Pengaruh Pengendalian Internal Birokrasi Pemerintah dan Perilaku tidak Etis Birokrasi terhadap Kecurangan Akuntansi di Pemerintahan: Persepsi Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
(Wilopo, 2008)
Jawaban:
1. Fungsi dan tanggung jawab akuntan pemerintah menurut INTOSAI, US-GAO, dan BPK-RI:
Integritas
Integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran.
Obyektivitas
Auditor yang obyektif adalah auditor yang tidak memihak sehingga independensi profesinya dapat dipertahankan. Dalam mengambil keputusan atau tindakan, ia tidak boleh bertindak atas dasar prasangka atau bias, pertentangan kepentingan, atau pengaruh dari pihak lain.
Kompetensi dan Kehati-hatian
Agar dapat memberikan layanan audit yang berkualitas, auditor harus memiliki dan mempertahankan kompetensi dan ketekunan. Untuk itu auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keahlian profesinya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa instansi tempat ia bekerja atau auditan dapat menerima manfaat dari layanan profesinya berdasarkan pengembangan praktik, ketentuan, dan teknik-teknik yang terbaru.
Kerahasiaan
Auditor harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang diperolehnya dalam melakukan audit, walaupun keseluruhan proses audit mungkin harus dilakukan secara terbuka dan transparan.
2. Prinsip dasar akuntan pemerintah menurut INTOSAI, yaitu: 1) Pengungkapan yang diijinkan oleh pihak yang berwenang Nama : Zuhrotun Nisa
2) Pengungkapan yang diwajibkan berdasarkan peraturan perundang – undangan 3) Pengungkapan untuk kepentingan masyarakat yang dilindungi dengan
undang-undang.
3. Kode Etik IAI dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: Prinsip etika akuntan
Aturan etika akuntan
Interpretasi aturan etika akuntan Tanya jawab
4. Majelis Kehormatan Kode Etik
Penegakkan kode etik seperti yang dimaksud dalam Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, dibentuk Majelis Kehormatan Kode Etik (MKKE) yang keanggotaannya terdiri dari Anggota BPK serta unsur profesi dan akademisi.
Mekanisme Kerja Majelis Kehormatan Kode Etik
Pelaksanaan tugas Majelis Kehormatan Kode Etik BPK mengacu kepada Keputusan Majelis Kehormatan Kode Etik BPK RI Nomor 01 Tahun 2011 tentang Mekanisme Kerja Majelis Kehormatan Kode Etik BPK RI. Keputusan tersebut merupakan acuan yang lebih rinci dan bersifat teknis bagi Majelis Kehormatan Kode Etik BPK, dimaksudkan agar terdapat kesatuan pandang dan tindakan dalam melaksanakan tugasnya.
Majelis Kehormatan Kode Etik BPK dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Panitera yang ditentukan melalui Surat Keputusan BPK RI Nomor 2a/K/I-XIII.2/4/2014 tentang Kepaniteraan Majelis kehormatan Kode Etik.
5. Perbedaan prinsip dasar etika INTOSAI 2004
Dalam paragaraf 15 dan 18, INTOSAI menyatakan bahwa auditor tidak hanya bersifat independen terhadap auditan dan pihak lainnya, tetapi juga harus obyektif dalam menghadapi berbagai masalah yang direview.
Aturan etika IAI-KASP memuat tujuh prinsip-prinsip dasar perilaku etis auditor dan empat panduan umum lainnya berkenaan dengan perilaku etis tersebut.
Ketujuh prinsip dasar tersebut adalah: integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan, ketepatan bertindak, dan standar teknis dan profesional. Empat panduan umum mengatur hal-hal yang terkait dengan good governance, pertentangan kepentingan, fasilitas dan hadiah, serta penerapan aturan etika bagi anggota profesi yang bekerja di luar negeri.
Persamaan dan perbedaan prinsip dasar etika aturan BPK-RI 2011 Review dilaksanakan dalam dua tahap:
Tahap pertama merupakan perencanaan, penentuan ruang lingkup dan wawancara anggota BPK dan manajemen senior untuk menganalisis dokumen yang penting dan material.
Tahap kedua terdiri dari wawancara lebih lanjut dengan orang-orang yang kompeten di BPK, tetapi lebih difokuskan kepada reviu sampel audit yang telah dilaksanakan BPK.
6. Karena politik bank sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada menjalankan investasi.
berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap faktor penghindaran hukum maupun kesempatan, dan berpengaruh tidak langsung terhadap penghindaran hukum (dengan mediasi kesempatan dan kolusi); kolusi maupun rasionalisasi (dengan mediasi kesempatan). Kesempatan berpengaruh positif semakin besar terhadap terjadinya fraud setelah dimediasi oleh rasionalisasi, kolusi, serta penghindaran hukum. Kesempatan juga berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap rasionalisasi dan kolusi, dan berpengaruh tidak langsung terhadap penghindaran hukum dengan mediasi kolusi.