KANGKER PAYUDARAH (CA MAMAE)
KANGKER PAYUDARAH (CA MAMAE)
Kanker merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan
tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang
disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker
disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak.
Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang
menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang
dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang
menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk
segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini disebut
metastasis.
Kanker payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling banyak diperbincangkan
karena keganasannya yang seringkali berakhir dengan kematian.
Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang penderitanya.
Keganasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya,
terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara
penderita akan membesar tidak seprti biasanya.
Sambil menyerang sel-sel normal disekitarnya, kanker juga memproduksi racun dan melepas
sel-sel kanker dari induknya yang pecah. Racun dan sel-sel kanker itu akan menyebar
bersama aliran darah. Karenanya kerap kita mendapati kanker yang tumbuh di tempat lain
sebagai hasil metastasisnya. Pada kanker yang parah seringkali terjadi pendarahan
Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah kanker
mulut rahim.
Mengapa seseorang terkena kanker, secara medis bisa dikatakan bahwa seseorang berpeluang
terkena kanker karena karsinogen, daya tahan tubuh dan aspek psikis.
Sel kanker itu terus menerus berkembang dan tidak bisa mati.
Sel kanker itu tidak bisa kembali normal (irreversible).
Cara pengobatannya : dengan pembedahan, penyinaran, dan terapi kimia.
Gejala-gejala yang Menandakan Adanya Serangan Kanker yang umum dapat dilihat dan
dirasakan:
1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama
benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan
2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah
3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak
4.
Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu
5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk. Bentuk atau arah puting berubah,
misalnya puting susu tertekan ke dalam
Kanker sebagai Sel yang AbnormalKanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang
abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan.
Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran
maupun fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang asli.Mutasi gen ini dipicu oleh
keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh kita, diantaranya pengawet
makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri
secara alamiah. Tetapi yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah tubuh kita
mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh. Bersama aliran darah dan
aliran getah bening, sel-sel kanker dan racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke
seluruh tubuh kita seperti tulang, paru-paru, dan liver tanpa disadari oleh penderita.
Karenanya tidak mengherankan jika pada penderita kanker payudara ditemukan benjolan di
ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada liver
dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak kunjung sembuh
atau sesak napas yang berkepanjangan.
takut ini dapat melemahkan kita secara psikis yang akhirnya dapat menurunkan kekebalan
tubuh atau daya immunitas yang secara alamiah ada dalam tubuh. Sikap pasrah dan mulai
memahami kanker berikut cara pengobatan yang ingin dilakukan, akan sangat membantu
dalam penanganan penyakit kanker ini.
PencegahanKanker payudara dapat dicegah dengan cara:
1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama
2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol
3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan
4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya
5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya
sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu
kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang
bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara
6. Lakukan olahraga secara teratur
7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi
8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi
9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari
Rasa Nyeri luar biasa pada penyakit kanker yang berkepanjangan merupakan salah satu
penderitaan yang harus ditanggung oleh penderita penyakit kanker. Penanganan rasa nyeri
ini, dalam dunia kedokteran modern ternyata merupakan salah satu masalah yang paling sulit
diatasi. Dari pengamatan, kesulitan penanganan masalah rasa nyeri tersebut disebabkan oleh
adanya faktor subyektif dan psikologis. Disamping itu sebagian obat yang digunakan untuk
menanggulangi nyeri dapat menyebabkan ketergantungan terhadap obat itu dan memicu
penyakit aterogenik.
Yang paling beresiko terserang penyakit kanker payudara, yaitu:
1. Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara
2. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami manepause
3. Tidak pernah menyusi anak
4. Kegemukan
5. Tidak pernah melahirkan anak
6. Pernah mendapat terapi hormon
Hasil studi, menemukan adanya sedikit penurunan resiko serangan kanker payudara pada
wanita pre-menopause yang paling lama menyusui anaknya.
Bahan-bahan yang Diduga Pemicu Kanker.Pemicu kanker pada dasarnya BELUM
DIKETAHUI secara pasti, namun terdapat bahan-bahan yang diduga sebagai pemicu kanker.
Bahan-bahan yang dimaksud disebut karsinogenik.Bahan-bahan yang masuk dalam
kelompok karsinogen yaitu:
1. Senayawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccarin, asbestos, nikel, chrom, arsen,
arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi
1. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar -x, nuklir, dan radionukleide.
2. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno virus,
herpes virus), EB virus
3. ritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker
4. Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya kanker.
Stadium Kanker PayudaraPada kanker payudara ada stadium dini (0, 1 dan 2) serta stadium
lanjut (3 dan 4). Stadium 0 berarti sel kanker ada pada lapisan kelenjar susu atau saluransusu
tetapi belum menyebar ke jaringan lemak sekitarnya. Pada stadium 1 dan 2, kanker telah
menyebar dari kelenjar susu atau saluran susu ke jaringan terdekat disekitarnya. Pada stadium
2 kadang-kadang kanker telah mulai mengganggu kelenjar getah bening. Stadium 3 boleh
dibilang kanker payudara dalam stadium lanjut lokal, dimana garis tengah tumor telah lebih
dari dua inci dan seringkali telah menyebar ke kelenjar getah bening dekat payudara. Pada
stadium 4 kanker telah bermetastasis, artinya kanker telah menyebar dari payudara dan
kelenjar getah bening di sekitar ketiak, ke bagian lain tubuh seperti tulang, hati, paru dan
otak.
Kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, kalau sudah begini bau busuk dan
anyir akan keluar dari buah dada. Keluhan lain adalah sesak nafas karena kanker menekan
paru-paru.
Larangan atau Pantangan Penderita Kanker Payudara.Jika kita sudah terserang kanker
payudara, kita harus menghindari atau mengurangi asupan konsumsi beberapa jenis makanan.
Karena ada kalanya makanan atau minuman tertentu akan memacu pertumbuhan sel
obat dalam tubuh.Beberapa makanan dan minuman yang dianjurkan untuk menghindari atau
dikurangi konsumsinya:
1. Tauge
2. Vetsin
3. Tape
4. Es
5. Cabai
6. Kurangi garam
7. Lengkeng
8. Alkohol
9. Nenas
10. Sawi putih
11. Daging merah
12. Rokok
13. Nangka
14. Durian
15. Soft drink
16. Kangkung
17. Ikan asin
Anjuran dalam Masa Pengobatan Kanker Payudara.Terdapat beberapa bahan makanan yang
dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin. Konsumsinya boleh hanya satu jenis bahan saja
atau campuran dari beberapa bahan. Jika kita sedang terserang kanker payudara, dianjurkan
untuk meminum jus bahan-bahan makanan berikut, lakukan dua kali satu gelas setiap hari.
1. Wortel
2. Lobak
3. Pisang raja
4. Belimbing manis
5. Seledri
6. BrokoliKubis
7. Apel
9. Minum juga susu kedelai setengah gelas, lakukan dua kali sehari, atau konsumsi
selalu 100 gram tempe setiap hari.
Aneka Sayuran Hijau Pencegah Kanker:
1. Buncis2
2. Daun singkong
3. Kacang panjang
4. Daun pepayaMenurut
Kanker payudara
adalah pembelahan sel yang tidak terkendali pada jaringan payudara dan
mempunyai kemampuan untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (
invasi
) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (
metastasis
).
PENGOBATAN KANKER PAYUDARA
Desember 30, 2007 — kankerpayudara
Pengobatan kanker payudara tergantung dari :
Ukuran dan letak tumor
Apakah kanker sudah menyebar
Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Dalam banyak kasus, dokter akan bekerjasama dengan pasien untuk menentukan rencana
pengobatan Meskipun pengobatan tiap pasien akan di sesuaikan oleh dokter. Tapi berikut
adalah langkah-langkah umum yang dilakukan dalam pengobatan kanker payudara :
Tujuan utama
pengobatan kanker stadium awal adalah mengangkat tumor dan
membersihkan jaringan disekitar tumor. Jadi dokter akan merekomendasikan operasi
untuk mengangkat tumor. Umumnya kemudian akan dilakukan terapi radiasi pada
jaringan payudara yang masih ada. Untuk keadaan tertentu ( misalnya, pasien dengan
problem medis yang serius ) radiasi bisa jadi ditunda.
Tahapan berikut
dalam menangani kanker stadium awal adalah mengurangi resiko
kanker akan kambuh dan membuang sel kanker yang masih ada. Bila tumornya lebar
atau saluran kelenjar getah bening telah terserang kanker juga, dokter akan
Stadium dan grade kanker
Satus tumor hormone receptor (ER, PR) dan status HER2/neu
Umur pasien dan kesehatannya secara umum
Pasien sudah menopause atau belum
Adanya mutasi dari gen kanker payudara Kondisi biologi kanker payudara memberi
efek pada tingkah laku kankernya dan pengobatannya. Beberapa tumor ukurannya
kecil tapi tumbuhnya cepat atau ukurannya besar tapi tumbuhnya lambat.
OPERASI
Secara umum, semakin kecil tumor, dianjurkan untuk operasi.Berikut adalah type-type
operasi :
Lumpectomy ( Partial mastectomy / Segmental mastectomy ), mengangkat tumor dan
membersihkan jaringan sekitar tumor. Untuk DCIS dan Kanker yang invasive,
biasanya terapi radiasi pada area yang terkena tumor diberikan.
A.Dark pink indicates tumor
B.Light pink highlited area indicates tissue ( jaringan ) removed at lumpectomy
Total mastectomy, mengangkat seluruh payudara, tetapi tidak termasuk kelenjar getah
bening dibawah ketiak
A. Pink highlighted area indicates tissue removed at mastectomy
B. Axillary limph nodes : level I
C. Axillary limph nodes : level II
D. Axillary limph nodes : level III
E. Supraclavicular lymp nodes
A. Pink highlighted area indicates tissue removed at mastectomy
B. Axillary limph nodes : level I
C. Axillary limph nodes : level II
D. Axillary limph nodes : level III
Modified radical mastectomy, mengangkat payudara dan kelenjar getah bening
dibawah ketiak.
Axillary limph node, mengangkat titik-titik kelenjar getah bening ketiak, kemudian
sel kankernya diteliti oleh ahli patology.
Sentinel lymp node biopsy,
prosedur dimana ahli bedah akan mencari dan kemudian mengangkat kelenjar getah
bening utama pad ketiak ( sentinel lymph node ) yang langsung berhubungan dengan
payudara. Ahli patology kemudian akan meneliti sel-sel kankernya. Untuk
mengidentifikasi sentinel lymp node ahli bedah akan menyuntikkan suatu cairan dan /
atau radioactive tracer kedalam area sekitar puting payudara. Cairan atau tracer tadi
akan mengalir ketitik-titik kelenjar getah bening, yang pertama akan sampai ke
sentinel lymp node. Ahli bedah akan menemukan titik-titik pada KGB ( kelenjar
Getah Bening ) yang warnanya berbeda ( apabila digunakan cairan ) atau pancaran
radiasi ( bila menggunakan tracer ). Cara ini biasanya mempunyai resiko rendah akan
terjadinya lymphedema ( pembengkakan pada lengan ) daripada axillary lymp node
dissection. Bila ternyata hasilnya sentinel node bebas dari penyebaran kanker, maka
tidak ada operasi lanjutan untuk KGB. Apabila sebaliknya, maka dilanjutkan operasi
pengangkatan KGB.
Wanita yang sudah dilakukan mastectomy kemudian bisa mempertimbangkan untuk
melakukan breast reconstruction yaitu ahli bedah akan membuatkan payudara baru.
Rekonstruksi bisa dilakukan dengan mengambil jaringan dari bagian tubuh lain. Atau dengan
implant sintetis. Hal ini bisa dilakukan langsung pada saat mastectomy bisa juga sesudahnya.
ADJUVANT THERAPY.
Adalah pengobatan yang diberikan sebagai tambahan pengobatan
1. TERAPI RADIASI.
Terapi ini menggunakan X-ray berenergy tinggi atau partikel lain
untuk membunuh sel kanker. Terapi ini diberikan secara regular perminggu. Biasanya 5 hari
selama seminggu. ( Senin – Jum’at ) selama 6-7 minggu. Tujuannya adalah : mematikan sel
kanker yang mungkin masih ada / teetinggal disekitar area tumor yang sudah dioperasi,
mengecilkan ukuran tumor sebelum kemudian dioperasi, agar memudahkan pada saat
pengangkatan. Pengalaman saya, ketika metastasis kanker ketulang belakang, di radiasi
sebanyak 10x untuk menghilangkan rasa sakit. Danuntuk mengecilkan tumor sebelum operasi
di radiasi lagi sebanyak 38 kali. Proses radiasi tidak menyakitkan untuk prosesnya tidak lama.
Tidak sampai 4 menit, tidak ada efek apapun. Hanya area yang di radiasi tidak boleh terkena
air karena bisa melepuh. Ketika saya radiasi di ketiak, memang agak lecet. Karena biasanya
ketiak berkeringat. Bisa diobati dengan perban luka, setelah agak kering lukanya bisa diolesi
krem / salep untuk lecet karena radiasi.
2. CHEMOTHERAPY.
Chemotherapy adalah menggunakan suatu obat yang fungsinya
adalah untuk membunuh sel kanker. Systemic chemotherapy, obat chemo tersebut dialirkan
lewat pembuluh darah, targetnya adalah seluruh sel kanker yang ada di tubuh. Efek samping
obat chemotherapy sangat individual, tergantung dari masing-masing pasien juga dosisi yang
diberikan biasanya dokter akan menghitung luas tubuh melalui berat badan pasien. Pada saat
saya melakukan chemotherapy tahun lalu dan sekarang efek samping bisa dikatakan tidak ada
/ bisa diabaikan. Yang saya rasakan adalah rambut rontok, kalau leukosit mulai turun merasa
sangat lelah. Lainnya tidak ada. ( untuk meminimalkan efek samping akan dibahas
tersendiri ). Efek samping yang umumnya dirasakan pasien adalah :
1. Rambut rontok
2. Kemungkinan resiko infeksi ( basanya sariawan pada mulut, tenggorokan susah
menelan karena infeksi jamur )
3. Kuku dan kulit menghitam, kadang kulit kering
4. Mual & muntah
5. Ngilu tulang-tulang
6. Hilang nafsu makan
7. Diare atau malahan susah buang air besar
8. Asam lambung naik
Gejala-gejala itu biasanya akan menghilang ketika pengobatan selesai. Chemotherapy bisa
diberikan secara oral ( diminum ) dan intravenous ( diinfuskan ). Diberikan secara beseri
( untuk oral biasanya diminum selama 2 minggu, istirahat 1 minggu. Kalau diinfuskan 6 kali
chemo, jaraknya 3 minggu untuk yang full dose ). Biasanya tidak perlu menginap di Rumah
Sakit, apabila satu jam setelah chemo tidak mengalami efek apapun. Kalau agak mual-mual
sedikit tidak apa-apa sampai dirumah biasanya akan hilang asal langsung istirahat / tidur.
Chemotherapy, bisa diberikan sebagai neoadjuvant therapy ( diberikan sebelum diadakan
operasi, tujuannya adalah untuk mengecilkan tumor yang besar, mengeringkan luka kanker
akibat kanker yang sudah pecah ), atau adjuvant therapy ( diberikan setelah operasi, untuk
mengurangi kekambuhan ).
Dalam hal mana apabila kanker kambuh lagi ( cancer reccurence ). Pasien biasanya ditawari
untuk menggunakan obat baru atau kombinasi dari obat yang sudah ada. Obat yang berbeda,
berguna untuk kanker yang berbeda pula. Dan penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari
obat-obat tertentu akan lebih efektif daripada obat individual. Obat – obat chemotherapy yang
biasanya digunakan untuk kanker payudara adalah :
Fluorouracil ( 5-Fu, Adrucil )
Doxorubicin ( Adriamycin, Rubex )
Paclitaxel ( Taxol )
Docetaxel ( Taxotere )
Vinorelbine ( Navelbine )
Capecitabine ( Xeloda )
Protein bound paclitaxel ( Abraxane )
Gemcitabine ( Gemzar )
Ada juga obat yang baru di buat oleh Brysto Myers and Squib yaitu Ixempra ( tapi
belum beredar di Indonesia, karena masih sangat baru )
Dll
Contoh kombinasi obat :
CMF ( cyclophosphamide, methotrexate, dan 5-FU )
FAC ( 5-Fu, Doxorubicin, cyclophosmide )
TAC ( docetaxel, doxorubicin, dan cyclophosphamide )
GT ( gemcitabine dan paclitaxel )
Dll
Beberapa obat ini bisa juga dikombinasikan dengan trastuzumab ( Herceptine ), suatu obat
yang tergolong dalam targeted therapy. Dalam pengobatan kanker akan selalu dievaluasi oleh
team dokter juga lebih baik apabila pasien aktif terlibat.
3. HORMON THERAPY.
Terapi hormone berguna bagi pasien yang hasil biopsynya
menunjukkan hasil positive untuk Estrogen receptor ( ER + ) dan Progesterone receptors ( PR
+ ) tipe kanker ini berarti pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormone-hormon tersebut
sehingga diperlukan obat untuk memblock hormone untuk membatasi / mengerem
pertumbuhan tumor. Pemakaiannya bisa sendiri atau bersamaan dengan obat chemotherapy.
Contoh terapi hormone sebagai adjuvant therapy adalah tamoxifen, anastrozole ( arimidex ),
letrozole ( femara ), dan exemestane ( aromasin ).
A. Estrogen receptor
B. Estrogen
C. Estrogen helper protein
D. Cell nucleus
Cell with estrogen receptors blocked by tamoxifen and helper protein :
F. DNA ( genetic material ) inside the cell nucleus
4. TARGETED THERAPY.
Adalah termasuk obat baru yang bekerja untuk mengerem /
menghentikan aksi dari protein abnormal ( HER2/neu ) yang menyebabkan sel kanker
tumbuh dan membelah tak terkontrol.Monoclonal antibodies targete protein yang biasanya
ada dalam jumlah yang besar didalam sel kanker.
Trastuzumab ( Herceptin ) dipakai sebagai obat untuk kanker payudara yang
mengandung terlalu banyak protein HER2/neu.
Bevacizumab ( Avastin ) adalah antiangiogenic. ( masih dalam percobaan klinis ).
Antiagiogenesis agent ini memblock angiogenesis ( formasi dari pembuluh darah baru
) yang dibutuhkan tumor untuk berkembang dan metastasis.
Hati-hati Kanker Mengintai Payudara
Anda!
Kanker
kesehatan wanita
payudaraFernandoGazaliThu, 2007-12-27 00:08
Selain rambut, payudara merupakan mahkota yang paling berharga bagi seorang wanita. Mahkota ini dapat terserang oleh berbagai penyakit, salah satunya yang kita sama-sama telah ketahui adalah kanker. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga
mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun
kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Gejala
Kanker payudara dapat menimbulkan keluhan berupa:
- Benjolan pada payudara, umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula
kecil, makin lama makin besar, lalu mele kat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
- Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
- Pendarahan pada puting susu.
- Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang.
- Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.
- Terdapat edema (bengkak) luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); - Adanya nodul satelit pada kulit payudara;
- Terdapat nodul supraklavikula; - Adanya edema lengan; - Adanya penyebaran jauh;
- Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding dada, kelenjar getah bening aksila (ketiak) berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain
Faktor Resiko
Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
- Faktor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas (tidak punya anak), menarche (mendapat haid pertama) pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
- Penggunaan hormon
Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.
- Penyakit fibrokistik
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
- Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
- Konsumsi lemak
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara - Radiasi
Terekspos dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara.
- Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen suseptibilitas kanker payudara, kemungkinan untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
Therapi
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinis penyakit, yaitu:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi:
- Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
- Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak. - Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2. Penyinaran/radiasi
Yang dimaksud radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Pencegahan
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi dalam resiko dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat bisa mejadi salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain: • Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
• Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun. • Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.
3. Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif. Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari), pemeriksaan lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap: 1. Melihat
Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di depan cermin dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang terang. Perhatikan payudara Anda:
- Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris? - Apakah bentuknya membesar/mengeras?
- Apakah arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah? - Apakah putingnya tertarik ke dalam?
- Apakah puting/kulitnya ada yang lecet?
- Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman?
- Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)? - Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan/cekungan?
Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi lagi pengamatan dengan kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku ditarik ke belakang. Semua pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit.
2. Memijat
Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada, kecuali Anda sedang menyusui). 3. Meraba
Sekarang berbaringlah di atas tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala.
Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (seperti membuat lingkaran kecil-kecil), mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu. Sesudah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara sampai puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh bagian payudara diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, Anda boleh menggunakan lotion atau sabun sebagai pelicin.
Gerakan memutar boleh juga dilakukan mulai dari puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara; atau secara vertikal ke atas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling kanan. Yang penting, seluruh area payudara harus tuntas teraba, tak ada yang terlewatkan.
Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan dengan kekuatan tekanan yang berbeda-beda, setidaknya dengan tiga macam tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit, yang kedua dengan tekanan sedang untuk meraba adanya benjolan di tengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara, dekat dengan tulang dada/iga.
Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi bantal dan lengan, lakukan pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan keempat jari tangan kiri.
Kemudian ulangi perabaan seperti poin 3, tetapi dalam posisi berdiri. Untuk memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi, saat membalur tubuh dengan sabun.
Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker.
Bila dalam pemeriksaan payudara sendiri ini Anda menemukan suatu kelainan (misal benjolan, sekecil apa pun), segera periksakan ke dokter. Jangan takut dan jangan tunda lagi. Karena kanker payudara yang ditemukan pada tahap dini dan ditangani secara benar dapat sembuh secara tuntas! (Fernando Gazali)
Daftar Pustaka
Lange. Current Medical Diagnosis & Treatment revised annually 2002. McGraw-Hill, 2002
McCance, Kathryn L. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 5th edition. Elselvier Mosby. 2006
www.wikipedia.org
www.rumahkanker.com
ASKEP KANKER
PAYUDARA
Ditulis pada April 16, 2008 oleh harnawatiaj
1.
1. Pengertian
1. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
2. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)
2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1.
1.
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
1.
1.
1. Masa reproduksi yang relatif panjang.
1. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
2. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
2. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
1.
1.
1. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
1.
1.
1. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
1.
1.
1. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
1.
1. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
(Erik T, 2005, hal : 43-46)
1.
1. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
1.
1.
1. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
1.
1. Insiden
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk).
1.
1. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
1.
1. Gejala klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
1.
1. Klasifikasi kanker payudara
1. Tumor primer (T)
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0,5 cm T1b : Tumor 0,5 – 1 cm T1c : Tumor 1 – 2 cm
1. T2 : Tumor 2 – 5 cm
2. T3 : Tumor diatas 5 cm
3. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.
T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit T4c : T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis
1.
1.
1. Nodus limfe regional (N)
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
1.
1.
1. Metastas jauh (M)
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
Stadium kanker payudara :
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran
luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran
jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari
5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit
semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)
1.
1. Pemeriksaan diagnostik
1. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal
ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah. (Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)
1.
1. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)
1.
1. Penanganan
1. Pembedahan
1.
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1.
1. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
1.
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
1.
1.
1. Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
1. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
1. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 - 1600)
1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
1.
1.
1. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses
keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
1.
1. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
Data yang disimpulkan meliputi :
1.
1.
1.
1. Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
1.
1.
1.
1. Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
1.
1.
1.
1. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
1.
1.
1.
1.
1. Keadaan umum
2. Tingkah laku
3. BB dan TB
4. Pengkajian head to toe
2. Pemeriksaan laboratorium
1.
1. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit
meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
2. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
3. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X,
ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
3. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
1.
1. Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
1.
1. Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
1.
1.
1.
1. Istirahat dan tidur
1.
1.
1.
1. Personal hygiene
1.
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
2. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual
1. Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
1.
1.
1.
1.
1. Status sosial
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
1.
1.
1.
1.
1. Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
1.
1.
1. Klasifikasi Data
Data pengkajian :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun,
kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
1.
1.
1. Analisa Data
1.
1. Diagnosa keperawatan
1.
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.
1.
1. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.
1.
1.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
ditandai dengan :
1. DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan. 2. DO : - Klien nampak meringis
- Klien nampak sesak
Kriteria :
1.
1.
1.
1.
1.
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Nyeri tekan tidak ada
3. Ekspresi wajah tenang
4. Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke
seluruh jaringan.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
1.
1.
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
1.
1.
1.
1.
1.
1. DS :
Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
Klien mengeluh badan terasa lemah.
Klien tidak mau banyak bergerak.
1.
1.
1.
1.
1.
1. DO : klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas Kriteria :
2. Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur. c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
1. DS :
Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
Ekspresi wajah tampak murung.
Tidak mau melihat tubuhnya.
1. DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang. Kriteria :
1. Klien tampak tenang
2. Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
1. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
1. Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
1. Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
1. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Ditandai dengan :
1) DS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya 2) DO :
Klien jarang bicara dengan pasien lain
Klien nampak murung.
Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya. Kriteria :
o
1. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
2. Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
1.
1.
1.
1. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
1.
1.
1.
1. Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
1.
1.
1. Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
1.
1.
1.
1. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya. e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
1. DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
2. DO :
Adanya balutan pada luka operasi.
Terpasang drainase
Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi. Kriteria :
1. Tidak ada tanda – tanda infeksi.
2. Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
1. Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
1. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
1. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
1. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
1. DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
2. DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya. Kriteria :
1. Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
2. Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
1. Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
1. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan
yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
1. Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.
1. Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
1. Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan
untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya/berulangnya tumor baru.
g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :
Klien mengeluh nafsu makan menurun
Klien mengeluh lemah.
1. DO :
1.
1.
1.
1.
Setengah porsi makan tidak dihabiskan
Klien nampak lemah.
Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria :
1. Nafsu makan meningkat
2. Klien tidak lemah
3. Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
1. Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.
1. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
1. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
1. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
1. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
1.
1. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila
perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya.
1.
1. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
Daftar Pustaka:
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta. Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta