TUGAS AKHIR
PENERAPAN AKAD HIWALAHUNTUK BIAYA PENDIDIKAN
DI PT.BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAHBANK
AMAN SYARIAH SEKAMPUNG
Oleh:
EKA CAHYA NINGSIH
NPM. 13109508
Program :D-III PerbankanSyariah Jurusan: SyariahdanEkonomi Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TUGAS AKHIR
PENERAPAN AKAD HIWALAH UNTUK BIAYA
PENDIDIKAN DI PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARIAHBANK AMAN SYARIAH SEKAMPUNG
DiajukanUntuk MemenuhiTugas dan Memenuhi SebagianSyaratMemeprolehGelarAhliMadya(A. Md.)
Oleh:
EKA CAHYA NINGSIH
NPM. 13109508
Pembimbing 1 : Dr. Hj.Tobibatussaadah,M.Ag
Pembimbing 2 : Imam Mustofa M.SI
Program :D-III PerbankanSyariah Jurusan: SyariahdanEkonomi Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
PERSETUJUAN
JudulTugasAkhir : PENERAPAN AKAD HIWALAH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN DI PT. BPRS BANK AMAN SYARIAH SEKAMPUNG
Nama : EKA CAHYA NINGSIH
NPM : 13109508
Program Studi : Diploma Tiga (D-III) PerbankanSyari’ah Jurusan : Syari’ahdanEkonomi Islam
MengetahuidanMenyetujui,
UntukdimunaqosyahkandalamsidangmunaqosyahFakultas Syari’ahdanEkonomiIslam IAINMetro.
Pembimbing I
Dr. Hj.Tobibatussaadah,M.Ag NIP.19701020 199803 2 002
Pembimbing II
ABSTRAK
PENERAPAN AKAD HIWALAH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN DI PT.
BPRS BANK AMAN SYARIAH SEKAMPUNG
Oleh :
EKA CAHYA NINGSIH NPM. 13109508
Hiwalahadalahakadpengalihanutangpiutangnasabah (munhil)kepada bank (muhal’aliah). Nasabahmemintabantuankepada bank agar membayarkanterlebihdahulupiutangnyaatastransaksi yang halal denganpihak yang berhutang(munhil).Selanjutnya bankakanmenagihkepadapihak yang berhutangtersebut. Atasbantuannyamembayarkanterlebihdahulupiutangnasabah, hinggaakadhiwalah yang adauntukbiayapendidikan agar segeraterpenuhikarenadanahiwalahtersebutsangatbermanfaatbagiaktivitaspendidik
an yang
ada.Penelitianinibertujuanuntukmelihatbagaimanapenerapanakadhiwalahuntukbia yapendidikan di PT. BPRS Bank AmanSyariahSekampungberlangsung.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (fieldresearch) yang bersifat deskriptif. Sumber data yang diperoleh melalui sumber data primer dan sekunder, dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakanadalah analisis kualitatif dengan menggunakan metode berpikir induktif.
Hasil dari penelitian ini
bahwapenerapanakadhiwalahuntukbiayapendidikan di PT. BPRS Bank AmanSyariahSekampungmenggunakanpolaproduktif.Pengelolaandilaksanakanden ganmemberikandanatalanganuntukbiayapendidikankepadanasabah agar nasabah yang tidakmampudapattetapmelanjutkansekolahtanpadibebankanpadabiaya. Penerapan akad hiwalah untuk biaya pendidikan sudah sesuai dengan syariah islam, dimana terpenuhinya rukun dan syarat akad hiwalah yang sesuai dengan syariah islam yaitu bertemunya muhil (nasabah), muhal (lembaga pendidikan),
muhal’alaih (PT. BPRS Bank Aman Syariah) dalam suatu majlis untuk mencapai kesepakatan akad hiwalah, kemudian kesepakatan tersebut dituangkan secara tertulis ke dalam suatu akad pembiayaan, Sehingga dengan adanya PT. BPRS Bank Aman Syariah nasabah dengan mudah mendapatkan pembiayaan hiwalah
(talangan)hal itu juga menyebabkan banyaknya minat nasabah terhadap akad
ORISINILITAS PENELITIAN
Yang betandatangan di bawahini:
Nama : EKA CAHYA NINGSIH
NPM : 13109508
Program : Diploma Tiga (D-III) PerbankanSyariah
Jurusan : SyariahdanEkonomi Islam
MenyatakanbahwaTugasAkhirinisecarakeseluruhanadalahhasilpenelitiansayakecu
alibagian-bagiantertentuyang
dirujukdarisumbernyadandisebutkandalamdaftarpustaka.
Metro, 2017
Yang menyatakan
MOTTO
“ Hai orang-orang yang beriman,
apabilakamubermu'amalah[179]tidaksecaratunaiuntukwaktu yang ditentukan,
hendaklahkamumenuliskannya. danhendaklahseorangpenulis di antarakamumenuliskannyadenganbenar...” (Al Baqarah : 282)
[179]Bermuamalahialahsepertiberjualbeli, hutangpiutang,
PERSEMBAHAN
Dengan segenap jiwa dan ketulusan hati, kupersembahkan buah karya ini
teruntuk orang-orang yang kucintai yang selalu hadir dan mewarnai hari-hariku
dalam menghadapi kerasnya hidup ini, yang selalu menguatkan saat diri ini mulai
lemah. Kupersembahkan bagi mereka yang selalu mendukung dan mendo’akanku
di setiap waktu dalam setiap tapak kehidupanku, khususnya untuk:
1. Ayahanda dan Ibunda (Bapak Suradal dan Ibu PujiatiS.Pd), kakek dan Nenek,
yang tidak pernah lelah untuk mendo’akan dan mendukung ananda baik dalam
bentuk moril maupun materil dan selalu mencurahkan kasih sayang, motivasi,
perhatian yang tidak terbatas untuk ananda. Semoga Allah Subhanahu Wa
Ta’ala selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka.
2. Adik-adikku tersayang Aprilia Elda Dwi Yanti dan Muhammad Fikri fauzan
yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepadaku.
3. Anakku tercinta Akifa Naila Rasyid yang selalu memberi kasih sayang tiada
terbatas.
4. Rekan-rekan seperjuangan untuk besar D3 Perbankan Syariah angkatan 2013
yang telah memberikan dukungan. Semoga kalian bisa melanjutkan
mimpi-mimpi kalian dan menjadi orang yang bisa di banggakan.
5. Almamater Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro
KATA PENGANTAR
Segala puji peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan dalam berpikir sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penerapan Akad
HiwalahUntuk Biaya Pendidikan Di PT. BPRS Bank Aman Syariah Sekampung”.
Shalawat serta salam saya panjatkan kepada sang revolusioner dunia yakni
Nabi Muhammad SAW. Dengan perantara Beliaulah kita bisa mengenal mana
yang baik dan mana yanng buruk dalam Islam.
Sebagai bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma
Tiga (D3) Perbankan Syariah, Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama
Islam Negri (IAIN) Metro guna memperoleh Sarjana Amd.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, peneliti telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa peneliti
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, selaku RektorIAIN Metro.
2. Ibu Siti Zulaikha, S.Ag, MH, selaku Dekan Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN
Metro.
3. Ibu Zumaroh, SE.I.,ME.Sy, selaku Ketua Program Studi D-III Perbankan
Syari’ah IAIN Metro.
4. Ibu Dr. Hj.Tobibatussaadah,M.Ag Selaku Dosen Pembimbing Iyang telah
5. Bapak Iman Mustofa, M.S.Iselaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan serta pengarahan yang sangat berharga.
6. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah menyediakan waktu
dan fasilitas guna menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Bapak Sugiyanto, A.Md E.Syselaku Direktur PT. BPRS BANK Aman Syariah
Sekampung beserta seluruh karyawan PT. BPRS BANK Aman Syariah
Sekampung.
8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi dan dukungan
kepada peneliti.
