• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 01 April 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 01 April 2009"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Rabu, 01 April 2009

Pada hari Selasa, 31 Maret 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Rabu, 01 April 2009 pukul 08.00 WIB,

dilaporkan

informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Bencana Banjir Bandang di Tangerang Provinsi Banten dan di Jakarta Selatan Prov. DKI Jakarta. (Laporan Perkembangan)

A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Banjir Bandang

2. Waktu Kejadian : 27 Maret 2009, pukul 04.30 WIB 3. Lokasi Kejadian : Ciputat, Tangerang di Prov. Banten

4. Penyebab : Hujan deras sejak pukul 02.30 WIB yang menyebabkan tanggul Situ Gintung jebol karena tidak mampu menahan debit air.

1

2

(2)

Keterangan :

Tanggul Jebol ( Situ Gintung )

1. Posko Induk ( Univ. Muhamadiyah) 2. Posko tambahan ( STIE Ahmad Dalan) B. Kondisi Mutakhir

1. Korban

o Meninggal : 99 orang

o Sakit/Dalam perawatan : 74 orang (14 orang dirawat di RS Fatmawati, 24 orang rawat jalan di FKK UMJ dan 36 orang di Fakultas Hukum UMJ.

o Hilang : 93 orang o Luka-luka : 113 orang

o Pengungsi : 525 jiwa terdapat di 4 titik (Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran, RW 08 dan RW 11 dan Balai Warga).

o Total korban menderita : 260 KK (116 KK di RT 04/08, 63 KK di RT 03/08, 67 KK di RT 01/08, 9 KK di RT 05/11 dan 5 KK di RT 04/11). 2. Kerusakan

o Rumah

- Roboh : 8 unit - Rusak Berat : 319 unit o Fasilitas Umum

- Gedung : 11 unit. - Tempat ibadah : 1 Mushola - Lain – lain : Pagar TPU jebol

3. Hari ini Selasa, 31 Maret 2009 Tim gabungan dari TNI, Polri, SAR dan relawan kembali menemukan 1 orang korban meninggal di Sungai Pesanggrahan di kawasan Perumahan Bukit Pratama, Cirendeu, Tangerang, Banten.

4. Proses pencarian korban dan validasi data masih terus berlangsung. Kemungkinan data masih dapat berubah.

5. Aktifitas masyarakat sudah kembali normal dan sebagian besar pengungsi sudah kembali kerumah masing-masing.

C. Upaya Penanganan

1. Hari ini Selasa, 31 Maret 2009 Wapres didampingi Mensos dan Gubernur Banten mengunjungi lokasi bencana selanjutnya mengadakan rapat koordinasi penanganan bencana di Seskopolwan Pasar Jumat yang dihadiri oleh Mensos, Menko Kesra dan Gubernur Banten beserta pejabat instansi terkait lainnya.

2. Pada hari yang sama Dinas Kesehatan dan Dokter Polisi/DOKPOL sebanyak 300 orang melakukan penyemprotan desinfektan di lokasi bencana.

3. Hari Selasa, 31 Maret 2009 Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mendatangkan 20 tenaga psikolog guna melakukan konseling terhadap para pengungsi korban jebolnya tanggul Situ Gintung untuk memulihkan kondisi kejiwaan warga.

4. Pukul 13.00 WIB dilakukan evakuasi oleh Tim gabungan dari TNI, Polri, SAR dan relawan terhadap korban yang sementara menempati fakultas Hukum dipindah ke fakultas Kedokteran UMJ.

5. Bantuan Wapres RI disampaikan melalui Gubernur Prov. Banten sebesar Rp 1.023.000.000,- (Satu Milyard Dua Puluh Tiga Juta Rupiah) dan mobil amphibi 2 unit untuk pencarian korban yang hilang.

6. BNPB telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat dan memberikan bantuan perahu karet 2 unit, tenda pleton 2 unit, nasi bungkus 350 bungkus dan air mineral 10 dus.

7. Depsos telah menyalurkan bantuan berupa ikan kaleng 30.000 kaleng, kecap manis 9.600 botol, sambal 9.600 botol, daster 1.000 lembar, kaos kerah dewasa 1.000, kain sarung 5.000 lembar, kain batik panjang 1.000 lembar dan seragam SD 4.000 lembar.

