• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Psikologi Pendi dikan LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Psikologi Pendi dikan LINGKUNGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

LINGKUNGAN BELAJAR

Disusun Oleh :

FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

KOTA BANDA ACEH

2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan judul “LINGKUNGAN PEMBELAJARAN”

Makalah ini berisikan tentang pengertian dan fungsi lingkungan pembelajaran, jenis – jenis lingkungan pembelajaran dan hubungan lingkungan pembelajaran dengan psikologi peserta didik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada Ibu Fajriani, S.pd, M.ed selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Banda Aceh, 22 Februari 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan...2

BAB II...3

PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pembelajaran...3

2.1.1 Pengertian Lingkungan Pembelajaran...3

2.1.2 Fungsi Lingkungan Pendidikan...4

2.2 Jenis-Jenis Lingkungan Belajar...5

2.2.1 Lingkungan Keluarga...6

2.2.2 Lingkungan sekolah...7

2.1.3 Lingkungan Masyarakat...9

2.3 Peran dan Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Pelajar...11

BAB III...13

PENUTUP...13

3.1 Kesimpulan...13

3.2 Kritik dan Saran...14

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan atau pembelajaran yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang lembaga pendidikan atau pembelajaran sebagai wadah berlangsungnya pendidikan atau pembelajaran maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan atau pembelajaran tersebut dilaksanakan.

Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi muda.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang :

1. Apa itu lingkungan pendidikan dan fungsi lingkungan pendidikan ? 2. Bagaimana jenis – jenis lingkungan pendidikan ?

(5)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu lingkungan pendidikan dan fungsi lingkungan pendidikan

2. Untuk mengetahui jenis – jenis dari lingkungan pendidikan

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Lingkungan Pembelajaran

Pada hakikatnya belajar adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan pendidik atau pengajar dan juga interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap peserta didik dan pendidik dan kemudian peserta didik dan pendidik memberikan respon terhadap lingkungan dalam hal ini dapat diartikan bahwa lingkungan bertindak sebagai penyedia bahan pembelajaran bagi setiap peserta didik yang ingin belajar. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri peserta didik berupa perubahan tingkah laku maupun perubahan pola pikir.

Lingkungan pembelajaran dapat berupa benda–benda, orang–orang, keadaan–keadaan dan peristiwa–peristiwa yang ada disekitar peserta didik yang bisa memberikan pengaruh kepada perkembangannya, baik secara tidak langsung ataupun langsung, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Disamping lingkungan memberikan pengaruh dan dorongan, lingkungan juga sebuah arena yang memberikan kesempatan kepada kemungkinan– kemungkinan ataupun potensi yang dimiliki seorang peserta didik untuk berkembang.

Lingkungan pembelajaran menurut Saroni (2006:82-84), “adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan”. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga peserta didik merasa betah di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan.

Menurut Hamalik (2011:195-196), “lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan belajar/pembelajaran/pendidikan terdiri dari berikut ini:

(7)

b. Lingkungan personal meliputi individu – individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.

c. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.

d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.”.

Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) juga dinamakan lingkungan pembelajaran.

Sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan pembelajaran atau lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri peserta didik dalam alam semesta ini baik berupa lingkungan sosial, lingkungan individu, lingkungan alam, lingkungan kultural dan lingkungan sekitar yang digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Lingkungan – lingkungan tersebut menjadi wadah dan sumber daya pendidikan agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal dan agar proses pendidikan dapat berkembang secara efektif dan efisien.

2.1.2 Fungsi Lingkungan Pendidikan

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja (2000) adalah, “untuk membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya) dan mengajarkan tingkah laku umum serta menyeleksi atau mempersiapkan individu untuk peranan – peranan tertentu”.

Fungsi lain dari lingkungan pendidikan adalah untuk membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Menurut Hamalik (2011:196), “suatu lingkungan pendidikan/pembelajaran memiliki fungsi – fungsi sebagai berikut:

(8)

menunjukkan tingkah laku tertentu setiap kali rangsangan yang diberikan oleh lingkungan berbeda. Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan fungsi psikologis tertentu.

b. Fungsi pedagogis : lingkungan memberikan pengaruh – pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga – lembaga sosial. Masing – masing dari lembaga ini memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.

c. Fungsi instruksional : program intrusksional merupakan suatu lingkungan pembelajaran/pendidikan yang dirancang secara khusus. Guru mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa”.

