• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Bentuk Negara an Bentuk Pemerint

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Bentuk Negara an Bentuk Pemerint"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Bentuk Negara an Bentuk Pemerintahan Indonesia

Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Pemerintahan

M A K A L A H

“Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk Pemerintahan

Indonesia”

OLEH: NAMA : NURLIATI

NIM : 12.21.043 SEMESTER : II (DUA)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

STISIP MUHAMMADIYAH SINJAI

2013

KATA PENGANTAR

(2)

besar Muhammad SAW, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pemerintahan ini.

Makalah dengan judul “Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk Pemerintahan Indonesia” ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pemerintahan yang diberikan oleh bapak Mochamat Nurdin, S.Ip., M.A

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Mochamat Nurdin, S.Ip., M.A, selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pemerintahan serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan kerendahan hati, Penulis memohon maaf.

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Sinjai, Juni 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

A. Definisi Negara... 3

B. Tujuan Negara... 6

(3)

D. Bentuk Negara dan Bentuk pemerintahan... 11

BAB III PENUTUP... 22

A. Kesimpulan... 22

B. Saran... 22

DAFTAR PUSTAKA... 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat, didefinisikan pula oleh Roger H. Soltau dengan alat (agency) atau wewenang (authority), yang mengatur persoalan-persoalan bersama, atas nama rakyat. Maka, bernegara dengan baik menjadi sangat urgen bagi setiap warga negara.

(4)

Kemudian dilanjutkan dengan pembagian tugas masing-masing agar tidak ada tumpang tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkan seseorang yang memiliki otoritas guna melakukan tindakan tertentu jika terjadi sesuatu dengan mereka. Dia juga harus sekaligus mampu menjadi penengah atas semua konflik yang terjadi. Inilah yang mereka sebut sebagai raja atau kepala Negara. Konklusinya adalah bahwa manusia tidak dapat hidup dengan teratur, tertib dan terjamin keamanannya tanpa adanya negara. Karena pada hakikatnya, dalam komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan.

Selain dari pada itu untuk memimpin suatu negara juga harus mengetahui bagaimana sebenarnya negara, bentuk negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia itu sendiri. Untuk itu dalam makalah ini Penulis menkaji sedikit mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka Penulis mengambil titik permasalahan mengenai Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk Pemerintahan Indonesia.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pemerintahan

2. Untuk mengetahui dan memberikan pemahaman mengenai bentuk negara dan bentuk

pemerintahan di Indonesia.

(5)

PEMBAHASAN A. Definisi Negara

Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan anggotanya dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau yang dicita - citakan. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar. Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.

(6)

organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.

Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :

 Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan negara lain serta

memiliki kedaulatan.

 Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah

berkediaman di wilayah tertentu.

 Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai

sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal

 Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu

golongan atau bangsanya sendiri.

 Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan

bersama atas nama masyarakat.

 Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang

berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

 Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana

kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.

 Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada

(7)

memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.

B. Tujuan Negara

Sebagai suatu organisasi kekuasaan dari kumpulan orang –orang yang mendiaminya, negara memiliki suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan suatu negara bermacam –macam diantaranya:

a. Memperluas kekuasaan;

b. Menyelenggarakan ketertiban hukum;

c. Mencapai kesejahteraan umum.

Adapun tujuan negara dari beberapa pendapat, konsep dan ajaran diantaranya sebagai berikut :

a. Dalam konsep dan ajaran Plato, negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan manusia, sebagai

perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial;

b. Dalam ajaran dan konsep Teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus, negara bertujuan untuk

mencapai dan penghidupan dan kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada Tuhan;

c. Menurut Ibnu Arabi, negara bertujuan untuk menjalankan kebijaksanaan dengan baik, jauh dari

sengketa dan menjaga intervensi pihak –pihak asing;

d. Menurut Ibnu Khaldum, negara bertujuan untuk mengusahakan kemaslahatan agama dan negara

yang bermuara pada kepentingan akhirat.

(8)

1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.

2. Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damani diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.

3. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.

4. Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

C. Unsur –Unsur Negara

Mahfud M.D menyatakan tiga unsur penting dalam suatu negara yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah yang disebutnya sebagai unsur konstitutif. Namun ketiga unsur tersebut harus ditunjang oleh unsur lain seperti dengan adanya konstitusi dan pengakuan dari negara lain yang disebut sebagai unsur deklaratif.

Unsur –unsur pokok dalam suatu negara adalah sebagai berikut :

a. Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama –sama

mendiami suatu wilayah;

b. Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu negara sebab tidak mungkin ada negara tanpa ada

(9)

c. Pemerintah yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk

mencapai tujuan didirikannya sebuah negara;

d. Pengakuan dari negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang adanya negara. Ada dua

pengakuan negara yaitu pengakuan de jure dan pengakuan de facto.

Mengenai asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah diuraikan sebagai berikut:

 Pendudukan (Occupatie)

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun 1847.

 Peleburan (Fusi)

Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.

 Penyerahan (Cessie)

Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I diserahkan oleh Austria kepada

Prusia,(Jerman).  Penaikan (Accesie)

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai atau dari dasar

Laut (Delta). Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara. Misalnya wilayah negara Mesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil.

(10)

Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa mengumumkan kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia

yang pernah di tinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang dibom oleh Amerika di daerah

Hiroshima dan Nagasaki.

Banyak pula teori –teori yang ditemukan tentang terbentuknya suatu negara, diantaranya sebagai berikut :

1. Theory Social Contract (Kontrak Sosial)

Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat menganggap bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian –perjanjian masyarakat dalam tradisi masyarakat. Teori ini meetakkan bahwa negara tidak berpotensi menjadi negara tirani, karena keberlangsungannya bersandar pada kontrak sosial antara warga dengan lembaga negara.

Thomas Hobbes (1588 -1679) menyatakan bahwa kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman

yakni keadaan sebelum dan sestelah ada negara. Menurutnya keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang aman dan sejahtera tapi sebaliknya akan menimbulkan suatu keadaan sosial yang kacau tanpa hukum, tanpa pemerintah dan ikatan sebab dibutuhkan kontrak atau perjanjian antar individu yang tadinya hidup dama keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak kodrat yang dimilikinya kepada sebuah badan yang disebut negara;

John Locke (1632 -1704) menyatakan bahwa unsur pimpinan sangat penting yang mengatur

kehidupan mereka demi menghindari konflik di antara warga negara. Namun menurutnya penyelenggaraan pimpinan harus dibatasi karena dalam melakukan perjanjian individu –individu warga negara tersebut tidak menyerahkan seluruh hak –hak alamiahnya kecuali hak –hak asasi warga negara;

Jean Jacques Rousseau (1712 -1778) menyatakan bahwa suatu negara bersandar pada perjanjian

(11)

organisasi politik. Menurutnya negara dibentuk dari adanya pemimpin dari organisasi politik ditentukan oleh yang berdaulat dari wakil –wakil warga negara.

2. Theory Teokratis (Ketuhanan)

Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis. Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari tuhan. Para raja mengklaim sebagai wakil tuhan di dunia yang mempertanggungjawabkan kekuasaannya hanya kepada tuhan bukan kepada manusia. Dalam sejarah tata negara islam , pandangan teokratis serupa dengan yang dujalankan oleh negara – negara muslim sepeninggal nabi muhammad saw.

Paham teokratis islam ini akhirnya melahirkan doktrin politik islam sebagai agama sekaligus kekuasaan. Pandangan berkembang menjadi paham dominan bahwa dalam islam tidak ada pemisahan antara agama dengan negara. Menurut pandangan modernis muslim kekuasaan dalam islam harus dipertanggung jawabkan baik kepada allah maupun kepada rakyat.

3. Teori Kedaulatan

Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi pembenaran dari terbentuknya suatu negara. Melalui proses penaklukan dan pendudukan oleh suatu kelompok etnis atas kelompok tertentusehingga dimulailah pproses pembentukan negara. Dengan kata lain negara terbentuk karena adanya pertarungan kekuatan dimana sang pemenang memiliki kekuatan untuk membentuk suatu negara.

D. Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan

(12)

komunitas politik. Definisi ini tetap berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil menegakkan kekuasaannya. Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang gagalpun tetap merupakan suatu bentuk pemerintahan.

Dalam berbagai literatur hukum dan apalagi dalam penggunaannya sehari-hari, konsep Bentuk Negara seringkali dicampuradukkan dengan konsep Bentuk Pemerintahan. Hal ini juga tercermin dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa: "Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik". Dari kalimat ini tergambar bahwa the founding fathers Indonesia sangat menekankan pentingnya konsepsi Negara Kesatuan sebagai definisi hakiki negara Indonesia (hakikat negara Indonesia). Bentuk dari negara kesatuan Indonesia itu ialah republik. Jadi jelaslah bahwa konsep bentuk negara yang diartikan disini adalah republik yang merupakan pilihan lain dari kerajaan (monarki) yang telah ditolak oleh para anggota BPUPKI mengenai kemungkinan penerapannya untuk Indonesia modern.

Kelemahan rumusan di atas terkait dengan pengertian bentuk negara yang tidak dibedakan dari pengertian bentuk pemerintahan. Padahal kedua konsep ini sangat berbeda satu sama lain. Karena yang dibicarakan adalah bentuk negara berarti bentuk organ atau organisasi negara itu sebagai keseluruhan. Jika yang dibahas bukan bentuk organnya, melainkan bentuk penyelenggaraan pemerintahan atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan maka istilah yang lebih tepat dipakai adalah istilah bentuk pemerintahan.

(13)

berkembang di Inggris (British) dan Amerika Serikat. Karena Kerajaan Inggris mempraktekkan sistem pemerintahan parlementer, maka perkataan government disana menunjuk kepada pengertian yang sempit, yaitu hanya cabang kekuasaan eksekutif saja. Tetapi, dalam bahasa Inggris Amerika, kata government mencakup pengertian yang luas, yaitu keseluruhan pengertian penyelenggaraan negara. Dalam konstitusi Amerika Serikat misalnya, istilah "the Government of the United States" selain mencakup cabang eksekutif yang dipegang oleh Presiden, juga mencakup Kongres yang terdiri atas House of Repre sentatives dan Senat.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diperjelas adanya perbedaan mendasar antara pengertian 'bentuk negara', 'ben tuk pemerintahan', dan 'sistem pemerintahan'. Ketiga istilah tersebut sebaiknya tidak dipertukarkan satu sama lain, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam praktek.

Di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negara yaitu: bentuk

negara Federal, Kesatuan atau sistem pemerintahan yang parlementer, Semi-Presidensil, dan

Presidensil.

Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada

tanggal 17 Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang paling tepat adalah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Empat pilar utama yang menjadi nilai dan

konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

a. Negara Kesatuan (Unitaris)

Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur

(14)

sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat

dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu

konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula

dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam

segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan

tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam

sistem, yaitu:

1) Sentralisasi, dan

2) Desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh

pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan

peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan-peraturan-peraturan

sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.

Keuntungan sistem sentralisasi:

1. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;

2. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang

membuatnya;

3. Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:

1) Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya

pemerintahan;

(15)

3) Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan

sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat;

4) Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab

tentang daerahnya;

5) Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur

rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah,

terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan

tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:

1. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;

2. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu

sendiri;

3. Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan

lancar;

4. Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;

5. Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan

kebijakan serta kemajuan pembangunan.

b. Negara Serikat (Federasi)

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang

(16)

kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat

adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.

Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan

konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh

pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/ federal:

1. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi

kepentingan negara bagian;

2. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan

dengan konstitusi negara serikat;

3. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian,

kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada

pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian

(lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal

dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal

adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power).

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah

federal meliputi:

1. Hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional,

(17)

2. Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang dan damai;

3. Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok

hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat,

misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian;

4. Hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal,

misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);

5. Hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos,

telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain

adalah:

1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;

2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah

federal dengan pemerintah negara bagian.

3. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:

 Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah

federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara

bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat,

(18)

 Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah

negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh:

Kanada dan India;

 Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal

dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan

pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;

 Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam

menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara

bagian. Contoh: Swiss.

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi ialah

Pemerintah Pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar dan sama-sama memiliki hak mengatur

daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya adalah mengenai asal-asul hak mengurus

rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya,

sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

(19)

parlementer seperti sistem Perancis yang dikenal dengan istilah hybrid system, dan sistem pemerintahan collegial seperti Swiss.

Dari ketiga konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia sejak kemerdekaan pada tahun 1945 cenderung mengidealkan bentuk negara kesatuan (eenheidstaatsvorm), bentuk pemerintahan republik (republic regeringsvorm), dan sistem pemerintahan presidentil (presidential system). Dalam UUD 1945, pengaturan mengenai bentuk negara dan bentuk pemerintahan ini diatur dalam bab yang tersendiri, yaitu Bab I tentang Bentuk dan Kedaulatan. Dalam Pasal ayat (1) dinyatakan: "Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk republik." Ayat (2) menegaskan: "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar." Sedangkan ayat (3) menentukan: "Negara Indonesia adalah Negara Hukum". Khusus mengenai bentuk negara sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1) tersebut, tidak dikategorikan sebagai objek perubahan yang diatur mekanismenya dalam pasal 7 UUD 1945. Dalam Pasal 7 ayat (5) UUD 945, dinyatakan: "Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak dapat dilakukan perubahan".

Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, akan tetap berbentuk Negara Kesatuan selamanya, kecuali tentunya jika Majelis Permusyawaratan Rakyat pada suatu hari mengubah lagi ketentuan Pasal 7 ayat (5) ini atau perubahan UUD terjadi bukan karena prosedur yang ditentukan sendiri oleh UUD 1945 (verfassung wandlung). Namun, jika yang terakhir ini yang terjadi maka hukum yang berlaku bukan lagi hukum konstitusi, melainkan revolusi yang mempunyai aturan hukumnya sendiri.

(20)

 Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam praktiknya monarki

tterbagi atas dua jenis yaitu monarki absolut dengan kekuasaan tertinngi di tangan raja dan ratu serta monarki konstitusional dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahannya dibatasi oleh ketentuan –ketetuan konstitusi negara;

 Oligarki adalah model pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari

golongan atau kelompok tertentu;

 Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan rakyatatau yang

mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat melalui pemilu.

Istilah bentuk pemerintahan pun harus dibedakan pula dari istilah 'sistem pemerintahan' yang menyangkut pilihan antara sistem presidential, sistem parlementer, atau sistem campuran. Konsepsi yang terakhir ini berkenaan dengan sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dalam arti cabang kekuasaan eksekutif. Perbedaannya dari pengertian bentuk pemerintahan.

(21)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahsan diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai :

a) Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih dikenal

dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

b) Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian

institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik.

c) Dalam konsep teori modern negara terbagi dalam dua bentuk yaitu Negara Kesatuan

(Unitarianisme) dan Negara Serikat

d) Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk pemerintahan digolongkan dalam

tiga kelompok yaitu monarki, oligarki dan demokrasi.

B. Saran

Sebagai warga negara, sudah selayaknya kita mengkaji lebih dalam mengenai bentuk negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia. Selain untuk memperluas cakrawala berpikir, kelak ketika kita menempati posisi strategis dipemerintahan. Dan niscaya kita akan menjadi warga negara dan pemimpin yang baik, berakhlak dan rasional.

DAFTAR PUSTAKA

(22)

http://diajengayu-ajeng.blogspot.com/2011/04/bentuk-negara-indonesia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

http://www.icrp-online.org/wmview.php?ArtID=154&page=1-5

http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/2002 September/000310.html

Makalah Sistem Pemerintahan di

Indonesia

By aprileo1923 on Maret 19, 2013 | 2 Komentar

(23)

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

Amien.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan

mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.

Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.

Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri. Berdasarkan latar belakang

masalah tersebut, maka penulis memberi judul“ SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA‘’. Perumusan Masalah

Agar perumusan masalah ini tidak meluas maka penulis perlu membatasi ruang lingkup masalah Sistem Pemerintahan ini adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Sistem Pemerintahan.

2. Organisasi Sistem Pemerintahan Negara. 3. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara. 4. Ciri-ciri Pemerintahan Parlementer dan Presidensial.

(24)

7. Sistem Pemerintahan Indonesia.

8. Kelebihan dan kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia 9. Lembaga-lembaga Negara

10. Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia 11. Sistem Pemilihan Umum Indonesia

Tujuan Penelitian

1. Sebagai salah satu tugas dalam mata pelajaran PKN.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Pemerintahan 3. Pengelompokkan Sistem Pemerintahan

4. Mengetahui Pelaksanaan Sistem pemerintahan Negara Indonesia. 5. Mengetahui Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia

6. Mengetahui Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia 7. Mengetahui Lembaga-lembaga Negara

8. Mengetahui Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia 9. Mengetahui Sistem Pemilihan Umum Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN 1. Pengertian Pemerintahan

Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian dalam usaha ilmiah sistem adalah suatu tatanan atau susunan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari bagian-bagian atau komponenyang berkaitan antara satu dengan lainnya secara teratur dan terencana untuk mencapai suatu tujun. Maka dalam art yang luas, pemerintahan adalah segala bentuk kegiatan atau aktfitas penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh organ-organ negara yang mempunyai otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan. Pengertan pemerintahan sepert ini mencakup kegiatan atau aktfitas penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh eksekutf, legislatf maupun yudikatf. Dalam art yang sempit, pemerintahan adalah aktvitas atau kegiatan yang diselenggarakan oleh fungsi eksekutf, presiden ataupun perdana menteri, sampai dengan level birokrasi yang paling rendah tngkatannya. Dari dua pengertan tersebut, maka dalam melakukan pembahasan mengenai pemerintahan negara ttk tolak yang dipergunakan adalah dalam konteks pemerintahan dalam art luas. Yaitu meliput pembagian kekuasaan dalam negara, hubungan antar alat-alat perlengkapan negara yang menjalankan kekuasaan tersebut.

(25)

saling melakukan hubungan fungsional di antara organ-organ tersebut baik secara vertkal maupun horisontal untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Jadi, sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negaradalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan. Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2. Organisasi Sistem Pemerintahan

Negara

dibedakan menjadi 2 yaitu :

A. Organisasi Pemerintahan Dalam Garis Horizontal Menurut konsep trias politica kekuasaan didalam negara dapat dibagi menjadi tiga cabang kekuasaan utama, yaitu:

a) kekuasaan legislatif : kekuasaan untuk membentuk undang-undang b) kekuasaan eksekutif : kekuasaan untuk menjalankan undang-undang c) kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk melaksanakan peradilan

Kekuasaan ini dilakukan oleh badan-badan peradilan dengan susunan bertingkat-tingkat sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkat dan berpuncak pada Mahkamah Agung.

B. Organisasi Sistem Pemerintahan Dalam Garis Vertikal

Menurut Kranenburg kedua satuan pemerintahan yang lebih rendah dibawah pemerintah pusat, baik yang terdapat di negara kesatuan maupun serikat, masing-masing mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain bedasarkan hukum positif, yaitu :

a) negara bagian yang terdapat di dalam Negara Serikat memiliki wewenang untuk membentuk UUD sendiri serta mempunyai wewenang untuk membentuk organisasi sendiri dalam rangka dan batas-batas konstitusi federal. Sedangkan dalam negara Kesatuan organisasi bagian-bagian negara (pemerintah daerah) secara garis besar telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat.

b) dalam negara federal (serikat), wewenang membentuk Undang-undang Pusat untuk bidang tertentu telah diperinci satu persatu dalam konstitusi federal.

3. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara.

(26)

Pada prinsipnya sistem pemerintahan parlementer menitik beratkan pada hubungan antara organ negara pemegang kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Sistem ini merupakan sisa-sisa peninggalan sistem pemerintahan dalam arti paling luas yakni morankhi. Dikatakan demikian karena kepala negara apapun sebutanya mempunyai kedudukan yang tidak dapat di ganggu gugat. Sedangkan penyelenggara pemerintah sehari-hari diserahkan kepada menteri.

2.Sistem pemerintahan Presidensial

Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah.

4. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :

1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.

3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.

4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet.

5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya

berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.

6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.

(27)

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.

6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Sistem pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia.

5. Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer

 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat

antara eksekutf dan legislatf. Hal ini karena kekuasaan eksekutf dan legislatf berada pada satu partai atau koalisi partai.

 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.

 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi

barhat-hat dalam menjalankan pemerintahan.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Badan eksekutf lebih stabil kedudukannya karena tdak tergantung pada parlemen.

 Masa jabatan badan eksekutf lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan

Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.

 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

 Legislatf bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutf karena dapat diisi oleh orang

(28)

6. Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :

 Kedudukan badan eksekutf/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen

sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

 Kelangsungan kedudukan kabinet tdak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya

karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah

anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutf. Pengalaman mereka

menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal pentng untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutf lainnya.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Kekuasaan eksekutf diluar pengawasan langsung legislatf sehingga dapat menciptakan

kekuasaan mutlak.

 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutf

dan legislatf sehingga dapat terjadi keputusan tdak tegas dan memakan waktu yang lama.

7. Sistem Pemerintahan Indonesia

1) Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS

Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :

a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat

b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah

Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem pertanggung jawaban menteri.

2) Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950

UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :

a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat

(29)

3) Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen: 1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.

2. DPR sebagai pembuat UU.

3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan. 4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan. 5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan. 6. BPK pengaudit keuangan.

4) Sistem Pemerintahan setelah amandemen 1. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.

2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat. 3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR. 5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik adalah suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat memegang kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.

8. Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.

2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis kabinet.

3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR. Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden. 2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.

3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.

4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian. 9. Lembaga-Lembaga Negara

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

MPR tugas wewenangnya adalah mengubah dan menetapkan UUD 1945, disamping itu wewenang dan tugas lainnya adalah melantik Presiden dan Wakil presiden berdasar hasil pemilu.

(30)

DPR adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum. DPR dianggap sebagai salah satu lembaga yang paling korup di Indonesia.

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Sebelum 2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi negara dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.

DPD memiliki fungsi:

a. Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu

b. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu. 4. Presiden dan Wakil Presiden

Sebagai konsekuensi dari sistem pemerintahan Indonesia yang menganut presidensiil , maka presiden memiliki dua kekuasaan sekaligus yaitu sebagai kepala pemerintahan (eksekutif) dan sebagai kepala negara.

Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain: a. Sebagai kepala pemerintahan (UUD 1945 pasal 4 ayat 1) b. Mengangkat menteri

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

BPKadalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.

Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD. 6. Mahkamah Agung (MA)

Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara. Menurut Undang-Undang Dasar 1945,

kewajiban dan wewenang MA adalah:

a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang b. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi

(31)

7. Komisis Yudisial (KY)

Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22 tahun 2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon hakim agung. Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

Tugas Komisi Yudisial = Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung, dengan tugas utama: a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung

b. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung c. Menetapkan calon Hakim Agung

d. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR

e. Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran Martabat Serta Perilaku Hakim. 8. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama

dengan Mahkamah Agung. Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 menyatakan, Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,

lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi adalah suatu lembaga peradilan, sebagai cabang kekuasaan yudikatif, yang mengadili perkara-perkara tertentu yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan UUD 1945.

9. Bank Sentral

Bank Sentral Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), yang merupakan lembaga negara

independent, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lain dalam menjalankan tugasnya. Tujuan Bank Sentral adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. BI memiliki

wewenang :

a) Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi b) Melakukan pengendalian moneter

c) Melaksanakan kebijakan nilai tukar d) Mengelola cadangan devisa

10. Komisi Pemilihan Umum (KPU)

(32)

10. Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam undang-undang.

Jadi Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah daerahdan DPRDmenurut asa otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagai yang dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD

Provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota terdiri atas Pemerintah Daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota. Pimpinan pemerintah daerah provinsi adalah gubernur, kabupaten bupati, dan kota adalah wali kota.

11. Sistem Pemilihan Umum di Indonesia

Pemilu di Indonesia sejak pertama kali diadakan pada tahun 1995 adalah untuk memilih anggota legislatif untuk memilih anggota legislatif, yang sekarang disebut pemilu legislatif untuk

memilih anggota DPR,DPD, dan DPRD, baik DPRD provinsi kabupaten maupun kota. Sejak tahun 2004 pemilu dilakukan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, dan beberapa tahun kemudian pemilu juga untuk memilih Gubernur, Bupati, dan wakil walikota. Pemilu inilah kemudian disebut dengan pemilu eksekutif

Tahapan Penyelenggara pemilu legislatif sebagaimana diatur UU. No. 10 Tahun 2008 meliputi : 1. Pemuthakiran data dan penyusunan daftar pemilih

2. Pendaftaran peserta pemilu 3. Penetapan peserta pemilu

4. Penetapan jumlah kursi dan daerah pemilihan

5. Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi atau daerah 6. Masa kampanye

7. Masa tenang

8. Pemungutan dan penghitungan suara 9. Penetapan hasil pemilu

10. Pengucapan janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi atau daerah

(33)

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.

Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan

ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.

Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari bapak dosen pembimbing dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menambah wawasan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Muthali’in, Achmad 2012 Bahan Ajar PLPG Pendalaman Materi Bidang Studi PKN SD Surakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan

http://www.triwahyu.web.id/2012/sistem-pemerintahan-indonesia.html

http://41707011.blog.unikom.ac.id/sistem-pemerintahan.1ay

Iklan

(34)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di

wilayahnya.Organisasi negara dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada organisasi-organisasi lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian yang lepas dari masalah

kenegaraan). Secara umum negara dapat diartikan sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk turut campur dalam banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.

Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara. Elemen-elemen tersebut adalah:

1. Masyarakat

Masyarakat merupakan unsur terpenring dalam tatanan suatu negara. Masyarakat atau rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesna suatu tatanan dalam pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum tata negara.

(35)

Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah. Disamping

pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila

mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah

berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan.

Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir de’etre ansemble). Pada sisi lain Otto Bauer menyatakan, ukuran itu lebih diletakkan pada keadaan khusus dari wilayah suatu negara.

3. Pemerintahan

Referensi

Dokumen terkait

keuangan negara atau perekonomian negara. Dalam pasal tersebut sangat jelas bahwa yang diatur merupakan bertalian dengan perekonomian negara. Pasal 3e sebenarnya

Landasan utama yang mendukung Rekayasa Piranti Lunak adalah sebuah Fokus pada Kualitas(Quality Focus). Dasar bagi Rekayasa Piranti Lunak adalah lapisan proses. Proses Rekayasa Piranti

Rumput laut 50g (formula B) merupakan produk terpilih dari segi organoleptik hedonik dengan karakteristik mutu hedonik permen terpilih memiliki kriteria rasa manis dan

Kepolisian Republik Indonesia bertugas serta bertanggung jawab sebagai alat penegak hukum, terutama dibidang keamanan dan ketertiban masyarakat sesuai dengan ketentuan dalam

Keibodan (Korps Kewaspadaan) merupakan organisasi semimiliter yang anggotanya para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun.Ketentuan utama untuk dapat masuk Keibodan adalah

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (Dokter atau Bidan). 2) Bayi diberi ASI saja sejak usia 0-6 bulan tanpa makanan tambahan lain termasuk susu formula. 3) Penimbangan

MOHAMMAD SUBHAN, Analisis Tingkat Kerusakan dan Strategi Pengelolaan Mangrove di Kawasan Suaka Perikanan Gili Ranggo Teluk Seriwe Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara

Karena memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal