• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak dan Luas wilayah Iran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Letak dan Luas wilayah Iran"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN UMUM KONDISI NEGARA IRAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Negara Berkembang

Disusun oleh:

1. Riskiyanto (3201413006)

2. Yati Ulfatun F (3201413032) 3. Yosiana Dewi (3201413033) 4. Rifka Ferista (3201413037) 5. Susetya S. W (3201413112)

(2)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara bagian Timur-Tengah dikenal sebagai penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Wilayahnya yang didominasi oleh padang pasir dan iklim yang kering tidak membuat negara tersebut berada dibawah garis kemiskinan. Walupun mereka penghasil minyak terbesar di dunia tapi itu tidak membuat mereka menjadi bagain dari negara maju, mereka masih masuk kedalam kategori negara berkembang. Semua negara di bagian timur tengah termasuk kedalam negara berkembang meskipun mereka memiliki pendapatan perkapita melebihi kriteria penentuan negara maju dan berkembang. Banyak faktor qyang mempengaruhi hal tersebut seperti sejarah penjajahan.

Terlepas dari hal itu, negara-negara di timur tengah sangat menarik untuk dipelajari. Pendapatan perkapita Iran yang tinggi mengakibatkan taraf kehidupan masyarakat terus meningkat dan angka harapan hidup terus meningkat dari tahun ke tahun (menurut data World Bank). .Berdasarkan sejarah, negara timur tengah merupakan pusat persebaran agama islam di dunia. Sehingga dari segi pemerintahannyapun banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur islam, tapi apakah hanya segi pemerintahan yang terpengaruh?, bagaimana dengan ideologi, ekonomi, pendidikan dan budayanya?. Selain itu masih banyak hal yang menarik yang dapat kita pelajari dari negara Iran.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana kondisi dan letak geografis wilayah Iran? b. Bagaimana kondisi penduduk negara Iran?

c. Bagaimana tingkat ekonomi negara Iran?

d. Bagaimana system pemerintahan dan politik negara Iran? e. Bagaimana tingkat pendidikan di negara Iran?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Kondisi Dan Letak Geografis Wilayah Iran

Negara Iran mempunyai nama resmi Islamic Republic of Iran (Jomhori-e Islami-e Iran) dengan Ibukota negara di Tehran. Iran atau Persia adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza Shah Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama Iran adalah sebuah kognat perkataan "Arya" yang berarti "Tanah Bangsa Arya".

Iran berbatasan dengan Azerbaijan dengan panjang perbatasan sejauh 432 km dan Armenia 35 km di barat laut, Laut Kaspia di utara, Turkmenistan sejauh 992 km di timur laut, Pakistan sejauh 909 km dan Afganistan sejauh 936 km di timur, Turki sejauh 499 km dan Irak sejauh 1.458 km di barat, dan akhirnya Teluk Persia dan Teluk Oman di selatan. Luas tanah negara Iran total adalah 1.648.000 km² dengan luas daratan: 1.636.000 km² dan luas perairan: 12.000 km². Koordinat geografis negara Iran yaitu 25°-40° LU dan 44°-46° BT.

Lanskap Iran didominasi oleh barisan gunung yang kasar yang memisahkan basin drainage atau dataran tinggi yang beragam. Bagian barat yang memiliki populasi terbanyak adalah bagian yang paling bergunung, dengan barisan seperti Pegunungan Ladang lapang luas ditemukan di sepanjang pesisir Laut Kaspia dan di ujung utara Teluk Persia, dimana Iran berbatasan dengan sungai Arvand (Shatt al-Arab). Plain yang lebih kecil dan terputus ditemukan di sepanjang pesisir Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Laut Oman. Iklim Iran kebanyakan kering atau setengah kering, meskipun ada yang subtropis sepanjang pesisir Kaspia. Kaukasus, Pegunungan Zagros dan Alborz, yang terakhir merupakan tempat titik tertinggi Iran, Gunung Damavand pada 5.604 m. Sebelah timur terdiri dari gurun di dataran rendah yang tak dihuni seperti Dasht-e Kavir yang asin, dengan danau garam yang kadang muncul. Iran dianggap sebagai salah satu dari 15 negara yang membentuk apa yang disebut sebagai tempat lahirnya kebudayaan manusia.

(4)

panas jarang mencapai 29 °C. Penguapan tahunan adalah 680 mm di bagian timur dataran dan lebih dari 1700 mm di sisi barat dataran. Di barat, permukiman-permukiman di lereng Pegunungan Zagros mengalami rendahnya suhu. Daerah-daerah itu memiliki musim dingin yang hebat, dengan rerata suhu harian membekukan dan curah saljunya keras. Lembah timur dan tengahnya kering, yang curah hujannya kurang dari 200 mm dan bergurun. Suhu musim panas rata-rata melebihi 38 °C. Dataran pesisir Teluk Persia dan Teluk Oman di Iran selatan memiliki musim dingin yang sejuk dan mengalami musim panas yang lembab dan panas. Penguapan tahunan berkisar dari 135 mm hingga 355 mm.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jika negara Iran mengalami presipitasi terendah di bulan Januari, dengan rata-rata 64 mm dan suhu 320C. Hampir semua

presipitasi jatuh pada Mei, dengan rata-rata 107 m dan suhu 540C, dengan suhu rata-rata

tahunan adalah 8.5 °C. Presipitasi di sini rata-rata 1011 mm. Iklim di sini diklasifikasikan sebagai Cfb berdasarkan sistem Köppen-Geiger.

B. Demografi Iran

Iran adalah sebuah negara yang berbilang suku dan agama. Etnik mayoritas ialah etnik Persia (51% dari rakyatnya,) dan 70% rakyatnya adalah bangsa Iran, keturunan orang Arya. Kebanyakan penduduk Iran bertutur dalam bahasa yang tergolong dalam keluarga Bahasa Iran, termasuk bahasa Persia. Kumpulan minoritas Iran ialah Azeri (24%), Gilaki dan Mazandarani (8%), Kurdi (7%), Arab (3%), Baluchi (2%) Lur (2%) Turkmen (2%), dan juga suku-suku lain (1%). Penutur ibu Bahasa Iran diperkirakan sebanyak 40 juta di Iran, dan jumlah keseluruhannya (merangkumi negara-negara lain) adalah 150-200 juta.

(5)

Tingkat pertambahan penduduknya semenjak setengah abad yang lalu tinggi dan diperkirakan akan menurun di masa depan.

Kebanyakan penduduk Iran adalah muslim, di mana 90% Syiah dan 8% Sunnah Wal Jamaah. 2% lagi adalah penganut agama Baha'i, Mandea, Hindu, Zoroastrianisme, Yahudi dan Kristen. Zoroastrianisme, Yahudi dan Kristian diakui oleh pemerintah Iran dan turut mempunyai perwakilan di parlemen. Agama Baha'i tidak diakui.

C. Ekonomi

Ekonomi Iran adalah campuran Ekonomi Perencanaan Sentral dengan sumber minyak dan perusahaan-perusahaan utamanya dimiliki pemerintahan, dan juga terdapat beberapa perusahaan swasta. Pertumbuhan ekonomi Iran stabil semenjak dua abad yang lalu.

Perekonomian Iran dibangun dengan prinsip bebas dari dominasi asing, mencapai swasembada, dan terbebas dari ketergantungan dengan pihak lain. Pembangunan nasional dirancang oleh Management and Planning Organization (MPO), yaitu lembaga yang bernaung di bawah Kementerian Ekonomi dan Keuangan dan berfungsi mengumpulkan dan mengolah masukan dari lembaga-lembaga teknis, kemudian memberi masukan tentang rancangan pembangunan dan anggaran yang diperlukan pemerintah. Setelah dibahas oleh kabinet lalu dibawa ke Majelis dan dijadikan produk hukum berupa undang-undang (APBN).

Berdasarkan Konstitusi, pelaku ekonomi di Iran terdiri atas tiga sektor:

 Sektor Negara meliputi industri hulu dan industri skala besar, perdagangan luar

(6)

dan televisi, jasa pos, jasa dan industri telekomunikasi, penerbangan, perkapalan, jalan, kereta api dan sebagainya.

 Sektor Koperasi, meliputi produksi dan distribusi di perkotaan dan pedesaan.

 Sektor Swasta, meliputi kegiatan pertanian, peternakan, industri ringan,

perdagangan, dan jasa sebagai pelengkap kegiatan ekonomi yang dilakukan kedua sektor di atas.

Untuk menerapkan ketiga sektor itu, pemerintah membentuk perusahaan-perusahaan yang berafiliasi kepada kementerian tertentu atau organisasi/yayasan di bawah naungan organisasi Revolusi seperti Yayasan Mostadzafan & Janbazan, Yayasan Khordad 15 dan Yayasan Alawi. Sementara untuk kegiatan eksporimpor dapat dilakukan swasta yang memiliki lisensi dari Kamar Dagang, Industri dan Tambang dengan pengesahan Kementerian Perdagangan. Khusus untuk impor, izinnya diberikan per kasus melalui prosedur tertentu.

Pada bulan Okober 2003, Pemerintah Iran telah menetapkan Repelita ke-4 (20052010). Prioritas yang akan dituju Pemerintah adalah untuk meningkatkan GDP (Gross Domestic roduct) sebesar 8,6%. Pemerintah telah mulai menerapkan kebijaksanaan untuk mengizinkan berdirinya bank dan asuransi swasta dan mendayagunakan surplus devisa minyak untuk menunjang investasi dalam dan luar negeri. Dalam Repelita ke-empat (2005-2010) pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 8 % (sektor industri 13,4 %, pertanian 6 % dan investasi 12,2%), sedangkan inflasi akan ditekan menjadi 9,9 % dan pengangguran diturunkan menjadi 8,4%.

Pada awal abad ke-21, persenan sektor jasa dalam pengeluaran negara kasarnya, PNK, adalah yang tertinggi, diikuti dengan pertambangan dan pertanian. 45% belanja negara adalah hasil pertambangan minyak dan gas alam, dan 31% dari cukai. Pada 2004, PNK Iran diperkirakan sebanyak $163 milyar atau $2.440 per kapita.

(7)

D. Sistem Pemerintahan dan Politik

a. Ideologi

Ideologi negara berdasarkan kepada Agama Islam Madzhab Shiah Imam 12 (Ja’fari). Untuk melaksanakan prinsip ini maka diciptakan sistem Velayat-e Faqih (Supremasi kaum ulama) di mana seorang pemimpin agama memiliki hak untuk memberikan fatwa keagamaan dan sekaligus memegang kekuasaan tertinggi dalam masalah ketatanegaraan.

(8)

Agama resmi Negara adalah Islam beraliran Ja’fari (Shiah Imam ke 12). Aliran Islam lainnya yang bermadzhab Syafi’I, Hambali, Hanafi dan Maliki serta Shiah Zaidiyah diakui dan pelaksanaan syariat-syariatnya dilindungi oleh UU.

b. Konstitusi

Hukum tertinggi adalah Konstitusi Republik Islam Iran yang disahkan pertama kali oleh Majelis Ahli tanggal 15 November 1979 dan diamandemen pada Juli 1989.

c. Lembaga Eksekutif

Kepala pemerintahan dijabat seorang Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 4 tahun, dapat dapat dipilih kembali maksimal satu kali. Presiden dibantu oleh 9 orang wakil presiden yang membidangi tugas masing-masing serta 21 menteri anggota kabinet. Sistem pemerintahan Iran menganut sistem presidensiil dan parlementer, di mana anggota kabinet ditunjuk/diangkat oleh Presiden tetapi harus mendapat persetujuan dari Majelis serta bertanggungjawab kepada Presiden dan Majelis.

Presiden harus bertanggungjawab kepada rakyat, Leader dan Parlemen (Majelis). Jika Presiden berhalangan selama dua bulan lebih, maka Wakil Presiden I akan menjalankan fungsi pemerintahan atas persetujuan Leader. Secara administratif, Iran terbagi menjadi 28 Propinsi dan 114 tingkat kabupaten. Setiap Propinsi dipimpin seorang Gubernur Jenderal sedangkan kabupaten/kotamadya dipimpin Gubernur. Sejak terbentuknya Islamic Council tingkat Daerah (DPRD) hasil Pemilu Februari 1999 pengangkatan para Gubernur Jenderal dan Gubernur didilakukan oleh DPRD.

d. Lembaga Legislatif

Parlemen Iran (Majelis-e Syura-e Islami) merupakan lembaga legislatif yang beranggotakan 290 orang. Anggota Majelis dipilih melalui Pemilu setiap 4 tahun sekali dengan sistem distrik. Setiap 10 tahun rasio anggota Majelis ditinjau kembali sesuai dengan jumlah penduduk. Parlemen saat ini merupakan hasil pemilu tahun 2008. Ketua Parlemen saat ini adalah Ali Larijani.

Majelis secara tidak langsung dapat menjatuhkan Presiden dan menteri-menteri Kabinet melalui mosi tidak percaya. Hearing terhadap menteri diajukan sekurangnya oleh 10 anggota dan menteri yang bersangkutan mengeluarkan mosi tidak percaya kepada Presiden, hasil sidang disampaikan kepada Leader untuk memecat Presiden.

e. Lembaga Judikatif

(9)

Ketua Lembaga Judikatif (Chief of Judiciary) saat ini adalah Ayatollah Hashemi Shahroudi. Fungsi utamanya adalah mengangkat dan memberhentikan ketua dan anggota Mahkamah Agung dan Jaksa Agung serta menyusun RUU. Ia juga mengusulkan calon Menteri Kehakiman kepada Presiden. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan lembaga-lembaga Judikatif, sementara Kementerian Kehakiman mengatur koordinasi antara lembaga judikatif dan lembaga-lembaga Eksekutif dan Legislatif serta bertugas di bidang organisasi pemerintahan dan anggaran.

Sistem peradilan Iran mempunyai dua bentuk yaitu peradilan umum dan khusus. Peradilan umum meliputi Pengadilan Tinggi Pidana, Pengadilan Rendah Pidana, Pengadilan Tinggi Perdata, Pengadilan Rendah Perdata dan Pengadilan Perdata Khusus. Sedangkan Pengadilan Khusus terdiri dari Pengadilan Revolusi Islam, Pengadilan Khusus Ulama dan Pengadilan Pers.

Sesuai dengan Konstitusi terdapat beberapa institusi lain yang berada di bawah Lembaga Judikatif seperti Peradilan Militer yang merupakan bagian dari Lembaga Peradilan yang menangani kasus-kasus pidana yang melibatkan anggota Angkatan Bersenjata, Polisi dan Pasdaran; Peradilan Tinggi Administrasi yang menangani kasus-kasus yang terkait dengan administrasi pemerintah; dan Kepala Inspektur Negara yang bertugas mengawasi kinerja kementerian.

f. Lembaga Tinggi Negara Lainnya

Majelis Ahli

Kedudukan Majelis Ahli diatur dalam Konstitusi dan keanggotaannya ditetapkan melalui Pemilu setiap 8 tahun. Majelis Ahli saat ini adalah hasil pemilihan pada bulan Desember 2006 dan diketuai oleh Hashemi Rafsanjani dengan 86 orang anggota.

i. Fungsi Majelis Ahli adalah memilih Rahbar (Leader), mengawasi dan memberhentikannya. Leader berfungsi sebagai pemimpin politik sekaligus pemimpin agama yang memang konsep Imam Khomeini. Di Iran masalah agama tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan politik.

(10)

Leader pertama adalah Ayatollah Khomeini yang merupakan Pemimpin Revolusi dan Pendiri Negara Republik Islam Iran dan konseptor Velayat-e Faqih. Setelah meninggalnya Khomeini pada 1989, Majelis Ahli memilih Ayatollah Seyyed Ali Khomenei.

Dewan Pengawas Konstitusi

Guna menjamin kesesuaian setiap RUU dengan Konstitusi (Shura-e Negahban-e Qanun-e Assassi) yang beranggotakan 12 orang (6 ahli hukum agama yang ditunjuk oleh Leader dan 6 ahli dari berbagai disiplin ilmu hukum umum yang dipilih oleh Majelis). Masa jabatan 6 tahun dan setiap 3 tahun diadakan pemilihan bagi 6 orang anggotanya.

Kekuasaan Dewan Pengawas Konstitusi meliputi mengesahkan UU yang dibuat Majelis, menafsirkan Konstitusi dan bertindak sebagai badan yang melitsus semua calon anggota Majelis Ahli, Presiden, Majelis, dan referendum.

Dewan Kebijaksanaan Nasional

Dewan Kebijaksanaan Nasional (Majma-e Mashlahat-e Nezam) merupakan Dewan yang bertugas untuk menengahi perbedaan antara Majelis dengan Dewan Pengawasan. Namun dalam prakteknya, Dewan ini telah diberi tugas oleh Leader untuk membahas isu lainnya yang penting seperti RAPBN,Repelita dan Kawasan Perdagangan Bebas. Jumlah anggota Dewan ini sebanyak 25 orang yang dipilih oleh Leader.

Dewan Keamanan Nasional

Sesuai dengan Konstitusi, Presiden juga merangkap sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional. Dewan ini berwenang membuat kebijakan pertahanan nasional sesuai dengan yang telah digariskan oleh Leader, mengkoordinasikan kegiatan politik, intelijen, sosial budaya dan ekonomi yang terkait dengan kebijakan keamanan nasional, serta mengkaji sumber-sumber materi dan non materi dalam menghadapi ancaman dari dalam maupun luar negeri. Anggota Dewan terdiri dari para pimpinan Legislatif, Eksekutif dan Judikatif, Kepala Staf AB, Pejabat Badan Perencanaan dan Anggaran Negara, dua Wakil yang ditunjuk Leader, Menlu, Mendagri, Menteri Intelijen dan sejumlah menteri terkait.

g. Partai Politik dan Interest Groups

Konstitusi Iran memberikan kebebasan adanya partai-partai politik, namun dalam kenyataannya pernah dihapuskan pada masa Imam Khomeini pada 1989 dengan alasan telah menyebabkan perpecahan di kalangan keluarga besar Revolusi.

(11)

i. The Coalition of Harmonious Croup yang dimotori Jame-e Ruhaniat-e Mubarez/JRM (the Society of Combatant Clergy), sebuah kelompok mullah garis keras (right wing) didirikan pada 1979.

ii. The Coordinating Council of the May 23 Front (tanggal kemenangan Khatami pada Pemilu Presiden 23 Mei 1997) yang dimotori Majma Ruhaniyat-e Mobarez/MRM (the Assembly of Combatant Clerics), sebuah kelompok mullah konservatif (left wing) yang didirikan pada 1988.

iii. Independence Group yang tidak mempunyai persamaan pandangan terhadap dua kelompok di atas yakni the Moderation & Development Front (MDF), Green Party (GP) dan perorangan.

iv. Selain kelompok-kelompok di atas, terdapat pula kelompok yang dikenal sebagai Ansar-e Hizbullah yang merupakan pembela setia Republik Islam.

Sebaliknya, kelompok oposisi bersenjata yang pernah ada, seperti “Mojahedin-e Khalq Organization” (MKO), People’s Fedayeen, dan Democratic Party of Iranian Kurdistan, kini sudah sangat lemah dan tidak lagi mempunyai kemampuan untuk “mengganggu” pemerintah.

h. Hubungan Bilateral Dengan Negara Lain

Dengan Negara Pantai Laut Kaspia

Hubungan bilateral Iran dengan Negara-negara pantai Laut Kaspia secara umum berkembang baik. Permasalahan menonjol antara Iran dengan Negara pantai Laut Kaspia adalah masalah kedaulatan atas sumber alam di bawah dan permukaan Laut Kaspia yang muncul sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 karena perjanjian yang dibuat antara Iran dan Uni Sovyet pada tahun 1921 dan 1940 dianggap tidak relevan lagi oleh negara-negara baru pecahan Uni Sovyet, khususnya Rusia, Azerbaijan dan Kazakhstan, untuk dijadikan landasan dalam menentukan perbatasan dan cara membagi sumber alam bawah dan permukaan

(12)

kekayaan Laut Kaspia harus berdasarkan panjangnya garis pantai masing-masing negara, yang mana dengan formula ini Iran hanya akan kebagian 13%. Upaya penyelesaian telah berulang kali dilakukan, tetapi selalu mengalami kegagalan. KTT Negara-negara pantai Laut Kaspia terakhir diselenggarakan di Tehran dalam tahun 2007. KTT sepakat bahwa semua kapal di Laut Kaspia wajib menggunakan bendera salah satu negara pantai. Tidak boleh terdapat kapal asing di laut tersebut.

Dengan Negara-Negara Asia Tengah

Pembinaan hubungan yang baik dengan negara-negara Asia Tengah, khususnya kawasan Kaukasus, terus diupayakan tidak hanya didasarkan pada kepentingan tradisional seperti faktor persamaan etnis, tetapi juga karena kawasan ini bagi Iran memiliki arti penting, baik secara ekonomi maupun keamanan. Letak geografis kawasan Kaukasus yang menghubungkan Asia dan Eropa memberikan jalur alternatif bagi Iran untuk mengekspor komoditinya ke Eropa yang lebih aman daripada melalui Turki yang pro-AS. Di samping itu, di kawasan ini terletak Azerbaijan yang kaya minyak. Iran sangat berminat untuk berpartisipasi dalam pembangunan industri minyak Azerbaijan dan menawarkan rute ekonomis bagi penyaluran energi negara tersebut ke Teluk Persia.

Dengan Negara-Negara Timur Tengah

(13)

sekutunya menyerang Irak. Ketika rezim Saddam Hussein benar-benar jatuh, Iran segera mengambil peran pro aktif untuk menanamkan pengaruh seluas-luasnya di kalangan faksi-faksi yang ada di Irak, khususnya yang beraliran

Shiah yang merupakan mayoritas dari penduduk Irak. Dalam rangka ini, para pemimpin Iran segera memberikan pengakuan kepada Dewan Pemerintahan Irak (DPI) yang terbentuk pada bulan Juli 2003, walaupun disertai penekanan dan harapan bahwa pembentukan Dewan itu merupakan tahapan menuju pengakhiran pendudukan AS dan Inggris di Irak dan diberikannya hak-hak rakyat Irak untuk menentukan nasibnya sendiri. Lebih lanjut para pemimpin Iran mendesak agar penyerahan kekuasaan dari DPI kepada otoritas nasional yang demokratis dilaksanakan di bawah pengawasan PBB. Selanjutnya, para pimpinan Pemerintah Irak telah melakukan kunjungan ke Iran, terutama setelah pemilihan umum di Irak yang lalu.

Dengan Amerika Serikat

Perseteruan antara Iran dan AS terjadi sejak peristiwa penyanderaan kedutaan Besar AS di Tehran tahun 1979 – 1981. Ketegangan di antara kedua negara akhir ini justru semakin memanas terkait dengan proyek nuklir dan pernyataan Presiden Ahmadinejad menyangkut peristiwa Holocaust. AS dan Israel mempropagandakan bahwa Iran berambisi untuk memproduksi bom nuklir, meskipun Iran dengan berbagai cara berupaya meyakinkan mereka bahwa proyek nuklir yang dikembangkannya benar-benar bertujuan damai, termasuk menandatangani protokol tambahan NPT pada tanggal 18 Desember 2003 yang emungkinkan IAEA melakukan pemeriksaan mendadak terhadap seluruh fasilitas nuklirnya. Iran juga merasa sangat terancam oleh menguatnya pengaruh dan kehadiran militer AS di Negara-negara sekitar Iran, mulai dari Teluk Parsi, Irak, Turki, Azerbaijan, dan Afghanistan. Karena itu, Pemerintah Iran selain selalu menegaskan penentangannya terhadap kehadiran pasukan asing di kawasan, juga terus berupaya mendekati negara-negara kawasan guna mengurangi pengaruh AS itu dan mengajak mereka untuk bekerjasama menjamin perdamaian, karena semua negara di kawasan sangat membutuhkan keamanan, perdamaian dan ketenangan.

Dengan Rusia

(14)

1.000 kendaraan lapis baja, suku cadang MIG-29 dan SU-24 dan 3 buah Kapal Selam. Dalam tahun 2005 Iran telah membeli 29 Rudal TOR M1 dari Rusia dan telah meluncurkan satelit. Rusia merupakan aliansi Iran yang sangat penting dan strategis menyangkut berbagai isu internasional. Dalam masalah nuklir Iran, Rusia berkali-kali menunjukkan sikap yang membela Iran dan menolak penyelesaian masalah itu menggunakan kekerasan, termasuk melalui penjatuhan sanksi oleh DK PBB. Namun dalam pemungutan suara terhadap resolusi 1737 (2006), 1747 (2007) dan1803 (2008) Rusia selalu mendukung resolusi.

Dengan Cina

Hubungan bilateral Iran dengan Cina berkembang sangat baik terutama di bidang politik dan ekonomi perdagangan. Cina juga merupakan mitra strategis Iran seperti Rusia. Dalam perselisihan masalah nuklir Iran, Cina bersama Rusia merupakan negara yang menekankan pentingnya penyelesaian secara damai melalui negosiasi, dan menolak penjatuhan sanksi oleh DK PBB.

Dengan Indonesia

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran dibuka pada tahun 1950 pada tingkat Kedutaan. Kepala Perwakilan RI yang pertama adalah Mayjen R.H. Abdul Kadir yang bergelar Duta Besar dan Menteri Berkuasa Penuh RI. Pada akhir tahun 1960, Kedutaan RI di Tehran dinaikkan tingkatnya menjadi Kedutaan Besar RI. Pemerintah RI selanjutnya menunjuk M. Bachmid sebagai Duta Besar LBBP RI yang pertama. Hubungan bilateral RI – Iran di bidang politik selama ini berkembang sangat cepat. Peningkatan hubungan baik itu diantaranya ditandai dengan saling kunjung antara Kepala Negara/Pemerintahan, Ketua Parlemen dan para pejabat tinggi lainnya serta saling memberikan dukungan dalam pencalonan pada jabatan atau keanggotaan organisasi internasional.

Guna mempererat kerjasama di bidang politik, pada tanggal 9 Mei 2003 di Tehran telah ditandatangani MoU mengenai pembentukan Komite Konsultasi Bilateral di Bidang Politik yang dipimpin oleh pejabat setingkat Wakil Menlu (Dirjen). Forum ini adalah untuk meningkatkan kerjasama politik dan bertukar pikiran mengenai isu regional dan internasional.

(15)

mendukung ketegasan sikap Indonesia untuk menyelesaikan sendiri masalah itu dan menolak intervensi asing.

Berkaitan dengan masalah terorisme, Iran dan Indonesia memiliki sikap dan pandangan yang sama. Selain sama-sama mengutuk serangan teroris terhadap AS pada tanggal 11 September 2001, kedua negara juga menghendaki agar kampanye melawan terorisme internasional dipimpin oleh PBB serta mendesak perlunya dicapai kesepakatan mengenai definisi terorisme. Iran memandang Indonesia sebagai negara penting di kawasan, tidak saja karena penduduknya sebagian besar beragama Islam, tetapi juga karena peranannya yang menonjol di ASEAN, GNB, G-77, OKI, G-15, D-8, dll.

Dalam lingkup regional, Iran yang menjadi anggota ECO mengharapkan agar Indonesia sebagai Negara anggota penting di ASEAN dapat mendorong peningkatan hubungan kedua organisasi regional itu. Selain itu, Iran juga telah meminta bantuan Indonesia agar dapat diterima sebagai mitra dialog ASEAN. Indonesia secara konsisten mengakui hak sah iran dan mendukung pengembangan teknologi nuklir Iran untuk tujuan damai. Dukungan tersebut ditegaskan baik oleh Presiden RI maupun Ketua DPR RI. Sebaliknya Iran telah mendukung pemilihan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB periode 2007 – 2008 yang telah diselenggarakan di New York tanggal 15 Oktober 2006.

Dalam pemungutan suara Resolusi 1803 DK PBB tanggal 3 Maret 2008, Indonesia mempunyai posisi yang berbeda dengan 14 negara anggota DK lainnya. Indonesia melihat laporan Dirjen IAEA tanggal 22 Februari 2008 telah menunjukkan adanya perkembangan yang positif mengenai peningkatan kerjasama antara Iran dengan IAEA. Untuk itu, Indonesia memandang tidak tepat adanya resolusi yang menjatuhkan sanksi lebih luas terhadap Iran. Sanksi

bukanlah pilihan terbaik dan Indonesia mendukung dilanjutkannya kerjasama antara Iran dengan IAEA tersebut. Indonesia berpendapat perlunya menghindari upaya politisasi masalah nuklir Iran dan mengharapkan masalah ini diselesaikan dalam kerangka teknis di IAEA. Indonesia mengharapkan berlanjutnya komunikasi antara Indonesia dan Iran sehingga dapat memperoleh informasi yang lengkap untuk menentukan posisi yang tepat dan adil, terutama dalam masalah nuklir Iran

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono ke Iran tanggal 10 – 11 Maret 2008 telah ditandatangani 5 persetujuan bilateral di yaitu:

(16)

b. Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Islamic Republic of Iran on Agricultural Cooperation;

c. Shareholder Agreement between Pertamina, National Iranian Oil Refining and Distribution Company (NIORDC) and Petrofield;

d. Memorandum of Understanding between Indonesia Chamber of Commerce and Industry and Iran Chamber of Commerce, Industries and Mines;

e. Memorandum of Understanding between Indonesia Cooperative Council (DEKOPIN) and Iran Central Chamber of Cooperatives (ICC).

Selain lima nota kesepahaman di atas, secara terpisah ditandatangani juga dua nota kesepahaman, yaitu:

a. Memorandum of Understanding between the National Standardization Agency of the Republic of Indonesia (BSN) and Institute of Standards and Industrial Research of Iran (ISIRI) on Technical Cooperation oleh Kepala BSN dan Director General of ISIRI;

b. Memorandum of Understanding between PT Pupuk Sriwijaya and National Petrochemical Company International Ltd. (NPCI).

Sebelumnya, pada kunjungan kenegaraan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud hmadinejad ke Indonesia tanggal 10 – 12 Mei 2006, telah ditandatangani enam dari persetujuan bilateral di Jakarta, yaitu:

a. Agreement on Mutual Administrative Assistance in Customs Matters, di Jakarta tanggal 10 Mei 2006;

b. MoU on Small and Medium Industries Cooperation, di Jakarta tanggal 10 Mei 2006; c. MOU on Scientific and Technological Cooperation, di Jakarta tanggal 10 Mei 2006;

d. Arrangement on Cultural Exchange Programme Years 2006 – 2008 di Jakarta tanggal 10 mei 2006;

e. MOU concerning the Cooperation on Energy di Jakarta tanggal 10 Mei 2006;

f. MoU between PT Elnusa, a subsidiary of PT Pertamina and national Iranian Oil Refining and Distribution Company (NIORDC), di Jakarta tanggal 10 Mei 2006.

(17)

a. MOU on Exemption of Visa for the Diplomatic and Service Passports Holders, di Jakarta tanggal 27 February 2006;

b. Memorandum of Understanding between the Ministry of Youth and Sport Affairs of the Republic of Indonesia and the Physical Education Organization of the Islamic Republic of Iran on Cooperation in the Field of Sports, Tehran, 19 December 2006;

Selanjutnya, sejak April 2006 kedua pemerintah telah mengesahkan kebijakan pemberian visa on arrival (VOA) bagi pemegang paspor biasa kedua negara yang melakukan kunjungan singkat ke Indonesia (bagi WN Iran) dan Iran (bagi WNI). Dalam kaitan ini, Presiden Iran juga telah menghadiri KTT Developing 8 (D-8) di Bali yang berlangsung pada tanggal 13 Mei 2006.

E. Pendidikan

Tujuan Pendidikan

Pada 1957, Kementerian Pendidikan Republ ik Islam Iran mengumumkan bahwa tujuan pendidikan sebagai berikut:

1. Pengembangan pisik 2. Pengembangan sosial. 3. Pengembangan intelektual. 4. Pengembangan moral. 5. Pengembangan estetika.

(18)

juga harus menekankan pentingnya peningkatan kualitas tenaga kerja dalam semua jenis dan level perekonomian, dan dengan demikian, pendidikan harus dipandang sebagai investasi untuk masa depan.

Masalah utama yang selama ini dan sampai sekarang dihadapi pendidikan Iran adalah bagaimana merekonsiliasikan antara nilainilai tradisional dan pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah revolusi 1979, Republik Islam Iran menitikberatkan perhatian pada pendidikan moral individu dan masyarakat. Pengembangan bagi sekolah-sekolah harus didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Dengan tekanan utama pada dorongan dan penguatan keimanan. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana penghubungkan pendidikan dengan pekerjaan. Para generasi muda perlu dibekali dengan teknik berdasarkan ilmu pengetahuan ilmiah serta ketrampilan kerja agar mereka sadar akan perlunya produksi industri dan pertanian.

Struktur dan Jenjang Pendidikan

Berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, pendidikan di Iran masih bersifat sentralistik terdiri dari pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Pendidikan dasar dan menengah di bawah naungan Departemen Pendidikan (ministry of education), sedangkan pendidikan tinggi di bawah naungandan pengawasan Departemen Ilmu dan Teknologi. Jenjang pendidikan di Iran dimulai dari taman kanak-kanak untuk anak yang berkisar umur 5-6 tahun, lama pendidikan satu tahun, di mana tahap ini bersifat opsional (tidak diwajibkan).

Pendidikan prasekolah pada umumnya diselenggarakan oleh lembaga-lembaga swasta. Tujuan umum pendidikan awal ini adalah untuk mempersiapkan anak-anak memasuki pendidikan formal.

(19)

Sebelum masuk mel anjutkan ke perguruan tinggi atau universitas, setiap siswa diharuskan mengikuti persiapan masuk ke perguruan tinggi (Konkoor) selama satu tahun. Setelah lulus persiapan masuk perguruan tinggi, mahasiswa dapat melanjutkan ke program perguruan tinggi dengan tahapan sebagai berikut:

1. Teknik/vocational school(Fogh-e-Diplom atau Kardani) lama pendidikan dua tahun. 2. Univesitas/bachelor degree(Karsenase atau licence) lama pendidikan empat tahun. 3. Master degree(karsenase-ye Arsyad atau Fogh Lisence) lama pendidikan dua tahun. 4. Prokram doktor/PhD (Karsenasi-Arshad-napayvasteh atau Doktora) lama pendidikan tiga

tahun.

Kalender pendidikan di Republik Islam Iran berlangsung selama 10 bulan dari bulan septembar sampai dengan bulan Juni. Hari belajar sabtu sampai dengan kamis.

Biaya Pendidikan

Pendidikan di Iran didanai oleh pemerintah. Walaupun terdapat sekolah-sekolah swasta, pemerintah tetap memberikan subsidi atau subsidi guru dan staf, walaupun sumbangan dari orangtua siswa juga ada untuk keperluan pemeliharaan sekolah (maintenance). Biaya untuk uang sekolah pada sekolah swasta tidak terlalu tinggi.

Konsititusi Republik Islam Iran menggariskan kerangka dasar pengembangan pendidikan. Pasal 3 menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang gratis sampai pendidikan tingkat menengah bagi semua penduduk Iran. Hal yang sama ditegaskan l agi pada Pasal 30, yakni pemerintah Iran berkewajiban memberikan pendidikan yang gratis dan selanjutnya mempasilitasi akses ke pendidikan tinggi.

Pendidikan Islam di Iran

Dalam perkembangan sejarah Islam, bangsa Iran mempunyai peranan dan andil yang sangat besar baik dari sisi penyebaran agama Islam, perluasan wilayah, peradaban Islam, dan pendidikan. Dari daerah ini muncul tokoh-tokoh atau pakar dari berbagai macam keahlian, di antaranya al-Biruni, Muhammad Musa al-Khawarizmi, Umar Khayam, dan lain-lain.

Di zaman modern sekarang, Republik Islam Iran menjadi perhatian dunia dengan program nukl irnya yang dianggap kontroversial. Terlepas dari itu semua, kemampuan yang dimiliki Iran pada hakikatnya adalah buah dari hasil kemajuan pendidikan yang diperoleh bangsa Iran pascarevolusi 1979.

(20)

swasta dinasionalisasi, semua siswa dipisahkan menurut jenis kelamin, buku pelajaran yang mencerminkan ajaran Islam dicetak. Banyak perguruan tinggi yang ditutup dan dibuka kembali secara berangsurangsur mulai 1982-1983 dengan menggunakan kurikulum yang Islami (Islamisasi ilmu pengetahuan).

Pada 1980 dibentuk suatu komite revolusi kebudayaan yang bertugas mengawasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan. Lembaga penyedia buku teks pelajaran yang anggotanya terdiri atas mayoritas ulama berhasil menghasilkan 3000 koleksi buku pelajaran baru yang mencerminkan pandangan Islam. Proses pembelajaran dengan paradigma islamisasi ilmu pengetahuan telah diperkenalkan ke dalam kelas utama enam bulan setelah revolusi di Republik Islam Iran.

Pendidikan Islam di Iran terintegrasi dalam semua mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik melalui nilai-nilai keislaman dalam semua materi pelajaran. Dalam praktiknya di lapangan, pelaksanaannya diawasi oleh Komite Revolusi Kebudayaan yang didirikan pada 1980. Materi pelajaran agama (religious education) diberikan selama dua jam setiap minggu ditambah materi pelajaran tentang Alquran.

Bagi mereka yang berkeinginan mempelajari secara mendalam tentang ilmu keislaman, dapat menjutkan ke tingkat perguruan tinggi pada Fakultas Teologi atau di universitas swasta setelah mereka lulus ujian masuk perguruan tinggi. Terdapat universitas Islam swasta terbesar di Iran, yaitu Islamic Azad University, di mana cabangnya tersebar di semua provinsi di Iran, dengan jumlah mahasiswa mencapai 1,5 juta mahasiswa.

Di samping sistem pendidikan Islam formal, pendidikan Islam nonformal juga diberikan di masjid atau maktab. Materi pembelajarannya adalah Alquran, logika, bahasa Arab, dan gramatika (nahwu). Berbeda dengan Indonesia yang mayoritas penduduk muslim menganut mazhab Safi’i dalam dalam bidang fiqih, Sunni dalam bidang tauhid, mayoritas penduduk Republik Islam Iran menganut mazhab Syiah dan hanya 8% Sunni.

(21)

keturunannya dari istrinya, Fatimah putri Nabi, adalah satu-satunya kelompok yang berhak menduduki jabatan khalifah dan kepemimpinan tertinggi umat.

Dalam bidang furu’, yaitu hukum-hukum yang biasanya dibahas dalam kitab fikih, perbedaan antara mazhab Syiah dan Sunni boleh dibilang sedikit sekali; tidak lebih dari perbedaan-perbedaan yang ada antara mazhab Sunni yang satu dan yang lain, seperti mazhab Safi’i dan Hanafi, Maliki, serta yang lain.

Perbandingan Sistem Pendidikan Islam di Republik Islam Iran dan Indonesia

Bila kita analis uraian-uraian terdahulu tentang sistem pendidikan Islam di Republik Islam Iran dengan mempertimbangkan berbagai aspek, sebagaimana uraian di atas, terlihat beberapa berbedaan antara sistem pendidikan Islam di Republik Islam Iran dan pendidikan Islam di Indonesia.

Dari aspek kelembagaan, pendidikan Islam di Indonesia dinaungi oleh Kementerian Agama RI, di mana pendidikan Islam telah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tingggi. Sedangkan di Republik Islam Iran pendikan Islam berada langsung di bawah Kementerian Pendidikan Nasional Iran. Di sisi lain, jumlah penduduk Iran 90% menganut paham Syiah, sehinggga pendidikan Islam di Republik Islam Iran mengarah kepada Islam Syiah. Sedangkan di Indonesia, sebagian besar berpaham Sunni. Faham Syiah berteologikan Muktazilah (Qadariyah) sehingga mereka mempunyai visi yang revolusioner dengan menempatkan imam mereka sebagai pemimpin yang ma’sûm (terjaga dari kesalahan atau dosa). Pemimpin yang ma’sûm berpola hidup sederhana, jauh dari korupsi, serta menjadi panutan rakyat, sehingga dana yang mereka miliki dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan rakyat, termasuk bidang pendidikan. Dari pola pendidikan Islam yang dilaksanakan, sejak revolusi Iran 1979, pendidikan Islam di Republik Islam terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Mata pelajaran agama tetap diberikan untukmemperdalam pengetahuan peserta didik tentang ilmu keagamaan. Untuk mengawasi dan memastikan bahwa lembaga pendidikan tetap memberikan materi pelajaran sesuai dengan ajaran Islam, lembaga pendidikan diawasi oleh lembaga revolusi kebudayaan. Sedangkan di Indonsia pendidikan Islam hanya sebatas mata pelajaran agama Islam dan masih ditemukan pertentangan teori antara satu mata pelajaran dengan pelajaran agama Islam, misalnya tentang teori tentang evolusi Darwin.

(22)

Jumlah wisatawan Iran ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung tetap. Berdasarkan catatan KBRI, dalam 3 tahun terakhir rata-rata KBRI menerbitkan sekitar 500 visa berbagai jenis per tahun. Umumnya wisatawan Iran berkunjung ke Indonesia bukan semata untuk berlibur, namun juga untuk kegiatan dagang. Mereka datang berkunjung dan berbelanja di pusat-pusat perdagangan seperti Mangga Dua atau Tanah Abang di Jakarta untuk kemudian dikirim ke Iran.

Untuk meningkatkan kerjasama pariwisata, pada saat Pertemuan ke-6 Komisi Ekonomi Bersama bulan Desember 2002, telah ditandatangani MoU Kerjasama Pariwisata Indonesia-Iran.

Kesepakatan ini menjadi dasar perluasan hubungan bilateral kedua negara di bidang pariwisata dan bidang lain yang terkait. Indonesia mempunyai peluang untuk menyediakan tempat pendidikan pariwisata yang banyak tersedia di Indonesia bagi institusi pariwisata di Iran. Usul ini juga pernah dilontarkan KADIN Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait di Iran.

BAB III PENUTUP

Simpulan

Dalam perkembangan sejarah Islam, bangsa Iran mempunyai peranan dan andil yang sangat besar baik dari sisi penyebaran agama Islam, perluasan wilayah, peradaban Islam, dan pendidikan. Dari daerah ini muncul tokoh-tokoh atau pakar dari berbagai macam keahlian, di antaranya al-Biruni, Muhammad Musa al-Khawarizmi, Umar Khayam, dan lain-lain.

Di zaman modern sekarang, Republik Islam Iran menjadi perhatian dunia dengan program nukl irnya yang dianggap kontroversial. Terlepas dari itu semua, kemampuan yang dimiliki Iran pada hakikatnya adalah buah dari hasil kemajuan pendidikan yang diperoleh bangsa Iran pascarevolusi 1979.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

1) Kebijaksanaan pemerintah, pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal

Sonsuz mutluluğa giden en doğrudan ve en hızlı aracı uygulamak için daha fazla zaman ayırmak adına tüm gereksiz aktivitelerin bırakıldığı noktaya ge­

Profil Mekanik Kendaraan Ringan di bengkel otomotif di Surakarta dengan Standart Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang di gunakan sebagai acuan Standart kompetensi

Barang yang berjalan dengan menggunakan material handling device (seperti conveyor) menuju lokasi penerimaan yang telah ditentukan. Flow rack merupakan salah satu media yang

Dari permasalahan y ang ada maka perlu dipikirkan j alan keluar untuk meningkatkan tarap hidup mas y arakat dengan menggali potensi y ang dimiliki oleh mas y arakat desa

Setelah melakukan penerapan keempat strategi perencanaan heuristik maka dapat direkapitulasi total biaya dari penerapan setiap strategi seperti dapat dilihat pada tabel 9

Peningkatan APB disebab- kan oleh peningkatan persentase aktiva produktif bermasalah lebih be- sar dibandingkan dengan persentase peningkatan total aset produktif akibatnya

penelitian yang dilakukan. Prawid ya Destari anto, Erni Yudani ngtyas, Sholeh Hadi Pramon o, 2013 PENERA PAN METODE INFEREN CE TREE DAN FORWAR D CHAININ G DALAM SISTEM