• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ebook Jendela Dan Pendidikan Kewaganegaraan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ebook Jendela Dan Pendidikan Kewaganegaraan"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

1

Disusun oleh :

Trisna nurdiaman

Tito Herlambang

Tini Kartini

Ulfa Nurul Insan

(2)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum wr. wb.

Puji serta syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah swt yang mana atas berkat dan

rahmat-Nya

penulis

dapat

menyelesaikan

penyusunan buku ini yang berjudul “

Jendela

Pendidikan Kewarganegaraan”.

Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad saw, kepada keluarganya, para

sahabatnya dan sampai kepada seluruh umatnya.

Buku ini disajikan dalam bentuk penjabaran

deduktif dengan harapan buku ini mudah untuk di

pahami oleh para pembaca. Selain itu buku ini juga

menyajikan

beberapa

materi

yang

disertai

pandangan Islam.

Buku ini disusun dalam rangka untuk

memenuhi salasatu tugas mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan. Penulis menyadari

dalam

penyusunan buku ini masih jauh dari kata

sepmurna, oleh karena itu penulis mengaharapkan

kritik dan saran kostruktif bagi penulis.

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB 1 PANCASILA ... 1

A.

Pengertian ... 1

B.

Kedudkan Pancasila ... 1

C.

Fungsi dan Peranan Pancasila ... 4

D.

Kaitannya dengan Nilai-nilai Islam ... 4

E.

Makna Lambang Pancasila ... 11

BAB 2 IDENTITAS NASIONAL ... 17

A.

Pengertian ... 17

B.

Unsur pembentuk ... 18

C.

Identitas Nasional Indonesia ... 21

D.

Sikap Masyarakat ... 28

E.

Manafaat ... 29

BAB 3 NEGARA ... 31

A.

Pengertian ... 31

B.

Unsur Negara ... 31

C.

Sifat Negara ... 36

(4)

iii

E.

Fungsi utama Negara ... 38

BAB 4 KEWARGANEGARAAN ... 40

A.

Pengertian ... 40

B.

Asas dan Stelsel Kewarganegaraan ... 40

C.

Syarat menjadi warga Negara ... 42

D.

Kehilangan Kewarganegaraan ... 44

BAB 5 KONSTITUSI ... 46

A.

Pengertian ... 46

B.

Tujuan, fungsi dan isi Konstitusi ... 46

C.

Macam-macam KOnstitusi ... 49

D.

Konstitusi Indonesia dan Sejarahnya ... 50

E.

Konstitusi Amerika Serikat ... 57

F.

Perbandingan konstitusi Indonesia dan AS ... 58

BAB 6 DEMOKRASI ... 60

A.

Pengertian ... 60

B.

Tujuan Demokrasi ... 60

C.

Prinsip Demokrasi ... 60

(5)

iv

BAB 7 OTONOMI DAERAH ... 66

A.

Pengertian ... 66

B.

Pelaksanaan ... 66

C.

Otonomi Daerah di Indonesia ... 67

D.

Aturan Pelaksanaan ... 68

BAB 8 PERTAHANAN NASIONAL ... 81

A.

Pengertian ... 80

B.

Dasar, Tujuan, dan Sejarah ... 80

C.

Sifat Ketahanan Nasional ... 83

D.

Asas-asas Ketahanan Nasional ... 85

E.

Sisten

pertahanan

Negara

Republik

Indonesia ... 86

F.

Kedudukan dan Fungsi ... 97

G.

Konsepsi Ketahanan Nasional ... 98

BAB 9 WAWASAN NUSANTARA ... 108

A.

Pengertian ... 108

B.

Unsur-unsur wawasan Nusantara ... 109

C.

Kedudukan, fungsi dan Tujuan ... 110

D.

Wawasan Nasional Indonesia ... 112

(6)

v

F.

Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan

Nasional ... 115

G.

Implementasi wawsan Nusantara ... 115

BAB 10 POLITIK DAN STRATEGI MANUSIA ... 117

A.

Pengertian ... 117

B.

Sistem dan Struktur Politik ... 118

C.

Politik Nasional ... 118

BAB 11 HAK ASASI MANUSIA ... 121

A.

Pengertian ... 121

B.

Sudut Pandang HAM ... 121

C.

Perkembangan HAM ... 122

D.

Landasan Dasar HAM Indonesia ... 123

E.

Jenis-jenis HAM ... 127

F.

Islam dan Gender ... 127

BAB 12 MASYARAKAT MADANI ... 129

A.

Pengertian ... 129

B.

Sejarah Pemikiran ... 130

C.

Karakteristik Masyarakat Madani ... 132

D.

Strategi Mewujudkannya ... 133

(7)

vi

F.

Organisasi Non Pemerintah ... 134

(8)

1

BAB 1

PANCASILA

A.

Pengertian

Secara etimologi kata “Pancasila” berasal dari bahasa

Sanskerta yaitu panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar atau prinsip”. Secara harfiah kata Pancasila diartikan sebagai “ lima unsur dasar”. Dengan demikian, Pancasila dapat di definisikan sebagai lima unsur yang

menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara

di Indonesia.

Lima unsur dasar penyusun pancasila itu adalah:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa;

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab;

3) Persatuan Indonesia;

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah

kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan;

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

B.

Kedudukan Pancasila

Kedudukan Pancasila berifat tetap dan tidak berubah

sepanjang masa, kuat dan terlekat pada kehidupan

bangsa dan negara Indonesia dimana Pancasila sendiri

(9)

2

Negara Republik Indonesia tahun 1945. Ini berarti secara

hukum pancasila tidak dapat diubah atau bersifat abadi

bagi bangsa dan negara Indonesia.

1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila merupakan pedoman dan

pegangan dalam pembangunan bangsa dimana

Pancasila berfungsi untuk membuatbangsa ini dapat

mampu berdiri secara kokoh, dapat mengetahui arah

tujuan dalam mengenal dan memecahkan masalah

baik yang bersipat ideologi, politik, ekonomi, sosial

dan budaya yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Sebagai pandangan hidup bangsa tentulah

nilai-nilai Pancasila harus terkristalisasi dalam

kehidupan nyata masyarakat. Nilai-nilai tersebut

adalah : kedamaian, keimanan, ketaqwaan, keadilan,

kesetaraan, keselarasan, keberadaban, persatuan dan

kesatuan, mufakat, kebijaksanaan, dan kesejahteraan.

2. Pancasila sebagai Ligatur Bangsa Indonsia

Kata ligatur berasal dari bahasa Latin yaitu

ligatura yang berarti “sesuatu yang mengikat”.

Menurut Prof. Dr. Roland Peanok kata ligatur dapat

diartikan sebagai sebagai “ikatan budaya” (cultural

(10)

3

Ligatur merupakan ikatan budaya yang

berkembang secara alami dalam kehidupan

masyarakat, tidak karena paksaan yang dipandang

perlu dan penting untuk menjaga keutuhan dan

kesatuan masyarakat. Sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh Soekarno, nilai-nilai yang

terkandung dalam pancasila bersumber dan digali

dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang

tersebar dari sabang sampai merauke.

Sebagai ligatur bangsa Indonesia, Pancasila

memenuhi kriteria:

a) Memiliki daya ikat bangsa yang mampu

menciptakan suatu bangsa dan negara yang

kokoh.

b) Nilia-nilai Pancasila telah dipahami dan

diyakini oleh masyarakat, yang selanjutnya

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

tanpa adanya rasa paksaan.

3. Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

Pancasila merupakan living reality yaitu

prinsip dan nilai dasar yang mempribadi bagi bangsa

Indonesia. Jati diri bangsa adalah pandangan hidup

yang berkembang di dalam masyarakat yang menjadi

(11)

4

nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa

yang bersangkutan dalam menghadapi segala

permasalahan segala cita-citanya. Jati diri bangsa

Indonesia bersipat khusus, otentik dan orisinil yang

membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.

C.

Fungsi dan Peranan Pancasila

1) Sebagai pandangan hidup bangsa;

2) Dasar filsafat Negara;

3) Ideologi Negara;

4) Etika politik di Indonesia;

5) Etos budaya;

6) Sebagai paradigma pembangunan nasional;

D.

Isi Pancasila dan Kaitannya dengan Nilai-Nilai dalam

Islam

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam sila pertama ini dinyatakan bahwa

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan

ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing menurut dasar

(12)

5

sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara

pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang

berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Membina kerukunan hidup di antara sesama umat

beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan

pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan

menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing. Tidak memaksakan

suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa kepada orang lain.

Dalam perspektif Islam, sila pertama ini sejalan dengan

isi kandungan Al-Qur’an yang salasatunya dalam surat

Al-Baqarah ayat 163:

(13)

6

Dalam sila kedua ini tercermin nilai

kemanusiaan dan bersikap adil yang tentunya juga

diperintahkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surat

Al-Maidah ayat 8: Jadi orang-orang yang selalu menegakkan

(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan

adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu

terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk

Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu

lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada

Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.”

Dalam sila ini terkandung nilai-nilai untuk

mengakui dan memperlakukan manusia sesuai

dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk

(14)

7

persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,

tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama,

kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna

kulit dan sebagainya. Mengembangkan sikap saling

mencintai sesama manusia. Mengembangkan sikap

saling tenggang rasa dan tepa selira.

Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap

orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani

membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia

merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia. Mengembangkan sikap hormat

menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3) Persatuan Indonesia

Mampu menempatkan persatuan, kesatuan,

serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan

negara sebagai kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela

berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa

apabila diperlukan. Mengembangkan rasa cinta

kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa

(15)

8

Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial. Mengembangkan persatuan

Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan

bangsa.

Sila ketiga ini mencerminkan nilai persatuan

dan larangan untuk bercerai-berai, hal ini tercermin

dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 103:

ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu

(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah

mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena

(16)

9

telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah

menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu

mendapat petunjuk.”

4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak boleh

memaksakan kehendak kepada orang lain.

Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

(17)

10

Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila ini mengandung nilai untuk

mengembangkan perbuatan yang luhur, yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan

kegotongroyongan. Mengembangkan sikap adil

terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak

dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka

memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat

berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk

usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang

lain. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal

yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

(18)

11

dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka

bekerja keras

Sila kelima ini mencerminkan nilai yang

terkandung dalam surat An-Nahl ayat 90:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,

dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan

permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar

kamu dapat mengambil pelajaran.”

E.

Makna dan Arti Lambang Garuda Pancasila

1) Burung Garuda

Burung Garuda merupakan burung mistis

yang berasal dari Mitologi Hindu yang India dan

berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6.

Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan,

sementara warna emas pada burung garuda itu

melambangkan kemegahan atau kejayaan pada

burung garuda,

Jumlah masing-masing sayap bulunya

(19)

12

kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17. Bulu ekor

memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan

kemerdekaan negara kita bulan Agustus yang

merupakan bulan ke-8. Dan bulu-bulu di pangkal

ekor atau perisai berjumlah 19 helai dan di lehernya

berjumlah 45 helai. Sehingga kesemua jumlah bulu

yang ada di setiap bagiannya melambangkan tanggal

kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kepala Burung Garuda yang menoleh ke

kanan mungkin karena pemikiran orang zaman

dahlu yang ingin Indonesia menjadi negara yang

benar dan bermaksud agar Indonesia tidak

menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa

arah ke kanan adalah arah yang baik lah yang

membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan.

Biasanya banyak anggapan yang mengatakan bahwa

jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah

kanan, makanya kepala garuda Indonesia selalu

mengarah ke kanan. Sayap yang membentang adalah

siap terbang ke angkasa. Burung Garuda dengan

sayap yang mengembang siap terbang ke angkasa,

melambangkan dinamika dan semangat untuk

(20)

13

2) Perisai

Perisai yang dikalungkan melambangkan

pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung

lima buah simbol yang masing-masing simbol

melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila.

Bagian tengah terdapat simbol bintang

bersudut lima yang melambangkan sila pertama

Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang

bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti

layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian

bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam

melambangkan warna alam atau warna asli, yang

menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan

manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada

sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang

melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan

yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas

mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang

saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi

empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang

lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai

yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap

(21)

14

satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi

kuat seperti sebuah rantai.

Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon

beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan

Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon

beringin merupakan pohon yang besar di mana

banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti

halnya semua rakyat Indonesia bisa " berteduh " di

bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon

beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke

mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon

yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa

yang menyatu di bawah nama Indonesia.

Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat

gambar kepala banteng yang melambangkan sila

keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan.

Lambang banteng digunakan karena banteng

merupakan hewan sosial yang suka berkumpul,

seperti halnya musyawarah di mana orang-orang

harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

Di sebelah kiri bawah terdapat padi dan

kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan

(22)

15

digunakan karena merupakan kebutuhan dasar

setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai

syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang

merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.

Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah

garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa

yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan

Republik Indonesia yaitu negara tropis yang di lintasi

garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke

barat.

Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaa Indonesia “Merah-Putih”. Merah berarti berani dan putih berarti suci.

Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar hitam

berarti warna alam atau warna asli.

3) Pita Putih

Pada bagian bawah Garuda Pancasila,

terdapat pita putih yang dicengkeram, yang

bertuliskan " bhinneka tunggal ika " yang ditulis

dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Kata “Bhineka” berarti beraneka

ragam atau berbeda-beda, Kata “Tunggal” berarti

(23)

16

Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua

". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma

karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari

Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu

menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan

Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau,

ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta

(24)

17

BAB 2

IDENTITAS NASIONAL A. Identitas Nasional

Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah : ciri, tanda

atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau

sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup

manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan

berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Jadi,

identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat

pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain. Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara

filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang

lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di

dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai

dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa

tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan

oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara

historis. Namun demikian, proses pembentukan identitas

(25)

18

yang berkembang dan kontektual mengikuti perkembangan

zaman. Sifat identitas nasional yang relatif dan kontektual

mengharuskan setiap bangsa untuk selalu kritis terhadap

identitas nasionalnya serta selalu menyegarkan pemahaman

dan pemaknaan terhadap jati dirinnya. Sebagai akibat dari

mengglobalnya ideologi kapitalisme, langsung maupun tidak

langsung telah membentuk karakter dan pola pikir manusia

Indonesia.

B. Unsur dan Komponen Pembentuk Identitas Nasional Menurut para ahi secara umum tedapat beberapa

unsur yang menjadikan komponen identitas nasionl, yaitu :

1. Pola perilaku, gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari, misalnya : adat istiadat,

budaya dan kebiasaan, ramah tamah, hormat kepada

orang tua dan gotong rotong merupakan salah satu

idenitas nasional yang bersumber dari adat istiadat dan

budaya.

2. Lambang-lambang, sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara. Lambang-lambang ini biasanya

dinyatakan dalam undang-undang, diantaranya :

bendera, bahasa dan lagu kebangsaan.

(26)

19

yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi.

Misalnya : bangunan candi, mesjid, gereja, pakaian adat,

teknologi bercocok tanam dan teknologi seperti kapal

laut dan pesawat terbang.

4. Tujuan yang ingin dicapai, bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis, seperti budaya unggul, prestasi dalam

bidang tertuntu. sebagai sebuah bangsa yang mendiami

sebuah Negara, tujuan bersama bangsa Indonesia telah

tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yaitu kecerdasan

dan kesejahteraan bersama bangsa Indonesia.

Salah satu identitas yang melekatpada bangsa indonesia

adalah sebutan sebagai sebuah bangsa yang

majemuk.kemajmukan bangsa indenesia ini tercermin pada

ungkapan bhineka tunggal ika yang terdapat dalam simbol

nasional burung garuda dengna lima sombol yang mewakili

sila-sila dalam dasar negara pancasila. Kemajmukan ini

merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang menjadi inti

identitas diantaranya :

1. Sejarah, Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah atau masa lalu mereka

dapat menyatukan diri dalam satu bangsa yang

melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar

(27)

20

2. Suku bangsa, adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama

coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.

Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa

atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg

bangsa.

3. Agama, bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang

tumbuh dan berkembang di nusantara adalah

agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan

Kong Hu Cu.

4. Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah

perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang

secara kolektif digunakan oleh

pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami

lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi

rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam

bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)

sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

5. Bahasa, merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem

(28)

21

unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan

sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

C. Identitas Nasional Indonesia

Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang

dapat membedakan negara Indonesia dengan negara lain.

Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para

pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia

tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang

Dasar 1945 dalam pasal 35-36C.

Identitas nasional yang menunjukkan jati diri

Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa

Indonesia

Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas

Nasonal. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang

yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan

manusia dan yang digunakan sebagai sarana

berinteraksi antar manusia. Dan di Indonesia

menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional. Di Indonesia ada berbagai macam bahasa

daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai

bagian dari khas daerah masing-masing.

(29)

22

Bendera adalah sebagai salah satu identitas

nasional, karena bendera merupakan simbol suatu

negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang

sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna merah dan putih juga memiliki arti sebagai berikut, merah yang artinya

berani dan putih artinya suci.

3) Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924)

pertama kali dimainkan pada kongres pemuda

(Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah

proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf

Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan.

4) Lambang Negara yaitu Pancasila

Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang

Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa lambang negara

Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda Pancasila

disini yang dimaksud adalah burung garuda yang

melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung

garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki

warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia.

(30)

23

Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan

multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam

suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu

paham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa

adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya

konsep yang mensubtitusi keanekaragaman demikian

pula halnya dengan faham multikulturalisme.

6) Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma

yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang

tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang

telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada

hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan

kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila

sebagai dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai Dasar Negara Republik

Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai

kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan

hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok Pancasila adalah

sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD

1945,, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau

sumber dari tertib hukum, sebagaimana tertuang dalam

(31)

24

Pancasila merupakan dasar negara yang

dibentuk oleh para pendiri bangsa Indonesia. sebagai

dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang

sejatinya sudah ada dalam bangsa Indonesia sendiri.

Sehingga Pancasila mampu menjadi wadah bagi

masyarakat Indonesia yang beragam. Dengan adanaya

nilai-nilai dalam Pancasila tersebut menunjukkan bahwa

nilai yang ada di Indonesia berbeda dengan

nilai-nilai yang ada di negara lain. Dengan kata lain, Pancasila

menunjukkan identitas nasional Indonesia.

7) Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

Undang-Undang Dasar adalah peraturan

perundang-undangan yang tetinggi dalam negara dan

merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat berisi

aturan yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi

keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa

kumpulan peraturan yang membentuk negara dan

mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar

tertulis. Oleh karena itu, UUD menurut sifat dan

fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan

karangan dan tugas-tugas pokok cara kerja badan

tersebut, UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat

(32)

25

sama lainnya. UUD merekam hubungan-hubungan

kekuasaan dalam suatu negara.

Undang-Undang Dasar merupakan suatu hal

yang sangat penting dan vital dalam suatu

pemerintahan yang telah merdeka. Dengan adanya

konstitusi dalam suatu negara yang merdeka

menandakan bahwa negara ini sebagai negara

konstitusional yang menjamin kebebasan rakyat

Indonesia untuk memerintah diri sendiri. Sebagai

bangsa Indonesia Indonesia yang merdeka dan

berdaulat untuk membentuk pemerintah sendiri yang

sah serta usaha menjamin hak-haknya disertai

menentang penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini hanya

dapat dilakukan dalam kerangka negara konstitusional,

pembentukan negara konstitusional merupakan bagian

dari upaya mencapai kemerdekaan, karena hanya dalam

kerangka kelembagaan ini dapat dibangun masyarakat

yang demokratis.

8) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat

9) Konsepsi Wawasan Nusantara

Wawasan artinya pandanagan, tinjauan,

penglihatan atau tanggap indrawi. Selain menunjukkan

(33)

26

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wawasan

juga mempunyai pengertian menggambarkan cara

pandang, cara tinjau, cara melihat atau cara tangggap

indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau

ruang lingkup. Bentuk kata yang berasal dari istilah

nation itu berarti bangsa yang telah mengidentifikasikan

diri ke dalam kehidupan bernegara. Nusantara perairan

dan gugusan pulau-pulau yang terletak di antara

Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, serta di antara

Benua Asia dan Benua Australia.

Wawasan nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya. Wawasan

merupakan penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia

sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta

sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya, ialah

bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis,

sejarahnya, serta kondisi sosial budayanya dalam

mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.

Dengan demikian wawasan nusantara dapat

diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia

tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide

nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945,

yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka,

(34)

27

tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan

nasional.

10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai

Kebudayaan Nasional

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia

sebagai makhluk sosial yang isinya adalah

perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara

kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya

untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang

dihadapi dan digunakan sebagai rujukan dan pedoman

untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan

benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang

dihadapi.

Kebudayaan dapat dimaknai sebagai suatu budi

dan daya manusia yang tidak ternilai harganya dan

mempunyai manfaat bagi kehidupan umat manusia,

baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa

yang akan datang. Kebudayaan dapat pula berbentuk

kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.

Kebudayaan daerah yaitu suatu budaya asli setiap suku

atau daerah yang diwarisi dari nenek moyang secara

turun-temurun. Kebudayaan daerah kita pelihara dan

kita kembangkan menjadi kebudayaan nasional yang

(35)

28

nasional yaitu suatu perpaduan danpengembangan

berbagai macam kebudayaan daerah yang terus

menerus dibina dan dilestarikan keberadaannya,

sehingga menjadi milik bersama.

D. Sikap Masyarakat Indonesia Terhadap Identitas Nasional Indonesia

Implementasi atau penerapan identitas nasional

senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah

tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi identitas

nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg

mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,dan

pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola

sikap, dan pola tindak senantiasa mengutamakan

kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia

diatas kepentingan pribadi dan golongan. Contoh dari

Implementasi Identitas nasional yaitu: Kewajiban diadakanya

upacara bendera setiap hari senin pada seluruh instansi

sekolah maupun non sekolah. Dalam upacara bendera,

terdapat banyak sekali unsur identitas negara. Seperti

pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan lagu

Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional lain, pembacaan

UUD 1945, pembacaan Pancasila, dan pada penutup di akhiri

(36)

29

tingkat SD hingga SMA, bahkan ada Perguruan Tinggi yang

melaksanakan Upacara Bendera.

E. Pentingnya Identitas Nasional Dan Manfaatnya

1. Pentingnya identitas nasional :

 Sebagai penanda dan penunjuk jati diri yang

melekat pada bangsa Indonesia, sehingga bisa

dibedakan dengan bangsa lain.

 Sebagai pemersatu bagi warga negara Indonesia,

satu bangsa dalam satu negara.

 Menanamkan spirit “national character building”.

 Menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah

bangsa yang loyal (setia).

 Sebagai kebudayaan yang hidup berdampingan,

yang menghargai keberadaan kebudayaan satu

sama lain, dan memposisikan.

2. Manfaat Adanya Identitas Nasional :

 Indonesia dikenal secara universal karena ciri

yang melekat dalam tubuh bangsa.

 Indonesia mempunyai persamaan nasib dalam

proses sejarahnya, sehingga mempunyai

persamaan watak atau karakter yang kuat untuk

(37)

30

suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan

nasional.

 Loyalitas (kesetiaan) terhadap bangsa tercermin

melalui identitas nasional.

 Generasi muda menjadi lebih mengerti akan

tanggungjawabnya dalam menjaga keutuhan

(38)

31

BAB 3 : NEGARA

A. Pengertian Negara

Menurut George Gelinek, Negara adalah

organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah

berkediaman dalam wilayah tertentu. Roger F. Soultau

berpendapat bahwa Negara adalah alat (agency) atau

wewenang atau authority yang mengatur atau

mengendalikan persoalan bersama atas nama

masyarakat. Selanjutnya Carl Schmitt mengemukakan

bahwa Negara adalah sebagai suatu ikatan dari manusia

yang mengorganisasi dirinya dalam wilayah tertentu.

kemudian George Wilhelm Friedrich Hegel berpendapat

bahwa Negara merupakan organisasi kesusilaan yang

muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual

dan kemerdekaan universal sementara filsuf terkenal

masa Yunani kuno yaitu Aristoteles berpendapat bahwa

Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi

beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri

sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan

kehormatan bersama.

(39)

32

Secara garis besar, Negara terbentuk atas 2 unsur,

yaitu:

1.

Unsur Konstitutif Negara

Unsur Konstitutif Negara adalah unsur yang

menentukan ada tidaknya suatu Negara. Unsur ini

meliputi:

a) Rakyat

Rakyat adalah semua orang yang berdiam di

dalam suatu Negara atau menjadi penghuni yang

meliputi:

1) Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal

tetap atau berdomisili tetap di dalam wilayah Negara

(menetap).

2) Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di

dalam wilayah Negara, tetapi tidak bermaksud

bertempat tinggal di Negara itu.Misalnya : Wisata

Asing yang sedang melakukan perjalanan wisata.

3) Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan

hukum merupakan anggota dari Negara (menurut

undang-undang diakui sebagai warga negara).

4) Bukan Warga Negara, adalah mereka yang mengakui

Negara lain sebagai negaranya

(40)

33

Wilayah adalah bagian tertentu dari permukaan

bumi dimana penduduk suatu Negara bertempat tinggal

secara tetap. Wilayah suatu Negara meliputi:

1) Daratan, adalah batas wilayah darat suatu Negara

biasanya ditentukan dengan perjanjian antara suatu

Negara dengan Negara lain dalam bentuk traktat.

Perbatasan antara Negara dapat berupa:

 Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan,

atau lembah.

 Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat

berduri

 Batas menurut geofisika, misalnya: lintang

utara/selatan, bujur timur/barat.

2) Lautan, Menurut Konferensi Hukum Laut

internasional III pada 10 Desember 1982 yang

diselenggrakan oleh PBB di Montego Bay, Jamaica,

menghasilkan batas wilayah Negara sebagai berikut:

 Laut Teritorial, Setiap negara mempunyai

kedaulatan atas laut territorial selebar 12 mil laut,

yang diukur berdasarkan garis lurus yang ditarik

dari garis dasar (base line) garis pantai kearah laut

(41)

34

 Zona Bersebelahan, merupakan batas laut selebar 12

mil laut dari garis batas laut territorial atau batas laut

selebar 24 mil laut dari garis dasar.

 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), merupakan batas

lautan suatu negara pantai lebarnya 200 mil laut dari

garis dasar..Dalam batas ini, negara pantai berhak

menggali kekayaan alam yang ada dan menangkap

para nelayan asing yang kedapatan sedang

melakukan penangkapan ikan.

 Landas Benua, adalah wilayah daratan negara

pantai yang berada di bawah lautan di laut ZEE,

selebar lebih kurang 200 mil di lautan bebas.

 Landas Kontinen, merupakan daratan yang berada

di bawah permukaan air di luar laut territorial

sampai kedalaman 200 m. Bagi negara pantai, landas

kontinen dinyatakan sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari wilayah daratan.

3) Udara

Wilayah udara suatu negara ada di atas

wilayah daratan dan wilayah lautan Negara itu.

Pembatasan wilayah suatu negara sangat penting

sekali karena menyangkut pelaksanaan kedaulatan

suatu negara dalam segala bentuk, seperti hal-hal

(42)

35

 Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada di

dalamnya.

 Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan

warga negaranya dalam wilayah tersebut bila

tidak memiliki izin dari negara itu.

c) Pemerintah yang Berdaulat.

Pemerintah adalah suatu organisasi yang

berwenang untuk memutuskan dan memerintah seluruh

warga Negara di dalam wilayahnya. Sementara,

Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat

undang-undang dan melaksanakannya dengan semua

cara yang tersedia untuk mengatur kehidupan

warganya.

2.

Unsur Deklaratif Negara

Pengakuan dari Negara-negara lain

merupakan unsur Deklaratif Negara. Unsur ini

bersifat menerangkan saja tentang adanya Negara.

Makna pengakuan dari negara lain adalah untuk

menjamin suatu negara baru berhak menduduki

tempat yang sejajar sebagai suatu organisasi politik

yang merdeka dan berdaulat di tengan keluarga

(43)

36

Pengakuan de facto : pengakuan atas fakta adanya

negara. Pengakuan ini berdasarkan kenyataan bahwa

satu komunitas politik telah terbentuk dan memenuhi

ketiga unsur konstituf negara, yaitu : wilayah, rakyat

dan pemerintah yang berdaulat.

Pengakuan de jure : pengakuan bahwa keberadaan sah

atau tidaknya suatu negara menurut hukum

internasional.

C. SIFAT-SIFAT NEGARA

Menurut Miriam Budiardjo, pada umumnya setiap

Negara mempunyai sifat seperti :

1. Sifat Memaksa

Negara mempunyai kekuasaan untuk memakai

kekerasan, agar peraturan perundang-undangan ditaati

dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai

serta timbulnya anarkis dicegah. Contoh : setiap warga

Negara harus membayar pajak dan orang yang

menghindarinya akan dikenakan denda.

(44)

37

Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan

tujuan bersama dari masyarakat atau untuk mencapai

cita-cita Negara. Contoh : aliran kepercayaan atau aliran

politik dilarang bertentangan dengan tujuan

masyarakat.

3. Mencakup Semua

Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk

semua orang tanpa terkecuali. Contoh : keharusan

membayar pajak.

D. Bentuk-Bentuk Negara

1. Negara Konfederasi, adalah negara yang terdiri dari

persatuan beberapa negara yang berdaulat. Persatuan

tersebut diantaranya dilakukan guna

mempertahankan kedaulatan dari negara-negara

yang masuk ke dalam Konfederasi tersebut.

2. Negara Kesatuan adalah suatu negara merdeka dan

berdaulat yang memiliki pemerintah pusat dan

berkuasa mengatur seluruh wilayah. Ciri-ciri :

Mempunyai 1 UUD, Mempunyai 1 presiden, Hanya

(45)

38

3. Negara Serikat (Federasi) adalah suatu negara yang

terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak

berdaulat. Kedaulatan tetap dipegang oleh pusat.

Ciri-ciri :Tiap negara bagian mempunyai satu UUD

dan satu Lembaga Legislatif; Masing-masing negara

bagian masih memegang kedaulatan ke dalam,

kedaulatan keluar dipegang pusat; Aturan yang

dibuat pusat tidak lgs bisa dilaksanakan daerah,

harus dengan persetujuan parlemen negara bagian.

E. Fungsi Utama Negara

1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)

Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta

pemerintahan dari ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.

2. Fungsi Keadilan

Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan

tanpa adanya unsur kepentingan tertentu. Setiap warga

negara harus dipandang sama di depan hukum.

3. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban

Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan

peraturan-peraturan lainnya untuk menjalankannya agar terwujudnya

(46)

39

4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA)

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai

(47)

40

BAB 4

KEWARGANEGARAAN

A. Pengertian kewarganegaraan

Warganegara adalah setiap orang yang

berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu Negara. Bukan warga Negara adalah setiap orang yang menurut hokum adalah bukan warga Negara. Warga

negara Indonesia (WNI) adalah mereka yang

berdasarkan hokum menjadi WNI. Di Indonesia kedudukan warga Negara dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 26 (1) yang dimaksud warganegara adlah semua orang baik yang bangsa Indonesia asli (pribumi) meupun bangsa lain ( pendatang yang disahkan oleh UUD ) sebagai anggota ( warga ) Negara Indonesia. Dengan demikian tidak semua anggota penduduk yang ada di Indonesia adalah warga Negara Indonesia.

B. Asas Dan Stesel Dalam Kewarganegaraan

1. Asas kewarganegaraan

a. Asas lus Soli ( hukum tempat kelahiran atau law of the soil )

Asas lus sli adalah bahwa kewarganegaraan

seseorang ditentukan berdasarkan tempat

(48)

41

kewarganegaraan seseorang ditentukan

berdasarkan keturunan orang yang bersangkutan. Dalam asas ini kewarganegaraan seseorang tidak dapat memperhatikan tempat kelahirannya, tetapi mengikuti kewarganegaraan orangtuanya. Misalnya seseorang dilahirkan di Negara A sedangkan orangtuanya berkewarganegaraan B maka orang tersebut berkewarganegaraan B.

2. Status Kewarganegaraan

a. Apartide

Apartide adalah apabila seseorang tidak mempunyai kewarganegaraan sama sekali. Missal : seseorang keturunan bangsa A ( lus soli ) lahir di Negara B ( lus sanguinis ) maka orang tersebut tidaklah mempunyai kewarganegaraan.

b. Bipatride

Bipatride adalah apabila seseorang memiliki kewarganegaraan rangkap. Missal : seseorang keturunan bangsa B (lus sanguinis) lahir dinegara A (lus soli). Karena ia keturunan bangsa B dank arena kelahirannya maka ia juga dianggap sebagai warganegara A.

(49)

42

Multipatride adalah seseorang yang

memiliki kewarganegaraan ganda (2) atau lebih status kewarganegaraan.

3. Stesel Kewarganegaraan

a. Stesel Aktif

Yaitu bahwa orang yang akan menjadi warganegara suatu Negara harus melakukan tindakan-tindakan hokum tertentu secara aktif. Dalam pewarganegaraan aktif seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih dan mengajukan kehendak menjadi warganegara dari sesuatu pihaknegara.

b. Stesel pasif

Yaitu bahwa orang yang berada dalam suatu Negara sudah dengan sendirinya menjadi warga Negara, tanpa harus melakukan hokum tertentu. Dalam pewarganegaraan pasif apabila seseorang yang tidak mau dijadikan warga Negara, maka yang bersangkutan dapat menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

C. Syarat Menjadi Warga Negara

(50)

43

Menurut UU No 62 Tahun 1958,

kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh karena hal-hal sebagai berikut :

1. Naturalisasi Biasa

Warga asing yang akan mengajukan permohonan dengan naturalisasi biasa, harus memenuhi syarat-syarat berikut :

a. Sudah berusia 21 tahun

b. Lahir diwilayah RI atau bertempat tinggal 5

tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.

c. Apabila seorang laki-laki yang sudah kawin

maka ia perlu mendapatkan persetujuan isterinya.

d. Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai

pengetahuan tentang sejarah Indonesia serta tidak pernah di hokum karena melakukan kejahatan yang merugikan RI.

e. Sehat rohaniah dan jasmaniah.

f. Bersedia membayar pajak.

g. Mempunyai mata pencaharian tetap.

h. Tidak mempunyai kewarganegaraan lain, atau

bersedia melepas kewarganegaraan lain bila sudah mendapat kewarganegaraan Indonesia.

2. Naturalisasi istimewa

(51)

44

D. Kehilangan Kewarganegaraan

Dalam pasal 23 UU No. 12 Tahun 2006 diatur

tentang hal-hal yang menyebabkan kehilangan

kewarganegaraan, sebagai Berikut :

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan

sendiri.

2. Tidak menolak atau tidak melepaskan

kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan itu.

3. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh Presiden

atas permohonannya sendiri apabila yang

bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempatinggal diluar negeri dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih

dahulu kepada presiden.

5. Secara sukarela masuk dalam dinas Negara asing,

yang dalam jabatan semmacam dinas itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peratutan perundangan hanya dapat dijabat oleh WNI.

6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau

menyatakan janji setia kepada Negara asing atau bagian dari Negara asing tersebut.

7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan

sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu Negara asing.

8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor

(52)

45

9. Bertempat tinggal di luar wilayah NKRI selama 5

tahun secara terus menerus bukan dalam rangka dinas Negara, tanpa alas an yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginan untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan lain sebagainya.

Dalam pasal 26 UU RI No. 12 Tahun 2006 juga dijelaskan tentang kehilangan kewarganegaraan bagi suami istri WNI, sebagai berikut :

1. Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA

kehilangan kewarganegaraannya, jika menurut

hokum asal Negara asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut.

2. Laki-laki yang kawin dengan perkawinan WNA

kehilangan kewarganegaraan RI, jika menurut hokum

asal istrinya kewarganegaraan suami mengikuti

(53)

46

BAB 6 KONSTITUSI

A. Pengertian Konstitusi

Secara bahasa kata konstitusi berasal dari bahasa prancis yaitu constituir yang artinya membentuk. Sedangkan secara terminologi , konstitusi adalah sejumlah aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang di bentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk dasar hubungan antar negara dengan rakyat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara . Selain itu konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar (peraturan awal) mengenai pembentukan negara.

Konstitusi dapat diartikan sebagai sekelompok ketentuan yang mengatur organisasi Negara dan susunan

pemerintahan suatu Negara1. A.V Dicey membedakan

antara ketentuan konstitusi yang mempunyai sifat hukum dan tidak mempunyai sifat hukum. Pembedaan ini didasarkan pada kriteria apakah pengadilan berwenang memaksakan penataanya dan/atau mengambil tindakan

hukum bagi yang tidak taat2.

B. Tujuan, Fungsi dan Isi Konstitusi

(54)

47

menjalankan kekuasaanya, Sumber hukum tertinggi, Alat pembatas kekuasaan, dan pembagi kekuasaan.

Dalam sebuah negara, konstitusi merupakan sebuah hal yang penting. Karena konstitusi merupakan sebuah tonggak atau awal terbentuknya suatu negara.

Konstitusi adalah sebuah dasar utama dalam

pembentukan sebuah negara. Prof. Hamid S. Attamini mengatakan bahwa konstitusi atau Undang-Undang Dasar merupakan petunjuk bagaimana suatu negara harus dijalankan.

Secara garis besar, konstitusi negara mengatur hal-hal yang berisi tentang pembagian kekuasaan negara, hubungan antarlembaga negara, dan hubungan negara dengan warga negara. Kemudian aturan-aturan itu dijabarkan lebih jelas pada aturan perundangan di bawahnya.

Menurut Mirriam Budiardjo dalam bukunya yang berjudul "Dasar-Dasar Ilmu Politik" mengatakan bahwa konstitusi atau Undang Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Mengatur ketentuan tentang organisasi negara seperti pembagian kekuasaan antara badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam negara federal, pembagian

keuasaan antara pemerintah federal dengan

pemerintah negara bagian menggunakan prosedur penyelesaian masasalah pelanggaran yuridiksi lembaga negara.

(55)

48

3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar (UUD)

4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar (UUD). Hal ini menghindari terulangnya hal-hal yang telah diatasi dan tidak dikehendaki lagi. Misalnya, Undang-Undang Dasar negara Jerman melarang untuk mengubah sifat

federalisme sebab bila menjadi unitarisme

dikhawatirkan dapat mengembalikan munculnya seseorang seperti Hitler.

Isi dari pada konstitusi Republik Indonesi terdapat pada pasal-pasal yang dimuat Undang-Undang Dasar 1945. Ada beberapa hal yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu:

1. Hal-hal yang sifatnya umum, misalnya tentang kekuasaan dalam negara dan identitas-identitas negara.

2. Hal yang menyangkut lembaga-lembaga negara, hubungan antarlembaga negara, fungsi, tugas, hak dan kewenangannya.

3. Hal yang berkaitan dengan hubungan antara negara dan warga negara, yaitu hak dan kewajiban negara terhadap warganya ataupun hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, termasuk juga hak asasi manusia.

(56)

49

5. Hal mengenai perubahan undang-undang dasar.

6. Ketentuan-ketentuan peralihan atau ketentuan transisi.

C. Macam-macam Konstitusi

Dilihat dari wujudnya, konstitusi dapat dibedakan antara konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. Konstitusi tertulis dapat dibedakan antara yang tertulis dalam satu dokumen khusus atau dalam beberapa dokumen yang saling terkait satu sama lain dan yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan lain. Konstitusi tertulis yang tersusun dalam satu dokumen khusus misalnya UUD 1945, atau UUD Amerika Serikat 1787. Sedangkan konstitusi tertulis yang tedapat dalam beberapa dokumen misalnya Undang Undang (UU), atau di Inggris kaidah-kaidah Konstitusi tertulisnya, terdapat dalam undang-undang biasa (ordinary law atau statuate). Sedangkan Konstitusi tidak tertulis dapat dibedakan dalam tiga golongan. Pertama, ketentuan konstitusi terdapat dalam kaidah-kaidah hukum adat

sebagai jukum yang tidak tertulis. Kedua, ketentuan –

ketentuan konstitusi yang terdapat dalam konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan. Ketentuan untuk taat pada

konvensi didasarkan kepada pertimbangan –

pertimbangan politik dan moral. Ketiga, adalah ketentuan adat istiadat3.

(57)

50

sebaliknya konstitusi kaku adalah konstitusi yang

mensyaratkan prosedur khusus untuk merubahnya4.

Negra-negara yang menganut sistem Konstitusi fleksibel diantaranya adalah Inggris (UK) dan Selandia Baru, jadi didalam Negara Inggris untuk mengubah konsitusinya tanpa harus menunggu krisis hebat dan perkembangannya tanpa banyak kekerasan sehingga memungkinkan untuk membentuk dirinya sendiri sesuai

kebutuhan dari masyarakat Inggris (UK)5. Hal ini berbeda

dengan Negara-negara yang menggunakan sistim

Konstitusi kaku seperti di Negara Indonesia, di Negara Indonesia untuk dapat mengubah UUD 1945 ( konstitusi ) dibutuhkan prosedur-prosedur khusus sesuai dengan

yang tercantum dalam pasal 37 UUD “45 yaitu:

1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang dasar

dapat diagendakan dalam siding Majelis

Permusyawaratan Rakyat apa bila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-undang

dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk dirubah beserta alasannya.

3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-undang dasar

(58)

51

4. Putusan Mengubah pasal Undang-undang dasar

dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya

lima puluh persen ditambah satu anggota dari MPR6.

D. Konstitusi Indonesia dan Sejarahnya

UUD “45 dirancang sejak 29 mei 1945 oleh Badan Penyelidikan Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI ) yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat. Tugas utamanya adalah menyusun rancangan Undang-Undang sebagai salah satu persiapan Untuk membentuk negara yang merdeka, namun anggota lembaga ini sibuk

mengusung ideologinya masing-masing ketika

membicarakan masalah Ideologi negara Akibatnya,

pembahasan tentang rancangan UUD menjadi

terbengkalai. Maka BPUPKI dalam sidang pertamanya membentuki panitia kecil untuk merumuskan UUD yang

diberinama Panitia Sembilan7. Dan pada tanggal 22 juni

1945 Panitia Sembilan ini berhasil mencapai kompromi untuk menyetujui sebuah naskah mukhodimah UUD yang kemudian diterima dalam siding II BPUPKI tanggal 11 Julu 1945.

(59)

52

dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. . Dengan demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu Negara

modern karena telah memiliki suatu system

ketatanegaraan yaitu dalam UUD 19458.

1. Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949

Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang

disibukkan dengan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk

Kabinet Semi-Presidensiel (“Semi-Parlementer”) yang

pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

2. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

(60)

53

maka kemudian Indonesia berganti bentuk lagi menjadi Negara kesatuan Republik.

3. Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

Perubahan bentuk Negara secara otomatis juga membuat perubahan dalam konstitusinya. Mulai Pada tanggal 17 Agustus 1950 Konstitusi Indonesia berubah

menjadi Undang-Undang Sementara Republik

Indonesia. Pada periode UUDS 50 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongannya. Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta merintangi pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur; sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950.

(61)

54

Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:

1. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua

MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara.

2. MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden

seumur hidup.

3. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui

Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia.

5. Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998

(62)

55

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat “sakral”, diantaranya melalui sejumlah peraturan:

 Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang

menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya.

 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang

Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang

Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP

MPR Nomor IV/MPR/19839.

6. Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

7. Periode Pasca Remormasi (Amandemen)

(63)

56

tuntutan zaman. Para pengamat politik berpandangan bahwa keberadaan UUD 1945 didesain oleh para

pembuatnya bersifat sementara karena belum

menentunya kondisi Negara pada saat itu. Selain itu Undang-Undang dasar 1945 juga telah diselengkan oleh

pemerintah orde baru untuk melanggengkan

Kekuasaanya.

Salah satu hal yang berubah dengan adanya

amandemen adalah keberadaan lembaga

Negara. Keberadaan lembaga ini cukup vital karena pada masa sebelumnya berbagai macam lembaga Negara dikendalikan oleh satu orang saja, yaitu Presiden.

Meskipun secara formal terdapat aturan untuk

memisahkan antara lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif namun karena ketiadaan aturan yang jelas, maka aturan tersebut dapat dimanipulasi. Oleh sebab itu setelah reformasi mencoba diperbarui agar lebih jelas pola pemisahannya serta memunggkinkan adanya control secara baik diantara berbagi macam lembaga

Negara. Dengan adanya check and balances maka bisa

mengurangi penumpukan kekuasaan dan

penyalahgunaan wewenang 10.

(64)

57

 Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 oktober

1999 : Perubahan Pertama UUD “45

 Sidang Umum MPR 2000, tanggal 7-18 Oktober 2000:

Perubahan Kedua UUD “45

 Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November

2001: Perubahan Ketiga UUD “45

 Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus

2002: Perubahan Keempat UUD “45

E. Konstitusi Amerika Serikat

Konstitusi Amerika Serikat adalah hukum tertinggi di amerika serikat Konstitusi ini selesai dibuat pada 17 september 1787 dan diadopsi melalui konvesi konsttusional di Philadelphia, pennsylviana, dan kemudian diartifikasikan melalui konvensi khusus di tiap negara bagian. Dokumen ini membentuk gabungan federasi dari negara-negara berdaulat, dan pemerintah federal untuk menjalankan federasi tersebut. Konstitusi ini menggantikan

articel of confederations yang lebih kurang jelas dalam pendefinisian federasi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan kebalikan dari forward chaining dimana mulai dengan sebuah hipotesa (sebuah objek) dan meminta informasi untuk meyakinkan atau mengabaikan backward chaining inference

terintegrasi. Dukungan dana yang terbatas sehingga pelaksanaan kaji terap dan diseminasi teknologi oleh penyuluh pertanian dilapangan belum optimal. Kurangnya

Dengan berbagai terobosan-terobosan baru dalam hal kegiatan menanggulangi tawuran pelajar antar sekolah secara perlahan akan menciptakan persepsi di mana tawuran itu adalah

Pesan dakwah (maudu) adalah pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh dai (subjek dakwah) kepada mad’u (objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui kondisi empiris pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah (2) mengetahui kondisi prososial siswa, (3) merumuskan

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Diperiksa

[r]

[r]