Pengaruh konstuksi bendungan dan
pengaruhnya terhadap debit air
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai "bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur."
Sejarah perkembangan jalan raya yang pada mulanya dari berupa bekas jejak berubah menjadi jalan raya modern. Jalan dibuat karena manusia perlu bergerak dan berpindah pindah dari suau tempat ke tempat yang lain untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Jejak jalan tersebut berfungsi sebagai penuntun arah dan menjadikan jejak jalan semakin melebar dikarenakan berpindah pindahnya mereka. Kemudian kurang lebih 5000 tahun yang lalu , manusia hidup berkelompok, untuk keperluan tukar menukar barang pokok mereka mulai menggunakan jalur jalan secara tetap yang berfungsi sebagai jalan prasarana sosial dan ekonomi. Dari sejarah perkembangan peradaban manusia dan dari berbagai penemuan para pakar transportasi tentang sejarah perkembangan jalan dapatlah diketahui.
Klasifikasi jalan raya atau hirarki jalan adalah pengelompokkan jalan berdasarkan fungsi jalan, berdasarkan administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu yang menyangkut dimensi dan berat kendaraan. Penentuan klasifikasi jalan terkait dengan besarnya volume lalu lintas yang menggunakan jalan tersebut. Besarnya kapasitas jalan, keekonomian dari jalan tersebut serta pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan. Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan local, dan jalan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dianalisa diantranya yaitu : a. Apa yang dimaksud dengan bendungan ?
b. Apa peranan bendungan terhadap irigasi ?
c. Bagaimana konstruksi bendungan dan ketahanannya terhadap debit air
1.3 Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk memberikan pengertian serta penjelasan tentang : a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bendungan ?
b. Untuk mengetahui peranan bendungan terhadap irigasi ? c. Untuk mengertahui konstruksi bendungan ?
1.4 Manfaat
BAB 2
1.1 Landasan Teori
Yang di maksud dengan bendung adalah suatu bangunan yang diletakan melintang pada suatu aliran (sungai) dengan maksud untuk menaikan muka air (aliran sungai) agar bisa dialirkan ke tempat-tempat yang letaknya lebih tinggi dari dasr aliran (sungai) tersebut. Ada berapa macam bendung ang dikenal antara lain bendung bergerak, bendung tetap dan kombinasi ntara bendung tetap dan bergerak. Bendung gerak dibangun dengan maksud agar muka air sungai bisa diatur dengan mengubah – ubah tinggi rendahnya pengempangan. Bendung ini biasanya terdiri dari pintu (lintang gate) atau pintu busar (radial gate).
Sedangkan bendung tetap dibangun dengan kontruksi yang tidak bergerak dari tempatnya.
Menurut TEGUH SANTOSO ( ILMU BANGUNAN AIR, 1997) Syarat pendirian bendung adalah :
1. Bending dibuat pada daerah sempit dan lurus.
2. Bending dibuat pada daerah sungi yang tinggi, sehigga air dapat menjangkau pada tertinggi dan terjauh
3. Bending dibuat pada tanah dasar yang keras
4. Bentuk bending dibuat sesuai dengan material apa yang dibawah sungai
5. Bending harus disesuaikan letaknya berdasarkanperhitunga peil duga dari seluruhh jaringan irigasi dan petak – petak sawah
Dari syarat – syarat diatas dan memperhitungkan elevasi dari pada jaringan – jaringan irigasi yang ada dibawahnya mercu bendung dapat ditentukan.
Beberapa alternative penempatan letak bendung, yaitu: 1. Penempatan bendung di daerah hulu sungai.
2. Penenmpatan bendung diantara hulu dan hilir sungai 3. Penempatan bendung di daerah hilir sungai.
Menurut Ir. Irika widiasanti, M.T. & Lenggogenti, M.T (Manajemen Kontruksi, 1999) Konstruksi Teknik
Konstruksi pada kategori ini melibatkan struktur yang direncanakan dan didesain secara khusus oleh para ahli dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan infrastruktur. Jenis konstruksi ini dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu konstruksi jalan dan konstruksi berat.
a. Konstruksi jalan
depatermen pekerjaan umum setempat dan berbeda dengan konstruksi bangunan dari segi aktivitas antara pemilik, perencana, dan kontraktor.
b. Konstruksi berat
Yang termasuk dalam konstruksi ini adalah proyek – proyek utilitas suatu Negara, bendungan, pemipaan, trasportasi udara. Konstruksi ini dibiayai oleh pemerintah atau kerja sama pemertintah-swasta.
Menurut DWI TANGGORO (UTILITAS BANGUNAN,2006)
Utilitas banguna adalah suatu kelengakapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur – unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Perencanaan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan interior dan perancangan lainnya.
Dan menurut TEGUH SANTOSO ( ILMU BANGUNAN AIR, 1997) Bagian – bagian bendung
1. Tubuh bendung
Salah satu bagian yang pokok dari seluruh konstruksi bendung adalah tubuh
bendung. Maksudnya tanpa bagian ini maka tujuan dari system bendung tidak akan tercapai. Tubuh bendung terdiri dar bendung, badan bendung, kepala bendung (mercu).
Tubuh bending berfungsi untuk :
Mengepang debit sungai hingga mencapai debit maksimum/minimum yang
dibutuhkan.
Membuang/mengalirkan kelebiha debit melalui mercu Harus cukup stabil
Harus dapat menahan aliran sungai air tanah.
Bendutk peluapan sedemikian rupa, sehigga material yang hanyut dapat
dengan mudah/aman di hilir sungai.