BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tanaman sawi (familia Brassicacea ) adalah salah satu jenis sayur yang digemari oleh semua golongan masyarakat. Di era ini pertambahan permintaan terhadap tanaman sawi selalu meningkat seiring dengan bertambah meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan gizi yang berasal dari sayur. Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistika Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan pada tahun 2016 hampir dari seluruh penduduk Indonesia (97,29 %) mengkomsumsi sayur.
Salah satu dari spesies tanaman sawi (familia Brassicae) adalah sawi sendok atau pakcoy menurut Haryanto dan Tina (2002) sawi sendok atau pakcoy merupakan tanaman yang masih memiliki kerabat dekat dengan sawi , jadi pakcoy dan sawi merupakan satu genus, hanya varietasnya saja yang berbeda. Penampilannya sangat mirip dengan sawi, akan tetapi lebih pendek dan kompak. Tangkai daunnya lebar dan kokoh. Tulang daunnya mirip dengan sawi hijau. Daun nyapun lebih tebal dari sawi hijau.
Pada umumnya konsumen mengkomsumsi sayuran dalam bentuk segar, hal yang menjadi kekhawatiran adalah residu yang tertinggal pada produk yang dapat berakibat buruk pada kesehatan. Residu tersebut dapat timbul dari penggunaan pestisida maupun pupuk kimia dalam system budidaya tanaman. Sehingga masyarakat mulai mengarah pada produk pertanian organic, selain itu produk sayuran pada umumnya memiliki sifat mudah rusak (perishable) dan dibutuhkan hampir setiap hari maka pengelolaan budidaya perlu diperhatikan baik dalam pengelolaan bibit yang dugunakan, unsur hara, hama dan penyaktit, serta pengelolaan pasca panen. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam tanaman sayuran organik adalah Hortimart Agro Center yang terletak di Bawen.
Hortimart Agro Center yang terletak pada lahan 25 hektar,merupakan perkebunan yang menyuplai sayuran organik yang salah satu nya adalah sawi sendok Hortimart Agro Center memilki pengelolaan yang baik, terbukti dengan adanya ketersedian tanaman sayuran setiap hari.Hortimart Agro Center menggunakan teknologi irigrasi yang menggunakan “embung” atau tadah hujan yang nantinya saat musim kemarau tadah hujan akan berfungsi sebagai penyuplai sumber air.
1.2Maksud dan Tujuan
Tujuan Intruksional Umum Kegiatan Magang Adalah :
1. Mahasiswa mampu mempraktekkan ilmu ke dunia kerja, melalui bekerja atau ikut kerja di instansi atau lembaga yang bergerak dalam bidang pertanian baik lemabag pemerintahan, perusahaan atau organisasi profit maupun organisasi non profit.
Tujuan Instruksional Khusus Kegiatan Magang Adalah :
2. Mahasiswa mampu bekerja dengan baik serta menjaga hubungan secara baik dengan pimpinan, karyawan, pekerja, maupun masyarakat di sekitar perusahaan.
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup dalam kegiatan magang ini dofokuskan pada teknik budidaya dan pengelolaan tanaman sawi sendok (Brassica rapa L) secara organik. Teknik budidaya mencangkup pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan dan panen. Sedangkan pengelolaan sawi sendok mencangkup menajemen penggunaan lahan, manajemen unsur hara, manajemen perawatan.
1.4 Signifikansi /Manfaat Kegiatan Magang
BAB II TELAAH TEORI
2.1 Tanaman Sawi Sendok (Brassica rapa L)
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Sawi Sendok (Brassica rapa L)
Adapun klasifikasi tanaman sawi sendok atau pakcoy adalah sebgai berikut :
Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rhoeadales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica
Species : Brassica rapa L (Eko 2007).
2.1.2 Morfologi Tanaman Sawi Sendok (Brassica rapa L)
Sawi sendok atau pakcoy merupakan jenis sayuran hijau yang masih satu golongan dengan sawi. Sawi ini memiliki bentuk yang menyerupai sendok sehingga disebut sawi sendok. Sawi sendok sering disebut juga dengan sawi manis atau sawi daging karena pangkalnya yang lembut dan tebal seperti daging (Alviana 2015).
berdaging, tanaman mencapai 15-30 cm dan bunga berwarna kuning pucat (Yogiandri, 2011).
2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Sendok
Sawi pada umumnya banyak ditanam dadataran rendah. Tanaman ini selain tahap terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondis iklim tropis Indonesia (Haryanto dan Tina, 2002). Syarat tumbuh tanaman sawi sendok atau pakcoy sebagai berikut :
Keadaan Iklim
Keadaan iklim yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman sawi sendok adalah sebgai berikut:
a. Suhu udara.
Menurut Cahyono (2003), pertumbuhan sawi yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antar 19 C - 21 C. Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl). Daerah yang memilk suhu berkisar antara 19 C- 21 C adalah daerah yang ketinggian 1000- 1200 m diatas permukaan laut, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan aut, suhu udaranya semakin rendah, sementra itu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara. Misalnya proses perkecambahan, pertunasan, pertumbuhan dan lain sebagainya (Cahyono,2003).
fotosintesis dengan baik untuk pembentukan karbohidrat dalam jumlah yang besar, sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses pernapasan (respirasi), pertumbuhan tanaman (pembesaran dan pembentukan sel-sel baru, pembentukan daun), dan produksi (kualitas daun baik)(Cahyono,2003).
a. Kelembaban udara
Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal menurut Cahyono (2003), berkisar antara 80 % - 90 %. Kelembaban yang tinggi dan lebih dari 90 % berpengaruh buru terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka kualitas biji yang dihasilkan jelek. Kelembaban udara juga berpengaruh terhdap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman.
b. Curah hujan
Tanaman sawi dapat ditanam sepanjang tahun atau sepanjang musim. Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelansungan hidup tanaman karena ketersedian air mencukupi. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1000- 1500 mm/ tahun yakni daerah dengan ketinggian 1000- 1500 m dpl (Cahyono,2003).
c. Penyinaran cahaya matahari
untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antar 350 cal/cm2- 400 cal /cm2 setiap hari (Cahyono, 2003).
Keadaan tanah
Sawi sendok atau pakcoy merupakan tanaman yang cukup adaptif dengan keadaan iklim indonesia. Haryanto dan Tina (2002), menyatakan sawi pada umumnya ditanam di datran rendah. Tanaman ini selain tahn terhadap suh panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia. Hal lain ditinjau dari karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga tanaman ini baik dikembangkan di Indonesia.
Syarat – syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan air nya baik. Drajat keasaman (ph) antara 6-7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984).
2.1.4 Teknik Budidaya Tanaman Sawi Sendok (Brassica rapa L) Menurut Haryanto dan Tina (2002), kegiatan budidaya sawi meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah di mulai dari kegiatan membersihkan lahan dari segala vegetasi atau tanaman yang tidak diinginkan seperti sisa-sisa perakaran, tunggul, dan batu- batu (apabila untuk pembukaan lahan baru). Menyiapkan lahan yang berisi permukaanny dan layak sebagai tempat tumbuhnya tanaman pakcoy sehingga memudahkan penyiapan dan pengoahan tanah selanjutnya (Haryanto dan Tina ,2002).
terciptanya kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap- tahap pengemburan tanah mencangkup pencangkulan utnuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi tanah, pemberian pupuk organic atau pupuk kimia sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur fisik serta kimia tanah yang akan menambahkan kesuburan tanah. Tanaman sawi membutuhkan pupuk kadang sebanyak 10 ton/ha (Haryanto dan Tina,2002). Pemberian pupuk kandang pada saat pengemburan tanah bertujuan agar pupuk kandang dapat lebih cepat bercampur merata dengan tanah sehingga unsur hara dan struktur tanah dapat dengan mudah tergantikan, untuk daerah yang mempunyai derajat keasaman yang terlalu rendah maka dilakukan pengapuran, pengapuran bertujuan untuk menaikkan derajat keasaman sehingga tanah tidak terlalu asam, perlakuan disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah, semakin asam tanah maka semakin banyak pula pemberian kapur. Setelah dilakukan pengemburan tanah, selanjutnya tanah diratakan dan membuat bedengan. Bedengan ini berfungsi untuk memberikan perlakuan pada tanaman sehingga tumbuh teratu dengan baik. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dari arah timur ke barat agar tanaman dapat menerima cahaya matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman (Haryanto dan Tina ,2002).
