• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bermalam dan Mangilo Di Pulau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bermalam dan Mangilo Di Pulau"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bermalam dan Mangilo

Di Pulau

Sara

Saat orang-orang merayakan pesta tahun baru dengan menyalakan kembang api. Aku dan salah satu temanku berada di sebuah pulau kosong. Kami seperti orang gila, seolah mengasingkan diri dari keramaian sebuah kota di kabupaten kepulauan Talaud. Tidak ada agenda yang kami rencanakan. Kami hanya ingin menikmati pulau indah itu untuk berlibur.

Awalnya kami dengan beberapa belas teman berkunjung ke pulau Sara dengan tujuan untuk rekreasi di siang hari saja. Akhir tahun 2013 ini, aku dan teman-teman pergi ke pulau Sara. Sekedar untuk mengisi hari libur di ujung tahun. Kegiatan yang paling utama adalah berenang di laut dan menikmati pasir putih yang masih bersih. Namun setelah hari sudah senja, teman-teman yang lain meninggalkan pulau Sara. Mereka pergi ke pulau sebelah yang sudah ramai dihuni warga. Bisa dikatakan desa di pulau yang akan disinggahi oleh beberapa teman saya adalah salah satu kota di kabupaten kepulauan Talaud. Sebenarnya aku ingin mengajak mereka juga untuk menginap di pulau Sara tapi kondisi tidak memungkinkan. Alat-alat ngecamp seperti tenda tidak dibawa, apalagi sebagian teman-teman perempuan tidak terbiasa menginap di alam bebas. Jadi akupun memakluminya dan menyarankan mereka untuk tidak menginap dipulau Sara. Hampir semua teman-teman meninggalkan pulau Sara. Mereka pergi ke Lirung, yaitu kampung yang berada di pulau sebelah.

(2)

Mungkin hanya ingin sekedar mencari suasana yang berbeda, karena kami sama-sama menggemari kegiatan di alam bebas. Tanpa tenda dan tanpa alat-alat masak, kami putuskan untuk menginap dipulau Sara ini. Sedangkan teman-teman lain menginap di pulau sebelah.

Setelah beberapa lama teman-teman yang lain meninggalkan palau Sara, kami pun segera mencari tempat untuk ngecamp.Berjalan ke arah utara, dekat dengan debur ombak. Karena daerah tersebut merupakan daerah palung dan karang-karang, jadi wajar debur ombaknya lebih besar. Apalagi pertemuan dua arus antara Utara dan Selatan. Cukup bising tempat yang akan dijadikan base camp kami malam itu. Kebetulan ada sebuah dego-dego sederhana ( bali-bale ) yang sepertinya sudah agak lama. Entah siapa yang membuatnya, yang jelas tempat itu strategis untuk dijadikan base camp. Matahari sudah mulai gelap, kami sudah mulai mempersiapkan tempat untuk ngecamp, persis di tepi pantai. Kayu-kayu Bakar kami kumpulkan dan merapihkan dego-dego. Tidak banyak yang kami lakukan untuk mempersiapkan base camp. Asalkan aman dan nyaman untuk istirahat semalam. walaupunpun atapnya langit dan rimbun pohon ketapang. Sebab dego-dego tersebut berada di bawah pohon rindang. Tidak terpikirkan bagaimana jika hujan turun, mungkin kami akan basah kuyup. Karena tidak membawa plesit atau terpal. Kami hanya tidak terlalu memikirkan hal itu, yang penting kami bisa bermalam di pulau kosong.

(3)

penerang dan alat pendukung lainnya golok atau senjata lain untuk menebas ikan. Tapi bisa juga, hanya dengan mengunakan tangan kosong saja. Karena ikan malam hari jika terkena penerang kurang begitu aktif. Jadi kami bisa dengan mudah menangkapnya.

Beberapa saat laut sudah surut dan kami mulai turun ke laut. Dengan modal alat penerang saja kami yakin bisa mendapatkan ikan. Lumayan untuk mengisi lambung sebelum tidur. Berjalan pelan-pelan,saat menemukan cekungan yang berair kami mengarahkan arah penerang. Kebetulan ada beberapa ekor ikan yang sepertinya terjebak tidak dapat mengikuti arus air yang surut. Kami pun berusaha untuk menangkapnya dengan tangan terbuka. Tidak terlalu sulit ternyata, beberapa menit saja kami sudah mendapatkan beberapa ikan. Berulang-ulang kami melakukan seperti itu. Menngendap-ngendap agar ikan-ikan yang ada tidak terlepas, lalu menangkapnya. Benar-benar ini melatih konsentrasi dan kesabaran. Tidak sia-sia kami pun mendapatkan ikan yang cukup untuk untuk sarapan malam dan besok pagi.

