PERUBA
DI KECAMATAN PA
T
NI
PROGRAM
JURUSAN PENDI
FAKULTAS KEG
UN
BAHAN PENGGUNAAN LAHAN
PARIGI KABUPATEN PARIGI M
TAHUN 2008 DAN 2013
NILUH RITA AYU ROSNITA A 351 09 044
JURNAL
M STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
DIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSI
S KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
UNIVERSITAS TADULAKO
2014
MAUTONG
I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul : Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi
Moutong Tahun 2008 dan 2013
Penulis : Niluh Rita Ayu Rosnita
No. Stambuk : A 351 08 044
Disetujui untuk Diterbitkan,
Palu, Oktober 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Aziz Budianta, S.Si, M.T. Widyastuti, S.Si, M.Si. NIP. 19700403 200003 1 001 NIP. 19760505 200801 2 039
Mengetahui
An. Ketua Jurusan Koordinator Program Studi
Pend. IPS FKIP UNTAD Pendidikan Geografi
Sekretaris
ABSTRAK
Niluh Rita Ayu Rosnita, 2014. Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Mautong Tahun 2008 dan 2013. Skripsi, Program Studi Strata Satu (SI) Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Aziz Budianta dan Pembimbing (II) Widyastuti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas perubahan penggunaan lahan pertanian dan laju alih fungsi (konversi) lahan pertanian di Kecamatan Parigi tahun 2008 dan 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Variabel penelitian fokus hanya pada kajian penggunaan lahan sawah, kebun campuran, tegalan, pemukiman dan kawasan perkantoran. Sumber data yang digunakan peta penggunaan lahan Kecamatan Parigi tahun 2008 dan 2013 dengan skala 1:55.000. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan bantuan software ArcMap 10 dan analisis model laju alih fungsi lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Lahan di Kecamatan Parigi setiap tahun mengalami perubahan, dalam kurun waktu enam (tahun 2008-2013) ditemukan banyak kasus lahan mengalami perubahan penggunaan, baik pada lahan pertanian maupun non pertanian. Jenis penggunaan lahan yang mengalami penambahan luasan yaitu permukiman dari 276,846 Ha (2008) menjadi 326,837 Ha (2013) bertambah sekitar 49,991 Ha (2,00%). Kawasan perkantoran juga mengalami penambahan luasan dari 19,246 (2008) menjadi 25,618 (2013) atau bertambah 5,826 Ha (0,26%). Sedangkan untuk penggunaan lahan sawah mengalami penurunan luasan dari 674,234 Ha (2008) menjadi 654,040 Ha (2013) atau berkurang sekitar 20,194 (1,81%)Ha. Tegalan berkurang dari 98,532 Ha (2008) menjadi 95,618 Ha (2013) berkurang 2,914 Ha (0,12%). Sementara kebun campuran mengalami penurunan luasan dari 1095,801 Ha (2008) menjadi 908,916 Ha (2013) atau berkurang 186,885 Ha (7,47%). Penelitian ini diharapkan menjadi suatu upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (kawasan terbangun), alih fungsi dilakukan dengan menetapkan daerah yang mana boleh dikonversi dan mana yang tidak boleh dikonversi sesuai arahan RTRW
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya untuk bersosialisasi, interaksi, sangat membutukan
ruang dan tempat. Geografi adalah ilmu yang mepelajari tentang persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan keruangan atau wilayah dalam
konteks keruangan. Obyek material yang dikaji geografi sangat luas, berupa
fenomena-fenomena geosfer yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Salah satu bentuk
dari fenomena geosfer yang terdapat di litosfer adalah tanah. Tanah (Soil) secara ilmilah
dapat diartikan sebagai kumpulan dari benda-benda alam di permukaan bumi yang tersusun
dalam horizon-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air, udara, dan
merupakan media untuk tumbuhan tanaman (Hardjowigeno, dalam Mahendra Tri A, 2007).
Perubahan penggunaan lahan atau biasa di sebut dengan alih fungsi lahan/konversi
lahan pertanian sebenarnya bukan masalah baru, sejalan dengan adanya peningkatan jumlah
penduduk serta meningkatnya kebutuhan infrastruktur seperti: perumahan, jalan, industri,
perkantoran, dan bangunan lain menyebabkan kebutuhan akan lahan meningkat. Selain itu,
pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga merupakan salah satu penyebab kebutuhan akan
lahan meningkat, sementara lahan pertanian yang tersedia jumlahnya sangat terbatas.
Konsekuensi logis dari fenomena tersebut adalah meningkatnya kebutuhan akan lahan, hal
inilah yang kemudian mendorong terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian.
Masalah alih fungsi lahan pertanian terus meningkat dan sulit dikendalikan, terutama di
wilayah-wilayah dengan tingkat intensitas kegiatan ekonomi tinggi. Laju alih fungsi lahan
yang tinggi pada daerah pusat perekonomian ataupun yang berada di sekitar pusat
perekonomian menyebabkan tekanan terhadap lahan pertanian pada penggunaan ke non
pertanian dan salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami alih fungsi lahan pertanian
adalah Kecamatan Parigi sebagai ibu kota Kabupaten Parigi Moutong.
Kecamatan Parigi merupakan wilayah yang rawan akan masalah lahan, terutama
karena adanya kawasan ekonomi, perkantoran serta pemukiman penduduk. Adanya
pertambahan jumlah penduduk di Kecamatan Parigi setiap tahun dengan laju rata-rata
setiap tahun mencapai 3,05 persen (tahun 2011) telah mengakibatkan angka kebutuhan
mengakibatkan daerah ini menjadi daerah penyangga yang strategis untuk menjadi salah
satu pusat perekonomian sehingga sektor-sektor ekonomi pun menjadi tumbuh. Sebagai
pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi Kecamatan Parigi adalah salah satu kecamatan
yang dalam enam tahun terakhir terus mengalami alih fungsi lahan, khususnya lahan
pertanian. Alih fungsi ini mengakibatkan luas lahan pertanian di Kecamatan Parigi
cenderung mengalami penurunan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan Judul “Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008 dan 2013”
1.2. Rumusan Masalah
Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Parigi yang semakin
intensif ini dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan manusia akan sumberdaya lahan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk dan pembangunan di Kecamatan Parigi. Dalam kondisi
tersebut, penggunaan lahan pertanian menjadi pilihan dengan peluang terbesar untuk
dialihfungsikan menjadi penggunaan non-pertanian. Permasalahan yang diambil dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana bentuk/jenis perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Parigi Tahun 2008
dan 2013?
2. Bagaimana intensitas/laju perubahan lahan di Kecamatan Parigi Tahun 2008 Tahun
2013?
1.3. Tujuan, Sasaran dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Parigi
Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008 dan 2013 ini adalah untuk: Pemetaan perubahan
bentuk/jenis penggunaan lahan lahan di Kecamatan Parigi Tahun 2008 dan 2013 dan
Menganalisis laju konversi lahan pertanian dari tahun 2008 dan 2013.
Sasaran penelitian ini terpusat pada Kecamatan Parigi sebagai lokasi penelitian,
variasi bentuk/jenis perubahan penggunaan lahan dan Masyarakat (pemilik/penguasa lahan)
di Kecamatan Parigi.
1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan sebagai masukan dalam menganalisis
serta menyajikan informasi mengenai perubahan penggunaan lahan dan laju
perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Parigi (Ibukota Kabupaten Parigi
Mautong);
2. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan acuan literatur penunjang bagi
penelitian-penelitian sejenis dan penulisan lanjutan. Selain itu, penulisan skripsi ini
diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan studi ilmu Geografi,
terutama Geografi Fisik dan Geografi Manusia.
II. METODOLOGI 2.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif dengan kerangka metode
Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk menganalisis data hasil penelitian sehingga
menghasilkan peta perubahan penggunaan lahan Kecamatan Parigi Tahun 2008 dan Tahun
2013. Penelitian kuantitatif dipilih karena data dan informasi yang dikumpulkan merupakan
data keruangan (spatial data).
