SEKOLAH MENENGAH ATAS
LUAR BIASA
Buku Guru
PPKn
TUNANETRA
KELAS X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Buku Guru
PPKn
SMALB Tunanetra
Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang
Kontributor : Asep Ahmad Sopandi Penyunting materi : (tim pengarah)
Diterbitkan oleh : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kotak katalog dalam terbitan (KDT)
Cetakan ke-1, 2014
Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMALB Tunanetra : Buku Guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. –Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
x, 322 hl. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas X
ISBN 978-602-282-653-8 (jilid lengkap) ISBN 978-602-282-654-5 (jilid 1)
I. PPKn – Studi dan Pengajaran I. Judul
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan MILIK NEGARA
KATA PENGANTAR
Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berdasarkan peraturan ini telah ditetapkan kebijakan baru pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kurikulum yang berlanjut dengan penerapan kurikulum 2013. Menurut peraturan ini, struktur kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, Mata Pelajaran, dan Beban Belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Khusus struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah termasuk untuk SMALB diantaranya terdiri atas. muatan umum; dan muatan pilihan lintas minat atau pendalaman minat.
Pengembangan Kurikulum 2013 SMALB seperti juga pengembangan kurikulum 2013 SMA dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas
mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
pengembangan tersebut telah diterbitkan sebanyak 54 jenis bahan ajar pendidikan khusus untuk peserta didik/siswa SMALB kelas X Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa Ringan, Tunadaksa Sedang, dan Autis, yang terdiri dari 27 bahan ajar untuk peserta didik/siswa dan 27 bahan ajar untuk guru yang mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, dan Seni Budaya.
Akhirnya, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan bahan ajar ini khususnya kepada semua Penulis, Editor, dan Ilustrator serta team profesional dari Dit. PPKLK Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbud dibawah koordinasi Direktur Dit. Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, dengan dibantu Kasubdit Pembelajaran, Kasi Pelaksanaan Kurikulum, Kasi Penilaian dan Akreditasi yang telah mengkoordinir penulis, penelaah/ editor, illustrator, dan tim tehnis Dit. PPKLK serta staf subdit pembelajaran Dit. PPKLK sehingga atas kerja keras dan bekerja dengan penuh konsentrasi dapat dihasilkannya bahan ajar ini. Semoga ketersediaan bahan ajar ini akan mendorong semua guru dan Kepala Sekolah SMALB untuk meningkatkan kapasitasnya dalam memahami dan menerapkan prinsip – prinsip pembelajaran dalam mengelola kelas dan mengembangkan sekolah serta bagi guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian otentik pada setiap kegiatan pembelajaran supaya dihasilkan lulusan SMALB yang kreatif, produktif, inovatif, dan mandiri serta memiliki sikap ilmiah.
Jakarta, Mei 2014.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang... 1
B. Ruang Lingkup ... 3
C. Pengembangan Materi ... 3
D. Karakteristik Peserta Didik Tunanetra ...10
E. Karakteristik Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ...13
F. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter ... 17
Bab II Model-Model Pembelajaran A. Model Pembelajaran Langsung ... 21
B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 24
C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 27
D. Strategi Pembelajaran Kontekstual Masalah Dalam Pembelajaran ... 30
Bab III Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar A. Petunjuk Umum ... 35
B. Strategi Umum Pembelajaran Mengacu pada Buku Siswa ... 38
Bagian Khusus ……….……….... 44
Bab I Perlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia A. Pendahuluan ... 48
B. Materi dan Kegiatan Pembelajaran ... 51
C. Pengayaan Materi Bab I ... 82
D. Penilaian Pembelajaran ... 83
E. Interaksi Guru dan Orang Tua ... 87
Bab II UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 A. Pendahuluan ... 90
B. Materi dan Kegiatan Pembelajaran ... 93
C. Pengayaan Materi Bab II ... 112
D. Penilaian Pembelajaran ... 113
E. Interaksi Guru dan Orang Tua ... 117
Ujian Tengah Semester ………...….. 119
Bab III Kedaulatan Negara dan Pemilihan Umum A. Pendahuluan ... 124
B. Materi dan Kegiatan Pembelajaran ... 127
C. Pengayaan Materi Bab III ... 146
D. Penilaian Pembelajaran ... 146
Bab IV Hubungan Struktural dan Fungsional
Pemerintahan Pusat dan Daerah
A. Pendahuluan ... 154
B. Materi dan Kegiatan Pembelajaran ... 157
C. Pengayaan Materi Bab IV ... 187
D. Penilaian Pembelajaran ... 187
E. Interaksi Guru dan Orang Tua ... 191
Ujian Semester I ………..………..….. 198
Bab V Sistem Hukum dan Peradilan Nasional A. Pendahuluan ... 198
B. Materi dan Kegiatan Pembelajaran ... 201
C. Pengayaan Materi Bab V ... 221
D. Penilaian Pembelajaran ... 221
E. Interaksi Guru dan Orang Tua ... 226
Bab VI Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika A. Pendahuluan ... 228
B. Materi dan Kegiatan Pembelajaran ... 231
C. Pengayaan Materi Bab VI ... 255
D. Penilaian Pembelajaran ... 256
E. Interaksi Guru dan Orang Tua ... 261
B. Materi dan Kegiatan Pembelajaran ... 267
C. Pengayaan Materi Bab VII ... 285
D. Penilaian Pembelajaran ... 286
E. Interaksi Guru dan Orang Tua ... 290
Ujian Semester II ………..…………..………..….. 291
Lampiran-Lampiran. Lampiran 1. . Contoh Lembar Format Observasi ... 296
Lampiran 2. Contoh Format Penilaian Individu ... 298
Lampiran 3. . Contoh Format Penilaian Proses ... 305
Lampiran 4. Contoh Lembar Penilaian Dokumen Laporan.. ... 308
Lampiran 5. . Contoh Lembar Pengamatan Presentasi ... 311
Lampiran 6. Contoh Format Penilaian Akhir ... 318
Glosarium ... 315
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia menegaskan bahwa “setiap orang berhak mendapatkan kesempatan pendidikan sesuai dengan kemampuan dirinya”. Konsep dasar hak asasi manusia ini menekankan pentingnya pendidikan bagi semua (Educatian for All). Untuk itu Pemerintah Indonesia meyakini dan memandang bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang harus diberikan kepada setiap warganya dalam rangka memberikan kebebasan untuk mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimiliki warga negaranya, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa, “Setiap warga mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
Rumusan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013 mengedepankan pentingnya kreativitas dan komunikasi. Kompetensi yang diharapkan dari seorang lulusan dirumuskan diharapkan memiliki kemampuan pikir dan tindakan yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai kemampuan siswa. Kemampuan tersebut diperjelas dalam kompetensi inti yang salah satunya adalah menyajikan pengetahuan dalam bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis, atau dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak sehat, beriman, dan berakhlak mulia. Kompetensi tersebut dirancang untuk dicapai melalui proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatan-kegiatan berbentuk tugas
(project based learning) yang mencakup proses-proses mengamati, menanya, mencari informasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.
B. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas X SMALB-A membahas tujuh lingkup materi yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Usaha-usaha perlindungan dan pemajuan hak asasi
manusia beserta penanganannya.
2. Semangat berkonstitusi dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Semangat demokrasi melalui pelaksanaan Pemilihan Umum untuk menjunjung tinggi kedaulatan rakyat Indonesia.
4. Tugas dan wewenang lembaga-lembaga di Pemerintahan Pusat dan Daerah.
5. Hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
6. Semangat mengatasi ancaman untuk membangun integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
7. Semangat untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Pengembangan Materi
dalam empat Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti 3 berisi Kompetensi Dasar tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan Kompetensi Inti 4 berisi Kompetensi Dasar tentang penyajian keterampilan. KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3. Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 diajarkan secara tidak langsung pada setiap kegiatan pembelajaran, sedangkan Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4 diajarkan secara langsung.
Rincian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas X SMALB-A adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran PPKn Kelas X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya sesuai dengan
kemampuan anak berkebutuhan khusus.
1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.
2.1 Menghayati nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.2 Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 pada kehidupan berbangsa dan bernegara. 2.3 Menghayati nilai-nilai yang
terkandung dalam pasal-pasal UUD Negara RI Tahun 1945 dalam berbagai aspek
kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum.
2.4 Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama dan kepercayaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2.5 Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni keberagaman dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.
3. Memahami,
prosedural sesuai dengan
kemampuan anak berkebutuhan khusus
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1 Memahami perkembangan kasus-kasus perlindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan konsep dan nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.2 Menelaah kerangka umum dan isi pokok UUD Negara RI Tahun 1945.
3.3 Memahami bentuk dan kedaulatan Negara dan pelaksanaan Pemilu yang termuat dalam isi pokok UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3.4 Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3.5 Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.6 Memahami indikator
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam membangun integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 3.7 Memahami pentingnya
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Merangkum dari berbagai media tentang peran
pemerintah dan masyarakat dalam perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia sesuai dengan konsep dan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4.2 Menyaji hasil telaah
pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
4.3 Melakukan wawancara dengan narasumber tentang sistem pemilu di Indonesia.
4.4 Menyajikan laporan tentang hubungan struktural dan fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah menurut UUD Negara RI Tahun 1945. 4.5 Membuat rangkuman tentang
sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4.6 Membuat rangkuman tentang cara mengantisipasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam membangun integrasi nasional dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 4.7 Membuat laporan tentang
Empat Kompetensi Inti (KI) yang kemudian dijabarkan menjadi 22 Kompetensi Dasar (KD) itu merupakan bahan kajian yang akan ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran selama satu tahun (dua semester) yang terurai dalam 36 minggu. Kegiatan pembelajaran selama 36 minggu dibagi menjadi dua semester, semester pertama dan semester kedua. Setiap semester terbagi menjadi 18 minggu. Selama 18 minggu, juga dilaksanakan ulangan/kegiatan lain seperti ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester yang masing-masing diberi waktu 2 jam/minggu. Dengan demikian waktu efektif untuk kegiatan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran wajib di SMALB-A disediakan waktu 2 x 40 menit x 32 minggu/per-tahun (16 minggu/semester).
Tabel 1.2 Penggunaan Buku Berdasarkan Alokasi Waktu
Bab Pertemuan Minggu Ke-…
1-5 6-8 9 10-12 13-17 18 19-22 23-28 29 30-35 36
I II UTS
III IV US 1
V VI UTS
VII US 2
Berdasarkan jumlah KD terutama yang terkait dengan penjabaran Kompetensi Inti (KI) 3, buku teks pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X disusun menjadi tujuh bab, yaitu:
Bab I : Perlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia.
Bab II : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Bab III : Kedaulatan Negara dan Pemilihan Umum.
Bab IV : Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah.
Bab V : Sistem Hukum dan Peradilan Nasional.
Bab VI : Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
D. Karakteristik Siswa Tunanetra
Dalam melayani pembelajaran bagi siswa tunanetra, diperlukan kedewasaan dan keluasan cakrawala berpikir tentang manusia. Pada umumnya kita memandang mereka sebagai orang yang berkekurangan atau berketerbatasan. Dan oleh karenanya kita selalu menganggap mereka memiliki kemampuan di bawah manusia normal. Cara pandang inilah yang selama ini menjadi pola tindak kita dalam membelajarkan mereka.
