• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DAMPAK TERJADINYA KENAKALAN REMAJA DALAM PERSPEKTIF KRIMINOLOGI - Dampak Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Kriminologi di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DAMPAK TERJADINYA KENAKALAN REMAJA DALAM PERSPEKTIF KRIMINOLOGI - Dampak Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Kriminologi di Kota Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DAMPAK TERJADINYA KENAKALAN REMAJA DALAM PERSPEKTIF KRIMINOLOGI

A. Dampak Kenakalan Remaja Di Dalam Keluarga

Kenakalan adalah perilaku yang selalu menarik untuk dibicarakan.

Kenakalan tidak pandang bulu, artinya bisa melanda siapa saja, kapan saja dan

dimana saja tanpa mengenal usia, latar belakang, pendidikan, jenis kelamin, atau

status sosial. Setiap orang mempunyai kenakalannya sendiri yang ekspresinya

muncul dalam berbagai bentuk, baik terang – terangan maupun tersamar.

Keluarga adalaha unit sosial yang paling kecil yang peranannya besar

sekali terhadap perkembangan anak. Jadi anak tergantung sepenuhnya kepada

keluarga. Keluarga sangat berperan besar pada kehidupan anak, karena

keluargalah yang langsung dan tidak langsung berhubungan terus menerus dengan

anak, memberikan perangsang melalui berbagai corak komunikasi antara orangtua

dan anak.

Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan

informal yang mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Ada kalanya

orangtua bertindak atau bersikap sebagai patokan untuk ditiru oleh anak dan

meresap dalam diri anak tersebut dan menjadi bagian dari kebiasaan bersikap,

bertingkah laku dan bagian dari kepribadiannya. Keluarga masa kini sudah

(2)

Sebagai fungsi pendidikan yang sudah di serahkan kepada lembaga –

lembaga pendidikan seperti sekolah, membuat orang tua tidak lagi berperan dalam

perkembangan intelektual anak.

Fungsi rekreasi juga sudah jadi berpindah dari pusat dalam keluarga ke

tempat hiburan – hiburan di luar rumah, baik bagi anak maupun orang tuanya.

Dengan demikian fungsi keluarga menjadi sangat berkurang dan arti keluarga dan

ikatannya seolah – olah mengalami guncangan.

Agar terjaminnya hubungan yang baik dalam keluarga, dibutuhkan

peran aktif orang tua untuk membina hubungan – hubungan yang serasi dan

harmonis antara semua pihak dan keluarga. Berbagai macam masalah umum tidak

akan menjadi masalah dan tidak akan menyebabkan penderitaan bila mana

ditangani seawal mungkin, yakni penanganan masalah dalam keluarga.22

Dalam kenyataannya pola kehidupan keluarga dan masyarakat dewasa

ini jauh berbeda dibandingkan dengan pola kehidupan beberapa tahun silam.

Terjadi berbagai pergeseran dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan yang

terjadi dalam masyarakat. Bertambahnya penduduk yang semakin pesat,

Hambatan eksternal adalah dengan berbagai ciri khusus mengenai

peranan yang sangat besar terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian

dalam anak apalagi kalau tidak didukung oleh kepribadian dasar yang terbentuk

dalam keluarga. Kegoncangan memang timbul, karena setiap manusia berhadapan

dengan berbagai perubahan yang ada dalam masyarakat.

(3)

khususnya di kota – kota besar, menimbulkan ruang hidup dan ruang lingkup

kehidupan menjadi bertambah sempit.23

23 Hasil wawancara denga Iwan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak di Kampung Susuk Ujung pada tanggal 11 Mei 2013

Tanpa mengikuti penyesuaian terhadap perubahan dengan corak yang

baru yang mungkin jauh berbeda dengan yang lama, akan mengalami kesenjangan

yang sering menimbulkan macam – macam kesulitan dan persoalan. Terlalu kaku

untuk mempertahankan pola lama akan sering menimbulkan masalah dalam

keluarga maupun masyarakat.

Sebaliknya, terlalu mengikuti arus juga bisa menimbulkan

kecanggungan, disamping menunjukan kurang adanya prinsip yang kuat,

gambaran kepribadian yang mantab karena mudah mengikuti dan berpengaruh

oleh rangsangan dari lingkungannya.

Lingkungan pergaulan buat anak adalah sesuatu yang harus dimasuki

karena lingkungan pergaulan seseorang anak bisa terpengaruh kepada

kepribadiannya, tentunya diharapkan terpengaruh oleh hal – hal yang baik, di

samping bahwa lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam

perkembangan diri untuk hidup bermasyarakat.

