• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG DALAM PENGGUNAAN KAKUJOSHI “NO” : Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG DALAM PENGGUNAAN KAKUJOSHI “NO” : Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xvii

DAFTAR TABEL ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Definisi Operasional Istilah ... 9

E. Anggapan Dasar ... 11

F. Metode Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

A. Joshi ... 16

B. Kakujoshi ... 18

1. Pengertian Kakujoshi ... 18

2. Kakujoshi no ... 18

C. Penelitian Terdahulu ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

(2)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

1. Populasi ... 43

2. Sampel ... 43

C. Instrumen Penelitian ... 44

1. Tes ... 44

2. Angket ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Teknik Pengolahan Data ... 47

1. Teknik Pengolahan Data Tes ... 47

2. Teknik Pengolahan Data Angket ... 49

F. Analisis Uji Coba Instrumen ... 50

1. Pengumpulan Data Tes ... 50

2. Analisis Data Tes Hasil Uji Coba ... 51

3. Uji Validitas ... 54

4. Uji Reliabilitas ... 56

5. Analisis Butir Soal ... 59

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA ... 66

A. Pengumpulan Data ... 66

B. Analisis Data Tes ... 66

C. Interpretasi Data Tes ... 72

D. Analsisis Data Angket ... 73

E. Interpretasi Data Angket ... 81

(3)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Rekomendasi ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(4)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata

bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

dan Dahidi (2007:181), joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang

dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antar kata tersebut

dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. Joshi

tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bunsetsu, apalagi sebagai

satu kalimat. Hal ini senada dengan pendapat Sutedi (2007:167) bahwa kata

bantu (joshi) merupakan kata yang tidak bisa berdiri sendiri dalam suatu

kalimat. Hirai membagi joshi berdasarkan fungsinya menjadi empat macam

(dalam Sudjianto dan Dahidi, 2007:181), yaitu kakujoshi, setsuzokushi,

fukujoshi dan shuujoshi. Menurut Sutedi (2007:167) kakujoshi adalah kata

bantu yang digunakan untuk menyatakan hubungan antara suatu kata dengan

kata lainnya; menyatakan hubungan antara subjek, objek dengan predikatnya,

seperti kata bantu (joshi) ga,no, o, ni, e, de, to, ya, yori dan kara.

Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa kata bantu no

termasuk dalam kakujoshi. Ia tidak bisa berdiri sendiri, kakujoshi no akan

memiliki arti jelas jika mengikuti kelas kata lain, juga memperjelas arti kata

yang diikutinya, fungsi kakujoshi no beragam atau bermakna banyak bila

(5)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) 私 本 Watashi no hon

Ini adalah buku (milik) saya.

(2) 日本 自動車 Nihon no jidousha

Mobil (buatan) jepang.

(3) バラ 花び Bara no hanabira

Kelopak bunga mawar.

Kakujoshi no pada kalimat (1) menyatakan “kepunyaan” dan dapat

dipadankan dengan kata “milik”. Namun, pada kalimat (2) kakujoshi no tidak

menyatakan “kepunyaan”, melainkan “tempat asal mobil itu dibuat” atau

“mobil yang ada di Jepang”, kakujoshi no pada kalimat tersebut dapat

dipadankan dalam bahasa Indonesia dengan kata “buatan”. Kemudian contoh

kalimat (3) juga tidak menyatakan “kepunyaan”, melainkan “atribut” atau

“keterangan tambahan”. Meskipun kakujoshi no ketiga contoh tersebut berada

di antara dua nomina, tetapi memiliki fungsi dan makna yang berbeda-beda

bergantung konteks kalimatnya. Lalu, contoh (1) dan (2) dapat dipadankan

dalam bahasa Indonesia, tetapi pada contoh kalimat (3) kakujoshi no tidak

dapat dipadankan dengan bahasa Indonesia. Akan terasa janggal bila diartikan

“kelopak milik bunga mawar” atau “kelopak buatan bunga mawar”.

Sutedi (2007:170) mengemukakan bahwa kakujoshi no umumnya

berfungsi untuk menyatakan kepunyaan; menggabungkan beberapa kata benda

menjadi satu kata benda majemuk; dan mengubah kata sifat atau kata kerja

menjadi kata benda, atau kata yang bisa diperlakukan sebagai seperti kata

(6)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keragaman fungsi kakujoshi no dalam kalimat seringkali

menyebabkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang. Berdasarkan

pengalaman belajar penulis dan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis

terhadap 21 orang mahasiswa bahasa jepang UPI, diperoleh hasil bahwa

responden menguasai penggunaan kakujoshi no yang berfungsi sebagai berikut:

1. Menyatakan benda yang dimiliki seseorang (90%)

2. Menyatakan kepemilikan atas suatu benda (80%)

3. Menyatakan atribut (76%)

4. Menyatakan perbandingan (76%)

5. Menyatakan pembuat benda (76%)

6. Menggantikan fungsi partikel “ga” (73%)

7. Menyatakan perumpamaan (71%)

8. Menyatakan sebab,alasan,tujuan dari dilakukan/terjadinya sesuatu (71%)

9. Menyatakan hubungan manusia (69%)

10.Menyatakan bahan/materi benda terbuat (52%)

11.Menyatakan jumlah (51%)

12.Membendakan kata sifat (50%)

13.Menyatakan posisi/status yang sama (50%)

14.Menyatakan tempat (38%)

15.Membendakan kata kerja (33,3%)

16.Menyatakan objek atau tujuan suatu tindakan (31%)

17.Menyatakan waktu (29%)

(7)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan penelitian pendahuluan, diketahui bahwa fungsi

kakujoshi no yang paling mudah adalah fungsi yang menyatakan “kepunyaan”,

baik benda yang dimiliki tersebut disebutkan secara eksplisit maupun implisit.

Fungsi kakujoshi no yang paling sulit adalah fungsi yang “menggantikan benda

atau orang”. Kemampuan responden dalam menggunakan kakujoshi no

bervariasi. Bila di rata-rata kemampuan keseluruhan responden tergolong

kurang atau rendah. Setengah dari seluruh fungsi kakujoshi no yang ada,

tergolong sangat rendah. Banyak aturan penggunaan kakujoshi no yang tidak

dikuasai responden. Berikut beberapa kesalahan yang dilakukan oleh

responden.

Contoh:

a. Penambahan

い 便利 品物 (X)

い 便利 品物 (O)

b. Penghilangan

一年 い 付 合い (O)

一年 い付 合い (X)

c. Partikel yang tidak tepat

ワーフロ 使い方 教え さい (X)

ワーフロ 使い方 教え さい (O)

d. Partikel yang tertukar

(8)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

彼女 社長 秘書 (O)

e. Pengurutan yang tidak tepat

日本語 私 番目 習 言語 あ (O)

日本語 私 習 番目 言語 あ (X)

Contoh-contoh di atas adalah sebagian dari kesalahan yang dilakukan

responden. Kesulitan menggunakan dan membedakan fungsi kakujoshi no

biasanya terjadi pada tahap awal belajar terutama yang bahasa ibunya bukan

bahasa Jepang atau yang serumpun dengannya. Kesulitan-kesulitan ini

berakibat terjadinya kesalahan pembelajar dalam mengaplikasikannya ke

dalam kalimat. Pembelajar masih sering tertukar dalam menggunakan

kakujoshi satu dengan yang lainnya. Menghilangkan atau menambahkan

partikel yang tidak seharusnya dilakukan. Kesalahan seperti ini bila tidak

segera diatasi akan berujung pada kesalahan yang sifatnya permanen atau yang

dikenal dengan istilah fosilisasi. Selinker (dalam Tarigan,1995: 103)

memaparkan bahwa fenomena linguistik yang terfosilisasi adalah butir-butir,

kaidah-kaidah, subsistem-subsistem yang oleh para penutur suatu bahasa asli

tertentu cenderung dipakai dalam antarbahasa mereka pada saat memperoleh

B2 tertentu; dengan kata lain, aspek-aspek antarbahasa ini bersifat permanen

dan tidak akan pernah terbasmi atau terhapus bagi kebanyakan pembelajar B2,

tanpa menghiraukan serta memperhatikan jumlah penjelasan dan pengajaran

yang mereka terima.

Hasil penelitian sebelumnya diantaranya Kusumawati (1998)

(9)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan shuujoshi, dan mempunyai fungsi, arti dan penggunaan yang

bermacam-macam, dan fungsi kakujoshi no dalam novel Uranai no meijin Moko chan

yang paling banyak adalah kalimat yang menyatakan “kepunyaan”. Berikutnya,

Shimazu, Naito, dan Nomura (2011) dalam penelitian yang berjudul

“Semantic Structure Analysis Of Japanese Noun Phrases With Adnominal

Particles”, memfokuskan penelitiannya mengenai struktur semantik, terutama

frase kata benda. Mereka mengumpulkan 10000 contoh dari frase A no B dari

artikel sains dan koran, dan investigasi klasifikasi A no B. Kemudian, sebagai

ekperimen pendahuluan, analisis hubungan semantik telah diujicobakan

terhadap sekitar 1000 contoh. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa makna

dari frase A no B pada umummnya ambigu, dan informasi kontekstual

diperlukan untuk menetapkan ambiguitas. Nampaknya keragaman ambiguitas

berhubungan dengan informasi kontekstual, namun pada prinsipnya keragaman

ambiguitas seperti itu dianggap sebagai ketetapan dengan menerima predikat

layak sebagaimana digambarkan dalam penelitiannya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis hendak mengkaji lebih

luas permasalahan, dengan menganalisis tingkat kemampuan mahasiswa JPBJ

UPI, yang difokuskan terhadap penguasaan menggunakan kata bantu no yang

berkedudukan sebagai kakujoshi. Sampel yang akan diukur kemampuannya

adalah mahasiswa tingkat III tahun ajaran 2012/2013. Ini dilakukan dengan

tujuan agar dapat menggambarkan secara komprehensif sejauh mana tingkat

kemampuan mahasiswa setelah sekian waktu belajar bahasa Jepang. Adakah

(10)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ada, apa saja usaha yang dilakukan mahasiswa dalam mengatasi kesulitan

tersebut? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan metodologi

penelitiannya adalah studi deskriptif.

Atas permasalahan yang diungkapkan di atas, maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

UPI Tahun Ajaran 2012/2013)”

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah secara umum penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa tingkat III dalam penggunaan

kakujoshi no?

2. Kesulitan apa yang dialami mahasiswa tingkat III dalam penggunaan

kakujoshi no?

3. Usaha apa yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan

tersebut?

4. Diantara sekian fungsi kakujoshi no, manakah fungsi yang paling mudah

dipahami?

Untuk menghindari terjadinya perluasan yang dapat mengaburkan poin

masalah yang diangkat, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai

(11)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Penelitian ini hanya akan meneliti kata bantu no yang berkedudukan

sebagai kakujoshi.

2. Penelitian ini hanya akan meneliti tingkat kemampuan mahasiswa dalam

penggunaan kakujoshi no yang digambarkan dalam hasil tes.

3. Penelitian ini hanya akan meneliti kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam

mempelajari kakujoshi no.

4. Penelitian ini hanya akan meneliti usaha apa yang dilakukan mahasiswa

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.

5. Penelitian ini hanya akan meneliti fungsi kakujoshi no yang paling mudah

dipahami mahasiswa tingkat III.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian hendaknya memiliki tujuan yang jelas, sehingga sasaran

yang ingin dicapai dapat dengan mudah tercapai. Berdasarkan rumusan

masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi no.

2. Kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi no.

3. Usaha yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan

tersebut.

4. Fungsi kakujoshi no yang paling mudah dipahami mahasiswa.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

5. Menambah pengetahuan penulis mengenai joshi, terutama kakujoshi

(12)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya, juga

referensi belajar bagi pembelajar bahasa Jepang, sehingga diharapkan

dapat menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

7. Memberikan gambaran bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa

dalam menggunakan kakujoshi no. Sehingga dapat dijadikan feedback

(umpan balik) bagi pendidik untuk mencari pemecahan dalam

pembelajaran di kelas.

D. Definisi Operasional Istilah

Dalam melaksanakan penelitian ini, agar masalah yang dikemukakan

oleh peneliti tidak terjadi salah pengertian, maka peneliti perlu menjelaskan

judul skripsi, sebagai berikut:

1. Analisis Kemampuan

Analisis kemampuan adalah penelaahan atau pengkajian secara rinci suatu

masalah yang merupakan suatu pokok atas bagian dan penelaahan bagian

itu sendiri serta hubungannya untuk memperoleh pengertian yang tepat

secara keseluruhan terhadap kompetensi mahasiswa yang bertujuan untuk

memberikan gambaran tingkat kemampuan mahasiswa dalam

menggunakan kakujoshi no setelah mengikuti proses pembelajaran selama

kurun waktu tertentu.

2. Pembelajar Bahasa Jepang

Pembelajar bahasa Jepang adalah orang – orang yang mempelajari bahasa

Jepang, yakni bahasa yang digunakan oleh bangsa yang lahir dan hidup di

(13)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan seterusnya. Yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mahasiswa JPBJ

UPI tingkat III tahun ajaran 2012/2013 yang mempelajari bahasa Jepang

sebagai bahasa asing selama kurun waktu tertentu.

3. Kakujoshi no

Kakujoshi yaitu joshi yang biasanya dipakai setelah taigen (meishi =

nomina) untuk menyatakan hubungan satu bunsetsu dengan bunsetsu

lainnya (Tadasu dalam Sudjianto, 2007:34). Kakujoshi yang dimaksud

dalam penelitian ini yaitu kakujoshi no. Kata bantu no yang berkedudukan

sebagai kakujoshi yaitu kata bantu no seperti pada contoh kalimat berikut

ini,

1. 高木さ 傘

2. 机 あ

3. 公園 バラ 花 咲い いま

4. 十年前 新聞

5. 授業 始ま ベル いま

bukan kata bantu no yang berkedudukan sebagai shuujoshi seperti contoh

berikut ini:

1. もし

2. うし 食 い

3. あし 必 来 ま ま

4. あ さし いも あ

(14)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sutedi (2007:170) mengemukakan bahwa kakujoshi no umumnya

berfungsi untuk menyatakan kepunyaan; menggabungkan beberapa kata

benda menjadi satu kata benda majemuk; dan mengubah kata sifat atau

kata kerja menjadi kata benda, atau kata yang bisa diperlakukan sebagai

seperti kata benda dalam suatu kalimat.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar (asumsi) pada penelitian, menurut Suharsimi Arikunto

(2006:65) adalah:

1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.

2. Guna mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatiannya.

3. Guna menentukan dan merumuskan tujuan.

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah dalam bahasa Jepang

terdapat perbedaan penggunaan kakujoshi no dan bila salah dalam

penggunaannya maka akan merubah arti dan mengakibatkan kesalahan dalam

berkomunikasi.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk menjabarkan kemampuan mahasiswa

tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang dalam penggunaan kakujoshi

no. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk

(15)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual

(Sutedi,2009:58). Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini dilakukan dengan cara

mendeskriptifkan data yang telah diperoleh, kemudian data tersebut dianalisis

sehingga terdapat angka sebagai hasil akhirnya. Untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI

dalam penggunaan kakujoshi no, pengolahan datanya dilakukan dengan

menggunakan statistik deskriptif .

2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi penelitian

Populasi menurut Arikunto (2006:130) adalah keseluruhan subjek

penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI

tahun ajaran 2012/2013.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto,2006:131). Teknik penyampelan yang digunakan adalah

teknik purposif. Yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas

pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan

tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sutedi,

2009:181). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang UPI tingkat III tahun ajaran 2012/2013

(16)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dipelajari dalam mata kuliah bunpou yang mulai dipelajari sejak

awal semester hingga akhir tingkat dua, maka penulis beranggapan

bahwa mahasiswa telah menguasai materi kakujoshi no.

3. Instrumen penelitian

“Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk

mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam

kegiatan penelitian”(Sutedi, 2009:155). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

a. Tes

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau

kelompok (Arikunto, 2006:150).

Tes dimaksudkan untuk mengetahui data kuantitatif. Tes

berupa tes tulis yang memuat soal tentang kakujoshi no, bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa tingkat III

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. dalam memahami kakujoshi no.

b. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan dari

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).

Angket digunakan untuk mengetahui data kualitatif berupa

(17)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kesulitan-kesulitan dan usaha mengatasi kesulitan tersebut, serta

pendapat mahasiswa tentang materi kakujoshi no.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi pustaka

Maksud dari studi pustaka ini adalah usaha untuk memperoleh

informasi dengan mempelajari beberapa rujukan yang berhubungan

dengan kakujoshi no. Buku yang menjadi rujukan dalam penelitian ini

adalah A Dictionary of Japanese Particles, Nihongo no Joshi,

Gramatika Bahasa Jepang Modern - Seri B Pengantar Linguistik

Bahasa Jepang, Kotoba o Tsunagu Joshi. Kiso Nihongo Bunpou, A

Dictionary Of Japanese Grammar dan sumber lainnya yang dimana

terdapat penjelasan mengenai kakujoshi no.

b. Studi lapangan

Penulis mengumpulkan data eksperimen yang dilaksanakan

secara langsung kepada mahasiswa tingkat III dengan cara

memberikan tes tertulis dan angket.

5. Teknik pengolahan data a. Data Tes

Data yang diperoleh dari hasil tes, pertama-tama akan dianalisis

dengan cara mengkoreksi hasil jawaban mahasiswa, kemudian

mengolah hasil data tersebut. Dilanjutkan dengan menganalisis

butir soal, untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dilihat dari

(18)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Data Angket

Data yang diperoleh dari hasil angket akan dianalisis dengan cara

menjumlahkan setiap jawaban angket, menyusun frekuensi dan

persentase jawaban, membuat tabel frekuensi dan persentase

jawaban, lalu menginterpretasikannya.

G. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab.

Bab I yaitu pendahuluan, membahas latar belakang masalah, rumusan dan

batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, anggapan dasar dan

definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II

yaitu landasan teoritis, membahas dokumen-dokumen atau data-data yang

berhubungan dengan fokus penelitian serta toeri-teori yang mendukung

penelitian ini. Bab III yaitu metodologi penelitian, menjelaskan metodologi

penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, teknik pengolahan data, dan tahapan analisis kemampuan. Bab IV yaitu

pembahasan, berupa deskripsi data hasil temuan tentang kakujoshi no,

deskripsi tes, analisis hasil angket, dan gambaran umum lain hasil penelitian.

Bab V yaitu kesimpulan dan saran, berupa kesimpulan hasil penelitian, serta

(19)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk

menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat

sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan

(Sutedi, 2009:53).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. “ Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk

menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan

menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual

(Sutedi,2009:58). Penulis menggunakan metode deskriptif karena dalam

penelitian ini, penulis akan menjabarkan kemampuan mahasiswa tingkat III dalam

menggunakan kakujoshi no dan kesalahan penggunaan kakujoshi no yang

dilakukan mahasiswa.

Sedangkan jenis penelitian dalam penelitian ini dapat dikategorikan

sebagai penelitian kuantitatif karena di dalamnya terdapat data berupa

angka-angka. Sutedi (2009:23) menyatakan bahwa:

(20)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berlangsung. Posisi peneliti terlepas dari objek yang diteliti, penggunaan statistik sebagai alat ukur yang digunakan untuk lebih menjaga keobjektifannya.

Berdasarkan keterangan di atas, penulis menyimpulkan bahwa metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif

karena di dalamnya terdapat data berupa angka-angka yang diuraikan secara

deskriptif.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian

Populasi menurut Arikunto (2006:130) adalah keseluruhan subjek

penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa

tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran

2012/2013.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto,2006:131). Teknik penyampelan yang digunakan adalah teknik

purposif. Yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan

peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa

dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009:181). Sampel dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI

tingkat III tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 30 orang. Sampel dipilih

karena materi kakujoshi no dipelajari dalam mata kuliah bunpou yang

mulai dipelajari sejak awal semester hingga akhir tingkat dua, maka

penulis beranggapan bahwa mahasiswa telah menguasai materi kakujoshi

(21)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau

menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi,

2009:155). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Tes

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto,

2006:150). Tes dimaksudkan untuk mengetahui data kuantitatif. Tes

berupa tes tulis yang memuat soal tentang kakujoshi no, bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa tingkat III Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang. dalam memahami kakujoshi no.

Tes dibagi menjadi dua kategori, yaitu tes untuk mengukur

kemampuan penggunaan bahasa (gengo unyou nouryoku) mahasiswa

berupa soal isian pendek sejumlah 11 soal dan soal terjemahan sejumlah

11 soal. Sedangkan tes untuk mengukur kemampuan pemahaman bahasa

(gengo rikai nouryoku) berupa soal benar/salah sejumlah 14 soal.

Sehingga total keseluruhan adalah 36 soal. Berikut kisi-kisi instrumen

(22)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Tes

No Indikator tes No. soal

Bagian I Bagian II Bagian III

1. Untuk mengetahui kemampuan pengunaan bahasa (gengo unyou

nouryoku) kakujoshi no

dengan pola: 1. N+no+N

2. N(partikel)+no+N 3. N+no (pengganti “ga”) 4. N+no+hou(ga)

5. N+no+youni/youna 6. N+no+tame(ni) 7. N/V/A+ no

1a, 2b, 3, 4a, 5, 6a, 6b, 8, 10a, 10b, 10c, 11a, 11b

4b 2a, 9a

11c 1b 7b, 9b

4, 6, 7a , 10 , 11

9a 7b 5 1, 2, 3, 6a, 8,

9b 2. Untuk mengetahui

kemampuan pemahaman bahasa (gengo rikai

nouryoku) mahasiswa

terhadap penggunaan

kakujoshi no dalam

kalimat.

1-14

2. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan dari pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).

Angket diberikan kepada responden (mahasiswa yang menjadi

subjek penelitian) dimaksudkan untuk mengetahui data kualitatif, berupa

sejumlah informasi mengenai pengetahuan kakujoshi no, pendapat

(23)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penggunaan kakujoshi no serta usaha untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Angket ini terdiri dari 12 butir pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda.

Tabel 3.2

Kisi - Kisi Instrumen Angket

No. Indikator Angket No. Soal Jumlah

Soal 1 Mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang

kakujoshi

1,2,3 3

2 Mengetahui keaktifan dan pemahaman mahasiswa tentang kakujoshi no

4,5,6,7,8 5

3 Mengetahui pendapat mahasiswa tentang materi dan kesulitan kakujoshi no.

9,10,11 3

4 Mengetahui upaya yang dilakukan mahasiswa dalam mengatasi kesulitan tersebut.

12 1

D. Teknik Pengumpulan Data a. Studi pustaka

Maksud dari studi pustaka ini adalah usaha untuk memperoleh

informasi dengan mempelajari beberapa rujukan yang berhubungan

dengan kakujoshi no. Buku yang menjadi rujukan dalam penelitian ini

adalah A Dictionary of Japanese Particles, Nihongo no Joshi,

Gramatika Bahasa Jepang Modern - Seri B, Pengantar Linguistik

Bahasa Jepang, Kotoba o Tsunagu Joshi, Kiso Nihongo Bunpou, A

Dictionary Of Japanese Grammar dan sumber lainnya yang dimana

terdapat penjelasan mengenai kakujoshi no.

b. Studi lapangan

Penulis mengumpulkan data yang dilaksanakan secara langsung pada

(24)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendekatan one-shot model yaitu pendekatan yang menggunakan satu

kali pengumpulan data pada “suatu saat” (Arikunto, 2006: 83).

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis

berupa tes tertulis dan angket.

E.Teknik pengolahan data

Untuk mengolah data yang terkumpul dan dalam rangka untuk mendapat

jawaban, maka diperlukan suatu teknik analisa data. Data penelitian ini berupa

data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data hasil test sampel

penelitian (responden) sedangkan data kualitatif adalah angket. Oleh karena itu,

data kuantitatif ini akan diolah dengan statistik, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Teknik pengolahan data tes

a. Memeriksa dan menghitung banyaknya data

b. Memberikan skor mentah setiap aspek kemampuan

c. Mengubah skor mentah menjadi nilai standar 100 dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

X =ST

SI × 100

Keterangan:

X = nilai yang dicari

ST = skor tercapai

SI = skor ideal

(25)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Membuat tabel distribusi hasil tes

Setelah mendapatkan hasil tes dan mengubahnya ke dalam nilai

standar 100, maka hasilnya akan penulis buat ke dalam bentuk tabel

dengan keterangan sebagai berikut:

X1 = nilai standar tes bentuk isian

X2 = nilai standar tes bentuk terjemahan

X3 = nilai standar tes bentuk benar salah

e. Menentukan nilai rata-rata untuk setiap aspek kemampuan dengan

rumus:

1) Μ1 = ΣΧ1

Keterangan:

Μ1= nilai rata-rata tes kakujoshi no bentuk isian

Χ1 = jumlah tercapai

n = jumlah responden

2) Μ2 = ΣΧ2

Μ2= nilai rata-rata tes kakujoshi no bentuk terjemahan

Χ2 = jumlah tercapai

n = jumlah responden

3) Μ3 = ΣΧ3

Μ3= nilai rata-rata tes kakujoshi no bentuk benar salah

Χ3 = jumlah tercapai

(26)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f. Menentukan keseluruhan nilai rata-rata aspek kemampuan dengan

rumus:

Χ= Μ1+Μ2+Μ3

3

X = nilai rata-rata aspek kemampuan

M1 = nilai rata-rata dalam soal isian

M2 = nilai rata-rata dalam soal terjemahan

M3 = nilai rata-rata dalam soal benar salah

g. Menginterpretasikan hasil tes

Setelah data diperoleh, kemudian dinterpretasikan dengan standar nilai

skala lima berikut ini:

Tabel 3.3

Tabel Nilai Skala Lima

Nilai Interpretasi

0 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 100

Sangat kurang Kurang

Cukup Baik Sangat baik

2. Teknik pengolahan data angket

Data yang diperoleh dari hasil angket akan dianalisis dengan cara:

a. Menjumlahkan setiap jawaban angket

b. Menyusun frekuensi jawaban

c. Membuat tabel frekuensi

d. Menghitung persentase dari setiap jawaban dengan rumus:

(27)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

P : Angka presentase

f : frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N : Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

(Sudijono, 2008:43)

e. Menginterpretasikan jawaban angket berdasarkan pada kriteria

sebagai berikut:

Tabel 3.4

Tabel intepretasi angket

Besar presentase Interpretasi

0% 1% - 5% 6% - 25% 26% - 49%

50% 51% - 75% 76% - 95% 96% - 99%

100%

tidak ada hampir tidak ada

sebagian kecil hampir setengahnya

setengahnya lebih dari setengahnya

sebagian besar hampir seluruhnya

seluruhnya

F. Analisis Uji Coba Instrumen 1. Pengumpulan data tes

Prosedur pengumpulan data tes penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

Penulis melakukan beberapa langkah sebelum mengambil data dari

responden, yaitu:

1) Membuat instrumen penelitian berupa tes.

2) Mengkonsultasikan isi dan bentuk tes tersebut kepada dosen

(28)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Memperbaiki isi dan bentuk tes sesuai petunjuk dari dosen

pmbimbing

4) Mengkonsultasikan isi dan bentuk tes kepada ahli lain diluar

dosen pembimbing

5) Meminta ijin kepada dosen pembimbing untuk mengambil data

tes.

b. Pelaksanaan pengambilan data

Tes uji coba instrumen dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Nopember

2012,bertempat di gedung FPBS lt.3. Uji coba dilakukan kepada 18

orang mahasiswa tingkat III JPBJ UPI tahun ajaran 2012/2013, terdiri

dari 9 orang kelas A dan 9 orang kelas B

2. Analisis data tes hasil uji coba

Penulis mengolah semua hasil data tes yang diperoleh dengan memeriksa

hasil tes masing-masing mahasiswa. Setelah mengubah skor mentah,

penulis mengubah kor mentah tersebut menjadi skor standar nilai dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

a) Skor bersih

- Soal bentuk isian

= Σ

Sk = skor, ΣB = jumlah jawaban yang benar

Setiap jawaban yang benar diberi skor 1.

(29)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiap jawaban yang benar diberi skor 5

- Soal bentuk benar salah

= Σ −Σ

Sk = skor

ΣB = jumlah jawaban yang benar

ΣS = jumlah jawaban yang salah

b) Skor bersih menjadi standar nilai 100 �= .

. × 100

Keterangan

X = nilai yang dicari

Sk.Aktual= skor tercapai

Sk.Ideal = skor ideal

c) Mean kemampuan mahasiswa

. = Σ�

M.Ak = nilai rata-rata mahasiswa

ΣX = jumlah seluruh nilai

N = jumlah sampel

M1= nilai rata-rata tes isian

M2= nilai rata-rata tes terjemahan

M3= nilai rata-rata tes benar salah

- Mean soal bentuk isian

(30)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= 1140

18

= 63,33

- Mean soal bentuk terjemahan

2 = Σ�2

=1332 ,63

18

= 74,035

- Mean soal bentuk benar salah

3 = Σ�3

= 892,82

18

= 49,6

- Mean kemampuan penggunaan kakujoshi no secara keseluruhan

. = 1+ 2+ 3 3

= 63,33+74,035+49,6

3

= 186,965

3

= 62,32

Selanjutnya penulis menafsirkan hasil data uji coba tersebut berdasarkan

standar nilai skala lima. Berdasarkan standar nilai skala 5 penulis

menyimpulkan bahwa tingkat kemampuan mahasiswa tingkat III jurusan

pendidikan bahasa Jepang tahun ajaran 2012/2013 dalam penggunaan

kakujoshi no hasil uji coba sebesar 62,32 berada pada interval 55 – 64

(31)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Uji Validitas

Validitas suatu instrumen dianggap sangat penting untuk mengukur apa

yang hendak diukur dalam suatu penelitian. Uji validitas intstrumen

bertujuan mengukur kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes dan

angket. Tetapi hanya tes yang di uji ke-validannya. Berikut adalah rumus

untuk mengukur validitas instrumen tes.

= −

2+ 2

−2

Keterangan:

t = nilai t hitung

Mx = mean variabel X

My = mean variabel Y

Sdx = standar deviasi variabel X

Sdy = standar deviasi variabel Y

(Sutedi,2009:218)

a. Analisis validitas tes isian

= −

2+ 2

−2

= 70−56,67 238 ,7025 +288 ,3204

9−2

= 13,33 527 ,0229

7

= 13,33

(32)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= 13,33

8,6789

= 1,53

Db = 8, db 5 %= 2,31 db 1%= 3,36 jadi lebih kecil daripada

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa

tes bentuk isian valid.

b. Analisis validitas tes terjemahan

= −

2+ 2

−2

= 79,99−68,0756

81 ,4949 +138 ,9109 9−2

= 11,9144

220 ,4058 7

= 11,9144 31,4865

= 11,91444 5,611

= 2,12

= 1,08

Db = 8 5%= 2,31 1%= 3,36 lebih kecil daripada

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa

tes bentuk terjemahan valid.

c. Analisis validitas tes benar salah

= −

2+ 2

(33)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

=51,5855−47,6166

12 ,94 2+10 ,12 9−2

= 3,9689

167 ,4436 +102 ,01 7

= 3,9689

269 ,4536 7

= 3,9689 38,4933

= 3,9689 6,2

= 0,64

Db = 8 5%= 2,31 1%= 3,36 lebih kecil daripada

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa

tes bentuk benar/salah valid.

4. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas suatu instrumen perlu dilakukan untuk mengukur keajegan

suatu instrument penelitian. Hingga meskipun dilakukan tes berkali-kali

kepada sampel yang sama dalam waktu yang tidak terlalu lama akan

menghasilkan data yang sama. Berikut rumus untuk menghitung

reliabilitas tes.

a. Analisis reliabilitas tes isian

Rumus KR 20

=

−1(

2Σ 2 )

(34)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

=

−1(1−

( − ) . 2 )

r = koefisien reliabilitas tes

k= jumlah butir soal

p= proporsi jawaban benar

q= proporsi jawaban salah

2 = varians total

M = mean (nilai rata-rata)

Nurgiantoro (dalam Sutedi,2009:223)

Rumus KR 20

= 20 20−1(

26,45−3,9745 26,45 )

= 1,0526 (22,4755 26,45 )

= 1,0526 (0,8497)

= 0,89 (sangat kuat)

Rumus KR 21

= 20 20−1(1−

12,77(20−12,77) 20.26,45 )

= 1,0526 (1−12,77(7,23) 529 )

=1,0526 (1−92,3271 529 )

= 1,0526 (1 – 0,1745)

= 1,0526 (0,8255)

= 0,86 (reliabilitas sangat kuat)

Jadi, korelasi reliabilitas tes isian berdasarkan rumus Kuder Richardson

(35)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Analisis reliabilitas tes terjemahan

Rumus Alpha Cronbach

=

−1(1−

Σ 2

2)

r = angka koefisien reliabilitas

k = jumlah butir soal

� 2 = jumlah varian seluruh butir soal

2 = varian total

Nurgiantoro (dalam Sutedi,2009:225)

= 11 11−1 1−

11,67 43,978

= 1,1(1-0,26536)

=1,1 (0,73464)

= 0,8

Jadi, korelasi reliabilitas tes terjemahan tergolong sangat kuat.

c. Analisis reliabilitas tes benar salah

Teknik belah dua

= NΣXY− ΣX (ΣY) [ Σ�2)2][ ΣY2(ΣY)2]

(Sutedi,2009:220)

= 18.224− 76 (51)

[18.344−(76)2][18.157−(51)2]

= 4032−3876

[6192−5776 ][2826−2601 ]

= 156 [416][225]

(36)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= 156 305,94

= 0,5

= 2 1 +

= 2 0,5 1+0,5

= 1 1,5

= 0,67

Jadi, korelasi reliabilitas tes benar salah berdasarkan teknik belah dua, tes

ini tergolong kuat.

5. Analisis Butir Soal

Sebelum perangkat tes digunakan untuk mengambil data, uji coba

biasanya dilakukan pada beberapa orang sampel kelompok kecil (di luar

calon sampel sebenarnya). Adapun langkah-langkah untuk menganalisis

butir soal antara lain sebagai berikut:

a. Urutkan jawaban siswa berdasarkan pada skor (nilai) yang diperoleh

dari hasil uji coba, mulai dari skor tertinggi sampai pada skor terendah.

b. Setelah diurutkan, tentukan 27,5% kelompok atas dan 27,5% kelompok

bawah dari seluruh sampel tersebut, sehingga akan diketahui tiga

lapisan siswa, yaitu kelompok atas (27,5%), kelompok menengah

(45%), dan kelompok bawah (27,5%).

c. Menyajikan jumlah jawaban benar dan salah dari sampel kelompok atas

(37)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tingkat Kesukaran

Adapun rumus untuk menghitung tingkat kesukaran tes adalah sebagai

berikut:

- Tes isian dan tes tes benar/salah

TK = BA +BB N

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas

BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah

N = jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah

(Sutedi,2009:214)

[image:37.595.131.506.214.747.2]

Tabel 3.5

Pedoman Penafsiran Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran Tafsiran

0,00 ~ 0,25 Sukar

0,25 ~ 0,75 Sedang

0,75 ~ 1,00 Mudah

a. Tes isian

TK = BA +BB N

Tabel 3.6

Tingkat kesukaran tes isian

No. soal BA BB TK Tafsiran

1 1 3 0 0,3 Sedang

(38)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 3 5 5 1 Mudah

4 5 3 0,8 Mudah

3 5 4 5 0,9 Mudah

4 6 4 0 0,4 Sedang

7 4 1 0,5 Sedang

5 8 5 2 0,7 Sedang

6 9 3 1 0,4 Sedang

10 5 2 0,7 Sedang

7 11 5 2 0,7 Sedang

8 12 4 1 0,5 Sedang

9 13 4 3 0,7 Sedang

14 5 1 0,6 Sedang

10

15 4 1 0,5 Sedang

16 3 2 0,5 Sedang

17 4 1 0,5 Sedang

11

18 5 2 0,7 Sedang

19 5 3 0,8 Mudah

20 4 3 0,7 Sedang

b. Tes terjemahan

�= + −(2 × min⁡⁡)

2 ×( −

TK= tingkat kesukaran

SkA = jumlah Skor jawaban kelompok atas

SkB = jumlah skor jawaban kelompok bawah

n = jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Sk.min = skor maksimal

Sk.mak = skor minimal

[image:38.595.131.475.110.560.2]

(Sutedi,2009:216)

Tabel 3.7

Tingkat kesukaran tes terjemahan

No. soal BA BB TK Tafsiran

1 24 20 0,85 Mudah

(39)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3 23 18 0,775 Mudah

4 25 15 0,75 Sedang

5 25 14 0,725 Sedang

6 22 15 0,725 Sedang

7 18 10 0,45 Sedang

8 25 19 0,85 Mudah

9 20 17 0,675 Sedang

10 15 11 0,4 Sedang

11 23 14 0,675 Sedang

c. Tes benar salah

[image:39.595.133.474.111.607.2]

�= +

Tabel 3.8

Tingkat kesukaran tes benar salah

No. soal BA BB TK Tafsiran

1 5 4 0,9 Mudah

2 5 2 0,7 Sedang

3 3 0 0,3 Sedang

4 2 2 0,4 Sedang

5 4 2 0,6 Sedang

6 3 2 0,5 Sedang

7 4 0 0,4 Sedang

8 1 0 0,1 Sukar

9 3 3 0,6 Sedang

10 2 2 0,4 Sedang

11 3 2 0,5 Sedang

12 1 2 0,3 Sedang

13 4 2 0,6 Sedang

14 4 2 0,6 Sedang

Daya pembeda

Adapun rumus untuk menghitung daya pembeda tes adalah sebagai

berikut:

(40)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

��= −

DP= Daya pembeda

BA= jumlah jawaban benar kelompok atas

BB= jumlah jawaban benar kelompok bawah

n=sampel kelompok atas atau kelompok bawah

(Sutedi,2009:214)

[image:40.595.133.511.224.747.2]

Adapun penafsiran daya pembeda soal yaitu:

Tabel 3.9

Pedoman Penafsiran Daya Pembeda

Daya pembeda Tafsiran

00 ~ 0,25 Rendah (lemah)

0,26 ~ 0,75 Sedang

0,76 ~ 1 Tinggi (kuat)

 Tes isian

��= −

Tabel 3.10 Daya pembeda tes isian

No. soal BA BB DP Tafsiran

1 1 3 0 0,6 Sedang

2 5 3 0,4 Sedang

2 3 5 5 0 Rendah

4 5 3 0,4 Sedang

3 5 4 5 -0,2 Rendah

4 6 4 0 0,8 Tinggi

7 4 1 0,6 Sedang

5 8 5 2 0,6 Sedang

6 9 3 1 0,4 Sedang

10 5 2 0,6 Sedang

(41)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8 12 4 1 0,6 Sedang

9 13 4 3 0,2 Rendah

14 5 1 0,8 Tinggi

10

15 4 1 0,6 Sedang

16 3 2 0,2 Rendah

17 4 1 0,6 Sedang

11

18 5 2 0,6 Sedang

19 5 3 0,4 Sedang

20 4 3 0,2 Rendah

a. Tes terjemahan

��= −

( − min )

DP= daya pembeda

SkA= jumlah skor jawaban kelompok atas

SkB= jumlah skor jawaban kelompok bawah

n= jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Sk.mak= skor maksimal

Sk.min= skor minimal

[image:41.595.132.500.101.765.2]

(Sutedi,2009:217)

Tabel 3.11

Daya pembeda tes terjemahan

No. soal BA BB DP Tafsiran

1 24 20 0,2 Rendah

2 21 9 0,2 Rendah

3 23 18 0,25 Rendah

4 25 15 0,5 Sedang

5 25 14 0,55 Sedang

6 22 15 0,35 Sedang

7 18 10 0,4 Sedang

8 25 19 0,3 Sedang

9 20 17 0,15 Rendah

10 15 11 0,2 Rendah

(42)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Tes Benar Salah

[image:42.595.130.479.221.566.2]

��= −

Tabel 3.12

Daya pembeda tes benar salah

No. soal BA BB DP Tafsiran

1 5 2 0,2 Rendah

2 5 2 0,6 Sedang

3 3 0 0,6 Sedang

4 2 2 0 Rendah

5 4 2 0,4 Sedang

6 3 2 0,2 Rendah

7 4 0 0,8 Tinggi

8 1 0 0,2 Rendah

9 3 3 0 Rendah

10 2 2 0 Rendah

11 3 2 0,2 Rendah

12 1 2 -0,2 Rendah

13 4 2 0,6 Sedang

(43)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dari analisis data yang diperoleh dari soal tes dan angket yang diberikan

kepada responden, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Kemampuan mahasiswa tingkat III dalam menggunakan kakujoshi no

masih tergolong sangat kurang (52,24%). Kemampuan mahasiswa

tingkat III dalam penggunaan bahasa (gengo unyou noryoku)

kakujoshi no tergolong kurang (55,7843%). Kemampuan

pemahaman bahasa (gengo rikai nouryoku) penggunaan kakujoshi no

tergolong sangat kurang (48,22%). Kemampuan mahasiswa tingkat

III dalam penggunaan kakujoshi no berdasarkan analisis butir soal

pada setiap kategori menunjukkan bahwa, mahasiswa lebih menguasai

aturan penggunaan kakujoshi no dengan pola “Nomina + no +

tame(ni)” yaitu sebesar 90%. Sedangkan pola yang paling rendah

dikuasai mahasiswa tingkat III yaitu pola “Nomina + no (pengganti

“ga”) sebesar 28,571%.

2. Kesulitan Mahasiswa tingkat III dalam penggunaan kakujoshi no,

berdasarkan hasil analisis butir soal menurut kategori/pola dan fungsi

(44)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Sulit membedakan penggunaan kakujoshi no dan partikel wo saat

menerangkan objek dari subjek kalimat. Contohnya pada soal

bagian I nomor 1a, lebih dari setengahnya responden menjawab

dengan kata bantu wo, sisanya partikel ga dan mengosongkannya.

- Sulit membedakan penggunaan kakujoshi no yang dapat

menggantikan partikel “ga”. Contoh soal bagian I nomor 2a

responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 29

orang (96,67%). 25 orang diantaranya menjawab dengan kata bantu

ga. Kemudian soal bagian I nomor 9a, responden yang melakukan

kesalahan pada nomor ini adalah 23 orang (76,67%). 17 orang

diantaranya menjawab dengan kata bantu ga. Lalu, bagian II nomor

9a, responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 29

orang (96,67%).

- Kurang bisa menggunakan kakujoshi no saat menyatakan

kedudukan/status yang sama. Contoh soal bagian I nomor 4a,

responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 16

orang (53,3%).

- Sulit menggunakan kakujoshi no saat menggantikan benda/barang

atau orang yang dibicarakan. Contoh soal bagian II nomor 2,

responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 24

orang (80%). Kemudian soal bagian II nomor 6, responden yang

(45)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Sulit menggunakan kakujoshi no yang menyatakan perbandingan,

contoh soal bagian II nomor 7, responden yang melakukan

kesalahan pada nomor ini adalah 20 orang (66,67%).

- Tidak bisa menggunakan kakujoshi no yang membendakan kata

sifat. Contoh soal bagian II nomor 9b, responden yang melakukan

kesalahan pada nomor ini adalah 30 orang (100%).

- Sulit mengurutkan/menggabungkan beberapa nomina menjadi kata

majemuk. Contoh soal bagian II nomor 10, responden yang

melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 28 orang (93,33%).

- Tidak memahami kakujoshi no yang dapat menggantikan partikel

ga. Soal bagian III nomor 3, responden yang melakukan kesalahan

pada nomor ini adalah 25 orang (83,33%).

- Tidak memahami kakujoshi no tidak dapat digunakan setelah kata

gurai yang menyatakan arah lokasi/tempat. Contoh soal bagian III

nomor 5, responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini

adalah 21 orang (70%).

- Tidak memahami bahwa kakujoshi no tidak bisa diletakkan setelah

verba yang menerangkan kata benda. Kecuali saat menerangkan

suatu hal atau kejadian. Contoh soal nomor 7, responden yang

melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 20 orang (66,67%).

- Tidak memahami kakujoshi no yang membendakan kata sifat tidak

dapat digunakan saat dalam frase “A wa B da”, artinya nomina

(46)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 25

orang (83,33%).

- Sulit memahami penggunaan kakujoshi no yang tidak dapat

digunakan berkali-kali menjadi kata majemuk pada saat

menyatakan sebuah nama/istilah. Contoh soal bagian III nomor 12,

responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini adalah 26

orang (86,67%). Kakujoshi no berfungsi untuk menerangkan kata

benda.

- Tidak memahami bahwa kakujoshi no yang menyatakan tempat

tidak dapat digunakan bersama partikel ni. Contoh soal bagian III

nomor 13, responden yang melakukan kesalahan pada nomor ini

adalah 16 orang (53,33%).

Kesulitan yang dialami oleh mahasiswa tingkat III jurusan pendidikan

bahasa Jepang dalam penggunaan kakujoshi no, berdasarkan data

angket adalah sebagai berikut:

a. Aturan penggunaan yang beragam

b. Fungsi kakujoshi no yang beragam

c. Padanan kata dalam bahasa Indonesia

3. Usaha yang dilakukan mahasiswa tingkat III jurusan pendidikan

bahasa Jepang dalam penggunaan kakujoshi no, berdasarkan data

angket adalah sebagai berikut:

a. Mencari penjelasan kakujoshi no di buku bunpou ( buku paket )

(47)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Bertanya kepada dosen

d. Mencari di internet

e. Bertanya pada teman

Adapun usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan

mahasiswa dalam mempelajari kakujoshi no, dapat penulis berikan

beberapa saran sebagai berikut:

a. Pahami karakteristik kata bantu no yang termasuk kakujoshi

seperti:

- Umumnya diletakkan diantara dua kata benda, kata benda

sebelum partikel no menerangkan kata benda di belakang

partikel no. Arti dan fungsinya berbeda-beda tergantung

konteks kalimatnya.

- Selain mengikuti kata benda, kakujoshi no juga mengikuti kata

kerja atau kata sifat.

- Kakujoshi no tidak diletakkan di akhir kalimat.

- Kakujoshi no dapat menggantikan fungsi partikel ga,

akantetapi nuansa kalimatnya berbeda.

b. Pahami aturan penggunaan kakujoshi no, seperti:

- Gunakanlah kakujoshi no saat menerangkan objek dari suatu

subjek kalimat, manakala berada diantara dua buah kata benda.

Sebaliknya gunakan partikel wo manakala menerangkan objek

(48)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Gunakanlah kakujoshi no yang dapat menggantikan partikel ga,

manakala nuansa kalimat menekankan pada subjek anak

kalimat, bukan subjek kalimat.

- Gunakanlah kakujoshi no saat menyatakan kedudukan yang

sama pasti diikuti nama orang.

- Saat menggantikan benda/barang atau orang yang dibicarakan,

gunakanlah kakujoshi no setelah kata kerja/kata sifat dengan

menghilangkan benda/barang atau orang, yang dibicarakan.

- Saat menyatakan perbandingan, letakkan kakujoshi no setelah

kata benda yang diperbandingkan kemudian diikuti hou(ga).

- Saat membendakan kata sifat/kata kerja yang menyatakan

perihal atau suatu peristiwa, letakkan kakujoshi no setelah kata

sifat/kata kerja dan hilangkan hal atau peristiwa yang

dimaksud.

- Saat menggabungkan beberapa nomina menjadi kata majemuk,

urutkanlah nomina dari yang paling umum menuju yang paling

khusus, atau nomina yang sifatnya besar menuju yang kecil.

Akantetapi saat beberapa nomina yang ingin digabungkan

membentuk sebuah nama atau istilah, maka kakujoshi no dapat

dihilangkan.

- Kakujoshi no dapat digunakan manakala menyatakan tempat,

(49)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Jangan letakkan kakujoshi no setelah kata sifat atau kata kerja

yang menerangkan kata benda.

- Jangan gunakan kakujoshi no saat berada dalam frase “A wa B

da”, artinya nomina pertama adalah nomina kedua. Kecuali

gunakan pada saat frase ”A no B”.

- Jangan gunakan kakujoshi no bersamaaan dengan partikel ni,

ga, atau wo manakala pada frase “A no B”, melainkan gunakan

bersamaan partikel yang mendekati seperti, ~e no,~de no,

~kara no, ~made no, atau ~to no.

4. Kemampuan mahasiswa tingkat III dalam penggunaan kakujoshi no

berdasarkan analisis butir soal pada setiap fungsi kakujoshi no

menunjukkan bahwa, mahasiswa lebih menguasai fungsi kakujoshi no

yang menyatakan kepemilikan atas suatu benda sebesar 100%.

Sedangkan fungsi yang paling rendah dikuasai mahasiswa tingkat III

yaitu menggantikan fungsi partikel “ga” sebesar 14,44%.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, berikut adalah

beberapa rekomendasi dari penulis:

Kepada para pembaca, penulis merasa bahwa dalam hal penulisan dan

penelitian ini masih banyak kekuragan. Penulis merasa komposisi

instrument penelitian ini masih kurang proporsional untuk mengukur

(50)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tambahan instrument selain tes dan angket. Penulis menganalisis seluruh

aturan penggunaan serta fungsi kakujoshi no. Tema penelitian ini masih

terlalu luas. Sehingga jika akan meneliti tentang kakujoshi no agar lebih

menspesifikasikan fungsi atau aturan mana yang akan dijadikan objek

penelitian. Misalnya “Analisis Makna Frase A No B” yang memiliki

banyak makna, atau “Analisis Makna Kata Bantu No dan Ga”. Karena kata

(51)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alfonso dan Niimi. 1981. Japanese A Basic Course. Tokyo: Sophia University

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Bunkachoo. 1995. Gaikokukujin no Tame no Kihongo Yoorei Jiten. Tokyo:

Ookurasho Insatsukyoku

Chino, Naoko. 2008. Partikel Penting Bahasa Jepang. Bekasi Timur: Kesaint

Blanc

Dahidi Ahmad, Sudjianto. 2009. Pengantar Linguistic Bahasa Jepang.

Jakarta:Kesaint Blanc

Ichikawa, Yasuko. 2005. Shokyuu o Oshieru Hito to Oshiekata no Pointo. Tokyo:

Suriiee Nettowaaku

Iori et al. 2005. Shokyuu o Oshieru Hito no tame no Nihongo Bunpou

Handobukku. Tokyo: Suriiee Nettowaaku

Jamashii Guruupu. 1998. Nihongo Kyoushi to Gakushuusha no tame no Bunkei

Jiten. Tokyo: Kuroshio Publishers

Kawashima,Sue. 2004. A Dictionary of Japanese Particles. Tokyo: Kodansha

Internasional

Kokusai Kooryuu Kikin Nihongo Sentaa. 2000. Bunpou I. Tokyo: Bonjinsha

Kusumawati, Endri. 1998. Analisis Kata Bantu “NO” (Studi Deskriptif terhadap

(52)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Makino, Seiichi dan Michio Tsutsui. 2003. A Dictionary Of Japanese Grammar.

Tokyo: The Japan Times Ltd.

Masuoka, Takahasi. 1999. Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan

Moriyama, Takurou. 2003. Koko Kara Hajimaru Nihongo Bunpou. Tokyo: Hitsuji

Murakami, Motojiro. 1986. Shoho no Kokubunpou, Kougo Bungo. Tokyo:

Shoryuudo.

Reiko, Miyoshi et al. 2001. Kotoba o Tsunagu Joshi.Tokyo: Senmon Kyouiku

Shuppan.

Sudjianto. 2007. Gramatika Bahasa Jepang Modern - Seri B. Bekasi Timur:

Kesaint Blanc

Sudijono,Anas.2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo

Sugihartono. 2001. Nihongo no Joshi. Bandung: Humaniora Utama Press

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

Sutedi, Dedi. 2007. Nihongo no Bunpou; Tata Bahasa Jepang Tingkat Dasar.

Bandung: Humaniora

Tarigan,Henry Guntur dan Djago. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan

Berbahasa. Bandung: Angkasa

Akira Shimazu, Shozo Naito, dan Hirosato Nomura. Semantic Structure Analysis

Of Japanese Noun Phrases With Adnominal Particles Basic Research

Laboratories, N.T.T. 3-9-11, Midori-cho, Musashino-shi, Tokyo 180,

Japan

G, Aliana. 2006. Analisis Fungsi Partikel No Dalam Novel Sastra Modern Kazoku

(53)

Ratna Nurlinda Oktavianti, 2013

Analisis Kemampuan Pembelajaran Bahasa Jepang Dalam Penggunaan Kakujoshi “No” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/LMM2006-42-Bab%202.pdf [15 Juni 2012]

Sari, Ratna. 2007. Analisis Angket Tentang Kemampuan Pemakaian Keishiki

Meishi No Dan Koto Pada Mahasiswa Semester Enam Jurusan

Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Bina Nusantara Jakarta

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Tabel Nilai Skala Lima
Tabel 3.4 Tabel intepretasi angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

You are required to complete three (3) copies of the Consolidated Monthly Taxes Form and deliver the forms with tax payments to Banco Nacional Ultra- marino (BNU), Dili, by the

Pnl merupakan suplai daya tiga phasa pada keadaan tanpa beban, maka. besar reaktansi

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Jurus Tae Geuk 1 Pada Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Taekwondo Di SMP Negeri 3

58 Grafik 4.3 Histrogram Data Preetest Keterampilan Sosial Siswa Kelas Kontrol 64 Grafik 4.4 Histrogram Data Postest Keterampilan Sosial Siswa Kelas Kontrol 67 Grafik

lebih lanjut dengan judul: “Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Kemampuan berfikir kritis dan Keterampilan Sosial Peserta Didik di. SDN

Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana.. Samson, R.A dan

Gambar Proses Isolasi Kapang dari Daun Waru.. Isolasi pada Daun Tua dan Muda

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERILAKU P ERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI” ini dan seluruh