(3)

8. Depkes telah menyalurkan makanan siap saji 100 koli, MP ASI bubuk 181 koli, MP ASI biscuit 50 koli, kantong mayat 100 lembar, AC 4 unit, perahu karet 4 unit, tenda lapangan 2 unit.

9. DPU Ditjen Sumber Daya Air telah menyiapkan bronjong 2.500 buah, karung pasir 18.000 buah untuk proteksi perkuatan tebing kiri dan kanan tanggul yang jebol.

10. DPU Ditjen Bina Marga mengerahkan Dumtruck 8 unit, Wheell loader 9 unit dan backhoe 1 unit.

11. DPU Ditjen Cipta Karya mengerahkan mobil tanki @ 4.000 liter 9 unit, Hydrant umum 6 unit, instalansi penjernih air 1 unit, mobil toilet 1 unit dan tenda peleton 4 unit.

12. BBWS Ciliwung- Cisadane telah mengerahkan 2 unit beckhoe.

13. Dinsos Prov. Banten menyalurkan bantuan berupa beras 1 ton, mie instan 50 dus, minyak goreng 30 dus, foodware 30 buah, tenda hunian sementara 5 buah dan tikar 300 lembar. 14. Dinsos Kota Depok telah menyiagakan dapur umum dengan menyalurkan 300 – 1.000

bunkus nasi/hari dan tenda regu 1 unit.

15. Dinsos Prov. DKI Jakarta menyiagakan mobil dapur umum 2 unit dengan menyiapkan 2.000 nasi bungkus/hari, tenda pleton 3 unit, velbed 125 unit, perahu karet 2 unit, mobil rescue 3 unit, Tagana 80 personil, serta menyalurkan biscuit 100 dus, mie instans 50 dus, daster 200 lembar, kaos 200 lembar dan selimut 200 lembar.

16. Dinkes Prov. Banten telah menyiagakan mobil ambulance 11 unit lengkap dengan peralatan kesehatan, tenaga medis, obat-obatan, sepatu boot 100 buah, tandu dan kantong jenasah.

17. Dinkes Kab. Tangerang telah mengerahkan mobil ambulance 2 unit dan obat-obatan. Puskesmas dan Rumah Sakit se-Kota Tangerang Selatan telah mengerahkan mobil ambulance 10 unit dan tenaga medis.

18. Pemda Kab. Tangerang memberikan bantuan dumtruck 1 unit, shoppel 1 unit, backhoe 1 unit dan mobil kebersihan 2 unit.

19. Walikota Jakarta selatan telah mengerahkan mobil pemadam kebakaran 3 unit untuk membersihkan lumpur.

20. Rapat Koordinasi diadakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2009 Pukul 08.00 WIB yang dihadiri Dandim Kota Tangerang, Rektor UMJ, Ketua Bappeda Kota Tangerang Selatan, Dekan Fisip UMJ, BNPB serta satuan-satuan unit evakuasi dengan kesepakatan sebagai berikut : o Posko utama ditetapkan di Fakultas Hukum UMJ dengan penanggung jawab Walikota

Tangerang Selatan.

o Incident Commeander adalah asisten 1 Kota Tangerang Selatan, Koordinator lapangan adalah Dandim dengan wakilnya adalah Kapolres (membawahi TNI, POLRI, SAR dan pemulihan darurat), Koordinasi Ruangan Posko adalah dekan Fisip UMJ/ketua LPPM UMJ (membawahi kegiatan logistik dan peralatan, medis, penampungan sementara dan Humas)

o Seiap hari akan dilakukan rapat koordinasi guna evaluasi penanganan darurat dan rencana tindak lanjut berikutnya dan press release.

o Masa Tanggap Darurat diperkirakan 1 s/d 2 minggu yang saat ini sedang disusun oleh Pemda Kota Tangerang Selatan.

o Permasalahan tanggul Situ Gintung sedang dibahas oleh Dep. PU bersama tenaga ahli dari Jepang.

21. Disamping bantuan dari Instansi/Lembaga terkait telah diterima dan disalurkan pula bantuan dari LSM, organisasi masyarakat, partai politik dan masyarakat yang potensi kontribusinya sedang didata.

22. Upaya penanganan kesehatan masih terus dilakukan oleh tenaga medis dari DEPKES dan dibantu 100 orang PMI, 160 orang tenaga medis, dan 25 orang Dokter UMJ, 7 orang Dokter dari Ikatan Dokter Indonesia 60 tenaga medis gabungan dari UMJ, Ikatan Dokter Indonesia dan Prov. Banten.

23. Bagi korban meninggal telah dilakukan pemakaman oleh masing-masing keluarga dan masyarakat, sedangkan jenasah yang belum teridentifikasi masih berada di RS Fatmawati. 24. Briefing lapangan dilakukan setiap pagi hari.

25. Rapat Koordinasi dilakukan setiap malam pkl 20.00 WIB.

(4)

Sumber :TRC BNPB, Depkes, Depsos, Satkorlak PB DKI Jakarta, Mako Menwa UIN dan UMJ, TAGANA dan Koramil Ciputat.

II. Bencana Tanah Longsor dan Banjir Bandang di Kab. Tanah Datar, Agam dan Kota Sawah Lunto Prov. Sumatera Barat (Laporan Kejadian)

A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Tanah Longsor dan Banjir Bandang 2. Waktu Kejadian : 30 Maret 2009, pukul 06.15 WIB

3. Lokasi Kejadian : Kab. Tanah Datar (Desa Nagari Pasir Laweh Kec. Sungai Tarab), Kab. Agam ( Desa Lasi Kec. Baso) dan Kota Sawah Lunto ( Ds. Silungkang Kec. Silungkang)

4. Penyebab : Akibat hujan deras dan meluapnya sungai Lawas. B. Kondisi Mutakhir

1. Kabupaten Tanah Datar ( Banjir Bandang dan Tanah Longsor ) a. Korban jiwa o Meninggal : 1 orang o Luka : 3 orang o Mengungsi : 788 jiwa b. Kerusakan o Rumah

- Rusak Berat : 21 unit - Rusak ringan : 10 unit - Hanyut : 4 unit o Fasilitas Umum

- Sekolah : 2 unit rusak berat - Tempat ibadah : 5 unit rusak berat - Jembatan : 17 unit rusak berat - Pasar : 1 unit rusak berat - Sawah : 166,5 hektar rusak berat - Lain-lain : Kantor Nagari rusak berat 2. Kabupaten Agam ( Tanah Longsor )

a. Korban jiwa : belum ada data korban jiwa b. Kerusakan fasilitas umum

- Tempat ibadah : 1 unit rusak ringan - Jembatan : 3 unit rusak berat/putus - Sawah : 11 hektar rusak berat 3. Kota Sawah Lunto ( Tanah Longsor )

a. Korban jiwa : Tidak ada b. Kerusakan

- Rumah : 4 unit rusak berat - Sekolah SDN : 1 unit rusak ringan

- Lain-lain : Fasilitas jalan umum longsor di 1 titik, batang sungai aliran dari Batusangkar ke Ombilin menuju Sawahlunto meluap hingga merusak ladang/persawahan penduduk.

C. Upaya penanganan

1. Gubernur/Ketua Satkorlak PB Prov. Sumatera Barat, Bupati Tanah Datar dan instansi terkait telah meninjau lokasi dengan membawa peralatan dan logistik berupa, minyak goreng 10 dus, sarden 50 dus, kecap 10 dus, supermie 40 dus, biskuit 50 dus dan gula pasir 1 karung. 2. Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat juga menyerahkan bantuan sandang dan bantuan

obat – obatan.

3. Satkorlak PB Prov. Sumatera Barat telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat untuk upaya penanganan bencana.

4. Satlak PB Kab. Tanah Datar, TNI dibantu dengan masyarakat telah melakukan evakuasi korban dan mendirikan posko di Pasir Laweh.

(5)

Sumber :Satkorlak PB Prov. Sumbar dan Kodm 0307/Tanah Datar.

III. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini

1. Hari Selasa, 31 Maret 2009 tidak terpantau adanya hotspot (titik panas) di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG di Sumatera dan Kalimantan sebagai berikut :

Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**)

SUMATERA

Sumatera Utara - Berawan

Riau - Hujan Ringan

Jambi - Hujan Ringan

Sumatera Selatan - Hujan Ringan

KALIMANTAN

Kalimantan Barat - Hujan Ringan

Kalimantan Selatan - Hujan Ringan

Kalimantan Tengah - Berawan

Kalimantan Timur - Berawan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) informasi **) Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)

2. Jarak pandang(visibility) pada hari Selasa, 31 Maret 2009 di beberapa kota di Sumatera dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00

Medan 8.000 m 10.000 m 8.000 m 5.000 m

Pekanbaru - 10.000 m - 10.000 m

Jambi - 13.000 m 12.000 m 10.000 m

Palembang 4.000 m 10.000 m 10.000 m 8.000 m 3. Jarak pandang(visibility) pada hari Selasa, 31 Maret 2009 di beberapa Kota di Kalimantan

dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00

Pontianak 8.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

Palangkaraya 8.000 m 10.000 m 10.000 m 7.000 m

Samarinda 8.000 m 10.000 m 10.000 m 8.000 m

Banjarmasin 7.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter

4. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 31 Maret - 02 April 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diprakirakan mempunyai :

a. Potensi kebakaran Tinggi di wilayah Sumatera terdapat di NAD, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Sumbar dan Lampung. Sedangkan di Kalimantan terdapat di sebagian besar Kalimantan Timur, Kallimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

b. Potensi Kebakaran Sangat Tinggi di Sumatera terdapat di NAD, Riau, sebagian Sumsel, Sumut, Babel. Sedangkan di Kalimantan terdapat di sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

5. Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 02 April 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah NAD arahnya menuju Barat sampai perairan Selatan Sumatera, di wilayah Kaltim arahnya menuju Barat sampai wilayah Selat Karimata, di Kalteng arahnya menuju Utara sampai wilayah Kalimantan Tengah.

(6)

Sumber : Badan Meteorologí Klimatologi dan Geofísika

B. Upaya Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, Lapan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar.

4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk mensiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH

IV. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini masih ada 3 (tiga) gunung api yang dinyatakan masih dalam status “Siaga” (Level III) diantaranya :

1. Gunung Api Semeru di Kab. Lumajang dan Malang Prov. Jawa Timur (Laporan

Perkembangan)

Hingga hari Selasa, 31 Maret 2009 pukul 06.00 WIB, status kegiatan G. Semeru masih dalam keadaan ”Siaga”(Level III). Aktivitas gunung untuk hari Selasa, 31 Maret 2009 pukul 00.00 – 06.00 WIB terjadi 6 kali gempa letusan dan 1 kali gempa Tektonik Jauh. Secara visual pada pukul 00.00 – 06.00 WIB, cuaca mendung, angin tenang, suhu udara 24° C. Awan panas tidak terjadi, asap kawah tidak terjadi, letusan abu dan sinar api tidak teramati, hujan nihil dan gunung tertutup kabut.

2. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara (Laporan pekembangan) Hingga hari Selasa, 31 Maret 2009 pukul 06.00 WITA, status kegiatan G. Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga”(level III). Aktivitas gunung untuk hari Selasa, 31 Maret 2009 pukul 00.00 – 06.00 WITA terjadi 4 kali gempa Tektonik Jauh (TJ). Secara visual pada pukul 00.00 -06.00 WITA, cuaca cerah, angin tenang, asap kawah utama putih tipis dengan tinggi 100 meter, sinar api tampak samar-samar tinggi 25 meter, asap kawah II putih tipis tinggi 50 meter.

3. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara (Laporan pekembangan) Hingga hari Selasa, 31 Maret 2009 pukul 06.00 WITA, status kegiatan G. Ibu masih dalam keadaan ”Siaga”(level III). Aktivitas gunung untuk hari Selasa, 31 Maret 2009 pukul 00.00– 06.00 WITA terjadi 42 kali Gempa Letusan, dengan amplituda maksimum 38 – 50 mm dan lama gempa 25 – 65 detik, 17 kali Gempa Hembusan dengan amplituda 7 – 35 mm dan lama gempa 15 – 45 detik. 1 kali gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda maksimum 36 mm, S-P 20 detik, dan lama gempa 150 detik. Secara visual pada pukul 00.00 – 06.00 WIT, cuaca cerah, angin tenang, gunung tampak jelas, asap putih kelabu dengan tinggi lk 200-400 meter. Rekomendasi :

1.

Masyarakat di sekitar G. Semeru, G. Api Karangetang dan G. Api Ibu dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

2.

Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng Tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimanti.

3.

Bagi pesawat yang akan melintasi wilayah G. Semeru agar berhati-hati terhadap dampak abu letusan.

4.

Masyarakat di sekitar G. Api Ibu serta pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km.

5.

Masyarakat sekitar G. Karangetang tidak diperbolehkan menaiki melebihi ketinggian 500 m dari permukaan laut.

6.

Jika terjadi hujan abu cukup deras, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut dikarenakan abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran

(7)

pernafasan.

7.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Satkorlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.

Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

V. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Rabu, 01 April 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 12.00) Siang (12.05 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 JAKARTA PUSAT Berawan Berawan Berawan

2 JAKARTA UTARA Berawan Berawan Berawan

3 JAKARTA SELATAN Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan

4 JAKARTA TIMUR Berawan Berawan Berawan

5 JAKARTA BARAT Berawan Berawan Berawan

6 KEP. SERIBU Berawan Berawan Berawan dan hujan ringan

7 BOGOR Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan

8 TANGERANG Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan

9 DEPOK Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan

10 BEKASI Berawan Berawan Berawan

Keterangan :

- Hujan ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari - Hujan sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari - Hujan lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari - Hujan sangat lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari

Peringatan dini : Berpotensi hujan dengan intensitas ringan - sedang yang disertai kilat/petir antara sore dan menjelang malam hari terutama di wilayah Jakrta Selatan, Timur, Barat, Depok dan Bogor.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika

VI. Prakiraan Gelombang Tinggi

Prakiraan gelombang tinggi berlaku tanggal 01 April 2009, pukul 07:00 WIB sampai dengan tanggal 02 April 2009 pukul 07:00 WIB. sebagai berikut :

2.0 - 3.0 m : Samudera Hindia barat Sumatera Barat hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa, Perairan selatan Pulau Rote, Laut Natuna, Laut Sulawesi bagian tengah, yang berbahaya bagi perahu nelayan dan tongkang

(8)

VII. Lain - lain

1 Telah terjadi Bencana Angin Puting Beliung di Ds. Bandar Jaya Timur dan Bandar Jaya Barat Kec. Terbanggi Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung pada hari Sabtu tanggal 28 Maret 2009 pukul 17.15 WIB. kejadian tersebut menimbulkan kerugian materiil 26 unit rumah rusak sedang, 1 unit rumah rusak ringan di Ds. Bandar Jaya Timur dan 96 Unit rumah rusak ringan, 1 Sekolah Dasar rusak ringan di Ds. Bandar Jaya Barat Kec. Terbanggi. Upaya yang dilakukan adalah Pemkab Lampung Tengah telah melakukan peninjauan lokasi kejadian dan melakukan pendataan kerugian materiil. Aparat Desa bersama masyarakat melakukan gotong royong untuk memperbaiki perumahan penduduk yang rusak.

Sumber : BPBD Propinsi Lampung

2 Hari Selasa, 31 Maret 2009 pukul 18:31:19 WIB, telah terjadi gempa bumi tektonik dengan kekuatan 5.6 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 3.92 LU dan 127.05 BT (43 km Tenggara Melonguane-Sulut, 179 km Timur Laut Tahuna-Sulut, 343 km Timur Laut Bitung-Sulut, 350 km Barat Laut Ternate-Maluku Utara dan 365 km Timur Laut Manado-Sulut). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum diperoleh informasi adanya dampak gempa terhadap lingkungan ataupun korban jiwa.

Sumber : BMKG

Pengawas,

Irawan Wisnoebroto, SE

Jakarta, 01 April 2009 Ketua Kelompok Piket,

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan jenis penelitian verifikatif yaitu menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan, data penelitian verifikatif

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melindugi dan memberikan berkat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

Dengan demikian, catatan akuntansi merupakan bukti audit bagi auditor mengenai pengolahan transaksi keuangan yang telah dilakukan oleh klien.. Selain itu catatan akuntansi

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa target populasi pada penanggulangan ISPA adalah penduduk kelompok umur ≤ 5 tahun.. Ini sesuai dengan kebijakan P2 ISPA bahwa

Seorang dokter kebangsaan Inggris bernama Edward Jenner banyak merawat pasien-pasien cacar, Ketika itu mereka hanya mempunyai teknik yang disebut Variolasi, dimana

Kondisi tersebut didasarkan pada volume tangki penyimpanan akan lebih kecil jika ammonia berfasa cair jika dibandingkan pada fasa uap untuk massa ammonia yang

Hasil perhitungan harga biaya produksi untuk masing-masing produk dengan menggunakan metode activity based costing yang didapat dengan menjumlahkan seluruh biaya bahan baku

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konservatisme laba, struktur modal, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan corporate social responsibility terhadap