• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2.1 Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lampung Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tabel 2.1 Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lampung Utara"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

II. 1

BAB. II

PROFIL KABUPATEN/KOTA

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 15

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Ibukota Kabupaten yaitu Kotabumi berjarak 100 Km dari Kota Bandar Lampung ( ibukota Provinsi Lampung ) Secara geografis Kabupaten Lampung Utara terletak pada 104°40’ sampai 105°08’ Bujur Timur dan 4°34’ sampai 5°06’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah utara dengan Kabupaten Way Kanan

 Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lampung Tengah

 Sebelah Timur dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat

 Sebelah Barat dengan kabupaten Lampung Barat

Untuk lebih jelasnya mengenai batasan administratif, dapat dilihat pada Gambar Peta Administrasi Kabupaten Lampung Utara.

Berdasarkan Perda No. 08 Tahun 2006, wilayah Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2006 dimekarkan menjadi 23 kecamatan dan 247 desa/ kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Lampung Utara adalah 272.563 Ha yang terdiri dari kecamatan:

1 Bukit Kemuning 13 Blambangan Pagar

2 Abung Tinggi 14 Abung Timur

3 Tanjung Raja 15 Abung Surakarta

4 Abung Barat 16 Sungkai Selatan

5 Abung Tengah 17 Muara Sungkai

6 Abung Kunang 18 Bunga Mayang

7 Abung Pekurun 19 Sungkai Barat

8 Kotabumi 20 Sungkai Jaya

9 Kotabumi Utara 21 Sungkai Utara

10 Kotabumi Selatan 22 Hulu Sungkai

11 Abung Selatan 23 Sungkai Tengah

12 Abung Semuli

(2)
(3)

II. 3

Tabel 2.1

Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lampung Utara

No Kecamatan Luas/area

(Ha)

Luas terhadap kabupaten

(%)

Jumlah desa/kel

1 Bukit Kemuning 11.498 4,22 8

2 Abung Tinggi 13,306 4,88 8

3 Tanjung Raja 33.170 12,17 19

4 Abung Barat 6.008 2,20 14

5 Abung Tengah 9.193 3,37 11

6 Abung Kunang 4.020 1,47 7

7 Abung Pekurun 18.247 6,73 9

8 Kotabumi 5.911 2,17 13

9 Kotabumi Utara 17.519 6,43 8

10 Kotabumi Selatan 10.422 3,82 14

11 Abung Selatan 14.136 5,19 16

12 Abung Semuli 9.688 3,55 7

13 Blambangan Pagar 19.139 7,02 7

14 Abung Timur 10.447 3,83 12

15 Abung Surakarta 11.051 4,05 9

16 Sungkai Selatan 8.965 3,29 11

17 MuaraSungkai 11.869 4,35 11

18 Bunga Mayang 12.576 4,61 11

19 Sungkai Barat 6.896 2,53 10

20 Sungkai Jaya 5.220 1,92 9

21 Sungkai Utara 12.759 4,68 15

22 Hulu Sungkai 9.263 3,40 10

23 Sungkai Tengah 11.160 4,09 8

JUMLAH 272.563 100,00 247

(4)

II. 4

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN/KOTA

Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014-2034, Potensi Pengembangan Wilayah yang ada didalam Kabupaten Lampung Utara seperti halnya ketersediaan Sumber Daya Alam ( bahan tambang/galian, air baku, dll) ketersediaan prasarana dan sarana wilayah, ketersediaan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang berkualitas, adanya sektor Industri dan perdagangan yang dapat diandalkan dan sebagainya.

Adapun Potensi tersebut dan yang lainnya adalah sebagai berikut : A. Sumber Daya Alam

1. Kawasan Hutan Lindung Tangkit Tembak sebagai penjaga

keseimbangan lingkungan.

2. Dari segi Hidrologi, Kabupaten Lampung Utara memiliki potensi

yang besar, khususnya berupa ketersediaan air permukaan ( sungai dan air tanah ) dan termasuk didalam cekungan air tanah

Metro – Kotabumi yang dapat dikembangkan bagi sektor pertanian.

3. Ketersediaan lahan perkebunan di Kecamatan Hulu Sungkai dan

Kecamatan Sungkai Utara yaitu Lahan Perkebunan Karet yang sangat luas dengan produksi terbesar diantara lahan perkebunan lainnya.

4. Ketersediaan lahan pertanian pangan seluas 55,667 Ha yang

terluas berada di Kecamatan Abung Surakarta, Abung Timur dan Abung Selatan yang berpotensi sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) Lahan dan produksi pertanian sawah padi, sawah gogo dan tanaman jagung.

5. Potensi lahan perkebunan kelapa sawit dan tebu beserta indistri pengolahannya.

6. Secara tradisional lahan pertanian merupakan sumber daya alam

terbesar di Kabupaten Lampung Utara. Berbagai produk pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan serta kehutanan sebagai penopangnya.

B. E k o n o m i

1. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dengan penguatan

struktur perekonomian daerah dengan sector riil yaitu pertanian, industri dan perdagangan sebagai motor penggerak pertumbuhan/perkembangan wilayah.

2. Sektor primer berupa sub sektor pertanian memberikan

kontribusi sebesar 42.07 % dari total PDRB Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2016, Hal ini menunjukan masih tingginya ketergantungan perekonomian Kabupaten Lampung Utara terhadap sektor primer khususnya sektor pertanian.

3. Pengembangan potensi sektor tersier yang memberikan

(5)

II. 5

tersier terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lampung

Utara mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2015.

4. Sentra produksi padi sawah berada dikecamatan Abung Timur

dengan junlah produksi 22.095 ton dan padi lading sebesar 6.085 ton dan Abung Surakarta dengan jumlah produksi padi

sawah 25.050 ton dan padi lading 2.890 ton. Sentra – sentra

pertanian tersebut dapat dikembangkan menjadi kawasan agropolitan yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Utara.

5. Potensi Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat di

Kabupaten Lampung Utara yang didominasi oleh penghasil produksi terbesar yaitu perkebunan tebu sebanyak 12.304,70 ton dan Kecamatan Bunga Mayang adalah penghasil terbesar dengan produksi perkebunan rakyat sebanyak 26.078,80 ton

6. Terdapatnya industri bidang usaha karet, tapioca, etanol dan

meubelair dari kayu karet di Kecmatan Kotabumi Utara

7. Terdapat Industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit

serta pengolahan kayu di Kecamatan Blambangan Pagar dan Sungkai Utara.

8. Terdapatnya industri gula dan pabrik kertas di Kecamatan

Bunga Mayang.

9. Potensi Pengembangan Kawasan Wisata Way Rarem sebagai

kawasan wisata agro.

10. Potensi industri pengolahan karet di Candi Mas Kecamatan

Abung Selatan.

11. Kegiatan pengusahaan tambang batu magan dan batu bara di

Kecamatan Sungkai Tengah dan Abung Pekurun.

12. Dalam konstilasi regional Kabupaten Lampung Utara terletak

dalam posisi yang strategis, Jalur Lintas Tengah Sumatera sebagai jalur aktifitas ekonomi merupakan potensi wilayah yang sangat mendukung bagi pengembangan wilayah Kabupaten Lampung Utara.

13. Sektor yang menjadi sektor basis di Kabupaten Lampung Utara

adalah sub sektor dalam sektor pertanian ( tanaman perkebunan, kehutanan ), Industri Pengolahan ( industri tanpa migas ), Listrik, Gas dan Air Bersih ( sub sektor listrik ), Sektor Perdagangan, hotel dan restaurant ( sub sektor perdangangan

besar dan eceran, restaurant ), sub sector pengangkutan ( angkutan jalan raya dan sektor jasa – jasa )

C. Sumber Daya Manusia

1. Ketersediaan Tenaga Kerja yang cukup banyak

(6)

II. 6

peluang bagi sektor industri untuk menempatkan SDM tersebut sebagai tenaga kerja.

3. Adanya Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan ( Gapoktan HKm )

sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya reboisasi hutan serta pengolahan HKm di hutan lindung.

4. Tersedianya Sumber Daya Manusia sektor Pertanian dan

Peternakan yang memiliki Kemampuan teknis memadai.

D. Sumber Daya Buatan ( Sarana dan Prasarana )

1. Keberadaan Jaringan Arteri Primer mendukung pertumbuhan dan

perkembangan Kotabumi sebagai PKW skala Nasional dan Bukit Kemuning sebagai PKL bagi Provinsi Lampung.

2. Jalur Regional yang melalui Kabupaten Lampung Utara merupakan

jalur lintas utama bagian tengah Sumatera yang dibentuk oleh jaringan jalan negara.

