• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan Di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan Di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2013"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografis Dan Demografis

Aspek geografis dan demografis merupakan aspek kondisi kewilayahan yang mutlak diperhatikan sebagai ruang dan subyek pembangunan. Dari uraian ini diharapkan dapat terpetakan potensi, isu-isu strategis dan permasalahan pembangunan yang dihadapi Kabupaten Parigi Moutong saat ini dan 5 (lima) tahun mendatang.

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

a). Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Parigi Moutong tahun 2013, Kabupaten Parigi Moutong memiliki luas 6.231,85 km2 terdiri dari 22 Kecamatan (Tahun 2012). Wilayah ini terbentang dari Kecamatan Sausu (wilayah paling Selatan) sampai di Kecamatan Moutong (wilayah paling Utara). Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Tinombo yaitu 638,62 km2 dan yang terkecil adalah Kecamatan Parigi yaitu 23,50 km2. Secara lebih jelasnya data luas wilayah setiap Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Luas Wilayah menurut Kecamatan Di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2013

No. Kecamatan Kecamatan Ibukota (Km²) Luas Persentase

1. Sausu Sausu 410,32 6,58

2. Torue Torue 275,84 4,43

3. Balinggi Balinggi 223,88 3,59

4. Parigi Masigi 23,50 0,38

5. Parigi Selatan Dolago 396,42 6,36 6. Parigi Barat Parigimpu’u 118,29 1,90 7. Parigi Utara Toboli 98,63 1,58 8. Parigi Tengah Binangga 75,10 1,21

9. Ampibabo Ampibabo 191,44 3,07

10. Kasimbar Kasimbar 280,78 4,51 11. Toribulu Toribulu 212,38 3,41

12. Siniu Siniu 118,96 1,91

13. Tinombo Tinombo 638,62 10,25

14. Tinombo Selatan Maninili 379,81 6,09

(2)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-2 No. Kecamatan Kecamatan Ibukota (Km²) Luas Persentase

16. Mepanga Pangana 207,10 3,32

17. Palasa Palasa 613,16 9,84

18. Moutong Moutong 581,01 9,32

19. Bolano Lambunu Lambunu 382,47 6,14

20. Taopa Taopa 243,26 3,90

21. Bolano Bolano 164,26 2,64

22. Ongka Malino Ongka 380,24 6,10

Parigi Moutong 6.231,85 100

Sumber: BPS Parigi Moutong tahun 2011–2013, Data Sulawesi Tengah. Secara data detail aspek wilayah di Kabupaten Parigi Moutong menurut Kecamatan, diuraikan sebagai berikut:

Sausu : Luas wilayah 410.32 km2 atau 6,58% dari total wilayah Kabupaten yang berjarak 52 km dari Ibukota Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan di Sausu;

Torue : Berjarak 29 km dari Ibukota Kabupaten, memiliki luas wilayah 275,84 km2 atau 4,43% dari total wilayah Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan di Torue;

Balinggi : Luas wilayah Kecamatan Balinggi seluas 223,88 km2, berjarak kurang lebih 33 km dari Ibukota Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan di Balinggi;

Parigi : Merupakan ibukota Kabupaten Parigi Moutong dengan Luas wilayah sebesar 23,50 km2 adalah Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil di Kabupaten dengan Persentase luas wilayah sebesar 0,38% dengan Ibukota Kecamatan Kelurahan Masigi;

Parigi

Selatan : Luas wilayah 396,42 km

2 atau 6,36% dari total luas wilayah Kabupaten yang berjarak 8 km dari Ibukota Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan di Dolago;

Parigi

Barat : Parigimpu’u adalah ibukota Kecamatan Parigi Barat dengan luas wilayah 118,29 km2 atau 1,90% dari total luas wilayah yang jarak 4 km dari Ibukota Kabupaten Parigi Moutong;

Parigi

Utara : Luas wilayah 98,63 km

2 atau 1,90% dari total luas wilayah Kabupaten Parigi Moutong berjarak 16 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Toboli.

(3)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-3 Parigi

Tengah

: Luas wilayah 75,10 km2 atau 1,21% dari total luas wilayah adalah ibukota Kabupaten yang berjarak 9 km dari Ibukota, dengan Ibukota Kecamatan di Binangga.

Ampibabo : Memiliki jarak 44 km dari Ibukota Kabupaten dengan luas wilayah 191,44 km2 atau sebesar 3,07% dari total wilayah, dengan Ibukota Kecamatan di Ampibabo.

Kasimbar : Luas wilayah 280,78 km2, berjarak 86 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Kasimbar.

Toribulu : Luas wilayah 212,38 km2, berjarak 75 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Toribulu

Siniu : Luas wilayah 118,96 km2, berjarak 37 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Siniu.

Tinombo : Luas wilayah 638,62 km2, berjarak 167 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Tinombo.

Tinombo

Selatan : Luas wilayah 379,81 km

2, berjarak 113 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Maninili.

Tomini : Luas wilayah 216,38 km2, berjarak 200 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Tomini.

Mepanga : Luas wilayah 207,10 km2, berjarak 214 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Mepanga.

Palasa : Luas wilayah 613,16 km2, berjarak 285 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Palasa.

Moutong : Luas wilayah 581,01 km2, berjarak 290 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Moutong.

Bolano Lambunu

: Luas wilayah 382,47 km2, berjarak 260 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Lambunu.

(4)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-4 Taopa : Luas wilayah 243,26 km2, berjarak 278 km dari

Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Taopa.

Bolano : Luas wilayah 164,26 km2, berjarak 255 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Bolano.

Ongka Malino

: Luas wilayah 380,24 km2, berjarak 240 km dari Ibukota Kabupaten, dengan Ibukota Kecamatan di Ongka.

Merujuk pada data yang tersaji di atas, Kabupaten Parigi Moutong merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, Secara administratif wilayah Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2013 memiliki luas wilayah sebesar 6,231.85 km2 atau sebesar 9,54% dari total wilayah Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari 22 Kecamatan dan kemudian memekarkan kecamatan menjadi 23 kecamatan (kecamatan terakhir adalah Kecamatan Sidoan) dengan 220 berstatus desa dan 5 berstatus kelurahan. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut :

b). Letak dan Kondisi Geografis

Letak strategis Kabupaten Parigi Moutong terletak di pesisir Timur Pulau Sulawesi yang membentang sepanjang Teluk Tomini yang secara geografis terletak pada posisi 2°22 Lintang Utara dan 3°48 Lintang Selatan, serta 119°22 dan 124°22 Bujur Timur.

Wilayah Kabupaten Parigi Moutong yang jaraknya relatif dekat dengan Kota Palu sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah merupakan peluang bagi Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong untuk meningkatkan berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(5)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-5 Gambar 2.1

Peta Wilayah Kabupaten Parigi Moutong c). Topografi

Menurut karakteristik topografinya, permukaan tanah Kabupaten Parigi Moutong cenderung datar sebagaimana sebagian wilayah provinsi Sulawesi Tengah yang terletak di kawasan pesisir pantai dengan ketinggian antara 0-28 meter di atas permukaan laut (mdpal). Ketinggian 0-15 mdpal yaitu Kecamatan Parigi, Torue, Balinggi, Parigi Barat, Parigi Utara, Parigi Tengah, Ampibabo, Kasimbar, Toribulu, Siniu, Tinombo, Tinombo Selatan, Tomini, Mepanga, Palasa, Moutong dan Kecamatan Taopa. Adapun daerah lainnya memiliki ketinggian antara 16 mdpal hingga 28 mdpal adalah Kecamatan Sausu, Parigi Selatan, Bolano Lambunu, Bolano dan Ongka Malino.

Kabupaten Parigi Moutong merupakan dataran berombak lembut. Daerah Tomini sampai Moutong memiliki topografi berupa dataran yang cenderung berombak-ombak diselingi bagian yang berbukit. Luas dataran menjadi 3 bagian yaitu 2 bagian dataran rendah yang dipisahkan oleh satu bagian dataran tinggi. Daerah Ampibabo sampai Donggulu, topografi tanahnya mulai datar sampai berombak. Daerah Tambarana, topografi tanahnya bertekstur datar sampai dengan berombak kasar. Keadaan topografi dengan luas kemiringan lahan rata-rata:

a. Datar (0-8)% = 146.134 Ha.

b. Bergelombang (8-15)% = 60.443 Ha. c. Curam (15-45)% =142.186 Ha.

(6)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-6 d. Sangat curam ( >45)% = 1.97 Ha.

Hasil landform wilayah Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari dataran rendah dan perbukitan serta pegunungan yang membentang sepanjang pantai dari Utara sampai Selatan dengan ketinggian rata-rata 15 -375 m di atas permukaan laut.

d). Geologi

Sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Parigi Moutong belum dikelola dengan baik, penanganan masalah pengelolaan sumberdaya alam harus segera dilakukan agar hasilnya dapat bermanfaat bagi masyarakat dan keseimbangan alam dapat dipelihara dengan baik. Sektor pertambangan merupakan sumberdaya alam yang sampai sekarang belum dimanfaatkan dengan baik guna meningkatkan pendapatan masarakat.

Sumberdaya alam terutama tambang yang sudah dimanfaatkan di Kabupaten Parigi Moutong adalah endapan emas yang berupa endapan sedimenter yang berada di sekitar hulu sungai. Tambang ini diusahakan oleh masyarakat dan masih dilakukan secara tradisional. Beberapa potensi pertambangan logam, non logam maupun batuan yang ada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong meliputi:

a) Batu bara, merupakan proses pengendapan tumbuh-tumbuhan yang tertimbun dan mengalami proses pengawetan dalam pengaruh tekanan serta temperatur yang cukup tinggi dan dalam waktu lama. Batu bara dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi/bahan bakar. Lokasi bahan galian di Bukit Malino Besar, Dusun Despot Swakarsa Desa Ongka di Kecamatan Bolana Lambunu. Dari hasil analisa

Grab sampling memiliki nilai kalori 1820 Kkal.

b) Emas dan mineral pengikut, dengan luas kurang lebih 97.091 Ha diarahkan di Kecamatan Moutong, Taopa, Palasa, Ampibabo, Sausu, Parigi Barat, Toribulu, Kasimbar dan Tinombo Selatan. Emas (Au) dan Perak (Ag), merupakan hasil proses yang dierosi dan diendapkan oleh sungai-sungai berupa endapan aluvial. Emas dan perak termasuk dalam golongan mineral logam-logam berharga atau The Precious Metals. Jenis mineral bijihnya dapat berupa emas murni atau native-gold. Terdapatnya emas di Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong berada dalam tubuh batuan dan endapan aluvial yang berasosiasi dengan mineral perak. Tambang ini diusahakan oleh masyarakat dan masih dilakukan secara tradisional. Lokasi yang diindikasikan terdapat emas dan perak di Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong adalah di: (a) Sungai Mentawa Sausu, Sungai Torue dan Sungai Dolago Kecamatan Sausu; (b) Sungai Tombi Ampibabo, Kecamatan Ampibabo; (c) Sungai Tamborong Siaga Maninili, Sungai Tada, Sungai

(7)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-7 Marantasi Kecamatan Tinombo; (d) Sungai Moutong Kecamatan Moutong; (e) Sungai Gangga-Lemusa, Sungai Uwelutu Binangga Kecamatan Parigi; dan (f) Sungai Bugis Swakarsa Wanagading, Perbukitan Gunung Sari, Perbukitan Santigi Kecamatan Bolano Lambunu.

c) Biji besi dengan luas lahan kurang lebih 41.247 Ha di Kecamatan Tinombo Selatan, Bolano Lambunu, Toribulu dan Sausu. Biji Besi (Magnetit dan Hematit), merupakan endapan konsentrasi residu besi. Proses pelapukan kimia yang cukup kuat terhadap suatu batuan dapat menghasilkan suatu endapan (Konsentrasi) residu (sisa). Makin lama residu yang tertinggal di tempat asal akan terus terakumulasi, sehingga kemurnian dan nilai komersil tercapai, karena unsur-unsur yang tidak dikehendaki meninggalkan tempat.

d) Timah hitam/galena dengan luas kurang lebih 20.116 Ha yang tersebar di Kecamatan Ampibabo dan Toribulu;

e) Sekis hijau/marmer/geneis/batu poles, luas kurang lebih 50 Ha diarahkan di Kecamatan Palasa, Tomini dan Bolano Lambunu. Secara geoligis batuan ini terbentuk akibat proses metamorfosis yang berubah batuan asalnya menjadi metamorf. Batuan asal bisa berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf itu sendiri yang mengalami perubahan karena pengaruh tekanan dan temperatur tinggi. Penyebaran kelompok batuan metamorf ini dan corak warna serta fisiknya adalah sebagai berikut: (a) Sekis Klorit (Marmer hijau), lokasi: pebukitan Ogomojolo Lambori Palasa dan Tingkulan sampai Tomini Kecamatan Tomini. Corak: hijau muda sampai hijau tua dan merah kecoklatan; (b) Sekis Mika (Abu-abu), Lokasi: Pebukitan Ogotumubu, Ambesia, Tilung, Ogobayas Kecamatan Tomini dan Pebukitan Papau Moutong; (c) Geneis, Lokasi: Pebukitan Marantale Kecamatan Ampibabo dan Pebukitan Parigimpu’u Kecamatan Parigi, Corak warna: Kecoklatan strip putih kotor.

f) Pasir batu kerikil (sirtukil) seluas 42 Ha, tersebar pada seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten. Pasir dan batu terdapat pada hampir semua sungai di setiap desa dan kecamatan di Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong yaitu: (a) Kecamatan Sausu: Sungai Torono, Sungai Sausu Trans, Sungai Torue, Sungai Tindaki dan Sungai Mouti; (b) Kecamatan Parigi: Sungai Dolago, Sungai Baliara, Sungai Lemusa, Sungai Bambalemo, Sungai Binangga dan Sungai Pelawa; (c) Kecamatan Ampibabo: Sungai Towera, Sungai Tombi, Tapoya, dan Sungai Marantale; (d) Kecamatan Tinombo: Sungai Tinombo, Sungai Bainaa, Sungai Sidoan, Sungai Sigenti, dan Sungai Tada; (e) Kecamatan Kasimbar: Sungai Toribulu dan Sungai Kasimbar; (f) Kecamatan Tomini: Sungai Bobalo, Sungai Palasa, Sungai Lambori, Sungai Tomini, Sungai Mensung,

(8)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-8 Sungai Moubang dan Sungai Ogobayas, Sungai Tilung dan Sungai Ogotumubu; (g) Kecamatan Moutong dan Bolano Lambunu: Sungai Lobu, Sungai Taopa, Sungai Lambunu, Sungai Ongka, Sungai Kayu Agung.

Lokasi yang terindikasi terdapat emas dan perak di Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong adalah (a) Sungai Mentawa Sausu, Sungai Torue dan Sungai Dolago Kecamatan Sausu; (b) Sungai Tombi Ampibabo Kecamatan Ampibabo; (c) Sungai Tamborong Siaga Maninili, Sungai Tada, Sungai Marantasi Kecamatan Tinombo; (d) Sungai Moutong Kecamatan Moutong; (e) Sungai Gangga-Lemusa, Sungai Uwelutu Binangga Kecamatan Parigi; dan (f) Sungai Bugis Swakarsa Wanagading, Perbukitan Gunung Sari, Perbukitan Santigi di Kecamatan Bolano Lambunu.

Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam juga banyak terdapat di sekitar lereng, dan perbukitan terutama dalam penggunaan lahan untuk Pertanian atau Perkebunan masyarakat. Disamping itu, penggunaan lahan untuk Pertanian di lereng-lereng yang lebih 45% masih di tanami oleh penduduk dengan tanaman semusim yang akan mengkibatkan erosi dan longsor. Kondisi ini dapat dijumpai antara lain di kecamatan Kasimbar, dan Ampibabo.

e). Hidrologi

Kabupaten Parigi Moutong memiliki beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). Tingginya sedimentasi, berkurangnya jumlah dan debit mata air, serta semakin meluasnya wilayah bukaan di bagian hulu. Kondisi DAS menunjukkan besar mengalami degradasi, sehingga diperlukan rehabilitasi. Ketersediaan DAS sangat mendukung dalam pengembangan Pertanian melalai Daerah Irigasi (DI).

Secara umum DAS terdapat pada kecamatan serta nama sungai di Kabupaten Parigi Moutong dijelaskan sebagaimana berikut:

 Kecamatan Sausu: Sungai Torono, Sungai Sausu Trans, Sungai Torue, Sungai Tindaki dan Sungai Mouti.

 Kecamatan Parigi: Sungai Dolago, Sungai Baliara, Sungai Lemusa, Sungai Bambalemo, Sungai Binangga dan Sungai Pelawa.

 Kecamatan Ampibabo: Sungai Towera, Sungai Tombi, Tapoya dan Sungai Marantale

 Kecamatan Tinombo: Sungai Tinombo, Sungai Bainaa, Sungai Sidoan, Sungai Sigenti dan Sungai Tada.

 Kecamatan Kasimbar: Sungai Toribulu dan Sungai Kasimbar  Kecamatan Tomini: Sungai Bobalo, Sungai Palasa, Sungai

Lambori, Sungai Tomini, Sungai Mensung, Sungai Moubang dan Sungai Ogobayas, Sungai Tilung dan Sungai Ogotumubu.

(9)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-9  Kecamatan Moutong dan Bolano Lambunu: Sungai Lobu,

Sungai Taopa, Sungai Lambunu, Sungai Ongka, Sungai Kayu Agung.

f). Klimatologi

Kabupaten Parigi Moutong mengalami musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April-September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret.

Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yaitu 125 mm dan diikuti pada bulan November 115 mm, curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli dan Oktober yaitu 2 mm, dan rata-rata curah hujan mencapai 50,42 mm/bulan. Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 5 hingga 7 knots dan kecepatan angin maksimum mencapai 15 hingga 21 knots. Arah angin terbanyak pada tahun 2009 berada pada posisi 315o.

Hasil pencatatan suhu udara pada Laboratorium Pertanian Dolago Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2012 bahwa rata-rata suhu udara adalah 27,7°C. Suhu udara terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 26,7°C, sedangkan bulan-bulan lainnya suhu udara berkisar antara 26,7-28,8°C. Kelembaban udara rata- rata tertinggi terjadi pada bulan April yang mencapai 80%, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Juni dan Agustus yaitu 82%.

Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Laboratorium Pertanian Dolago Kabupaten Parigi Moutong tahun 2012 terjadi pada bulan Juni yaitu 123,0 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada Maret yaitu 11,7 mm. Sementara itu kecepatan angin pada tahun 2010 rata-rata 3,7 knots. Arah angin pada tahun 2010 masih berada pada posisi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu datang dari posisi utara. Secara lengkap tersaji pada Tabel 2.2 berikut;

Tabel 2.2

Keadaan Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan Tahun 2012

No. Kecamatan Jumlah Hujan (Hari) Curah Hujan (mm)

1. Januari 8 99 2. Pebruari 10 122 3. Maret 19 122 4. April 15 227 5. Mei 21 164 6. Juni 19 331 7. Juli 18 214 8. Agustus 19 223 9. September 18 272 10. Oktober 16 247 11. Nopember 19 323

(10)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-10 No. Kecamatan Jumlah Hujan (Hari) Curah Hujan (mm)

12. Desember 11 38

Rata-Rata Tahun 2012 16,08 198,50

Sumber: Kabupaten Parigi Moutong dalam Angka Tahun 2013

Kabupaten Parigi Moutong beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim musim dengan curah hujan rata-rata dibawah 1.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 27°C sampai 36°C dengan kelembaban antara 78% pada musim hujan dan 70% pada musim kemarau.

g). Penggunaan lahan

Lahan di Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari lahan kering dan lahan basah. Lahan basah sebagian besar digunakan untuk sawah, sementara lahan kering digunakan untuk lahan Pertanian, perkebunan, kehutanan, industri, perumahan dan bangunan lainnya.

Rencana Pola Ruang Kota mencakup rencana pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya pada wilayah daratan seluas ± 39.504 ha dan wilayah laut seluas ± 10.460 ha. Klasifikasi pola ruang wilayah Kabupaten Parigi Moutong terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya, sebagai berikut:

g.1) Kawasan Budidaya

Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Adapun rincian luas kawasan budi daya yang tersebar dalam wilayah Kabupaten Parigi Moutong adalah sebagai berikut:

Kawasan Hutan Produksi yang meliputi; 1) Hutan

Produksi Terbatas seluas kurang lebih 110.008 Ha tersebar di Kecamatan Sausu, Balinggi, Torue, Parigi Selatan, Parigi Barat, Parigi Utara, Siniu, Ampibabo, Toribulu, Kasimbar, Tinombo Selatan, Tinombo, Palasa, Bolano Lambunu, Taopa dan Moutong; 2) Hutan Produksi Tetap seluas kurang lebih 21.805 Ha yang tersebar di Kecamatan Sausu, Balinggi, Torue, Parigi Selatan, Siniu, Tinombo dan Mepanga; dan 3) Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas kurang lebih 16.056 Ha tersebar di Kecamatan Sausu, Siniu dan Ampibabo.  Kawasan Peruntukan Pertanian, meliputi; 1) Kawasan

Pertanian Lahan Basah seluas kurang lebih 52.048 Ha di Kecamatan Sausu, Balinggi, Torue, Parigi Selatan, Parigi Barat, Parigi, Siniu, Ampibabo, Kasimbar, Toribulu, Tinombo Selatan, Tomini, Palasa, Taopa, Mepanga, Bolano Lambunu dan Moutong; 2) Kawasan Pertanian

(11)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-11 Lahan Kering seluas kurang lebih 87.172 Ha tersebar pada semua Kecamatan di Kabupaten.

Kawasan Peruntukan Perkebunan, meliputi; (1)

Kawasan Pengembangan Kakao mencapai kurang lebih 65.439 Ha tersebar pada wilayah Kecamatan Sausu, Balinggi, Torue, Parigi Selatan, Parigi Utara, Parigi Barat, Parigi Tengah, Siniu, Ampibabo, Toribulu, Kasimbar, Tinombo Selatan, Tinombo, Palasa, Tomini, Mepanga, Bolano Lambunu, Taopa dan Moutong; (2) Kawasan Pengembangan Tanaman Kelapa seluas kurang lebih 27.328 Ha, tersebar pada wilayah Kecamatan Sausu, Balinggi, Torue, Parigi Selatan, Parigi Utara, Parigi Barat, Parigi, Parigi Tengah, Siniu, Ampibabo, Toribulu, Kasimbar, Tinombo Selatan, Tinombo, Palasa, Tomini, Mepanga, Bolano Lambunu, Taopa dan Moutong; (3) Kawasan Pengembangan Tanaman Cengkeh seluas kurang lebih 3.331 Ha, tersebar pada wilayah Kecamatan Ampibabo, Parigi Utara, Parigi Selatan, Kasimbar, Tinombo, Tinombo Selatan, Tomini, Palasa dan Bolano Lambunu dan 4) Kawasan Pengembangan Tanaman Perkebunan Lainnya seluas kurang lebih 2.117 Ha, yang tersebar di seluruh Kecamatan.

Kawasan Peruntukan Perikanan, di sepanjang pesisir

pantai Teluk Tomini, wilayah perairan Teluk Tomini serta wilayah daratan untuk perikanan darat terutama pada wilayah Kecamatan Sausu, Torue, Parigi Selatan, Kecamatan Ampibabo, Kasimbar, dan Bolano Lambunu.  Kawasan Peruntukan Industri, meliputi; kawasan

peruntukan industri besar yang berada pada Kecamatan Parigi Utara seluas kurang lebih 98 Ha dan Kecamatan Moutong sebagai pendukung kawasan strategis nasional KAPET Palapas;

Kawasan Peruntukan Industri Kecil dan Agro Industri yang berada pada semua Kecamatan di

Kabupaten Parigi Moutong.

Kawasan Peruntukan Pertambangan, yaitu; 1) mineral

logam, antara lain; emas dan mineral pengikut, dengan luas kurang lebih 97.091 Ha diarahkan di Kecamatan Moutong, Taopa, Palasa, Ampibabo, Sausu, Parigi Barat, Toribulu, Kasimbar dan Tinombo Selatan; biji besi dengan luas lahan kurang lebih 41.247 Ha di Kecamatan Tinombo Selatan, Bolano Lambunu, Toribulu dan Sausu; timah hitam/galena dengan luas kurang lebih 20.116 Ha yang tersebar di Kecamatan Ampibabo dan Toribulu; luas lahan pencadangan mineral logam sebesar kurang lebih kurang lebih 40.000 Ha yang tersebar hampir di seluruh Kecamatan yang ada. 2) mineral non logam

(12)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-12 dengan luas lahan pencadangan sebesar kurang lebih 5.000 Ha yang tersebar pada beberapa Kecamatan. 3) batuan, meliputi; sekis hijau/marmer/geneis/batu poles, luas kurang lebih 50 Ha diarahkan di Kecamatan Palasa, Tomini dan Bolano Lambunu; pasir batu kerikil (sirtukil) seluas 42 Ha, tersebar pada seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten; dan luas lahan pencadangan wilayah sebesar kurang lebih 250 Ha. tersebar di beberapa Kecamatan

Kawasan Peruntukan Pariwisata, terdiri atas; 1) Kawasan Pariwisata Alam, meliputi: Pulau Rosita Kecamatan Sausu, Pantai Tumpapa Kecamatan Balinggi, Pantai Nalera Uwevolo Kecamatan Siniu, Pantai Nadoli Silanga Kecamatan Siniu, Pasir Putih Sidoan, Pasir Putih Ongka Kecamatan Bolano Lambunu, dan Pantai Moian Palapi; 2) Kawasan Pariwisata Buatan, meliputi; Bambalemo Beach Kecamatan Parigi, kawasan pariwisata hortikultura Kecamatan Torue.

Kawasan Ternak Kabupaten antara lain; 1) Kawasan

Ternak Sapi, kerbau, kuda, kambing dan ayam diarahkan pada semua Kecamatan di Kabupaten; 2) Kawasan Ternak Babi diarahkan di Kecamatan Sausu, Balinggi, Torue dan Kecamatan Tinombo.

g.2) Kawasan Lindung

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Luas kawasan lindung tersebar di wilayah Kabupaten Parigi Moutong seluas ± 214.596 ha yang terdiri atas Hutan Lindung, Kawasan Suaka Alam/Cagar Alam, Hutan Mangrove, Sungai dan Danau dengan rincian sebagaimana berikut;

Hutan Lindung seluas 148.690 Ha atau 69,29%;

Kawasan Suaka Alam/Cagar Alam seluas 56.131 Ha atau 26,16%;

Hutan Mangrove seluas 6.791 ha atau 3,16%; Sungai seluas 2.867 Ha atau 1,39%;

Danau seluas 117 Ha atau 0,05%.

2.1.2. Potensi Pengembangan Kawasan

Perbedaan kondisi geografis wilayah mengakibatkan perbedaan sumber daya alam yang dimiliki, sehinga berdampak pada perbedaan komoditi unggulan yang diusahakan di setiap

(13)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-13 wilayah. Oleh karena itu Kabupaten Parigi Moutong memiliki banyak komoditi unggulan yang dihasilkan oleh masing-masing wilayah, baik dari Sektor petanian maupun dari Sektor industri pengolahan yang memanfaatkan bahan baku hasil Pertanian.

a). Pertanian

Sektor Pertanian merupakan sektor paling dominan di Kabupaten Parigi Moutong. Sektor ini memberikan kontribusi lebih dari 50% tiap tahunnya dalam perekonomian daerah. Sub Sektor yang paling besar kontribusinya adalah Sub-Sektor Tanaman Bahan Makanan. Nilai Tambah Bruto (NTB) Sektor ini mencapai lebih dari Rp1,67 triliun pada tahun 2012, atau lebih 20% NTB seluruh Sektor ekonomi. Komoditi‐komoditi yang termasuk dalam sub sektor ini adalah padi, palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar) dan hortikultura (sayur‐sayuran dan buah‐buahan).

Komoditi Sektor Pertanian Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2012 yang salah satunya adalah padi meliputi; tanaman padi sawah dengan luas Panen sebesar 54.603 hektar dengan jumlah produksi mencapai 261.768 ton. Sementara produksi tanaman padi ladang dengan luasan lahan sebesar 356 hektar dengan jumlah produksi gabah yang dihasilkan sebanyak 1.269 ton. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa produktivitas padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Parigi Moutong hingga tahun 2012 sebanyak 83,67 Kwintal/Hektar.

Pada tahun 2012, hasil produksi tanaman jagung di Kabupaten Parigi Moutong mencapai 15.460 ton, dengan luas panen sebesar 4.344 hektar. Angka tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya, yakni produksi tanaman jagung seluas 7.989 Ha dengan total produksi sebesar 31.866 ton. Secara detail data produktivitas komoditi‐komoditi yang termasuk dalam Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan (padi, palawija) disajikan pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3

Produktivitas Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008–2012

No. Tanaman Jenis 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012 1. Padi 51,94 51,77 54,46 52,42 83,67 2. Jagung 38.44 37,92 39,88 39,89 35,59 3. Kedelai 13,23 14,45 14,46 16,91 16,98 4. Kacang Tanah 18,62 18,28 17,90 17,39 16,17 5. Kacang Hijau 8,61 8,64 8,68 8,89 9,06 6. Ubi Kayu 171,89 189,12 193,11 204,17 200,72 7. Ubi Jalar 103,52 105,83 108,12 110,06 107,82

(14)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-14 Selain kelompok tanaman bahan pangan yang dicakup dalam sajian ini tidak hanya meliputi tanaman padi dan palawija juga disajikan produksi sayur-sayuran dan buah-buahan. Kelompok tanaman sayuran yang diproduksi sebanyak 19 (sembilan belas) macam yaitu; Bawang Merah, Bawang daun, Kubis, Kembang kol, Petsai/Sawi, Wortel, Kacang Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Tomat, Terung, Buncis, Ketimun, Labu Siam, Kangkung, Bayam, Melon, Semangka dan Blewah. Data produksi tanaman sayur-sayuran pada tahun 2012 baik dari sisi luas panen, produktivitas, maupun produksinya sebagaimana pada tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4

Luas, Produksi dan Produktivitas Tanaman Sayur Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2012

No. Jenis Sayuran Luas Panen (Ha) Produksi (Kw) Produktivitas (Kw/Ha)

1. Bawang Merah 255 7.545 30 2. Bawang daun 1 42 42 3. Kubis 6 266 44 4. Kembang kol 5 145 29 5. Petsai/Sawi 56 1.896 34 6. Wortel 8 283 35 7. Kacang Panjang 224 7.987 36 8. Cabe Besar 112 2.703 24 9. Cabe Rawit 508 24.024 47 10. Tomat 345 15.377 45 11. Terung 179 6.873 38 12. Buncis 7 362 52 13. Ketimun 79 2.754 35 14. Labu Siam 18 551 31 15. Kangkung 157 8.561 55 16. Bayam 97 1.798 19 17. Melon 32 1.101 34 18. Semangka 106 4.821 45 19. Blewah 1 35 35

Sumber: BPS Parigi Moutong tahun 2013

Tanaman buah-buahan yang diproduksi di Kabupaten Parigi Maotong terdiri atas 23 (dua puluh tiga) antara lain Alpukat, Belimbing, dan Langsat. Data produktivitas luas lahan dan produksi tanaman buah-buahan di Kabupaten Parigi Moutong disajikan pada Tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5

Luas, Produksi dan Produktivitas Tanaman Buah-buahan Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2012

(15)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-15

No. Jenis Tanaman Buah-Buahan

Tanaman yang menghasilkan (Pohon) Produksi (Kw) Produktivitas (kg/Phn) 1. Alpukat 2.477 4.483 180,99 2. Belimbing 383 432 112,79 3. Langsat 4.545 8.011 176,26 4. Durian 41.149 74.078 180,02 5. Jambu Biji 1.052 690 65,59 6. Jambu Air 1.047 1.176 112,32 7. Jeruk Siam 139.809 185.638 132,78 8. Jeruk besar 357 1.064 298,04 9. Mangga 15.861 40.293 254,04 10. Manggis 694 1.511 217,72 11. Nangka 12.242 24.521 200,30 12. Nanas 10.651 841 7,90 13. Pepaya 17.972 20.525 114,21 14. Pisang 67.873 57.972 85,41 15. Rambutan 38.997 42.160 108,11 16. Salak 2.037 428 21,01 17. Sawo 1.147 1.917 167,13 18. Sirsak 345 145 42,03 19. Sukun 801 1.271 158,68 20. Anggur 23 7 30,43 21. Melinjo 379 195 51,45 22. Petai 647 700 108,19 23. Jengkol 339 413 121,83

Sumber: BPS Parigi Moutong tahun 2013 b). Peternakan

Potensi Sub-Sektor Peternakan di Kabupaten Parigi Moutong terdiri atas ternak besar (Kerbau, Sapi, Kuda) dan ternak kecil (Kambing dan Babi). Pada tahun 2012 populasi ternak baik ternak besar maupun ternak kecil dimana populasi terbesar adalah ternak kambing sebanyak 32.231 ekor, ternak Sapi sebanyak 26.287 ekor dan Babi 25.475 ekor. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2011, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6

Populasi Ternak Besar dan Kecil

Di Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008-2012

Tahun Ternak Besar Ternak Kecil

Sapi Kerbau Kuda Kambing Babi

2008 19.639 60 321 25.724 12.567

2009 26.188 61 302 28.350 21.560

2010 24.793 34 324 29.589 22.854

2011 24.277 45 326 30.882 24.225

(16)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-16 Sumber: BPS 2009-2013 (diolah kembali)

Sementara untuk populasi unggas di Kabupaten Parigi Moutong hingga tahun 2012 menurut data BPS tahun 2013, populasi unggas terbesar adalah Ayam Pedaging sejumlah 520.603 ekor, Ayam Buras 394.108 ekor, Ayam Ras Petelur 13.364 ekor dan itik 36.462 ekor. Dari keempat jenis unggas tersebut terjadi peningkatan yang signifikan kecuali jenis ayam buras yang populasinya menurun dari tahun sebelumnya. Data perkembangan populasi unggas di Kabupaten Parigi Moutong pada Tabel 2.7 berikut.

Tabel 2.7

Jumlah Populasi Unggas Di Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008-2012 Tahun Unggas Ayam Pedaging Ayam Petelur Ayam Buras Itik 2008 452.210 10.592 298.648 26.345 2009 362.900 12.581 320.091 26.260 2010 343.073 11.436 393.650 29.538 2011 367.707 12.407 452.698 29.819 2012 520.603 13.364 394.108 36.462

Sumber: BPS 2009-2013 (diolah kembali) c). Perkebunan

Perkebunan di Kabupaten Parigi Moutong termasuk Sub Sektor Pertanian yang mempunyai peranan besar terhadap pendapatan masyarakat. Jenis tanaman yang telah diusahakan oleh masyarakat antara lain tanaman Kelapa, Coklat, dan Cengkah. Luas Areal perkebunan Kakao pada tahun 2012 tercatat seluas 69.948 Ha, dengan hasil produksi mencapai 48.244 ton. Produksi Kakao tersebut sebagian besar terdapat di Kecamatan Sausu dan Kecamatan Bolano Lambunu.

Areal perkebunan Kelapa pada tahun 2008 tercatat seluas 27.328 Ha, dan hasil produksinya mencapai 41.600 Ton. Produksi kelapa tersebut sebagian besar terdapat di Kecamatan Ampibabo dan Tomini. Perkebunan Cengkeh pada tahun 2008 tercatat seluas 3.330 Ha, sedangkan hasil produksinya mencapai 555,21 Ton. Produksi cengkeh tersebut sebagian besar terdapat di Kecamatan Tomini, Tinombo Selatan, dan Kasimbar. Produksi Komoditi perkebunan lainnya pada tahun 2008 adalah Jambu Mete (130 ton), Lada (9,6 ton), Pala (1,5 ton), Kemiri (8,9 ton) dan Kapuk (170,9 ton ) dan Panili (1,26 ton). Secara lengkap disajikan pada Tabel 2.8 berikut:

(17)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-17 Tabel 2.8

Produksi Hasil Perkebunan

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008-2012

Jenis Komoditi Produksi/Tahun (Ton) 2008 2009 2010 2011 2012 Kelapa 41.600 41.522 40.580 40.252 40.252 Cengkeh 555,21 591,00 635,63 2.256 643 Kakao 43.901 43.962 42.403 37.005 48.244 Kopi 129,44 123,85 11,00 96,00 96 Lada 9,60 10,70 11,00 2,00 10 Lainnya 421,73 534,36 - 774,00 692

Sumber: BPS 2009-2013 (diolah kembali)

Pada tahun 2012, produksi perkebunan kelapa di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 40.252 Ton dengan luas tanam sebanyak 27.33 Ha. Tanaman perkebunan kelapa tersebut semuanya adalah perkebunan milik masyarakat yang terdapat di sebagian wilayah Kecamatan, secara lengkap data tersebut disajikan pada Tabel 2.9 berikut:

Tabel 2.9

Jumlah Luas Lahan Perkebunan Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2012 Jenis

Komoditi

Luas Areal/Tahun (Hektar)

2008 2009 2010 2011 2012 Kelapa 27.328 27.386 27.399 27.101 27.333 Cengkeh 3.330 3.466 3.576 4.009 3.629 Kakao 65.392 65.439 65.348 65.378 69.948 Kopi 327 376,50 371 357 358 Lada 62,63 50,03 49 43 43 Lainnya 1.345,45 1.555 - 2.254 1.806 Sumber: BPS 2009-2013 (diolah kembali)

Produksi perkebunan lainnya yang menjadi andalan Kabupaten Parigi Moutong adalah tanaman Kakao. Keseluruhan areal perkebunan tahun 2012 yang tercatat seluas 98.163 Ha, didominasi Kakao sebesar 65.391 Ha, kemudian tanaman kelapa seluas 27 328 Ha seluas cengkeh 3.330 Ha, sedangkan jenis tanaman lainnya di bawah 1.000 Ha. Data produktivitas tanaman perkebunan tahun 2008–2012 di Kabupaten Parigi Moutong dapat dilihat pada Tabel 2.10 berikut.

