on the part of both students and faculty that makes learning effective. The objective of Active Learning is to stimulate lifetime habits of thinking, to stimulate students to think about HOW as well as WHAT they are learning and to increasingly take responsibility for their own education."

(4)

Hal ini dengan tepat diungkapkan oleh Konfusius, seorang filsuf Cina, yang mengatakan (Hisyam Zaini dkk, 2002):

Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat Apa yang saya lakukan, saya paham

Belajar tidak bisa hanya mengandalkan indera pendengaran, jika ingin informasi yang diterima dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Belajar aktif kemudian menjadi salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengikat informasi-informasi yang diterima untuk kemudian menyimpannya dalam otak. Karena dalam pembelajaran aktif mahasiswa ‘melakukan’ sesuatu untuk mendapatkan berbagai informasi atau pengetahuan melalui diskusi, debat atau aktivitas belajar aktif lainnya, maka pengikatan informasi dapat lebih optimal terjadi.

(5)

Diagram Dale’s Cone menunjukkan efektivitas pembelajaran berdasar metode atau media yang digunakan. Berdasar riset Dale, metode belajar yang paling tidak efektif, yang terletak paling atas dari kerucut, yaitu belajar melalui presentasi simbol-simbol verbal seperti mendengarkan kata-kata yang diucapkan, oleh guru atau dosen misalnya. Sementara metode yang paling efektif, yang terletak di dasar kerucut, adalah metode belajar yang melalui pengalaman pembelajaran secara langsung seperti pengalaman lapangan atau pengalaman nyata menyelesaikan masalah.

(6)

Ditunjukkan dalam piramid bahwa persentase retensi (ingatan) yang dicapai melalui metode kuliah (lecture), yang berada paling atas dari piramid, adalah rata-rata hanya 5%. Sebaliknya, metode ‘teach others/immediate use’ mencapai rata-rata retensi 90%. Dapat dilihat lebih jauh hasil riset tersebut bahwa metode diskusi mencapai hasil retensi yang jauh lebih tinggi juga dibanding metode kuliah biasa, yaitu 50%. Begitupun metode praktek yang dalam hal ini dapat berupa praktek riel menyelesaikan masalah atau praktek langsung pada pekerjaan yang sebenarnya dapat mencapai retensi mencapai 75%.

Riset literatur yang dilakukan oleh Chickering & Gamson pada tahun 1987 (Bonwell & Eison, 2000), merekomendasikan bahwa mahasiswa harus melakukan sesuatu yang lebih daripada sekedar mendengar. Mahasiswa harus membaca, menulis, diskusi, dan mencoba menyelesaikan masalah-masalah. Dan lebih penting lagi, selain mahasiswa harus terlibat aktif, mereka diarahkan untuk mempraktekkan cara berpikir yang lebih tinggi, yaitu analisis, sintesis dan evaluasi.

(7)

mengembangkan keterampilan berpikir mahasiswa, maka diskusi lebih baik daripada kuliah/ceramah.

Mencermati beberapa hasil riset tersebut diatas, semakin mengukuhkan bahwa metode pembelajaran aktif terbukti lebih efektif memberikan hasil berupa tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih tinggi. Hisyam Zaini dkk juga menunjukkan bahwa memberi pertanyaan kepada mahasiswa dan meminta mereka untuk mendiskusikannya mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan kenaikan yang signifikan. Lebih jauh lagi, mahasiswa akan terlatih untuk berpikir secara kritis, kreatif dan penuh tanggung jawab atas kegiatan pembelajarannya sendiri. Diskusi dan adu argumentasi yang secara kontinyu dilakukan akan meningkatkan kompetensi komunikasi mahasiswa yang sangat dibutuhkannya ketika mereka bekerja, begitupun akan melatih mereka untuk saling menghargai ide atau pendapat orang lain. Menyelesaikan tugas-tugas secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil merupakan ajang untuk melatih kerja sama tim yang juga sangat penting dalam dunia kerja dimana kita tahu bahwa kita tidak mungkin mampu mencapai tujuan-tujuan organisasi sendirian. Merencanakan dan mengatur jadwal penyelesaian tugas-tugas, akan melatih keterampilan pengorganisasian yang sangat baik. Sementara menjadi ketua dan memimpin diskusi kelompok atau diskusi kelas, akan menjadi ajang yang baik untuk melatih leadership.

PBL di FE Usakti

Melihat berbagai keuntungan atau benefit dari metobe pembelajaran aktif, tepat kiranya jika Fakultas Ekonomi Usakti mencoba menerapkan metode ini dalam kegiatan pembelajarannya. Dimulai dengan kelompok yang tidak terlalu besar, diharapkan dalam jangka panjang metode ini akan semakin membudaya sehingga keinginan kita semua untuk menciptakan lulusan yang kompeten pun akan terwujud.

(8)

informasi atau pengetahuan atau konsep serta teori yang mendasari untuk kemudian didiskusikan bersama-sama. Diskusi dapat terjadi selama di kelas bersama seluruh anggota kelas maupun di luar kelas bersama kelompok-kelompok kerja masing-masing agar dapat menyampaikan hasil tepat pada waktunya. Disini seluruh mahasiswa diberi ruang untuk menunjukkan peran aktifnya, tanpa pandang bulu, sehingga memotivasi mereka untuk menunjukkan bahwa sebenarnya mereka mampu berpendapat, memberi masukan atau bahkan mengoreksi ide yang kurang tepat. Diskusi di kelas akan dipimpin oleh seorang ketua, yang juga seorang mahasiswa anggota kelas bersangkutan secara bergantian setiap sesinya.

Tujuan penerapan PBL ini tentu saja bukan hanya pada level pengetahuan atau komprehensi, dimana mahasiswa hanya dapat mendefinisikan atau menginterpretasikan berbagai ilmu. Atau bahwa tujuannya hanya mentransfer informasi dan pengetahuan-pengetahuan saja ke mahasiswa. Namun lebih jauh dari itu, tujuan penerapan PBL adalah untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi atau keterampilan-keterampilan penting yang terasah selama sesi-sesi diskusi berlangsung seperti keterampilan konseptual, komunikasi, memberikan ide-ide, keterampilan mendengarkan, kerjasama, perencanaan dan pengorganisasian, kepemimpinan, serta keterampilan teknis lainnya. Jika ini terwujud, maka kita akan memiliki suatu keunikan dan nilai lebih dari lulusan yang kita hasilkan. Tentu peran fakultas sangat vital disini, terutama dalam penyediaan berbagai perangkat yang dibutuhkan serta penciptaan lingkungan yang kondusif.

(9)

tidak mau berpartisipasi, tidak mau berpikir secara higher-order, atau tidak mempelajari materi secara memadai. Bonwell & Eison menegaskan bahwa kekhawatiran atau risiko semacam ini dapat diatasi dengan sukses melalui perencanaan yang hati-hati dan mendalam. Yang pasti, perubahan ini harus dimulai dengan kemauan dan usaha yang kuat dari seluruh anggota fakultas.

Referensi

Bonwell, Charles C. & Eison, James A, 2000, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, www.ntlf.edu.

Center for Teaching and Learning (Teaching Resources), 2000, Active Learning, www.umn.edu.

Fink, L. Dee, 1999, Active Learning, www.hcc.hawaii.edu.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, 2002, Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Center for Teaching Staff Development (CSTD), IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba mendesain web non komersial mengenai Klub Sepak Bola Persita dengan menggunakan Flash MX yang di dalamnya terdapat beberapa informasi

Meanwhile, the indicators of attitude toward learning English proposed by the 2004 English curriculum for junior high school include having control on his/her own

Rapat Koordinasi diadakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2009 Pukul 08.00 WIB yang dihadiri Dandim Kota Tangerang, Rektor UMJ, Ketua Bappeda Kota Tangerang Selatan, Dekan Fisip UMJ,

If you are not on a Mac, or wish to use the command line, you must first create some files to prepare your project for deployment. Because Bluemix is a CloudFoundry-based

Rataan Berat Polong per Tanaman Sampel Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan POC Kosarmas dan Bokashi Jerami Padi.. dapat diperhatikan bahwasanya parameter pengamatan

Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pernerintalr Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan.. Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

Pengukur jarak dengan sensor ultrasoni dengan timer (C) …….. Membuat pengukur jarak ultrasonic dengan BASCOM

Sehingga makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah adil terhadap sesama yang dijiwai oleh adil terhadap diri sendiri serta adil terhadap Tuhan dan adil