NAMA
: LAILATIN NAZILAH
NPM
: 09.2013.1.90059
TIGA HUBUNGAN ANTARA KETERKAITAN
EKONOMI DAN LINGKUNGAN
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.
Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul (rice bran). Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras. Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten dalam bentuk berondong.
Di antara berbagai jenis beras yang ada di Indonesia, beras yang berwarna merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg).
Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang.
membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Karena beberapa unsur gizi yang bermanfaat bagi tubuh, sehingga beras menjadi salah satu bahan makan pokok utama, termasuk di Indonesia. Pada saat ini Konsumsi beras penduduk Indonesia mencapai 102 kg per kapita per tahun. Hal ini, dinilai oleh Kementerian Pertanian merupakan konsumsi yang cukup tinggi. Bahkan hampir dua kali lipat dari konsumsi beras dunia yang hanya 60 kg per kapita per tahun. Di Asia, konsumsi beras Indonesia adalah yang tertinggi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada setiap tahun jumlah konsumsi beras semakin meningkat. Tingginya angka konsumsi beras nasional selain karena jumlah penduduk yang tinggi juga karena beras menjadi bagian yang tidak dipisahkan dari budaya pangan nasional. Sehingga tingkat ekonomi juga semakin meningkat. Pada kasus tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara jumlah dan kualitas barang sumberdaya dengan pertumbuhan ekonomi. Ketergantungan pada beras ini, dapat mengancam ketahanan pangan di Indonesia. Sebab, penyediaan beras di Tanah Air pada masa mendatang tidak sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk. Untuk mengendalikan jumlah konsumsi beras dapat juga dengan cara mengendalikan jumlah populasi penduduk dengan program Keluarga Bencana (KB). Atau dengan cara mengganti nasi dengan makanan jenis lain, seperti jagung, talas, singkong, kentang dan sagu. Pada bahan makanan tersebut terdapat beberapa jenis zat yang bermanfaat terhadap manusia seperti jagung yang memiliki nilai gizi tinggi, dalam 100 gram jagung terdapat energi 154 kilokalori, Jagung juga mengandung antioksidan dan kaya betakaroten sebagai pembentuk vitamin A, jagung merupakan sumber asam lemak esensial linolenat yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan kulit, plus kaya serat. Dalam 100 gram talas terdapat energi 120 kilokalori. Selain umbinya, daun dan pelepah tumbuhan ini juga bisa dimakan, mengkonsumsi talas dapat mengurangi risiko gangguan jantung karena makanan ini tinggi kalium. Singkong alias ubi kayu atau ketela pohon, dalam 100 gram singkong terdapat energi 154 kilokalori, makanan ini kaya serat sehingga sangat baik bagi pencernaan. Jenis makanan pengganti beras yang lain adalah kentang. Dalam 100 gram kentang terkandung energi 62 kilokalori. Kentang sangat mudah dicerna dan dapat membantu membersihkan saluran pencernaan. Kelebihan lain, makanan ini rasanya netral dan baunya tidak menyengat ketika dimasak.
tidak terpenuhi jika hanya mengandalkan produksi dalam negeri. Faktor lain yang mendukung tidak terpenuhinya kebutuhan beras indonesia adalah iklim, khususnya cuaca yang tidak mendukung keberhasilan sektor pertanian pangan, seperti yang terjadi saat ini. Pergeseran musim hujan dan musim kemarau menyebabkan petani kesulitan dalam menetapkan waktu yang tepat untuk mengawali masa tanam, benih besarta pupuk yang digunakan, dan sistem pertanaman yang digunakan. Sehingga penyediaan benih dan pupuk yang semula terjadwal, permintaanya menjadi tidak menentu yang dapat menyebabkan kelangkaan karena keterlambatan pasokan benih dan pupuk. Akhirnya hasil produksi pangan pada waktu itu menurun. Penyebab selanjutnya adalah luas lahan pertanian yang semakin sempit. Terdapat kecenderungan bahwa konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian mengalami percepatan. Pada beberapa hal tersebut merupakan contoh dari hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan tersedianya sumberdaya alam di dalam bumi. Untuk menanggulangi hal tersebut maka perlu perluasan lahan untuk pertanian, sebisa mungkin lahan yang semula menjadi lahan pertanian tidak digunakan sebagai lahan pemukiman. Sehingga hasil pertanian dapat mencukupi jumlah produksi dalam negeri.