• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOO Bonifacius Mario Bimo U R. 11613003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOO Bonifacius Mario Bimo U R. 11613003"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK OBAT

PERCOBAAN 1

ASAM BENZOAT (OKSIDASI ALKIL AROMATIK HIDROKARBON) DAN PERCOBAAN 2

PENENTUAN TITIK LELEH

Tanggal Praktikum : Rabu, 25 Februari 2015 Tanggal Pengumpulan : Rabu, 4 Maret 2015

Disusun oleh

Bonifacius Mario Bimo Utomo Reksoprodjo NIM 11613003

Farmasi Klinik dan Komunitas Kelompok 1

Nama Asisten : Citra Dovina K. (11612019)

LABORATORIUM FISIKOKIMIA

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS SEKOLAH FARMASI

(2)

PERCOBAAN 1 ASAM BENZOAT

(OKSIDASI ALKIL AROMATIK HIDROKARBON)

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengidentifikasi asam benzoat dalam rendemen hasil oksidasi toluena dengan uji warna dan esterifikasi.

II. TEORI DASAR

Asam Benzoat (C7H6O2) merupakan senyawa asam karboksilat yang paling sederhana berupa padatan kristal berwarna putih. Asam benzoat sering ditemui dalam bentuk hablur jarum atau sisik, dengan warna putih dan sedikit berbau khas. Asam benzoat juga mudah menguap pada suhu hangat dan dalam uap air. Asam benzoat mempunyai titik didih pada suhu 249°C dan titik leleh pada rentang 122°-123°C. Kelarutan asam benzoat ini sendiri sukar larut dalam air dingin namun mudah larut di air panas. Senyawa asam benzoat dalam dunia farmasi banyak digunakan untuk bahan tambahan yang berfungsi sebagai pengawet dan sering juga disebut senyawa antimikroba. Dalam skala industri, asam benzoat dapat disintesis dengan mengoksidasi senyawa alkil aromatik hidrokarbon seperti toluena (C6H5CH3) sesuai persamaan berikut

Gambar 1 : Reaksi oksidasi Asam Benzoat dari Toluena

(3)

III. ALAT DAN BAHAN

8. Kertas Saring dan Kertas Timbang

(4)

dan filtrat yang sudah diasamkan kemudian dimasukan ke corong pemisah dan ditambah 100 ml heksana, dikocok perlahan. Lapisan organik yang sudah terpisah kemudian dikumpulkan ke dalam erlenmeyer, dan air yang tersisa diekstraksi ulang sebanyak 2 kali dengan penambahan masing-masing 50 ml heksana.

17. Ekstrak heksana hasil ekstraksi kemudian dikumpulkan dan kemudian ditambahkan 10 gr Na2SO4 anhidrat, dikocok hingga jernih. Ekstrak yang sudah jernih kemudian disaring dengan kertas saring, filtrat yang ada kemudian di evaporasi di rotary evaporator hingga yang tersisa hanyalah endapan. Endapan yang ada kemudian dilarutkan dalam 50 ml air panas dan ditambah 2 gr karbon aktif, dididihkan. Campuran tersebut kemudian disaring selagi panas, dan filtrat yang didapat kemudian didinginkan di lemari pendingin hingga terbentuk kristal. Kristal yang terbentuk kemudian dipindahkan ke kaca arloji untuk selanjutnya dipanaskan dalam oven pada suhu 60°C selama kurang lebih 30 menit.

18.

19. Uji Warna

20. Pada uji warna, tabung reaksi bersih disiapkan, kemudian ditambahkan kedalamnya sedikit dari produk, 2 ml air panas, 2 tetes asam asetat, 2 tetes larutan FeCl3 1%, dan 2 tetes H2O2 5%. Campuran tersebut kemudian dididihkan dan ditambahkan 1 tetes HCl. Perubahan warna yang terjadi kemudian diamati.

21.

22. Uji Esterifikasi

23. Pada uji esterifikasi tabung reaksi bersih disiapkan dan kemudian ditambahkan sedikit produk, 5 tetes ethanol absolut, dan 5 tetes H2SO4. Campuran tersebut kemudian dipanaskan perlahan. Aroma yang muncul kemudia segera diamati.

24.

V. PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA

25. Perhitungan massa teoritis asam benzoat yang akan terbentuk.

(5)

32. R = 3,16x10-4 mol 6,33x10-4 mol 3,16x10-4 mol

-33. S = 0,0938 mol 0 mol 3,16x10-4 mol

 Massa asam benzoat = n . Mr

34.Massa asam benzoat = 3,16x10-4. 122,12 = 0,0386 gr 35.

VI. DISKUSI DAN PEMBAHASAN 1. Sintesis asam benzoat

36. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, asam benzoat merupakan senyawa asam karboksilat yang dapat disintesis dari senyawa alkil aromatik hidrokarbon seperti toluena menggunakan oksidator seperti garam kromat, permanganat, atau klorat. Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan oksidator KMnO4 untuk mengoksidasi toluena menjadi asam benzoat sesuai dengan persamaan berikut.

43. Gambar 2 : Tahapan reaksi oksidasi toluena menjadi asam benzoat dengan KMnO4 44.

45. Pada reaksi tersebut, toluena dioksidasi dalam suasana basa karena penambahan NaOH yang ditujukan sebagai katalisator dalam reaksi. Oksidator yang digunakan pada praktikum ini adalah garam permanganat yaitu KMnO4, yang merupakan oksidator kuat. Selain garam permanganat, seperti yang sudah dipaparkan, garam-garam lain juga dapat digunakan seperti dari golongan kromat, dikromat, maupun klorat. Campuran yang tercipta antara toluena dengan KMnO4 adalah berwarna ungu.

(6)

menjadikannya sistem tertutup. Ketika campuran pada labu dipanaskan, akan ada zat-zat yang akan menguap, dan uap zat yang menguap tersebut akan bergerak ke atas. Di bagian atas rangkaian ada semacam selang kaca yang berputar-putar yang berfungsi untuk memperluas permukaan pendinginan yang diisi oleh air. Ketika uap mencapai daerah kondensor, maka air akan mendinginkan uap yang panas, sehingga uap tersebut akan berubah menjadi bentuk cair kembali dan turun ke bawah. Dengan demikian tidak akan ada zat yang akan hilang karena penguapan.

47.

62. Gambar 3 : Refluks Kondensor

63.

64. Campuran senyawa yang sudah di

refluks selama 45 menit kemudian akan di saring untuk memisahkannya dari pengotor dengan corong Buchner. Corong Buchner digunakan untuk mempercepat proses penyaringan yang normalnya akan berjalan lama. Prinsip dari corong Buchner sendiri adalah dengan membuat ruang dibawah corong menjadi vakum sehingga tekanan di bagian atas filter menjadi lebih tinggi dibanding dibawah filter. Dengan kondisi demikian maka filtrat akan menjadi lebih cepat mengalir karena mendapat tekanan dari atas mendorong ke bawah. Bagian bawah corong dibuat vakum dengan menyedot udara dengan alat seperti vakum cleaner sehingga tekanan selalu dapat dibuat vakum. Tekanan yang rendah pada bagian bawah corong juga harus diwaspadai karena perbedaan tekanan yang tinggi dapat membuat kertas saring menjadi robek. Masalah tersebut dapat diatasi dengan membuat kertas saring dari 3-4 kertas saring sehingga menjadi lebih kuat.

(7)

66. 67. 68. 69. 70. 71. 72.

73. Gambar 4 : Corong Buchner

74. Setelah disaring, filtrat akan

diekstraksi menggunakan corong pemisah. Sebelum diekstraksi filtrat ditambahkan HCl 1N untuk mengsubstitusi gugus K dalam senyawa, sehingga pada akhirnya didapatkan senyawa asam karboksilat. Prinsip dari corong pemisah itu snediri adalah dengan memanfaatkan massa jenis yang berbeda antar dua pelarut dan dengan adanya dua mulut yang dapat diatur untuk membuang pelarut yang tidak dibutuhkan. Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan heksana untuk melarutkan asam benzoat yang ada di campuran dan memisahkannya dari sisa-sisa oksidator garam permanganat yang akan dilarutkan dalam air. Ketika dicampurkan dalam corong, bagian yang polar (air) akan berada di bawah dan bagian yang non ploar (heksana) akan berada di atas. Hal ini didasarkan pada perbedaan massa jenis antara heksana yang lebih kecil dibanding dengan massa jenis air. Campuran dalam corong pemisah dikocok perlahan dan sesekali mulut bagian atas dibuka untuk membuang gas agar reaksi berjalan sempurna. Ketika dirasa cukup, keran bagian bawah dibuka untuk mengeluarkan air, dan kemudian bagian organik dikumpulkan dari mulut bagian atas. Agar asam benzoat yang ada pada campuran dapat diekstraksi sempurna, maka air yang dikeluarkan tadi harus diekstraksi ulang menggunakan heksana dengan volume 50 ml sebanyak dua kali. Setelah itu, bagian heksana yang sudah diekstraksi dikumpulkan menjadi satu untuk dilanjtukan ke tahap selanjutnya.

(8)

terhadap suhu tinggi karena dibantu dengan adanya alat yang dapat menurunkan tekanan sehingga titik didih dari suatu senyawa dapat lebih rendah dari yang normal. Selain itu, alat ini juga mempunyai kondensor atau pendingin yang dapat mengembunkan uap pelarut yang sudah dipanaskan sehingga pelarut yang menguap dapat digunakan kembali. Pada praktikum kali ini, praktikan mendapatkan ekstrak berupa endapan putih.

76. Setelah mendapatkan ekstrak, kemudian ekstrak tersebut dilarutkan dalam air panas karena asam benzoat larut baik dalam air panas untuk kemudian ditambahkan karbon aktif untuk mengikat pengotor yang ada pada ekstrak. Ada beberapa poin yang harus diperhatikan dalam langkah ini, antara lain jumlah air yang digunakan, dan jumlah karbon aktif yang digunakan. Praktikan menggunakan 50 ml air panas dan kemudian segera dimasukkan pula karbon aktif sebanyak 2 gram. Pada tahap rekristalisasi di pendingin tidak didapat endapan asam benzoat karena diindikasikan penambahan karbon aktif terlalu cepat dan banyak, sehingga ketika asam benzoat belum larut semua karbon aktif sudah masuk dan mengikat semua zat yang belum terlarut. Jumlah karbon aktif yang terlalu banyak dibandingkan dengan jumlah air yang ditambahkan juga diindikasikan turut ambil peran dalam kegagalan proses rekristalisasi.

77. Terlepas dari kegagalan pembentukan kristal asam benzoat pada tahap akhir, praktikan tetap melakukan beberapa uji kepada asam benzoat baku di laboratorium. Uji- uji tersebut adalah uji warna dan uji esterifikasi. Uji warna disini adalah dengan menambahkan asam asetat, larutan FeCl3 1%, dan H2O2 5% dalam larutan asam benzoat. Saat dididihkan ditambahkan pula 1 tetes HCl dan akan timbul warna kecoklatan sesuai dengan persamaan berikut.

78. 3C6H5COO- + 2Fe3+ + 3H2O  (C6H5COO)3Fe. Fe(OH)3 + 3H+ 79.

80. Warna kecoklatan yang terbentuk adalah akibat pembentukan besi (III) benzoat (Vogel, 1985).

(9)

82. Selain uji warna, keberadaan asam benzoat sendiri dapat juga diuji dengan uji esterifikasi. Pada uji ini larutan asam benzoat ditambahkan 5 tetes ethanol absolut dan juga 5 tetes H2SO4. Reaksi esterifikasi ini berjalan sesuai dengan persamaan berikut.

83. 84.

85. Reaksi ini akan menghasilkan ester yang akan beraroma seperti buah-buahan. Pada reaksi esterifikasi asam benzoat dengan ethanol absolut, yang menjadi gugus alkil adalah etil pada ethanol dan yang menjadi gugus alkanoat adalah cincin benzena. 86.

VII. KESIMPULAN

 Kristal asam benzoat hasil sintesis tidak terbentuk saat rekristalisasi, sehingga rendemennya 0%

 Uji warna pada asam benzoat baku laboratorium menghasilka endapan berwarna kecoklatan yang mengartikan adanya asam benzoat

 Uji esterifikasi pada asam benzoat baku laboratorium menghasilkan aroma manis yang samar, mengartikan adanya asam benzoat.

87.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

88. https://www.scribd.com/doc/219327820/Makalah-Rotary-Vacuum-Evaporator

diakses 2 Maret 2015 pukul 19:13 WIB 89.

90. http://journal.uad.ac.id/index.php/PHARMACIANA/article/viewFile/661/500

diakses 2 Maret 2015 pukul 21:44 WIB 91.

92.

93. 94.

95. PERCOBAAN 2

(10)

97.

I. TUJUAN

1. Menentukan titik leleh asam benzoat baku laboratorium

2. Menentukan kemurnian asam benzoat baku laboratorium berdasarkan titik leleh

98.

II. TEORI DASAR

99. Titik lebur atau titik leleh dari suatu padatan adalah temperatur dimana benda tersebut berubah menjadi cair, atau ketika dimana fase padat dan fase cair berada pada kesetimbangan pada tekanan 1 atmosfer. Pernyataan tersebut dijelaskan lebih lanjut pada diagram dibawah ini.

100. 101.

102. Gambar 5 : Diagram fase titik leleh zat padat 103.

104. Kristal seperti asam benzoat mepunyai titik leleh tertentu, dan pengotornya mempunyai titik leleh yang berbeda. Berdasarkan sifat tersebut titik leleh dapat digunakan dalam menentukan kemurnian dari suatu senyawa. Senyawa yang banyak mengandung pengotor dapat mempunyai titik leleh yang semakin tinggi atau semakin rendah, tergantung dari ikatan antar atom yang terbentuk antar kristal dengan pengotornya. Kristal murni mempunyai rentang titik leleh yang sempit yaitu ± 0,5°C. Melalui titik leleh juga kemurnian suatu kristal dapat dilihat dari persamaan berikut.

105.

106. BM=38.5. w .100

W . ∆T

107. w : bobot sampel ; W : bobot dchampor ; ∆ T: perbedaan titik leleh dcamphor dan campuran

su

hu

waktu padat

padat/cair

(11)

108.

III. ALAT DAN BAHAN

109. Alat : 1. Electrothermal 110. 2. Tabung Kapiler 111. 3. Kaca Arloji

112. Bahan : 1. Asam Benzoat

IV. CARA KERJA

113. Alat elektrothermal disiapkan. Sampel asam benzoat disiapkan diatas kaca arloji. Mulut pipa kapiler ukuran kecil diketuk-ketukan keatas sampel asam benzoat sampai asam benzoat masuk, kemudian diketuk-ketukan terbalik agar sampel asam benzoat masuk ke dasar pipa kapiler. Ketika sampel dirasa cukup, pipa kapiler dimasukan ke lubang pengamatan. Alat elektrothermal diatur suhunya hingga kira-kira <10°C dari titik leleh teoritisnya, kemudian dinyalakan. Pipa kapiler di dalam elektrothermal diamati sampai sampel didalamnya mulai meleleh dan diamati suhunya. Pipa kapiler diamati sampai seluruh sampel meleleh sempurna, dan kemudian diamati suhunya.

114.

V. PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA

115. Asam benzoat yang diuji pada percobaan kali ini mulai meleleh pada suhu 119,9°C dan meleleh sempurna pada suhu120,8°C

116. Galat kemurnian = Titik lele h referensititik lele h percobaan

titik lele h referensi x 100 %

117. = 122,4° C122,4−119,9° C° x 100% = 2,042 %

118. Galat kemurnian =

Titik lele h referensititik lele h percobaan

(12)

119. = 122,4° C122,4−120,8° °C x 100% = 1,307%

120. Rentang galat yang diperoleh = 1,307% - 2,042%

121.

VI. DISKUSI DAN PEMBAHASAN

122. Pada praktikum kali praktikan melakukan uji tetek leleh pada asam benzoat baku laboratorium. Titik leleh dari suatu benda padat adalah temperatur dimana fase padat dan fase cair berada dalam kesetimbangan pada tekanan 1 atmosfer. Pernyataan ini dijelaskan lebih lanjut melalui diagram dibawah pada bagian teori dasar. Saat berada pada kesetimbangan, suhu pada senyawa tersebut tidak akan mengalami peningkatan, dan saat semua senyawa sudah meleleh secara sempurna maka temperatur pada senyawa akan meningkat.

(13)

sehingga sampel dapat mudah diawasi. Selain itu alat ini juga mempunyai alarm yang akan berbunyi saat temperatur mencapai data yang diatur.

124.

VII. KESIMPULAN

1. Titik leleh asam benzoat baku laboratorium 119,9°C – 120,8°C

2. Asam benzoat baku laboratorium merupakan asam benzoat murni dengan rentang ± 0,9°C

VIII. DAFTAR PUSTAKA

125. Anonim . 1995 . Farmakope Indonesia edisi 4 . Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia . halaman 47

126. Ramanathan, E . 2006 . AIEEE Chemistry . Chennai : V.V.K. Subburaj . halamn 316

Gambar

Gambar 1 : Reaksi oksidasi Asam Benzoat dari Toluena
Gambar 3 : Refluks Kondensor
Gambar 4 : Corong Buchner

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 0,5 g ekstrak aktif di dalam gelas piala ditambah 100 mL air panas, didihkan selama 5 menit kemudian disaring dan filtratnya digunakan untuk

Flavonoid Simplisia atau ekstrak buah lada hitam dan biji buah pinang masing- masing sebanyak 1 g ditempatkan pada tabung reaksi lalu ditambahkan 100 mL air panas kemudian dididihkan

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,