Peneliti menyadari bahwa penelitian Tugas Akhir ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu diperlukan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat
untuk banyak pihak dalam memahami ilmu pengetahuan Perbankan Syariah.
Metro, Februari 2017 Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
BAB IPENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. PertanyaanPenelitian ... 6
C. TujuandanManfaatPenelitian ... 6
D. MetodePenelitian ... 7
E. SistematikaPembahasan... ... 12
BAB IILANDASAN TEORI A. Pengertian Prinsip-Prinsip Akad Hiwalah... 14
1. PengertianAkad... 14
C. Rukun syarat dan pembagian akad hiwalah ... 18
1. Rukun Dan Syarat... 18
2. Pembagian Akad Hiwalah... 21
D. Tujuan Manfaat Dan Tata cara Pelaksanaan Akad Hiwalah... 22
1. Tujuan Dan Manfaat... 22
2. Tata Cara Pelaksanaan... 23
E. Berahirnya Akad Hiwalah Dan Beban Munhil Setelah Akad Hiwalah... 25
1. Berahirnya Akad Hiwalah... 25
2. Beban Munhill Setelah Akad Hiwalah... 26
BAB IIIPEMBAHASAN
A. Gambaran umum PT. BPRS Bank Aman Syariah
Sekampung. ... 33 1. SejarahBerdirinyaPT. BPRS Bank
AmanSyariahSekampung. ... 33 2. Visi Dan MisiPT. BPRS Bank AmanSyariahSekampung. 34 3. StrukturOrganisasiPT. BPRS Bank
AmanSyariahSekampung. ... 36 B. ProdukProdukLayananPT. BPRS Bank
AmanSyariahSekampung ... 44 C. PenerapanAkadHiwalahUntukBiayaPendidikan Di PT. BPRS
BANK AmanSyariahSekampung ... 45 D. PenerapanAkadHiwalahUntukBiayaPendidikan Di PT. BPRS
Bank AmanSyariah Sekampung Dengan referensi Fiqih
Muamalah... ... 51
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. BPRS Bank Aman Syariah
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SuratPembimbingTugasAkhir Lampiran 2 Surat Redaksi Judul
Lampiran3 Outline Lampiran4SuratTugas
Lampiran5SuratIzin Research
Lampiran6SuratKonfirmasiIzinPenelitian Lampiran7SuratKeteranganBebasPustaka Lampiran8AlatPengumpul Data
Lampiran9FormulirKonsultasiBimbinganTugasAkhir Lampiran10Contoh Fasilitas Pembiayaan Hiwalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman sekarang sudah banyak berdiri lembaga-lembaga
keuangan, baik yang bersifat konvensional maupun syariah. Disamping itu
antara keduanya mempunyai konsep yang sedikit berbeda, namun pada
asalnya keduannya itu mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh
keuntungan. Berbagai badan usaha yang tumbuh subur dinegara kita ialah
perbankan syariah.Islam datang dengan membawa pemahaman tentang
kehidupan yang membentuk pandangan hidup tertentu dan dalam bentuk garis
hukum yang global. Islam memandang bumi dengan segala isisnya meripakan
amanah Allah kepada sang khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi
kesejahteraan bersama.Untuk mencapai tujuan suci ini, Allah memberikan
petunjuk melalui para rosul-Nya petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu
yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak, maupun syariah.1
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa,dalam lalu lintas pembayaran.2Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai salah satu lembaga
kepercayaanmasyarakat yang kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah,
dituntut agar selaludapat mengemban amanah dari para pemilik dana dengan
1Muhammad Syafii Antoni, Bank Syariah Dari Teori Dan Praktik, (Jakarta : Gema
Insane Press),h. 3.
cara menyalurkannyauntuk usaha produktif dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat. BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank
Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan
bahwa BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia
No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan
Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam hal ini, secara teknis BPR Syariah
bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional,
yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil.3
Produk-produk yang ditawarkan BPRS secara garis besar adalah :
Mobilisasi dana mayarakat bank akan menggerakan dana masyarakat dalam
berbagai bentuk seperti menerima simpanan wadi’ah, adanya fasilitas
tabungan dan deposito berjangka fasilitas ini dapat digunakan untuk menitip
shadaqah, infaq, zakat, persiapan ongkos naik haji mobilisasi dana meliputi :
Simpanan Amanah, Tabungan Wadiah, Deposito Mudharabah.
Penyaluran dana yang meliputi : Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan
Musyarakah, Pembiayaan Bai Bitsamann Ajil, Pembiayaan Mudharabah,
Pembiayaan Qardhul Hasan, Pembiayaan Istishna’, Pembiayaan Al-Hiwalah.
3Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pada Pasal 1 (Butir 4) Tentang Perubahan Atas
Jasa perbankan lainya secara bertahap bank akan meneyediakan jasa untuk
memperlancar pembayaran berupa proses transfer dan inkaso, pembayaran
rekening listrik, telepon, bank juga mempersiapkan bentuk pelayanan berupa
dana talang berdasarkan bai salam.
Penyaluran dana yang meliputi: Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan
Musyarakah, Pembiayaan Bai Bitsaman Ajail, Pembiayaan Murabahah,
Pembiayaan Istishna’, Pembiayaan al-Hiwalah.4
Islam senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban umat. Allah SWT berfirman :
dan kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan aa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan menginggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (Al-Maidah : 48)5
Hiwalah adalah akad pengalihan utang piutang nasabah (munhil)
kepada bank (muhal’aliah). Nasabah meminta bantuan kepada bank agar
membayarkan terlebih dahulu piutangnya atas transaksi yang halal dengan
pihak yang berhutang (munhil). Selanjutnya bankakan menagih kepada pihak
yang berhutang tersebut. Atas bantuannya membayarkan terlebih dahulu
piutang nasabah, bank dapat membebankan fee jasa penagihan.Penetapan
dilakukan dengan memperhatikan besar kecilnya resiko tidak terbayarkan
piutang.Pada bank syariah,hiwalah merupakan akad pelengkap yang dimaksud
untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan (tolong menolong ) dan tidak
untuk mencari keuntungan.6
Hubungan hukum antara nasabah dengan bank syariah adalah
hubungan kontraktual. Dalam bahasa Indonesia istilah kontrak sama
pengertiannya dengan perjanjian. Kedua istilah tersebut merupakan
terjemahan dari “contract” dalam bahasa inggris dan “overeenkomst” dalam
bahasa belanda.Kontrak atau perjanjian disebut dengan akad yang berarti
5QS. Al-Maidah (48) .
6Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2005),
ikatan atau simpul tali.Kata akad secara terminology adalah perikatan anatara
ijab (penawaran) dengan Kabul (penerimaan) secara yang dibenarkan syara.7
Ketuntuan hiwalah harus adanya pihak pertama (muhil) yaitu orang
yang menghiwalahkan (memindahkan) utang, harus adanya pihak kedua
(muhal) yaitu orang yang dihiwalahkan (orangyang mempunyai utang kepada
muhil), harus adanya pihak ketiga ( muhal alaih) yaitu orang yang menerima
hiwalah, ada piutang muhil kepada muhal, ada piutang muhal alaih kepada
muhail, ada sighat hiwalah yaitu ijab dari muhil dengan kata-kata
“akuhiwalahkan utangku yang hak bagi engkau kepada fulan” dan Kabul dari
muhal dengan kata-katanya, “aku terima hiwalah engkau”.
Bank Aman Syariah merupakan badan usaha yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) dan BPRS merupakan singakatan dari Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah sedangkan Aman Syariah merupakan nama dari
badan usaha tersebut. PT. BPRS Bank Aman Syariah merupakan badan usaha
dalam bidang perbankan syariah yaitu mengenai pembiayaan dan simpanan
dengan prinsip Syariah. Melihat Bank Bank lain banyak yang menggunakan
simpanan pendidikan disini Dalam operasioanalnya PT.BPRS Aman Syariah
Sekampung dikelola oleh Direksi dan jajaran karyawan, diawasi oleh Dewan
Komisaris serta Dewan Pengawas Syariah (DPS).PT. BPRS Aman Syariah
memiliki produk-produk penghimpunan dana dan pembiayaan. Produk
7A. Shomad, Hukum Islam Pernormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum, (Jakarta :
penghimpunan dana antara lain : Tabungan Wadiah (TAWA), Tabungan Idul
Fitri (TIFI), dan Deposito Mudharabah. Sedangkan produk pembiayaan PT.
BPRS Aman Syariah antara lain menggunakan akad: Murabahah (Jual Beli),
Mudharabah (Bagi Hasil), Musyarakah (Bagi Hasil), Al-Ijarah(Sewa), dan
Hiwalah (Talangan).Hiwalah di bank Aman syariah disebut akad pemberian
jasa talangan dalam waktu tertentu melalui pembayaran ujroh / upah.Maksud
“manfaat” adalah berguna, yaitu talangan yang mempunyai banyak manfaat
dan selama menggunakannya sesuai keperluan misal untuk talangan untuk
dana pendidikan anak sekolah, biaya pernikahan, dan pembayaran hutang dan
biaya perjalanan.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana
penerapan akad hiwalah berlangsung di PT.BPRS Bank Aman Syariah
Sekampung sesuai tidak dengan syariat islam.
B. Pertanyaan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengemukakan
pertanyaan masalah yang akan diajukan dalam penelitian tugas akhir ini, yaitu:
Bagaimana penerapan akad hiwalahuntuk biaya pendidikan diPT.BRPS Bank
Aman Syariah Sekampung ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
diuraikan peneliti di atas maka, penelitian memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahuiakadhiwalah untuk biaya pendidikan di PT. BPRS Bank Aman
Syariah Sekampung.
2. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
Adapun manfaat yang diharaokan didalam penelitian ini
adalah :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
tentang bagaimana penerpan akad hiwalah untuk biaya pendidikan
yang ada di PT.BPRS Bank Aman Syariah Sekampung.
b. Praktis
Memperjelas pengetahuan tentang peran pemindahan dana
dari individu kepada individu yang lain atau juga kelompok menurut
perbankan syariah agar sesuai dengan prinsip syariah.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk jenis penelitian
lapangan (field research).Jenis dan sifat penelitian ini merupakan
mendalam, tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu
social, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.8
Adapun maksud dari pengertian di atas adalah penelitian ini
merupakan penelitian yang akan mempelajari secara mendalam tentang
penerapan akad hiwalahuntuk biaya pendidikan yang berlangsung di PT.
BPRS Bank Aman Syariah Sekampung.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif.Secara harfiah
penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bermaksud mengadakan
pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu.9 Dalam
penelitian macam ini landasan teori mulai diperlukan tetapi bukan
digunakan sebagai landasan untuk menentukan kriteria pengukuran
terhadap gejala yang diamati dan akan diukur.10
Sedangkan penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian, misalnya prilaku, motivasi, tindakan, dan
lain-lain secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.11Metode kualitatif memungkinkan
peneliti untuk melihat perilaku dalam situasi yang sebenarnya tanpa
8 Husani Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Social, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 5.
9 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) h. 97.
10Ibid.
adanya rekayasa yang terkadang terjadi pada penelitian eksperimental dan
survey.12
Jadi, penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang
penjabarannya tertuang dalam bentuk kalimat, bukan angka. Bila
diterapkan pada penelitian ini bahwa penelitian ini akan menggambarkan
atau menjabarkan mengenai Penerapan Akad HiwalahUntuk Biaya
Pendidikan Di PT. BPRS Bank Aman Syariah Sekampung.
3. Sumber Data
Menurut Lofland da[n Lofland sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.13 Adapun sumber data yang akan
digunakan pada penelitian ini yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang didapat dari
sumber pertama baik dari inidividu atau perseorangan seperti hasil
dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan
oleh peneliti.14Jadi sumber data primer adalah responden yang
memberikan informasi terkait dengan objek penelitian secara
langsung di lokasi penelitian.
Adapun sumber data primer dari penelitian ini diperoleh
dengan cara memberikan pertanyaan secara lisan kepadaPimpinan
12 Morissan, Metodologi Penelitian Survey, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 22. 13 Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif., h. 157.
Direktur, Customer Service dan Account Officer serta Nasabah PT.
BRPS Bank Aman Syariah.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel
atau diagram-diagaram15. Jadi sumber data sekunder merupakan
subjek atau sumber informasi yang diperoleh secara tidak langsung
pada lokasi penelitian atau sumber lain selain sumber data primer.
Untuk memperoleh data sekunder ini peneliti mengambil
sejumlah jurnal, buku-buku, brosur, website, dan contoh penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku karya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini yaitu menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Interview (Wawancara)
Metode interview merupakan teknik pengumpulan data
dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data) mengajukan suatu pertanyaan kepada yang
diwawancarai.16 Suharsini Arikunto membedakan wawancara
(interview) menurut pelaksanaanya menjadi 3 macam yaitu:
1) Interview bebas (tanpa pedoman pertanyaan)
15Ibid.
2) Interview terpimpin (menggunakan daftar pertanyaan)
3) Interview bebas terpimpin (pedoman pertanyaan hanya secara garis
besar).17
Jadi wawancara yang digunakan peneliti adalah interview
bebas terpimpin, dimana peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
secara garis besar terkait dengan strategi rekrutmen karyawan.
Dalam hal ini, peneliti langsung mengajukan pertanyaan
kepada manajer dan karyawanPT.BPRS Bank Aman Syariah
Sekampung tentang Penerapan akad hiwalah untuk baiaya
pendidikan di PT.BPRS Bank Aman Syariah Sekampung.
b. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.18 Cara yang
dilakukan peneliti adalah dengan membaca berbagai literatur yang
berkaitan dengan masalah penelitian untuk mendapatkan dan
melengkapi data-data secara teoritis yang erat hubungannya dengan
hal-hal yang sedang diteliti melalui buku, diktat dan catatan ilmiah
5. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan
cara bekerja dengan data, menemukan pola, memilah-milahnya menjadi
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1998), h. 145.
satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang dapat diceritakan.19 Data
yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi dari para wirausahawan
di Desa akan diolah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Metode kualitatif maksudnya data yang diperoleh diuraikan
sedemikian rupa dan disertai pembahasan dan kemudian hasil analisa
tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk
menjabarkan keterangan dengan mengacu pada bagian teori dengan pokok
masalah.
Untuk menganalisa data, peneliti menggunakan cara berfikir
induktif yaitu berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa
yang konkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus
konkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.20
Metode induktif digunakan untuk menilai fakta-fakta empiris,
kemudian dicocokkan dengan landasan yang ada. Oleh karenanya induktif
pada penelitian ini, bahwa peneliti akan menyampaikan serta
menggambarkan suatu fakta konkrit mengenai persepsi wirausahawan di
Desa Pugungraharjo terhadap nilai uang yang kemudian ditarik
kesimpulan umum tentang hal tersebut.
E. Sistematika Pembahasan
19Lexy J. Moleong, Metode Penelitian., h.248.
Sistematikapembahasan pada Tugas Akhir yang berjudul “Penerapan
Akad Hiwalah Untuk Biaya Pendidikan Di PT. BPRS Bank Aman Syariah
Sekampung”.
Pada BAB I Pendahuluan diawali dengan Latar Belakang Masalah
yang berisi pembahasan tentang alasan dalam memilih permasalahan terkait
judul dengan mengungkapkan objek kajian, gambaran teori sampai pada
permasalahan. Selanjutnya diisi dengan pertanyaan penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian dan diakhiri dengan metode penelitian.Pada bagian metode
penelitian dijelaskan secara rinci, mulai dari jenis dan sifat penelitian, sumber
data yang dijadikan pokok penelitian (primer dan sekunder), teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Pada BAB II berisi landasan teori yangberisi tentang pengrtian, dasar
hukum , rukun, syarat akad dan berlangsungnya pembiayaan hiwalah.
Pada BAB III berisi pembahasan penelitian tentang sejarah
berdirinya PT. BPRS BankAman Syariah Sekampung, Visi dan Misi PT.
BPRS Bank Aman Syariah Sekampung, Organisasi PT. BPRS Bank Aman
Syariah Sekampung, Produk-produk Layanan PT. BPRS Bank Aman Syariah
Sekampung, Serta bagaimana penerapan akad hiwalah untuk biaya pendidikan
di PT. BPRS Bank Aman Syariah Sekampung.
Pada BAB IV adalah Penutup.Bagian ini berisi penyajian kesimpulan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prinsip-prinsip Akad Hiwalah
1. Pengertian akad Hiwalah
a. Pengertian akad
Secara umum, pengertian akad dalam arti luas hampir sama
dengan pengertian akad dari segi bahasa menurut pendapat ulama
Syafi’iyah,Malikiyah dan Hanabilah,
yang artinya: “Segala sesuatu yang dikerjakan oleh
seseorang berdasarkan keimanannya sendiri, seperti wakaf, talak,
pembebasan atau sesuatu yang pembentukannya membutuhkan
keinginan dua orang seperti jual beli, perwakilan, dan gadai.”21
Pengetian akad dalam arti khusus yang dikemukakan ulama
fikih yang artinya : “Perikatan yang ditetapkan dengan ijab-qabul
berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.” Serta
“Pengaitan ucapan salah seorang yang akad dengan yang lainnya
secara syara’ pada segi yang tampak dan berdampak pada
objeknya.”22
Dalam menjalankan usahanya, berbagai akad yang ada pada
BMT mirip dengan akad yang ada pada bank pembiayaan rakyat Islam.
Adapun akad-akad tersebut adalah: pada sistem operasional BMT,
pemilik dana menanamkan uangnya di BMT tidak dengan motif
mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan
bagi hasil.23
b. Pengertian hiwalah
Secara bahasa pengalihan hutang dalam hukum islam disebut
sebagai hiwalah yang mempunyai arti lain yaitu Al-intiqal dan
Al-tahwil, artinya adalah memindahkan dan mengalihkan yang dimaksud
adalah memindahkan hutang dari tanggungan muhil (orang yang
berhutang) menjadi tanggungan muhal'alaih (orang yang melakukan
pembayaran hutang).24
Al-hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang
berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah
para ulama, hal ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil
(orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal ’alaih (orang yang
berkewajiban membayar hutang). Secara sederhana, hal ini dapat
dijelaskan bahwa A (muhal) memberi pinjaman kepada B (muhil),
22Ibid, h. 44.
23Nurul Huda Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, ( Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2010), h. 366.
sedangkan B masih mempunyai piutang pada C (muhal ‘alaih). Begitu
B tidak mampu membayar utangnya pada A, ia lalu mengalihkan
beban utang tersebut pada C. Dengan demikian, C yang harus
membayar utang B kepada A, sedangkan utang C sebelumnya pada B
dianggap selesai.25
2. Prinsip akad Hiwalah
Pada prinsipnya akad hiwalah difungsikan untuk menyediakan
dana sebagai pengganti pembayaran utang yang timbul sehingga bisnis
pemilik utang/usaha tetap berjalan. Dalam lembaga keuangan Syariah,
pembiayaan dengan menggunakan akad hiwalah didasarkan atas hukum
ta’awun (saling tolong menolong) untuk menciptakan kemaslahatan.
Hiwalah dikenal dengan istilah factoring atau anjak piutang yaitu
sebagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Dengan
demikian dalam prakteknya akad Hiwalah dalam perbankan syariah
terdiri dari tiga pihak, yaitu: Bank sebagai faktor (muhal ‘alaihi),
Nasabah selaku klien (muhil), Customer sebagai pihak yang memiliki
utang.
Implementasi Akad Hiwalah dalam produk-produk perbankan
syariah dapat berupa:
25Muhammad Syafi’i Antoni, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema
a. Factoring atau anjak piutang, yaitu nasabah yang memiliki piutang
kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank
lalu membayar piutang tersebut, kemudian bank menagihnya dari
pihak ketiga itu
b. Post-dated check, di mana bank bertindak sebagai juru tagih, tanpa
membayarkan dulu piutang tersebut.
c. Bill Discounting, secara prinsip bill discounting serupa
dengan Hiwalah. Hanya saja dalam bill discounting, nasabah harus
membayar fee, sedangkan permbahasan fee tidak didapati dalam
kontrak Hiwalah.26
ِجَﺮْﻋَْﻷا ْﻦَﻋ َناَﻮْﻛَذ ِﻦْﺑا ْﻦَﻋ ُنﺎَﻴْﻔُﺳﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ َﻒُﺳﻮُﻳ ُﻦْﺑ ُﺪﱠﻤَُﳏ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ
َلﺎَﻗ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ﱢِﱯﱠﻨﻟا ْﻦَﻌُﻬْـﻨَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا َﻲِﺿَر َةَﺮْـﻳَﺮُﻫ ِﰊَأ ْﻦَﻋ
ﱟﻲِﻠَﻣ ﻰَﻠَﻋ َﻊِﺒْﺗُأ ْﻦَﻣَو ٌﻢْﻠُﻇ ﱢِﲏَﻐْﻟا ُﻞْﻄَﻣ
ْﻊِﺒﱠﺘَﻴْﻠَـﻓ
Artinya :
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ibnu Dzakwan dari Al A’raj dari Abu Hurairah radliallohu ‘anhu dari Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menunda membayar hutang bagi orang kaya adalah kezhaliman dan apabila seorang dari kalian hutangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah ia ikuti”.
3. Ijma’
Para ulama telah menyepakati bahwa al-hiwalah boleh
dilakukan. Hal ini didasarkan pada akibat manuusia yang tidak bisa hidup
tanpa bantuan sesame saudaranya.28 Karena, tidak ada manusia satu pun
yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, saling tolong
menolong sangat dianjurkan dalam agama islam untuk mempererat tali
ukhuwah (persaudaraan).
C.Rukun, Syarat dan Pembagian Akad Hiwalah
1. Rukun dan syarat akad hiwalah
Transaksi hawalah dianggap sah apabila memenuhi rukun dan
syarat yang telah ditentukan, berikut ini beberapa rukun dan syarat agar
hiwalah dapat dilaksanakan dengan baik diantaraannya.29
a. Rukun hiwalah
28Sayyidsabiq,Fikih Sunnah 13 (Bandung : PT Al Ma’rif, Cet 1, 1987), h.42.
1) Para pihak yang melakukan akad al-hiwalah antara lain mual,
muhil, dan muhal’alaih. Syarat- syarat pihak yang melakukan akad
antara lain :
a) Cakap dalam melakukan hukum, baligh dan berakal. Dengan
demikian, al-hiwalah tidak sah bila dilaksanakan oleh anak
kecil/ orang gila.
b) Kerelaan masing-masing yang terlibat dalam akad al-hawalah
c) Persetujuan adanya pengalihan hutang dari pihak kedua yaitu
muhil kepada muhal’alaih untuk membayar utangnya kepada
muhal
2) Adanya utang muhil kepada muhal. Utang piutang tersebut telah
ada sebelum akad al-haawalah dilaksanakan.
3) Adanya utang muhal’alaih kepada muhil. Utang piutang ini juga
sudah terjadi sebelum akad al-hiwalah dilaksanakan. Jumlah utang
muhil kepada muhal dan utang muhal’alaih kepada muhil
jumlahnya tidak harus sama.
4) Sighat (ijab Kabul). Ijab Kabul ini harus dinyatakan secara tertulis.
b. Syarat-Syarat Hiwalah
Syarat hiwalah ini berkaitan dengan Muhil, Muhal, Muhal Alaih dan
Muhal Bih (hutang yang dipindahkan).
1) Syarat Muhil (Pemindah Hutang)
a) Berkemampuan untuk melakukan akad (kontrak). Hal ini
hanya dapat dimiliki jika ia berakal dan baligh. Hiwalah
tidak sah dilakukan oleh orang gila dan kanak-kanak karena
tidak mampu atau belum dapat dipandang sebagai orang
yang bertanggung secara hukum.
b) Kerelaan Muhil. Ini disebabkan karena hiwalah
mengandungi pengertian pelupusan hak milik sehingga
tidak sah jika ia dipaksakan. Ibn Kamal berkata dalam al
Idah bahawa syarat kerelaan pemindah hutang diperlukan
ketika berlaku tuntutan.30
Mayoritas ulama Hanafiah, Malikiah dan Syafi’iah
berpendapat bahwa kerelaan muhal (orang yang menerima
pindahan) adalah hal yang wajib dalam hiwalah karena
hutang yang dipindahkan adalah haknya, maka tidak dapat
dipindahkan dari tanggungan satu orang kepada yang
lainnya tanpa kerelaannya. Demikian ini karena
penyelesaian tanggungan itu berbeda-beda, bisa mudah,
sulit, cepat dan tertunda-tunda. Hanabilah berpendapat
bahwa jika muhal ‘alaih (orang yang berhutang kepada
muhil) itu mampu membayar tanpa menunda-nunda dan
tidak membangkang, muhal (orang yang menerima
pindahan) wajib menerima pemindahan itu dan tidak
30 Nizaruddin,”Hiwalah Dan Aplikasi Dalam Lembaga Keuangan Syariah”,
diisyaratkan adanya kerelaan darinya. Mereka mendasarkan
hal ini kepada hadist yang telah disebutkan di atas.
Alasan mayoritas ulama mengenai tidak adanya
kewajibanmuhal (orang yang menerima pindahan) untuk
menerima hiwalah adalah karena muhal ‘alaih kondisinya
berbeda-beda ada yang mudah membayar dan ada yang
menundanunda pembayaran. Dengan demikian, jika muhal
‘alaih mudah dan cepat membayar hutangnya, dapat
dikatakan bahwa muhal wajib menerima hiwalah. Namun
jika muhal ‘alaih termasuk orang yang sulit dan suka
menunda-nunda memayar hutangnya, semua ulama
berpendapat muhal tidak wajib menerima hiwalah.31
Persyaratan yang berkaitan dengan Muhil, ia disyaratkan
harus, pertama, berkemampuan untuk melakukan akad
(kontrak). Hal ini hanya dapat dimiliki jika ia berakal dan
baligh. Hawalah tidak sah dilakukan oleh orang gila dan
anak kecil karena tidak bisa atau belum dapat dipandang
sebagai orang yang bertanggung secara hukum. Kedua,
kerelaan Muhil. Ini disebabkan karena hawalah
mengandung pengertian kepemilikan sehingga tidak sah
jika ia dipaksakan. Di samping itu persyaratan ini
diwajibkan para fukoha terutama untuk meredam rasa
kekecewaan atau ketersinggungan yang mungkin dirasakan
oleh Muhil ketika diadakan akad hawalah.
2. Pembagian Akad hiwalah
Ditinjau dari segi obyek akad, mazhab hanafi membagi dua bentuk
hiwalah, yaitu:32
a. Hiwalah Haq ( pemindahan hak ), yaitu apabila yang dipindahkan
merupakan hak menurutt utang.
b. Hiwalah dain ( pemindahan utang ), yaitu jika dipindahkan itu
kewajiban untuk membayar utang.
Ditinjau dari sisi lain hiwalah dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Pemindahan sebagai ganti dari pembayaran utang pihak kedua,
yang disebut hiwalah muqayyadah (pemindahan bersyarat)
b. Pemindahan utang yang tidak ditegaskan sebagai ganti dari
pembayaran utang pihak pertama kepada pihak kedua yang disebut
hiwalah mutlaqah (pemindahan mutlak).
D. Tujuan, manfaat dan tata cara pelaksanaan akad Hiwalah
1. Tujuan dan manfaat
Tujuan hiwalah adalah untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank
mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk
mengantisipasi risiko kerugian yang akan timbul, bank perlu
32Mardani, Fiqih Ekonomi Syriah Fiqih Muamalah (Jakarta : Kencana Prenada Media
melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang berhutang dan
kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang dengan yang
berhutang. 33 Seperti yang diuraikan diatas akad hiwalah dapat
memberikan banyak sekali manfaat dan keuntungan, diantaranya:
a. Memungkinkan penyelesaian utang dan piutang dengan cepat
dan simultan
b. Tersedianya talangan dana untuk hibah bagi yang
membutuhkan
c. Dapat menjadi salah satu fee-based incomel sumber pendapatan
non pembiayaan bagi bank syariah.
d. Bagi pihak nasabah selaku klien dari bank akan mendapatkan
instancash sehingga dapat meningkatkan cash flow perusahaan.
2. Tata cara pelaksanaan
Hiwalah merupakan pengalihan hutang orang yang berhutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya, atau dalam istilah
bahasa arab adalah pemindahan beban hutang dari muhil ( orang yang
berhutang ) menjadi tanggungan muhal’alaih ( orang yang
berkewajiban membayar hutang).
Kontrak hiwalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada
hal-hal berikut ini:34
a. Factoring/anjak piutang, dimana nasabah yang memiliki piutang
kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank. Bank
lalu membayar piutang tersebut dan bank menagihnya dari pihak
ketiga tersebut,
b. Post-dated check, diman bank bertindak sebagai juru tagih tanpa
membayarkan dulu piutang tersebut,
c. Bill discounting, secara prinsip, billdiscounting serupa dengan
hiwalah,hanya saja, dalam billdiscounting, nasabah harus
membayar fee, sedangkan pembahasan fee tisak didapati dalam
kontrak hiwalah.
Keterangan:
a. Supplier menyuplai barang / memberikan hutang kepada nasabah.
Setelah jangka waktu penagihan, supplier menagih nasabah untuk
membayar hutang. Nasabah tidak sanggup membayar hutangnya,
kemudaian nasabah meminta bantuan kepada bank untuk membayarkan
hutangnya ke supplier. Atas persetujuan bersama antara supplier,
nasabah, dan bank. Bank mambayarkan hutangnnya nasabah ke supplier.
b. Supplier menagih hutangnya nasabah ke bank.
c. Bank membayarkan hutangnya nasabah ke supplier. (disinilah terjadi
akad hiwalah
d. Setelah membayarkan hutangnya nasabah ke supplier, bank menagih
hutang ke nasabah
E. Berahirnya akad hiwalah dan beban muhil setelah akad hiwalah.
1. Berahirnya akad hiwalah
Akad hiwalah akan berakhir oleh hal-hal berikut ini :35
a. Karena dibatalkan atau fasakh. Ini terjadi jika akad hiwalah belum
dilaksanakan sampai tahapan akhir lalu difasakh. Dalam keadaan
ini hak penagihan dari Muhal akan kembali lagi kepada Muhil.
b. Hilangnya hak Muhal Alaih karena meninggal dunia atau bangkrut
atau ia mengingkari adanya akad hiwalah sementara Muhal tidak
dapat menghadirkan bukti atau saksi.
c. Jika Muhal alaih telah melaksanakan kewajibannya kepada Muhal.
Ini berarti akad hiwalah benar-benar telah dipenuhi oleh semua
pihak.
d. Meninggalnya Muhal sementara Muhal alaih mewarisi harta
hiwalah karena pewarisan merupakah salah satu sebab
kepemilikan. Jika akad ini hiwalah muqoyyadah, maka berakhirlah
sudah akad hiwalah itu menurut madzhab Hanafi.
e. Jika Muhal menghibahkan atau menyedekahkan harta hiwalah
kepada Muhal Alaih dan ia menerima hibah tersebut.
f. Jika Muhal menghapusbukukan kewajiban membayar hutang
kepada Muhal Alaih.
35Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Perbankan Syari’ah, ( Jakarta : Zikrul Hakim),h .
2. Beban Muhil Setelah Akad Hiwalah
Apabila hiwalah berjalan sah, dengan sendirinya tanggung
jawab muhil gugur. Andaikata muhal ‘alaih mengalami kebangkrutan
atau membantah hiwalah atau meninggal dunia, maka muhal tidak boleh
kemali lagi kepada muhil, hal ini adalah pendapat ulama jumhur.36
Menurut madzhab Maliki, bila muhil telah menipu muhal,
ternyata muhal ‘alaih orang fakir yang tidak memiliki sesuatu apapun
untuk membayar, maka muhal boleh kembali lagi kepada muhil.
Menurut imam Malik, orang yang menghiwalahkan hutang kepada orang
lain, kemudian muhal ‘alaih mengalami kebangkrutan atau meninggal
dunia dan ia belum membayar kewajiban, maka muhal tidak boleh
kembali kepada muhil.37
Abu Hanifah, Syarih dan Ustman berpendapat bahwa dalam
keadaan muhal ‘alaih mengalami kebangkrutan atau meninggal dunia,
maka orang yang menghutangkan (muhal) kembali lagi kepada muhil
untuk menagihnya.
a. Syarat Muhal (Pemiutang Asal)
Ia terdiri dari tiga syarat :
1) Ia harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan kontrak.
Ini sama dengan syarat yang harus dipenuhi oleh Muhil.
36 Sayyidsabiq, Fikih Sunnah 13, h. 42.
2) Kerelaan dari Muhal karena tidak sah jika hal itu
dipaksakan.
3) Penerimaan penawaran hendaklah berlaku dalam majlis
aqad. Ini adalah syarat beraqad.38
Mayoritas ulama Malikiah, Syafi’iah dan Hanabilah
berpendapat bahwa tidak ada syarat kerelaan muhal ‘alaih, ini
berdasarkan hadist yang artinya: jika salah seorang diantara kamu
sekalian dipindahkan hutangnya kepada orang kaya, ikutilah
(terimalah). (HR.Bukhari dan Muslim). Di samping itu, hak ada
pada muhil dan ia boleh menerimanya sendiri atau mewakilkan
kepada orang lain. Hanafiah berpendapat bahwa diisyaratkan
adanya kerelaan muhal ‘alaih karena setiap orang mempunyai
sikap yang berbeda dalam menyelesaikan urusan hutang
piutangnya, maka ia tidak wajib dengan sesuatu yang bukan
menjadi kewajibannya. Pendapat yang rajih (valid) adalah tidak
disyaratkan adanya kerelaan muhal ‘alaih. Dan muhal ‘alaih akan
membayar hutangnya dengan jumlah yang sama kepada siapa saja
dari keduanya.
b. Syarat Muhal Alaih (Penerima Pindah Hutang)
1) Sama dengan syarat pertama bagi Muhil dan Muhal iaitu
berakal dan baligh.
2) Kerelaan. Kalau ada unsur-unsur paksaan dala penerimaan
pindah hutang, aqadnya tidak sah Ulama Maliki tidak
mensyaratkan kerelaan bagi penerima hiwalah.
3) Penerimaan hendaklah dibuat dalam majlis aqad. Menurut
Abu Hanifah da Muhammad, syarat ketiga ini adalah syarat
beraqad.39 Persyaratan yang berkaitan dengan Muhal Alaih.
Pertama, sama dengan syarat pertama bagi Muhil dan
Muhal yaitu berakal dan balig. Kedua, kerelaan dari hatinya
karena tidak boleh dipaksakan. Ketiga, ia menerima akad
hawalah dalam majlis atau di luar majlis.
c. Syarat Muhal Bih (Hutang).
Para ulama sekata bahawa hutang yang dipindahkan memenuhi dua
syarat:
1) Ia hendaklah hutang yang berlaku pada pemiutang da
pemindah hutang. Sekiranya ia bukan hutang, kedudukan
aqadnya menjadi perwakilan. Implikasinya, hiwalah dalam
bentuk baran yang ada tidak sah, karena ia tidak sabit dalam
tanggungan.
2) Hutang tersebut hendaklah berbentuk hutang lazim. Hutang
yang tidak lazim tidak sah dipindahkan, seperti bayaran
ganjaran yang mesti dibayar oleh hamba makatab (hamba
yang dibenarkan menebus diri dengan bayaran), karena
39Wahbah Zulaihi, Al-Fiqh Al Islamy Wa Addillatuh, Juz 5, Dar Al-Fikr, Damasku., h.
hutangnya tidak boleh dianggap sebagai hutang lazim.
Ringkasnya, setiap hutang yang tidk sah untuk tujuan
jaminan, ia tidak sah juga untuk dipindah-pindahkan.40
Persyaratan yang berkaitan dengan Muhal Bih. Pertama, ia
harus berupa hutang dan hutang itu merupakan tanggungan
dari Muhil kepada Muhal. Kedua, hutang tersebut harus
berbentuk hutang lazim artinya bahwa hutang tersebut
hanya bisa dihapuskan dengan pelunasan atau penghapusan.
F. Pembiayaan pendidikan dengan akad hiwalah
Factor biaya memegang peranan yang sangat penting dalam
pembangunan pendidikan. Melihat sangat pentingnya peranan biaya
pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di satu sisi,
sedangkan di sisi yang lain masih banyak orang yang belum mengenal dan
memahami kompleksitas biaya pendidikan.41 Melihat sangat pentingnya
peranan biaya pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di
satu sisi, sedangkan di sisi yang lain masih banyaknya orang yang belum
mengenal dan memahami kompleksitas biaya pendidikan.
Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung dan tidak langsung,
biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pelaksanaan pengajaran dan kegiatan-kegiatan belajar siswa berupa pembelian
alat-alat pembelajaran, sarana belajar, biaya trasportasi, gaji guru, baik yang
40Ibid, h. 148.
41 I Nyoman Natajaya,”Factor Biaya Sebagai Masukan Dalam Meningkatkan Mutu
dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun sendiri. Sedangan biaya tidak
langsung berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk biaya kesempatan
yang hilang yang dikorbankan oleh siswa selsma belajar. Anggaran biaya
pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi
anggran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap
tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur.
Sedangkan anggaran dasar pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan
setiap tahun untuk kepentingan sekolah.42
Masalah pendidikan adalah suatu gejala universal yang melanda
setiap Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Pada sisi lain
mutu pendidikan sebagai upaya dalam menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas meruoakan tuntutan yang harus seiring dengan laju
pembangunan bangsa. Disamping itu, kebijakan UUSPN No. 2 1989 tentang
penyelenggaraan pendidikan yang diatur melalui sistem pendidikan nasional,
yang secara nyata melibatkan berbagai kompnen pendidikan seperti :
penyediaan sarana dan pra-sarana baik fisik maupun non-fisik, samapi saat ini
juga masih merupakan masalah yang memerlukan cara pengaturan yang
efektif dan efesiensi agar pelaksanaan sistem pendidikan nasional dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang ditargetkan.43 Semua permasalahan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut, jika ditelaah secara mendalam akhirnya
akan mengarah pada satu bagian yang mndasar, yaitu penyediaan dana atau
42 www.fifianggrn/2015/tentang-biaya-pendidikan.
43Lantip Diat Prasojo,”Financial Resources Sebagai Factor Penentu Dalam
anggaran pendidikan yang umumnnya diperlukan dalam jumlah nominal yang
cukup besar.44
Mengacu pada konsep efektivitas dan efesiensi, tentunya secara
operasional pengalokasian biaya pendidikan memerlukan perhatian tersendiri
karena sektor pendidikan merupakan sector pelayanan public yang tidak
mudah disejajarkan dengan bentuk perusahaan pada kepentingan politik yang
menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Besarnya anggaran biaya pendidikan
dan makin berkembangnya tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap sector
pendidikan adalah konsekuensi politis dimana profesiobalisme pengelolaan
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah semakin diperlukan dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan, yang pada operasionalnya memiliki perbedaan
pengertian untuk setiap periode/tahap pembangunan.45
Biaya pendidikan di tentukan oleh berbagai faktor, anatara lain :
besar kecilnya sebuah institusi pendidikan, jumlah siswa, tingkat gaji guru
atau dosen yang disebabkan oleh bidang keahlian atau tingkat pendidikan,
ratio siswa perbandingan guru/ dosen, kualifikasi guru, tingkat pertumbuhan
penduduk (hhususnya dinegara berkembang), perubahan kebijakan dari
penggajian/ pendapatan. Sistem biaya pendidikan merupakan proses diaman
pendapatan dari sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan
mengoprasionalkan sekolah. Sitem biaya pendidikan sangat berfarisasi
44 Nanang Fattah,”pembiayaan pendidikan landasan teoridan studi empiris”,pendidikan dasar,Nomor 9 april 2008
45Nanang Fattah,”pembiayaan pendidikan landasan teoridan studi empiris”,pendidikan
tergantung dari kondisi masing-masing Negara seperti kondisi geografis,
tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan, hokum pendidikan, ekonomi
pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah.46
Menurut Levin (1987 ) pembiayaan sekolah adalah proses dimana
pendapatan dan sumberdaya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan
mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah geografis dan tingkat
pendidikan yang berbeda-beda. Pembiayaan sekolah ini berkaitan dengan
bidang politik pendidikan dan program pembiayaan pemerintah serta
administrasi sekolah. 47
Hiwalah disebut akad pemberian jasa talangan dalam waktu tertentu
melalui pembayaran ujroh / upah. Maksud “manfaat” adalah berguna, yaitu
talangan yang mempunyai banyak manfaat dan selama menggunakannya
sesuai keperluan misal untuk talangan untuk dana pendidikan anak sekolah,
biaya pernikahan, dan pembayaran hutang dan biaya perjalanan.
Pembiayaan pendidikan dengan akad hiwalah adalah suatu
permasalahan yang dalam pedidikan tersebut membutuhkan dana hiwalah atau
talangan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan agar
telaksananya sistem pendidikan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
ditargetkan. yang mana secara operasional pengalokasian biaya pendidikan
memerlukan perhatian tersendiri sehingga akad hiwalah yang ada untuk
46Ibid.,
keperluan pendidikan agar segera terpenuhi karena dana hiwalah/talangan
tersebut sangat bermanfaat bagi aktivitas pendidikan yang ada.48
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. BPRS Bank Aman Syariah Sekampung
1. Sejarah BerdirinyaPT. BPRS BankAman Syariah Sekampung
PT. BPRS Aman Syariah Lampung Timur didirikan
berdasarkan Rapat Calon Pemegang Saham pada tanggal 17 Maret 2012
oleh 17 orang calon pemegang saham PT BPRS Aman Syariah Lampung
Timur. Mendapatkan badan hukum PT berdasarkan Akta Pendirian PT
BPRS Aman Syariah Lampung Timur No. 15tanggal 11 Februari 2014
oleh Notaris Abadi Riyantini, Sarjana Hukum dan pengesahan Badan
Hukum PT dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor :
AHU-10.01982.PENDIRIAN-PT.2014 tanggal 13 Februari 2014 serta
Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor : S-2/PB.1/2014 tentang Pemberian
Izin Prinsip Pendirian PT. BPRS Aman Syariah pada tanggal 28 Januari
2014 dan Mulai beroperasi pada tanggal 30 Desember 2014 berdasarkan
Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-237/PB.131/2014 tentang
Pemberian Izin Usaha pada tanggal 30 Desember 2014. Dalam
operasioanalnya PT.BPRS Aman Syariah Lampung Timur dikelola oleh
Direksi dan jajaran karyawan, diawasi oleh Dewan Komisaris serta
Dewan Pengawas Syariah (DPS).49
PT. BPRS Bank Aman SyariahAman Syariah merupakan badan
usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan BPRS merupakan
49Wawancara Dengan Bapak Sugiyanto, Direktur Pada PT. BPRS Bank Aman Syariah 09
singakatan dari PT. BPRS Bank Aman Syariah Pembiayaan Rakyat
Syariah sedangkan Aman Syariah merupakan nama dari badan usaha
tersebut. PT. BPRS Aman Syariah merupakan badan usaha dalam bidang
perPT.BPRS Bank Aman Syariah syariah yaitu mengenai pembiayaan
dan simpanan dengan prinsip syariah.50
Pengungkapan kebijakan yang mencakup honor and salary/gaji
bagi komisaris, direksi dan dewan pengawas syariah termasuk bonusdan
fasilitas lainnya. Kebijakan yang mencakup Honorarium bagi Dewan
Komisaris, DPS, Gaji dan Tunjangan Direksi PT.BPRS Aman Syariah
Lampung Timur diatur oleh SK Dewan Komisaris yang diberi
kewenangan oleh RUPS sesuai UU No. 40 Tahun 2007.51
Perkembangan dan target pasar Untuk pembiayaan sektor riil,
sektor pasar dan sektor pegawai Negeri Sipil tetap dilakukan dengan
pelayanan sampai ke pintu. Pelayanan dengan sistem jemput bola atas
permintaan nasabah melalui telepon baik penyetoran maupun penarikan
tabungan sehingga nasabah dapat dilayani secara paripurna.
2. Visi dan MisiPT. BPRS Bank Aman Syariah Sekampung
a. Visi
Visi PT. BPRS Aman Syariah Lampung Timur yaitu
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di wilayah
Lampung dan sekitarnya.
b. Misi
Pemberian pelayanan jasa Perbankan bagi pengusaha kecil di
pedesaan yang mudah, aman, Islami dengan prinsip PT. BPRS
Bank Aman Syariah yang sehat dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
1) Membuka dan memperluas lapangan dan kesempatan kerja
bagi masyarakat.
2) Berpartisipasi dalam upaya memberantas para pelepas uang
(rentenir).
3) Terciptanya ukhuwah Islamiyah yang semakin berkualitas baik
antara nasabah dengan BPR Syariah sebagai pelaksana
amaliah, maupun di antara nasabah BPR Syariah.
4) Mendidik masyarakat untuk selalu memikirkan masa depan
dan tidak hanya menguntungkan kepada nasib, namun lebih
menekankan kepada usaha.
5) Mengupayakan terlaksananya syariah Islam dalam
bermuamalah khususnya di bidang transaksi perbankan.52
3. Struktur Organisasi PT. BPRS Aman Syariah Sekampung
STRUKTUR ORGANISASI PT. BPRS AMAN SYARIAH
SEKAMPUNG
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. BPRS Aman Syariah Sekampung Lampung Timur Tahun 2016.53
Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan kegiatan
dari setiap bagian sebagai berikut.54
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organisasi
perorangan terbatas yang memiliki kewenangan eksklusif yang tidak
diberikan kepada direksi dan dewan komisaris. Kewenangan RUPS
bentuk dan luasnya ditentukan dalam undang-undang oerorangan
terbatas dan anggaran dasar perorangan.
Perseroan merupakan bagian tertinggi dan memiliki hak
istimewa diantara bagian-bagian Perseroan lainnya.Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar
biasa. Dimana untuk RUPS tahunan dilaksanakan tiap tahun dengan
agenda perihal pertanggung jawaban Direksi dan Komisaris Perseroan
dalam menjalankan tugas dan fungsinya selama 1 tahun, Program
kerja untuk tahun ke depan, penunjukan akuntan publik, dll. RUPS
Tahunan tersebut harus dilaksanakan maksimal 6 bulan setelah tahun
buku berakhir, yaitu selambat-lambatnya pada akhir bulan Juni tahun
berkutnya.
b. Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas syariah adalah badan yang ada di lembaga
keuangan syariah dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DNS
di lembaga keuangan syariah tersebut.Dewan Pengawas Syariah
54Wawancara Dengan Bapak Sugiyanto, Direktur Pada PT. BPRS Bank Aman Syariah 09
diangkat dan diberhentikan di Lembaga Keuangan Syariah melalui
RUPS setelah mendapat rekomendasi DSN.
Dewan Pengawas Syariah bertugas melakukan penilaian dan
pengawasan atas produk yang akan ditawarkan dalam rangka
menghimpun dan menyalurkan dari dan untuk masyarakat, agar berjalan
sesuai dengan syariah Islam yang dituangkan dalam bentuk keputusan
atau fatwa.
c. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah sebuat dewan yang bertugas untuk
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur
Perorangan Terbatas (PT).
Dewan Komisaris bertugas dalam pengawasan intern PT.
BPRS Bank Aman Syariah dan memberikan arahan dalam pelaksanaan
tugas Direksi agar tetap mengikuti kebijakan perseroan dan ketentuan
yang berlaku.55
d. Dewan Direksi
Dewan Direksi adalah pimpinan perusahaan yang dipilih oleh
para pemegang saham untuk mewakili kepentingan mereka dalam
mengelola perusahaan.
Dewan Direksi terdiri dari Direktur Utama dan seorang atau
lebih sebagai Direktur, bertugas memimpin dan mengawasi kegiatan
PT. BPRS Bank Aman Syariah sehari-hari sesuai dengan kebijakan
umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam RUPS.
e. Internal Audit
Internal Audit Adalah merupakan kegiatan pemeriksaan dan
pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan
oleh pihak independen guna memberikan suatu pendapat.Pihak yang
melaksanakan auditing disebut dengan auditor.
Internal Audit merupakan unit Internal Audit yang bertugas
membantu Direktur dan Dewan Komisaris untuk melakukan
pengawasan atas kegiatan operasional Perseroan.Unit Audit Internal
memberikan pelayanan keyakinan dan konsultasi yang bersifat
indepeden dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan
memperbaiki kegiatan operasional Perseroan.
f. Account Officer
Account Officeradalah aparat manajemen/petugas bank yang
ditugaskan membantu direksi dalam menangani tugas-tugas khusnya
yang menyangkut bidang marketing dan pembiayaan.
Bagian Account Officer sebagai bagian yang memasarkan
produk PT. BPRS Bank Aman Syariah untuk mencari nasabah yang
terdiri dari:56
56Wawancara Dengan Bapak Alvin Novianto,Account Officer Pada PT.BPRS Bank
1) Financing
Financing atau yang sering disebut dengan pembiayaan
konsumen adalah suatu pinjaman atau kredit yang diberikan oleh
suatu perusahaan kepada debitur untuk pembelian barang atau jasa
yang akan langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk
tujuan produksi ataupun distribusi.
Bertugas memberikan pembiayaan kepada calon nasabah
yang melakukan pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang
ada pada PT. BPRS Bank Aman Syariah Lampung Timur.
2) Funding
Fundingadalah kegiatan menghimpun dana dari anggota atau
calon anggota yang berbentuk simpanan atau penyertaan modal guna
penguatan modal kedalam.
Bertugas sebagai pemasar produk penghimpun dana dan
investasi dana guna meningkatkan pendapatan PT. BPRS Bank Aman
Syariah, meningkatkan hubungan bisnis antar PT. BPRS Bank Aman
Syariah dengan nasabah sesuai dengan target yang ditetapkan,
memutahirkan dokumen dan nasabah pendanaan sesuai pengelolahan,
serta memprioritaskan untuk memberikan pelayanan khusus dalam
setiap interaksi dengan nasabah.57
g. Teller
Telleradalah petugas bank yang bertanggung jawab untuk
menerima simpanan, mencairkan cek, dan memberikan jasa pelayanan
perbankan lain kepada masyarakat.
Bagian Teller bertugas atas pelaksaan penerima setoran dan
pembayaran tunai atau pemindahbukuan nasabah, mengambil atau
menyetor dari atau ke Bank Indonesia atau ke tempat lain sesuai
penugasan dan mengamankan serta menyimpan uang tunai, surat-surat
berharga, dan membuat laporan sesuai dengan bilangannya.58
h. Customer service
Customer serviceadalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk
memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang
kepada klien dalam menyelesaikan masalah dengan memuaskan,
pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan atau masalah
yang sedang dihadapi.
Bagian Customer service bertugas memberikan penjelasan
kepada nasabah tentang produk, syarat dan tata caranya yang terdapat
pada PT. BPRS Bank Aman Syariah, melayani pembukaan rekening
giro dan tabungan, melayani permintaan nasabah untuk melakukan
pemblokiran atau penutupan rekening, cek atau bilyet giro dan melayani
keluhan nasabah serta memberikan solusi atas masalah yang berkaitan
dengan PT. BPRS Bank Aman Syariah.
58Wawancara Dengan Bapak Alvin Novianto,Account Officer Pada PT.BPRS Bank
i. Legal officer
Legal Officermempunyai peranan yang sangat penting dalam
sebuat perusahaan Legal Officerbertugas mengurus semua dokumen,
pirizinan, serta permasalhan hokum yang terjadi dalam perusahaan.
Tanpa dokumen perizinan, perusahaan tidak mungkin akan beroperasi.
Begitu pula jika terjadi permasalahan hokum, operasional perusahaan
tentu akan sangat terganggu.
Legal Officer bertugas mengatur, mengawasi dan
melaksanakan kegiatan administrasi, dan dokumentasi pemberian
pembiayaan serta melakukan kegiatan untuk mengamankan posisi PT.
BPRS Bank Aman Syariah dalam memberikan pembiayaan sesuai
dengan hukum yang berlaku.59
Aktivitas utama PT. BPRSAman Syariah Lampung Timur terdiri dari:
a. Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana pihak yang telah dilakukan PT. BPRS
Bank Aman Syariah LampungTimur adalah60 :
1) Memamasarkan produk
Dana pihak ketiga berupa Tabungan Khusus Wadiah(TAKWA),
Tabungan talangan Haji, Tabungan Mudharabah dan Deposito
Mudharabah.
2) Segmen Pasar
59Ibid.,
a) Mendatangi perusahaan-perusahaan umum/swasta di lingkungan
kantor untuk menawarkan produk tabungan dan deposito.
b) Pendekatan persuasif dengan anggota keluarga terdekat baik
untuk karyawan, direksi maupun pengurus dalam penghimpunan
dana.
c) Meingkatkan standard saldo minimum tabungan beku untuk
nasabah pembiayaan.
3) Kualitas Pelayanan
Pelayanan yang dilakukan PT. BPRS BankAman Syariah Lampung
Timur dalam penghimpunan dana pihak ketiga yaitu dengan sistem
jemput bola, terutama nasabah pembiayaan dan nasabah Tabungan
Wadiah Ummat sehingga mereka merasakan layanan yang baik
dari PT. BPRS Bank Aman Syariah dan risiko kemacetan dalam
pembayaran dapat dihindarkan.
4) Kemitraan dengan Bank Umum Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia.
b. Penyaluran Dana
Penyaluran dana yang dilakukan per 31 Desember 2015 adalah
upaya-upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :61
1) Melakukan seleksi awal yaitu seleksi berkas pengajuan yang masuk
dengan melengkapi persyaratan yang belum sesuai.