• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Norma dan Nilai Dalam Memelihara S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Norma dan Nilai Dalam Memelihara S"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Norma dan Nilai Dalam Memelihara

Sistem Sosial Masyarakat Sampah di

Indonesia

(2)

Abstrak

Masyarakat sampah menjadi salah satu fenomena yang tidak lepas dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, banyak orang memandang rendah mereka yang berkecimpung dalam dunia sampah. Sistem sosial yang sudah terbangun dalam komoditi masyarakat sampah sangat terintegrasi dengan baik, salah satu pemelihara sistem sosial adalah norma dan nilai yang di internalisasikan sejak seseorang hidup dalam keluarga. Tindakan kolektif sekelompok masyarakat tidak lepas norma dan nilai yang di bawa setiap aktor dalam masyarakat. Sejauh mana nilai dan norma itu dapat mempertahankan bahkan memperkuat suatu pola tindakan sosial? Seberapa penting keberadaan nilai dan norma tersebut dalam memelihara sistem sosial ?. Teori yang digunakan dalam melihat pola tindakan dalam sistem sosial masyarakat sampah adalah teori AGIL dalam fungsionalisme struktural Talcot Parsons, metode yang digunakan melalui pengambilan data sekunder dari berbagai sumber yaitu koran, internet, dan buku.

Hasil penelitian menunjukkan nilai dan norma dalam masyarakat sampah yaitu pemulung, pengepul, dan tengkulak memperkuat sistem sosial yang ada tetap dalam keteraturan. Tanpa adanya nilai dan norma dalam pengintegrasian sebuah sistem masyarakat sistem itu akan mengalami goncangan yang mengancam keteraturan yang sudah ada sejak lama.

(3)

Pendahuluan

Perekonomi merupakan salah satu subsistem yang mengerakkan individu untuk bertindak, dalam memenuhi tuntutan tersebut setiap orang melakukan berbagai macam cara dalam pemenuhannya walaupun cara-cara yang dilakukan salah sekalipun itu disahkan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Banyak faktor yang mempengaruhi tindakan-tindakan negatif dalam bekerjaSalah satu kondisi yang memprihatinkan dari Negara Indonesia adalah tingginya tingkat kepadatan penduduk tetapi tidak diimbangi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi kota, tingginya pertumbuhan penduduk di kota disebabkan oleh adanya migrasi penduduk desa ke kota yang disebut urbanisasi, urbanisasi di negara yang sedang berkembang dapat meningkatkkan jumlah penduduk kota menjadi sangat besar, namun kualitas yang dimiliki sangat rendah (Wurdjinem 2001). Jadi tingkat kepadatan penduduk memaksa mereka untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan, dengan adanya persaingan itu banyak orang-orang yang kalah bersaing akhirnya memutuskan untuk mencari alternatif pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian dalam bidang intelektual dan skill yang memadai. Alternatif pekerjaan tersebut adalah menjadi pemulung, pemulung merupakan salah contoh kegiatan sektor informal, pemulung melakukan pengumpulan barang bekas karena adanya permintaan dari industri-industri pendaur ulang bahan-bahan bekas (gunawan 2012).

Pemulung adalah pekerjaan yang sangat membantu masyarakat terutama para ibu rumah tangga dalam pengolalan dan daur ulang sampah yang banyak dihasilkan oleh produksi rumah tangga. Namun keberadaan pemulung banyak sekali meresahkan para ibu karena banyak tindakan yang dilakukan pemulung yang akhirnya merugikan masyarakat seperti banyaknya barang-barang rumah tangga yang hilang, sampah yang tidak dibutuhkan oleh pemulung di biarkan berserakan tanpa dikembalikan lagi, dan pola pikir yang stagnasi tidak mau berkembang kecenderungan kehidupan hanya tentang pengejaran akan uang. Bisa dilihat pemulung tidak dapat berdiri sendiri perlu adanya pengepul yang membeli hasil dari memulung sampah-sampah tersebut dan pengepul sendiri perlu adanya pemasaran untuk produksi hasil sampah-sampah melalui tengkulak dan tengkulak menjadi sarana untuk menjual hasil pengolahan tersebut.

(4)

Tujuan

(5)

Teori dan metode

I. Teori

Menggunakan teori Talcot Parsons fungsionalisme stuktural dalam analisis teori AGIL. Parson yakin ada empat fungsi penting diperlukan semua sistem untuk mempertahan sistem tersebut yaitu adaptation (A)-adaptasi : sebuah sistem harus menanggulangi situasi ekternal yang gawat, jadi sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhannya. Goal attainment (G)- pencapaian tujuan : sebuah sistem harus mendefiniskan dan mencapai tujuan utamanya. Integration (I)- integrasi : sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Latency (L)- latensi pemeliharaan pola : sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

Dalam sebuah sistem sosial struktur keteraturan masyarakat menjadi hal yang utama, namun dalam kenyataan masyarakat banyak terjadi dinamika-dinamika masyarakat maka parsons mengasumsikan fungsionalisme structural :

1. Sistem memiliki porperti keteraturan dan bagian-bagian yang saling tergantung.

2. Sistem cenderung bergerak ke arah mempertahankan sistem keteraturan diri atau keseimbangan.

3. Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang teratur. 4. Sifat dasar dari bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk

bagian-bagian lain.

5. Sistem memelihara batas dengan lingkungannya.

6. Alokasi dan integrasi merupakan dua proses fundamental yang diperlukan untuk memelihara sistem.

7. Sistem cenderung menuju kearah pemeliharaan keseimbangan diri.

Jadi sistem hanya bentuk kaku dari bentuk interaksi sosial yang ada didalam masyarakat.

II. Metode

(6)

Hasil dan pembahasan

Pemulung adalah bentuk aktivitas dalam mengumpulkan bahan-bahan bekas dari berbagai lokasi pembuangan sampah yang masih bisa dimanfaatkan untuk mengawali proses penyalurannya ke tempat-tempat produksi (daur ulang). Aktivitas tersebut terbagi ke dalam tiga klasifikasi diantaranya, agen, pengepul, dan pemulung dimana mereka mendapatkan keuntungan dalam hasil penjualan dan pembelian sampah-sampah rumah tangga (Wurdjinem, 2001). Dalam konsep sistem masyarakat sampah terbentuk berawal dari interaksi tingkat mikro antara ego dan aler-ego yang didefinisikan membentuk sistem sosial yang paling mendasar, peran yang dimiliki setiap subsistem sangat dibutuhkan dalam membetuk satu keutuhan sistem.

Masyarakat pada umumnya mempunyai padangan negatif terhadap masyarakat sampah dalam penelitian yang dilakukan Indra Taufik dalam melihat persepsi masyarakat terhadap pemulung bisa ditarik kesimpulan bahwa pandangan negatif itu muncul dikarenakan Jika dilihat tempat pemulung bekerja sangat tidak memenuhi standar kesehatan dan lingkungan terkesan kumuh, Dimana menurut mereka pekerjaan pemulung itu kurang baik karena kesehariannya yang berbaur dengan sampah dan bau busuk yang dapat berdampak pada kesehatan, apalgi disaat turun hujan bau yang ditimbulkan cukup menyengat sehingga dapat mengganggu pernapasan.

Namun walaupun padangan masyarakat kebanyakan negatif pekerjaan menjadi pemulung, pengepul, maupun tengkulak tetaplah dilakoni oleh banyak orang. Padahal resiko kesehatan sangatlah besar dalam penelitian yang dilakukan Abdul Gohfur kajian mengenai taktik-taktik Jatinegara di tengah kemiskinan kota dia mengtakan beberapa alasan kenapa banyak orang memilih bekerja sebagai pemulung, tengkulak, dan pengepul yaitu Meningkatnya pasar barang bekas, Konsumsi masyarakat perkotaan yang tinggi, Modal kecil dan resiko kecil.

Gambar 1

tengkulak

pengepul

(7)

Dalam proses interaksi yang terjadi dalam struktur sosial tersebut menunjukkan adanya peran masing-masing aktor dalam sebuah sistem sosial, dalam fungsionalisme stuktural fungsi atau peran yang ada dimiliki merupakan sebuah tugas sosial yang harus dilaksanakan sesuai dengan peran yang ada.seperti pada gambar 1 Pemulung mempunyai peran dalam pengambilan barang-barang bekas dari rumah tangga, hasil libah, pasar, dll untukdibawa ke pengepul sehingga pemulung mendapatkan hasil dari pekerjaannya dan ditangan pengepul sampah-sampah dipisahkan ataupun diolah menjadi barang jadi atau barang mentah yang siap dijual ketengkulak untuk dipasarkan atau diproduksi lebih baik lagi tentu saja keuntungan pengepul lebih banyak dari pada hasil yang didapat oleh pemulung dan keuntungan tengkulak tentu saja semakin besar lagi.