3. Jalan Kabupaten membentuk pola menjari ( finger ) dengan pusat

di Kotabumi dan berpencar keempat penjuru yaitu Kotabumi –

Tatakarya – Daya Murni, Kotabumi – Ketapang – Negara Ratu,

Kotabumi – Bukit Kemuning, Kotabumi – Bandar Jaya memberikan

peluang dalam pemerataan pengembangan dan pembangunan wilayah sehingga dapat meminimalisir kesenjangan antara wilayah yang ada di dalam Kabupaten Lampung Utara.

4. Tersedianya Terminal Induk Simpang Praopau sebagai titik simpul

pergerakan orang, didukung dengan sub terminal Kalicinta dan Bukit Kemuning.

5. Tersedianya Stasiun Kereta Api mendukung mobilitas sumber daya

dari/dan ke wilayah Kabupaten Lampung Utara.

6. Pengadaan Irigasi yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman

pangan.

7. Porensi Bendungan Way Tebabeng yang mampu mengaliri sawah

seluas 4.000 Ha sekaligus sebagai kawasan wisata air.

8. Keterjangkauan pelayanan komunikasi diluar telpon fixed, yang

terpasang di rumah tangga, telah banyak dilayani oleh swasta dengan seluler.

E. Sumber Daya Energi dan Mineral

1. Potensi Galian C ( pasir dan tanah liat ) dengan perkiraan potensi

bahan galian pasir Kabupaten Lampung Utara 6.907.625 M³ yang salah satu terbesar berada di Kecamatan Abung Selatan ( 1.944.000 M³ ) dan Bunga Mayang ( 2.744.000 M³ ).

2. Potensi Batu Andesit Kabupaten Lampung Utara dengan perkiraan

potensi 2.791.067,50 M³ yang slah satu terbesar berada di Kecamatan Kotabumi ( 1.212.500 M³ ) Abung Barat ( 648.000 M³ ) dan Tanjung Raja ( 416.000 M³ ).

3. Potensi Pengalian tanah liat untuk industry batu bata yang tersebar

(7)

II. 7

4. Potennsi Pengembangan pertambangan batu bara di Abung

Pekurun yang perlu di sertai dengan pengelolaan lingkungan yang baik.

5. Usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil – hasil tambang sebagai

bahan baku untuk industri.

6. Bahan Galian konstruksi didapati pula diareal darat perbukitan, seperti penambangan batu andesit di desa Mulang Maya, Kotabumi, pengalian tanah liat, untuk industry pembuatan batu bata juga telah banyak diusahakan oleh masyarakat.

7. Penyelidikan ( eksplorasi ) potensi batu bara pada cekungan

sendimentasi endapan batu bara dikerjakan oleh PT. Karya Sakti Duta Indah dengan wilayah eksplorasi berada di Desa Subik Kecamatan Abung Tengah Lampung Utara hingga dusun Lingga Pura Desa Negri Katon Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah.

Dari beberapa contoh sampel yang diambil telah dianalisis kandungan rata-rata batu bara mencapai lebih dari 6.600 kcal kg batu bara yang merupakan batu bara dengan kualitas yang baik dengan tingkat Sub Bituminous. Namun dari uji sampel diperoleh juga bahwa kandungan slfur batu bara juga tinggi yaitu 1,18% hingga 2,30%, hingga diperlukan tehnik lebih lanjut untuk menurunkan kadar sulfur tersebut.

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

Berdasarkan pola fertilitas, mortalitas dan migrasi proyeksi penduduk Lampung Utara pada tahun 2015 sebesar 606.902 jiwa. Kecamatan Kotabumi Selatan memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 69.007 jiwa dan paling sedikit Kecamatan Abung Kunang 9.485 jiwa. Dengan luas wilayah 2 .725,63 Km ² kepadatan penduduk Lampung Utara mencapai 222 jiwa per Km.

2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan

(8)

II. 8

Tabel 2.1

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Km² di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2015

No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Kepadatan

Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2016

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin, Laki-laki sebanyak 308.083 jiwa dan perempuan sebanyak 298.009 jiwa dengan rasio jenis kelamin 103,38 yang berarti dari 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki (Tabel 2.2).

Komposisi Penduduk Lampung Utara didominasi oleh kelompok penduduk usia muda. Penduduk yang besar dapat menjadi potensi tetapi dapat juga menjadi masalah jika tidak memiliki kualitas sumber

daya manusia yang baik. Dependency Ratio Lampung Utara pada

(9)

II. 9

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Utara Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2015

No Kecamatan

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 Bukit Kemuning 21.054 20.322 41.376

2 Abung Tinggi 8.367 7.954 16.321

3 Tanjung Raja 15.775 15.088 30.863

4 Abung Barat 9.431 9.135 18.566

5 Abung Tengah 8.525 8.108 16.633

6 Abung Kunang 4.764 4.721 9.485

7 Abung Pekurun 5.834 5.388 11.222

8 Kotabumi 26.270 25.762 52.032

9 Kotabumi Utara 16.121 15.498 31.619

10 Kotabumi Selatan 34.415 34.592 69.007

11 Abung Selatan 24.927 24.274 49.201

12 Abung Semuli 12.574 12.111 24.685

13 Blambangan Pagar 8.786 8.365 17.151

14 Abung Timur 17.272 16.781 34.053

15 Abung Surakarta 14.048 13.907 27.955

16 Sungkai Selatan 11.037 10.572 21.609

17 Bunga Mayang 16.846 15.909 32.755

18 Muara Sungkai 7.278 6.825 14.103

19 Sungkai Barat 6.455 6.158 12.613

20 Sungkat Jaya 5.063 4.875 9.938

21 Sungkai Utara 17.643 16.781 34.424

22 Hulu Sungkai 7.211 7.031 14.242

23 Sungkai Tengah 8.387 7.852 16.239

JUMLAH 308.083 298.009 606.902

(10)

II. 10

Tabel 2.3

Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2015

Kelompok

Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2016

Jika dilihat perkembangan penduduk menurut kelompok umur dari tahun 2010-2015, pertumbuhan penduduk di kelompok usia produktif (15-59) lebih besar jika dibandingkan pertumbuhan penduduk usia non produktif (0-14 dan 60+) hal ini menggambarkan Lampung Utara memasuki masa bonus demografi dimana proporsi penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan proporsi penduduk tidak produktif.

2.3.2 Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk

Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang

pendapatannya (didekati dengan pengeluaran) lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup layak tersebut diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makanan setara 2100 kilo kalori sehari, perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi dan lain-lain.

Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara

keseluruhan pendapatan penduduk meningkat, sebaliknya

meningkatnya jumlah penduduk miskin mengindikasikan

(11)

II. 11

penduduk miskin merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat.

Jumlah penduduk miskin di wilayah Kabupaten Lampung Utara, adalah berdasarkan data rumah tangga sasaran penerima manfaat dan kuantum penyaluran beras Program Penyaluran Beras Rumah Tangga Miskin (Raskin) Tahun 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah ini.

Dari Tabel 2.4 terlihat bahwa jumlah penduduk miskin per kecamatan tertinggi terdapat di Kecamatan Sungkai Utara dengan jumlah rumah tangga miskin 4.404 KK atau sekitar 7,84 dan jumlah penduduk miskin terendah terdapat di kecamatan Abung Kunang dengan jumlah penduduk miskin sebesar 877 KK atau sekitar 1,62 %.

(12)

II. 12

Tabel 2.4 : Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Nama Kecamatan

Sumber : TNP2K Lampung, tahun 2016

(13)

II. 13

Tabel 2.5: Jumlah Rumah per kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Sumber : BPS Kab. Lampung Utara 2016 ( Data diolah )

Kondisi eksisting rumah yang terdapat di Kabupaten Lampung Utara dapat dilihat dari secara keseluruhan terdapat 141.592 unit rumah. Dari total jumlah rumah tersebut 34 persennya atau sekitar 49.057 unit rumah tergolong dalam rumah permanen sementara 33 persennya atau sekitar 47.440 unit rumah masih tergolong kedalam rumah semi permanen dan 31 persennya atau sikitar 45.095 rumah masih sederhana. Jumlah rumah tertinggi terdapat di kecamatan kotabumi selatan sebanyak 15.414 unit rumah sedangkan jumlah rumah terendah terdapat di kecamatan Sungkai Jaya sebanyak 2.271 unit rumah.

2.3.3 Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan

(14)

II. 14

dengan kepadatan tertinggi pada daerah sentral daerah industri dan akses yang lebih baik.

Dengan luas wilayah Kabupaten Lampung Utara yang sekitar

272.563 hektar atau 2.725,63 km², dan didiami oleh 609.902 jiwa

maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Utara adalah sebanyak 222 jiwa per kilometer persegi. Untuk kecamatan dengan populasi penduduk terpadat adalah Kecamatan Kotabumi Selatan, yaitu sebanyak 880 jiwa per kilometer persegi, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Abung Pekurun yaitu sebanyak 61 jiwa per kilometer persegi.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Lampung Utara, jumlah penduduk Kabupaten Lampu ng Utara Tahun 2015 adalah 606.902 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi di kecamatan Kotabumi Selatan sebesar 69.007 dan jumlah penduduk terendah di kecamatan Abung Kunang sebesar 9.485 jiwa. Berdasarkan hasil perhitungan, pertumbuhan penduduk rata-rata dikabupaten Lampung Utara adalah sebesar 0,66%. Berikut, rumus perhitungan pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Utara.

Rumus;

r = {(Pn /Po)^(1/n)-1} x 100

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk tahun ke t

Po = Jumlah penduduk awal

r = Rata-rata pertumbuhan penduduk

n = Selisih tahun terakhir dengan tahun dasar

(15)

II. 15

Tabel 2. 6 : Jumlah dan kepadatan penduduk 3-5 tahun terakhir

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Pddk

Tahun Tahun Tahun Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 Bukit Kemuning 38.708 39.128 39.509 39.676 39.996 9.677 9.782 9.877 9.919 9.999 - 1,09 0,97 0,42 0,81 337 340 344 345 347

Kotabumi 51.863 52.426 52.937 53.160 53.590 11.752 11.821 11.939 11.999 12.059 - 1,09 0,97 0,42 0,81 877 887 896 899 903

Sungkai Selatan 21.164 21.394 21.602 21.693 21.869 5.090 5.123 5.170 5.195 5.223 - 1,09 0,97 0,42 0,81 236 239 241 242 243

Tanjung Raja 29.880 30.204 331.70 30.628 30.876 7.768 7.812 7.890 7.929 7.971 - 1,08 9,82 7,66 0,81 90 91 91 92 93

Abung Timur 33.741 43.107 34.440 34.585 34.865 8.650 8.706 8.781 8.824 8.876 - 1,08 0,98 0,42 0,81 323 326 330 331 332

Abung Barat 18.574 18.776 18.959 19.039 19.192 4.483 4.512 4.551 4.569 4.600 - 1,09 0,97 0,42 0,80 309 313 316 317 318

Abung Selatan 46.727 47.234 47.695 47.895 48.282 11.579 11.659 11.765 11.821 11.882 - 1,09 0,98 0,42 0,81 331 334 337 339 340

Sungkai Utara 32.413 32.765 33.084 33.224 33.492 8.022 8.079 8.152 8.194 8.232 - 1,09 0,97 0,42 0,81 254 257 259 260 261

Kotabumi Utara 30.139 30.466 30.763 30.892 31.143 7.763 7.811 7.889 7.928 7.966 - 1,08 0,97 0,42 0,81 172 174 176 176 177

Kotabumi Selatan 64.027 64.722 65.353 65.627 66.160 14.063 14.159 14.281 14.337 14.430 - 1,09 0,97 0,42 0,81 614 621 627 630 632

Abung Tengah 15.438 15.606 15.758 15.824 15.952 4.228 4.259 4.290 4.308 4.338 - 1,09 0,97 0,42 0,81 168 170 171 172 173

Abung Tinggi 16.026 16.200 16.358 16.427 16.561 3.815 3.829 3.876 3.895 3.915 - 1,09 0,98 0,42 0,82 120 122 123 123 124

Abung Semuli 23.542 23.798 24.029 24.130 24.325 6.158 6.191 6.251 6.284 6.319 - 1,09 0,97 0,42 0,81 243 246 248 249 250

Abung Surakarta 27.073 27.367 27.634 27.750 27.976 7.109 7.151 7.214 7.249 7.295 - 1,09 0,98 0,42 0,81 245 248 250 251 252

Muara Sungkai 14.212 14.366 14.506 14.568 14.685 3.718 3.747 3.779 3.798 3.815 - 1,08 0,97 0,43 0,80 120 121 122 123 123

Bunga Mayang 31.991 32.338 23.653 32.792 33.047 8.454 8.513 8.589 8.631 8.675 - 1,08 26,86 38,64 0,78 254 257 260 261 262

Hulu Sungkai 13.756 13.905 14.041 14.568 14.214 3.286 3.311 3.343 3.359 3.372 - 1,08 0,98 3,75 2,43 149 150 152 157 158

Sungkai Tengah 15.503 15.671 15.824 15.892 16.020 3.855 3.886 3.911 3.931 3.956 - 1,08 0,98 0,43 0,81 139 140 142 142 143

Abung Pekurun 11.162 11,283 11.393 11.441 11.534 2.736 2.758 2.779 2.793 2.807 - 1,08 0,97 0,42 0,81 61 61 62 62 63

Sungkai Jaya 9.804 9.911 10.007 10.049 10.130 2.271 2.289 2.311 2.323 2.330 - 1,09 0,97 0,42 0,81 188 190 192 193 193

Sungkai Barat 11.894 12.023 12.140 12.192 12.290 2.726 2.748 2.769 2.783 2.797 - 1,08 0,97 0,43 0,80 172 174 176 177 178

Abung Kunang 9.345 9.447 9.538 9.579 9.657 2.313 2.331 2.347 2.359 2.373 - 1,09 0,96 0,43 0,81 232 235 237 238 239

Blambangan Pagar 17.483 17.483 17.653 17.729 17.871 4.356 4.380 4.421 4.443 4.470 - 0,00 0,97 0,43 0,80 91 91 92 93 93

Jumlah 584.465 590.620 596.375 598.892 603.727 143.872 144.857 146.175 146.871 147.700 - 1,05 0,97 0,42 0,81 214 217 219 220 221

(16)

II. 16

Jika dibandingkan Tahun 2010 yang lalu, maka jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 609.902 jiwa. Artinya pertumbuhan penduduk rata-rata adalah sebesar 0,66% pertahun.

(17)

II. 17

Tabel 2.7 : Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk (orang)

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total

Tahun Tahun Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Bukit Kemuning 32.103 32.364 32.628 32.89 33.161 8.116 8.068 7.990 7.897 7.775 40.219 40.432 40.618 40.790 40.936 Kotabumi 49.250 49.651 50.055 50.462 50.873 4.639 4.524 4.368 4.192 3.977 53.889 54.175 54.423 54.654 54.850 Sungkai Selatan 11547 11.641 11.736 11.831 11.928 10.444 10.467 10.473 10.472 10.455 21.991 22.108 22.209 22.303 22.383 Tanjung Raja 31.048 31.213 31.356 31.489 31.602 31.048 31.213 31.356 31.489 31.602 Abung Timur 35.060 35.246 35.408 35.558 35.685 35.060 35.246 35.408 35.558 35.685 Abung Barat 11.468 11.561 11.655 11.750 11.846 7.831 7.840 7.835 7.823 7.797 19.299 19.401 19.490 19.573 19.643 Abung Selatan 24.506 24.705 24.907 25.109 25.314 24.046 24.104 24.126 24.133 24.104 48.552 48.809 49.033 49.242 49.418 Sungkai Utara 13.492 13.602 13.713 13.824 13.937 20.187 20.255 20.300 20.333 20.342 33.679 33.857 34.013 34.157 34.279 Kotabumi Utara 15.737 15.865 15.994 16.124 16.256 15.580 15.618 15.633 15.638 15.619 31.317 31.483 31.627 31.762 31.875 Kotabumi Selatan 58.734 59.212 59.694 60.180 60.670 7.796 7.671 7.495 7.295 7.046 66.530 66.883 67.189 67.475 67.716 Abung Tengah 16.041 16.126 16.200 16.269 16.327 16.041 16.126 16.200 16.269 16.327 Abung Tinggi 16.654 16.742 16.819 16.891 16.951 16.654 16.742 16.819 16.891 16.951 Abung Semuli 10.307 10.391 10.475 10.561 10.647 14.154 14.200 14.228 14.247 14.250 24.461 24.591 24.703 24.808 24.897 Abung Surakarta 28.132 28.281 28.411 28.532 28.634 28.132 28.281 28.411 28.532 28.634 Muara Sungkai 14.767 14.845 14.913 14.977 15.030 14.767 14.845 14.913 14.977 15.030 Bunga Mayang 32.226 32.397 32.545 32.684 32.801 32.226 32.397 32.545 32.684 32.801 Hulu Sungkai 14.293 14.369 14.435 14.496 14.548 14.293 14.369 14.435 14.496 14.548 Sungkai Tengah 16.109 16.194 16.269 16.338 16.396 16.109 16.194 16.269 16.338 16.396 Abung Pekurun 9.711 9.762 9.807 9.849 9.884 9.711 9.762 9.807 9.849 9.884 Sungkai Jaya 4.206 4.240 4.275 4.310 4.345 5.981 6.001 6.013 6.022 6.024 10.187 10.241 10.288 10.332 10.369 Sungkai Barat 12.358 12.423 12.481 12.534 12.578 12.358 12.423 12.481 12.534 12.578 Abung Kunang 9.711 9.762 9.807 9.849 9.884 9.711 9.762 9.807 9.849 9.884 Blambangan Pagar 17.971 18.066 18.149 18.226 18.291 17.971 18.066 18.149 18.226 18.291

JUMLAH 231.350 233.233 235.131 237.045 238.975 372.855 374.173 375.062 375.743 376.002 604.205 607.406 610.193 612.788 614.977

(18)

II. 18

Tabel 2.8 : Jumlah kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Nama Kecamatan

Jumlah KK

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total

Tahun Tahun Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Bukit Kemuning 7.230 7.289 7.349 7.408 7.469 2.125 2.152 2.123 2.110 2.092 9.355 9.441 9.471 9.519 9.561 Kotabumi 11.092 11.183 11.274 11.365 11.458 1.032 1.007 998 991 963 12.124 12.190 12.271 12.356 12.421 Sungkai Selatan 2.601 2.622 2.643 2.665 2.686 2.667 2.669 2.685 2.702 2.699 5.267 5.291 5.328 5.367 5.385 Tanjung Raja - - - 8.012 8.086 8.104 8.146 8.185 8.012 8.086 8.104 8.146 8.185 Abung Timur - - - 8.927 8.981 9.025 9.066 9.112 8.927 8.981 9.025 9.066 9.112 Abung Barat 2.583 2.604 2.625 2.646 2.668 2.057 2.068 2.082 2.074 2.073 4.640 4.672 4.707 4.721 4.741 Abung Selatan 5.519 5.564 5.610 5.655 5.701 6.412 6.451 6.499 6.532 6.548 11.931 12.015 12.109 12.187 12.249 Sungkai Utara 3.039 3.063 3.088 3.114 3.139 5.222 5.249 5.265 5.284 5.292 8.260 8.312 8.353 8.397 8.431 Kotabumi Utara 3.544 3.573 3.602 3.632 3.661 4.467 4.502 4.503 4.510 4.522 8.011 8.075 8.105 8.142 8.183 Kotabumi Selatan 13.228 13.336 13.445 13.554 13.664 1.287 1.271 1.233 1.195 1.152 14.516 14.607 14.677 14.749 14.816 Abung Tengah - - - 4.361 4.387 4.417 4.432 4.457 4.361 4.387 4.417 4.432 4.457 Abung Tinggi - - - 3.930 3.944 3.976 4.001 4.021 3.930 3.944 3.976 4.001 4.021 Abung Semuli 2.321 2.340 2.359 2.379 2.398 4.040 4.044 4.064 4.086 4.092 6.362 6.384 6.424 6.465 6.490 Abung Surakarta - - - 7.357 7.416 7.459 7.498 7.528 7.357 7.416 7.459 7.498 7.528 Muara Sungkai - - - 3.843 3.859 3.882 3.905 3.929 3.843 3.859 3.882 3.905 3.929 Bunga Mayang - - - 8.706 8.765 8.815 8.867 8.913 8.706 8.765 8.815 8.867 8.913 Hulu Sungkai - - - 3.388 3.405 3.425 3.447 3.465 3.388 3.405 3.425 3.447 3.465 Sungkai Tengah - - - 3.979 4.003 4.031 4.060 4.071 3.979 4.003 4.031 4.060 4.071 Abung Pekurun - - - 2.816 2.831 2.841 2.852 2.861 2.816 2.831 2.841 2.852 2.861 Sungkai Jaya 947 955 963 971 979 1.395 1.399 1.403 1.408 1.402 2.342 2.354 2.366 2.379 2.381 Sungkai Barat - - - 2.812 2.833 2.846 2.864 2.879 2.812 2.833 2.846 2.864 2.879 Abung Kunang - - - 2.391 2.408 2.425 2.448 2.451 2.391 2.408 2.425 2.448 2.451 Blambangan

(19)

II. 19

Dari tabel diatas untuk jumlah KK di Kabupaten Lampung Utara pada Tahun 2019 diproyeksikan sebesar 153.774 KK dengan jumlah KK terbanyak di Kecamatan Kotabumi Selatan dengan jumlah 14.816 KK, hal ini mengindikasikan bahwa pada Tahun 2019, kebutuhan permukiman terbesar berada di Kecamatan Kotabumi Selatan.

Tabel 2. 9 : Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Nama Kecamatan

Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (orang/Ha)

Tahun Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik, tahun 2014; diolah

Pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan berimplikasi langsung pada meningkatnya tingkat kepadatan suatu

wilayah. Kepadatan penduduk mengindikasikan adanya

pertumbuhan jumlah penduduk yang dapat dipandang sebagai modal dalam proses pembangunan. Pada table tersebut di atas, diproyeksikan tingkat pertumbuhan pada tahun 2015 adalah 0,56% Tahun 2010. Pada Tahun 2019 diproyeksikan tingkat pertumbuhan adalah sebesar 0,36%.

(20)

II. 20

berubah jika terjadi pergeseran pola persebaran penduduk, dimana jika sebelumnya persebaran penduduk berorientasi pada potensi pertanian bergeser menjadi potensi agro industri. Sehingga dikhawatirkan terjadi pola pergeseran yang kurang ideal, yaitu dengan kepadatan tertinggi pada kecamatan yang menjadi kawasan sentra industri dan akses infrastruktur yang lebih baik. Jika ini terjadi maka dikhawatirkan muncul kawasan padat penduduk pada suatu kecamatan yang dapat berpotensi menjadi kawasan kumuh.

Dengan tingkat rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 0,47% diproyeksikan pada tahun 2019 jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Utara mencapai 614.977 jiwa sehingga perlu disiapkan langkah antisipasi dan strategi dalam mengatasi berbagai potensi permasalahan yang dapat timbul akibat jumlah penduduk yang cukup besar. Namun penanganan masalah kependudukan tidak saja

berupaya untuk mengendalikan jumlah penduduk dan

distribusinya, tetapi juga perlu dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemerataan pembangunan wilayah sesuai dengan fungsi wilayah dalam rencana tata ruang

wilayah Kabupaten Lampung Utara. Dengan pemerataan

pembangunan sesuai dengan fungsinya, maka tidak terjadi

ketimpangan pembangunan yang dapat mengakibatkan

perpindahan penduduk dari beberapa kecamatan yang miskin ke kecamatan lain yang kaya dan pembangunannya berkembang pesat. Sebab persebaran penduduk yang tidak merata terlepas dari adanya pengaruh geografis, yaitu aspek kultur, historis dan ekologis serta

kemampuan suatu daerah dalam mendukung kehidupan

masyarakatnya.

2.3.4 Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara yang tinggal di perkotaan diperkirakan telah mencapai 8.65 persen. Jika saat ini penduduk Kabupaten Lampung Utara 602.727 juta, artinya paling sedikit ada 52.106 juta orang yang menyesaki perkotaan.

Urbanisasi merupakan persoalan Indonesia yang terjadi sejak Orde Baru dan hingga kini belum menemukan solusinya. Sedangkan perubahan desa menjadi kota disebabkan banyak hal, mulai dari meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk, aktivitas ekonomi yang tak lagi bertumpu pada sektor pertanian, hingga membaiknya infrastruktur.

(21)

II. 21

yang tak siap dengan perkembangan kotanya. Kurangnya kesiapan sumber daya manusia dan ketersediaan infrastruktur yang memadai membuat banyaknya jumlah penduduk kota justru menjadi tekanan pembangunan.

Bertambahnya penduduk kota sebenarnya bisa memberi dampak positif bagi kota maupun bagi daerah tempat asal mereka. Namun, banyak pemerintah kota tidak mengantisipasi hal itu dengan infrastruktur yang memadai sehingga dampak positif dari makin besarnya jumlah penduduk justru menjadi bencana.

2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN

BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW KABUPATEN/KOTA

Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan, dalam perencanaan pembangunan daerah, dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, luas, mendesak, dan menentukan, karena memiliki dampak yang sangat signifikan bagi daerah, untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan pemerintahan

daerah, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan

umum, dan daya saing daerah, maka Isu-isu strategis pembangunan Kabupaten Lampung Utara, dirumuskan berdasarkan

permasalahan-permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan potensi

pembangunan daerah kedepan, yang meliputi aspek fisik-lingkungan, sosial-budaya, ekonomi-keuangan dan legal kelembagaan.