Karena itu, lingkungan masyarakat sewajarnya menjadi perhatian

semua orang, agar bisa menjadi lingkungan yang baik yang bisa meredam

dorongan – dorongan negatif atau patologi pada anak maupun remaja. Upaya

perbaikan lingkungan sosial membutuhkan kerja sama yang terpadu dari berbagai

(4)

Salah satu kelompok masyarakat yang dikaitkan dengan kenakalan

adalah remaja, kelompok mereka seakan – akan tidak bisa dilepaskan dari

kenakalan sehingga selalu menjadi target orang – orang dewasa untuk di

persalahkan.

Padahal, belum tentu seluruh kenakalan mereka akibat inisiatif mereka sendiri,

melainkan karena situasi dan kondisi yang mendorong mereka melakukan

kenakalan.

Dua aspek yang selalu berkaitan dengan remaja adalah kemerdekaan

(independence) dan identitas diri (self identity). Seiring berjalannya waktu mereka

terus – menerus melepaskan keterikatan emosional dari orang tua. Secara

universal, kedua hal inilah yang menjadi ciri utama kelompok remaja, kedua hal

inilah yang menjadi ciri utama kelompok remaja, siapa pun mereka dan

dimanapun mereka berada.

Hal yang turut memengaruhi pola perubahan identitas remaja maupun

kebebasannya adalah situasi dan kondisi masyarakat tempat remaja tersebut

bertumbuh, misalnya, budaya, pendidikan, atau teknologi.

“Seringkali remaja memandang orang tua mereka terlalu lamban, dan dalam banyak hal mereka lebih unggul ketimbang orang tua mereka. Meskipun tidak salah, namun pandangan ini juga tidak sepenuhnya benar. Kebanyakan orang tua terlambat menyadari kondisi dan jalan pikiran anak remaja mereka sehingga menimbulkan konflik”.24

Tidak sedikit orang tua bingung menghadapi sikap anak – anak remaja

merka yang mulai berani melancarkan protes atau penentangan, terutama

24 E.B. Surbakti, Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja, PT Elex Media

(5)

menentang otoritas orang tua yang mereka anggap membelenggu kemerdekaan

mereka. Dalam berbagai hal tampaknya mereka kurang sopan atau kurang

mengharagai maupun menghormati keberadaan orang tua yang telah bersusah

payah mengasuh mereka.

Di dalam keluarga, para remaja menuntut supaya pendapat, pikiran,

gagasan dan ide – ide mereka didengarkan dan dipertimbangkan ketika rumah

tangga sebagai sebuah institusi membuat keputusan atau kebijakan. Mereka

melakukan protes keras atau mengkritik dengan tajam kalau merasakan keadilan

tidak berpihak kepada kelompok mereka.

Penentangan, pemberontakkan, atau pembangkangan merupakan ciri

khas remaja yang selalu memusingkan orang tua dan keluarga. Hampir semua

keputusan yang diambil orang tua kemungkinan besar bermasalah dengan mereka

sehingga mereka protes dengan keras.

Selain melakukan penentangan, anak – anak remaja juga seringkali

terlihat seolah – olah tidak menghormati atau menghargai orang tua, sering

memotong pembicaraan, tidak sabar, acuh tak acuh, mengabaikan tata krama dan

memiliki sopan santun yang rendah. Semua tindakan ini bukanlah merupakan

sikap permanen remaja, setelah melewati masa remaja mereka akan menemukan

pola tata aturan yang lebih santun, menghargai etika, dan kesopanan.25

Kuatnya keinginan untuk melepaskan diri secara emosional dengan

orang tua dan keluarga di sekeliling kehidupan mereka, seringkali menjadi

pendorong kuat bagi para remaja untuk tidak menghargai atau mengabaikan tata

(6)

aturan dan kesantunan. Seringkali remaja memandang tata aturan sebagai

kemapanan perilaku orang – orang dewasa yang membelenggu kebebasan mereka.

Meskipun argumentasi mereka mungkin mengandung unsur – unsur

kebenaran, namun belum tentu orang tua mereka sepenuhnya membuat kesalahan.

Oleh karena itu, kecenderungan mereka adalah melepaskan diri dari belenggu

tersebut, misalnya dengan mengabaiakan atau dengan sengaja melanggarnya

sebagai upaya untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.

Tidak sedikit anak – anak remaja yang dulu pada masa kecil penurut

dan ceria, kini berubah menjadi remaja pembangkang, pemberontak dan mau

menang sendiri. Tuntutan mereka acapkali tidak mempertimbangkan situasi dan

kondisi, jika keinginan mereka tidak dipenuhi, mereka melakukan protes keras

atau murung dan mengurung diri di dalam kamar selama berhari – hari.