Talcot Parsons teori fungsionalisme struktural dalam analisis AGIL (adapatation, goal attainment, integration, dan lantency) dapat dilihat bagaimana hubungan antara satu subsistem dengan subsistem yang lain memiliki keterkaitan yang kuat dalam satu sistem yang besar. Stuktrur sosial memantapkan kemiskinan Tekanan-tekanan struktural seperti tekanan politik dan ekonomi mengakibatkan sejumlah orang dalam populasi terdorong ke posisi yang tidak menguntungkan. Sebagai bagian dari struktur, mereka tidak atau kurang mampu menghadapi struktur yang demikian kuat sehingga secara relatif mereka tetap lemah dalam posisi itu. (Valentine, 1968) jadi ekonomi merupakan tuntutan besar dari kehidupan aktor sehingga sistem sosial harus mampu beradaptasi dengan tuntutan tersebut dan sistem harus mampu memenuhi kebutuhan sehingga pemulung, pengepul dan tengkulak memiliki satu ketergantungan untuk saling memenuhi tuntutan ekonomi tersebut sehingga berbagai cara dilakukan untuk menjaga sistem itu tidak mengalami kerusakan. (adaptation)

Sistem pemerintahan mempunyai peran melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan mengejar tujuan-tujuan kemasyarakatan dan memobilisasi aktor dan sumber daya untuk mencapai tujuan. Sehingga sistem pemerintahan sendiri memiliki suatu perlindungan kesehatan sehingga tujuan kesejahteraan masyarakat tercapai (goal attainment)

Sistem feduciary (sekolah, keluarga) menangani fungsi pemeliharan pola (latency). Dengan cara menyebarkan kultur kepada aktor sehingga aktor menginternalisasikan kultur tersebut sehingga pola yang ada tidak mengalami dinamika yang menghancurkan sistem yang ada.

Komunitas kemasyarakatan memiliki fungsi integrasi yang mengkoordinasikan berbagai komponen masyarakat (parsons dan platt 1923). Sehingga adanya koordinasi dari pemulung, pengepul, dan tengkulak dalam hal penjualan dan pembelian yang sudah disepakati bersama. Sehingga dari aktor tersebut tidak bisa berjalan diluar kesepakatan yang sudah disetujui sebelumnya.

L I

A G Gambar 2

(8)

gilirannya akan menghasilkan satu struktur kepribadian dasar yang pola orientasinya akan sulit diubah lagi sepanjang umurnya (Parsons dalam Wiroutomo, 1994: 11). Jadi nilai dan norma yang di internalisasikan akan sulit untuk diubah sehingga teori fungsionalisme struktural dinyatakan berhasil. Sehingga setelah menginternalisasi nilai yang diperoleh dari sosialisasi keluarga, ada agen-agen lain yang juga melakukan sosialisasi, yaitu dunia objektif masyarakat. Implikasinya, seorang individu atas inisiatifnya sendiri akan mampu mengambil peran tertentu, tidak sekadar menjalankan peran yang disediakan, bahkan dengan dialektika semacam ini, seorang individu mampu menciptakan perannya sendiri (Berger dan Luckmann (1990)). jadi internalisasi nilai membuat aktor mampu menempati posisinya dalam sistem sosial masyarakat sampah.

(9)

Kesimpulan

Masyarakat memang mempunyai pandangan yang negarif pada masyarakat sampah namun tidak menjadi satu penghalang sekelompok masyarakat untuk menggeluti dunia persampahan karena tuntutan ekonomi yang menuntut aktor untuk memenuhi kebutuhan tersebut di tambah tingkat pendidikan aktor yang rendah sehingga tergeser saar bersaing dengan mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan menjadi masyarakat pengelola sampah tidak diperlukan tingkat kemampuan yang tinggi.

(10)

Daftar pustaka

Wurdjinem (2001) Interaksi Sosial dan Strategi Survival Para Pekerja Sektor Informal. Jurnal Penelitian UNIB Vol VII, No. 3, Desember. Bengkulu.

Ritzher, Goerge dan Barry Smart (2012). Handbook Teori Sosial. Bandung : Diadit Media Gohfur, Abdul (2009) Kajian mengenai Taktik-Taktik Pemulung Jatinegara di Tengah

Kemiskinan Kota. Lembaga penelitian Smeru reasech institut.

Taufik, Indra (2013) Persepsi Masyarakat Terhadap Pemulung di Pemukiman TPA Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu. e-Jurnal Sosiologi Kosentrasi. Volume 1, Nomer 4, 2013 : 85-95.

(11)
(12)

Matrik data

No Item dekripsi sumber analisis 1. Pemulung Pemulung adalah bentuk aktivitas

dalam mengumpulkan bahan-bahan bekas dari berbagai lokasi pembuangan sampah yang masih bisa dimanfaatkan untuk mengawali proses penyalurannya ke tempat-tempat produksi (daur ulang). Aktivitas tersebut terbagi ke dalam tiga klasifikasi diantaranya, agen, pengepul, dan pemulung . kesehatan dan lingkungan terkesan

kumuh, Dimana menurut mereka

pekerjaan pemulung itu kurang baik karena kesehariannya yang berbaur dengan sampah dan bau busuk yang dapat berdampak pada kesehatan, apalgi disaat turun hujan bau yang ditimbulkan cukup menyengat sehingga dapat mengganggu pernapasan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMULUNG DI

3. Tingkat pendidikanpemulung Pandangan masyarakat terhadap pendidikan pemulung masyarakat melihat bahwa pemulung atau lebih tepatnya keluarga pemulung sebenarnya memiliki kemampuan dan visi pendidikan yang relatif cukup baik

(13)

namun di lapangan ternyata tingkat lulus SD, kondisi ini disebabkan karena mereka sejak duduk dibangku SD telah mengikuti peran dari orang tuanya

4. struktur sosial memantapkan kemiskinan.

Tekanan-tekanan struktural seperti tekanan politik dan ekonomi

(Valentine, 1968) Struktur sosial mempunyai peran sesorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan memunculkan kemungkinan seseornag memilih menjadi pemulung.

5. Struktur-fungsionalis

memandang bahwa fungsi adalah tugas

sosial, suatu kegiatan yang harus dilaksanakan dengan tingkat ketepatan tertentu

(14)

bagaikan robot yang

menghadapi tekanan struktural 6. alasan manusia gerobak lebih

memilih memulung daripada bekerja di sektor informal lain.

a) Meningkatnya pasar barang bekas sebagai masyarakat sampah yang sering di pandang negatif.

Parsons (dalam Wiroutomo,

1994: 11) Melalui contoh manusia grobakyang juga bergelut dalam dunia sampah mempunyai sistem kuat yang dibangun tanpa disadari oleh aktor-aktor didalamnya.

setelah menginternalisasi nilai yang diperoleh dari

sosialisasi keluarga, ada agen-agen lain yang juga melakukan sosialisasi, yaitu dunia objektif

masyarakat. Implikasinya, seorang individu atas inisiatifnya sendiri akan mampu mengambil peran

tertentu, tidak sekadar menjalankan peran yang disediakan, bahkan dengan dialektika semacam

ini, seorang individu mampu menciptakan perannya sendiri

Referensi

Dokumen terkait

 Mengerjakan soal dengan baik yang berkaitan dengan cara menghitung turunan fungsi dengan menggunakan definisi turunan, menggunakan teorema-teorema umum turunan

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,

Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendap

Namun demikian, semakin ramai pengeluar produk membungkus produk mereka dengan cara yang berlebihan ini adalah untuk menghasilkan satu pembungkusan yang lebih balk dan

Persyaratan petugas yang boleh memberikan atau menyuntikkan obat psikotropik kepada pasien dalam rangka kegawatdaruratan adalah dokter umum atau dokter gigi yang

Pengaruh suplementasi kholin khlorida dalam ransum terhadap bobot badan akhir, persentase organ dalam, usus halus, lemak abdominal, dan lemak hati pada ayam

Sedangkan untuk pengangkutan secara langsung dari tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau dari tempat pengumpulan

Kesalahan pengobatan dapat terjadi pada masing-masing proses dari peresepan, mulai dari penulisan resep, pembacaan resep oleh apoteker, penyerahan obat sampai