2. Pembibitan
setebal 1- 2cm.Dalam melakukan pembibitan tetap dilakukan perawtan rutin yaitu dengan penyiraman menggunakan spayer atau gembor. Benih yang baik akan tumbuh 3-5 hari setelah penaburan benih. Setelah berdaun 3-5 hela (kira- kira berumur 3-4 minggu setelah benih ditaburkan) benih dapat dipindahkan ke bedengan penanaman (Haryanto dan Tina ,2002).
3. Penanaman
Satu minggu sebelum penanaman sawi dilakukan, bedengan penanaman ditaburi seta diaduk dengan pupuk kandang, TSP, dan KCL 10 ton, 100kg, dan 75 kg per ha lahan. Bedengan penanaman sawi dibuat dengan ukuran 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedengan penanaman dibuat sekitar 20-30 cm dengan jarak antar bedengan 30 cm. jarak antar bedengan ini bertujuan sebagai parit drainase dan tempat lalu lalang pekerja (Haryanto dan Tina ,2002).
Jarak tanam antar tanaman adalah 20x 20 cm sampai dengan 30x 30 cm. Dengan menggunakan bibit yang pertumbuhannya yang baik. Ciri- cirri bibit yang baik adalah batang tubuh tegak, daun hijau segar mengilap dan tidak terserang hama atau penyakit.
Selanjutnya adalah penggakian lubang tanam di edengan penanaman, penggalian dilakukan dengan tangan atau tugal pada titk yang sesuai dengan jarak tanam. Bibit dimasukkan ke lubang tanam dengan hati- hati. Selanjutnya lubang dirapikan dan tanahnya sedikit dipadatkan pada pangkal batang (Haryanto dan Tina ,2002).
4. Pemeliharaan
pengendalikan hama dan penyakit (Haryanto dan Tina ,2002). Pengendalian organism pengganggu tumbuhan (OPT) dilakukan mulai dari persemaian hingga panen. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit yang perlu diperhatikan adalah sanitasi lahan dan draenase, jika terpaksa gunakan jenis pestida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasi (Edi, 2010)
5. Pemberantasan hama penyakit tanaman
Pemberantasan hama penyakit tanaman dilakukan melalua PHT (pengendlian Hama Terpadu). PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan. Sasaran PHT adalah : 1) produktivitas pertanian yang mantap dan tinggi, 2) penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, 3) populasi OPT dan kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada pada aras yang secara ekonomis tidak merugikan, dan 4) pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida. Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua teknik atau metoda pengendalian OPT didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi (Kartasapoetra,2005).
6. Panen
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan panen adalah umur panen dan cara panennya.
Umur panen
akan menjadi keras dan tidak enak untuk dikonsumsi, sedangkan sawi yang dipanen terlalu muda produksinya menjadi sedikit dan harga jualnya rendah karena tidak memenuhi standar yang diinginkan oleh konsumen. Tanaman sawi yang siap dipanen adalah yang berumur 40-50 hari, selain berdasarkan umurnya criteria sawi yang siap panen adalah dengan melihat keadaan fisik tanaman seperti warna, bentuk, dan ukuran daun (Haryanto dan Tina ,2002).
Cara panen
Cara panen sawi ada dua macam yaitu dengan cara mencabut seluruh tanaman beserta akarnya, cara penen seperti ini cocok untuk jenis lahan yang lembab atau gembur seperti dataran tinggi atau media hidroponik. Cara panen berikutnya adlah dengan cara memotong bagian pangkal batang yang berada diatas tanah. Cara panen seperti ini biasanya dilakukan untuk lahan yang kering (Haryanto dan Tina ,2002).
Pasca panen
Menurut Direktorat Budidaya Tanmaan Sayuran dan Biofarmaka (2008), pasca panen merupakan kegiatan penanganan sayuran yang telah selesai dipanen (sortasi, pengkelasan, pengemasan dan penyimpanan) berdasarkan ukuran dan standar mutu yang telah ditentukan hingga siap didistribusikan ke konsumen.Prosedur pelaksanaan kegiatan pasca panen tanaman sawi sendok atau pakcoy yakni :
a. Pencucian dan pembuanagn kotoran b. Sortasi
Pertanian organic adalah teknik budidaya pertanian yang mengndalikan bahan- bahan alami tanpa menggunakan bahan- bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organic adalah menyediakan produk- produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan(Zulkarnain,2010)
Prinsip dasar pertanian organic adalah penggunaan bahan- bahan organic pada setiap tahaapan budidaya, dan menjaga keselarasan/ keharmonisan atau inter- relasi diantara komponen ekosistem (manusia, hewan, tanaman, dan sumber daya alam) secara berkesinambungan dan lestari (Zulkarnain,2010) 2.2.1 Prospek Pertanian Organik di Indonesia
Indonesia yang beriklim tropis dengan tropografi yang beragam, mulai dari dataran rendah hinga dataran tinggi, memungkinkan budi daya beragam sayur- sayuran, seperti sayuran daun, batang, buah, umbi. Hal ini menunjukan bahwa pertanian organic di Indonesia memilki prospek yang baik karena peluang aplikasi yang cukup besar. Selain itu, kesadaran masyarakat akan lingkunagn yang bersih dan aman serta pemahaman akan hidup sehat makin meningkat merupakan dasar yang baik bagi pengembangan produk yang aman dan sehat untuk dikomsumsi. Secara morfologis, sayuran organic memiliki penampilan yang lebih alami dengan rasa yang lebih enak, renyah, halus, dan kurang berserat (Zulkarnain,2010) 2.3 Pengelolaan atau Manajemen Pertanian
Manajemen adalah tindakan untuk mencapai suatu tujuan dengan cara mengkoordinasi kegiatan orang lain. Fungsi – fungsi atau kegiatan menajemen meliputi perencanaan, organisasi, actuating dan pengawasan.
Pengertian manajemen pertanian adalah penerapan ilmu manajemen dalam industri pertanian agar dapat dilakukan secara efisien. Funsi- fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, actuating dan pengawaan harus dijalankan pada setiap tahapan kegiatan industri pertanian.
Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang ditujukan untuk menyusun program kerja selam periode tertentu pada masa yang akan datang berdasarkan visi, misi, tujuan serta sasaran organisasi. Perencanaan dapat dilakukan pada bidang keuangan, pemasaran, produksi, persedian dan lain- lain. Tujuan perencanaan adalah untuk menempatkan suatu perusahaan pada posisi yang terbaik berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa datang.
Funsi Pengorganisaian
Fungsi pengorganisasian merupakan upaya manajemen untuk mengorganisasikan semua sumberdaya perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. dari hasil pengorganisasian, maka semua sumberdaya yang ada dlaam perusahaan memiliki peranan yang jelas dan hubungan yang jelas antar komponen organisasi. Dalam hal pengorganisasian sumberdaya, harus disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat.
Fungsi Pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan lebih menekankan pada proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Fungsi pelaksanaan seringkali dibagi menjadi funsi kepemimpinan, pengarahan dan koordinasi.
Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan menenkankan pada bagaiman membangun sistem pengwasan dan melaksanakan pengawasan terhadap perencanaan yang telah dibuat agar tetap berjalan sesuai dnegan yang telah ditetapkan. Fungsi pengwasan dilakuakn sevara terus- menerus untuk menjamin agar pelaksanaan rencana dapat berjalan dengan baik.
2.3.2 Pengelolaan Lahan Pertanian
mempertimbangkan produktivitas lahan tersebut dengan mempertimbangkan kelestarian. Djaenuddin (2006) menyatakan bahwa tingkat peroduktivitas lahan sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, curah hujan, suhu, kelembaban, sistem pengelolaan lahan, serta pemilihan landcover. Pengelolaan lahan sebagai salah satu komponen pengelolaan teknologi pertanian diperlukan dalam sistem pertanian berkelanjutan karena sistem pertanaman intensif bisa mengarah pada trade-off antara manfaat ekonomi dalam jangka pendek dan kerusakan lingkungan seperti degradasi kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Tujuan pengelolaan lahan adalah :
a. Mengatur pemanfaatan sumber daya lahan pertanian secara optimal b. Mendaptkan hasil maksimal
c. Mempertahankan kelestarian sumber daya lahan.
Sistem pengelolaan lahan meliputi pola tanam, sistem tanam, pengolahan lahan, pengairan dan irigrasi, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman dan konservasi tanah dan air yang diterapkan pada lahan tersebut.
2.3.3 Perencanaan Pengolahan Lahan
Beberapa aspek yang diperhatikan dalam perencanaan pengolahan lahan adalah sebagai berikut:
Pola Tanam
Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dnegan mengatur susunana tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolhan tanah dan masa tidak ditanamin selama periode tertentu. Pola tanam ada tiga macam, yaitu : momokultur, rotasi tanaman dan polikultur (Anwar, 2012)
Monokultur
Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman atau pergelirian tanaman adalah penanaman dua jenis atau lebih secar bergilir pada lahan penanaman yang sama dalam periode waktu tertentu. Seperti tanaman semusim yang ditanam secara bergilir dlaam satu tahun.
Rotasi tanaman dilakuakn secar beruntun sepanjang tahun adlaah mempertimbangkan faktor- faktor lain untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Faktor – faktor tersebut adalah :
1. Pengolahan yang bisa dilakukan dnegan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari. 2. Hasil panen secara beruntun dapat mempelancar pengunaan
modal dan meningkatkan produktivitas lahan
3. Dapat mencegah serangan hama dan oenyakit yang meluas 4. Kondis lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu
mencegah terjadinya erosi
5. Sisa komoditas tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebgai pupuk hijua.
Polikultur
Tanaman polikultur terbagi menjadi beberapa pola tanam, pola tanam tersebut adalah :
- Tumpang sari (intercropping)
Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu atau periode tanam yang bersamaan pada lahan yang sama (Thahir,1999)
- Tanaman Bersisipan (Relay Cropping)
lahan yang mudah longsor dari hujan sampai selesai panen pada tahun itu.
- Tanaman Campuran (Mixed Cropping)
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
3.1. Rencana Kegiatan Magang
Pelaksanaan kegiatan magang akan dilaksanakan di Hortimart Agro Center, Bawen yang beralamat di , alamat JL.Raya Bawen - Semarang, No. 55, Bawen, 50661, Bawen, Kab . Semarang, Jawa Tengah
Kegiatan magang ini rencananya akan dilaksanakan selama 60 hari kerja mulai dari tanggal 27 April 2017 sampai 27 Juni 2017, yakni pada semester antara tahun ajaran 2016/2017. Jadwal kegiatan yang akan dilakukan adalah:
Tabel 1. Rencana kegiatan magang
Aktivitas
Minggu
ke-1 2 3 4 5 6 7 8 Pengenalan tentang profil dan
lingkungan kerja perusahaan serta memperoleh kejelasan tentang tata tertib yang berlaku di Hortimart Agro Center
Mengetahui gambaran umum aktivitas, pengenalan alat dan bahan Mengetahui dan terlibat secara langsung pada serangkaian proses pengolahan lahan
pembibitan serta pengelolaannya Mengetahui dan terlibat secara langsung pada serangkaian proses penanaman tanaman sawi sendok Mengetahui dan terlibat secara langsung pada serangkaian proses perawatan tanaman sawi sendok . Mengetahui dan terlibat secara langsung pada serangkaian panen dan pasca panen dan pengemasan tanaman sawi sendok
Mengetahui dan terlibat secara langsung dalam proses pengelolaan pakcoy
Membuat laporan aktivitas yang dilakukan di perusahaan
Pengolahan data hasil pengamatan dan dokumentasi selama kegiatan praktik
Penyusunan laporan kegiatan kerja praktik magang
3.2. Metode Kegiatan Magang
Metode yang dilakukan untuk kegiatan magang ini meliputi pengamatan, wawancara dan melakukan aktivitas langsung di lapangan.
3.3.1 Mengikuti dan mengamati kegiatan budidaya tanaman sawi sendok (Brassica rapa L) di Hortimart Agro Center
3.3.2 Mengetahui dan melaksanakan secara langsung kegiatan teknik budidaya tanaman sawi sendok (Brassica rapa L) beserta pengolahanya di Hortimart Agro Center
3.3.3 Mengetahui dan melaksanakan kegiatan pertanian organic secara langsung
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B.2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Bioframa.2008. SOP Budidaya Pakcoy.Departemen Pertanian. Jakarta
Edi,S dan Julistia. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkaji Teknologi Pertanian Jambi. Jambi