Selain itu suatu lingkuangan pembelajaran dapat dijadikan salah suatu sumber pembelajaran seperti teori konstuktivisme yang mengajarkan bahwa peserta didik harus mampu membangun pemahaman sendiri tentang konsep yang diambil dari sumber – sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.

2.2 Jenis-Jenis Lingkungan Belajar

Pada hakikatnya, lingkungan tidak dapat dipisahkan oleh semua kehidupan manusia. lingkungan selalu berhubungan dengan seluruh aktifitas yang dilakukan oleh manusia. sehingga antara manusia dan manusia terdapat hubungan timbal balik, dimana manusia membutuhkan lingkungan dan lingkungan membutuhkan manusia. begitu pula dalam proses belajar-mengajar yang saling membutuhkan.

(9)

Ada beberapa jenis lingkungan belajar menurut Slameto (2003: 60), “lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat”.

2.2.1 Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga ialah suatu komunitas yang terikat dengan oleh darah, perkawinan, atau adopsi. Seperti yang telah diketahui bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh manusia ketika baru lahir di dalam kehidupan ini. sehingga tepat bila di katakan bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama kali yang dikenal anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Menurut Slameto ( 2003:60-64 ), “siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan perhatian orang tua”. Untuk penjelasannya penulis mencoba menguraikan faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi siswa tersebut:

1. Cara orang tua mendidik; Peran orang tua dapat dilihat dari bagaimana orang tua tersebut dalam mendidik anaknya. Kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar. Sebaliknya bila kebiasaan buruk yang di berikan kepada anak, akan tidak mendorong semangat anaknya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh sifat yang dimiliki oleh orang tua yang secara tidak langsung anak yang mereka miliki mencontohkan apa yang sering di kerjakan oleh orang tuanya. Misalkan dalam keluarga dituntut untuk bersikap disiplin, otomatis lama kelamaan anak akan menjadi disiplin karena sudah terbiasa disiplin. Contoh lain, dalam keluarga terdapat adegan kekerasan yang sering terjadi, otomatis anaknya menjadi orang yang keras, suka memaki bahkan memukul. Hal yang demikian dapat mempengaruhi sifat dan belajar anak.

2. Relasi antara anggota keluarga; Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orang tua dengan anaknya atau anak dengan anggota keluarga lain. Karena dalam relasi tersebut bila masing-masing hubungan saling harmonis akan menumbuhkan semangat/motivasi dalam belajar. ketenangan akan menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan.

(10)

keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak atau anak dengan anggota keluarga yang lain.

4. Keadaan ekonomi keluarga; Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk keseluruhan keluarga. Dalam fenomena sekarang ini banyak juga anak dari latar belakang ekonominya rendah akan tetapi ia sukses dalam pendidikannya dan kehidupannya. Ada motivasi lain selain keadaan ekonomi keluarga, boleh jadi dalam keluarga tersebut termasuk point-point faktor-faktor lingkungan keluarga di atas selain keadaan ekonomi keluarga.

5. Perhatian orang tua; anak perlu mendapat dorongan dan perhatian orang tua. Kadang-kadang anak menjadi lemah semangat, maka orang tua wajib memberi perhatian dan mendorongnyanya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah.”.

2.2.2 Lingkungan sekolah

Tentu dalam proses belajar-mengajar dalam sekolah memiliki target yang hendak di capai oleh para murid. Maka dari itu guru tentunya harus mengetahui apa yang dimaksud dengan sekolah. Menurut Yusuf (2001: 154) “Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial”.

(11)

1. Metode mengajar; Dalam tugasnya, guru merupakan motifator sekaligus pendidik di dalam sekolah. Diperlukan adanya metode mengajar yang tepat untuk siswa, dikarenakan perbedaan sifat kemampuan siswa yang beragam jenisnya. Tujuannya agar dalam proses belajar mengajar dapat menyenangkan.

2. Kurikulum; Kurikulum ialah suatu perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang didalamnya berisi rancanga pembelajaran yang akan di terapkan kepada siswa. Juga sangat mempengaruhi keadaan belajar di sekolah, karena kurikulum mencangkup target-target yang diharapkan tercapai oleh kementrian pendidikan pada periodenya.

3. Relasi guru dengan siswa; Dalam belajar perlu adanya perhatian guru untuk siswanya agar mereka dapat senang dengan guru yang mengajarkannya. Karena dalam fakta yang sering terjadi, guru yang disukai siswa akan lebih cepat mereka menyerap pelajaran walau pelajaran yang guru sampaikan agak sedikit rumit.

4. Relasi siswa dengan siswa; Hal ini tidak dapat dihindari dalam sekolah, karena setiap siswanya pasti saling berintraksi dengan siswa lain sebagai teman di dalam sekolah. Harus ada pengawasan dalam interaksi masing-masing siswa agar setiap siswa yang belajar di sekolah merasa nyaman dengan lingkungannya. Bila dalam lingkungan belajar siswa merasa terganggu / terancam akan tingkah laku siswa lain. Secara tidak langsung ia telah terganggu untuk fokus belajar di sekolah. Peran guru tentunya mendidik semua siswa agar saling menghargai satu sama lain.

5. Alat pembelajaran; Kelengkapan alat pembelajaran dapat menunjang siswa-siswa untuk belajar. Agar dalam proses belajar-mengajar menjadi mudah karena alat-alat yang diperlukan lengkap.

6. Metode belajar; Mengenai metode belajar pada siswa ini sebenarnya wajib, agar terciptanya gambaran belajar yang setiap siswa sukai sesuai dengan kemampuan dirinya.

7. Tugas di rumah; Biasanya ada sebagian siswa yang tidak mengulang-ulang pelajaran yang telah ia peroleh dari sekolah, untuk menunjang belajar siswa, diperlukan adanya tugas tambahan yang diberika oleh guru kepada siswa di rumah agar siswa dapat mengulang-ulang pelajaran yang telah ia dapatkan.

Menurut Nasution ( 2004:14 ), fungsi sekolah antara lain sebagai berikut: 1. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.

2. Sekolah memberikan keterampilan dasar.

(12)

6. Sekolah menstranmisi kebudayaan. 7. Sekolah membentuk manusia yang sosial.

8. Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan.

2.1.3 Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan). Lingkungan masyarakat juga merupakan lingkungan sosial yang mau tidak mau harus berbaur, karena manusia identik dengan makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain.

Penulis mencoba menjabarkan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pengaruh tersebut hidup bersama masyarakat dan menimbulkan suatu budaya / kebiasaan yang terbentuk. Pengaruh-pengaruhnya antaralain:

1. Kegiatan siswa dalam masyarakat; Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan siswa dalam segi sosial, akan tetapi siswa harus memilih suatu nilai yang baik dan meninggalkan yang buruk di dalam masyarakat. Salah satu contohnya ialah berorganisasi. Siswa juga membutuhkan wadah/tempat dimana ia harus melatih kemampuan dasar seperti; dapat cakap dalam berbicara, bersikap sopan santun dalam tutur kata, berani melakukan dan bertanggung jawab, cekatan dalam menghadapi persoalan seperti masalah, beriman dan berilmu pengetahuan

2. Media massa; Media massa mencangkup radio, televisi, internet, surat kabar/media cetak, dan sebagainya. Dalam media massa terdapat hal yang bermanfaat dan hal yang buruk juga. Siswa harus pandai-pandai menggunakan semua media massa yang diperlukan dalam belajar agar tidak salah menggunakannya dengan meninggalkan nilai yang tidak bermanfaat di dalamnya.

(13)

4. Bentuk kehidupan masyarakat; Menurut (Slameto, 2003:70), “Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya akan membawa pengaruh yang baik bagi siswa. Pengaruh itu akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi”.

Dari ketiga jenis lingkungan belajar tersebut dapat dikatakan bahwa manusia harus pandai mengatur diri sendiri dalam lingkungan belajar. sehingga dapat menjadi manusia yang selalu berbuat yang bermanfaat dalam kehidupannya. Banyak faktor lingkungan masyarakat dalam proses belajarnya siswa. Maka dari itu orang tua dituntut ekstra menjaga anak-anaknya dari segala pengaruh yang dapat merusak pola fikir anak dan mendidik anak agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, dan beramal.

2.3 Peran dan Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Pelajar

Lingkungan berpengaruh dalam pemberian stimulus yang akan diterima individu atau lingkungan akan menimbulkan respons pada individu. Lingkungan berperan didalam individu dalam menerima stimulus yang datang dari lingkungan. Lingkungan pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi :

(14)

a. Lingkungan Sosial atau Lingkungan Masyarakat

Lingkungan sosial atau lingkungan masyarakat didalamnya terdapat interaksi individu satu dengan yang lainnya. Lingkungan sosial atau lingkungan masyarakat dapat dibedakan menjadi :

1. Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan yang lainnya, anggota satu saling kenal mengenal dengan anggota yang lainnya. Oleh karena diantara para anggota telah adanya hubungan yang erat, maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila dibandingkan jika tidak adanya hubungan yang erat di antara para anggota.