2.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi
Sulawesi Tengah yang terletak di pesisir Timur Pulau Sulawesi yang membentang
sepanjang Teluk Tomini. Secara geografis wilayah administratif Kecamatan Parigi
berdasarkan garis lintang dan garis bujur berada pada 00 46’ 20,226” - 00 51’40,754”
Lintang Selatan dan 12007’ 55,05”- 120011’ 58,895” Bujur Timur dan merupakan wilayah
administratif paling sempit di Kabupaten Parigi Moutong, hanya mencapai 24,99 Km2
(0,38% dari luas Kabupaten Moutong) dengan batas-batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kec. Parigi Tengah dan Teluk Tomini; Sebelah Timur:
Berbatasan dengan Teluk Tomini; Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kec. Parigi Selatan;
Gambar 2.1 Peta Lokasi Penelitian 2.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer berupa dokumentasi tentang kondisi fisik daerah penelitian yang
peneliti dapatkan di lapangan Data sekunder berupa data spasial digital, data Parigi dalam
Angka tahun 2008-2013. Data spasial digital yang digunakan meliputi: Peta wilayah
administrasi dan citra satelit.
Sumber data berasal dari berbagai terdekat instansi di kabupaten lokasi penelitian
yaitu Kabupaten Parigi Moutong, diantaranya yaitu data Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Parigi Moutong dan Sulawesi Tengah, Badan Perencanaan Pengembangan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Parigi, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Parigi
Moutong dan dinas-dinas terkait. Sumber data juga diakses melalui publikasi artikel
maupun makalah/jurnal ilmiah dari internet untuk mendukung ketersediaan data lainnya
2.4. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sebuah konsep atau objek yang sedang diteliti, yang memiliki
variasi ukuran, kualitas yang di tetapkan oleh peneliti berdasarkan pada ciri-ciri yang
dimiliki konsep (variabel) itu sendiri. (Tika, Moh Pabundu. 2005: 77). Adapun variabel
atau objek dalam penelitian ini yaitu: (1) Jenis/Bentuk Penggunaan Lahan: Kawasan
Pertanian Lahan Basah (sawah); Kawasan perkebunan (Kebun Campuran);
Tegalan/Ladang; Kawasan permukiman; Kawasan perkantoran. (2) Laju Perubahan
Penggunaan Lahan: Laju perubahan penggunaan lahan merupakan perbandingan tingkat
perubahan luas penggunaan lahan tertentu terhadap penggunaan lahan sebelumnya.
2.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu: (1) Observasi
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian; Dokumentasi
adalah teknik memperoleh informasi melalui bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden dan sebagainya. Pemetaan penggunaan lahan adalah
teknik pembuatan suatu peta dengan tema tertentu. Wawancara adalah suatu bentuk
komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
2.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan (1) Analisis Sistem Informasi
Geografi (SIG)/(GIS), analisis ini digunakan untuk menggabungkan data, mengatur data
dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan
geografi; (2) Analisis Deskriptif digunakan untuk memecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak dan sebagaimana adanya; (3) Analisis Laju Alih Fungsi Lahan, analisis ini
digunakan untuk menghitung laju konversi. Analisis dengan persamaan ini dapat melihat
persentase laju konversi lahan yang terjadi di Kecamatan, dengan menggunakan formula
dimana: V = laju alih fungsi lahan (%)
Lt = Luas lahan tahun ke-t (ha)
Lt-1 = Luas lahan sebelumnya (ha)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penggunaan Lahan Tahun 2008
Berdasarkan interpretasi citra Quikbird tahun 2008 yang dilakukan, terdapat
jenis-jenis penggunaan lahan Kecamatan Parigi, namun dalam penelitian ini hanya mengambil
beberapa variabel jenis penggunaan lahan yang terdiri dari 5 (lima) penggunaan lahan yaitu
sawah, kebun campuran, tegalan, pemukiman dan perkantoran, hal ini dikarenakan kelima
penggunaan lahan ini menjadi pilihan peluang terbesar untuk dialihfungsikan dari suatu
penggunaan ke penggunaan lahan lainnya. Sawah adalah bentuk petakan baik lahan dengan
atau tanpa irigasi. Kebun campuran adalah kebun yang terdiri atas campuran vegetasi.
Tegalan adalah lahan kering yang digunakan untuk usaha pertanian tanpa adanya pengairan
saluran irigasi. Pemukiman adalah kawasan yang diperlukan sebagai lingkungan tempat
tinggal atau hunian dan perkantoran adalah kawasan yang diperuntukan untuk berbagai
aktivitas pemerintahan. Luas dan prosentase penggunan lahan di wilayah Kecamatan Parigi
tahun 2008 disajikan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1
Luas dan Persentase Penggunaan Lahan Kecamatan Parigi Tahun 2008
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 penggunaan lahan
pertanian memiliki porsi terbesar yakni kebun campuran sebesar 1095,801 haktar (43,83%),
sawah seluas 674,234 hektar (27,97%), dan ladang/tegala seluas 98,532 hektar (3,94%).
Sementara penggunaan lahan non pertanian seperti pemukiman sebesar 276,846 hektar
(11,07%) dan kawasan perkantoran seluas 19,248 hektar.
3.2 Penggunaan Lahan Tahun 2013
Berdasarkan peta rupa bumi Kecamatan Parigi tahun 2013 skala 1: 25.000 lembar
2115-114 dan akulasi Citra Quikbird 2 rekaman bulan Januari tahun 2014 diperoleh
informasi penggunaan lahan Kecamatan Parigi. Luas dan prosentase penggunan lahan di
wilayah Kecamatan Parigi tahun 2013 disajikan pada Tabel 3.2
Tabel 3.2
Luas dan Persentase Penggunaan Lahan Kecamatan Parigi Tahun 2013
No Penggunaan Lahan Luas (ha)
2013 %
1 Sawah 654,040 26,16
2 Tegalan/ladang 95,618 3,82 3 Kebun campuran 908,916 36,37 4 Pemukiman 326,837 13,07 5 Perkantoran 25,618 1,03 6 Lain-lain 488,780 19,55
Jumlah 2499,809 100,00
Sumber: Hasil identifikasi, 2014
Berdasarkan Tabel 3.2 tersebut, pada tahun 2013 penggunaan lahan pertanian
seperti kebun campuran mengalami penurunan luasan 908,916 haktar (36,36%) dari total
luas lahan sebelumnya yaitu tahun 2008 begitu pula sawah seluas 654,040 hektar (26,16%),
dan ladang/tegalan seluas 95,618 hektar (3,82%). Sementara perubahan pada penggunaan
lahan non pertanian seperti pemukiman yakni sebesar 326,837 hektar (13,07%) dan
kawasan perkantoran seluas 25,618 hektar (1,03%) dari total luas lahan sebelumnya tahun
2008. Peta perubahan penggunaaan lahan tahun 2008 dan 2013 dapat dilihat pada gambar
3.3 Laju Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Parigi
Akibat berbagai aktivitas manusia di suatu wilayah, maka di suatu wilayah tersebut
akan terjadi suatu perubahan/pergeseran satu penggunaan ke penggunaan lainnya, begitu
pula di Kecamatan Parigi, telah terjadi pergeseran satu penggunaan ke penggunaan
lainnnya. Luas lahan di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong secara garis besar
dapat di golongkan menjadi dua yaitu terdiri dari penggunaan lahan pertanian dan
penggunaan lahan pertanian. Penggunaan lahan pertanian di lokasi penelitian terdiri dari
lahan Sawah, Tegalan Dan Kebun Campuran, sedangkan penggunaan lahan non pertanian
di lokasi penelitian terdiri dari bangunan seperti pemukiman, perkantoran dan bagunan
komersil untuk keperluan lain-lain. Sedangkan untuk Luas dan perubahan lahan pertanian
dan non pertanian di Kecamatan Parigi tahun 2008 dan 2013 terlebih rinci pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Luas lahan non pertanian dan pertanian di Kecamatan Parigi tahun 2008 dan 2013
N
o Luas Lahan
Luas (ha) Perubahan
2008 % 2013 % (Ha) (%)
1 Sawah 674,234 26,98 654,040 26,16 (-) 20,194 - 0,82
2 Tegalan/lading 108,430 4,33 95,618 3,82 (-) 12,812 - 0,51
3 Kebun campuran 987,852 39,52 908,916 36,36 (-) 78,936 - 3,15
4 Pemukiman 285,376 11,41 326,837 13,07 (+) 41,461 +1,66
5 Perkantoran 19,248 0,78 25,618 1,03 (+) 5,826 + 0,25
6 Lain-lain 424,309 16,98 488,780 19,55 (+) 64,471 + 2,58
Jumlah 2499,809 100,00 2499,809 100,00
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Tabel 3.3 menunjukan bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2013 lahan pertanian di
Kecamatan Parigi cenderung mengalami penurunan, sedangkan lahan non pertanian
cenderung mengalami kenaikan, berdasarkan persentase perubahan penggunaan lahan dari
tahun 2008 hingga tahun 2013 yaitu luas kebun campuran yang mengalami penyusutan
7,47% atau 186,885 Ha dari luas semula. Penggunaan lahan sawah berkurang 1,81% atau
20,194 Ha dan tegalan berkurang sebanyak 0,12% atau 9,214 Ha Sementara itu penggunaan
lahan pemukiman bertambah 2,00% atau 49,991 Ha, kawasan perkantoran bertambah
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penggunaan Lahan di Kecamatan Parigi setiap tahun mengalami perubahan. Selama
kurun waktu enam tahun (2008-2013), jumlah perubahan penggunaan di Kecamatan
Parigi telah mengalami perubahan sebesar 160,229 Hektar dengan jenis penggunaan
lahan yang paling banyak mengalami penambahan luasan pada penggunaan lahan
permukiman sebesar 41,461 hektar, disusul oleh kawasan perkantoran sebesar 5,826
hektar. Sedangkan untuk penggunaan lahan sawah mengalami penurunan luasan
sebesar 20,194 hektar. Tegalan/Ladang 12,812 hektar, sementara kebun campuran
mengalami penurunan luasan sebesar 78,936 hektar;
2. Laju alih fungsi lahan di Kecamatan Parigi berdasarkan persentase perubahan
penggunaan lahan dari tahun 2008 hingga tahun 2013 yaitu luas kebun campuran yang
mengalami penyusutan 3,15% atau 78,936 Ha dari luas semula. Penggunaan lahan
sawah berkurang 0,82% atau 20,194 Ha dan tegalan berkurang sebanyak 0,51% atau
12,812 Ha Sementara itu penggunaan lahan pemukiman bertambah 1,66% atau 41,461
Ha, kawasan perkantoran bertambah 0,26% atau 5,826 Ha dan lain-lain bertambah
2,58% atau 64,471 Ha.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian perubahan penggunaan lahan yang terjadi di
Kecamatan Parigi dalam kurun waktu enam tahun yaitu Tahun 2008-2013, penulis
menyarankan bahwa:
1. Upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian seperti perumahan,
perkantoran, jalan, bagunan tempat usaha atau perdagangan dan jasa serta kawasan
terbagun lainnya harus dilakukan baik intensitasnya maupun distribusinya.
Mengendalikan kegiatan alih fungsi lahan dapat dilakukan dengan cara: (a) Membatasi
pengalihfungsian lahan sawah yang memiliki produktivitas tinggi dan menyerap tenaga
kerja pertanian tinggi; (b) Mengarahkan kegiatan alih fungsi lahan pertanian untuk
luas lahan yang dialihfungsikan dan menetapkan kawasan yang tidak boleh
dialihfungsikan, bagi pemilik lahan dan pemerintah daerah setempat. Jika tidak
mungkin dihindari, alih fungsi lahan pertanian harus diarahkan pada daerah pertanian
yang lahan kurang subur dan tidak produktif. Keberadaan lahan pertanian harus
dipertahankan dengan tujuan melindungi kawasan dan lahan pertanian. Untuk itu,
perlindungan lahan pertanian pangan perlu dilakukan dengan menetapkan
kawasan-kawasan pertanian pangan yang perlu dilindungi dengan kata lain daerah mana yang
boleh dikonversi, dan mana yang tidak boleh dikonversi.
2. Saran untuk penelitian lanjutan pada penelitian sosial dan ekonomi penduduk
perubahaan penggunaan lahan dari lahan pertanian ke non pertanian untuk melihat
faktor pendorong, orientasi arah perubahan dan dampak terhadap kondisi sosial
ekonomi penduduk.
V. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. Kabupaten Parigi dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Parigi, Parigi.
________. 2010. Buku Rencana Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun
2010-2030. Kabupaten Parigi Moutong 2010. Parigi
________. 2013. Kabupaten Parigi dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Parigi, Parigi.
Budianta, Aziz dan Widyastuti. 2011. Handout Perkulihaan Penggunaan Lahan. Palu:
Prodi SI Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan IPS, Tadulako University Press
Mahendra, Tri A. 2007. Peta Perubahan Penggunaan Lahan untuk Permukiman Tahun
1999-2004 di Kecamatan Ngawen Kabuparen Blora. Skipsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Tika, Moh Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. PT Bumi Aksara