1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun yang
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa air. Selain itu air juga dipergunakan
untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada disekitar
rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam
kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain (Chandra, 2007).
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit. Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas dan
kuantitasnya di suatu daerah, maka penyebaran penyakit ini dapat ditekan
seminimal mungkin ( Sutrisno, 2004).
Pengelolaan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan dengan tingkat mutu yang di inginkan. Salah satu langkah
pengelolaan yang dilakukan adalah adanya pemantauan dan interpretasi data
kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, biologi. Namun, sebelum melangkah
pada tahap pengelolaan, diperlukan pemahaman yang baik tentang terminologi,
karakteristik, interkoneksi parameter-parameter kualitas air ( Effendi, 2003 ).
Mengingat air banyak digunakan manusia untuk tujuan bermacam-macam
sehingga dengan mudah dapat tercemar. Pencemaran air merupakan masalah
2
terhadap lingkungan terutama terhadap air. Salah satu unsur pencemar air adalah
adanya Nitrogen yang berasal dari penggunaan pupuk nitrogen dalam bidang
pertanian serta 78% dari atmosfer yang apabila hujan maka akan terbentuk
ammonia dan ammonium yang terbawa air hujan ke permukaan tanah ( Darmono,
2001).
Ammonia merupakan ion yang terdapat di perairan dalam jumlah sedikit
(Minor Ion ) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air ( Effendi, 2003).
Ammonia dalam air akan diubah menjadi nitrat dan nitrit. Jika kandungan
dari Ammonia ini baik nitrat ataupun nitrit melebihi ambang batas maka akan
berbahaya untuk diminum dan juga dapat mengakibatkan wajah membiru bahkan
kematian ( Kristanto, 2004).
Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk membuat tugas akhir
dengan judul Penentuan Kadar Ammonia Pada Air Baku Dan Air Reservoir
WTP Mini Kelambir V Di PDAM Tirtanadi Secara Spektrofotometri
sehingga dapat mengetahui kadar Ammonia pada air Baku dan air reservoir WTP
Mini Kelambir V yang sesuai denganPeraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.82 Tgl 14 Desember 2001 tentang Air Baku Mutu Kelas I dan Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang syarat kualitas air
minum.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah kadar ammonia pada air baku dan air reservoir WTP Mini Kelambir V
telah memenuhi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tgl 14
Desember 2001 tentang Air Baku Mutu Kelas I dan Permenkes No.
3
492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang syarat kualitas air
minum.
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui kadar ammonia pada air baku dan air reservoir WTP Mini
Kelambir V dengan standar mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.82 Tgl 14 Desember 2001 tentang Air Baku Mutu Kelas I dan
Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang syarat
kualitas air minum.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang hasil penentuan
kadar ammonia pada air baku dan air reservoir WTP Mini Kelambir V
2. Untuk mengetahui kadar ammonia dalam air baku dan air reservoir WTP
Mini Kelambir V telah memenuhi standart kualitas air berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tgl 14 Desember 2001
tentang Air Baku Mutu Kelas I dan Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang syarat kualitas air
minum.
1.5. Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis memperoleh data yang dibutuhkan
mengenai penentuan kadar ammonia pada air baku dan air reservoir WTP Mini
Kelambir V secara spektrofotometri di PDAM Tirtanadi Sumatera Utara.