• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Metode Z–Score Altman Terhadap Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Penerbangan Di Negara-Negara Asia Tenggara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Metode Z–Score Altman Terhadap Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Penerbangan Di Negara-Negara Asia Tenggara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan dunia bisnis harus ditunjang dengan mobilitas yang tinggi pula guna terpenuhinya tujuan yang hendak dicapai. Salah satu bentuk sarana yang meningkatkan mobilitas adalah sarana transportasi baik laut, darat dan udara. Akses bisnis yang menuntut tatap muka user antar benua dapat ditempuh dengan mudah lewat jalur udara. Jalur ini dapat ditempuh lewat bermacam jenis angkutan udara seperti helikopter, private jet, dan pesawat penumpang bermuatan besar.

Transportasi udara saat ini diramaikan oleh berbagai maskapai yang menawarkan pelayanan terbaik. Dalam menyambut ASEAN Open Sky 2015, perusahaan penerbangan dalam kawasan Asia Tenggara berusaha menunjukkan performa terbaiknya. ASEAN Open Sky 2015 adalah kebijakan untuk membuka wilayah udara antar sesama anggota negara ASEAN. Namun persaingan antar maskapai tentu tidak dapat dielakkan sehingga mampu menimbulkan keadaan buruk bagi maskapai-maskapai yang tidak mampu bersaing.

(2)

sedangkan maskapai terdahulu tidak mampu mengakomodir perubahan tersebut.

Dampak dari kalah saingnya maskapai terdahulu adalah terjadinya kebangkrutan perusahaan penerbangan tersebut. Peningkatan biaya biaya operasional dan penurunan pasar adalah penyebab utama kebangkrutan ini. Akibatnya, beberapa maskapai terdahulu mengalami kebangkrutan seperti Batavia Air. (www.bisnis.tempo.co/read/news/2013/01/30/090458040/ini-penyebab-batavia-air-dinyatakan-pailit.Diakses tanggal 26 Agustus 2015)

Hal ini disebabkan banyak faktor, salah satunya kurangnya kemampuan meningkatkan performa entitas sehingga terjadi penurunan pendapatan dan kondisi keuangan lainnya. Kesulitan membayar hutang, terhambatnya gaji pegawai dan tersendatnya maintenance pesawat-pesawat yang merupakan aset utama perusahaan adalah beberapa contoh akibat kebangkrutan beberapa maskapai tersebut.

Fenomena kebangkrutan ini harus mampu diantisipasi oleh entitas untuk memenuhi prinsip bisnis going concern. Karena belum tentu kondisi maskapai dengan pelayanan nomor satu di Indonesia seperti Garuda Indonesia atau di Malaysia seperti Malaysia Airlines luput dari ancaman kebangkrutan sebab pasar cenderung menunjukkan sentimen positif untuk penerbangan dengan harga yang murah dan pelayanan menengah daripada mengutamakan pelayanan yang tinggi.

(3)

pemberi pinjaman, investor, pemerintah, akuntan, dan manajemen sehingga perusahaan penerbangan sangat memerhatikan kinerjanya, dengan kata lain yaitu bagaimana kinerja perusahaan.

Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kebangkrutan Altman Z-Score yang dikemukakan oleh Altman pada tahun 1968. Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman yang dikembangkan untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan. Dalam penelitian tersebut, Altman menemukan lima rasio yang terdiri dari modal kerja per total aset, laba ditahan per total aset, laba sebelum bunga dan pajak per total aset, nilai pasar modal per nilai buku hutang, dan total penjualan per total aset, yang dapat dikombinasikan dalam suatu rumus matematis yang akurat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dalam kelima rasio yang menjadi yang digunakan oleh Edward Altman tersebut merupakan rasio penting dalam mengukur kecenderungan kebangkrutan perusahaan.

(4)

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu menggambarkan bahwa Model Z score Altman cukup representatif dalam memproyeksikan kebangkrutan perusahaan seperti pada sektor perbankan dan farmasi.

Saragih (2010) dalam Natariasari, Riska dan Nofiandre (2013:52) melakukan penelitian untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan berdasarkan analisis model Z-Score Altman pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laporan keuangan sebelum terjadi kebangkrutan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebangkrutan menggunakan model Z-score Altman pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini juga menyatakan bahwa metode Z-Score Altman dapat diimplementasikan dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(5)

yang diprediksi bangkrut diikuti dengan kondisi perusahaan yang cenderung berpotensi sehat.

Peneliti lain yaituKamal, ST.Ibrah Mustafa (2012), melakukan penelitian untuk mengetahui prediksi kebangkrutan menggunakan model Z-score Altman dengan hasil sebanyak 20 bank go public masih ada beberapa yang berada dalam keadaan bangkrut. Tahun 2008, 95% bank mengalami prediksi kebangkrutan dengan nilai di bawah 1,88 dan 5% berada pada grey area. Tahun 2009, ada beberapa bank yang mengalami perbaikan kondisi keuangan dengan adanya 40% bank berada dalam kondisi sehat, 45% bangkrut dan 15% berada pada grey area. Tahun 2010, mengalami peningkatan untuk kondisi sehat yaitu sebesar 55%, 5% grey area dan sisanya berada dalam kondisi bangkrut.

Terdapat berbagai alat analisis kebangkrutan yang telah ditemukan, namun alat analisis kebangkrutan yang banyak digunakan yaitu analisis Z-Scoremodel Altman dan model Zmijewski. Alasan kedua alat analisis tersebut banyak digunakan yaitu karena kedua alat analisis tersebut relatif mudah untuk digunakan dan juga memiliki tingkat keakuratan yang cukup tinggi dalam melakukan prediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan.

(6)

dilakukannya reestimasi lengkap dan mengganti nilai pasar sendiri dengan nilai pasar ekuitas dalam X4.Berdasarkan hasil pengembangan Altman tersebut, rumus Z-Score dapat digunakan oleh perusahaan yang go public dan perusahaan yang tidak go public dimana perusahaan ini tidak mempunyai nilai pasar sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

Z’=0,717X1+0,847X2+3,107X3+0,420X4+0,998X5

Keterangan:

X1: Working Capital to Total Assets X2: Retained Earnings to Total Assets

X3: Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets X4: Market Value Equity to Book Value of Total Debt X5: Sales to Total Assets

(7)

Berdasarkan fenomena dan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian potensi kebangkrutan dengan judul “Analisis Metode Z–Score Altman Terhadap Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Penerbangan Di Negara-Negara Asia Tenggara”

1.2 Perumusan Masalah

Dengan demikian maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah metode Z-Score Altman yang di proksikan dengan Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, Earning Before Interest and

Taxes (EBIT) to Total Assets, Market Value of Equity to Book Value of Total

Liabilities, Sales to Total Assets dapat mempengaruhi potensi kebangkrutan

pada perusahaan penerbangan di negara-negara Asia Tenggara?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui prediksi kebangkrutan pada perusahaan penerbangan di negara-negara di Asia Tenggara dengan metode Z-Score Altman.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan, dapat memberikan gambaran mengenai kondisi financial perusahaan. Hal ini dapat dijadikan referensi bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan ke depan.

b. Bagi akademisi, dapat memberikan inspirasi penelitian yang bisa digunakan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul “Peranan Waduk Sempor Dalam Bidang Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Desa Sempor Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Tahun 1978-2013”.. Tujuan

Pada bagian kedua ini merupakan bagian munculnya buih. Pertama yang memulai tabuhan adalah instrumen Bonang Penerus, jika. pola tersebut memasuki rambahan yang

 Memutuskan bahwa konsep matematika yang digunakan sudah sesuai untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Melaksanakan

Realitas cara bernyanyi jemaat Jawa yang sebagian besar masih belum bisa mengikuti irama dan tempo sesuai dengan lagu, menurut penyusun juga dipengaruhi oleh pilar-pilar

Akan tetapi dalam menangani citra dari perusahaan atau sebuah produk perusahaan, biasanya perusahaan akan menggunakan jasa dari agensi public relations, agensi

Berdasarkan data hasil penelitian, mengenai kinerja guru PPKn berupa perangkat pembelajaran pada program tahunan dan program semester, ditemukan bahwa kedua guru PPKn

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh ibu yang mengalami tindakan kekerasan fisik dan emosional oleh suami tetap berusaha untuk

Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil, pegawai non Pegawai'Negeri Sipil, atau pihak lain, atas perintah pejabat yang berwenang di