(4)

warga setempat yang berbaik hati kepada kami. Mungkin itu hadiah malam tahun Baru untuk kami.

Beberapa jam sudah kami berada di laut. Lalu kami beranjak kebase camp untuk menikmati hasil tangkapan malam itu. Api kami hidupkan kembali dengan cepat karena bara masih terlihat merah, jadi kami cukup meniup dan menambahkan kayu untuk membuat perapian. Api sudah berkobar dan bara sangat merah sekali. Ikan-ikan pun kami bakar di atas bara api itu. Tidak menunggu lama kami akhirnya bisa menikmati ikan segar yang kami tangkap sendiri. Serta dari pemberian dari nelayan setempat. Kini Pulau Sara hanya di huni oleh dua orang seperti kami yang menyukai kegiatan Alam bebas. Ditemani suara serangga, debur ombak dan angin kami melahap ikan itu sembari berdiang di depan bara api. Sementara di depan kami, nyala kembang api sudah menyala di atas langit pulau sebelah. Tepatnya di Lirung, tempat teman-teman bermalam. Namun kami memilihnya untuk merasakan sensasi pulau kosong yang katanya sedikit mistis, ternyata tidak ada sama sekali yang aneh.

Duduk dan memandangi pulau sebelah yang terang oleh nyala kembang api. Suara-suara ombak menuju pagi semakin keras. Suara kembang api perlahan hilang, kini tinggal suara debur ombak dan serangga. Suara-suara alam itu seolah menjadi penghibur yang setia. Terlitas aku kangen juga pada teman-teman di seberang pulau ini. Beberapa pesan ke hp masuk. “ Selamat Tahun Baru “. Namun ucapan-ucapan itu menurutku tidak berarti jika tidak diiringi perubahan dari diri kita sendiri. Semestinya akhir dan awal tahun baru itu bisa menjadi refleksi atau renungan perjalanan hidup kita. Semoga kita bisa lebih baik dan sukses menjalani masa depan.

(5)

Membuat miniatur bangunan dari pasir putih. Foto-foto pemandangan dan pantainya yang bersih sekali. Sedangkan yang paling lama aku lakukan adalah menghias sebuah botol bekas yang aku temukan di pantai. Aku isi dengan pasir putih, batu-batu berwarna, kerang-kerang kecil. Lalu aku tutup dengan sebatang kayu yang aku ukur. Ternyata setelah mulai sore sedikit menjenuhkan. Logistik makanan sudah habis. Sedangkan air untuk minum juga tidak ada. Ada sedikit gelisah juga. Tidak ada perahu yang datang. Tidak bisa dibayangkan kalau tidak ada perahu yang bersandar. Mungkin kami harus bermalam lagi tanpa air minum. Beruntung sebelum jam lima, ada perahu yang datang. Akhirnya kami bisa meninggalkan pulau Sara yang indah ini.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan pembuatan projek Casger, yakni sebuah prototipe casing yang berfungsi sebagai charger untuk ponsel. Casger yang telah dibuat ini memiliki prinsip kerja

Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa semakin besar angka iodin maka torsi yang dihasilkan bisa semakin besar, Namun pengaruh dari angka iodin terhadap daya engine

Menurut Nurnianto (2004), adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata rata) dan SD (standar deviasi). Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang

35 | Program Studi Pendidikan Ekonomi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima Berdasarkan uraian permasalah yang tersebut di atas, untuk mengetahui

Dari pandangan Winarno di atas tentang pengaruh implementasiatau penerapan kebijakan SOP dalam organisasi ini, diketahui bahwa implementasikebijakan SOP dalam organisasi

Perancangan tata letak tersebut dilakukan menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction, dari kedua metode tersebut didapatkan dua rancangan tata

Ekosistem Menjelaskan pengertian ekosistem PG Tes tertulis 1 3.10.2 Membuat garis besar komponen penyusun ekosistem Komponen penyusun ekosistem Menjelaskan komponen

SURAT KETERANGAN SELESAI PERBAIKAN SKRIPSI/TESIS REFERENCE LETTER OF SCRIPT/THESIS REVISION Yang bertanda tangan di bawah ini,.. The