Salah satu pangkal perseteruan keluarga dengan anak remaja adalah

menyangkut kemerdekaan (freedom). Anak remaja selalu menuntut kemerdekaan

untuk menentukan sendiri pendapat, pilihan, pikiran, maupun keputusan mereka.

Sebaliknya orang tua selalu ingin mendominasi kebebasan anak remajanya.

Perseteruan ini disebabkan kebanyakan orang tua secara emosional

tidak siap melepaskan anak remajanya untuk merancang sendiri masa depannya

sesuai dengan cita – cita mereka. Ini merupakan kepicikan pola pikir orang tua

yang selalu ingin terlibat terlalu jauh dengan hal – hal yang sebenarnya sudah

berada di luar kapasitas dan kapabilitasnya.26

(7)

B. Dampak Kenakalan Remaja Di Dalam Pendidikan

Pendidikan formal dilaksanakan dalam semesta pendidikan nasional.

Menurut TAP MPR No. II/MPR/1988, Pendidikan nasional berdasarkan

pancasila, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang

Mahaesa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, pekerja keras,

tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cedas dan terampil serta sehat jasmani dan

rohani.27

27 R. Sudarsono, op cit, hal. 129

Sekolah merupakan satu – satunya tempat anak mendapatkan

pendidikan secara formal dengan kesungguhannya melaksanakan tugas untuk

mewujudkan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah

membimbing anak didik menjadi warga negara pancasila yang berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa, bermoral, berkesadaran masyarakat serta bertanggung

jawab terhadap kesejeteraan masyarakat.

Tidak jarang sekolah menjadi tempat yang turut mempengaruhi pola

kejahatan anak remaja, diantaranya :

a. Sekolah yang selalu berusaha memanjakan anak – anak yang sebenarnya

kurang mampu.

b. Guru bersifat menolak (reject)

c. Sekolah menerapkan disiplin secara kaku, tanpa menghiraukan perasaan anak

serta suasana sekolah yang buruk menimbulkan anak – anak yang suka

(8)

Dalam konteks ini sekolah merupakan ajang pendidikan yang kedua

setelah lingkungan keluarga bagi anak remaja. Di kota – kota besar di Indonesia

masah remaja masih merupakan masa di sekolah terutama pada masa – masa

permulaan. Dalam masa terebut pada umumnya remaja duduk di bangku sekolah

menengah pertama atau yang lebih setingkat.

Selama mereka menempuh pendidikan formal di sekolah terjadi

interaksi antara remaja dengan sesamanya, juga interaski antar remaja dengan

pendidik. Interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering menimbulkan akibat

sampingan yang negatif bagi perkembangan mental sehingga anak remaja menjadi

nakal.

Anak – anak yang memasuki sekolah tidak semua berwatak baik,

misalnya penghisap ganja, cross boy dan cross girl yang memberikan kesan

kebebasan tanpa kontrol dari semua pihak terutama dalam lingkungan sekolah.

Dalam sisi lain, anak – anak yang masuk sekolah ada yang berasal dari

keluarga yang kurang memperhatikan kepentingan anak dalam belajar yang kerap

kali berpengaruh pada teman yang lain. Sesuai dengan keadaan seperti ini sekolah

– sekolah sebagai tempat pendidikan anak – anak dapat menjadi sumber

terjadinya konflik – konflik psikologis yang pada prinsipnya memudahkan anak

menjadi nakal.28

Pengaruh negatif yang menangani lansung proses pendidikan antara

lain kesulitan ekonomi yang di alami pendidik dapat mengurangi perhatiannya

(9)

terhadap anak didik. Pendidik sering tidak masuk, akibatnya anak – anak didik

terlantar, bahkan sering terjadi pendidik marah kepada muridnya.

“Biasanya guru marah apabila terjadi sesuatu yang menghalangi keinginannya tertentu, dia akan marah apabila kehormatannya direndahkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau sumber rejekinya dan sebangsanya dalam keadaan bahaya, sebagian atau seluruh atau lain dari itu”.29

Dewasa ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil

hukuman/sanksi – sanksi yang kurang menunjang terjadinya tujuan pendidikan,

ancaman yang tiada putus – putusnya disertai disiplin yang terlalu ketat,

disharmonis antara didik dan pendidik, kurangnya kesibukan belajar di rumah.

Proses pendidikan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak

kerap kali memberih pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap peserta

didik di sekolah sehingga dapat menimbulkan kenakalan remaja.30

Adapaun beberapa hal yang terdapat dalam masyarakat kita yang

mempengaruhi pola kehidupan remaja, antara lain:

C. Dampak Kenakalan Remaja Di Dalam Masyarakat

Masyarakat adalah keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas

sifat dan tersusun dari berbagai sistem dan sub sistem salah satunya adalah

keluarga. Dalam proses untuk membentuk seseorang individu masyarakat

mendapat perang penting terutama dalam membentuk mentalitas hidup seseorang

remaja.

31

29 Zakiah Drajat, Pokok – pokok Kesehatan Jiwa/Mental, hal. 292 30 Sudarsono, op cit, hal. 130

(10)

a. Sulit memperhatikan kepentingan anak dan melindungi hak anak khususnya

berhadapan dengan berbagai perilaku kekerasan terhadap anak yang marak

terjadi belakangan ini.

b. Masyarakat kita sulit memberikan kesempatan bagi anak untuk melaksanakan

kehidupan sosial dan tidak mampu menyalurkan emosi anak secara sehat.

c. Perilaku masyarakat yang suka memilah – milah atau mengkategorikan

masyarakat berdasarkan umur. Hal ini menjadikan para remaja seolah – olah

tersisih dari suatu.

Hubungan yang positif, bermakna, langgeng dan mendalam dengan

generasi yang lebih tua yang seharusnya bisa membantu mereka dalam

pertumbuhannya. Anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu mendapat

pengaruh dari keadaan masyarakat dan lingkungannya baik langsung maupun

tidak langsung.

Pengaruh yang dominan adalah akselarasi perubahan sosial yang

ditandai dengan peristiwa – peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan

seperti persaingan dalam perekonomian, pengangguran, mass media dan fasilitas

rekreasi. Di dalam kehidupan sosial adanya kekayaan dan kemiskinan

mengakibatkan bahaya besar bagi jiwa manusia sebab kedua hal tersebut akan

mempengaruhi keadaan jiwa manusia di dalam hidupnya termasuk remaja.

Dalam kenyataan ada sebagian remaja miskin yang memiliki perasaan

rendah diri dalam masyarakat sehingga anak – anak tersebut melakukan perbuatan

melawan hukum terhadap hak milik orang lain, seperti pencurian, penipuan dan

(11)

Dengan hal ini ada anggapan bahwa kenakalan remaja tersebut timbul

sebagai konpensasi untuk menyamakan dirinya dengan kehidupan para keluarga

kaya yang biasa hidup gemerlapan dan berfoya – foya. Kemiskinan keluarga

ekonomi lemah bukanlah penyebab satu – satunya bagi timbulnya kenakalan

remaja akan tetapi memiliki titik singgung di dalamnya.

Adanya pengangguran di dalam masyarakat terutama anak – anak

remaja akan menimbulkan peningkatan kejahatan bahkan timbulnya niat jahat di

kalangan masyarakat maupun anak – anak remaja di sebabkan karena

menganggur.

Di kalangan masyarakat sudah sering terjadi kejahatan seperti

pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, pemerasan, gelandangan dan

pencurian. Kejahatan – kejahatan tersebut dilkukan oleh penjahat dari tingkatan

umur yang beraneka ragam, terdiri dari orang lanjut usia, orang dewasa dan

remaja. Bagi anak remaja keinginan/kehendak untuk berbuat jahat kadang –

kadang timbul karena bacaan, gambar – gambar dan film.

Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan – bacaan

yang buruk (misalnya novel seks), maka hal itu akan berbahaya dan dapat

menghalang – halangi mereka untuk berbuat hal – hal yang baik. Demikian pula

tontonan yang berupa gambar – gambar porno akan memberi rangsangan seks

terhadap remaja, rangsangan seks tersebut akan berpengaruh negatif terhadap

perkembangan jiwa anak remaja.32

Referensi

Dokumen terkait

Data dianalisis menggunakan analisis variansi yang dilanjutkan uji duncan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan minyak ikan lemuru pada level tertinggi

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang pemberian pakan tambahan tepung kulit pisang 10%; manggis 10%; campuran pisang dan manggis masing-masing

Rezultati istraživanja su pokazali da inovativnost potrošača pozitivno utječe na tradicionalnu i elektronsku usmenu komunikaciju, povjerenje u pošiljatelja nema značaj ni za

Tampilan ini berisi data lengkap dari calon mahasiswa baru sesuai jalur prestasi dan menyajikan perhitungan hasil SPK dengan metode SMART di mana data ini berfungsi

Tugas akhir ini mengulas seputar optimasi pembebanan pembangkit (economic dispatch) menggunakan metode Random Drift Particle Swarm Optimization (RDPSO) pada sistem

Berdasarkan uraian diatas, pada pengamatan komponen hasil yang terdiri dari panjang buah, diameter buah, berat buah per buah, berat buah total per tanaman dan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif desain ruang sholat Masjid Agung Darussalam sesuai dengan standar nilai waktu dengung yang diizinkan.Hasil simulasi

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh