• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGUNAKAN SMARTPHONE SECARA BIJAK SESU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGGUNAKAN SMARTPHONE SECARA BIJAK SESU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1 of 7 Menggunakan Smartphone Secara Bijak

dengan Pengendalian Diri (Savara) Bagi Mahasiswa

Oleh Febrian Ariya Passaddhi

STAB Kertarajasa

[email protected]

Abstrak

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan smartphone di kalangan mahasiswa untuk kepentingan akademis maupun non-akademis. Smartphone sendiri merupakan inovasi dari teknologi handphone yang memiliki berbagai kelebihan untuk membantu aktifitas penggunanya. Di tengah banyaknya berita tentang dampak negatif penggunaan smartphone, penulis berusaha menggali dampak positif dari penggunaan

smartphone kemudian mencari solusi bagaimana agar seseorang mampu menggunakan

smartphone secara bijak sesuai prinsip Buddhisme. Kuncinya adalah dengan saṁvara

(pengendalian diri), yaitu pengendalian diri melalui moral, kesadaran, pengetahuan, kesabaran, dan usaha. Setelah mampu menggunakan smartphone dengan bijak, maka langkah selanjutnya adalah mengoptimalkan penggunaan smartphone untuk memperoleh manfaat baik dalam bidang akademis maupun non-akademis. Dengan demikian, smarpthone bisa menjadi salah satu instrumen penting bagi mahasiswa dalam mencapai tujuannya baik dalam bidang akademis maupun non-akademis.

Kata kunci:smartphone, saṁvara, bijak, mahasiswa.

Pendahuluan

Dengan perkembangan yang semakin pesat, teknologi komunikasi saat ini tidak bisa

lepas dari setiap aspek kehidupan manusia. Berbagai perangkat teknologi komunikasi

diciptakan seiring dengan tuntutan dan kebutuhan hidup manusia yang semakin kompleks.

Smartphone sendiri merupakan salah satu produk teknologi komunikasi canggih yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini (Wulandari, Ni Kadek; Darmawiguna,

Gede Mahendra; Wahyuni, Dessy Seri, 2014).

Smartphone merupakan inovasi dari teknologi handphone yang menyediakan kemampuan canggih melebihi ponsel biasa untuk memudahkan aktifitas penggunanya.

Smartphone mampu melakukan banyak fungsi seperti halnya sebuah komputer [1], biasanya memiliki layar yang relatif besar, mampu terhubung dengan internet [2]. Smartphone juga dilengkapi sistem operasi (OS) perangkat lunak seperti Android, iOS, RIM Blackberry, dan

(2)

Page 2 of 7 layar yang lebih besar dan prosesor yang lebih kuat. Selain itu, aplikasi yang dibuat khusus

untuk smartphone biasanya dapat berjalan pada semua platform yang sama terlepas dari produsen smartphone tersebut [3]. Perlu dipahami di sini bahwa smartphone jelas sangat berbeda dengan ponsel biasa baik secara definisi, teknologi, maupun fungsi [4].

Smartphone sebenarnya sudah diproduksi mulai tahun 1993. IBM Simon [5] adalah

smartphone pertama yang mulai diproduksi dan dipasarkan tahun 1994, jauh sebelum iPhone dan Android beredar luas di pasaran seperti saat ini [6] (Sager, 2012).

Penjualan dan Riset Penggunaan Smartphone di Indonesia

Berdasarkan hasil riset Counterpoint Technology Market Research di kuartal kedua

tahun 2015, Samsung masih memimpin dengan total pangsa pasar sebesar 24,2%. Diikuti

Evercoss (14,3%), Advan (11%), Smartfren (10,4%), Asus (8,8%), dan sisanya produsen

campuran sebesar 31,3% (Putri, 2015).

Menurut riset yang dilakukan Google dan GfK di Jabodetabek, sebanyak 61%

masyarakat kota di Indonesia memiliki smartphone dan rata-rata menggunakannya selama 5,5 jam sehari. Namun yang amat disayangkan adalah, dengan lamanya intensitas

penggunaan smartphone tersebut, ternyata tidak diikuti dengan prodiktivitas yang tinggi dari pengguna smartphone itu sendiri (BBC, 2015).

Di kalangan mahasiswa, smartphone tidak hanya digunakan untuk bergaya atau meningkatkan gengsi penggunanya saja, tapi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu

dalam kegiatan belajar, mempermudah aktivitas sehari-hari, ataupun sebagai hiburan.

Smartphone biasa digunakan dalam kegiatan mahasiswa yang bersifat akademis maupun non-akademis. Menurut hasil penelitian penggunaan smartphone di kalangan mahasiswa yang dilakukan oleh Parmuarip di Politeknik Negeri Bandung tahun 2012, alasan mahasiswa

menggunakan smartphone antara lain untuk mengakses media sosial, sebagai sarana mencari informasi, sarana belajar, ataupun sekedar sebagai hiburan (Parmuarip, 2012). Sebagian

pengguna smartphone di Indonesia maupun di dunia adalah anak muda, termasuk di dalamnya pelajar dan mahasiswa. Penyataan tersebut didukung hasil riset yang dilakukan

Google dan Ipsos MediaCT pada kuartal pertama tahun 2013. Hasil riset tersebut

(3)

Page 3 of 7 Sikap Bijak Menggunakan Smartphone Menurut Buddhisme

Perkembangan Teknologi Informasi ibarat pisau bermata dua, membawa dampak

positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain memungkinkan para pemuda meningkatkan kemampuan dan keterampilan. Namun demikian di sisi lain teknologi juga membawa dampak negatif, misalnya saja membawa

informasi narkoba, berita kekerasan dan lainnya (TribunEtam, 2015).

Buddhisme menawarkan solusi tentang bagaimana cara bersikap bijak menyikapi

perkembangan teknologi di zaman modern ini, yaitu melalui saṁvara. Saṁvara dalam Bahasa Inggris berarti restraint [8]. Restraint d l ‘calm and controlled behaviour’ [9]. Dalam buku Dhamma Vibhāga, saṁvara secara harafiah diartikan sebagai menutup atau menyumbat suatu aliran (Vajirananavarosa, 2013). Saṁvara berarti juga menahan diri di masa mendatang, norma pengendalian diri, perilaku yang baik, serta perilaku

diri yang tenang dan terkontrol [10].

Ada lima macam pengendalian diri, yaitu:

1. pengendalian diri melalui kemoralan atau kebajikan (sīla-saṁvara) 2. pengendalian diri melalui kesadaran (sati-saṁvara)

3. pengendalian diri melalui pandangan terang atau wawasan (ñana-saṁvara)

4. pengendalian diri melalui kesabaran (khanti-saṁvara)

5. pengendalian diri melalui usaha atau semangat (viriya-saṁvara)

Pengendalian diri diperlukan untuk melindungi diri dari dampak negatif penggunaan

smartphone secara tidak bijak. Paling tidak, ketika seseorang menggunakan smartphone tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Pertama, pengendalian diri melalui kemoralan. Maksudnya adalah seseorang mampu

menjaga, serta mampu mengontrol kata-kata dan tindakannya agar sesuai dengan etika dan

moral yang berlaku di masyarakat. Mampu mengendalikan pikiran, ucapan, dan perbuatan

agar sesuai dengan etika dan moral yang berlaku. Dengan demikian, ia menahan diri dari

kejahatan yang bisa saja dilakukannya melalui smartphone. Banyak contoh penyalahgunaan

smartphone yang terjadi sekarang ini, misalnya saja kasus bullying di dunia maya. Dengan adanya pengendalian diri, maka seseorang mampu menahan diri agar tidak merugikan dirinya

(4)

Page 4 of 7 Kedua, yang dimaksud dengan pengendalian diri melalui kesadaran berarti sadar

ketika menggunakan smartphone. Sadar yang dimaksud di sini mengacu pada sati, yaitu sadar sebelum menggunakan, saat menggunakan, dan setelah menggunakan. Selalu sadar

agar pikiran tidak dikuasai oleh keserakahan dan kebencian. Dengan demikian pengguna

smartphone dapat memperoleh manfaat yang optimal.

Ketiga, pengendalian diri melalui pandangan terang atau wawasan. Pengendalian diri

melalui pandangan terang berarti seseorang merenungkan hakikat dan tujuan sesungguhnya

penggunaan kebutuhan hidup. Dalam konteks ini yang digunakan adalah smartphone. Ia memahami bahwa tujuan sebenarnya menggunakan smartphone adalah untuk kemudahan dalam berkomunikasi dan juga fungsi lain yang kiranya bermanfaat untuk dirinya. Jadi,

dalam menggunakan smartphone, seseorang mengetahui mana yang baik juga yang buruk.

Keempat, pengendalian diri melalui kesabaran. Seberapa sabar diri kita ketika

menghadapi kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan? Misalnya saja ada orang lain yang

menebar fitnah, memposting sesuatu yang membuat kita marah, atau menyinggung perasaan

kita. Di situlah pengendalian diri dibutuhkan. Melalui kesabaran, seseorang mampu untuk

tetap bersabar menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti dihina, dicaci, maupun

difitnah. Dengan pengendalian diri, seseorang tidak terpengaruh dengan hal-hal yang tidak

menyenangkan tersebut dan tidak terpancing untuk membalas dendam.

Kelima, pengendalian diri melalui usaha atau semangat. Yang dimaksud usaha di sini

adalah usaha untuk mencegah hal buruk yang belum muncul agar tidak muncul, usaha untuk

meninggalkan hal buruk yang sudah ada, usaha untuk menumbuhkan hal-hal baik yang belum

muncul, serta usaha untuk memelihara hal baik yang sudah ada. Dengan keempat usaha

tersebut seseorang mampu mengendalikan diri agar tidak menyalahgunakan smartphone dan mampu menggunakan smartphone secara optimal untuk kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain. Inilah yang dimaksud dengan pengendalian diri melalui usaha.

Mengoptimalkan Penggunaan Smartphone dengan Aplikasi yang Bermanfaat

Bagaimana cara mengoptimalkan penggunaan smartphone? Caranya adalah dengan menggunakan aplikasi-aplikasi pilihan yang bermanfaat. Dalam konteks ini pengguna yang

dimaksud mengacu pada mahasiswa. Aplikasi sendiri dikategorikan menjadi beberapa

kelompok sesuai jenisnya, antara lain pendidikan, buku & referensi, sosial, produktivitas, dan

(5)

Page 5 of 7 aplikasi yang jika digunakan dengan optimal akan memberikan dampak positif bagi

pengguna smartphone itu sendiri. Berikut beberapa contoh aplikasi yang penulis anggap perlu dan dapat mengoptimalkan penggunaan smartphone:

1. Komunikasi bawaan smartphone yang sering digunakan mahasiswa untuk kepentingan pendidikannya, antara lain: Alarm, Browser, Email, Kalender, Kalkulator, Kamera, Perekam suara, Perekam video, dan Notepad.

Penutup

Smartphone ibarat pisau bermata dua, hadir dengan segala kecanggihan dan kelebihan yang ditawarkan, namun di sisi lain juga bisa berdampak negatif jika disalahgunakan. Karena kurangnya pengendalian diri, banyak pengguna smartphone yang kemudian menyalahgunakan perangkat canggih tersebut untuk melakukan kejahatan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Buddhisme, seseorang diharapkan mampu menumbuhkan sikap bijak dalam menyikapi perkembangan teknologi saat ini, yaitu dengan mengembangkan

(6)

Page 6 of 7 Daftar Pustaka

BBC. (2015, September 3). Warga kota di Indonesia 'mengakses ponsel 5,5 jam per hari'. Dipetik November 30, 2015, dari BBC Indonesia:

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/09/150903_trensosial_google

Parmuarip, L. e. (2012). Jurnal Alasan Penggunaan Smartphone di Kalangan Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung.

Putri, E. (2015, September 9). Counterpoint: Dominasi Samsung di Indonesia Makin Tergerus. Dipetik November 30, 2015, dari Tech In Asia: https://id.techinasia.com/penjualan-smartphone-indonesia-q2-2015/

Sager, I. (2012, Juni 29). Before IPhone and Android Came Simon, the First Smartphone. Dipetik November 30, 2015, dari Bloomberg Business:

http://www.bloomberg.com/bw/articles/2012-06-29/before-iphone-and-android-came-simon-the-first-smartphone

TribunEtam. (2015, Oktober 28). Peringati Sumpah Pemuda, Bupati Ini Bilang Teknologi Ibarat Dua Mata Pisau. Dipetik November 30, 2015, dari Tribun Kaltim:

http://kaltim.tribunnews.com/2015/10/28/peringati-sumpah-pemuda-bupati-ini-bilang-teknologi-ibarat-dua-mata-pisau

Vajirananavarosa, H. R. (2013). Dhamma Vibhāga Penggolongan Dhamma.Yogjakarta: Vidyāsenā Vihāra Vidyāloka.

Wulandari, Ni Kadek; Darmawiguna, Gede Mahendra; Wahyuni, Dessy Seri. (2014). Survey Deskriptif Optimalisasi Penggunaan Smartphone di Kalangan Mahasiswa dan Siswa Se-Kota Singaraja. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika, 402.

Notes

[1] http://ciptamedia.org/profil-pengguna-ponsel-pintar-indonesia, diakses 30 November 2015.

Menurut penelitian Google bekerjasama dengan Ipsos MediaCT pada tahun 2013, smartphone didefinisikan

sebagai “telepon seluler yang menawarkan kemampuan canggih, seringkali dengan fungsi yang seperti PC atau kemampuan untuk mengunduh aplikasi”.

[2] http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/smartphone, diakses 30 November 2015.

Definisi smartphone dari Cambridge Dictionaries Online: a mobile phone that can be used as a small computer and that connects to the internet.

[3] http://www.phonescoop.com/glossary/term.php?gid=131, diakses 30 November 2015.

Definisi smartphone menurut Phone Scoop: a category of mobile device that provides advanced capabilities beyond a typical mobile phone. Smartphones run complete operating system (OS) software that provides a standardized interface and platform for application developers. Compared to standard phones, smartphones usually have larger displays and more powerful processors. Applications written for a given smartphone platform can usually run on any smartphone with that platform, regardless of manufacturer. Compared to Java or BREW applications, native smartphone applications usually run faster and integrate more tightly with the phone's features and user interface. Phones that are not smartphones are called Feature Phones.

(7)

Page 7 of 7

[5] https://en.wikipedia.org/wiki/IBM_Simon, diakses 30 November 2015.

IBM Simon Personal Communicator (simply known as IBM Simon) was a handheld, touchscreen cellular phone and PDA designed and engineered by International Business Machines Corp. (IBM) and assembled under contract by Mitsubishi Electric Corp.

[6] Smartphone sendiri baru mulai populer pada tahun 2007 sejak Apple resmi meluncurkan iPhone ke pasaran. iPhone merupakan salah satu smartphone pertama yang menggunakan antarmuka dengan layar sentuh menggunakan jari secara langsung sebagai input utama pada smartphone (multi-touch). Hal ini tentu merupakan inovasi pada saat itu karena kebanyakan produk sejenis hanya menggunakan stylus, keyboard, atau tombol khas sebagai input smartphone pada saat itu. Namun inovasi Apple tersebut segera diikuti oleh produsen-produsen smartphone lain. Sejak saat itu smartphone mulai dilirik sebagai konsumen masal oleh beberapa produsen (Block, 2007). Sementara itu, Android pertama kali meluncurkan produknya pada tahun 2008 yaitu HTC Dream/T-Mobile G1. Android sendiri merupakan platform open-source yang didirikan oleh Andy Rubin dan sekarang dimiliki oleh Google. Pada awal kemunculannya Android kurang diminati, namun kemudian mulai mendapatkan popularitas yang luas di tahun 2010, dan sekarang Android mendominasi pasar smartphone. Bahkan pada kuartal kedua tahun 2015, pasar smartphone dunia dikuasai oleh Android dengan presentase sebesar 82,8%, disusul iOS sebesar 13,9%. Lihat sumber: Smartphone OS Market Share, 2015 Q2 -

http://www.idc.com/prodserv/smartphone-os-market-share.jsp, diakses 30 November 2015. [7]http://ciptamedia.org/profil-pengguna-ponsel-pintar-indonesia, diakses 30 November 2015. [8] Digital Pali Reader 4.3.

[9] Cambridge Advance Learner’s Dictionary 3rd Edition.

Referensi

Dokumen terkait

mengenai dirinya sendiri. 1 Menurut Desmita konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang.. terhadap dirinya sendiri.

Hal ini ditandai dengan kemampuan seseorang anak untuk bisa menghargai dirinya sendiri maupun diri orang lain, memahamiperasaan terdalam orang –orang di

percaya diri adalah sikap positif individu yang merasa mampu dengan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan dan

Dalam saat apapun harus bisa mimpin diri, terutama mengendalikan emosi Kesimpulan : dalam faktor kepemimpinan ternyata menurut dina dia sudah mampu memimpin dirinya sendiri dalam

Namun, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjawab masalah tentang pemanfaatan teknologi smartphone yang belum optimal dan bisa membuktikan hipotesis-hipotesis

Kesadaran diri juga merupakan suatu yang bisa memungkinkan oranglain mampu mengamati dirinya sendiri maupun membedakan dirinya dari dunia orang lain, serta yang memungkinkan oranglain

Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri baik yang bersifat fisik, sosial, maupun psikologis Retnaningsih dkk, 1996.. Hurlock 1991 membagi konsep diri

Apabila seseorang memiliki konsep diri yang positif maka orang tersebut akan mempunyai gambaran positif mengenai dirinya, serta dapat memahami diri sendiri baik kelebihan maupun