Isu-isu strategis inilah yang merupakan landasan, dalam merumuskan prioritas pembangunan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber, diantaranya adalah :

1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang

mempengaruhi Kabupaten Lampung Utara.

2. Isu strategis dari Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya yang

mempengaruhi Kabupaten Lampung Utara

3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri dari :

 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Lampung Utara 2005-2025.

 Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan kondisinya di masa datang.

 Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada

masa RPJMD sebelumnya.

(22)

II. 22

1. Kriteria-1: Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap

pencapaian sasaran pembangunan nasional;

2. Kriteria- 2: Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah

Daerah;

3. Kriteria-3: Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap

daerah dan masyarakat;

4. Kriteria- 4: Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap

pembangunan daerah;

5. Kriteria- 5: Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola;

dan

6. Kriteria- 6: Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Kriteria-kriteria tersebut kemudian digunakan, untuk melakukan kajian terhadap isu-isu strategis, dalam berbagai aspek dan sektor pembangunan di Kabupaten Lampung Utara. Penentuan isu strategis menjadi bagian penting, bagi keseluruhan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Utara 2014-2019, karena dari tahap ini akan diketahui berbagai kelemahan dan kekuatan serta ancaman dan peluang, yang akan dihadapi oleh Kepala Daerah, beserta jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah, selama 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan isu strategis yang tepat, akan menghindarkan pemerintah daerah dari melakukan apa yang disebut sebagai error tipe 3, yaitu merumuskan kebijakan yang

salah didefinisikan (kesalahan perumusan kebijakan karena kekeliruan

dalam mengidentifikasi masalah). Input dari tahap ini akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran di bab – bab selanjutnya.

Berdasarkan hasil analisis terhadap hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, serta dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka dapat diidentifikasi 9 (sembilan) isu strategis Kabupaten Lampung Utara, yang perlu diatasi dan diantisipasi, untuk mewujudkan cita-cita pembangunan daerah. Adapun 9 (sembilan) isu strategis Kabupaten Lampung Utara sebagai berikut:

1. Rendahnya Kualitas Pendidikan meliputi Iptek dan IMTAQ

2. Rendahnya Derajat kesehatan masyarakat

3. Rendahnya kapasitas pelayanan infrastruktur dasar dan strategis

daerah

4. Tingginya Ketimpangan Ekonomi dan Kesempatan Kerja

5. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia

6. Rendahnya Profesionalitas dan Proporsionalitas pengelolaan

Sumber Daya Alam

7. Kurangnya kapasitas Tata kelola Pemerintahan

8. Kurangnya kondusifitas Keamanan, Ketertiban, dan Ketentraman

Masyarakat

9. Kurangnya Kepedulian Penggalian, Pelestarian dan

(23)

II. 23

Dari tinjauan perkembangan dan permasalahan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Utara dihadapkan pada beberapa isu-isu strategis yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) sebagai berikut :

1. Tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan sarana dan prasarana

dasar perkotaan dan perdesaan sehingga perlunya dukungan prasarana dan sarana infrastruktur yang memadai dalam

mendukung pengembangan daerah sentra perekonomian,

khususnya sektor pertanian dan perkebunan yang merupakan sektor andalan di Kabupaten Lampung Utara;

2. Perlunya Optimalisasi potensi sumber alam yang ada di Kabupaten

Lampung Utara dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan;

3. Potensi bahan tambang berupa pasir dan batuan yang melimpah

menuntut pemerintah berupaya mengendalikan kegiatan eksploitasi yang terjadi ;

4. Perlunya pengendalian terhadap kegiatan budi daya di Kawasan

Hutan Lindung sehingga tidak merubah dan merusak fungsi lindungnya;

5. Menurunnya kapasitas dan kualitas tingkat pelayanan sarana dan

prasarana infrstruktur yang ada;

6. Tingginya tingkat pengangguran di Kabupaten Lampung Utara

akibat masih rendahnya tingkat penerimaan / lapangan pekerjaan yang disediakan di Kabupaten Lampung Utara.

7. Berdasarkan Keputusan Bupati Lampung Utara Nomor

B/151/26-LU/HK/2011 tentang Desa/Kelurahan Tertinggal Kabupaten Lampung Utara masih terdapat 136 desa/kelurahan tertinggal yang akan menimbulkan kesenjangan perkembangan wilayah, baik dari segi sosial maupun ekonominya. Oleh karena itu dipelukan penyedian sarana dan prasaran infrastruktur yang memadai guna

mendorong perkembangan wilayah desa/kelurahan yang tertinggal.

2.4.1 Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi

(24)

II. 24

Gambar 2.10. PDRB Kabupaten Lampung Utara Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2015 (Juta Rp)

A Pertanian, Kehutanan & Perikanan J Informasi & Komunikasi

B Pertambangan & Penggalian K Jasa Keuangan & Asuransi

C Industri Pengolahan L Real Estat

D Pengadaan Listrik & Gas M,N Jasa Perusahaan

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

O Administrasi Pemerintahan

F Bangunan P Jasa Pendidikan

G Perdagangan Besar & Eceran Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

H Transportasi & Pergudangan R,S,T,U Jasa Lainnya

I Penyediaan Akomodasi & Makan

Minum

(25)

II. 25

Kegiatan Perekonomian Lampung Utara masih didominasi oleh tiga kategori yaitu kategori A. pertanian, G. perdagangan Besar dan Eceran ;Mobil dan Sepeda Motor dan C. industri pengolahan,. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi masing masing kategori terhadap total PDRB .

Pertumbuhan ekonomi 2015 mencapai 5,43 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,79 persen. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada kategori Jasa Perusahaan dan kategori Informasi dan Komunikasi, masing-masing sebesar 13,48 persen dan 11,17 persen (table 2.12).

Tabel 2.12 : PDRB Lampung Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha ( Juta Rp ), 2014-2015

Lapangan Usaha 2014*) 2015**)

A Pertanian, Kehutanan dan

Perkebunan

6.498.026,06 7.114.972,21

B Pertambangan dan Pengalian 510.614,69 595.976,10

C Industri Pengolahan 1.778.356,46 1.931.738,60

D Pengadaan Listrik dan Gas 6.476,50 8.074,36

E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah Limbah dan Daur Ulang

9.942,73 10.869,51

F Konstrukdi / Construction 1.141.052,43 1.198.632,51

G Perdagangan Besra dan Eceran;

Reparasu Mobil dan Sepeda

1.834.735,34 1.962.275,44

H Transportasi dan Pergudangan 731.874,68 902.643,42

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

184.059,41 213.768,01

J Informasi dan Komunikasi 551.322.15 629.528.71

K Jasa Keuangan dan Asuransi 330.931,28 331.833,32

L Real Estat 388.182,72 415.277,73

M,N Jasa Perusahaan Administrasi

Pemerintahan

17.649,59 17.649,59

O Pertanahan dan Jaminan

Sosial, Wajib /

598.441,72 651.102,67

P Jasa Pendidikan 568.216,36 630.945,00

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

141.557,31 162.484,68

R,S,T,U Jasa Lainnya 110.698,90 131.244,09

Produk Domestik Regional Bruto 15.402.138,35 16.910.749,94

Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2015 – 2016

Keterangan :

*) Angka Sementara

(26)

II. 26

Tabel 2.13 : PDRB Lampung Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha ( Juta Rp ), 2014-2015

Lapangan Usaha 2014*) 2015**)

A Pertanian, Kehutanan dan

C Industri Pengolahan 1.475.191,70 1.601.125,69

D Pengadaan Listrik dan Gas 9.045,94 9.213,95

E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah Limbah dan Daur Ulang

7.954,73 8.091,02

F Konstruksi / Construction 944.488,13 963.231,11

G Perdagangan Besar dan

J Informasi dan Komunikasi 540.392,27 587.830,85

K Jasa Keuangan dan

Asuransi

256.812,03 260.550,01

L Real Estat 343.677,47 364.040,59

M,N Jasa Perusahaan 11.872,60 13.449,10

O Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

430.970,23 452.597,24

P Jasa Pendidikan 436.182,47 470.607,47

Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

116.965,76 126.001,45

R,S,T,U Jasa Lainnya 94.243,22 102.274,56

Produk Domestik Regional Bruto 12.764.478,63 13.457.238,84

Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2015 – 2016

Keterangan :

*) Angka Sementara

(27)

II. 27

Tabel 2.14 : PDRB Lampung Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2014-2015

Lapangan Usaha 2014*) 2015**)

A Pertanian, Kehutanan dan

Perkebunan

42.19 42.07

B Pertambangan dan Pengalian 3.32 3.52

C Industri Pengolahan 11.55 11.42

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 0.05

E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah Limbah dan Daur Ulang

0.06 0.06

F Konstruksi / Construction 7.41 7.09

G Mobil dan Sepeda 11.91 11.90

H Transportasi dan Pergudangan 4.75 5.34

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

1.20 1.26

J Informsi dan Komunikasi 3.58 3.72

K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.15 1.96

L Real Estat 2.52 2.46

M,N Jasa Perusahaan 0.10 0.11

O Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3.89 3.85

P Jasa Pendidikan 3.69 3.73

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.92 0.96

R,S,T,U Jasa Lainnya 0.72 0.78

Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100,00

Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2015 – 2016

Keterangan :

*) Angka Sementara

(28)

II. 28

Tabel 2.15 : PDRB Lampung Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2014-2015

Lapangan Usaha 2014*) 2015**)

A Pertanian, Kehutanan dan

Perkebunan

4.09 4.42

B Pertambangan dan Pengalian 4.43 8.86

C Industri Pengolahan 7.46 8.54

D Pengadaan Listrik dan Gas 7.03 1.86

E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah Limbah dan Daur Ulang

4.48 1.71

F Konstrukdi / Construction 4.40 1.98

G Mobil dan Sepeda 5.80 1.92

H Transportasi dan Pergudangan 8.96 13.48

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

5.84 5.02

P Jasa Pendidikan 9.29 7.89

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.58 7.73

R,S,T,U Jasa Lainnya 5.33 8.52

Produk Domestik Regional Bruto 5.79 5.43

Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2015 – 2016

Keterangan :

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

2.4.2 Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin

Pelaksanaan otonomi daerah mulai bulan Januari 2001 memberi kewenangan serta keleluasan kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dalam mengembangkan potensi ekonomi dan sumber-sumber keuangan daerah yang dimilikinya. Potensi utama kabupaten Lampung Utara adalah dari sektor pertanian,

perkebunan, peternakan, perindustrian dan perikanan

mencerminkan kekuatan dan sebagai daya dukung peningkatan produktifitas masyarakat.

(29)

II. 29

Utara atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 mencapai 15.407.529 juta rupiah sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp. 12.720.394.

Pertumbuhan ekonomi riil Kabupaten Lampung Utara pada Tahun 2014 sebesar 5,93% lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5,95%, jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada kategori Jasa Perusahaan dan kategori Informasi dan Komunikasi, masing-masing sebesar 13,28 persen dan 10,93 persen.

Struktur perekonomian Lampung Utara masih di dominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi 44,74% namun dari tahun ke tahun besarnya kontribusi sektor ini semakin menurun seiiring meningkatnya peranan sektor lainnya sebesar 19,37%.

Capayan pembangunan manusia dari sisi ekonomi Kabupaten Lampung Utara di tahun 2014 menunjukan bahwa posisi Kabupaten Lampung Utara adalah yg ke 5 terendah di Provinsi Lampung. Pertumbuhan daya beli penduduk Kabupaten Lampung Utara tahun 2011 mencapai 2,77% dan besaran pertumbuhan tersebut terus melambat hingga turun menjadi 0,71% di tahun 2014

Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata. Angka ini

terbentuk dari jumlah pendapatan yang timbul (Income Origined)

(30)

II. 30

1.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan bisa dikelompokkan dalam 5 katagori yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan kultural, kemiskinan kronis dan kemiskinan sementara.

a. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dapat diukur

dengan perbandingan tingkat pendapatan orang atau keluarga dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasar minimum (kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya) .

b. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang lebih banyak

ditentukan oleh keadaan lingkungan dimana seseorang atau

keluarga itu tinggal (kemampuan penghasilannya

dibandingkan dengan kemampuan penghasilan orang disekitarnya).

c. Kemiskinan Kronis adalah kemiskinan yang disebabkan oleh

kebiasaan hidup yang tidak produktif, keterisolasian sumber daya alam dan lokasi tempat tinggal serta rendahnya taraf pendidikan, derajat kesehatan, terbatasnya lapangan pekerjaan dan ketidakberdayaan mengikuti ekonomi pasar.

2012 2013 2014 2015

PDRB Harga Berlaku 12.474.337 13.603.648 15.407.529 16.788.327

PDRB Harga Konstan 11.333.802 12.008.525 12.720.394 13.389.945

PDRB Perkapita Harga Berlaku 20.969.468 22.713.480 25.563.031 27.553.286

PDRB Perkapita Harga Konstan 19.052.220 20.050.166 21.104.736 21.975.809

(31)

II. 31

d. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan

sikap seseorang atau masyarakat yang meskipun sudah dibantu pihak luar tetapi masih tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupannya.

e. Kemiskinan Sementara adalah kemiskinan yang disebabkan

terjadinya krisis ekonomi, perubahan yang bersifat musiman, bencana alam dan akibat diberlakukannya kebijakan tertentu.

Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Lampung Utara pada periode 2010-2015 terus mengalami penurunan (tabel 8.1). Pada periode 2010-2015 jumlah penduduk miskin cenderung menurun dari 164,7 ribu tahun 2010 menjadi 140,41 ribu tahun 2015. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 28,19 persen tahun 2010 menjadi 23,20 persen tahun 2015.

Tabel 2.16. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Lampung Utara, 2010-2015 Sumber : BPS Kab. Lampung Utara, Susenas 2010 - 2016

Saat ini Kabupaten Lampung Utara menempati peringkat pertama se-Provinsi Lampung. Meskipun persentase penduduk miskin setiap tahun mengalami penurunan, namun disparitas kemiskinan kota dan desa sangat mencolok. Ini menunjukkan masih adanya disparitas pembangunan di Kabupaten Lampung Utara, terutama dalam pembangunan infrasturktur.

(32)

II. 32

Saat ini persentase penduduk miskin terbesar berada di Lampung Utara sebesar 23,20 persen. Sebagai Kabupaten induk sebelum pemekaran, seharusnya Lampung Utara memiliki kemampuan finansial daerah dan kekuatan sumber daya manusia agar lepas dari belenggu kemiskinan.

Grafik 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten

Lampung Utara, Tahun 2010 – 2015

Sumber: BPS Kabupaten Lampung Utara, 2016

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari

kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah

penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

(33)

II. 33

Tabel 1 : Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Lampung Utara 2014 - 2015

Uraian 2014 2015

(1) (2) (3)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 3,71 4,08

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,98 1,14

Sumber: Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel di atas menunjukkan kecenderungan menurunnya indeks kedalaman kemiskinan, Meski persentse P1, namun penurunan tersebut perlu mendapatkan apresiasi karena menunjukkan adanya semakin kecilnya jarak antara penduduk miskin dan tidak miskin. Ini menunjukkan perlu adanya intervensi yang lebih mendalam dalam hal kebijakan-kebijakan yang disusun oleh pemerintah.

2.4.3 Data kondisi lingkungan strategis (misal: topografi, geologi, klimatologi dll)

Topografi

Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan kontur wilayah yang dimana kabupaten Lampung Utara merupakan rangkaian Bukit barisan yang terdiri dari lereng-lereng curam dan terjal ( 7% dari luas Kabupaten Lampung Utara ) dengan ketinggian 450-1500 m/dpl. Kawasan tersebut ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder di bagian timur tertutup vulkanis awan gelap yang terbentang dari daerah persawahan dan perkebunan. Di bagian utara terdapat lapisan

sedimen vulkanis dan celah (fisaves erruption) yang

menghasilkan minyak bumi di dalam 4 seri lapisan yaitu dinamai

lapisan palembang bed yang ditandai dengan adanya singkapan

endapan tufa masam.

Geohidrologi

Iklim disuatu tempat sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya curah hujan, hari hujan, temperatur udara,

evaporasi, transpirasi dan kecepatan angin yang erat

(34)

II. 34

Menurut LR Oldman (1978) di wilayah Propinsi Lampung dijumpai tipe iklim A hingga E. Pembagian/klasifikasi iklim ini didasarkan atas keperluan air untuk kehidupan tanaman, yaitu apabila curah hujan lebih dari 100 mm/bulan tanaman akan sulit tumbuh normal. Jika lebih dari 200 mm/bulan dengan empat bulan berturut-turut basah dapat ditanami padi sawah 2 kali setahun tanpa irigrasi.

Adapun klasifikasi menurut LR Oldeman tersebut :

# Type A : Bulan basah (lebih dari 200 mm/bulan)

lebih dari 9 bulan secara berturut-turut dengan kurang dari 2 bulan kering (kurang dari 100 mm/bulan) berturut-turut.

# Type B : Bulan basah 7 - 9 bulan berturut – turut

dengan kurang dari 2 bulan kering berurutan.

# Type C1 : Bulan basah 5 - 6 bulan berturut – turut

dengan kurang dari 2 bulan kering (kurang dari 100 mm/bulan).

Kabupaten Lampung Utara termasuk dalam daerah

beriklimtropis Iklim tropis dengan musim hujan dan musim

kemarau berganti sepanjang tahun. Temperatur rata – rata 30º

C, dengan jumlah 197 mm/bulan dan hujan rata – rata 12

(35)

II. 35

Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan penggunaan air tanah dan wilayah DAS secara deskriptif dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS dengan skala peta 1:50.000. Secara hidrologi, Kabupaten Lampung Utara terdapat banyak sungai-sungai yang mengalir dari barat ke arah timur yang rendah. Nama-nama sungai dan panjang sungai yang terdapat di Kabupaten Lampung Utara dapat dilihat pada Tabel 2.16.

Tabel 2.16. Sungai-sungai di Kabupaten Lampung Utara

No. Nama Sungai Panjang Daerah Alir (km)

1 Way Rarem 42 193

2 Way Galing 27 131,5

3 Way Kulur 26 137

4 Way Sabuk 38 143,5

5 Way Kelawas 32 108,2

6 Way Rendah 30 156

7 Way Tulung Mas 57 134

8 Way Melungun 45 133

9 Way Kelanga 22 76

10 Way Sungkai Hulu 38 116

11 Way Buluh 25 64

12 Way Buyut 33 124

13 Way Hanakau 29 59,5

14 Way Sungkai Hilir 25 80

15 Way Papan 33 208

Sumber : BPS Kab. Lampung Utara

(36)

II. 36

Tabel 2.17 Ketinggian wilayah dari permukaan laut

NO KOTA/CITY

Ketinggian/

Height Above Sea Level

Kecamatan/

District

1 Bukit Kemuning 205 Buki Kemuning

2 Kotabumi 32 Kotabumi

3 Tanjung Raja 149 Tanjung Raja

4 Bumi Agung Marga 28 Abung Timur

5 Ogan Lima 105 Abung Barat

6 Kalibalangan 38 Abung Selatan

7 Madukoro 33 Kotabumi Utara

8 Tata Karya 26 Abung Surakarta

9 Ketapang 33 Sungkai Selatan

(37)
(38)

II. 38

Geologi

Struktur dan Karakteristik

Pada wilayah Lampung Utara bagian utara terdapat lapisan

sedimen vulkanis dan celah (fisaves errution) yang

mengalami pelipatan di zaman pleistosin tua, yang menghasilkan minyak bumi di dalam 4 seri lapisan

Palembang (Palembang Bed). Lapisan ini terdapat di

Kotabumi yang ditandai dengan singkapan endapan tulfa masam. Dari literatur dan peta geologi dapat diinventarisir adanya bahan-bahan tambang, diantaranya adalah minyak bumi yang terdapat pada lapisan Palembang Bed, terakumulasi sebagai lanjutan dari endapan minyak bumi di daerah Palembang yakni di wilyah bagian sebelah timur Kotabumi.

Potensi

Wilayah Kabupaten Lampung Utara cenderung di dominasi oleh satuan lahan dan jenis tanah sebagaimana tertera di tabel berikut ini

Tabel 4.5

Tabel 4.5 Dominasi jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara

No

2 Perbukitan Hab. 1.3.3 Dystropepts

(39)

II. 39

1011, Lembar Menggala Lembar Kota Agung 1010.

Hasil analisis capaian indikator Jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Tanah IPB Bogor pada Tahun 1997 terdapat 4 (empat) klasifikasi tanah utama yaitu: regosol, podsolik coklat, latosol dan podsolik merah kuning, adalah sebagaimana disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 6

Tabel 4.6 Jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara

Sumber : : Lampung Dalam Angka Tahun 2016

(40)

II. 40

Untuk kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Lampung Utara

berkisar antara 30 – 100 cm. Kondisi ini dasarnya sangat berpengaruh

pada kegiatan pertanian baik lahan basah, lahan kering dan tanaman keras, karena kegiatan pertanian memerlukan kedalaman efektif tanah lebih besar dari 30 cm. Oleh sebab itu, khusus untuk tanaman pahan lahan basah dipersyaratkan pada kedalamam lebih dar 60 cm,

sedangkan tanaman pangan lahan kering dan tanaman

tahunan/keras cukup sesuai untuk kedalaman efektif tanah lebih dari 30 cm, dan untuk kedalaman tanah kurang dari 30 cm sesuai untuk dikonservasikan.

Kedalaman efektif tanah > 90 cm, meliputi daerah-daerah lembah, bantaran sungai dan dataran banjir yang tersebar di Kabupaten

Lampung Utara. Kedalaman efektif tanah antara 30 – 90 cm, meliputi

daerah-daerah yang berada disekitar perbukitan (Bukit Kemuning, Tanjung Raja, Abung Barat, Abung Tengah). Kedalaman efektif tanah kurang dari 30 cm meliputi sebagian daerah-daerah perbukitan yaitu Bukit Kemuning, Tanjung Raja, Abung Barat dan Abung Tengah. Tekstur tanah ikut menunjang bagi pertumbuhan tanaman dimana tanah yang teksturnya sedang sampai halus relative lebih mudah diolah dengan kandungan unsur hara serta penyuburnya relative terjaga. Kondisi sturktur/tekstur tanah sedang sampai halus sangat cocok pembudidayaan tanaman lahan basah dan tanaman lahan kering sedangkan tekstur kasar lebih sesuai untk tanaman keras/tahunan.

Klimatologi

Kabupaten Lampung Utara termasuk dalam daerah beriklim tropis, terdiri dari dua musim yaitu musim penghujan dari bulan Oktober s/d Maret dan musim kemarau dari bulan April s/d September, secara bergantian sepanjang tahun, dengan jumlah hujan rata-rata 153,5 mm/bulan atau jumlah hari hujan rata-rata dalam sebulan

(41)

II. 41

geomorfologi dan hidrologi. Tantangan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Terjadinya alih fungsi lahan berfungsi lindung

2) Pengembangan kegiatan yang tidak sesuai dengan karaktersitik kawasan

3) Pola pengelolaan kegiatan yang tidak sesuai dengan karakteristik kawasan

4) Kurangnya penyebarluasan informasi yang dibutuhkan masyarakat

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dibutuhkan data informasi yang berkaitan dengan karakteristik geomorfologi dan hidrologi kawasan serta akibat yang mungkin timbul dari kegiatan yang tidak berwawasan lingkungan. Agar data informasi tersebut dapat secara efektif dalam menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman masyarakat, perlu dilakukan upaya penyederhanaan metoda penyampaian, baik terkait dengan cara maupun bahasa penyampaiannya.

Dalam RTRW Provinsi Lampung disebutkan bahwa kawasan yang diidentifikasi berpotensi rawan bencana alam di wilayah Kabupaten Lamnpung Utara menurut prioritas penanganannya meliputi antara lain berupa kawasan rawan banjir dan bencana

tanah longsor. Selain bencana tersebut pada Tahun 2005 – 2007

di Kec. Abung Tengah mengalami gempa dengan skala . IV MMI s.d VI MMI. Berikut adalah daerah-daerah yang berpotensi terjadinya bencana alam, yaitu :

1. Rawan Banjir berada di Kecamatan Muara Sungkai dan

Bunga Mayang.

2. Gerakan Tanah Tinggi dan Menengah tersebar di beberapa

kecamatan, yaitu Hulu Sungkai, Sungkai Tengah.

3. Potensi Gempa (rendah) di Kecamatan Abung Tengah.

4. Potensi Angin Puting Beliung di Kecamatan Abung Pekurun.

Penetapan kawasan rawan bencana alam akan membawa dampak perlunya penerapan pengelolaan kawasan rawan bencana alam sebagaimana diarahkan dalam RTRW adalah :

a. Pola pengelolaan kawasan rawan banjir, meliputi :

 Pengendalian kegiatan disekitar kawasan rawan bencana

untuk melindungi manusia, kegiatan budidaya, serta prasarana dan sarana penunjang perikehidupan manusia.

 Pengembangan prasarana pengendali banjir.

 Pembuatan plengsengan pada daerah yang curam untuk

menahan jatuhnya aliran air agar tidak terlalu cepat.

 Usulan program untuk mengatasi masalah banjir adalah

(42)

II. 42

plengsengan, normalisasi atau pengeraukan dasar sungai dan perbaikan bangunan-bangunan air penunjang sistem drainase.

 Memaksimalkan penggunaan klep atau pintu air dalam

fungsi pengaturan debit pengaliran sungai.

b. Pola pengelolaan kawasan rawan gerakan tanah meliputi :

 Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang

rawan bencana longsor /tanah tererosi sangat tinggi.

 Mengadakan penanaman tanaman keras pada daerah

rawan longsor untuk menguatkan tanah.

c. Pola pengelolaan kawasan rawan gempa bumi meliputi :

 Penerapan sistem peringatan dini bencana gempa bumi.

 Penerapan standar konstruksi bangunan tahan gempa.

d. Pola pengelolaan kawasan rawan angin kencang (puting

beliung)

 Penyediaan sistem peringatan dini.

 Penerapan standar konstruksi bangunan tahan angin.

 Penanaman yang mampu menahan terpaan angin.

Pola pengelolaan diatas dijelaskan kembali secara detail melalui studi mitigasi bencana, sehingga dapat diketahui detail dari upaya mitigasi jika terjadi bencana, sekaligus menginventarisasi kejadian-kejadian bencana yang ada di Kabupaten Lampung Utara.

2.4.5 Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya (antara lain capaian pelayanan dan kualitas)

Isu Strategis Pembangunan Bidang Cipta Karya 2010-2014 meliputi isu-isu baru dan penting yang diperkirakan akan memberikan dampak potensial bagi pelayanan prasarana dan sarana permukiman bidang Cipta Karya pada kurun waktu lima tahun mendatang, yaitu meliputi :

a. Proporsi penduduk perkotaan yang bertambah Saat ini arus urbanisasi

(43)

II. 43

yang terjadi saat ini lebih banyak didorong oleh terbatasnya lapangan kerja di daerah perdesaan.

b. Angka kemiskinan perkotaan yang masih tinggi.

Urbanisasi yang tinggi seringkali diikuti oleh meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia, akibat ketiadaan lapangan pekerjaan, tingginya standar kehidupan di perkotaan dan lain sebagainya. Di tahun 2006 angka kemiskinan di kawasan perkotaan naik menjadi 14,29 juta jiwa dari sebelumnya sebesar 12,4 juta jiwa penduduk pada tahun 2005. Jumlah penduduk miskin yang besar dapat berakibat pada meluasnya kawasan kumuh di perkotaan yang berujung pada ketidakmampuan pemerintah kota menuju kota yang layak huni. Saat ini sekitar 18% atau 21,25 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di kawasan kumuh yang terletak di kawasan perkotaan dengan luas mencapai sekitar 42.500 Hektar. Data BPS menunjukkan bahwa sekitar 14 % dari total perumahan di Indonesia merupakan kawasan kumuh perkotaan, yang rata-rata terletak di bantaran sungai dan tepi pantai.Hal ini menjadi perhatian utama dalam rangka pencapaian MDG tujuan ke tujuh yaitu memastikan keberlanjutan lingkungan hidup dan sasaran ke 11; Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020. Kenyataannya rata-rata kawasan kumuh terletak di perkotaan,maka oleh karena itu Pemerintah menaruh perhatian besar pada penanganan kawasan kumuh di kawasan perkotaan.

c. Kota Sebagai Engine of Growth

Perkembangan ekonomi perkotaan terkait dengan perkembangan ekonomi nasional dan juga sebaliknya. Dalam studi yang dilakukan Bappenas di tahun 2003 dikemukakan peranan perkotaan yang sangat

signifikan sebagai penghela pertumbuhan ekonomi nasional,

khususnya peranan kota-kota besar dengan jumlah penduduk diatas 700 ribu dan kota menengah dengan jumlah penduduk antara 200 ribu dan 700 ribu. Kota-kota besar dan menengah yang berjumlah 37 kota, atau 9% dari total jumlah daerah, mempunyai sumbangan 40% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sedangkan bila dipisahkan kota-kota besar saja, yang hanya berjumlah 14 kota saja, atau hanya 3,4% dari total jumlah daerah, mampumenyumbang 30% dari total PDB nasional. Berdasarkan data-data di atas sudah sangat jelas bahwa kota merupakan motor dari pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, ketika terjadi krisis ekonomi,kota sebagai “backbone” dari kerangka ekonomi nasional juga mengalami kontraksi yang parah

d. Desentralisasi

(44)

II. 44

internal dan eksternal kota. Persebaran kota di Indonesia saat ini lebih banyak terpusat di Pulau Jawa, dengan 32 dari 91 kota administratif berada di pulau Jawa. Angka ini bisa bertambah apabila kita mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yang merupakan kawasan perkotaan terletak di wilayah administratif Kabupaten. Pembangunan perkotaan yang pada awalnya dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah Pusat berubah. Saat ini Pemerintah Daerah memegang peranan utama dalam mengarahkan pembangunan perkotaan. Implikasi dari ini, strategi pembangunan perkotaan yang skala nasional tidak bisa serta merta diimplementasikan ke daerah. Pola pembangunan perkotaan saat ini tentunya menekankan kepada optimalisasi sumber daya lokal yang kompetitif. Disatu sisi, Desentralisasi berhasil membawa Pemerintah Daerah dalam nuansa kompetisi yang kondusif untuk mendorong pembangunan perkotaan di masing-masing daerah. Akan tetapi di sisi lain, pembangunan yang ekspansif dan tidakterencana justru membahayakan daya dukung kota, terutama di Kota Besar dan Metropolitan.

e. Kerusakan Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan hidup perkotaan berkaitan dengan

meningkatnya penggunaan ruang dan sumber daya alam di permukaan, di bawah dan di atas tanah kawasan perkotaan yang tidak terkendali. Misalnya, penggunaan air tanah yang sudah berlebihan menyebabkan sulitnya masyarakat memperoleh air bersih, sementara penyediaan air bersih oleh PDAM belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan. Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh masing-masing rumah tangga sekarang sudah ini mengharuskan pemasangan pipa penyedot sampuluhan meter di bawah tanah, hal tersebut terasa sulit terutama di lingkungan perumahan padat penduduk seperti kawasan perumnas dan BTN, yang kavling tanahnya kecil-kecil. Demikian pula dengan masalah lalu-lintas di kawasan perkotaan yang belum dapat tertangani dengan baik, sehingga kemacetan lalu-lintas dan kecelakaan lalu-lintas sudah menjadi pemandangan umum sehari-hari. Persoalan tersebut merupakan bagian dari persoalan pemborosan potensi kemampuan Pemerintah Daerah dalam pembangunan perkotaan. Fakta lain yang cukup menonjol yang sedang terjadi sekarang ini adalah adanya kota-kota baru dari semula berupa pusat-pusat permukiman transmigrasi. Kecenderungan ini tentunya akan memakan anggaran pembangunan, yang mungkin saja tidak sebesar biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan perkotaan yang sudah ada, selain berpotensi merusak keasrian lingkungan hidup.

f. Daya Saing Kota dan Demokratisasi

Gambar

Tabel 2.1 Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lampung Utara
Tabel 2.4 : Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Tabel 2.5:  Jumlah Rumah per kecamatan
Tabel 2. 6 : Jumlah dan kepadatan penduduk 3-5 tahun terakhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisa di dapat jumlah penduduk tahun 2019 yang dihitung dengan metode Geometrik sebesar 29905 jiwa, untuk kebutuhan air pada tahun 2019 di dapat kebutuhan air rata-rata 20,8

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak pemekaran wilayah terhadap pembangunan dan ekonomi di Kabupaten Lampung Utara, dan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

(2) Pemasaran lada di Kabupaten Lampung Utara cenderung tidak efisien, yang ditandai dengan Marjin pemasaran dan Ratio Profit Margin (RPM) penyebarannya tidak merata,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah penduduk Kecamatan Pontianak Utara Sebanyak 112.487 jiwa dengan jumlah murid Sekolah Dasar sebanyak 15.014 jiwa

Selain perkembangan populasi ternak kerbau di Kabupaten Lampung Utara yang tidak signifikan, terdapat berbagai permasalahan lain yang menyebabkan perkembangan

Disamping itu dari data yang saya dapatkan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Rokan Hilir yang mencapai angka 206.752 jiwa pada tahun 2010 dan angka ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan etika komunikasi interpersonal di Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur, Untuk mengatahui cara masyarakat

Kawasan Pengembangan Kakao mencapai kurang lebih 65.439 Ha tersebar pada wilayah Kecamatan Sausu, Balinggi, Torue, Parigi Selatan, Parigi Utara, Parigi Barat, Parigi