Tabel 2.10

Produktivitas Tanaman Perkebunan Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2012 Jenis

Komoditi 2008 Luas Areal/Tahun (Hektar) 2009 2010 2011 2012

Kelapa 1,52 1,52 1,48 1,49 1,47

(18)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-18

Kakao 0,67 0,67 0,65 0,57 0,69

Kopi 0,40 0,33 0,03 0,27 0,27

Lada 0,15 0,21 0,22 0,05 0,23

Lainnya 0,31 0,34 - 0,34 0,38

Sumber: BPS 2009-2013 (diolah kembali). d). Perikanan

Potensi perikanan di Kabupaten Parigi Moutong, yakni produksi dan pengembangan sektor diarahkan pada daerah Kawasan Pesisir Pantai Teluk Tomini. Kabupaten Parigi Moutong merupakan kawasan pesisir, sehingga untuk menyesuaikan potensi perikanan, pengembangan dan intensifikasi difokuskan pada semua kecamatan yang ada. Perkembangan produksi perikanan dari tahun ke tahun dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.

Sumber: BPS 2009-2013 (diolah kembali) Gambar 2.2

Produksi Menurut Jenis Usaha Perikanan Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008–2012

Pada gambar di atas terlihat produksi Perikanan di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2012 tercatat sebesar 23.460 ton, yang mengalami kenaikan sebesar 2,73% dari tahun 2011 sebesar 22.821 ton. Produksi tersebut merupakan produksi perikanan laut secara keseluruhan, sedangkan perikanan darat tidak tersedia data yang akurat, sehingga disajikan hanya pada peningkatan produksi perikanan laut.

(19)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-19 e). Potensi Lahan Kabupaten Parigi Moutong

e.1) Potensi Hutan dan Non Hutan

Kawasan Hutan memiliki seluas sebesar 603.537 Ha mencakup antara lain Hutan Lindung seluas 148.690,54 Ha (24,64%), Hutan Cagar Alam dengan luas sebesar 56.431,57 Ha (9,35%), Hutan Produksi Terbatas seluas 23.555,99 Ha (3,90%), Hutan Produksi Tetap memiliki luasa 110.008,09 Ha (18,23%), Hutan Konversi seluas 14.306,47 Ha (2,37%) dan Areal Penggunaan Lain dengan luas sebesar 250.544,34 Ha atau 41,51% dari total kawasan hutan di Kabupaten Parigi Moutong.

Kawasan non hutan merupakan pewilayahan komoditas sebagai suatu kesatuan fungsional kawasan yang mempunyai karakter kegiatan budidaya komoditi Pertanian tertentu, yang potensial dan prospektif dikembangkan lebih lanjut menjadi kawasan-kawasan sentral produksi. Aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan Pertanian dan budidaya komoditas unggulan.

Pewilayaan komoditas ditentukan atas dasar hasil penilaian kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas unggulan, keadaan wilayah secara umum serta kondisi penggunaan lahan saat ini. Hasil analisis dari penggunaan lahan antara lain Perkebunan dengan luasan sebesar 89.929 Ha, Sawah dengan luas 30.887 Ha yang terdiri atas; Sawah Tadah Hujan seluas 1.011 Ha dan Tanah Ladang seluas 77.889 Ha.

e.2) Potensi Mineral

Berdasarkan hasil survey umum yang telah dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Parigi Moutong, beberapa kandungan potensi bahan galian atau sumber daya mineral yang telah diinventarisasi adalah sebagai berikut :

Batu Bara

Batubara (coal) termasuk mineral endapan bahan bakar dan energi. Kejadiannya karena proses pengendapan (sedimentasi) daripada tumbuh-tumbuhan yang kemudian tertimbun dan mengalami proses pengawetan dan bebas dari bakteri-bakteri pembusuk, di samping itu karena pengaruh tekanan dan temperatur yang cukup besar dalam waktu yang lama.

Lokasi : Bukit Malino Besar, Dusun Despot Swakarsa Desa Ongka Kecamatan Bolano Lambunu Nilai Kalori : 1820 cal/gr

Kegunaan : sebagai sumber energi/bahanbakar  Emas (Au) dan Perak (Ag)

(20)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-20 logam-logam berharga (The Precious Metals). Jenis mineral bijih dapat berupa emas murni (native gold), bentuk persenyawaan berupa teluid, electrum (Au, Ag) atau amalgam. Secara umum emas terbentuk dari hasil proses hidrotermal yang terdapat pada batuan dan sebagian tererosi dan diendapkan di sungai-sungai berupa endapan alluvial.

Keterdapatan emas di Kabupaten Parigi Moutong berada dalam tubuh batuan dan endapan alluvial yang berasosiasi dengan mineral perak. Pengusahaannya oleh masyarakat dan masih dilakukan secara tradisional. Lokasi indikasi keberadaan emas dan perak di Kabupaten Parigi Moutong tersebar di beberapa tempat yaitu:

 Sungai Mentawa Sausu, Sungai Torue dan Sungai Dolago Kecamatan Sausu.

 Sungai Tombi Ampibabo Kecamatan Ampibabo.

 Sungai Tamborong Siaga Maninili, Sungai Tada, Sunagai Marantasi Kecamatan Tinombo.

 Sungai Moutong Kecamatan Moutong.

 Sungai Gangga-Lemusa, Sungai Uwelutu Binangga Kecamatan Parigi.

 Sungai Bugis Swakarsa Wanagading, Perbukitan Gunung Sari, Perbukitan Santigi Kecamatan Bolano Lambunu.

Manfaat dari logam emas terutama digunakan untuk cadangan moneter, perhiasan, kedokteran, industri kimia, dekorasi interior dan lain-lain. Manfaat perak terutama untuk cadangan moneter setelah emas, industri kimia, seni dan perhiasan.

Tembaga (Cu), Timah hitam, Seng (Zn) dan Arsen (As) Mineral-mineral ini termasuk dalam golongan mineral mineral non Ferrous (The Nonferrous Metals). Secara umum mineral ini merupakan hasil dari Metasomatis Kontak.

Lokasi penyebaran mineral mineral Tembaga, Timah hitam ,

Seng dan Arsen yaitu Sungai Mentawa Sausu Trans, Pebukitan Tompera Sausu, Sungai Torue, Sungai Trans, Pebukitan Tomborong Maninili Siaga, Sungai Silitunang UPT Trans, Sungai Ganonggol Gunung Sari, Sungai Bugis Swakarsa Wanagading, Sungai Moutong dan Sungai Tinombo.

Kegunaan Logam Arsen untuk bahan campuran beberapa jenis logam antara lain dengan Pb untuk bahan peluru, untuk campuran warna, obat-obatan industri kimia, industri perlistrikkan, komunikasi, amunisi, transportasi dan lin-lain. Kegunaan logam Pb antara lain untuk Pembungkus kabel, solder, lempengan Pb, amunisi, baterai dan lain-lain.

(21)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-21  Biji Besi (Magnetit dan Hematit)

Bijih besi berupa magnetit, hematit merupakan endapan konsentrasi residu besi. Proses pelapukan kimia yang cukup kuat (Dominan) terhadap suatu batuan dapat menghasilkan suatu endapan (Konsentrasi) residu (sisa). Makin lama residu yang tertinggal di tempat asal akan terus terakumulasi, sehingga kemurnian dan nilai komersil tercapai, karena unsur-unsur yang tidak di kehendaki meninggalkan tempat. Biji besi yang dijumpai didaerah ini berupa berupa magnetit dan hematit.

Lokasi : Keterdapatan biji besi ini adalah di pebukitan Marantasi Sipayo Kecamatan Tinombo, berupa bongkah-bongkah berukuran besar dari 1 Meter. Kegunaan : Besi sangat dibutuhkan untuk berbagai jenis

industri, manufaktur dan konstruksi.  Kaolin

Kaolin di daerah Parigi Moutong indikasinya berupa adanya alterasi batuan beku yang kaya feldspar, membentuk kaolinit.

Lokasi : Mineral Kaolin di Kabupaten Parigi Moutong di jumpai di desa Binangga Kecamatan Parigi.

Manfaat : Untuk Industri-industri Kertas, Karet, Tekstil, Barang barang Porselin, Refraktori dan bahan penggosok.

Pasir Silikat (Kuarsa dan Feldspar)

Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen,berasal dari rombakan batuan yang mengandung silicon dioksida (Kuarsa SiO2) seperti Granit, Riolit dan Granodiorit. Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui proses transportasi, sortasi dan sedimentasi. Proses transportasi oleh air menyebabkan butiran pasir menjadi bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni.

Pasir kuarsa merupakan hasil pelapukan fisik (desintegrasi) batuan beku granit yang bersifat pegmatik (berbutir sangat kasar) yang selanjutnya tererosi atau terbawa oleh media air dan diendapkan pada tepi sungai atau pantai. Endapan pasir silikat di Kabupaten Parigi Moutong umumnya terdapat di daerah pantai dan hulu sungai yang membentuk endapan cukup tebal dan penyebaran yang luas.

Lokasi Pasir silikat (kuarsa dan feldspar) menyebar luas di beberapa pantai dan sungai di Kabupaten Parigi Moutong yaitu: Pantai Maliali, Tanjung, Tambu Sausu, Sausu Piore, Pantai Malakosa, Pantai Purwosari, Pantai Torue, Pantai Tindaki, Pantai Masi Nambaru, Sungai Sausu, Sungai Torue,

(22)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-22 Sungai Sampaloe Torue, Sungai Dolago, Pantai Avolua, Pantai Marantale,Sungai Tada, Pantai Siaga Maninili, Pantai Sinei, Pantai Malalang dan Pantai Ogotion.

Hasil Analisa Laboratorium terhadap pasir silikat (kuarsa dan feldspar) di Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari:

 SiO2 (60,40-78,28)%  Al2O3 (11,05-23,12)%  K2O (3,77-4,36)%

Manfaat : Endapan pasir feldspar-kuarsa digunakan sebagai bahan pembuatan industri keramik/gelas, abrasif, bahan imbuhan, industri kimia, industri ct,isolasi, industri semen Portland, isolator tegangan rendah sampai menegah, industri kaca, dan kertas.

Granit

Granit termasuk bahan galian industri yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam. Batuan ini terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, terbentuk jauh di dalam kulit bumi sehingga disebut sebagai batuan dalam. Bentuk intrusi dapat berupa batholit, lakolit maupun phacolit. Akibat kegiatan tektonik dan erosi maka batuan ini tersingkap di permukaan bumi. Bermanfaat untuk material fondasi bangunan, alas badan jalan, campuran beton dalam bentuk fraksi ukuran dari split hingga pasir debu sebagai pemecahan granit, sebagai panel prasasti, dinding eksterior, tegel, tangga bangunan, batu nisan dll.

Lokasi Granit di Kabupaten Parigi Moutong terdapat di pebukitan Dolago, Parigimpu’u Kecamatan Parigi, Pebukitan Tolai, Torue Kecamatan Sausu. Corak warna: putih bintik hitam. Hasil analisis fisik laboratorium:

 Kuat Tekanan (805-1.204,85)kg/cm2  Ketahanan Aus (0,045-0,080)mm/mnt  Penyerapan Air (0,080-0,16)%

 Bobot Jenis (2,60-2,61)gr/cm3  Kekekalan Bentuk (Baik/tidak cacat)  Marmer

Merupakan hasil metamorfosa batu gamping atau dolomit yang mengalami kristalisasi akibat pengaruh temperatur dan tekanan. Bermanfaat untuk ornamen dinding atau lantai dan pembuatan barang kerajinan. Terdapat di Pebukitan Marantale, Avolua Kecamatan Ampibabo, Pebukitan Pangi, Binangga dan Parigimpu’u Kecamatan Parigi. Umumnya merupakan sisipan pada batuan metamorf seperti Gneiss. Corak warna: Putih strip abu-abu sampai putih kotor.

(23)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-23  Kelompok Batuan Metamorf: Sekis Klorit (marmer

Hijau), Sekis Mika (Abu-abu) dan Gneis

Secara geologis batuan ini terbentuk akibat proses metamorfosis yang berubah batuan asalnya menjadi metamorf. Batuan asal bisa berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf itu sendiri yang mengalami perubahan karena pengaruh tekanan dan temperatur tinggi.

Secara ekonomis batuan ini biasa juga disebut sebagai marmer atau pualam. Adapun jenisnya tergantung dari kandungan mineral yang mendominasi dalam batuan tersebut yang memberikan warna yang khas sehingga bisa bernilai ekonomis. Seperti sekis mika dengan komposisi mineral dari muskovit dengan warna abu-abu, sekis klorit atau marmer hijau dan gneis. Penyebaran kelompok batuan metamorf ini dan corak warna serta fisiknya adalah sebagai berikut:

Sekis Klorit (Marmer Hijau)

Lokasi : Pebukitan Ogomojolo Lambori Palasa dan Tingkulan sampai Tomini Kecamatan Tomini. Corak : Hijau muda sampai hijau tua dan merah

kecoklatan.  Sekis Mika (Abu-abu)

Lokasi : Pebukitan Ogotumubu, Ambesia, Tilung, Ogobayas Kecamatan Tomini dan Pebukitan Papau Moutong.

Gneiss

Lokasi : Pebukitan Marantale Kecamatan Ampibabo dan Pebukitan Parigimpu’u Kecamatan Parigi, Corak warna: Kecoklatan strip putih kotor.  Gamping Limonit

Kegunaan batu gamping sangat banyak antara lain untuk pondasi rumah/pengeras jalan/bangunan fisik lainnya, penetral keasaman tanah, kapur tohor dan kapur padam, bahan bangunan, bahan baku pembuatan semen portland. Khusus untuk gamping limonit di Kabupaten Parigi Moutong dapat dijadikan sebagai batu pualam untuk lantai karena keindahan coraknya.

Lokasi gamping Limonit di Kabupaten Parigi Moutong adalah Perbukitan Ogobagis (Polu Megang) Sidoan Kecamatan Tinombo.

Pasir dan Batu (Sirtu)

(24)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-24 yang berasal dari semua jenis batuan. Sumber utama adalah batu pasir dan konglomerat dari formasi malasa. Bermanfaat untuk bahan bangunan, pengisi coran, pembuatan tegel dan dekorasi bangunan. Terdapat di hampir semua sungai dalam jumlah cukup besar.

Lokasi keterdapatannya secara umum pada hampir semua sungai di setiap desa dan Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong yaitu:

 Kecamatan Sausu: Sungai Torono, Sungai Sausu Trans, Sungai Torue, Sungai Tindaki dan Sungai Mouti.

 Kecamatan Parigi: Sungai Dolago, Sungai Baliara,Sungai Lemusa, Sungai Bambalemo, Sungai Binangga dan Sungai Pelawa.

 Kecamatan Ampibabo:Sungai Towera, Sungai Tombi, Tapoya dan Sungai Marantale.

 Kecamatan Tinombo: Sungai Tinombo, Sungai Bainaa, Sungai Sidoan, Sungai Sigenti dan Sungai Tada.

 Kecamatan Kasimbar: Sungai Toribulu dan Sungai Kasimbar.

 Kecamatan Tomini: Sungai Bobalo, Sungai Palasa, Sungai Lambori, Sungai Tomini, Sungai Mensung, Sungai Moubang dan Sungai Ogobayas, Sungai Tilung dan Sungai Ogotumubu.

 Kecamatan Moutong dan Bolano Lambunu: Sungai Lobu, Sungai Taopa, Sungai Lambunu, Sungai Ongka, Sungai Kayu Agung.

e.3) Potensi Pariwisata

Beberapa obyek wisata yang banyak dikunjungi adalah sumber mata air panas Kayuboko, air terjun Likunggavali Marantale, Boneagi Sigenti, serta obyek wisata ekologi semacam Bendungan Besar Gangga dan Pulau Maleo Sausu Peore. Selain itu, obyek wisata lain juga terdapat di sejumlah wilayah Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong yang memiliki prospek untuk dikembangkan yaitu;

1. Kecamatan Sausu

 Rasita Cinta Tanah Air lokasi di Desa Sausu Piore berjarak 58 km dari ibukota Kabupaten

 Tempat telur/sarang Burung Maleo  Pantai Tumpapa

2. Kecamatan Balinggi

 Air Terjun Tolai berlokasi di Desa Tolai berjarak 29 km dari ibukota Kabupaten.

 Jembatan buatan Belanda di Desa Balinggi berjarak 60 km dari ibukota Kabupaten

(25)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-25  Kubur raja Balinggi di Desa Balinggi Jati berjarak ± 40

KM dari ibu kota Kabupaten 3. Kecamatan Parigi

 Pantai Sinar Kampal di Desa Kampal

 Pantai Bambalemo Beach di Desa Bambalemo  Kubur Raja Toni Kota di Desa Loji

 Kubur Raja Magau Janggo di Desa Masigi 4. Kecamatan Parigi Selatan

 Bendungan Gunung Mulia di Desa Sumbersari berjarak 14 km dari ibukota Kabupaten.

 Pantai Masi di Desa Sumbersari  Pulau Lindu di Desa Boyantongo

 Tanjung Makakata di Desa Boyantongo 5. Kecamatan Parigi Barat

 Air Panas Kayuboko lokasi di Desa Kayuboko berjarak 3 km dari ibukota Kabupaten.

 Perkebunan Durian di Desa Kayuboko 6. Kecamatan Parigi Utara

 Air Terjun Pangi lokasi di Desa Pangi berjarak 14 km dari ibukota Kabupaten.

 Panorama puncak Pompausea G. Labuan Sory di Desa Toboli berjarak 16 km dari ibukota Kabupaten  Pantai Uwenggalajo di Desa Toboli

 Formosa Beach di Desa Toboli  Pantai Polindolara Di Desa Toboli  Pantai Montivou di Desa Toboli

 Bulu Malali (Kuburan Tua) di Desa Toboli 7. Kecamatan Parigi Tengah

 Pantai Kayu Bura di Desa Pelawa 8. Kecamatan Ampibabo

 Air Terjun Lingkunggavali/Panjat Tebing lokasi di Desa Marantale berjarak 27 km dari ibukota Kabupaten

 Air Terjun Polindolara lokasi di Desa Marantale berjarak 27 km dari ibukota Kabupaten

 Wisata Gunung Sidole di Desa Sidole  Pantai Nalera di Desa Marantale

 Tanjung Maranindi di Desa Marantale  Pantai Nadoli di Desa Silanga

(26)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-26  Kubur Keramat Baruga di Desa Tomoli

 Kubur Magau Makagero di Desa Buranga  Kubur Raja Ampibabo di Desa Ampibabo  Perkebunan Rambutan di Desa Buranga  Perkebunan Kelapa Hibrida di Desa Tomoli 9. Kecamatan Kasimbar

 Air Panas Kasimbar lokasi di Desa Kasimbar berjarak 90 km dari ibukota Kabupaten

 Batu Polangga lokasi di Desa Laemanta berjarak 85 km dari ibukota Kabupaten

 Batu Dolade di Desa Kasimbar berjarak 90 km dari ibukota Kabupaten

 Gunung Palambalaila di Desa Donggulu berjarak 84 km dari ibukota Kabupaten

 Air Terjun di Desa Laemanta berjarak 84 km dari ibukota Kabupaten

 Batu Putih di Desa Laemanta berjarak 84 km dari ibukota Kabupaten

 Goa Pongoribuong di Desa Donggulu berjarak 84 km dari ibukota Kabupaten

 Vatu Talompulu di Desa Siantar  Sapo Oge di Desa Donggulu

 Pantai Volo Vatu Raa di Desa Kasimbar  Pantai Jonayasa di Desa Laemanta  Pantai Peningka di Desa Laemanta  Pantai Tanjung di Desa Donggulu  Pantai Mapana di Desa Donggulu  Kubur Tobaraka di Desa Laemanta  Sapo Oge di Desa Donggulu

 Pantai Posona berada di desa Pesona yang yang jaraknya ± 97 dari Ibukota Kabupaten Parigi Moutong dan ± 5 Km dari ibu kota Kecamatan.

10. Kecamatan Toribulu

 Batu Baruga di Desa Donggulu berjarak 84 km dari ibukota Kabupaten

 Batu Sopa/Simpusria di Desa Donggulu berjarak 84 km dari ibukota Kabupaten

11. Kecamatan Siniu

 Gunung Siniu di Desa Siniu

 Air Terjun Silanga di Desa Silanga berjarak 29 km dari ibukota Kabupaten

12. Kecamatan Tinombo

(27)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-27  Batu Tikar lokasi di Desa Sidoan

 Tambak Ikan di Desa Baina

 Rumah Adat Tinombo di Desa Dusunan

 Rumah Adat Raja Kuti Tombolotutu di Desa Tinombo  Penangkaran rusa di Desa Lombok

13. Kecamatan Tinombo Selatan  Polo Sobuo di Desa Sinei

 Monumen Katulistiwa di Desa Sinei 14. Kecamatan Tomini

 Gua Tingkulang di Desa Tingkulang berjarak 192 km dari ibukota Kabupaten

 Air Terjun dan Air Panas di Desa Tilung berjarak 84 km dari ibukota Kabupaten

 Burung Rajawali di Desa Ambesia berjarak 198 km dari ibukota Kabupaten

 Pulau Kubur di Desa Ambesia 15. Kecamatan Palasa

 Air Terjun Ogomojolo lokasi di Desa Ogomojolo berjarak 185 km dari ibukota Kabupaten

16. Kecamatan Mepanga

 Pulau Ogotion di Desa Mensung 17. Kecamatan Moutong

 Tambang Emas berlokasi di Desa Molosipat  Pulau Lalayo di Desa Moutong Tengah 18. Kecamatan Bolano Lambunu

 Gunung Tinombala lokasi di Desa Tinombala berjarak 210 km dari ibukota Kabupaten

 Arung Jeram Sungai Ongka lokasi di Desa Ongka berjarak 223 km dari ibukota Kabupaten

 Burung Maleo dan Tarsius Santigi lokasi di Desa Ongka berjarak 223 km dari ibukota Kabupaten

 Batu Pahat Santigi di Desa Ongka  Danau Bolano Sau di Desa Bolano  Danau Batu Dako di Desa Bolano

 Bendung Lambunu di Desa Kota Nagaya  Benteng Lambunu di Desa Lambunu  Pulau Ongka di Desa Ongka

 Pasir Putih Santigi di Desa Ongka  Pulau Putia di Desa Ongka

19. Kecamatan Taopa

(28)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-28  Pantai Moian di Desa Palapi

 Pulau Pasir Putih di Desa Sibatang

 Perkebunan Jeruk dan Rambutan di Desa Gunung Sari

 Dagat Dedei (Laut Kecil) di Desa Bajo  Pulau Mandara di Desa Bajo

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

a) Kawasan Rawan Longsor

Longsor adalah pergerakan massa batuan/tanah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Longsor mudah terjadi pada wilayah yang relatif terjal dengan formasi batuan yang telah mengalami pelapukan dan erosi berat, dan juga pada wilayah rawan gempa. Agen utamanya adalah hujan dan kadang-kadang dipicu oleh beban dan getaran serta akar tunggang. Lokasi longsor dan rawan longsor banyak ditemui di sisi-sisi jalan, tebing-tebing dekat sungai (di bagian hulu), tebing sungai dan lahan perkebunan.

Kabupaten Parigi Moutong secara umum dipengaruhi oleh struktur geologi yang aktif sehingga wilayah ini rawan terhadap bencana seperti: gempa bumi, gerakan tanah, longsor, dan banjir. Kondisi ini disebabkan kerena wilayah Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong terletak pada zona aktif utama Sesar Sulawesi Tengah seperti: Sesar Palu-Koro dan Sesar Sorong yang didukung oleh susunan batuan wilayah ini yang kurang kokoh.

Wilayah rawan bencana khususnya bencana longsor: terjadi di Kecamatan antara lain kecamatan Parigi Tengah, Kecamatan Parigi Utara, Kecamatan Tomini dan Kecamatan Ampibabo, Sungai Lambunu di Kecamatan Bolano Lambunu. Bencana banjir terjadi di Kecamatan antara lain meliputi: Sungai Sausu di Kecamatan Sausu, Sungai Torue di Kecamatan Torue, Sungai Dolago di Kecamatan Parigi Selatan, Sungai Burangga di Kecamatan Ampibabo, Sungai Tompis, Sungai Laemanta, Sungai Kasimbar, Sungai Posona di Kecamatan Kasimbar, Sungai Sigenti dan Sungai Tada di Kecamatan Tinombo Selatan, Sungai Sidoan di Kecamatan Tinombo dan Sungai Palasa di Kecamatan Palasa.

Posisi Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong yang berada pada zona struktur geologi aktif mengakibatkan wilayah ini rawan akan bencana alam. Pengrusakan hutan di daerah hulu akan mengakibatkan erosi dan banjir dan juga menyebabkan pendangkalan di daerah hilir sungai yang dapat mengganggu kelangsungan kehidupan biota laut, terumbu-terumbu karang diperairan laut Teluk Tomini akibat kekeruhan air. Selain bencana alam akibat faktor geologi, juga kerawanan bencana karena kegiatan perilaku manusia yang kurang memperhatikan

(29)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-29 kelestarian lingkungan. Penebangan hutan untuk dijadikan lahan Pertanian ataupun untuk diambil kayunya merupakan penyebab utama terjadinya bencana longsor dan banjir. Dampak bencana alam pada umumnya cenderung memberikan dampak negatif. antara lain: a) Aspek sosial yang terdiri dari Timbulnya konflik di dalam masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana, Timbulnya kecemburuan sosial antara masyarakat di lokasi rawan bencana dengan kawasan lainya. b) Aspek Ekonomi: Gempa tektonik menyebabkan kerusakan tanaman dan bangunan, lumpuhnya berbagai aktivitas ekonomi seperti system transportasi laut dan darat. c) Aspek Lingkungan mengakibatkan rusaknya bangunan, retaknya tanah memuturkan jalan, listrik dan sarana-prasarana lainnya, serta korban jiwa, kesuburan tanah makin berkurang karena erosi. b) Kawasan Abrasi Pantai

Kondisi abrasi menunjukkan erosi yang terjadi di tepi pantai. Dugaan kuat penyebab abrasi adalah hilang atau rusaknya “terumbu karang” di perairan sekitar pantai dan “hutan mangrove” di zone pasut (pasang-surut) pantai. Gejala abrasi di wilayah Kabupaten Parigi Moutong terlihat di Kecamatan Parigi, Siniu, Kasimbar, Tinombo, Tinombo Selatan, Tomini, Moutong dan Torue. Abrasi telah merusak tanggul pantai, bahkan di beberapa daerah tersebut telah merusak badan jalan.

2.1.4. Aspek Demografis

a). Jumlah dan Rasio Penduduk

Perkembangan penduduk Kabupaten Parigi Moutong hingga tahun 2012 terus memperlihatkan peningkatan penduduk dari tahun 2008-2012 sebesar 2,86%. Jumlah penduduk Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2012 adalah 428.359 jiwa. Jumlah penduduk terbesar Tahun 2012 adalah Kecamatan Tinombo dengan jumlah penduduk sebanyak 35.244 jiwa dan Kecamatan yang terendah penduduknya adalah Kecamatan Parigi Utara sebanyak 5.768 jiwa. Data tren pertumbuhan penduduk Kabupaten Parigi Moutong tahun 2008–2012 tersaji pada Tabel 2.11 berikut.

Tabel 2.11

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008–2012

Kecamatan 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012

Sausu 20.026 20.906 21.484 21.977 22.451

Torue 18.111 18.300 18.757 18.986 19.185

Balinggi 16.392 15.894 16.451 16.594 16.704

(30)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-30

Kecamatan 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012 Parigi Selatan 21.574 20.755 21.700 21.989 22.232 Parigi Barat 6.461 6.769 7.127 7.266 7.396 Parigi Utara 5.378 5.518 5.614 5.697 5.768 Parigi Tengah 7.472 7.961 8.197 8.272 8.335 Ampibabo 19.788 20.056 20.579 20.944 21.274 Kasimbar 19.685 20.126 20.848 21.186 21.596 Toribulu 13.928 15.975 16.380 16.891 17.407 Siniu 8.309 8.301 8.682 8.722 8.749 Tinombo 30.849 32.496 34.252 34.820 35.244 Tinombo Selatan 23.025 24.499 25.550 25.988 26.377 Tomini 13.264 16.998 17.872 18.301 18.719 Mepanga 20.302 26.735 27.449 28.051 28.624 Palasa 23.092 25.208 26.292 27.163 28.060 Moutong 20.015 19.173 20.294 20.705 21.089 Bolano Lambunu 57.443 53.145 55.019 20.362 20.639 Taopa 13.649 12.314 12.745 12.870 12.974 Bolano - - - 15.577 15.776 Ongka Malino - - - 19.715 19.934 Jumlah 382.596 398.483 413.588 421.234 428.359 Sumber: BPS Tahun 2008–2013

Berdasarkan rasio jenis kelamin, jumlah penduduk Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2012 sebesar 428.359 jiwa terdiri atas 220.408 jiwa penduduk laki-laki dan 207.951 jiwa penduduk perempuan dengan Rasio jenis kelamin sebesar 106. Ini artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 106 penduduk laki-laki, atau jumlah penduduk perempuan relatif lebih sedikit daripada penduduk laki-laki. Pada tingkat Kecamatan, Sausu mempunyai rasio jenis kelamin tertinggi, yaitu 109 dan yang terendah rasio adalah Kecamatan Moutong dan Taopa masing-masing 103.

Tabel 2.12

Jumlah dan Rasio Penduduk Kabupaten Parigi Moutong Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012

Kecamatan Jumlah Penduduk Rasio Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Sausu 11.709 10.742 22.451 109 Torue 9.863 9.322 19.185 106 Balinggi 8.569 8.135 16.704 105 Parigi 15.167 14.659 29.826 103 Parigi Selatan 11.420 10.812 22.232 106 Parigi Barat 3.842 3.554 7.396 108 Parigi Utara 2.996 2.772 5.768 108 Parigi Tengah 4.225 4.110 8.335 103

(31)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-31 Kecamatan Jumlah Penduduk Rasio Jenis

Kelamin

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Ampibabo 10.926 10.348 21.274 106 Kasimbar 11.193 10.403 21.596 108 Toribulu 9.021 8.386 17.407 108 Siniu 4.514 4.235 8.749 107 Tinombo 18.185 17.059 35.244 107 Tinombo Selatan 13.579 12.798 26.377 106 Tomini 9.618 9.101 18.719 106 Mepanga 14.619 14.005 28.624 104 Palasa 14.414 13.646 28.060 106 Moutong 10.687 10.402 21.089 103 Bolano Lambunu 10.701 9.938 20.639 108 Taopa 6.593 6.381 12.974 103 Bolano 8.189 7.587 15.776 108 Ongka Malino 10.378 9.556 19.934 109 Jumlah/Rasio 220.408 207.951 428.359 106 Sumber: BPS Parimo tahun 2013, Data Sulawesi Tengah & SKPD

b). Tingkat Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk sering dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk Kabupaten Parigi Moutong akhir tahun 2012 tercatat 69 jiwa/km², dengan luas wilayah Kabupaten Parigi Moutong seluas 6.231,85 km².

Tabel 2.13

Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Parigi Moutong Menurut Kecamatan Tahun 2012

No. Kecamatan Penduduk Jumlah Wilayah Luas Kepadatan Penduduk

1. Sausu 22.451 410,32 55 2. Torue 19.185 275,84 70 3. Balinggi 16.704 223,88 75 4. Parigi 29.826 23,50 1.269 5. Parigi Selatan 22.232 396,42 56 6. Parigi Barat 7.396 118,29 63 7. Parigi Utara 5.768 98,63 58 8. Parigi Tengah 8.335 75,10 111 9. Ampibabo 21.274 191,44 111 10. Kasimbar 21.596 280,78 77 11. Toribulu 17.407 212,38 82 12. Siniu 8.749 118,96 74 13. Tinombo 35.244 638,62 55 14. Tinombo Selatan 26.377 379,81 69

(32)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013-2018 II-32 No. Kecamatan Penduduk Jumlah Wilayah Luas Kepadatan Penduduk

15. Tomini 18.719 216,38 87 16. Mepanga 28.624 207,10 138 17. Palasa 28.060 613,16 46 18. Moutong 21.089 581,01 36 19. Bolano Lambunu 20.639 382,47 54 20. Taopa 12.974 243,26 53 21. Bolano 15.776 164,26 96 22. Ongka Malino 19.934 380,24 52 Parigi Moutong 428.359 6.231,85 69 Sumber: BPS 2009-2013

Berdasarkan data penyebaran dan tingkat kepadatan penduduk, Kecamatan Parigi sebagai Ibukota Kabupaten Parigi Moutong merupakan Kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi dengan kepadatan penduduk sebanyak 1.269 jiwa/km², sedangkan Kecamatan Moutong merupakan wilayah yang terjarang penduduknya yaitu sebanyak 36 jiwa/km² dengan sebanyak 21.089 jiwa dan memiliki total wilayah seluas 581,01 km².

c). Komposisi Umur Penduduk

Komposisi atau struktur umur penduduk Kabupaten Parigi Moutong tahun 2012 hampir 67,90% berada pada kelompok umur 0-34 tahun. Hal ini menunjukkan penduduk Kabupaten Parigi Moutong dominan berada pada kelompok penduduk usia muda.

Dengan melihat perbandingan jumlah penduduk yang berusia non-produktif dengan penduduk usia produktif dapat diketahui besarnya angka ketergantungan pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,32 artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung sebanyak kurang lebih 32 orang penduduk usia tidak produktif (0-14) tahun dan 65 tahun ke atas.

Tabel 2.14

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2012

Kelompok Umur Laki-Laki Jumlah Penduduk Perempuan Total

0-4 25.279 23.889 49.168 5-9 27.368 25.796 53.164 10-14 23.686 22.102 45.788 15-19 18.068 17.485 35.553 20-24 15.881 16.105 31.986 25-29 19.070 19.099 38.169

Gambar

Gambar 2.6 di atas menunjukkan pada tahun 2012, capaian  RLS  tertinggi  di  Kota  Palu  sebesar  11,05  Tahun  dan  terendah  di  Kabupaten Parigi Moutong sebesar 7,17 Tahun
Gambar  2.13  di  atas  menunjukan  keberadaan  posyandu  di  Kabupaten  Parigi  Moutong  sebagai  bentuk  pemberdayaan  masyarakat  dalam  bidang  kesehatan  khususnya  peningkatan  kualitas  kesehatan  ibu,  bayi,  dan  balita
Tabel 2.86  Pertumbuhan Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas perubahan penggunaan lahan pertanian dan laju alih fungsi (konversi) lahan pertanian di Kecamatan Parigi tahun 2008

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar luas lahan yang digarap petani responden padi Sawah di Desa Sinei Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi

Analisis pendapatan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani responden padi sawah di Desa Dolago Kecamatan Parigi selatan Kabupaten

Selain  berdasarkan  hasil  analisis  diatas,  potensi  unggulan  suatu  daerah  juga 

Sampai tahun 2013, realisasi luas kawasan industri yang dikembangkan di Jawa Timur baru mencapai 1.758 Ha, atau baru mencapai 0,05 persen dari yang direncanakan sebesar 0,21

Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.2 , dan kepadatan penduduk per Kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.3,

Kondisi Geologi suatu wilayah didasarkan pada Pengelompokan batuan menggunakan satuan batuan sebagai dasar penamaan tidak resmi, dengan berpedoman asas-asas Satuan Stratigrafi T

45-60%, merupakan daerah bergunung dengan luas area sekitar 18% yang dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur serta bagian barat yaitu pada