Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xvii
DAFTAR TABEL ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Definisi Operasional Istilah ... 9
E. Anggapan Dasar ... 11
F. Metode Penelitian ... 11
G. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORI ... 16
A. Joshi ... 16
B. Kakujoshi ... 18
1. Pengertian Kakujoshi ... 18
2. Kakujoshi no ... 18
C. Penelitian Terdahulu ... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
1. Populasi ... 43
2. Sampel ... 43
C. Instrumen Penelitian ... 44
1. Tes ... 44
2. Angket ... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ... 46
E. Teknik Pengolahan Data ... 47
1. Teknik Pengolahan Data Tes ... 47
2. Teknik Pengolahan Data Angket ... 49
F. Analisis Uji Coba Instrumen ... 50
1. Pengumpulan Data Tes ... 50
2. Analisis Data Tes Hasil Uji Coba ... 51
3. Uji Validitas ... 54
4. Uji Reliabilitas ... 56
5. Analisis Butir Soal ... 59
BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA ... 66
A. Pengumpulan Data ... 66
B. Analisis Data Tes ... 66
C. Interpretasi Data Tes ... 72
D. Analsisis Data Angket ... 73
E. Interpretasi Data Angket ... 81
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Rekomendasi ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata
bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto
dan Dahidi (2007:181), joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang
dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antar kata tersebut
dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. Joshi
tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bunsetsu, apalagi sebagai
satu kalimat. Hal ini senada dengan pendapat Sutedi (2007:167) bahwa kata
bantu (joshi) merupakan kata yang tidak bisa berdiri sendiri dalam suatu
kalimat. Hirai membagi joshi berdasarkan fungsinya menjadi empat macam
(dalam Sudjianto dan Dahidi, 2007:181), yaitu kakujoshi, setsuzokushi,
fukujoshi dan shuujoshi. Menurut Sutedi (2007:167) kakujoshi adalah kata
bantu yang digunakan untuk menyatakan hubungan antara suatu kata dengan
kata lainnya; menyatakan hubungan antara subjek, objek dengan predikatnya,
seperti kata bantu (joshi) ga,no, o, ni, e, de, to, ya, yori dan kara.
Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa kata bantu no
termasuk dalam kakujoshi. Ia tidak bisa berdiri sendiri, kakujoshi no akan
memiliki arti jelas jika mengikuti kelas kata lain, juga memperjelas arti kata
yang diikutinya, fungsi kakujoshi no beragam atau bermakna banyak bila
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(1) 私 本 Watashi no hon
Ini adalah buku (milik) saya.
(2) 日本 自動車 Nihon no jidousha
Mobil (buatan) jepang.
(3) バラ 花び Bara no hanabira
Kelopak bunga mawar.
Kakujoshi no pada kalimat (1) menyatakan “kepunyaan” dan dapat
dipadankan dengan kata “milik”. Namun, pada kalimat (2) kakujoshi no tidak
menyatakan “kepunyaan”, melainkan “tempat asal mobil itu dibuat” atau
“mobil yang ada di Jepang”, kakujoshi no pada kalimat tersebut dapat
dipadankan dalam bahasa Indonesia dengan kata “buatan”. Kemudian contoh
kalimat (3) juga tidak menyatakan “kepunyaan”, melainkan “atribut” atau
“keterangan tambahan”. Meskipun kakujoshi no ketiga contoh tersebut berada
di antara dua nomina, tetapi memiliki fungsi dan makna yang berbeda-beda
bergantung konteks kalimatnya. Lalu, contoh (1) dan (2) dapat dipadankan
dalam bahasa Indonesia, tetapi pada contoh kalimat (3) kakujoshi no tidak
dapat dipadankan dengan bahasa Indonesia. Akan terasa janggal bila diartikan
“kelopak milik bunga mawar” atau “kelopak buatan bunga mawar”.
Sutedi (2007:170) mengemukakan bahwa kakujoshi no umumnya
berfungsi untuk menyatakan kepunyaan; menggabungkan beberapa kata benda
menjadi satu kata benda majemuk; dan mengubah kata sifat atau kata kerja
menjadi kata benda, atau kata yang bisa diperlakukan sebagai seperti kata
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keragaman fungsi kakujoshi no dalam kalimat seringkali
menyebabkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang. Berdasarkan
pengalaman belajar penulis dan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis
terhadap 21 orang mahasiswa bahasa jepang UPI, diperoleh hasil bahwa
responden menguasai penggunaan kakujoshi no yang berfungsi sebagai berikut:
1. Menyatakan benda yang dimiliki seseorang (90%)
2. Menyatakan kepemilikan atas suatu benda (80%)
3. Menyatakan atribut (76%)
4. Menyatakan perbandingan (76%)
5. Menyatakan pembuat benda (76%)
6. Menggantikan fungsi partikel “ga” (73%)
7. Menyatakan perumpamaan (71%)
8. Menyatakan sebab,alasan,tujuan dari dilakukan/terjadinya sesuatu (71%)
9. Menyatakan hubungan manusia (69%)
10.Menyatakan bahan/materi benda terbuat (52%)
11.Menyatakan jumlah (51%)
12.Membendakan kata sifat (50%)
13.Menyatakan posisi/status yang sama (50%)
14.Menyatakan tempat (38%)
15.Membendakan kata kerja (33,3%)
16.Menyatakan objek atau tujuan suatu tindakan (31%)
17.Menyatakan waktu (29%)
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan penelitian pendahuluan, diketahui bahwa fungsi
kakujoshi no yang paling mudah adalah fungsi yang menyatakan “kepunyaan”,
baik benda yang dimiliki tersebut disebutkan secara eksplisit maupun implisit.
Fungsi kakujoshi no yang paling sulit adalah fungsi yang “menggantikan benda
atau orang”. Kemampuan responden dalam menggunakan kakujoshi no
bervariasi. Bila di rata-rata kemampuan keseluruhan responden tergolong
kurang atau rendah. Setengah dari seluruh fungsi kakujoshi no yang ada,
tergolong sangat rendah. Banyak aturan penggunaan kakujoshi no yang tidak
dikuasai responden. Berikut beberapa kesalahan yang dilakukan oleh
responden.
Contoh:
a. Penambahan
い 便利 品物 (X)
い 便利 品物 (O)
b. Penghilangan
一年 い 付 合い (O)
一年 い付 合い (X)
c. Partikel yang tidak tepat
ワーフロ 使い方 教え さい (X)
ワーフロ 使い方 教え さい (O)
d. Partikel yang tertukar
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
彼女 社長 秘書 (O)
e. Pengurutan yang tidak tepat
日本語 私 番目 習 言語 あ (O)
日本語 私 習 番目 言語 あ (X)
Contoh-contoh di atas adalah sebagian dari kesalahan yang dilakukan
responden. Kesulitan menggunakan dan membedakan fungsi kakujoshi no
biasanya terjadi pada tahap awal belajar terutama yang bahasa ibunya bukan
bahasa Jepang atau yang serumpun dengannya. Kesulitan-kesulitan ini
berakibat terjadinya kesalahan pembelajar dalam mengaplikasikannya ke
dalam kalimat. Pembelajar masih sering tertukar dalam menggunakan
kakujoshi satu dengan yang lainnya. Menghilangkan atau menambahkan
partikel yang tidak seharusnya dilakukan. Kesalahan seperti ini bila tidak
segera diatasi akan berujung pada kesalahan yang sifatnya permanen atau yang
dikenal dengan istilah fosilisasi. Selinker (dalam Tarigan,1995: 103)
memaparkan bahwa fenomena linguistik yang terfosilisasi adalah butir-butir,
kaidah-kaidah, subsistem-subsistem yang oleh para penutur suatu bahasa asli
tertentu cenderung dipakai dalam antarbahasa mereka pada saat memperoleh
B2 tertentu; dengan kata lain, aspek-aspek antarbahasa ini bersifat permanen
dan tidak akan pernah terbasmi atau terhapus bagi kebanyakan pembelajar B2,
tanpa menghiraukan serta memperhatikan jumlah penjelasan dan pengajaran
yang mereka terima.
Hasil penelitian sebelumnya diantaranya Kusumawati (1998)
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan shuujoshi, dan mempunyai fungsi, arti dan penggunaan yang
bermacam-macam, dan fungsi kakujoshi no dalam novel Uranai no meijin Moko chan
yang paling banyak adalah kalimat yang menyatakan “kepunyaan”. Berikutnya,
Shimazu, Naito, dan Nomura (2011) dalam penelitian yang berjudul
“Semantic Structure Analysis Of Japanese Noun Phrases With Adnominal
Particles”, memfokuskan penelitiannya mengenai struktur semantik, terutama
frase kata benda. Mereka mengumpulkan 10000 contoh dari frase A no B dari
artikel sains dan koran, dan investigasi klasifikasi A no B. Kemudian, sebagai
ekperimen pendahuluan, analisis hubungan semantik telah diujicobakan
terhadap sekitar 1000 contoh. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa makna
dari frase A no B pada umummnya ambigu, dan informasi kontekstual
diperlukan untuk menetapkan ambiguitas. Nampaknya keragaman ambiguitas
berhubungan dengan informasi kontekstual, namun pada prinsipnya keragaman
ambiguitas seperti itu dianggap sebagai ketetapan dengan menerima predikat
layak sebagaimana digambarkan dalam penelitiannya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis hendak mengkaji lebih
luas permasalahan, dengan menganalisis tingkat kemampuan mahasiswa JPBJ
UPI, yang difokuskan terhadap penguasaan menggunakan kata bantu no yang
berkedudukan sebagai kakujoshi. Sampel yang akan diukur kemampuannya
adalah mahasiswa tingkat III tahun ajaran 2012/2013. Ini dilakukan dengan
tujuan agar dapat menggambarkan secara komprehensif sejauh mana tingkat
kemampuan mahasiswa setelah sekian waktu belajar bahasa Jepang. Adakah
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ada, apa saja usaha yang dilakukan mahasiswa dalam mengatasi kesulitan
tersebut? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan metodologi
penelitiannya adalah studi deskriptif.
Atas permasalahan yang diungkapkan di atas, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
UPI Tahun Ajaran 2012/2013)”
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah secara umum penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan mahasiswa tingkat III dalam penggunaan
kakujoshi no?
2. Kesulitan apa yang dialami mahasiswa tingkat III dalam penggunaan
kakujoshi no?
3. Usaha apa yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut?
4. Diantara sekian fungsi kakujoshi no, manakah fungsi yang paling mudah
dipahami?
Untuk menghindari terjadinya perluasan yang dapat mengaburkan poin
masalah yang diangkat, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Penelitian ini hanya akan meneliti kata bantu no yang berkedudukan
sebagai kakujoshi.
2. Penelitian ini hanya akan meneliti tingkat kemampuan mahasiswa dalam
penggunaan kakujoshi no yang digambarkan dalam hasil tes.
3. Penelitian ini hanya akan meneliti kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam
mempelajari kakujoshi no.
4. Penelitian ini hanya akan meneliti usaha apa yang dilakukan mahasiswa
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
5. Penelitian ini hanya akan meneliti fungsi kakujoshi no yang paling mudah
dipahami mahasiswa tingkat III.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian hendaknya memiliki tujuan yang jelas, sehingga sasaran
yang ingin dicapai dapat dengan mudah tercapai. Berdasarkan rumusan
masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi no.
2. Kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi no.
3. Usaha yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut.
4. Fungsi kakujoshi no yang paling mudah dipahami mahasiswa.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
5. Menambah pengetahuan penulis mengenai joshi, terutama kakujoshi
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya, juga
referensi belajar bagi pembelajar bahasa Jepang, sehingga diharapkan
dapat menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
7. Memberikan gambaran bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa
dalam menggunakan kakujoshi no. Sehingga dapat dijadikan feedback
(umpan balik) bagi pendidik untuk mencari pemecahan dalam
pembelajaran di kelas.
D. Definisi Operasional Istilah
Dalam melaksanakan penelitian ini, agar masalah yang dikemukakan
oleh peneliti tidak terjadi salah pengertian, maka peneliti perlu menjelaskan
judul skripsi, sebagai berikut:
1. Analisis Kemampuan
Analisis kemampuan adalah penelaahan atau pengkajian secara rinci suatu
masalah yang merupakan suatu pokok atas bagian dan penelaahan bagian
itu sendiri serta hubungannya untuk memperoleh pengertian yang tepat
secara keseluruhan terhadap kompetensi mahasiswa yang bertujuan untuk
memberikan gambaran tingkat kemampuan mahasiswa dalam
menggunakan kakujoshi no setelah mengikuti proses pembelajaran selama
kurun waktu tertentu.
2. Pembelajar Bahasa Jepang
Pembelajar bahasa Jepang adalah orang – orang yang mempelajari bahasa
Jepang, yakni bahasa yang digunakan oleh bangsa yang lahir dan hidup di
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan seterusnya. Yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mahasiswa JPBJ
UPI tingkat III tahun ajaran 2012/2013 yang mempelajari bahasa Jepang
sebagai bahasa asing selama kurun waktu tertentu.
3. Kakujoshi no
Kakujoshi yaitu joshi yang biasanya dipakai setelah taigen (meishi =
nomina) untuk menyatakan hubungan satu bunsetsu dengan bunsetsu
lainnya (Tadasu dalam Sudjianto, 2007:34). Kakujoshi yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu kakujoshi no. Kata bantu no yang berkedudukan
sebagai kakujoshi yaitu kata bantu no seperti pada contoh kalimat berikut
ini,
1. 高木さ 傘
2. 机 あ
3. 公園 バラ 花 咲い いま
4. 十年前 新聞
5. 授業 始ま ベル いま
bukan kata bantu no yang berkedudukan sebagai shuujoshi seperti contoh
berikut ini:
1. もし
2. うし 食 い
3. あし 必 来 ま ま
4. あ さし いも あ
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sutedi (2007:170) mengemukakan bahwa kakujoshi no umumnya
berfungsi untuk menyatakan kepunyaan; menggabungkan beberapa kata
benda menjadi satu kata benda majemuk; dan mengubah kata sifat atau
kata kerja menjadi kata benda, atau kata yang bisa diperlakukan sebagai
seperti kata benda dalam suatu kalimat.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar (asumsi) pada penelitian, menurut Suharsimi Arikunto
(2006:65) adalah:
1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
2. Guna mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatiannya.
3. Guna menentukan dan merumuskan tujuan.
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah dalam bahasa Jepang
terdapat perbedaan penggunaan kakujoshi no dan bila salah dalam
penggunaannya maka akan merubah arti dan mengakibatkan kesalahan dalam
berkomunikasi.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Metode Penelitian
Penelitian ini berusaha untuk menjabarkan kemampuan mahasiswa
tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang dalam penggunaan kakujoshi
no. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual
(Sutedi,2009:58). Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini dilakukan dengan cara
mendeskriptifkan data yang telah diperoleh, kemudian data tersebut dianalisis
sehingga terdapat angka sebagai hasil akhirnya. Untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI
dalam penggunaan kakujoshi no, pengolahan datanya dilakukan dengan
menggunakan statistik deskriptif .
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi penelitian
Populasi menurut Arikunto (2006:130) adalah keseluruhan subjek
penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI
tahun ajaran 2012/2013.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2006:131). Teknik penyampelan yang digunakan adalah
teknik purposif. Yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas
pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan
tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sutedi,
2009:181). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang UPI tingkat III tahun ajaran 2012/2013
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dipelajari dalam mata kuliah bunpou yang mulai dipelajari sejak
awal semester hingga akhir tingkat dua, maka penulis beranggapan
bahwa mahasiswa telah menguasai materi kakujoshi no.
3. Instrumen penelitian
“Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam
kegiatan penelitian”(Sutedi, 2009:155). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
a. Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok (Arikunto, 2006:150).
Tes dimaksudkan untuk mengetahui data kuantitatif. Tes
berupa tes tulis yang memuat soal tentang kakujoshi no, bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa tingkat III
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. dalam memahami kakujoshi no.
b. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan dari
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).
Angket digunakan untuk mengetahui data kualitatif berupa
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kesulitan-kesulitan dan usaha mengatasi kesulitan tersebut, serta
pendapat mahasiswa tentang materi kakujoshi no.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi pustaka
Maksud dari studi pustaka ini adalah usaha untuk memperoleh
informasi dengan mempelajari beberapa rujukan yang berhubungan
dengan kakujoshi no. Buku yang menjadi rujukan dalam penelitian ini
adalah A Dictionary of Japanese Particles, Nihongo no Joshi,
Gramatika Bahasa Jepang Modern - Seri B Pengantar Linguistik
Bahasa Jepang, Kotoba o Tsunagu Joshi. Kiso Nihongo Bunpou, A
Dictionary Of Japanese Grammar dan sumber lainnya yang dimana
terdapat penjelasan mengenai kakujoshi no.
b. Studi lapangan
Penulis mengumpulkan data eksperimen yang dilaksanakan
secara langsung kepada mahasiswa tingkat III dengan cara
memberikan tes tertulis dan angket.
5. Teknik pengolahan data a. Data Tes
Data yang diperoleh dari hasil tes, pertama-tama akan dianalisis
dengan cara mengkoreksi hasil jawaban mahasiswa, kemudian
mengolah hasil data tersebut. Dilanjutkan dengan menganalisis
butir soal, untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dilihat dari
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Data Angket
Data yang diperoleh dari hasil angket akan dianalisis dengan cara
menjumlahkan setiap jawaban angket, menyusun frekuensi dan
persentase jawaban, membuat tabel frekuensi dan persentase
jawaban, lalu menginterpretasikannya.
G. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab.
Bab I yaitu pendahuluan, membahas latar belakang masalah, rumusan dan
batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, anggapan dasar dan
definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II
yaitu landasan teoritis, membahas dokumen-dokumen atau data-data yang
berhubungan dengan fokus penelitian serta toeri-teori yang mendukung
penelitian ini. Bab III yaitu metodologi penelitian, menjelaskan metodologi
penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik pengolahan data, dan tahapan analisis kemampuan. Bab IV yaitu
pembahasan, berupa deskripsi data hasil temuan tentang kakujoshi no,
deskripsi tes, analisis hasil angket, dan gambaran umum lain hasil penelitian.
Bab V yaitu kesimpulan dan saran, berupa kesimpulan hasil penelitian, serta
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk
menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat
sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan
(Sutedi, 2009:53).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif. “ Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual
(Sutedi,2009:58). Penulis menggunakan metode deskriptif karena dalam
penelitian ini, penulis akan menjabarkan kemampuan mahasiswa tingkat III dalam
menggunakan kakujoshi no dan kesalahan penggunaan kakujoshi no yang
dilakukan mahasiswa.
Sedangkan jenis penelitian dalam penelitian ini dapat dikategorikan
sebagai penelitian kuantitatif karena di dalamnya terdapat data berupa
angka-angka. Sutedi (2009:23) menyatakan bahwa:
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berlangsung. Posisi peneliti terlepas dari objek yang diteliti, penggunaan statistik sebagai alat ukur yang digunakan untuk lebih menjaga keobjektifannya.
Berdasarkan keterangan di atas, penulis menyimpulkan bahwa metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif
karena di dalamnya terdapat data berupa angka-angka yang diuraikan secara
deskriptif.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian
Populasi menurut Arikunto (2006:130) adalah keseluruhan subjek
penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran
2012/2013.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2006:131). Teknik penyampelan yang digunakan adalah teknik
purposif. Yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan
peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009:181). Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI
tingkat III tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 30 orang. Sampel dipilih
karena materi kakujoshi no dipelajari dalam mata kuliah bunpou yang
mulai dipelajari sejak awal semester hingga akhir tingkat dua, maka
penulis beranggapan bahwa mahasiswa telah menguasai materi kakujoshi
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau
menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi,
2009:155). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto,
2006:150). Tes dimaksudkan untuk mengetahui data kuantitatif. Tes
berupa tes tulis yang memuat soal tentang kakujoshi no, bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa tingkat III Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang. dalam memahami kakujoshi no.
Tes dibagi menjadi dua kategori, yaitu tes untuk mengukur
kemampuan penggunaan bahasa (gengo unyou nouryoku) mahasiswa
berupa soal isian pendek sejumlah 11 soal dan soal terjemahan sejumlah
11 soal. Sedangkan tes untuk mengukur kemampuan pemahaman bahasa
(gengo rikai nouryoku) berupa soal benar/salah sejumlah 14 soal.
Sehingga total keseluruhan adalah 36 soal. Berikut kisi-kisi instrumen
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Tes
No Indikator tes No. soal
Bagian I Bagian II Bagian III
1. Untuk mengetahui kemampuan pengunaan bahasa (gengo unyou
nouryoku) kakujoshi no
dengan pola: 1. N+no+N
2. N(partikel)+no+N 3. N+no (pengganti “ga”) 4. N+no+hou(ga)
5. N+no+youni/youna 6. N+no+tame(ni) 7. N/V/A+ no
1a, 2b, 3, 4a, 5, 6a, 6b, 8, 10a, 10b, 10c, 11a, 11b
4b 2a, 9a
11c 1b 7b, 9b
4, 6, 7a , 10 , 11
9a 7b 5 1, 2, 3, 6a, 8,
9b 2. Untuk mengetahui
kemampuan pemahaman bahasa (gengo rikai
nouryoku) mahasiswa
terhadap penggunaan
kakujoshi no dalam
kalimat.
1-14
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan dari pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).
Angket diberikan kepada responden (mahasiswa yang menjadi
subjek penelitian) dimaksudkan untuk mengetahui data kualitatif, berupa
sejumlah informasi mengenai pengetahuan kakujoshi no, pendapat
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penggunaan kakujoshi no serta usaha untuk mengatasi kesulitan tersebut.
Angket ini terdiri dari 12 butir pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda.
Tabel 3.2
Kisi - Kisi Instrumen Angket
No. Indikator Angket No. Soal Jumlah
Soal 1 Mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang
kakujoshi
1,2,3 3
2 Mengetahui keaktifan dan pemahaman mahasiswa tentang kakujoshi no
4,5,6,7,8 5
3 Mengetahui pendapat mahasiswa tentang materi dan kesulitan kakujoshi no.
9,10,11 3
4 Mengetahui upaya yang dilakukan mahasiswa dalam mengatasi kesulitan tersebut.
12 1
D. Teknik Pengumpulan Data a. Studi pustaka
Maksud dari studi pustaka ini adalah usaha untuk memperoleh
informasi dengan mempelajari beberapa rujukan yang berhubungan
dengan kakujoshi no. Buku yang menjadi rujukan dalam penelitian ini
adalah A Dictionary of Japanese Particles, Nihongo no Joshi,
Gramatika Bahasa Jepang Modern - Seri B, Pengantar Linguistik
Bahasa Jepang, Kotoba o Tsunagu Joshi, Kiso Nihongo Bunpou, A
Dictionary Of Japanese Grammar dan sumber lainnya yang dimana
terdapat penjelasan mengenai kakujoshi no.
b. Studi lapangan
Penulis mengumpulkan data yang dilaksanakan secara langsung pada
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendekatan one-shot model yaitu pendekatan yang menggunakan satu
kali pengumpulan data pada “suatu saat” (Arikunto, 2006: 83).
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis
berupa tes tertulis dan angket.
E.Teknik pengolahan data
Untuk mengolah data yang terkumpul dan dalam rangka untuk mendapat
jawaban, maka diperlukan suatu teknik analisa data. Data penelitian ini berupa
data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data hasil test sampel
penelitian (responden) sedangkan data kualitatif adalah angket. Oleh karena itu,
data kuantitatif ini akan diolah dengan statistik, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Teknik pengolahan data tes
a. Memeriksa dan menghitung banyaknya data
b. Memberikan skor mentah setiap aspek kemampuan
c. Mengubah skor mentah menjadi nilai standar 100 dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
X =ST
SI × 100
Keterangan:
X = nilai yang dicari
ST = skor tercapai
SI = skor ideal
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Membuat tabel distribusi hasil tes
Setelah mendapatkan hasil tes dan mengubahnya ke dalam nilai
standar 100, maka hasilnya akan penulis buat ke dalam bentuk tabel
dengan keterangan sebagai berikut:
X1 = nilai standar tes bentuk isian
X2 = nilai standar tes bentuk terjemahan
X3 = nilai standar tes bentuk benar salah
e. Menentukan nilai rata-rata untuk setiap aspek kemampuan dengan
rumus:
1) Μ1 = ΣΧ1
Keterangan:
Μ1= nilai rata-rata tes kakujoshi no bentuk isian
Χ1 = jumlah tercapai
n = jumlah responden
2) Μ2 = ΣΧ2
Μ2= nilai rata-rata tes kakujoshi no bentuk terjemahan
Χ2 = jumlah tercapai
n = jumlah responden
3) Μ3 = ΣΧ3
Μ3= nilai rata-rata tes kakujoshi no bentuk benar salah
Χ3 = jumlah tercapai
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Menentukan keseluruhan nilai rata-rata aspek kemampuan dengan
rumus:
Χ= Μ1+Μ2+Μ3
3
X = nilai rata-rata aspek kemampuan
M1 = nilai rata-rata dalam soal isian
M2 = nilai rata-rata dalam soal terjemahan
M3 = nilai rata-rata dalam soal benar salah
g. Menginterpretasikan hasil tes
Setelah data diperoleh, kemudian dinterpretasikan dengan standar nilai
skala lima berikut ini:
Tabel 3.3
Tabel Nilai Skala Lima
Nilai Interpretasi
0 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 100
Sangat kurang Kurang
Cukup Baik Sangat baik
2. Teknik pengolahan data angket
Data yang diperoleh dari hasil angket akan dianalisis dengan cara:
a. Menjumlahkan setiap jawaban angket
b. Menyusun frekuensi jawaban
c. Membuat tabel frekuensi
d. Menghitung persentase dari setiap jawaban dengan rumus:
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
P : Angka presentase
f : frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N : Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
(Sudijono, 2008:43)
e. Menginterpretasikan jawaban angket berdasarkan pada kriteria
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Tabel intepretasi angket
Besar presentase Interpretasi
0% 1% - 5% 6% - 25% 26% - 49%
50% 51% - 75% 76% - 95% 96% - 99%
100%
tidak ada hampir tidak ada
sebagian kecil hampir setengahnya
setengahnya lebih dari setengahnya
sebagian besar hampir seluruhnya
seluruhnya
F. Analisis Uji Coba Instrumen 1. Pengumpulan data tes
Prosedur pengumpulan data tes penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
Penulis melakukan beberapa langkah sebelum mengambil data dari
responden, yaitu:
1) Membuat instrumen penelitian berupa tes.
2) Mengkonsultasikan isi dan bentuk tes tersebut kepada dosen
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Memperbaiki isi dan bentuk tes sesuai petunjuk dari dosen
pmbimbing
4) Mengkonsultasikan isi dan bentuk tes kepada ahli lain diluar
dosen pembimbing
5) Meminta ijin kepada dosen pembimbing untuk mengambil data
tes.
b. Pelaksanaan pengambilan data
Tes uji coba instrumen dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Nopember
2012,bertempat di gedung FPBS lt.3. Uji coba dilakukan kepada 18
orang mahasiswa tingkat III JPBJ UPI tahun ajaran 2012/2013, terdiri
dari 9 orang kelas A dan 9 orang kelas B
2. Analisis data tes hasil uji coba
Penulis mengolah semua hasil data tes yang diperoleh dengan memeriksa
hasil tes masing-masing mahasiswa. Setelah mengubah skor mentah,
penulis mengubah kor mentah tersebut menjadi skor standar nilai dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
a) Skor bersih
- Soal bentuk isian
= Σ
Sk = skor, ΣB = jumlah jawaban yang benar
Setiap jawaban yang benar diberi skor 1.
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setiap jawaban yang benar diberi skor 5
- Soal bentuk benar salah
= Σ −Σ
Sk = skor
ΣB = jumlah jawaban yang benar
ΣS = jumlah jawaban yang salah
b) Skor bersih menjadi standar nilai 100 �= .
. × 100
Keterangan
X = nilai yang dicari
Sk.Aktual= skor tercapai
Sk.Ideal = skor ideal
c) Mean kemampuan mahasiswa
. = Σ�
M.Ak = nilai rata-rata mahasiswa
ΣX = jumlah seluruh nilai
N = jumlah sampel
M1= nilai rata-rata tes isian
M2= nilai rata-rata tes terjemahan
M3= nilai rata-rata tes benar salah
- Mean soal bentuk isian
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= 1140
18
= 63,33
- Mean soal bentuk terjemahan
2 = Σ�2
=1332 ,63
18
= 74,035
- Mean soal bentuk benar salah
3 = Σ�3
= 892,82
18
= 49,6
- Mean kemampuan penggunaan kakujoshi no secara keseluruhan
. = 1+ 2+ 3 3
= 63,33+74,035+49,6
3
= 186,965
3
= 62,32
Selanjutnya penulis menafsirkan hasil data uji coba tersebut berdasarkan
standar nilai skala lima. Berdasarkan standar nilai skala 5 penulis
menyimpulkan bahwa tingkat kemampuan mahasiswa tingkat III jurusan
pendidikan bahasa Jepang tahun ajaran 2012/2013 dalam penggunaan
kakujoshi no hasil uji coba sebesar 62,32 berada pada interval 55 – 64
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Uji Validitas
Validitas suatu instrumen dianggap sangat penting untuk mengukur apa
yang hendak diukur dalam suatu penelitian. Uji validitas intstrumen
bertujuan mengukur kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes dan
angket. Tetapi hanya tes yang di uji ke-validannya. Berikut adalah rumus
untuk mengukur validitas instrumen tes.
= −
2+ 2
−2
Keterangan:
t = nilai t hitung
Mx = mean variabel X
My = mean variabel Y
Sdx = standar deviasi variabel X
Sdy = standar deviasi variabel Y
(Sutedi,2009:218)
a. Analisis validitas tes isian
= −
2+ 2
−2
= 70−56,67 238 ,7025 +288 ,3204
9−2
= 13,33 527 ,0229
7
= 13,33
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= 13,33
8,6789
= 1,53
Db = 8, db 5 %= 2,31 db 1%= 3,36 jadi lebih kecil daripada
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa
tes bentuk isian valid.
b. Analisis validitas tes terjemahan
= −
2+ 2
−2
= 79,99−68,0756
81 ,4949 +138 ,9109 9−2
= 11,9144
220 ,4058 7
= 11,9144 31,4865
= 11,91444 5,611
= 2,12
= 1,08
Db = 8 5%= 2,31 1%= 3,36 lebih kecil daripada
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa
tes bentuk terjemahan valid.
c. Analisis validitas tes benar salah
= −
2+ 2
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
=51,5855−47,6166
12 ,94 2+10 ,12 9−2
= 3,9689
167 ,4436 +102 ,01 7
= 3,9689
269 ,4536 7
= 3,9689 38,4933
= 3,9689 6,2
= 0,64
Db = 8 5%= 2,31 1%= 3,36 lebih kecil daripada
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa
tes bentuk benar/salah valid.
4. Uji Reliabilitas
Uji relibilitas suatu instrumen perlu dilakukan untuk mengukur keajegan
suatu instrument penelitian. Hingga meskipun dilakukan tes berkali-kali
kepada sampel yang sama dalam waktu yang tidak terlalu lama akan
menghasilkan data yang sama. Berikut rumus untuk menghitung
reliabilitas tes.
a. Analisis reliabilitas tes isian
Rumus KR 20
=
−1(
2−Σ 2 )
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
=
−1(1−
( − ) . 2 )
r = koefisien reliabilitas tes
k= jumlah butir soal
p= proporsi jawaban benar
q= proporsi jawaban salah
2 = varians total
M = mean (nilai rata-rata)
Nurgiantoro (dalam Sutedi,2009:223)
Rumus KR 20
= 20 20−1(
26,45−3,9745 26,45 )
= 1,0526 (22,4755 26,45 )
= 1,0526 (0,8497)
= 0,89 (sangat kuat)
Rumus KR 21
= 20 20−1(1−
12,77(20−12,77) 20.26,45 )
= 1,0526 (1−12,77(7,23) 529 )
=1,0526 (1−92,3271 529 )
= 1,0526 (1 – 0,1745)
= 1,0526 (0,8255)
= 0,86 (reliabilitas sangat kuat)
Jadi, korelasi reliabilitas tes isian berdasarkan rumus Kuder Richardson
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Analisis reliabilitas tes terjemahan
Rumus Alpha Cronbach
=
−1(1−
Σ 2
2)
r = angka koefisien reliabilitas
k = jumlah butir soal
� 2 = jumlah varian seluruh butir soal
2 = varian total
Nurgiantoro (dalam Sutedi,2009:225)
= 11 11−1 1−
11,67 43,978
= 1,1(1-0,26536)
=1,1 (0,73464)
= 0,8
Jadi, korelasi reliabilitas tes terjemahan tergolong sangat kuat.
c. Analisis reliabilitas tes benar salah
Teknik belah dua
= NΣXY− ΣX (ΣY) [ Σ�2−(Σ�)2][ ΣY2−(ΣY)2]
(Sutedi,2009:220)
= 18.224− 76 (51)
[18.344−(76)2][18.157−(51)2]
= 4032−3876
[6192−5776 ][2826−2601 ]
= 156 [416][225]
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= 156 305,94
= 0,5
= 2 1 +
= 2 0,5 1+0,5
= 1 1,5
= 0,67
Jadi, korelasi reliabilitas tes benar salah berdasarkan teknik belah dua, tes
ini tergolong kuat.
5. Analisis Butir Soal
Sebelum perangkat tes digunakan untuk mengambil data, uji coba
biasanya dilakukan pada beberapa orang sampel kelompok kecil (di luar
calon sampel sebenarnya). Adapun langkah-langkah untuk menganalisis
butir soal antara lain sebagai berikut:
a. Urutkan jawaban siswa berdasarkan pada skor (nilai) yang diperoleh
dari hasil uji coba, mulai dari skor tertinggi sampai pada skor terendah.
b. Setelah diurutkan, tentukan 27,5% kelompok atas dan 27,5% kelompok
bawah dari seluruh sampel tersebut, sehingga akan diketahui tiga
lapisan siswa, yaitu kelompok atas (27,5%), kelompok menengah
(45%), dan kelompok bawah (27,5%).
c. Menyajikan jumlah jawaban benar dan salah dari sampel kelompok atas
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tingkat Kesukaran
Adapun rumus untuk menghitung tingkat kesukaran tes adalah sebagai
berikut:
- Tes isian dan tes tes benar/salah
TK = BA +BB N
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
BA = jumlah jawaban benar kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah
N = jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah
(Sutedi,2009:214)
[image:37.595.131.506.214.747.2]Tabel 3.5
Pedoman Penafsiran Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran Tafsiran
0,00 ~ 0,25 Sukar
0,25 ~ 0,75 Sedang
0,75 ~ 1,00 Mudah
a. Tes isian
TK = BA +BB N
Tabel 3.6
Tingkat kesukaran tes isian
No. soal BA BB TK Tafsiran
1 1 3 0 0,3 Sedang
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 3 5 5 1 Mudah
4 5 3 0,8 Mudah
3 5 4 5 0,9 Mudah
4 6 4 0 0,4 Sedang
7 4 1 0,5 Sedang
5 8 5 2 0,7 Sedang
6 9 3 1 0,4 Sedang
10 5 2 0,7 Sedang
7 11 5 2 0,7 Sedang
8 12 4 1 0,5 Sedang
9 13 4 3 0,7 Sedang
14 5 1 0,6 Sedang
10
15 4 1 0,5 Sedang
16 3 2 0,5 Sedang
17 4 1 0,5 Sedang
11
18 5 2 0,7 Sedang
19 5 3 0,8 Mudah
20 4 3 0,7 Sedang
b. Tes terjemahan
�= + −(2 × min)
2 ×( −
TK= tingkat kesukaran
SkA = jumlah Skor jawaban kelompok atas
SkB = jumlah skor jawaban kelompok bawah
n = jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah
Sk.min = skor maksimal
Sk.mak = skor minimal
[image:38.595.131.475.110.560.2](Sutedi,2009:216)
Tabel 3.7
Tingkat kesukaran tes terjemahan
No. soal BA BB TK Tafsiran
1 24 20 0,85 Mudah
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3 23 18 0,775 Mudah
4 25 15 0,75 Sedang
5 25 14 0,725 Sedang
6 22 15 0,725 Sedang
7 18 10 0,45 Sedang
8 25 19 0,85 Mudah
9 20 17 0,675 Sedang
10 15 11 0,4 Sedang
11 23 14 0,675 Sedang
c. Tes benar salah
[image:39.595.133.474.111.607.2]�= +
Tabel 3.8
Tingkat kesukaran tes benar salah
No. soal BA BB TK Tafsiran
1 5 4 0,9 Mudah
2 5 2 0,7 Sedang
3 3 0 0,3 Sedang
4 2 2 0,4 Sedang
5 4 2 0,6 Sedang
6 3 2 0,5 Sedang
7 4 0 0,4 Sedang
8 1 0 0,1 Sukar
9 3 3 0,6 Sedang
10 2 2 0,4 Sedang
11 3 2 0,5 Sedang
12 1 2 0,3 Sedang
13 4 2 0,6 Sedang
14 4 2 0,6 Sedang
Daya pembeda
Adapun rumus untuk menghitung daya pembeda tes adalah sebagai
berikut:
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
��= −
DP= Daya pembeda
BA= jumlah jawaban benar kelompok atas
BB= jumlah jawaban benar kelompok bawah
n=sampel kelompok atas atau kelompok bawah
(Sutedi,2009:214)
[image:40.595.133.511.224.747.2]Adapun penafsiran daya pembeda soal yaitu:
Tabel 3.9
Pedoman Penafsiran Daya Pembeda
Daya pembeda Tafsiran
00 ~ 0,25 Rendah (lemah)
0,26 ~ 0,75 Sedang
0,76 ~ 1 Tinggi (kuat)
Tes isian
��= −
Tabel 3.10 Daya pembeda tes isian
No. soal BA BB DP Tafsiran
1 1 3 0 0,6 Sedang
2 5 3 0,4 Sedang
2 3 5 5 0 Rendah
4 5 3 0,4 Sedang
3 5 4 5 -0,2 Rendah
4 6 4 0 0,8 Tinggi
7 4 1 0,6 Sedang
5 8 5 2 0,6 Sedang
6 9 3 1 0,4 Sedang
10 5 2 0,6 Sedang
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8 12 4 1 0,6 Sedang
9 13 4 3 0,2 Rendah
14 5 1 0,8 Tinggi
10
15 4 1 0,6 Sedang
16 3 2 0,2 Rendah
17 4 1 0,6 Sedang
11
18 5 2 0,6 Sedang
19 5 3 0,4 Sedang
20 4 3 0,2 Rendah
a. Tes terjemahan
��= −
( − min )
DP= daya pembeda
SkA= jumlah skor jawaban kelompok atas
SkB= jumlah skor jawaban kelompok bawah
n= jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah
Sk.mak= skor maksimal
Sk.min= skor minimal
[image:41.595.132.500.101.765.2](Sutedi,2009:217)
Tabel 3.11
Daya pembeda tes terjemahan
No. soal BA BB DP Tafsiran
1 24 20 0,2 Rendah
2 21 9 0,2 Rendah
3 23 18 0,25 Rendah
4 25 15 0,5 Sedang
5 25 14 0,55 Sedang
6 22 15 0,35 Sedang
7 18 10 0,4 Sedang
8 25 19 0,3 Sedang
9 20 17 0,15 Rendah
10 15 11 0,2 Rendah
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Tes Benar Salah
[image:42.595.130.479.221.566.2]��= −
Tabel 3.12
Daya pembeda tes benar salah
No. soal BA BB DP Tafsiran
1 5 2 0,2 Rendah
2 5 2 0,6 Sedang
3 3 0 0,6 Sedang
4 2 2 0 Rendah
5 4 2 0,4 Sedang
6 3 2 0,2 Rendah
7 4 0 0,8 Tinggi
8 1 0 0,2 Rendah
9 3 3 0 Rendah
10 2 2 0 Rendah
11 3 2 0,2 Rendah
12 1 2 -0,2 Rendah
13 4 2 0,6 Sedang
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Dari analisis data yang diperoleh dari soal tes dan angket yang diberikan
kepada responden, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kemampuan mahasiswa tingkat III dalam menggunakan kakujoshi no
masih tergolong sangat kurang (52,24%). Kemampuan mahasiswa
tingkat III dalam penggunaan bahasa (gengo unyou noryoku)
kakujoshi no tergolong kurang (55,7843%). Kemampuan
pemahaman bahasa (gengo rikai nouryoku) penggunaan kakujoshi no
tergolong sangat kurang (48,22%). Kemampuan mahasiswa tingkat
III dalam penggunaan kakujoshi no berdasarkan analisis butir soal
pada setiap kategori menunjukkan bahwa, mahasiswa lebih menguasai
aturan penggunaan kakujoshi no dengan pola “Nomina + no +
tame(ni)” yaitu sebesar 90%. Sedangkan pola yang paling rendah
dikuasai mahasiswa tingkat III yaitu pola “Nomina + no (pengganti
“ga”) sebesar 28,571%.
2. Kesulitan Mahasiswa tingkat III dalam penggunaan kakujoshi no,
berdasarkan hasil analisis butir soal menurut kategori/pola dan fungsi
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Sulit membedakan penggunaan kakujoshi no dan partikel wo saat
menerangkan objek dari subjek kalimat. Contohnya pada soal
bagian I nomor 1a, lebih dari setengahnya responden menjawab
dengan kata bantu wo, sisanya partikel ga dan mengosongkannya.
- Sulit membedakan penggunaan kakujoshi no yang dapat
menggantikan partikel “ga”. Contoh soal bagian I nomor 2a
responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 29
orang (96,67%). 25 orang diantaranya menjawab dengan kata bantu
ga. Kemudian soal bagian I nomor 9a, responden yang melakukan
kesalahan pada nomor ini adalah 23 orang (76,67%). 17 orang
diantaranya menjawab dengan kata bantu ga. Lalu, bagian II nomor
9a, responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 29
orang (96,67%).
- Kurang bisa menggunakan kakujoshi no saat menyatakan
kedudukan/status yang sama. Contoh soal bagian I nomor 4a,
responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 16
orang (53,3%).
- Sulit menggunakan kakujoshi no saat menggantikan benda/barang
atau orang yang dibicarakan. Contoh soal bagian II nomor 2,
responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 24
orang (80%). Kemudian soal bagian II nomor 6, responden yang
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Sulit menggunakan kakujoshi no yang menyatakan perbandingan,
contoh soal bagian II nomor 7, responden yang melakukan
kesalahan pada nomor ini adalah 20 orang (66,67%).
- Tidak bisa menggunakan kakujoshi no yang membendakan kata
sifat. Contoh soal bagian II nomor 9b, responden yang melakukan
kesalahan pada nomor ini adalah 30 orang (100%).
- Sulit mengurutkan/menggabungkan beberapa nomina menjadi kata
majemuk. Contoh soal bagian II nomor 10, responden yang
melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 28 orang (93,33%).
- Tidak memahami kakujoshi no yang dapat menggantikan partikel
ga. Soal bagian III nomor 3, responden yang melakukan kesalahan
pada nomor ini adalah 25 orang (83,33%).
- Tidak memahami kakujoshi no tidak dapat digunakan setelah kata
gurai yang menyatakan arah lokasi/tempat. Contoh soal bagian III
nomor 5, responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini
adalah 21 orang (70%).
- Tidak memahami bahwa kakujoshi no tidak bisa diletakkan setelah
verba yang menerangkan kata benda. Kecuali saat menerangkan
suatu hal atau kejadian. Contoh soal nomor 7, responden yang
melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 20 orang (66,67%).
- Tidak memahami kakujoshi no yang membendakan kata sifat tidak
dapat digunakan saat dalam frase “A wa B da”, artinya nomina
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 25
orang (83,33%).
- Sulit memahami penggunaan kakujoshi no yang tidak dapat
digunakan berkali-kali menjadi kata majemuk pada saat
menyatakan sebuah nama/istilah. Contoh soal bagian III nomor 12,
responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 26
orang (86,67%). Kakujoshi no berfungsi untuk menerangkan kata
benda.
- Tidak memahami bahwa kakujoshi no yang menyatakan tempat
tidak dapat digunakan bersama partikel ni. Contoh soal bagian III
nomor 13, responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini
adalah 16 orang (53,33%).
Kesulitan yang dialami oleh mahasiswa tingkat III jurusan pendidikan
bahasa Jepang dalam penggunaan kakujoshi no, berdasarkan data
angket adalah sebagai berikut:
a. Aturan penggunaan yang beragam
b. Fungsi kakujoshi no yang beragam
c. Padanan kata dalam bahasa Indonesia
3. Usaha yang dilakukan mahasiswa tingkat III jurusan pendidikan
bahasa Jepang dalam penggunaan kakujoshi no, berdasarkan data
angket adalah sebagai berikut:
a. Mencari penjelasan kakujoshi no di buku bunpou ( buku paket )
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Bertanya kepada dosen
d. Mencari di internet
e. Bertanya pada teman
Adapun usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan
mahasiswa dalam mempelajari kakujoshi no, dapat penulis berikan
beberapa saran sebagai berikut:
a. Pahami karakteristik kata bantu no yang termasuk kakujoshi
seperti:
- Umumnya diletakkan diantara dua kata benda, kata benda
sebelum partikel no menerangkan kata benda di belakang
partikel no. Arti dan fungsinya berbeda-beda tergantung
konteks kalimatnya.
- Selain mengikuti kata benda, kakujoshi no juga mengikuti kata
kerja atau kata sifat.
- Kakujoshi no tidak diletakkan di akhir kalimat.
- Kakujoshi no dapat menggantikan fungsi partikel ga,
akantetapi nuansa kalimatnya berbeda.
b. Pahami aturan penggunaan kakujoshi no, seperti:
- Gunakanlah kakujoshi no saat menerangkan objek dari suatu
subjek kalimat, manakala berada diantara dua buah kata benda.
Sebaliknya gunakan partikel wo manakala menerangkan objek
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Gunakanlah kakujoshi no yang dapat menggantikan partikel ga,
manakala nuansa kalimat menekankan pada subjek anak
kalimat, bukan subjek kalimat.
- Gunakanlah kakujoshi no saat menyatakan kedudukan yang
sama pasti diikuti nama orang.
- Saat menggantikan benda/barang atau orang yang dibicarakan,
gunakanlah kakujoshi no setelah kata kerja/kata sifat dengan
menghilangkan benda/barang atau orang, yang dibicarakan.
- Saat menyatakan perbandingan, letakkan kakujoshi no setelah
kata benda yang diperbandingkan kemudian diikuti hou(ga).
- Saat membendakan kata sifat/kata kerja yang menyatakan
perihal atau suatu peristiwa, letakkan kakujoshi no setelah kata
sifat/kata kerja dan hilangkan hal atau peristiwa yang
dimaksud.
- Saat menggabungkan beberapa nomina menjadi kata majemuk,
urutkanlah nomina dari yang paling umum menuju yang paling
khusus, atau nomina yang sifatnya besar menuju yang kecil.
Akantetapi saat beberapa nomina yang ingin digabungkan
membentuk sebuah nama atau istilah, maka kakujoshi no dapat
dihilangkan.
- Kakujoshi no dapat digunakan manakala menyatakan tempat,
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Jangan letakkan kakujoshi no setelah kata sifat atau kata kerja
yang menerangkan kata benda.
- Jangan gunakan kakujoshi no saat berada dalam frase “A wa B
da”, artinya nomina pertama adalah nomina kedua. Kecuali
gunakan pada saat frase ”A no B”.
- Jangan gunakan kakujoshi no bersamaaan dengan partikel ni,
ga, atau wo manakala pada frase “A no B”, melainkan gunakan
bersamaan partikel yang mendekati seperti, ~e no,~de no,
~kara no, ~made no, atau ~to no.
4. Kemampuan mahasiswa tingkat III dalam penggunaan kakujoshi no
berdasarkan analisis butir soal pada setiap fungsi kakujoshi no
menunjukkan bahwa, mahasiswa lebih menguasai fungsi kakujoshi no
yang menyatakan kepemilikan atas suatu benda sebesar 100%.
Sedangkan fungsi yang paling rendah dikuasai mahasiswa tingkat III
yaitu menggantikan fungsi partikel “ga” sebesar 14,44%.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, berikut adalah
beberapa rekomendasi dari penulis:
Kepada para pembaca, penulis merasa bahwa dalam hal penulisan dan
penelitian ini masih banyak kekuragan. Penulis merasa komposisi
instrument penelitian ini masih kurang proporsional untuk mengukur
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tambahan instrument selain tes dan angket. Penulis menganalisis seluruh
aturan penggunaan serta fungsi kakujoshi no. Tema penelitian ini masih
terlalu luas. Sehingga jika akan meneliti tentang kakujoshi no agar lebih
menspesifikasikan fungsi atau aturan mana yang akan dijadikan objek
penelitian. Misalnya “Analisis Makna Frase A No B” yang memiliki
banyak makna, atau “Analisis Makna Kata Bantu No dan Ga”. Karena kata
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alfonso dan Niimi. 1981. Japanese A Basic Course. Tokyo: Sophia University
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Bunkachoo. 1995. Gaikokukujin no Tame no Kihongo Yoorei Jiten. Tokyo:
Ookurasho Insatsukyoku
Chino, Naoko. 2008. Partikel Penting Bahasa Jepang. Bekasi Timur: Kesaint
Blanc
Dahidi Ahmad, Sudjianto. 2009. Pengantar Linguistic Bahasa Jepang.
Jakarta:Kesaint Blanc
Ichikawa, Yasuko. 2005. Shokyuu o Oshieru Hito to Oshiekata no Pointo. Tokyo:
Suriiee Nettowaaku
Iori et al. 2005. Shokyuu o Oshieru Hito no tame no Nihongo Bunpou
Handobukku. Tokyo: Suriiee Nettowaaku
Jamashii Guruupu. 1998. Nihongo Kyoushi to Gakushuusha no tame no Bunkei
Jiten. Tokyo: Kuroshio Publishers
Kawashima,Sue. 2004. A Dictionary of Japanese Particles. Tokyo: Kodansha
Internasional
Kokusai Kooryuu Kikin Nihongo Sentaa. 2000. Bunpou I. Tokyo: Bonjinsha
Kusumawati, Endri. 1998. Analisis Kata Bantu “NO” (Studi Deskriptif terhadap
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Makino, Seiichi dan Michio Tsutsui. 2003. A Dictionary Of Japanese Grammar.
Tokyo: The Japan Times Ltd.
Masuoka, Takahasi. 1999. Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan
Moriyama, Takurou. 2003. Koko Kara Hajimaru Nihongo Bunpou. Tokyo: Hitsuji
Murakami, Motojiro. 1986. Shoho no Kokubunpou, Kougo Bungo. Tokyo:
Shoryuudo.
Reiko, Miyoshi et al. 2001. Kotoba o Tsunagu Joshi.Tokyo: Senmon Kyouiku
Shuppan.
Sudjianto. 2007. Gramatika Bahasa Jepang Modern - Seri B. Bekasi Timur:
Kesaint Blanc
Sudijono,Anas.2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo
Sugihartono. 2001. Nihongo no Joshi. Bandung: Humaniora Utama Press
Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Sutedi, Dedi. 2007. Nihongo no Bunpou; Tata Bahasa Jepang Tingkat Dasar.
Bandung: Humaniora
Tarigan,Henry Guntur dan Djago. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Akira Shimazu, Shozo Naito, dan Hirosato Nomura. Semantic Structure Analysis
Of Japanese Noun Phrases With Adnominal Particles Basic Research
Laboratories, N.T.T. 3-9-11, Midori-cho, Musashino-shi, Tokyo 180,
Japan
G, Aliana. 2006. Analisis Fungsi Partikel No Dalam Novel Sastra Modern Kazoku
Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013
Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/LMM2006-42-Bab%202.pdf [15 Juni 2012]
Sari, Ratna. 2007. Analisis Angket Tentang Kemampuan Pemakaian Keishiki
Meishi No Dan Koto Pada Mahasiswa Semester Enam Jurusan
Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Bina Nusantara Jakarta