• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Tata Hubungan Kerja Direksi Dan Dewan Komisaris Board Manual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Pedoman Tata Hubungan Kerja Direksi Dan Dewan Komisaris Board Manual"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Jl. Si Phone: (62-22) 2038966 , F

BOAR

l. Sindangsirna No.4 Bandung 40153 – Indonesia Fax: (62-22) 2031455, Email:ptpn8@pn8.co.id Webs

ARD MANUAL

(2)
(3)

XII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VIII (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 19);

4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara;

5. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara;

Memperhatikan : 1. Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VIII sesuai Akte Notaris Harun Kamil, SH Nomor 41 tanggal 11 Maret 1996 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Akte Notaris Yuliani Idawati,SH,S.Pn Nomor 13 tanggal 12 Oktober 2009;

2. Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Nomor : KEP/I.1/343/III/2011 tanggal 24 Maret 2011 tentang Pedoman Umum Tata Persuratan Dinas PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero);

3. Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Nomor : KEP/I.1/86/II/2012 tanggal 27 Februari 2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

(4)
(5)

NOMOR : KEP/I.1/ 777 /XI/2012 NOMOR : SK/DEKOM/06 /XI/2012 TANGGAL : 15 November 2012

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Maksud dan Tujuan... 1

C. Ruang Lingkup ... 2

D. Pengertian... 2

BAB II PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS ... 3

BAB III DIREKSI ... 4

A. Organisasi Direksi 1. Keanggotaan... 5

2. Persyaratan Keanggotaan ... 5

3. Pengangkatan... 7

4. Masa Jabatan... 7

5. Pemberhentian... 7

B. Tugas, Tanggung Jawab, Kewajiban dan Wewenang ... 8

1. Tugas ... 8

a. Umum ... 8

b. Penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)... 9

c. Penyusunan dan Penyampaian Laporan ... 10

d. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ... 10

e. Pembangunan & Pelaksanaan Program Manajemen Risiko .. 11

f. Pengelolaan Aset ... 11

g. Penerapan Sistem Manajemen Mutu... 12

h. Pembangunan dan Pelaksanaan Tata Kelola Teknologi Informasi ... 12

i. Pembangunan dan Penerapan Sistem Pengendalian Internal 12 j. Pengelolaan Informasi ... 13

k. Pengelolaan Hubungan dengan Pemangku Kepentingan ... 14

(6)

2. Tanggung Jawab ... 17

3. Kewajiban ... 17

4. Wewenang ... 19

a. Umum ... 19

b. Pendelegasian Wewenang... 19

c. Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris... 20

d. Kewenangan Direksi yang memerlukan tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan RUPS... 21

C. Benturan Kepentingan... 21

D. Pembagian Tugas Direksi... 22

E. Hak-hak Direksi ... 23

F. Pendidikan Berkelanjutan... 24

G. Organ Pendukung ... 24

1. Sekretaris Perusahaan... 24

2. Satuan Pengawasan Intern... 25

H. Penilaian dan Penghasilan Direksi ... 25

1. Penilaian Direksi ... 25

2. Penghasilan Direksi ... 26

a. Gaji ... 26

b. Tunjangan ... 26

c. Fasilitas ... 27

d. Pajak... 28

e. Tantiem ... 28

BAB IV DEWAN KOMISARIS ... 29

A. Organisasi Dewan Komisaris... 29

1. Keanggotaan... 29

2. Persyaratan ... 29

3. Pengangkatan... 30

4. Masa Jabatan... 30

5. Pemberhentian... 30

B. Tugas, Tanggung Jawab, Kewajiban dan Wewenang ... 31

1. Tugas ... 31

2. Tanggung Jawab ... 31

3. Kewajiban ... 31

4. Wewenang ... 32

C. Benturan Kepentingan... 33

D. Hak-hak Dewan Komisaris ... 34

(7)

G. Penilaian dan Penghasilan Dewan Komisaris ... 37

1. Penilaian Kinerja Dewan Komisaris ... 37

2. Penghasilan Dewan Komisaris... 37

a. Honorarium... 37

b. Tunjangan ... 38

c. Fasilitas ... 38

d. Pajak... 39

e. Tantiem ... 39

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) disingkat PTPN VIII (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang melakukan kegiatan usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri serta optimalisasi pemanfaaatan sumber daya perseroan untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Dalam menjalankan operasi perusahaan, PTPN VIII (Persero) harus tunduk pada semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Direksi dan Dewan Komisaris sebagai organ utama perusahaan dalam

melaksanakan tugasnya mempunyai peran yang sangat penting, sehingga diperlukan suatu pedoman kerja (board manual) selanjutnya disebut Board Manualsebagai pedoman bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya untuk memenuhi kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Board Manual ini disusun dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 mengenai Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, dan dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian dan Kewajaran, sesuai dengan standar etika dan nilai yang berlaku dalam perusahaan, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan1.

B. Maksud dan Tujuan

Board Manual ini disusun sebagai pedoman agar Direksi dan Dewan Komisaris dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efisien, efektif, transparan, kompeten, independen, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

1

(9)

C. Ruang Lingkup

Board Manual ini berlaku bagi pelaksanaan hubungan kerja antar Direksi dan Dewan Komisaris PTPN VIII (Persero) dengan mengacu pada ketentuan, yang dalam Anggaran Dasar dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Pengertian

1. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance), yang selanjutnya disebut GCG adalah prinsip-prinsip, yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha2;

2. Perusahaan adalah PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perkebunan XII dan Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perkebunan XIII menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero);

3. Organ Utama Perusahaan adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris3;

4. Organ Pendukung adalah organ perusahaan yang membantu Organ Utama (Dewan Komisaris dan Direksi) dalam menerapkan praktik-praktikGCG;

5. Pemegang Sahamadalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang dapat memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada perorangan atau badan hukum untuk mewakilinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)4;

6. Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas, yang ditentukan dalam undang-undang dan/atau anggaran dasar5;

7. Direksi adalah Organ Perseroan, yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar6;

8. Dewan Komisaris adalah organ perseroan, yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Persero7;

2

PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pasal 1 angka 1

3

UU No.40 Tahun 2007, Pasal 1 angka 2

4

UU No.19 Tahun 2003, Pasal 14 ayat (1), (2) dan PP No.41 Tahun 2003, Pasal (1), (2)

5

UU No.40 Tahun 2007, Pasal 1 angka 4 dan UU No.19 Tahun 2003, Pasal 1 angka 13

6

UU No.40 Tahun 2007, Pasal 1 angka 5 dan UU No.19 Tahun 2003, Pasal 1 angka 9

7

(10)

9. Komite-komite Dewan Komisaris adalah organ pendukung GCG yang berbentuk komite atau tenaga ahli yang diangkat dan bekerja untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris;

10. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, karena mempunyai hubungan hukum dengan perusahaan8.

8

(11)

BAB II

PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Hubungan kerja Direksi dan Dewan Komisaris berlandaskan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris menghormati tanggungjawab dan wewenang Direksi dalam mengelola perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun Anggaran Dasar Perusahaan;

2. Direksi menghormati tanggungjawab dan wewenang Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengelolaan Perusahaan;

3. Setiap hubungan kerja antara Direksi dengan Dewan Komisaris merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, dalam arti senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan; 4. Hubungan kerja Direksi dan Dewan Komisaris adalah hubungan check and

balancesdalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan fungsi masing-masing, Direksi dan Dewan Komisaris memiliki komitmen yang tinggi untuk secara bersama-sama:

1. Merealisasikan tujuan Perusahaan berupa tercapainya kelangsungan usaha Perusahaan dalam jangka panjang yang tercermin pada:

a. TercapainyaValue of the Firmsebagaimana diharapkan oleh Pemegang Saham. b. Terlaksananya dengan baik internal kontrol dan manajemen resiko.

c. Tercapainya imbal hasil (return) yang wajar bagi Pemegang Saham. d. Terlindunginya kepentinganstakeholderssecara wajar.

e. Terlaksananya suksesi kepemimpinan dan kontinuitas manajemen di seluruh jajaran organisasi Perusahaan.

f. Terpenuhinya pelaksanaanGCG.

2. Menyepakati hal-hal di bawah ini untuk mendukung pencapaian visi dan misi serta strategi Perusahaan :

a. Sasaran Usaha, Strategi, Rencana Jangka Panjang maupun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan;

b. Kebijakan dalam memenuhi ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan;

c. Kebijakan dan metode penilaian kinerja perusahaan, unit-unit dalam organisasi perusahaan dan personalianya;

(12)

BAB III DIREKSI

A. Organisasi Direksi 1. Keanggotaan

a. Jumlah anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS disesuaikan dengan kebutuhan perseroan. Dalam hal Direksi terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang anggota Direksi, seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama9.

b. Pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS10.

2. Persyaratan Keanggotaan

Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta memiliki dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan11.

Persyaratan untuk dapat dicalonkan menjadi anggota Direksi adalah:

a. Persyaratan Formal12

Persyaratan formal Anggota Direksi Persero adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan pernah:

1) dinyatakan pailit;

2) menjadi Anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu BUMN dan/atau Perusahaan dinyatakan pailit;

3) dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara, BUMN, Perusahaan, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

b. Persyaratan Materil13

1) Pengalaman, dalam arti yang bersangkutan memiliki rekam jejak

(track record) yang menunjukkan keberhasilan dalam pengurusan BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan.

2) Keahlian, dalam arti yang bersangkutan memiliki :

9

PP No.45 Tahun 2005, Pasal 18 dan Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (1)

10

UU No.40 Tahun 2007, Pasal 92 ayat (5)

11

PP No.45 Tahun 2005, Pasal 17 ayat (1)

12

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (2), (3) dan (5)

13

(13)

a) Pengetahuan yang memadai di bidang usaha BUMN yang bersangkutan;

b) Pemahaman terhadap manajemen dan tata kelola perusahaan; c) Kemampuan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan

strategis dalam rangka pengembangan BUMN.

3) Integritas dalam arti yang bersangkutan tidak pernah terlibat:

a) Perbuatan rekayasa dan praktek-praktek menyimpang, dalam

pengurusan BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang

bersangkutan bekerja sebelum pencalonan (berbuat tidak jujur); b) Perbuatan cidera janji yang dapat dikategorikan tidak memenuhi

komitmen yang telah disepakati dengan

BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan (berperilaku tidak baik);

c) Perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan secara melawan hukum kepada pribadi calon Anggota Direksi, pegawai BUMN/Perusahan/Lembaga tempat yang bersangkutan

bekerja, atau golongan tertentu sebelum pencalonan

(berperilaku tidak baik);

d) Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pengurusan perusahaan yang sehat (perilaku tidak baik).

4) Kepemimpinan, dalam arti yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk:

a) Memformulasikan dan mengartikulasikan visi perusahaan. b) Mengarahkan pejabat dan karyawan perusahaan agar mampu

melakukan sesuatu untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

c) Membangkitkan semangat (memberi energi barn) dan

memberikan motivasi kepada pejabat dan karyawan perusahaan untuk mampu mewujudkan tujuan perusahaan.

5) Memiliki kemauan yang kuat (antusias) dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan BUMN yang bersangkutan.

c. Persyaratan Lain14

1) bukan pengurus partai politik, dan/atau anggota legislatif, dan/atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif;

2) bukan kepala/wakil kepala daerah dan/atau tidak sedang

mencalonkan diri sebagai calon kepala/wakil kepala daerah; 3) berusia tidak melebihi 58 tahun ketika akan menjabat Direksi;

4) tidak sedang menjabat sebagai pejabat pada Lembaga, Anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN, Anggota Direksi pada BUMN dan/atau Perusahaan, kecuali menandatangani surat pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai Anggota Direksi BUMN.

14

(14)

5) tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Anggota Direksi, kecuali menandatangani surat pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai Anggota Direksi.

6) tidak menjabat sebagai Anggota Direksi pada BUMN yang

bersangkutan selama 2 (dua) periode berturut-turut.

7) sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita suatu penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai Anggota Direksi) yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari rumah sakit pemerintah.

3. Pengangkatan

a. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS15.

b. Keputusan RUPS mengenai pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi juga menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan dan

pemberhentian tersebut. Dalam hal RUPS tidak menetapkan,

pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi mulai berlaku sejak penutupan RUPS16.

c. Anggota Direksi diangkat dari calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS17.

d. Calon anggota Direksi dapat diusulkan oleh Dewan Komisaris.

e. Calon anggota Direksi yang ditetapkan sebagai anggota Direksi adalah calon yang lulus seleksi melalui uji kelayakan dan kepatutan18.

f. Calon anggota Direksi yang telah dinyatakan lulus wajib menandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkan pengangkatannya sebagai anggota Direksi19.

4. Masa Jabatan

Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan20.

5. Pemberhentian

a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu21, apabila berdasarkan kenyataan anggota Direksi yang bersangkutan antara lain22:

1) Tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen;

15

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (7)

16

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (8)

17

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (10)

18

PP No.45 Tahun 2005, Pasal 16 ayat (1)

19

PP No.45 Tahun 2005, Pasal 16 ayat (3)

20

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (11)

21

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (13)

22

(15)

2) Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

3) Tidak dapat melaksanakan ketentuan perundang-undangan dan/atau ketentuan Anggaran Dasar;

4) Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara; 5) Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang

seharusnya dihormati sebagai anggota Direksi BUMN;

6) Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

7) Mengundurkan diri.

8) Alasan lainnya yang dinilai tepat demi kepentingan dan tujuan Perseroan23.

b. Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris apabila tindakan anggota Direksi bertentangan dengan Anggaran Dasar atau terdapat indikasi melakukan kerugian Perseroan atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan24.

c. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila25: 1) Meninggal dunia;

2) Masa jabatannya berakhir;

3) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS;

4) Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi

berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan, termasuk tetapi tidak terbatas pada rangkap jabatan yang dilarang dan pengunduran diri.

B. Tugas, Tanggung Jawab, Kewajiban dan Wewenang

1. Tugas

a. Umum26

1) Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

2) Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan.

3) Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta wajib

23

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (15)

24

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (33)

25

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (30)

26

(16)

melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran.

b. Penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)27

1) Dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktifitas Perseroan, Direksi wajib menyusun Rencana Jangka Panjang sebagai rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun28. Perumusan RJPP dilakukan oleh

seluruh jajaran perusahaan dan merupakan tanggung jawab

manajemen29. Proses penyusunan dan pengesahan RJPP mencakup: a) Direksi membentuk Tim yang bertugas untuk menyusun RJPP30.

Penyusunan RJPP dilakukan dengan mempertimbangkan

lingkungan internal dan eksternal perusahaan, melakukan analisa

kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman (SWOT),

mempertimbangkan masukan yang diperoleh dari berbagai fungsi/unit kerja.

b) RJPP sekurang-kurangnya memuat:

(1) evaluasi pelaksanaan RJP sebelumnya; (2) posisi perusahaan saat ini;

(3) asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJPP;

(4) penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan, dan program kerja jangka panjang.

c) Menyampaikan rancangan RJPP kepada Dewan Komisaris untuk mendapat masukan/rekomendasi.

d) Dewan Komisaris mengkaji dan memberikan pendapat mengenai RJPP yang disiapkan Direksi sebelum ditandatangani bersama. e) Menyampaikan rancangan RJPP yang telah ditandatangani

bersama dengan Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk mendapat pengesahan RUPS dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

2) Sebagai penjabaran tahunan dari RJPP, Direksi wajib menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk setiap tahun buku31, yang sekurang-kurangnya memuat32:

a) Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan, dan program kerja/kegiatan;

b) Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program kerja/kegiatan;

c) Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya; d) Program Kerja Tahunan Dewan Komisaris, dan

27

PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pasal 20 dan Pasal 20

28

KEPMEN BUMN No.KEP-102/MBU/2002, Pasal 2 dan PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pasal 20 ayat (1)

29

KEPMEN BUMN No.KEP-102/MBU/2002, Pasal 5 ayat (2)

30

Code of Corporate Governance

31

KEPMEN BUMN No.KEP-101/MBU/2002, Pasal 2 ayat (1)

32

(17)

e) Hal-hal lain yang memerlukan keputusan RUPS.

Rancangan RKAP yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk dikaji dan ditandatangani sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham33. Menyampaikan rancangan RKAP yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris kepada Pemegang

Saham untuk mendapatkan persetujuan RUPS dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku34.

3) Penyusunan RJPP dan RKAP dilakukan dengan mengkombinasikan pendekatantop downdanbottom up.

c. Penyusunan dan Penyampaian Laporan

1) Direksi wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Manajemen Perusahaan meliputi Laporan Manajemen Bulanan35, Laporan Manajemen Triwulanan, Laporan Manajemen Tahunan, dan Laporan

Tahunan (Annual Report). Di samping Laporan Manajemen

Perusahaan, Direksi wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan secara terpisah sesuai ketentuan yang berlaku36.

2) Laporan lain yang harus diberikan Direksi kepada Dewan Komisaris adalah :

a) Laporan mengenal pelaksanaan tugas SPI,

b) Laporan mengenai pengembangan dan suksesi manajer

kunci/senior perusahaan,

c) Laporan mengenai penggantian Dewan Komisaris dan atau Direksi pada Anak Perusahaan,

d) Laporan mengenai pelaksanaan manajemen risiko dan laporan kinerja penggunaan teknologi informasi.

3) Laporan kepada pihak ketiga baik instansi Pemerintah maupun lembaga lain hanya dapat diberikan Direksi dan unsur pimpinan unit usaha yang diberikan wewenang di daerah untuk hal-hal yang bersifat rutin operasional.

4) Pelaporan pada hakekatnya dilaksanakan secara berjenjang.

d. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham

1) Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa dengan didahului pemanggilan RUPS37.

2) Dalam RUPS Tahunan untuk menyetujui Laporan Tahunan, Direksi menyampaikan Laporan Tahunan, Usulan Penggunaan Laba Bersih

33

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 17 ayat (2)

34

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 17 ayat (3)

35

Code of Corporate Governance

36

KEPMEN BUMN No.KEP-211/P-PBUMN/1999, Pasal 2

37

(18)

Perseroan, dan hal-hal lain yang perlu persetujuan atau pengesahan RUPS untuk kepentingan Perseroan38.

3) Dalam RUPS Tahunan untuk menyetujui RKAP, Direksi menyampaikan RKAP termasuk Proyeksi Laporan Keuangan39.

4) Melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima40.

e. Pembangunan dan Pelaksanaan Program Manajemen Risiko41

1) Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko perusahaan secara terpadu sebagai bagian dari pelaksanaan programGCG.

2) Dalam setiap pengambilan keputusan/tindakan, Direksi harus mempertimbangkan risiko usaha.

3) Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan, dengan: a) membentuk unit kerja tersendiri yang ada di bawah Direksi; atau b) memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan relevan

untuk menjalankan fungsi manajemen risiko.

4) Bertanggung jawab menetapkan tingkat risiko yang dipandang wajar, prospektif dapat diterima, dan disetujui bersama, dengan menggunakan pendekatan yang faktual, disiplin, terkoordinasi, dan terukur.

5) Memastikan bahwa perusahaan memiliki dan menjalankan proses manajemen risiko yang tepat dan sistimatis.

6) Memonitor, mengawasi dan melaporkan kepada Dewan Komisaris tentang risiko-risiko usaha yang dihadapi dan ditangani.

7) Menilai keandalan dan menyempurnakan sistim manajemen risiko.

f. Pengelolaan Aset42

1) Menunjuk pejabat yang bertanggungjawab atas pengelolaan setiap aset perusahaan.

2) Menetapkan kebijakan yang mengatur mekanisme penggunaan atau pemanfaatan aset oleh setiap unit kerja yang dapat diukur dengan parameter permanfaatan aset yang sehat.

3) Melakukan analisis atas manfaat ekonomis aset berdasarkan kondisi fisik, perkembangan teknologi, maupun perkembangan bisnis perusahaan.

38

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 21 ayat (2)

39

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 21 ayat (3)

40

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 23 ayat (9)

41

PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pasal 25 danCode of Corporate Governance

42

(19)

4) Aset yang tidak memberikan nilai tambah (non produktif) dapat diusulkan untuk dijual, dipertukarkan, dikerjasamakan, atau dihapuskan dan pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, perundang-undangan dan peraturan perusahaan yang berlaku.

5) Melakukan penilaian kembali aset perusahaan secara berkala dengan memperhatikan kebutuhan perusahaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

g. Penerapan Sistem Manajemen Mutu43

1) Menerapkan sistim manajemen mutu secara konsisten dan terpadu di semua fungsi dan tingkatan dengan memperhatikan efektivitas proses bisnis dan kinerja perusahaan secara menyeluruh dalam rangka peningkatan produktivitas dan daya saing.

2) Membentuk struktur organisasi manajemen mutu dan struktur mutu yang dapat melakukan tugasnya secara efektif dan didukung oleh

assesormutu.

3) Meminta bantuanassessormutu.

h. Pembangunan dan Pelaksanaan Tata Kelola Teknologi Informasi44

1) Membangun tata kelola teknologi informasi yang efektif untuk mendukung terciptanya produk yang unggul dan kompetitif.

2) Menerapkan mekanisme penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa perangkat-perangkat dan sistim yang digunakan dalam teknologi informasi berada pada kualitas yang standar.

3) Menciptakan adanya integritas dalam menjamin keamanan

pengelolaan teknologi informasi yang terintegrasi dan handal melalui :

a) Penyusunan master plan pembangunan dan pengembangan

teknologi informasi yang fleksibel termasuk rencana pelatihan dan pengembangan pengguna serta evaluasi secara berkala; b) Penerapan executive information system dan/atau decision

support system yang dapat mempresentasikan keadaan bisnis untuk membantu manajemen;

c) Penggunaan program aplikasi back office system dan aplikasi ekstensi lainnya yang terintegrasi.

4) Menyampaikan laporan pelaksanaan tata kelola teknologi informasi secara periodik kepada Dewan Komisaris.

5) Menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi tata kelola teknologi informasi di perusahaan.

43

Code of Corporate Governance

44

(20)

i. Pembangunan dan Penerapan Sistem Pengendalian Internal45

1) Direksi harus menetapkan suatu sistem pengendalian intern yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset perusahaan.

2) Direktur Utama bertanggung jawab penuh atas efektivitas

pengendalian internal atas rancangan, pelaksanaan dan

pemeliharaan secara keseluruhan serta berkewajiban menetapkan arahan dan melakukan tindakan-tindakan untuk menjamin bahwa seluruh aktivitas pengendalian internal perusahaan berjalan dengan baik.

3) Direksi bertanggung jawab atas efektivitas pengendalian internal meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan yang terkait dengan seluruh kegiatan pada direktoratnya masing-masing seperti:

a) pengamanan sumberdaya perusahaan yang berada dibawah

penguasaan direktoratnya;

b) transaksi yang berkaitan dengan perubahan sumberdaya atau aset perusahaan yang berada didalam pengelolaannya;

c) revenue assurance;

d) Tercapainyacost-leadership;

e) tercapainya target pendapatannon core.

4) Selain itu, Direktur Keuangan bertanggung jawab untuk:

a) mengintegrasikan sistem informasi yang diperlukan untuk memperoleh informasi dan analisis keuangan yang handal dan tepat waktu;

b) Mendokumentasikan pelaksanaan pengendalian internal dalam rangka pelaporan keuangan.

5) Menyusun dan melaksanakan ketentuan yang mengatur mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan di perusahaan (whistleblowing system).

j. Pengelolaan Informasi46

1) Menetapkan kebijakan internal terkait akses informasi, kerahasiaan informasi, keterbukaan informasi, dan kepemilikan informasi serta

intangible asset sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan perusahaan.

2) Memastikan bahwa auditor eksternal, SPI dan Komite Audit, serta komite lainnya jika ada, memiliki akses terhadap catatan akuntansi,

data penunjang, dan informasi mengenai perusahaan yang

diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.

45

PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pasal 26 dan Keputusan Direksi PTPN VIII (Persero) No.KEP/I.1/636/VI/2011

46

(21)

3) Menunjuk pejabat yang bertanggungjawab atas pengelolaan informasi perusahaan. Pejabat yang dapat ditunjuk sebagai juru bicara perusahaan adalah Komisaris Utama, Direksi, Sekretaris Perusahaan, atau pejabat lainnya yang ditunjuk.

4) Mengungkapkan informasi penting dan relevan kepada stakeholders

secara tepat waktu, akurat, jelas dan objektif, baik dalam Laporan Tahunan, Laporan Keuangan atau melalui media lainnya seperti

website, bulletin, dan sebagainya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

k. Pengelolaan Hubungan dengan Pemangku Kepentingan(Stakeholders)47

1) Menetapkan batasan pemangku kepentingan (stakeholders)

perusahaan.

2) Menghormati hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau

perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan karyawan,

pelanggan, pemasok, kreditur, masyarakat sekitar dan pemangku kepentingan lainnya.

3) Menetapkan arah pengelolaan pemangku kepentingan(stakeholders)

pada kepentingan bisnis perusahaan dengan memperhatikan

tanggungjawab sosial perusahaan sehingga tercapai keseimbangan dan keharmonisan antara:

a) Dimensi bisnis yang berorientasi pada laba (profit oriented) dan kepuasan pelanggan.

b) Dimensi sosial yang menyangkut aspek etika usaha dan

tanggungjawab sosial perusahaan, kondisi kesehatan dan keselamatan serta kesejahteraan pekerja dan aspek sosial kemasyarakatan.

c) Dimensi lingkungan yang mengarahkan perusahaan untuk

memperhatikan aspek kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup disekitar unit operasi/lapangan usaha.

4) Memastikan bahwa pengelolaan pemangku kepentingan

(stakeholders) didasarkan prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabillitas, responsibillitas, kemandirian dan kewajaran.

5) Memastikan bahwa hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders)

harus dihormati, dilindungi dan dipenuhi oleh perusahaan, antara lain melalui pemberian informasi yang relevan dan penting secara transparan, akurat dan tepat waktu dan melalui mekanisme komunikasi yang sehat dan beretika.

47

(22)

6) Menciptakan kondisi dimana pemangku kepentingan (stakeholders)

ikut serta dalam membantu perusahaan bersama-sama mentaati ketentuan yang berlaku.

l. Pengelolaan Keuangan48

1) Memastikan bahwa keuangan perusahaan dikelola secara profesional (tertib, taat peraturan & RKAP, efisien, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan bertanggungjawab) dengan mempertimbangkan risiko serta menggunakan prinsip kehati-hatian, dan mencerminkan pengelolaan aktiva dan kewajiban yang seimbang.

2) Menetapkan prosedur, kebijakan serta peraturan yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan baik pendapatan maupun biaya, dan selalu mereview dengan memperhatikan standar akuntansi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta sebagai cermin sistim pengendalian internal yang baik.

3) Memastikan bahwa pengelolaan keuangan dimaksudkan untuk

meningkatkan nilai perusahaan prinsip sadar biaya (cost consciuosness),profit orienteddanfund managementyang baik serta mempertimbangkan risiko.

4) Menyusun perencanaan keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang terintegrasi dan mampu mencerminkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan.

5) Menetapkan target pendapatan dan biaya yang realistis.

6) Memastikan bahwa pengelolaan keuangan dilakukan dengan

memperhatikan pemisahan tugas (segregation of duties) antara fungsi perencanaan, pelaksanaan, vertifikasi, pencatatan dan pelaporan, penyimpanan dan penyetoran dana serta otorisasi dan adanya pemisahan pengelolaan keuangan yang jelas.

m. Keselamatan dan Kesempatan Kerja Serta Pelestarian Lingkungan49

1) Memastikan bahwa aset dan lokasi usaha serta fasilitas perusahaan lainnya telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan.

2) Menerapkan kebijakan di bidang K3 dan Perlindungan Lingkungan, termasuk penerapan Sistim Manajemen K3 dan Perlindungan Lingkungan untuk melindungi pekerja, mitra kerja, masyarakat, dan lingkungan serta menjaga aset perusahaan.

48

Code of Corporate Governance

49

(23)

3) Secara konsisten dan berkesinambungan menerapkan, mensosialisasikan dan menjamin implementasi budaya K3 dan Perlindungan Lingkungan oleh seluruh pekerja dan mitra kerja.

4) Mengalokasikan sumber daya dan dana yang memadai untuk

mendukung pelaksanaan program K3 dan Perlindungan Lingkungan dalam rangka dipenuhinya standar yang diperlukan.

5) Melakukan pembinaan terhadap pekerja dan mitra kerja dalam rangka meningkatkan kompetensi di bidang penanganan K3 dan Perlindungan Lingkungan.

6) Mengutamakan tindakan yang bersifat promotif dan preventif untuk mengantisipasi situasi keadaan darurat (emergency respond plan) meliputi pemasangan rambu-rambu, pelatihan, sosialisasi, safety talk/meeting, penyediaan sarana keselamatan kerja dan updating

prosedur keselamatan, serta membentuk tim penanggulangan kondisi darurat baik di dalam maupun di luar jam kerja.

7) Mengupayakan peningkatan kondisi lingkungan kerja melalui indentifikasi, pemantauan (monitoring), dan pengendalian potensi bahaya kesehatan dengan menggunakan sarana yang memadai guna terciptanya kondisi kerja yang kondusif.

8) Menjaga kelestarian lingkungan melalui identifikasi, pemantauan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap potensi terjadinya pencemaran lingkungan.

9) Memiliki tolok ukur keberhasilan penerapan K3 dan Perlindungan Lingkungan yang mengacu pada standar yang berlaku untuk menilai efektivitas pelaksanaan standar.

n. Pengelolaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan50

1) Melaksanakan program kemitraan, pemberian pinjaman dan hibah sesuai dengan prioritas yang ditetapkan untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan perusahaan.

2) Melaksanakan program bina lingkungan melalui pemberian bantuan

kepada korban bencana alam, pendidikan atau pelatihan,

peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan prasarana dan sarana umum serta sarana ibadah sesuai dengan prioritas yang ditetapkan dengan koordinasi bersama Pemda dan masyarakat setempat.

3) Melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

rangka mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang

harmonis antara perusahaan dengan masyarakat sekitar sehingga tercipta kondisi yang kondusif dalam mendukung pengembangan usaha dan pertumbuhan perusahaan.

50

(24)

4) Memberikan konstribusi yang menyentuh kehidupan masyarakat

sehingga dapat membantu mengatasi atau mengurangi

permasalahan sosial yang terjadi di sekitar lingkungan perusahaan.

5) Menumbuhkan citra positif bagi perusahaan di mata masyarakat sekitar dan pemangku kepentingan lainnya.

6) Ikut menciptakan kondisi sosial yang baik sehingga dapat menumbuhkan sikap masyarakat yang partisipasi dan mandiri.

o. Pengelolaan SDM51

1) Mengantisipasi kebutuhan penyediaan pekerja bagi perusahaan, dengan didasarkan pada analisis organisasi (disain pekerjaan, pekerjaan, formasi jabatan, evaluasi jabatan, kompetensi, perputaran pekerjaan) dan analisia kebutuhan jabatan minimal untuk 3 (tiga) tahun ke depan, mempertimbangkan visi, misi, tujuan, dan strategi, beban kerja, anggaran perusahaan, dan data kekuatan pekerjaan.

2) Mengutamakan pengisian formasi jabatan struktural berasal dari dalam perusahaan, dan apabila berasal dari dalam perusahaan, dan

apabila berasal dari luar perusahaan dilakukan dengan

mempertimbangkan peraturan perundang-undangan

ketenagakerjaan yang berlaku.

3) Menjamin penerimaan tenaga kerja dilakukan melalui pola rekrutasi yang transparan dan obyektif.

4) Penempatan pekerja dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan perjanjian kerja yang disepakati berdasarkan prinsip-prinsipthe right man at the right place dan equal pay for equal job.

5) Menetapkan pola pengembangan kompetensi SDM yang dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan melalui jalur pendidikan dan pelatihan serta jalur penugasan khusus guna pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja perusahaan, dan sekaligus pengembangan karier pekerja.

2. Tanggung Jawab52

a. Direksi bertanggung jawab penuh atas pencapaian kinerja dan pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan53.

b. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh

tanggungjawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha

51

Pola Rekrutasi dan Pengembangan Kompetensi SDM PTPN VIII (Persero)

52

UU No.40 Tahun 2007, Pasal 97 ayat (1) s.d (5), UU No.19 Tahun 2003, Pasal 5 ayat (2)dan Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero) Pasal 11 ayat (5)

53

(25)

Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku54.

c. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya. Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih maka tanggung jawab berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi, kecuali dapat dibuktikan bahwa:

1) kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

2) telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan; 3) tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak

langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan

4) telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

3. Kewajiban

Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berkewajiban untuk55:

a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan

Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;

b. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham;

c. Memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;

d. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, dan Risalah Rapat Direksi;

e. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban

pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan;

f. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit;

g. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada Rapat Umum Pemegang Saham untuk disetujui dan disahkan, serta laporan mengenai hak-hak Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain sebagai akibat penghapusbukuan piutang;

54

UU No.40 Tahun 2007, Pasal 97 ayat (2) dan Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero) Pasal 11 ayat (5)

55

(26)

h. Memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan;

i. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

j. Menyampaikan laporan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia;

k. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan, dokumen keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf d dan e, dan dokumen Perseroan lainnya;

l. Menyimpan di tempat kedudukan Perseroan : Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan, serta dokumen Perseroan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf k;

m. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan;

n. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham;

o. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya;

p. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau diminta anggota Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham;

q. Menyusun dan menetapkanblue printorganisasi Perseroan;

r. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4. Wewenang

a. Umum

Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berwenang untuk56: 1) Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan;

2) Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas

56

(27)

nama Direksi atau mewakili Perseroan di dalam maupun di luar Pengadilan;

3) Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan;

4) Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS;

5) Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6) Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan;

7) Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan-pembatasan

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,

Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Pendelegasian Wewenang

1) Direksi dapat melakukan penyerahan sebagian kewenangannya kepada seseorang atau beberapa orang anggota Direksi lainnya, seseorang atau beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain di luar perusahaan melalui pendelegasian wewenang57.

2) Pendelegasian wewenang dapat dilakukan melalui surat keputusan, surat edaran atau surat kuasa.

3) Pihak yang mendapatkan pendelegasian wewenang wajib

menjalankan dengan penuh tanggung jawab dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada Direksi.

4) Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan wewenang yang telah didelegasikannya.

57

(28)

5) Dalam pengelegasian wewenang kepada anggota Direksi lainnya, perlu ditetapkan ketentuan mengenai bentuk-bentuk keputusan direksi yang dapat diambil olehnya.

6) Pendelegasian wewenang tidak melepaskan tanggung jawab Direksi.

7) Dalam hal ini pengangkatan seseorang oleh Direksi menjadi pekerja perusahaan dengan tugas dan jabatan tertentu, yang bersangkutan secara otomatis telah memperoleh sebagian kewenangan Direksi untuk mengurus perusahaan.

c. Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris58

Perbuatan-perbuatan Direksi di bawah ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris untuk:

1) Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek;

2) Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja

Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate

Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO) dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh RUPS;

3) Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang, kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan Perseroan dengan ketentuan pinjaman kepada anak perusahaan Perseroan dilaporkan kepada Dewan Komisaris;

4) Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati;

5) Melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;

6) Menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Direksi.

d. Kewenangan Direksi yang memerlukan tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan RUPS59

Perbuatan-perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukan oleh Direksi setelah mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan dari RUPS untuk:

1) Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka

menengah/panjang;

58

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero) pasal 11 ayat (8)

59

(29)

2) Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain;

3) Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan;

4) Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan;

5) Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan pembubaran anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan;

6) Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalis);

7) Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja

Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate

Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT),

Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate /BTO), dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu yang melebihi penetapan RUPS sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat 8 huruf b Anggaran Dasar;

8) Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapuskan;

9) Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perseroan, kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;

10) Menetapkanblue printorganisasi Perseroan;

11) Menetapkan dan merubah logo Perseroan;

12) Melakukan tindakan-tindakan lain dan tindakan yang mendapat persetujuan Dewan Komisaris yang belum ditetapkan dalam RKAP;

13) Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang dapat berdampak bagi Perseroan,

14) Pembebanan biaya Perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan.

15) Pengusulan wakil Perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/ atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS.

C. Benturan Kepentingan

(30)

baik secara langsung maupun tidak langsung dari pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan perusahaan selain penghasilan yang sah60.

2. Antar para anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus

maupun garis ke samping, termasuk hubungan yang timbul karena

perkawinan61.

3. Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagaimana tersebut di bawah ini, yaitu62:

a) Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta;

b) Anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada Badan usaha Milik Negara;

c) Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan atau daerah;

d) Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, pengurus partai politik dan/atau calon/ anggota legislatif dan/atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; dan atau

e) Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan

4. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila63:

a) Terjadi perkara di depan pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan, dan

b) Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana di atas, yang berhak mewakili Perseroan adalah:

a) Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan yang ditunjuk oleh anggota Direksi lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan.

b) Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan, atau

c) Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

D. Pembagian Tugas Direksi64

1. Dalam rangka melaksanakan kebijakan kepengurusan Perseroan, apabila tidak ditetapkan lain oleh Direksi, Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama dimaksud telah disetujui oleh Rapat Direksi.

60

PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pasal 23

61

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (23)

62

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 10 ayat (34)

63

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 13

64

(31)

2. Apabila Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;

3. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka anggota Direksi yang terlama dalam jabatan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;

4. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang anggota Direksi yang terlama dalam jabatan, maka anggota Direksi yang terlama dalam jabatan dan yang tertua dalam usia berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;

5. Dalam hal salah seorang anggota Direksi selain Direktur Utama berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka anggota-anggota Direksi lainnya menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk melaksanakan tugas-tugas anggota Direksi yang berhalangan tersebut;

6. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak mengangkat seseorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya atau kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu tersebut yang diatur dalam surat kuasa;

7. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

E. Hak-hak Direksi

Dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenangnya, Direksi berhak65:

1. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan, baik mengenai pengelolaan maupun mengenai pemilikan kekayaan Perseroan serta mengikat Perseroan dengan pihak lain dan atau pihak lain dengan Perseroan dengan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar;

2. Menetapkan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan pengelolaan perusahaan;

3. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Mengatur pelimpahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seseorang atau beberapa orang yang berkompeten yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seseorang atau beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain;

65

(32)

5. Menjalankan tindakan-tindakan lainnya, baik mengenai pengelolaaan maupun kepemilikan aset Perseroan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6. Memperoleh penghasilan yang jumlahnya ditetapkan dalam RUPS dan dituangkan dalam bentuk keputusan Direksi;

7. Mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan anggota Direksi lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

F. Pendidikan Berkelanjutan

1. Anggota Direksi harus senantiasa menambah dan memutakhirkan (update knowledge) pengetahuannya untuk menjalankan tugas pengurusan dan pengelolaan perusahaan.

2. Untuk memfasilitasi terjadinya update knowledge tersebut, maka anggota

Direksi perlu untuk mendapatkan pendidikan berkelanjutan, yang

dikombinasikan dalam self-study dan keikutsertaan pada pendidikan khusus, pelatihan, workshop, seminar, conference, yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan efektivitas fungsi Direksi.

3. Pendidikan berkelanjutan dapat dilakukan di dalam dan di luar negeri, dan atas beban perusahaan.

G. Organ Pendukung

1. Sekretaris Perusahaan66

Direksi wajib menyelenggarakan fungsi sekretaris perusahaan, dengan mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan. Sekretaris Perusahaan adalah

organ pendukung Good Corporate Governance yang diangkat dan

diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris.

Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah:

a. memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan tentang

persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG; b. memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan

Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta; c. sebagai penghubung (liaison officer); dan

d. menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah RUPS.

66

(33)

Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi fungsi sekretaris perusahaan. Dengan adanya penugasan kepada unit Sekretaris Perusahaan untuk menjalankan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan di bidang

Good Corporate Governance, Manajemen Risiko, Sistem Pengendalian Internal dan Whistleblowing System, maka hal ini perlu didukung dengan pengembangan organisasi Sekretaris Perusahaan ke depan. Penjelasan lebih lanjut tentang Sekretaris Perusahaan dapat dilihat pada naskah Pedoman Sekretaris Perusahaan PTPN VIII (Persero)67.

2. Satuan Pengawasan Intern68

Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern dengan membentuk Satuan Pengawasan Intern dan membuat Piagam Pengawasan Intern. Satuan Pengawasan Intern adalah organ pendukung Good Corporate Governance

yang dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris.

Fungsi pengawasan intern adalah untuk mengevaluasi efektifitas pelaksanaan pengendalian internal, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan, serta melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.

Direksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi pengawasan intern secara periodik kepada Dewan Komisaris dan menjaga serta mengevaluasi kualitas fungsi pengawasan intern di perusahaan. Penjelasan lebih lanjut tentang Satuan Pengawasan Intern dapat dilihat pada naskah Piagam Pengawasan Intern (Internal Audit Charter).

H. Penilaian dan Penghasilan Direksi 1. Penilaian Direksi

Pemegang Saham menilai kinerja Direksi secara keseluruhan dan masing-masing anggota Direksi melalui mekanisme RUPS. Penilaian individual untuk tiap anggota Direksi dilakukan oleh Direktur Utama dan dilaporkan kepada RUPS untuk ditelaah dan dipertimbangkan69.

Hasil penilaian kinerja Direksi menjadi dasar perhitungan penghasilan Direksi. Penghasilan Direksi harus dapat memotivasi Direksi untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang dan kesuksesan Perusahaan dalam kerangka kerja yang terkontrol. Penghasilan Direksi dapat terdiri dari Gaji, Tunjangan, Fasilitas, dan Tantiem70.

67

Keputusan Direksi PTPN VIII (Persero) No. KEP/I.1/345/III/2011 dan No. SK/D.I/252/III/2009

68

PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pasal 28

69

KEPMEN BUMN No.KEP-100/MBU/2002

70

(34)

2. Penghasilan Direksi

Penetapan penghasilan Direksi yang berupa Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan, tingkat inflasi dan faktor-faktor lain yang relevan, termasuk diantaranya adalah faktor penyesuaian industri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Besarnya faktor penyesuaian industri ditetapkan oleh RUPS atas usul Direksi, dengan mempertimbangkan sektor industri sejenis yang terukur (benchmark), kondisi persaingan usaha (competitiveness) atau kompleksitas usaha dan kelangkaan sumber daya manusia.

a. Gaji

Anggota Direksi diberikan gaji yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan. Besarnya Gaji anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS setiap tahun dengan daya laku selama satu tahun buku terhitung sejak bulan Januari tahun berjalan. Dalam hal RUPS tidak menetapkan besarnya Gaji anggota Direksi untuk tahun tertentu, maka besarnya Gaji menggunakan besaran yang paling akhir ditetapkan dan diberlakukan oleh RUPS.

b. Tunjangan

Anggota Direksi dapat diberikan tunjangan yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan keuangan Perusahaan dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, terdiri dari : 1) Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan

Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan diberikan sebesar 1 (satu) kali gaji.

2) Tunjangan Komunikasi

Tunjangan Komunikasi berupa biaya pemakaian mobile phonesetiap bulan diberikan sebesar pemakaian(at cost)dengan batas maksimum 5% (lima persen) dari Gaji.

3) Santunan Purna Jabatan

Santunan Purna Jabatan diberikan dalam bentuk asuransi purna jabatan, asuransi dana pensiun atau bentuk lainnya selama menjabat. Premi, iuran atau istilah lain yang relevan yang ditanggung oleh perusahaan paling banyak 25% (dua puluh lima persen) dari gaji/honorarium dalam satu tahun yang dianggarkan dalam RKAP setiap tahun anggaran. Pemilihan program untuk Santunan Purna Jabatan ditetapkan oleh masing-masing anggota Direksi setelah ditetapkannya anggarannya oleh RUPS. Pemberian premi, iuran atau istilah lain yang relevan sudah termasuk di dalamnya premi untuk asuransi kecelakaan dan kematian.

4) Tunjangan Pakaian

(35)

5) Tunjangan Khusus

Selain tunjangan sebagaimana dimaksud di atas, kepada Anggota Direksi diberikan pula tunjangan lain berupa:

a) Tunjangan Cuti Tahunan

Tunjangan Cuti Tahunan diberikan setiap tahun paling banyak 1 (satu) kali Gaji dan tetap diberikan walapun hak cuti tidak diambil atau tidak diberikan karena kepentingan perusahaan. Tunjangan Cuti Tahunan diberikan kepada Anggota Direksi yang telah bekerja minimal 6 (enam) bulan berturut-turut.

b) Tunjangan Cuti Panjang/Besar

Tunjangan Cuti Panjang/Besar diberikan paling banyak 2 (dua) kali Gaji setelah Anggota Direksi bekerja 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam satu periode jabatan dan tidak diberikan Tunjangan Cuti Tahunan pada tahun yang bersangkutan. Tunjangan Cuti Panjang/Besar tetap diberikan walaupun hak cuti tidak diambil atau tidak diberikan karena kepentingan perusahaan.

c) Tunjangan Perumahan

Pada prinsipnya Perusahaan menyediakan rumah jabatan beserta utilitasnya. Tunjangan Perumahan hanya diberikan apabila Perusahaan tidak menyediakan fasilitas rumah jabatan. Tunjangan Perumahan diberikan secara bulanan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari Gaji.

d) Tunjangan Biaya Utilitas

Anggota Direksi yang tidak menempati rumah jabatan, diberikan Tunjangan Biaya Utilitas sebesar pemakaian (at cost) maksimal 30% dari Tunjangan Perumahan.

c. Fasilitas

Anggota Direksi dapat diberikan fasilitas yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan keuangan Perusahaan dan tidak bpleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, terdiri dari:

1) Kendaraan Dinas

Fasilitas kendaraan dinas berupa 1 (satu) unit kendaraan dengan kapasitas maksimal 3.000 CC beserta biaya pemeliharaan dan operasional.

2) Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan dapat diberikan dalam bentuk asuransi kesehatan atau penggantian biaya pengobatan sebesar pemakaian (at cost), termasuk untuk seorang istri atau suami dan maksimal 3 (tiga) orang anak yang belum mencapai usia 25 tahun dan belum menikah atau belum bekerja.

3) Bantuan Hukum

(36)

Perusahaan dapat memberikan fasilitas club membership kepada Anggota Direksi berupa uang pangkal (uang pendaftaran) dan iuran tahunan dengan memperhatikan kemampuan keuangan perusahaan. 5) Perkumpulan Profesi

Perusahaan dapat mengikutsertakan Anggota Direksi sebagai anggota perkumpulan profesi paling banyak 2 (dua) perkumpulan, berupa uang pangkal (uang pendaftaran) dan iuran tahunan.

6) Biaya Representasi

Perusahaan dapat memberikan biaya representasi bagi Anggota Direksi sebesar biaya yang dikeluarkan (at cost) dalam hal Direksi mewakili perusahaan. Batas maksimum besaran biaya representasi ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan kemampuan keuangan perusahaan.

d. Pajak

Seluruh pajak yang timbul atas pemberian Gaji, Tunjangan, Fasilitas dan Utilitas dtanggung oleh dan menjadi beban perusahaan.

e. Tantiem

Perusahaan dapat memberikan Tantiem kepada Anggota Direksi dalam hal perusahaan memperoleh keuntungan dalam tahun buku yang

bersangkutan. Pemberian Tantiem tersebut dianggarkan dan

(37)

BAB IV DEWAN KOMISARIS

A. Organisasi Dewan Komisaris

1. Keanggotaan

Dewan Komisaris terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau lebih. Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris71. Salah satu anggota Dewan Komisaris diangkat sebagai Komisaris Utama72.

2. Persyaratan

Dewan Komisaris adalah personil yang diangkat dan ditetapkan oleh Pemegang Saham dalam RUPS73dan memiliki kualifikasi:

a. Integritas, dedikasi, itikad baik,dan rasa tanggung jawab penuh.

b. Memahami masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi menajemen, memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai di bidang usaha perseroan.

c. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya74.

d. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi, Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan pailit.

e. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau anggota Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan atau Perum dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya.

f. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan

keuangan Negara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebelum

pengangkatannya75.

g. Tidak memiliki benturan kepentingan dalam melaksanakan tugasnya. h. Tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga baik

menurut garis lurus maupun garis kesamping atau hubungan semenda (menantu/ipar) antara anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris.

i. Tidak mewakili kepentingan politik tertentu76.

71

PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pasal 13 ayat (2)

72

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 14 ayat (1), (2), (3)

73

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 14 ayat (10)

74

Angka 1 huruf a, b, dan c Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 14 ayat (7)

75

Angka 1 huruf d, e, dan f Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 14 ayat (4)

76

(38)

j. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh instansi teknis berdasarkan peraturan perundang-undangan.

3. Pengangkatan77

a. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan anggota Direksi;

b. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham;

c. Anggota Dewan Komisaris diangkat dari calon-calon, yang diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi Rapat Umum Pemegang Saham;

d. Mantan anggota Direksi BUMN dapat menjadi anggota Dewan Komisaris pada BUMN yang bersangkutan, setelah tidak menjabat sebagai anggota Direksi BUMN, yang bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, kecuali dengan pertimbangan tertentu, yang diputuskan oleh Menteri dalam rangka menjaga kesinambungan program penyehatan BUMN

yang bersangkutan, sepanjang tidak ada ketentuan peraturan

perundangan lain yang melarangnya78.

4. Masa Jabatan

Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan79.

5. Pemberhentian80

Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS apabila berdasarkan kenyataan bahwa anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan antara lain:

a. tidak melaksanakan tugasnya dengan baik;

b. tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan Anggaran Dasar;

c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara; d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang

seharusnya dihormati sebagai anggota Dewan Komisaris;

e. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

f. mengundurkan diri; atau

g. alasan lainnya yang dinilai tepat RUPS demi kepentingan dan tujuan Perseroan.

Rencana pemberhentian tersebut diberitahukan kepada anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan secara lisan atau tertulis oleh Pemegang Saham. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses, maka anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan wajib melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya.

77

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 14 ayat (9), (10), (11)

78

PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/2012, Pasal 1

79

Anggaran Dasar PTPN VIII (Persero), Pasal 14 ayat (12)

80

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai upaya untuk mengungkap dan mendokumentasikan khasanah budaya di masyarakat Kampung Naga terkait matematika yang dapat digunakan sebagai

Lingkungan fisik stasiun 7 dan 8 perlu dijaga karena lokasinya berdekatan dengan lokasi kegiatan PLTD/G yang memungkinkan tercecernya limbah minyak/oli dan sampah organik,

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan Trimester II, Persalinan,

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum strategi penggalangan dana untuk pendidikan formal Sekolah Juara dikembangkan dan didasarkan

Kedua, dengan merujuk cerita/ isi, maka dapat diketahui bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Sang Hafidz dari timur karya munawir borut baik nilai

bisa ditarik adalah bahwa jika benar pesantren telah dirintis oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim sebagai penyebar Islam pertama di Jawa, maka bisa dipahami apabila para

Teknis analisis data ini dilakukan setelah proses pengumpulan data diperoleh. Penelitian ini bersifat studi kasus, untuk itu analisis data yang digunakan adalah

Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Insttut Pertanian Bogor.. Patogenesis