2. Lingkunagn sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial dimana hubungan anggota satu dengan yang lainnya terbilang longgar, anggota yang satu dengan yang lainnya kurang atau tidak saling mengenal. Karenanya maka pengaruh dari lingkungan sosial ini kurang mendalam bila dibandingkan dengan lingkungan sosial yang primer.

Proses belajar pada hubungan antar siswa yang erat akan memudahkan siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan, dimana setiap persoalan dalam belajar akan mudah dipecahkan bersama”. Peran dan pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila dibandingkan tidak adanya hubungan yang erat diantara para siswa.

(15)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

lingkungan pembelajaran atau lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri peserta didik dalam alam semesta ini baik berupa lingkungan sosial, lingkungan individu, lingkungan alam, lingkungan kultural dan lingkungan sekitar yang digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan.

Lingkungan belajar sangat berperan dalam kegiatan belajar-mengajar pada pendidikan. sehingga apabila seorang pengajar berhasil menata lingkungan belajar secara apik dan benar maka akan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan.

Banyak faktor lingkungan masyarakat dalam proses belajarnya siswa. Maka dari itu orang tua dituntut ekstra menjaga anak-anaknya dari segala pengaruh yang dapat merusak pola fikir anak dan mendidik anak agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, dan beramal.

Menurut Sidi (2005:148), ”Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan”.

Ada beberapa jenis lingkungan belajar menurut Slameto (2003: 60), “lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat”.

(16)

Lingkungan kealaman yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap individu. Lingkungan phisik atau lingkungan kealaman turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar akan dicapai pelajar.

Peran dan pengaruh lingkungan tempat tinggal sangat besar bagi perkembangan tiap individu. Setiap lingkungan memegang peran dan pengaruhnya sendiri-sendiri, setiap perilaku dan cara berpikir tiap individu pun berbeda karena setiap lingkungan memberikan peran dan pengaruhnya berbeda-beda pula. Walaupun lingkungan tidak sepenuhnya membentuk pola perilaku dan pola berpikir individu karena setiap individu berbeda pula dalam memberikan respons atau tanggapan terhadap stimulus yang diberikan lingkungan, namun peran dan pengaruh lingkungan turut serta memegang peranan yang sangat besar bagi individu dalam berperilaku dan berpikir.

3.2 Kritik dan Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan disampaikan guna sebagai sarana pembelajaran dan menjadi pengalaman terhadap kesalahan kedepannya

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

Wabillah Taufik Walhidayah

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Saroni.2006.Manajemen Sekolah : Kiat Menjadi Pendidik Yang Kompeten. Jogjakarta : Ar-Ruzz

Hamalik.2011.Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Tirtarahardja.2000.Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Sidi, Indra Djati.(2005:148). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : Paramadina.

Nasution. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

slameto. 2003. belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. jakarta rineka cipta

Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Soekanto, Soerjono. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi 7. Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia (UI-ess).

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini analisis performansi dilakukan pada Mobile Ad hoc Network (MANET) dengan melakukan perubahan pada dua parameter, yaitu jumlah variasi node dan ukuran

diatas, dapat diketahui bahwa dari 57 responden yang diteliti ternyata sebagian besar untuk peran teman bermain dan perilaku merokok berada pada kategori ringan yaitu

Based on the findings, it can be concluded that the third year students of SMAN 1 Narmada have difficulties in understanding passive voice especially in four

Analisis statistik multivariat untuk menguji hubungan antara stres dengan produksi ASI dengan mengontrol variabel pengganggu dengan metode regresi logistik tidak dapat

dilakukan guna menjawab tujuan penelitian sebagaimana yang terdapat dalam bagian pertama, yaitu: “Mengkaji secara Sosiologis -Teologis kedudukan anak perempuan dalam hak

Dengan begitu, Woods merupakan pegolf termuda yang mampu meraih 60 gelar selama ini.. Sebelumnya, Sam Snead tercatat sebagai

Piutang

YAYASAN PONDOK PESANTREN