• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DLM PEMBELAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DLM PEMBELAJ"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DLM PEMBELAJARAN VOKASI

Tugas Mandiri “Teori dan Strategi Pembelajaran PTK”, Program Pascasarjana Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Makassar

Disusun Oleh:

Bustamin B/13B20052

ABSTRAK

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Yang paling dekat yaitu perubahan dari kurukulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), kemudian beralih lagi menjadi kurikulum 2013. Terlepas apapun penyebabnya entah itu karena masalah politik, pergantian kepemimpinan/menteri ataupun karena memang dipandang harus berubah yang pasti kurikulumnya telah berubah. Nah, sebagai seorang akademisi minimalnya kita menganalisis hakikat dari kurikulum tersebut. Sehingga kita mengetahui apa dan bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran kejuruan/vokasi tersebut.

Kurikulum 2013 memang baru mulai dilaksanakan, sejauh ini masih banyak pro dan kontra dalam masyarakat, apalagi sosialisasinya belum terlaksana secara menyeluruh. Namun sebagai anggota masyarakat, kita harus mengetahui garis besarnya agar dapat memahami sehingga dapat mendukung program tersebut. Perubahan kurikulum sejatinya dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan yang ada. Namun, karena kurikulum hanya buatan manusia, pasti selalu ada kekurangan. Maka kitalah yang harus memaksimalkan proses pendidikan agar memperoleh hasil yang baik. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, maka dapat diharapkan sasaran dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.

A. PENDAHULUAN

(2)

utama guru yaitu Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan melakukan Evaluasi Pembelajaran.

Untuk memperoleh Perangkat Kurikulum 2013 guru bisa memperoleh melalui kegiatan diklat kurikulum 2013, melalui wakasek kurikulum di sekolah yang bersangkutan atau mengunduh langsung dari berbagai situs di Internet tentang Kurikulum 2013. Berdasarkan beberapa perangkat tersebut, guru tinggal menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kemudian melaksanakan pembelajaran didalam kelas dan Melaksanakan Evaluasi pembelajaran. Beban guru menjadi berkurang dibandingkan kurikulum KTSP 2006. Dalam KTSP 2006 guru hanya diberikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, guru masih dibebani dengan mencari materi ajar yang sesuai dengan SK dan KD ,menyusun silabus , mencari dan menentukan buku yang sesuai dengan SK dan KD.

Sejalan dengan implementasi kurikulum 2013 yang telah memasuki semester dua, ternyata belum semua guru pada sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013 memiliki kesempatan yang sama dalam menerima Perangkat kurikulum 2013, yaitu sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Satu hal yang pasti untuk jenjang SMA dan SMK pelatihan guru dan perangkat kurikulum baru pada tiga pelajaran, sehingga ada yang menyebutnya dengan “ Kurikulum 3 Mata Pelajaran”. Apalagi di SMK khusus untuk guru yang mengampu Mata pelajaran Paket keahlian sama sekali belum merasakan sentuhan kurikulum 2013, Padahal beberapa sekolah sasaran sudah dinyatakan mengimplentasikan kurikulum 2013. Karena itu perlunya pengkajian tentang implementasi kurikulum2013 di SMK.

Daniel Tanner & Laurel Tanner berpendapat bahwa kurikulum adalah Pengalaman pembelajaran yang terencana dan terarah, yang disusun melalui proses rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah pengawasan lembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus memiliki minat untuk belajar sebagai bagian dari kompetensi sosial pribadinya. Menurut Romine, Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan pengalaman yang diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.

(3)

sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar.

Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional dalam pasal 1 Butir 9 UUSPN menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan tentang kurikulum ini mengandung makna bahwa kurikulum meliputi rencana, isi, dan bahan pelajaran dan cara penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

b. Fungsi Kurikulum

Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka:

 Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,  Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan

murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,  kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses

belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2) Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut:

 Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan

 Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini meliputi:

a) Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan b) Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan

(4)

3) Fungsi kurikulum yang ada di atasnya

 Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya.

 Fungsi Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar.

4) Fungsi Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.

5) Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.

6) Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.

7) Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah.

8) Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-gunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produktivitas.

c. Pengertian Kurikulum 2013

Pada tahun ajaran baru 2013/2014 pemerintah menetapkan diberlakukannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 menggantikan KTSP. Penyusunan Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan KBK yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (Sisdiknas, 2012).

(5)

(i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia ana

(ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional

(iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum

(iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global

(v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru;

(vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan karakter ini dapat menjadi lulusan yang hebat dan mampu bersaing di dunia internasional jika kurikulum dijalankan dengan baik dan benar oleh semua pihak yang bersangkutan. Dalam sejarah pendidikan Indonesia, pelaksanaan kurikulum dan proses pergantian sangatlah cepat. Seakan-akan, semuanya harus mengikuti apa yang dikehendaki penguasa. Bila sudah tidak dikehendaki maka dibuang begitu saja dan berganti dengan yang baru. Hal ini tentu saja menambah keruwetan pelaksanaan pendidikan. Akhirnya yang menjadi korban adalah rakyat dan anak-anak yang sedang mengenyam pendidikan. Pergantian kurikulum terus terjadi, Kurikulum 2004 yang disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) masih seumur jagung tiba-tiba berubah menjadi Kurikulum 2006 yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

d. Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum

(6)

C. METODE

Dengan berkembangnya kurikulum pendidikan, maka berkembang pula suatu pendidikan, terutama dalam hal pembelajaran. Sesuai dengan Kurikulum 2013, bahwa dalam hal pembelajaran peserta didik lebih ditekankan pada aspek pengembangan potensi individu masing-masing. Hal ini dibuktikan dengan mulai adanya sistem pengelompokan berdasarkan minat dari masing-masing peserta didik, tanpa melihat penjurusan IPA maupun IPS yang pada kurikulum sebelumnya diterapkan.

Melihat pada tujuan umum diberlakukannya kurikulum 2013 ini, yaitu dalam rangka mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia (Hasan, 2013 : 16)

Jika mengacu pada tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, Kurikulum 2013 mengacu pada peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2012 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, yang bertujuan membangun landasan bagi berkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, dan kepribadian luhur

b. Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif c. Sehat, mandiri, dan percaya diri dan

d. Toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

1. Pengembangan Pembelajaran

Pembelajaran (Instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pengembangan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011 : 132)

(7)

jenjang SMP, sehingga siswa SMA maupun SMK akan lebih mendalami suatu mata pelajaran.

Pandangan mengenai konsep pengajaran terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan. Sejalan dengan hal itu, pengembangan dalam motode, pendekatan, hingga model pembelajaran terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik yang juga berubah di setiap waktunya.

Pelajaran Vokasi yang sering dianggap sebagai suatu pelajaran yang monoton, membosankan, dan pandangan negatif lainnya, menuntut guru Vokasi/Kejuruan melakukan inovasi secara menyeluruh, khususnya metode, pendekatan, dan terutama model pembelajaran yang fresh, dengan tujuan menarik minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Vokasi. Jika mengacu pada Kurikulum 2013 yang lebih berorientasi pada potensi hingga penanaman nilai karakter, adapun model-model pembelajaran yang mungkin cocok dikembangkan dalam pembelajaran Vokasi/Kejuruan saat ini, yaitu (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pengembangan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011 : 199-204):

a) Model Interaksi Sosial (Social Interaction Model)

Model ini menitikberatkan pada hubungan antara individu dengan masyarakat atau dengan individu lainnya, yaitu tekanan pada proses realita. Model ini berorientasi pada prioritas terhadap perbaikan kemampuan (abilitas) individu untuk berhubungan dengan orang lain, perbaikan proses-proses demokratis dan perbaikan masyarakat. Walaupun menitik beratkan pada hubungan sosial, namun tidak berarti merupakan satu-satunya tujuan yang paling penting. Titik berat ini hanya menunjukkan bahwa hubungan sosial sebagai suatu domain yang lebih penting dibandingkan dengan domain-domain lainnya, misalnya perkembangan berpikir dan diri (self).

b) Model Proses Informasi (Information Processing Models)

Model ini berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Pemrosesan informasi mengarah kepada cara-cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan masalah serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non-verbal. Model ini berkenaan dengan kemampuan intelektual umum (general intelectual ability).

c) Model Personal (Personal Models)

(8)

d) Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavior Modification Models)

Model ini bermaksud mengembangkan sistem-sistem yang efisien serta mengarah pada tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).

e) Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)

Pembelajaran dimana tidak hanya memfokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya.

Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.

Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.

Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:

a. Teknologi dan Rekayasa

b. Teknologi Informasi dan Komunikasi

c. Kesehatan

d. Agribisnis dan Agroteknologi

e. Perikanan dan Kelautan

f. Bisnis dan Manajemen

g. Pariwisata

h. Seni Rupa dan Kriya

(9)

Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian mempertimbangkan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog. Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:

a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1)

b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2)

c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

Berikut ini Struktur Kurikulum SMA/MA dan SMK/MAK

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER

MINGGU

Kelompok A (Wajib) X XI XII

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Matematika 4 4 4

5 Vokasi Indonesia 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2

(10)

7 Seni Budaya 2 2 2

8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga,

dan Kesehatan 3 3 3

9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A

dan B per minggu 24 24 24

Kelompok C (Peminatan)

Mata Pelajaran Peminatan Akademik

(SMA/MA) 18 20 20

Mata Pelajaran Peminatan Akademik

dan Vokasi (SMK) 24 24 24

Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus

Ditempuh Perminggu (SMA) 42 44 44

Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus

Ditempuh Perminggu (SMK) 48 48 48

Sumber: Permendikbud no 70 tahun 2013

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

(11)

siswa, juga belum mendapatkan Diklat. Sehingga banyak yang mengaku menggunakan menggunakan Kurikulum KTSP 2006 dan spectrum 2009 , atau 2010.

Alasan Lain yang lebih penting yaitu tidak semua guru bisa dengan mudah memperoleh perangkat kurikulum 2013 karena:

1. Di Sekolah Kejuruan Hanya 3 mata Pelajaran yang telah memiliki Buku Pedoman guru dan buku Siswa yaitu: Matematika, bahasa Indonesia dan Vokasi. Ketiga mata pelajaran tersebut dalam struktur kurikulum masuk kelompok mata pelajaran A. 2. Untuk Mata Pelajaran kelompok B dan C.1 dan C.2 baru tersedia Kompetensi inti,

Kompetensi dasar dan Silabus.

3. Untuk Mata pelajaran dalam Kelompok C.3 atau paket keahlian KI, KD, silabus, Buku guru dan buku siswa sama sekali belum tersedia.

Berdasarkan Gambaran tersebut nampaklah bahwa guru-guru SMK khususnya yang mengampu pelajaran dalam kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C.3) masih kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Permendikbud No 70 tahun 2013 menyatakan bahwa Mata pelajaran serta KD pada kelompok Mata pelajaran Paket keahlian (C.3) ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industry. Tetapi hingga Implementasi Kurikulum 2013 memasuki semester dua, kompetensi dasar dan perangkat lain belum juga tersosialisasikan.

Haruskah Implementasi kurikulum 2013 untuk kelompok mata pelajaran Paket Keahlian( C.3) dikatakan gagal atau belum terimplementasikan?? Tentunya SMK yang mengimplemetasikan Kurikulum 2013 tidak mau dikatakan gagal atau belum sama sekali mengimplementasikan. Karena ada beberapa solusi yang telah dilakukan agar Kurikulum 2013 terimplementasikan dengan sebaik mungkin di SMK, termasuk kelompok matapelajaran Paket keahlian (C.3). Beberapa solusi yang telah dilakukan antara lain:

1. Menerima dengan baik kurikulum 2013 dan melengkapi apa yang belum sempurna dari kurikulum 2013, termasuk untuk Kelompok mata pelajaran paket keahlian dengan cara belajar dari guru 3 mata pelajaran yang sudah didiklat dan menyesuaikan dengan mata pelajran yang diampu.

2. Untuk Buku guru dan buku siswa , guru menyiasati dengan mengkompilasikan buku-buku sesuai kurikulum spectrum2009/2010 , dan buku-buku referensi lain yang relevan.

3. Kompetensi Inti menyesuaikan dengan kurikulum 2013 yang terdiri dari Kompetensi Sikap (Spiritual dan Sosial), Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Ketrampilan.

(12)

5. Penulisan perangkat pembelajaran menyesuaikan dengan sistematika kurikulum 2013 yaitu sesuai dengan permendiknas no 65 Th 2013 dan permendiknas No 81 A tentang implementasi kurikulum. Pembelajaran menggunakan mendekatan Scientifik dan dan penilaian Autentik.

Dari beberapa hal yang telah dilakukan menunjukan bahwa kurikulum 2013 bisa juga diimplementasikan di SMK kelompok mata pelajaran paket keahlian, walaupun dengan segala keterbatasan. Sesuai dengan semboyan “SMK BISA “ Mudah-mudahan kedepan Implementasi Kurikulum 2013 Khususnya Untuk SMK menjadi lebih baik lagi dan telah siap segala perangkat untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.

E. SIMPULAN

Kurikulum 2013 memang baru dicanangkan, kehadirannya dirasa mampu meningkatkan efektivitas pendidikan, sehingga mampu memberikan bekal yang cukup bagi generasi masa depan. Kurikulum ini diharapkan dapat menjawab tantangan dari perkembangan dunia, dengan modal yang cukup kuat, kita akan memperoleh bonus demografi pada 2045, sehingga perlu mempersiapkan generasi-generasi emas. Memang tidak ada yang benar-benar sempurna, maka dalam pelaksanaannya harus terus dievaluasi kekurangannya, agar dapat lebih ditingkatkan lagi di kemudian hari.

Sebaiknya pelaksanaan kurikulum 2013 itu ditunda dulu. Pemerintah tidak perlu terburu-buru dan tergesa-gesa tapi dikaji secara mendalam sehingga bisa menjawab kebutuhan generasi masa depan. Pemerintah menyusun kurikulumnya dulu secara lengkap (membuat buku draft kurikulum yang lengkap) kemudian draft itu diuji oleh para pakar dan masyarakat. Draft kemudian disempurnakan sesuai saran-saran pakar. Setelah lolos uji pakar, barulah diperkenalkan pada guru-guru sehingga setiap guru memahami kurikulum baru tersebut dengan baik. Dibuat pelatihan-pelatihan guru (in house training) untuk memahami dengan baik kurikulum tersebut sebelum mereka melaksanakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2013,”Pedoman Pemberian Implementasi Kurikulum 2013” Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Parlina susi Siswanti,2014” Implementasi Kurikulum 2013 Suatu Analisis Deskriptif Kualitatif, Dikaji dari Komponen Pendidikan” Program Studi Administrasi Pendidikan,Program Pascasarjana,Universitas Pakuan,Bogor

Lilis Sulianita, S.Pd,MM,2014“Di Keluhkan !!” “Implementasi Kurikulum 2013 Di Smk” Artikel Yang Diposting Pada Kompasiana.Com

Nurul Fajri,2013,”Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran

sejarah”http://sejarahakademika.blogspot.com/2013/08/implementasi-kurikulum-2013-dalam.html

(13)

Rusman,2013,”Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru)”Seri manajemen Sekolah Bermutu,Edisi pertama,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Muhammad Kurdi, kiprah yang diawalinya dengan penerjemahan kitab-kitab, pendirian Pesantren Cibabat, menjadi elite penghulu Bandung, serta pimpinan Tarekat Qadiriyah

Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,

(2) Sikap dan partisipasi siswa sangat antusias hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang sangat mendapat dukungan oleh para

Pendekatan kontekstual ( Contextual Teaching and learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

Pada penulisan ilmiah ini penulis mencoba membuat suatu aplikasi secara komputerisasi pada Toko Mega Cellular Bekasi yang digunakan dalam pencatatan penjualan. Penulis

Dengan penggunaan bit rate dan spectrum yang besar, IMT-2000 akan dapat memberikan layanan yang jauh lebih banyak daripada sistem komunikasi bergerak

Peran keindahan selalu terkait dengan kehidupan sosial budaya manusia sehari-hari, misalnya: dalam arsitektur rumah tinggal, menata interior/eksterior, berbusana, menikmati

Ibu S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE., MA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan Dosen Pembimbing I yang