BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo
Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida
seperti merudai itu digunakan untuk membuat kepang lebih kompleks
dalam waktu yang lebih singkat. Penggunaan kumihimo yang paling menonjol dari pakaian dan penutup samurai baik sebagai cara yang
fungsional dan dekoratif untuk renda baju besi pipih dan baju besi kuda
(barding) mereka. Pada waktu munculnya kumihimo, kumihimo disebut
kumihimo kabel yang digunakan sebagai ikatan pada haori jaket dan yang digunakan sebagai obi (pengikat kimono) pada baju kimono pria.
Dengan Kumihimo Anda dapat menjalin benang dan tali yang indah. Menurut masyarakat Jepang, kumihimo adalah suatu seni kreativitas yang timbul untuk membuat kreasi kepang menjadi suatu hal
yang indah.
Masyarakat Jepang ingin memperkenalkan kreasi kumihimo kepada negara-negara lain tidak hanya sebagai cording, dasi, ikat pinggang
kimono dan ikat pinggang penutup baju pajurit samurai, maka mereka
mengekspresiasikan dalam berbagai bentuk aksesoris yang dapat ditekuni
sebagai hobi dan lahan bisnis.
Oleh karena itu, kumihimo tidak hanya dapat ditemukan di negara Jepang saja tetapi kini diindonesia juga dapat kita temui kreasi kumihimo.
namun, seperti cara dan kursus pembuatan kumihimo masih sangat langkah karena kumihimo ini memiliki teknik khusus asli Jepang.
Teknik yang biasanya digunakan orang Jepang adalah teknik tradisional
yang memang asli Jepang . Teknik ini akan menghasilkan kepang dengan
teknik sederhana dan pada saat ini kumihimo lebih sering mengunakan teknik sederhana.
2.2 Jenis-jenis Pola Kepang Kumihimo
Jenis – jenis kepang kumihimo amat beragam ditentukan oleh pola yang dibuat. Pola kumihimo diklasifikasikan menjadi dua, yang terdiri atas pola bundar dan pola datar.
1. Pola Bundar Kumihimo
Pola bundar kumihimo dihasilkan oleh kepang disk kumihimo yang berbentuk bundar. Kepang ini dibuat dengan cara diputar, sehingga kepang
yang dihasilkan berbentuk bundar.
Kemudian ada beberapa pola dan motif bundar kumihimo, yaitu :
a. Dua warna kepang bundar delapan alur putaran,
b. Dua warna kepang bundar motif anak panah,
c. Dua warna kepang bundar motif oval,
d. Dua warna kepang bundar motif kepang kecil,
e. Dua warna kepang bundar memutar motif garis,
f. Dua warna kepang bundar motif diagonal memutar,
g. Dua kepang bundar motif rantai,
h. Dua warna kepang bundar motif segitiga,
i. Dua kepang bundar motif gerigi,
j. Dua kepang bundar motif diagonal putaran ganda,
k. Tiga warna kepang bundar motif anyaman,
2. Pola Datar Kumihimo
Kepang kumihimo yang memiliki bentuk rata berasal dari pola datar
kumihimo. Pola datar kepang kumihimo dihasilkan oleh disk kumihimo yang berbentuk persegi. Disk kumihimo persegi memiliki alur empat arah, sehingga dapat menghasilkan pola kepang datar.
Kemudian ada pola dan motif datar kumihimo, yaitu :
a. Dua warna kepang datar dengan motif diagonal
b. Tiga warna dengan motif pangkat militer
c. Dua warna kepang datar motif persegi
d. Lima warna kepang datar motif zig-zag
e. Dua warna kepang datar motif hati
2.3 Jenis-jenis Teknik Kepang Kumihimo
Teknik untuk membuat Kumihimo dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu teknik tradisional Jepang dan teknik sederhana dengan
menggunakan disk kumihimo. Teknik tradisional sudah lama dipakai oleh
masyarakat Jepang. Namun, karena tingginya harga alat-alat tersebut,
maka terciptalah alat pembuat kumihimo sederhana yaitu disk kumihimo.
Alat ini digunakan sebagai pengganti teknik tradisional Jepang agar
penggunaanya tampak lebih sederhana, sehingga semua orang dapat
dengan mudah mempelajari kreasi kumihimo.
1. Teknik Tradisional Jepang
Teknik tradisional Jepang secara pembuatannya cukup rumit
karena menggunakan alat-alat tradisional yang berasal dari jepang dan
dan tali yang lembut. Dalam proses pengerjaan teknik tradisional Jepang
ini memiliki lima metode, yaitu :
a. Ayatakedai (Bambu Tegak Berdiri)
Ayatakedai hanya mampu menciptakan kepang datar, secara teknis
alat ini bekerja seperti alat tenun. Alat ini dapat membuat banyak variasi
berbagai pola. Jahitan dasar sangat mudah ditentukan dengan alat ini.
Banyak obijime yang dibuat menggunakan ayatakedai dengan pola garis
vertikal ataupun horizontal. Pola ini dilakukan dengan menggerakan
benang lungsin (yang menjalankan panjangnya kepangan) dari atas ke
Marudai tradisional terbuat dari kayu yang memiliki tekstur halus.
Tetapi, saat ini juga tersedia marudai yang dibuat dari bahan acrylic
transparan. Marudai transparan ini memungkinkan kita dapat melihat
dengan jelas proses pengepangan yang sedang berlangsung. Seluruh
permukaan sisi marudai sangat halus, sehingga benang tidak akan
tersangkut. Dengan menggunakan teknik marudai, kita dapat menghasilkan
kepangan yang baik. Kepang kumihimo yang dihasilkan berbentuk bulat,
persegi, atau flat tergantung pada bagaimana cara kita memindahkan
kumparan benang. Saat sedang bekerja, kepang selesai ditarik ke bawah
oleh penyeimbang.
Marudai banyak digunakan oleh penggemar kerajinan tangan didunia
barat. Terutama karena biaya pembelian alat marudai relatif rendah
karena alatnya cukup sederhana dan bobblin yang digunakan tidak terlalu
banyak, serta mudah dibawa kemana-mana. Posisi mengepang dengan alat
marudai, benang menjuntai ke bawah di dalam lubang tengah, dan ada
Marudai yang paling sering digunakan adalah delapan, enam belas, dan
dua puluh empat kumparan. Secara teori jumlah yang sangat besar dapat
digunakan dan berbagai pola yang dapat dikepang cukup lebar.
c. Takadai (Berdiri Tinggi)
Takadai hanya dapat menciptakan kreasi kepang datar tunggal atau
ganda erlapis dengan pola yang sangat rumit. Di dunia barat, jenis ini
juga dikenal sebagai alat untuk mengepang terbaik kedua setelah
marudai. Bentuk takadai lebih terlihat seperti alat tenun dengan
menggunakan dua kaki. Posisi benang yang dikepang berada di bawah,
sedngakan bobblin berada pada sisi kanan dan kiri. Para pengrajin
biasanya duduk diatas tempat duduk yang tinggi pada takadai. Berbeda
dengan alat yang lain, kaki pengrajin tidak menyentuh permukaan lantai.
Hasil dari kepang takadai kebanyakan datar, satu per dua sampai tiga
per empat lebar dan menggunakan enam puluh atau enam puluh delapan
benang untuk kepang bermotif.
d. Kakudai (Persegi Tegak Berdiri)
Kakudai berbentuk persegi pada bagian atas. Ukurannya kecil tidak
seperti alat tradisional lainnya. Alat ini cukup ringkas karena tidak
terlalu besar. Dalam menggunakannya diperlukan benag yang erat dan
bekerja secara berputar. Kakudai menghasilkan kepang berbentuk persegi,
bulat, atau oval. Ketika proses pengerjaan, kepang yang telah selesai
dibuat, ditarik ke atas menggunakan katrol tertimbang.
Kakudai mungkin alat yang paling mudah digunakan karena dapat
membuat kepangan sederhana yang bagus dan cukup cepat. Pada
dasarnya, satu kepang mengelilingi putaran yang singkat sementara
pemberat digantung di atas dan menarik benang yang telah dikepang ke
atas. Hal tersebut lebih menyerupai metode mengepang dengan teknik
terbalik bila dibandingkan dengan metode standar lainnya. Kelemahan
menggunakan empat atau delapan bobbin dan pola yang dapat dibuat
juga tidak terlalu banyak.
e. Karakumidai (Berdiri Mengepang Kecil)
Karakumidai menghasilkan kepang yang berpola berlian atau intan.
Bentuk ini disebut hishi (hee-dia). Jumlah benang menentukan jumlah
bentuk berlian. Para pengrajin merasa pola tersebut sangat menarik untuk
dilihat dalam berbagai warna. Kepang ini dikembangkan selama periode
heian. Karakumidai telah menghasilkan sabuk yang disebut hirao. Cara
untuk membuat kepang dengan alat ini sangat rumit. Ujung warna yang
dihasilkan berbeda dari awal benang. Proses pewarnaan benang sering
digunakan pada sutera dengan sulaman yang menghiasi ikat pinggang
atau sabuk.
2. Teknik Sederhana
Tidak semua orang-orang Jepang mampu menggunakan alat-alat
tradisional. Metode pembuatannya yang cukup rumit dan harga yang
relatif mahal. Oleh sebab itu, maka terciptalah disk kumihimo sebagai
alat yang praktis dan mudah digunakan untuk mempelajari seni kepang
atau kumihimo. Disk kumihimo adalah alat yang memiliki fungsi sebagai
pengganti alat tradisional Jepang. Selain itu disk kumihimo dapat dibuat
dengan memanfaatkan benda-benda di lingkungan serta mudah dibawa
kemana-mana.
2.4 Alat-alat dan Bahan-bahan Yang Digunakan
Dibawah ini alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan kumihimo adalah :
1. Benang
Secara tradisional masyarakat jepang menggunakan jenis benang
sutera sebagai media kumihimo. Namun, benang sutera harganya relative
mahal dan sulit ditemukan. Maka dari itu benang apapun dapat
digunakan seperti benang rajut atau benang katun, asalkan ukurannya
tidak melebihi lubang slot disk dan tekstur benang halus, kuat, dan tidak
melar. Selain benang, tali juga dapat digunakan untuk membuat
kumihimo. Namun, tali yang dapat digunakan adalah tali yang tidak
terlalu tebal, tidak keras, dan memiliki tekstur halus.
2. Disk Kumihimo
”Disk Kumihimo” istilah ini sangat jarang didengar. Namun, alat
inilah yang wajib dimiliki untuk berkreasi dengan kumihimo. Disk
kumihimo adalah sebuah alat yang biasa digunakan oleh masyarakat
Jepang untuk membuat kumihimo supaya lebih simple dan mudah dalam
proses pengerjaan. Disk kumihimo berbentuk lingkaran yang mirip seperti
disk, bahkan ada juga yang memiliki bentuk persegi.
3. Bobbin
Bobbin adalah alat untuk meletakkan gulungan benang yang
belum terpakai sekaligus sebagai pemberat agar benang tidak saling
bercampur satu sama lain. Bila kita tidak memiliki bobbin, alat ini dapat
dibuat sendiri dari kertas yang dibentuk seperti bobbin. Namun, jika
jumlah benang yang digunakan tidak terlalu banyak gunakanlah klip
penjepit. Klip penjepit ini digunakan sebagai pemberat agar benang atau
tali yang belum dikepang tidak saling menempel satu sama lain ketika
sedang mengerjakan proses mengepang.
Lem yang digunakan adalah lem cair yang merekat kuat. Tujuan
penggunaan lem yaitu sebagai perekat ujung-ujung benang. Supaya
terlihat lebih rapi bila akan disambung dengan pengait gelang atau
kalung yang akan dibuat. Penggunaan tusuk gigi hanya sebagai media
untuk merekatkan lem
5. Meteran Kain
Tentu saja kita perlu mengukur ukuran benang sesuai dengan
panjang benang yang diinginkan. Pergunakanlah meteran kain agar lebih
mudah mengukurnya.
6. Pengait Gelang atau Kalung
Kita dapat menggunakan pengait gelang atau kalung untuk men
yambung ujung-ujung tali kumihimo yang sudah selesai dibentuk. Pengait
yang digunakan sebaiknya yang dapat menutupi ujung-ujung benang agar
terlihat lebih rapi.
7. Tang Kecil
Guna tang disini adalah sebagai alat untuk memasang pengait
gelang atau kalung. Gunakanlah tang yang berukurang kecil dan tidak
terlalu besar. Supaya lebih mudah dalam pemasangan pengait gelang atau
kalung yang akan dibuat.
8. Gunting
Gunting digunakan untuk memotong benang yang akan dibuat,
serta merapikan serat-serat benang yang keluar setelah proses pembuatan
kreasi kumihimo selesai.
9. Mote dan Liontin
Aneka mote dan liontin digunakan sebagai pelengkap tambahan
agar kreasi kumihimo yang kita buat tampak lebih cantik dan menarik.
Gunakanlah klip penjepit untuk menahan benang yang ada di
lubang disk kumihimo agar tidak berpindah-pindah arah ketika proses
pengepangan sedang berlangsung. Klip penjepit juga dapat berfungsi
sebagai bobbin, jika benang yang digunakan tidak terlalu banyak.
11.Jarum Sulam
Jarum sulam berfungsi untuk memasukkan benang kedalam simpul
serta sebagai alat untuk memasukkan manik-manik ke dalam benang.
12.Kain Felt dan Hiasan Tempel
Kain felt dan hiasan temple berfungsi sebagai tambahan aplikasi