Hakikat penciptaan manusia adalah bahwa setiap manusia memiliki keunikan yang tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Jika ada anak yang mengalami kekurangan di suatu sisi, pasti ada kelebihan di pihak lain. Tugas kita sebagai pelayan di bidang pendidikan adalah mengembangkan potensi yang tersimpan di balik keterbatasan fisik atau keterbatasan lain yang dimiliki oleh anak.
Diagnosa seperti yang diberikan di masa lalu menyebabkan anak-anak diberi label yang mengakibatkan gurunya memfokuskan pada keterbatasan yang dapat disebabkan oleh kecacatannya. Ini dapat mengakibatkan guru tidak menyadari potensi yang ada pada diri anak. Oleh karena itu, guru harus dapat mengenal karakteristik yang ada pada siswa tunanetra diantaranya seperti berikut ini:
1. Karakteristik siswa tunanetra dalam Aspek Akademis. Tilman & Osborn (1969) menemukan beberapa perbedaan antara siswa tunanetra dan anak awas.
a. Siswa tunanetra menyimpan pengalaman-pengalaman khusus seperti halnya anak awas, namun pengalaman-pengalaman tersebut kurang terintegrasikan.
b. Siswa tunanetra mendapatkan angka yang hampir sama dengan anak awas, dalam hal berhitung, informasi, dan kosakata, tetapi kurang baik dalam hal pemahaman (comprehention) dan persamaan. c. Kosa kata siswa tunanetra cenderung merupakan
kata-kata yang definitif.
2. Karakteristik Siswa tunanetra dalam Aspek Pribadi dan Sosial
Masalah kepribadian cenderung diakibatkan oleh sikap negatif yang diterima siswa tunanetra dari lingkungan sosialnya.
b. Siswa tunanetra mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan sosial, karena keterampilan tersebut biasanya diperoleh individu melalui model atau contoh perilaku dan umpan balik melalui penglihatan.
c. Beberapa karakteristik sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari ketunanetraannya, adalah curiga terhadap orang lain, mudah tersinggung, dan ketergantungan pada orang lain.
3. Karakteristik Siswa tunanetra dalam Aspek Fisik/Indera dan Motorik/Perilaku
a. Dilihat secara fisik, akan mudah ditentukan bahwa orang tersebut mengalami tunanetra.
b. Hal itu dapat dilihat dari kondisi matanya yang berbeda dengan mata orang awas dan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta agak kaku.
c. Siswa tunanetra pada umumnya menunjukkan kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaan dibandingkan dengan anak awas. d. Dalam aspek motorik/perilaku, gerakan siswa
Berdasarkan karakteristik siswa tunanetra tersebut di atas, maka dibutuhkan metoda dan pemilihan bahan ajar yang tepat bagi siswa-siswi SMALB/A (siswa tunanetra).
Ada beberapa kebutuhan lain yang juga diperlukan oleh siswa tunanetra berkaitan dengan permasalahan yang terjadi akibat masalah fisik dan gangguan lain yang dialami, yaitu (Ahmad Toha Muslim dan M. Sugiarmin): 1) kebutuhan komunikasi; 2) kebutuhan mobilisasi; 3) kebutuhan memelihara diri sendiri; 4) kebutuhan sosial; 5) kebutuhan psikologis; 6) kebutuhan pendidikan; dan 7) kebutuhan kekaryaan.
E. Karakteristik Mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan.
1. Pengertian
baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat (Zamroni dalam Darmadi, 2013).
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan ini menggemblengan individu-individu agar mendukung dan memperkokoh komunitas politik, sepanjang komunitas politik itu adalah hasil kesepakatan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bukan semata-mata membelajarkan fakta tentang lembaga dan prosedur kehidupan politik tetapi juga persoalan jati diri dan identitas bangsa (Kymlicka dalam Darmadi, 2013).
a. Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air sebagai perwujudan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa dan negara;
b. Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keanekaragaman masyarakat Indonesia sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka meperkuat integrasi nasional;
c. Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak, kewajiban, tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara Indonesia yang cerdas, trampil dan berkarakter; d. Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap
hak-hak dasar manusia serta kewajiban dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga negara Indonesia secara adil dan tidak diskriminatif;
e. Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang demokratis dengan berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi yang bersumber pada Pancasila;
2. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X SMALB-A bertujuan agar siswa tunanetra memiliki kemampuan:
a. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
e. Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum. f. Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama
dan kepercayaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g. Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.
dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
F. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa. Budaya adalah keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sedangkan pengertian karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Pendidikan budaya karakter bangsa dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa agar mampu melakukan proses internalisasi, menghayati nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat. Nilai-nilai yang dikembangan dalam pendidikan budaya karakter bangsa:
1. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, serta toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan suku, agama, etnis, pendapat, sikap, tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak
11. Cinta tanah air, cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulia, dan penghargaan yang tinggi tehadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif, tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
14. Cinta damai, sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu
luang untuk membaca berbagai bacaan-bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang
BAB II
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan dan harus bisa menjadi model yang menarik.
Praktiknya di dalam kelas, direct instruction (model pembelajaran langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi, walaupun sebenarnya tidaklah sama (tidak sinomim). Model ini menuntut siswa mempelajari suatu keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran langsung menurut Faiq (2013) adalah sebagai berikut:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar.
3. Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan siswa agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan sangat baik.
Tujuan-tujuan pembelajaran pada mata pelajaran PPKn dapat dicapai melalui implementasi Direct Instruction (Model Pengajaran Langsung). Umumnya, para
ahli teori pembelajaran membedakan pengetahuan ke dalam dua (2) jenis, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
1. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan ‘mengenai sesuatu’ dan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Contoh pengetahuan deklaratif misalnya bahwa: ‘presiden RI dipilih melalui pemilu yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali.’
2. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang ‘bagaimana melakukan sesuatu’. Contoh pengetahuan prosedural misalnya, ‘bagaimana tata cara dan langkah-langkah pelaksanaan pemilu di Indonesia’. Model pembelajaran ini dirancang khusus untuk mengembangkan pembelajaran siswa baik yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Langsung menurut Rusman (2012) adalah:
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan siswa
pembelajaran, memberikan informasi mengapa pembelajaran itu penting, dan mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun mental untuk mulai pembelajaran secara utuh.
2. Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan
Pada fase kedua ini guru berperan sebagai model dengan mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan secara benar. Guru harus memiliki kemampuan untuk menyajikan informasi secara bertahap selangkah demi selangkah sesuai struktur dan urutan yang benar.
3. Membimbing pelatihan
Pada fase ketiga guru harus memiliki kemampuan untuk memberikan bimbingan dan pelatihan awal agar siswa dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sedang diajarkan.
4. Mencek pemahaman dan memberikan balikan
(umpan balik)
Pada fase keempat ini guru melakukan pengecekan apakah siswa dapat melakukan tugas dengan baik, apakah mereka telah menguasai pengetahuan atau keterampilan, dan selanjutnya memberi umpan balik yang tepat.
5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan
dan penerapan
khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan kooperatif yang harus dikuasai siswa berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja, dan tugas. Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Untuk memuntaskan materi, siswa belajar dalam kelompok dan bekerja sama.
2. Kelompok dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3. Jika dalam kelas terdapat siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk siswa tunanetra menurut Rusman (2012: 211) adalah:
Tabel 2.1 Langkah-langkah
Model Pembelajaran Kooperatif
Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
1. Menyampaikan tujuan dan
memotivasi
siswa tersebut dan memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi efisien.
4. Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas.
5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
6. Memberikan penghargaan
C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Terdapat lima strategi penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), yaitu:
1. Permasalahan sebagai kajian.
2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3. Permasalahan sebagai contoh.
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.
1. Peran Guru sebagai Pelatih a. Bertanya tentang pemikiran. b. Memonitor pembelajaran.
c. Menantang siswa untuk berpikir. d. Menjaga agar siswa terlibat. e. Mengatur dinamika kelompok. f. Menjaga berlangsungnya proses. 2. Peran Siswa sebagai Problem Solver
a. Peserta yang aktif.
b. Terlibat langsung dalam pembelajaran. c. Membangun pembelajaran.
3. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi a. Menarik untuk dipecahkan.
b. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari.
Masalah yang disajikan dalam pembelajaran berbasis masalah tidak perlu berupa penyelesaian masalah (problem solving) sebagaimana biasanya, tetapi pembentukan masalah (problem posing) yang kemudian diselesaikan. Melalui pendekatan PBM siswa mempresentasikan gagasannya.
siswa dengan siswa menjadi terkondisi dan terkendali. Rusman (2012: 243) mencantumkan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sebagaimana tercantum dalam tabel 2.2 di atas.
Tabel 2.2 Langkah-langkah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
1. Orientasi siswa pada masalah
Menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.
2. Mengorganis asi siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing pengalaman individu/kelo mpok
Mendorong siswa untuk
mengumpulkann informasi yang sesuai, Melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Mengembang kan dan menyajikan
Membantu siswa dalam
hasil karya laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
D. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam
Pembelajaran
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.
Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning), yaitu relating,
experiencing, applying, cooperating, dan transfering
diharapkan siswa mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi.
Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah "konsep belajar yang membantu guru
utama pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)".
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Karakteristik pembelajaran CTL sebagaimana dikutip Rusman (2012: 198) adalah:
1) Kerjasama; 2) Saling menunjang; 3) Menyenangkan, tidak membosankan; 4) Belajar dengan bergairah; 5) Pembelajaran terintegrasi; 6) Menggunakan berbagai sumber; 7) Siswa aktif; 8) Sharing dengan teman; 9) Siswa kritis guru kreatif; 10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain; dan 11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain.
Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:
1. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang diperolehnya.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) dengan berbagai cara.
BAB III
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
A. Petunjuk Umum
Kompetensi Dasar dapat dicapai melalui proses pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas dasar indikator yang dirumuskan pada setiap Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti (KI) 3 pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Indikator dirumuskan berdasarkan kategori taksonomi Anderson dan Kratwohl. Berikut ini adalah penjabaran indikator dari Kompetensi Dasar Kompetensi Inti (KI) 3:
Tabel 3.1 Indikator Dari KD KI 3
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator
3. Memahami, menerapkan, sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus.berdasar kan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
3.1 Memahami perkembangan kasus-kasus perlindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan konsep dan nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara.
Mengidentifika Tahun 1945.
budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan si penegakan HAM.
3.2 Menelaah kerangka umum dan isi pokok UUD Negara RI Tahun 1945.
Mengidentifika si hubungan dasar negara dan Tahun 1945.
Memetakan sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tahun 1945. Mengilustrasik an pemilihan umum.
3.4 Memahami hubungan struktural dan fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
menurut UUD Negara RI Tahun 1945.
Mengidentifika si
Pemerintahan Tingkat Pusat.
Mengkategorik an Pemerintah Tingkat
Daerah.
Mengidentifika si Perangkat Daerah.
Menterjemahk an hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah.
3.5 Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Mengidentifika si sistem hukum dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Mengkategorik an penegak hukum.
3.6 Memahami indikator
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam
membangun integrasi
nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
Tunggal Ika. si integrasi nasional.
Mengelompok kan ancaman, tantanga, hambatan, dan gangguan dalam proses Integrasi Nasional.
3.7 Memahami pentingnya an pentingnya bela Negara.
Mengelompok kan usaha pembelaan Negara.
B. Strategi Umum Pembelajaran Mengacu pada Buku
Siswa
menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif. Indonesia telah mengembangkan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan Paikem. Pendekatan ini sangat relevan dengan kemauan model pembelajaran untuk mendukung pelaksanakan Kurikulum 2013. Paikem adalah singkatan dari prinsip pembelajaran: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
1. Aktif, maksudnya guru berusaha menciptakan
suasana sedemikian rupa agar siswa aktif melakukan serta mencari pengetahuan dan pengalamannya sendiri.
2. Inovatif, pembelajaran harus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang ada, tidak monoton. Guru selalu mencari model yang kontekstual yang dapat menarik siswa.
3. Kreatif, agak mirip dengan inovatif, guru harus
mengembangkan kegiatan belajar yang beragam, menciptakan pembelajaran baru yang penuh tantangan, pembelajaran yang berbasis masalah sehingga mendorong siswa untuk merumuskan masalah dan memahami cara memecahkan masalah.
4. Efektif, guru harus secara tepat memilih model dan
metode pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi dan situasi sehingga tujuan dapat tercapai dan bermakna bagi siswa.
5. Menyenangkan, guru harus berusaha dan
Pancasila dan Kewarganegaraan itu menjadi menyenangkan bagi siswa. Apabila suasana menyenangkan maka siswa akan memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Melalui pendekatan tersebut banyak model pembelajaran yang dapat dikembangkan, misalnya: STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dan TGT (Team-Game-Turnament), TAI (Team-Assisted Individualization),
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition),
Group Investigation, Jigsaw, dan lain-lain (selengkapnya
guru harus membaca Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik).
Proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas X SMALB-A pada dasarnya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini:
1. Kegiatan mengamati
a. Setiap awal pembelajaran, siswa harus membaca teks yang tersedia di buku teks pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau disebut dengan Buku Siswa.
b. Siswa dapat diberikan petunjuk penting yang perlu mendapat perhatian seperti istilah, konsep atau kejadian penting yang pengaruhnya sangat kuat dan luas dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia.
majalah/koran atau ilustrasi lain yang terdapat dalam bacaan.
d. Guru dapat menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Siswa dapat diberikan contoh-contoh yang terkait dengan materi yang ada di buku dengan daerah di sekitarnya, bila di daerah sekitar tidak terdapat contoh-contoh yang dimaksud maka dapat mengambil contoh-contoh dari daerah lain, ataupun lain provinsi. Guru dapat memperkaya materi dengan membandingkan buku teks pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan buku literatur lain yang relevan.
e. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, guru dapat menampilkan foto-foto, gambar, denah, peta, dan dokumentasi audio-visual (film) yang relevan.
2. Kegiatan menanya
a. Siswa dapat diberi motivasi untuk mengajukan pertanyaan lanjutan dari apa yang sudah mereka baca dan mereka simpulkan dari kegiatan di atas. b. Siswa dapat dilatih dalam bertanya dari
pertanyaan-pertanyaan yang faktual sampai pertanyaan-pertanyaan yang hipotetikal (bersifat kausalitas).
a. Guru merancang kegiatan untuk mencari informasi lanjutan baik melalui membaca sumber lain, mengamati dan mempelajari atau mencari bukti-bukti lain.
b. Guru merancang kegiatan untuk mengindentifikasi bukti-bukti yang ada di sekitar siswa.
c. Guru merancang kegiatan untuk melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat atau ilmuwan yang dianggap paham tentang permasalahan.
d. Jika memungkinkan, siswa dianjurkan untuk menggunakan sumber dari internet.
e. Siswa membuat catatan mengenai informasi penting dari apa yang dibaca dan diamati secara seksama.
4. Kegiatan mengasosiasikan informasi
a. Siswa dapat membandingkan informasi dari situasi saat ini dengan sumber bacaan yang terakhir diperoleh dengan sumber-sumber yang diperoleh dari buku bacaan lain untuk menemukan hal-hal yang lebih mendalam dan meluas atau bahkan menemukan sesuatu yang berbeda.
b. Siswa menarik kesimpulan atau generalisasi dari informasi yang dibaca di buku dan informasi yang diperoleh dari sumber lainnya.
5. Kegiatan mengomunikasikan hasil analisis
baca dan amati dari gambar, foto, atau ilustrasi lain. Akan tetapi siswa dapat juga mendiskusikan isi bacaan dalam bentuk tanya jawab di kelas.
b. Siswa menuliskan pemahaman mereka dari hasil diskusi atau menuliskan hal-hal yang belum mereka pahami dari hasil diskusi.
a. Siswa dapat membuat tulisan singkat untuk kemudian didiskusikan kembali.
b. Siswa melaporkan kesimpulan atau generalisasi dalam bentuk lisan, tertulis, atau media lainnya. c. Siswa dapat membuat cerita drama atau synopsis
kemudian diperankan oleh setiap siswa.
C. Penggunaan Media dan Sarana Pembelajaran
Media dan Sarana prasarana yang digunakan dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada kelas X SMALB-A adalah:
1. Gambar-gambar dari media cetak atau elektronik.
2. Koran yang berisi artikel-artikel yang diperlukan dalam setiap bab.
3. Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Penjelasan butir-butir dalam setiap pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Nilai-nilai dalam Pedoman Pancasila. 6. Video tentang peristiwa di Indonesia.
7. Televisi yang menyiarkan berita-berita terkini.
D. Format Model Penilaian Pembelajaran
Prinsip-prinsip penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas X SMALB-A adalah:
1. Menentukan aspek dari hasil belajar PPKn yang sudah dan belum dikuasai siswa setelah suatu proses pembelajaran.
2. Umpan balik bagi siswa untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang atau belum dikuasai.
3. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi siswa yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan, nilai, dan sikap.
4. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran berikutnya.
Bagian Khusus
terarah, maka setiap minggu pembelajaran dirancang terdiri dari:
1. Pendahuluan
2. Materi dan Proses Pembelajaran 3. Pengayaan
4. Penilaian
5. Interaksi Guru dan Orang Tua.
Bab I
Perlindungan dan Pemajuan
HAM di Indonesia
Sumber: https://www.google.com/search?q=gambar+ham.
BAB I
Perlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia
A. Pendahuluan
1. Peta Konsep
Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab I tentang Perlindungan dan Pemajuan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.
Perlindungan
Pengertian HAM
Pembagian Hak Asasi Manusia
Ideologi Negara
Nilai-nilai Pancasila
Pelanggaran
Hambatan
Menghormati HAM
Pembukaan
2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Bab I Perlindungan dan Pemajuan Hak Asasi Manusia adalah:
a. Kompetensi Inti
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus. KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
b. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan
kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat.
2.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.1 Memahami perkembangan kasus-kasus perlindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan konsep dan nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. Materi dan Kegiatan Pembelajaran
1. Langkah-langkah Pembelajaran Umum
a. Melaksanakan persiapan dan pendahuluan pembelajaran.
b. Melaksanakan pembelajaran PPKn yang mendorong siswa mampu memahami perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia.
c. Model dan strategi pembelajaran PPKn yang digunakan pendidik disesuaikan dengan buku teks pelajaran PPKn ditambah model lain yang dianggap dapat mendorong pencapaian tujuan yang sudah ditentukan.
d. Pendidik mendorong terjadinya proses pembelajaran yang berpusat pada siswa:
1) Membimbing dan memfasilitasi pembelajaran. 2) Mendorong siswa untuk mampu memahami
hakikat PPKn dalam menyampaikan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran yang ada dan memungkinkan.
2. Materi dan Proses Pembelajaran di Buku Teks
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Bab I
b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery learning, metode diskusi dengan model
pembelajaran bekerja dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan mengasosiasikan dan mengomunikasikan.
c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia, sebaiknya guru menampilkan gambar, photo, video, dan artikel-artikel yang aktual.
d. Membagi siswa dalam kelompok dan melakukan diskusi terhadap fakta-fakta, membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan melaporkan hasil diskusi.
3. Pembelajaran Minggu Ke-1 (80 Menit)
Pertemuan minggu ke-1 merupakan pertemuan yang membahas tentang Makna Hak Asasi Manusia. (buku siswa halaman 4-7)
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa SMALB-A diharapkan mampu:
1) Memahami pengertian Hak Asasi Manusia. 2) Mengetahui pembagian Hak Asasi Manusia. b. Materi dan Proses Pembelajaran
Manusia pada sub-bab Makna Hak Asasi Manusia tentang Pengertian Hak Asasi Manusia dan Pembagian Hak Asasi Manusia. Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3) Kegiatan Penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Siswa mempersiapkan fisik dan psikisnya untuk mempersiapkan pembelajaran dengan berdoa, mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar.
b) Siswa menerima motivasi yang membangun dengan menyanyikan lagu wajib, ikrar, janji, atau yel-yel.
c) Siswa mendapat pertanyaan lisan tentang materi yang akan dipelajari sebagai bentuk apersepsi guru.
d) Siswa menerima informasi tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
f) Siswa menggunakan Buku Siswa PPKn untuk kegiatan pembelajaran 1.1 minggu ke-1 pada halaman 4 sampai 7.
2) Kegiatan Inti
a) Kegiatan mengamati dengan memperhatikan dengan seksama peristiwa-peristiwa yang biasa terjadi di lingkungan sekitar berkaitan tentang kegiatan sekolah.
(1)Apa yang biasa terjadi di sekolah?
(2)Apa yang terjadi dengan teman-temanmu? (3)Apa yang dilakukan teman-temanmu? b) Kegiatan menanya untuk mendalami materi
dengan memperlihatkan gambar 1.2 pada Buku Siswa. Pertanyaan-pertanyaan harus muncul dari siswa, guru mengajukan pertanyaan awal dengan kalimat:
(1)Apa yang terjadi dalam gambar 1.2?
(2)Mengapa mereka membutuhkan jaminan hak asasi?
(3)Bagaimana jika hak-hak mereka tidak terlindungi?
c) Kegiatan mencari informasi dengan memberikan penugasan secara berkelompok untuk mengumpulkan data-data tentang: (1)Hak-hak asasi yang sudah dilaksanakan. (2)Hak-hak asasi yang belum dilaksanakan.
perbuatan-perbuatan yang tercantum dalam kolom, kemudian memberi jawaban dengan tanda ceklis (√) pada daftar dalam kolom.
No. Perbuatan Setuju Tidak
Setuju
1. Menghalang-halangi teman yang ingin belajar.
√
2. Mempermalukan teman di depan kelas.
√
3. Memberi kesempatan pada teman menjadi petugas upacara.
√
4. Memarahi teman yang ingin menolong teman.
√
5. Mengajak teman bermain di taman sekolah.
√
6. Menyembunyikan reglet punya teman.
√
7. Mengantar teman mengunjungi Perpustakaan.
√
8. Menghalangi teman yang
sedang berjalan menggunakan tongkat
√
9. Memberi kesempatan pada teman untuk masuk ruangan lebih dulu.
√
e) Kegiatan mengomunikasikan dengan menyampaikan hasil diskusi di depan kelas disesuaikan dengan kemampuan siswa yang disepakati secara kelompok yang membahas tentang:
(2)Apa yang dirasakan jika, ada hak-hak yang belum terpenuhi?
3) Kegiatan Penutup
a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab secara berkelompok.
b) Siswa melaksanakan post test.
c) Siswa merefleksi materi pembelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
(1)Apa yang dialami setelah mempelajari materi tersebut?
(2)Mana yang baik dan mana yang kurang baik dari proses pembelajaran tersebut? (3)Apa manfaat yang diperoleh dari
mempelajari materi ini bagi kalian?
(4)Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
(5)Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan agar lebih baik?
(6)Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Siswa mendapat pertanyaan secara lisan dan acak untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini.
f) Siswa menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pada pertemuan berikut.
g) Siswa dan guru menyanyikan lagu wajib, ikrar, janji, atau yel-yel.
c. Penilaian
Penilaian yang dilakukan selama dan setelah pembelajaran berlangsung adalah:
1) Siswa diberi penilaian melalui pengamatan terutama untuk melihat partisipasi, sikap, dan kerja sama dalam menyusun maupun dalam presentasi hasil kerja dengan format:
Format Penilaian Proses
Nama Kegiatan : ……… Tanggal Pelaksanaan : ………
Pembahasan : ………
No. Nama Aspek Penilaian Penilaian Kode Nilai Partisipasi Sikap Kerja
sama 1.
2) Siswa diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai.
3) Siswa diberi nilai terhadap hasil jawaban penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru terhadap hasil pembelajaran siswa dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban siswa. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban siswa, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh siswa. Penilaian praktik terlampir dalam lampiran penilaian.
4. Pembelajaran Minggu Ke-2 (80 Menit)
Pertemuan minggu ke-2 merupakan pertemuan yang membahas tentang hak asasi manusia menurut Pancasila. (buku siswa halaman 7-10)
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
1) Menganalisis Pancasila sebagai ideologi yang melindungi HAM di Indonesia.
2) Mengidentifikasi nilai-nilai hak asasi manusia yang terdapat dalam rumusan pedoman pengamalan Pancasila.
b. Materi dan Proses Pembelajaran
Indonesia pada sub-bab HAM menurut Pancasila. Pelaksanaan pembelajaran pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3) Kegiatan Penutup.
Gambar 1.2 Perkataan dan perilaku baik merupakan
tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Sumber: Direktorat PK-LK Dikmen
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Siswa mempersiapkan fisik dan psikisnya untuk mempersiapkan pembelajaran dengan berdoa, mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar.
c) Siswa mendapat pertanyaan lisan tentang materi yang akan dipelajari sebagai bentuk apersepsi guru.
d) Siswa menerima informasi tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Siswa mendapat penjelasan tentang materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa.
f) Siswa menggunakan Buku Siswa PPKn untuk kegiatan pembelajaran 1.2 minggu ke-2 pada halaman 8 sampai dengan halaman 9.
2) Kegiatan Inti
a) Kegiatan mengamati dengan membaca secara seksama cerita berikut ini:
Seorang teman laki-laki selalu menemaniku
pergi ke dokter. Ia sering membantu
mendorong kursi rodaku. Suatu hari, kursi
rodaku rusak. Teman-teman membantu
memperbaiki kursi rodaku.
b) Kegiatan menanya dengan mengajukan pertanyaan dari cerita tersebut di atas. Pertanyaan yang diharapkan muncul dari penugasan individu adalah:
(1)Apakah tindakan tersebut benar?
(3)Mengapa kita harus saling membantu? (4)Apa yang menguntungkan dari sikap
saling membantu?
(5)Hak asasi apa yang terpenuhi dari cerita di atas?
c) Kegiatan mencari informasi sebagai tugas kelompok adalah menemukan nilai-nilai pada Pancasila yang mendukung Hak Asasi Manusia.
(1)Temukanlah nilai-nilai pada Pancasila yang mendukung Hak Asasi Manusia.
(2)Pada sila keberapa HAM dibahas?
d) Kegiatan mengasosiasikan dengan mengolah informasi secara kelompok untuk memberikan pendapat tentang penjelasan nilai-nilai Pancasila, serta membahas pertanyaan-pertanyaan berikut:
(1)Apa yang terjadi dalam gambar 1.3 pada Buku Siswa?
(2)Mengapa harus bersikap seperti itu?
(3)Apakah hal tersebut selalu teralami olehmu?
a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab secara berkelompok.
b) Siswa melaksanakan post test.
c) Siswa merefleksi materi pembelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
(1)Apa yang dialami setelah mempelajari materi tersebut?
(2)Mana yang baik dan mana yang kurang baik dari proses pembelajaran tersebut? (3)Apa manfaat yang diperoleh dari
mempelajari materi ini bagi kalian?
(4)Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
(5)Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan agar lebih baik?
(6)Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Siswa mendapat pertanyaan secara lisan dan acak untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini.
e) Siswa diminta menyelesaikan pengembangan kompetensi kegiatan 1.2.
f) Siswa menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pertemuan selanjutnya.
c. Penilaian
Guru melakukan penilaian selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Dalam sub bab ini, penilaian yang dilakukan adalah:
1) Siswa diberi penilaian melalui pengamatan terutama untuk melihat partisipasi, sikap, dan kerja sama dalam menyusun maupun dalam presentasi hasil kerja.
Format Penilaian Proses
Nama Kegiatan : ……… Tanggal Pelaksanaan : ………
Pembahasan : ………
No. Nama Aspek Penilaian Penilaian Kode Nilai Partisipasi Sikap Kerja
sama 1.
2. 3. 4. 5. dst
2) Siswa diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai.
dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban siswa. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban siswa, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh siswa. Penilaian praktik terlampir dalam lampiran penilaian.
5. Pembelajaran Minggu Ke-3 (80 Menit)
Pertemuan minggu ke-3 merupakan pertemuan yang membahas tentang Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (buku siswa halaman 10-13)
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa SMALB-A diharapkan mampu:
1) Mengidentifikasi paragrap dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang membahas Hak Asasi Manusia.
2) Menganalisis pasal-pasal dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang membahas tentang Hak Asasi Manusia.
b. Materi dan Proses Pembelajaran
UUD Negara RI Tahun 1945. Pelaksanaan pembelajaran pada materi ini secara umum dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3) Kegiatan Penutup.
Gambar 1.4 Seluruh warga negara berhak
memperoleh kesempatan bekerja.
1) Kegiatan Pendahuluan
b) Siswa menerima motivasi yang membangun dengan menyanyikan lagu wajib, ikrar, janji, atau yel-yel.
c) Siswa mendapat pertanyaan lisan tentang materi yang akan dipelajari sebagai bentuk apersepsi guru.
d) Siswa menerima informasi tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Siswa mendapat penjelasan tentang materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa.
f) Siswa menggunakan Buku Siswa PPKn untuk kegiatan pembelajaran 1.3 minggu ke-3 pada halaman 10 sampai 12.
2) Kegiatan Inti
a) Kegiatan mengamati dengan memperhatikan secara seksama naskah Batang Tubuh dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (1)Ada berapa pasal dalam Batang Tubuh? (2)Pasal berapa saja yang membahas HAM? b) Kegiatan menanya dengan mengisi kolom
No. Pasal Tentang HAM Hak Yang Dilindungi
1. Pasal 27 2. Pasal 28 3. Pasal 29 4. Pasal 30 5. Pasal 31 6. Pasal 33 7. Pasal 34
c) Kegiatan mencari informasi dengan membaca sumber UUD Negara RI Tahun 1945 untuk mengetahui hak asasi yang terdapat dalam pasal 28A sampai 28J.
(1)Bacalah dengan rinci pasal yang tercantum dalam pasal 28A sampai 28J! (2)Membahas tentang apa saja dalam pasal
28A sampai 28J!
d) Kegiatan mengasosiasikan dengan bekerja secara berkelompok untuk menuliskan pendapat dari masing-masing pasal yang mengatur hak asasi manusia (Pasal 28A sampai 28J). Kemudian memberikan pendapat dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
(1)Perhatikan gambar 1.3 dalam Buku Siswa!
(2)Mengapa ia harus tetap bekerja?
e) Kegiatan mengomunikasikan dengan menyampaikan hasil pemikiran kelompok dalam forum diskusi tentang pasal-pasal yang berkaitan dengan hak asasi manusia. 3) Kegiatan Penutup
a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab secara berkelompok.
b) Siswa melaksanakan post test.
c) Siswa merefleksi materi pembelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
(1)Apa yang dialami setelah mempelajari materi tersebut?
(2)Mana yang baik dan mana yang kurang baik dari proses pembelajaran tersebut? (3)Apa manfaat yang diperoleh dari
mempelajari materi ini bagi kalian?
(4)Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
(5)Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan agar lebih baik?
(6)Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
e) Siswa diminta menyelesaikan pengembangan kompetensi pada kegiatan 1.3.
f) Siswa menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pada pertemuan selanjutnya.
g) Siswa dan guru menyanyikan lagu wajib, ikrar, janji, atau yel-yel.
c. Penilaian
Guru melakukan penilaian selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Dalam sub bab ini, penilaian yang dilakukan adalah:
1) Siswa diberi penilaian melalui pengamatan terutama untuk melihat partisipasi, sikap, dan kerja sama dalam menyusun maupun dalam presentasi hasil kerja kelompok.
Format Penilaian Proses
Nama Kegiatan : ……… Tanggal Pelaksanaan : ………
Pembahasan : ………
No. Nama Aspek Penilaian Penilaian Kode Nilai Partisipasi Sikap Kerja
sama 1.
2) Siswa diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai.
3) Siswa diberi nilai terhadap hasil jawaban penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru terhadap hasil pembelajaran siswa dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban siswa. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban siswa, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh siswa. Penilaian praktik terlampir dalam lampiran penilaian.
6. Pembelajaran Minggu Ke-4 (80 Menit)
Pertemuan minggu ke-4 merupakan pertemuan yang membahas tentang Pemajuan HAM di Indonesia. (buku siswa halaman 14-16)
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa SMALB-A diharapkan mampu:
1) Memahami upaya pemajuan hak asasi manusia. 2) Mengetahui pelanggaran-pelanggaran hak asasi
manusia.
b. Materi dan Proses Pembelajaran
Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan Pendahuluan; (2) Kegiatan Inti; dan (3) Kegiatan Penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Siswa mempersiapkan fisik dan psikisnya untuk mempersiapkan pembelajaran dengan berdoa, mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar.
b) Siswa menerima motivasi yang membangun dengan menyanyikan lagu wajib, ikrar, janji, atau yel-yel.
c) Siswa mendapat pertanyaan lisan tentang materi yang akan dipelajari sebagai bentuk apersepsi guru.
d) Siswa menerima informasi tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Siswa mendapat penjelasan tentang materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa.