• Tidak ada hasil yang ditemukan

FREKUENSI PENGGUNAAN KANJI DALAM KARANGAN MAHASISWA (Penelitian Deskriptif terhadap Frekuensi Penggunaan Kanji dalam Karangan Bahasa Jepang Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang UNIKOM Tingkat III Tahun Ajaran 2006/2007)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FREKUENSI PENGGUNAAN KANJI DALAM KARANGAN MAHASISWA (Penelitian Deskriptif terhadap Frekuensi Penggunaan Kanji dalam Karangan Bahasa Jepang Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang UNIKOM Tingkat III Tahun Ajaran 2006/2007)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

Reno Yanuar 63803024

JURUSAN SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

2.1. Kanji sebagai Aksara Bahasa Jepang

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, aksara yang dipakai

dalam penulisan bahasa Jepang disebutmoji( ). Moji mencakup

huruf-huruf yang terdiri darihiragana ( ),katakana ( ), dankanji(

). Huruf hiragana dan katakana disebut hurufkana( ).

Menurut Ishida dalam Sudjianto dan Dahidi (2003: 41), terdapat kira-kira 50.000 aksara kanji. Namun, kanji yang dipakai di Jepang hanya sekitar 3000 lebih yang digunakan, seperti dalam tulisan pada surat kabar, majalah, buku, dokumen, dan lain-lain. Nelson (1962: 9) mengungkapkan bahwa pada 1946, pemerintah Jepang mengeluarkan daftar 1850 ‘Kanji Masa Kini’ ( Kanji ) dengan himbauan agar para penerbit dan penulis membatasi

diri dari pemakaian untuk lebih menyederhanakan tulisannya. Namun, menurut Moriyama dalam Ramli (1994: 11), pada waktu sekarang, jumlah kanji yang termasuk dalam kurikulum pendidikan dasar dan dipakai dalam

publikasi umum terbatas pada 1945 huruf yang disebut Kanji ( ).

Petunjuk ini telah dipublikasikan oleh Kementrian Pendidikan pada Maret 1981, dan menunjukkan sedikit perubahan dari daftar sebelumnya. Selain itu, sekitar 1000 huruf di antaranya dipilih untuk dipelajari pada pendidikan dasar

(3)

(Ujian Kemampuan Bahasa Jepang) yang menjadi standar

kelulusan level 3, jumlah kanji yang perlu dikuasai adalah sebanyak 300 aksara, sedangkan untuk standar kelulusan level 2, jumlah kanji yang perlu dikuasai adalah sebanyak 1000 aksara.

2.1.1. Definisi Kanji

Menurut Moriyama dalam Ramli (1994: 10), bahwa jenis penulisan seperti ini (kanji) pertama kali muncul di daratan Cina antara abad XVI

sampai abad XVII. Dalam bahasa Jepang disebutkanji( ),kandahulu

kala disebut untuk “Cina” dan ji berarti “huruf”. Kanji masuk ke Jepang kira-kira pada abad IV yang bertepatan dengan masa dinasti Han di Cina. Oleh karena itu, aksara tersebut dinamakan ‘kanji’ yang berarti huruf Kan (Han).

2.1.2. Cara Membaca Kanji

Inagaki (1986: 9) menyatakan cara membaca kanji adalah sebagai berikut.

(4)

On-yomi ( ) adalah cara baca dengan bunyi seperti bahasa

Cina kuno yang biasanya ditulis dalam kamus kanji bahasa Jepang dengan huruf katakana, sedangkan kun-yomi ( ) adalah cara baca

dalam bahasa Jepang yang biasanya ditulis dengan huruf hiragana

(Moriyama dalam Ramli, 1994: 12). Contohnya ialah kanji yang

secara on-yomi dibaca ch , dan secara kun-yomi dibaca naka yang keduanya berarti ‘tengah’. Kanji-kanji yang lain mempunyai on-yomi dan kun-yomi yang beragam, serta mempunyai makna yang bervariasi.

2.1.3. Penulisan

Terdapat unsur-unsur yang penting dalam penulisan kanji. Unsur tersebut adalah sebagai berikut.

a. Kakus ( )

Penulisan kanji terbentuk dari sejumlah coretan dan garis berbeda-beda pada setiap kanji. Jumlah coretan ini disebut kakus ( )

(Moriyama dalam Ramli, 1994: 12). Inagaki (1986: 16) mengungkapkan,

Minch tai to ky kashotai (mata wa tegaki) to de kakus ga chigau toki wa, omo toshite ky kashotai no kakus ni yotte kazoeru.

(5)

Contoh perbandinganMinch dan Ky kashotai sebagai berikut.

- 6 coretan - 4 coretan - 6 coretan - 12 coretan

Sedangkan menurut Li (2004: viii) menyatakan bahwa mengenal jumlah coretan dari tiap huruf sangat membantu untuk mencari kanji atau radikalnya (karakter dasar) dalam Indeks Coretan, Daftar Radikal dan Indeks Radikal

b. Kakijun ( )

Kakijun ( ) ialah langkah-langkah atau urutan penulisan

dalam kanji (Moriyama dalam Ramli, 1994: 11).

Menurut Inagaki (1986: 16), bahwa terdapat delapan macamkakijun atau urutan penulisan, yaitu:

1. Dari atas ke bawah, 2. Dari kiri ke kanan,

3. Datar dahulu, kemudian tegak lurus, 4. Bagian luar dahulu, baru bagian dalam,

5. Dari bagian tengah, ke kiri, kemudian ke kanan, 6. Terakhir, bagian sekeliling (pagar),

7. Bagian pagar dahulu,

(6)

c. Bushu

Unsur penting lainnya yang patut diketahui dari kanji oleh para

pembelajar bahasa Jepang yaitubushu ( ). Menurut Inagaki (1986: 16),

Kanji wa, ichi ji ga hitotsu no bubun kara dekiteite wakerarenai mono to, futatsu mata wa sore ij no bubun ni wakerareru mono to ga aru.

Terdapat kanji yang terdiri dari 1 komponen yang tidak dapat dipisahkan, dan ada pula yang memiliki 2 atau lebih komponen yang dapat dipisah-pisahkan.

Bushu ialah bagian pada kanji yang dijadikan dasar pengelompokan kanji dalam kamus (Li, 2004: vii). Menurut Moriyama dalam Ramli (1994: 17), terdapat delapan macam bushu bedasarkan letaknya pada kanji, yaitu:

1. Hen( ), terletak pada bagian kiri kanji, contoh ninben

yasumu (istirahat), kan (Dinasti Han), yukihen kare

(dia).

2. Tsukuri ( ), yang terletak pada bagian kanan kanji, contoh,

jirushizukuri in(tanda), zatozukuri (kejahatan).

3. Kanmuri ( ), terletak pada bagian atas kanji tertentu, contoh

amekanmuri kumo (awan), u-kanmuri ie(rumah).

4. Ashi( ), terdapat dibagian bawah kanji, contoh kokoro

wasureru(melupakan), hi netsu (hangat), kai kau

(7)

5. Ny ( ), terdapat pada samping kiri bawah kanji, contoh

michi(jalan), enny tateru (membangun).

6. Tare( ), terdapat pada samping kiri atas kanji, contoh

hara(padang), hiroi (lebar), yamai (sakit).

7. Kamae( ), terdapat pada sekeliling kanji, contoh

kunigamae kuni(negara), mon-gamae ma(ruangan),

en (mata uang Jepang Yen).

8. Kashira( ), terletak pada bagian atas kanji, hampir sama dengan

kanmuri, contoh hatsugashira hatsu(berpisah),

hachigashira yake(publik).

2.1.4. Klasifikasi Kanji

Menurut Inagaki (1986: 8) “

6 Ch goku de tsukurareta kanji wa tsukuri kata

to tsukai kata de, roku shurui ni wakerareru, Berdasarkan cara pembentukan dan pemakaiannya, kanji diklasifikasikan ke dalam 6 jenis”. Klasifikasi kanji tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sh kei moji (Piktografi), yaitu kanji yang dicipta dari bentuk

benda aslinya yang merupakan dasar dari penciptaan jenis-jenis kanji yang lainnya. Contoh:

(8)

- (sungai)

- (bulan)

- (hari, matahari)

- (ikan)

2. Shiji moji (Ideografi), yaitu kanji yang dicipta dari gagasan

yang melambangkan arti tertentu. Contoh,

- (atas)

- (bawah)

- (tengah)

- (tiga)

3. Kai-i moji (Asosiasi/Gabungan), yaitu kanji yang dicipta dari

penggabungan kanji-kanji piktografi sehingga terbentuk kata yang baru. Contoh:

- (pohon) + (pohon) (hutan)

- (matahari) (bulan) (terang)

- + (matahari terbit di antara batang pohon, timur)

4. Keisei moji (Piktofonetik), yaitu kanji yang dicipta dari

(9)

Penentu Maksud Penentu Bunyi Bunyi dan Makna (kata-kata) GO GO, bahasa (hujan, cuaca) UN UN, awan

(mulut) MI MI, arti

(lari) KI KI, bangun

5.Tench moji (Similar), yaitu kanji-kanji yang mirip atau sama

artinya dan penggunaanya saling menggantikan. Contoh, yang

berarti musik seperti dalam ongaku (musik), digunakan pula

untuk kata tanoshii (rasa senang), dan kin (emas),

dipinjam pula untuk kata kane (uang).

6. Kashaku moji (Pinjaman), yaitu penciptaan kanji dengan

meminjam bunyi dari kanji lain yang telah diciptakan sebelumnya untuk

menciptakan arti baru. Contoh, rai yang dahulu berarti “gandum”

dipinjam aksaranya untuk arti “datang” ( kuru). Huruf gandum

diganti dengan kanji mugi. Kanji arti asalnya adalah

“alat makan” (shokki ), yang sekarang dipakai untuk arti “kacang

kedelai” dan dibacamame.

2.2. Kesulitan dalam Mempelajari Kanji

(10)

Menurut Dahidi dan Sudjianto (2003: 69), on-yomi dan kun-yomi menjadi salah satu kesulitan yang sering dirasakan oleh para para pembelajar pada waktu menulis dan membaca, karena jumlah on-yomi dan kun-yomi dalam satu kanji yang sangat bervariasi.

Tiap kanji memiliki jumlah on-yomi dan kun-yomi yang berbeda-beda. Menurut Kat dalam Dahidi dan Sudjianto (2003: 70) bahwa, dalam Kanji terdapat 2178 on-yomi dan 1900 kun-yomi, sehingga jumlah keduanya (on-kun) mencapai 4078 buah. Keadaan seperti ini menunjukkan rata-rata setiap kanji masing-masing memiliki 2 on-yomi dan 1 kun-yomi.

2.3. Karangan

2.3.1. Pengertian Mengarang

(11)

Menurut Yus Rusyana dalam Perdani (2000: 24), mengarang adalah mengutarakan sesuatu dengan menggunakan bahasa tertulis. Dengan mengutarakan sesuatu tersbut pengrang bermaksud menyampaikan, memberitakan, menuliskan, menerangkan, meyakinkan, dan menjelmakan gagasannya.

Sedangkan menurut Nomoto dalam Tarigan (1993: 23), mengarang adalah hal membuat karangan yang berupa hasil pemikiran sendiri mengenai suatu tema, atau karangan itu sendiri.

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah keterampilan menggubah pikiran atau perasaan menjadi sebuah tulisan atau cerita dengan menggunakan bahasa secara tertulis yang berupa hasil pemikiran sendiri.

2.2.2 Fungsi dan Tujuan Mengarang a. Fungsi

Menurut Yus Rusyana dalam Perdani (2000: 24), karangan jika dilihat dari segi fungsi terdiri dari delapan jenis, yaitu sebagai berikut. 1. Pemberitahuan

(12)

7. Pengingat 8. Korespondensi b. Tujuan

Tujuan pada karangan berfungsi sebagai patokan penulis atau pengarang dalam mengarahkan karangannya, dengan adanya tujuan, penulis memiliki sandaran yang jelas agar karangan itu sesuai dengan yang diharapkan penulis (Kosasih, dalam Tarigan 1992: 10).

Tujuan karangan terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Tujuan umum, yaitu karangan yang bertujuan memberitahukan (informatif), mempengaruhi (persuasif), dan hiburan (rekreatif). 2. Tujuan khusus, yaitu karangan yang mempunyai tujuan dengan

rumusan yang spesifik dari tujuan umum sehubungan dengan tema karangan.

2.2.3. Bentuk Karangan Dalam Bahasa Jepang

Mengarang dalam bahasa Jepang disebut sakubun ( ) yang

secara harfiah berarti membuat tulisan-tulisan.

Menurut Kimura dalam Tarigan (1993: 15), karangan bahasa Jepang dibagi dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut.

a. Karangan Tiruan

(13)

b. Karangan Ringkasan

Karangan ditulis setelah pengarang memahami sumber yang dibacanya, kemudian meringkasnya menjadi sebuah karangan.

c. Karangan Kesan

Karangan yang dibuat setelah kita membaca sumber bacaan, kemudian membuat ringkasannya. Hampir serupa dengan dengan karangan ringkasan, namun karangan ini hanya mengungkapkan kesan dari pembaca setelah membaca suatu sumber bacaan.

d. Karangan Pengalaman

Merupakan gabungan dari karangan tiruan, ringkasan, dan kesan yang mengungkapkan pengalaman pengarang sendiri atau orang lain, e. Karangan Hasil Pemikiran

(14)

v LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kanji sebagai Aksara Bahasa Jepang ... 9

2.1.1 Definisi Kanji... 10

2.1.2 Cara Membaca Kanji ... 10

2.1.3 Penulisan ... 11

a. Kakus ... 11

b. Kakijun ... 12

c. Bushu ... 13

(15)

vi

2.3.1 Fungsi dan Tujuan Mengarang... 18

a. Fungsi... 18

b. Tujuan... 18

2.3.2 Bentuk Karangan dalam Bahasa Jepang... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 21

3. 1 Metode Penelitian ... 21

3.2 Instrumen Penelitian... 21

3.3 Populasi dan Sampel... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 23

3.5 Teknik Pengolahan Data... 23

BAB IV FREKUENSI PENGGUNAAN KANJI DALAM KARANGAN MAHASISWA... 28

4.1 Penilaian Frekuensi Penggunaan Kanji dalam Karangan... 28

4.2 Bentuk Kesalahan Penulisan Kanji dalam Karangan... 34

4.2.1 Kesalahan Jumlah Coretan... 35

4.2.2 Kesalahan pada Garis Coretan Kanji... 36

4.2.3 Kesalahan Penulisan Komponen Pembentuk Kanji... 37

4.3 Kesulitan Mahasiswa dalam Menguasai Kanji... 40

4.3.1Tingkat Kesulitan Pelajaran Kanji... 40

(16)

vii

5.2 Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA... viii SINOPSIS DALAM BAHASA JEPANG... x LAMPIRAN

(17)

viii

Danasasmita, Wawan. Sutedi, Dedi. 1996. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Dong, Li. 2004.Beginner’s Chinese Dictionary. Hongkong: Tuttle Publishing. Hoeriyah, Haryanti. 2006. Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam Menguasai

Kanji. Skripsi , Tidak Dipublikasikan.

Kridalaksana, Harimurti. 1999.Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Nelson, Andrew N. 1962. The Modern Reader’s: Japanese-English Character Dictionary. Tokyo: Charles E. Tuttle Company.

Perdani, Sri Mawarti. 2000. Frekuensi Penggunaan Kanji dalam Karangan Mahasiswa Tingkat III. Skripsi, Tidak Dipublikasikan.

Setiana, Soni Mulyawan. Soetanti, Dewi. 2003. Analisis Tingkat Kemampuan Mahasiswa dalam Menguasai Kanji. Tesis, Tidak Dipublikasikan.

Shigeko, Inagaki. 1986. Nihongo no Kakikata Hand Book. Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Sudjianto. Dahidi. 2003. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sudianto. 2000.Asal Usul Aksara Cina. Jakarta: Milenium Baru Abad 21.

(18)

ix

Walsh, Len. 1969. Memahami Tulisan Jepang dengan Mudah. Jakarta Kesaint Blanc.

Wijaya. Robi. 2006. 2000 Kanji Jepang yang Paling Sering Digunakan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

(19)

Nama lengkap : Reno Yanuar

NIM : 63803024

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 31 Januari 1985 Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat lengkap : Perum Bumi Munjul Jaya Permai Blok C4 No. 8 Munjul Jaya Purwakarta 41117

No. Telepon : 0264-209-906 No. Telepon Selular : 0813-270-666-55

PENDIDIKAN

1991-1997 : Sekolah Dasar Negeri Jendral Sudirman IV Purwakarta

1997-2000 : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri III Purwakarta

2000-2003 : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri I Purwakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tersebut maka dapat diperoleh rata-rata tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis mahasiswa pada siklus I yaitu mahasiswa yang paham sebanyak 25%,

Beberapa enzim yang terdapat dalam konsentrasi tinggi di otot jantung akan dilepas dengan nekrosis miokard, karena itu aktifitasnya dalam serum meningkat dan menurun kembali

Di satu pihak Letjen Ahmad Yani tidak ingin melawan Malaysia yang dibantu oleh Inggris dengan anggapan bahwa tentara Indonesia pada saat itu tidak memadai untuk peperangan

Model AWBM (Australian Water Balance Model) mempunyai parameter yang harus ditetapkan, yaitu C 1 , C 2 , C 3 dan A 1, A 2, A 3 , BFI, Ksurf dan Kbase, yang kemudian

Mengetahui cara penghitungan daya gesek pada poros engkol engine 1TR-FE. Mengetahui terjadinya kerusakan komponen

Fungsi – Fungsi Analisa Kompleks Fungsi Keterangan abs(X) Harga mutlak bilangan kompleks angle(Z) Sudut fase bilangan kompleks complex(a,b) Membentuk bilangan kompleks

Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Secara parsial Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus memiliki pengaruh negatif terhadap Kemandirian Keuangan Daerah sedangkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil