• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA TAHUN ANGGARAN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA TAHUN ANGGARAN 2011"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS

PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA

TAHUN ANGGARAN 2011

J

JJaaayyyaaapppuuurrraaa,,, 333111 DDDeeessseeemmmbbbeeerrr 222000111111

PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA JL. SAM RATULANGI NO. 17 JAYAPURA Email : dilmiljayapura@ yahoo.co.id

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun laporan pelaksanaan tugas Pengadilan Militer III-19 Jayapura Tahun anggaran 2011.

Laporan Tahunan adalah merupakan salah satu bentuk tanggung jawab semua Badan peradilan dari empat lingkungan pengadilan di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia . Seiring dengan berbagai kritikan dan masukan publik atas kinerja lembaga peradilan, Dilmil III-19 Jayapura berupaya untuk menjawabnya dengan kerja nyata yang ditampilkan dalam Laporan Tahunan kali ini. Pengadilan Militer III-19 Jayapura dan telah berusaha untuk melakukan berbagai peningkatan kinerja dalam penyusunan Laporan Tahunan setiap tahunnya, baik dari segi kelengkapan muatan, keakuratan data maupun tata letak yang lebih menarik.

Laporan tahunan kali ini juga berusaha menyajikan berbagai informasi baru yang belum ditampilkan sebelumnya, seperti informasi mengenai perkara dan keuangan. Selain itu berbagai data melalui Webside termasuk perkara yang sudah diputus juga ditampilkan untuk menunjukkan kemajuan infrastruktur dan sistem yang dibangun serta dikembangkan oleh warga pengadilan. Bukanlah pekerjaan yang mudah untuk mempersiapkan infrastruktur yang memadai dengan keterbatasan Sumber Daya Manusia yang cakap, handal, dan berintegritas dalam lingkungan lembaga Pengadilan Militer III-19 Jayapura. Sebagai gambaran, saat ini Pengadilan Militer III-19 Jayapura yang berada diwilayah bagian timur Indonesia yang meliputi pengelolaan organisasi, administrasi, keuangan, dan sumber daya manusia baik dibidang pengawasan maupun pembinaan tehnis dan non tehis terhadap para Hakim,panitera dan Staf keuangan.

(3)

informasi yang berguna akan gambaran dan kinerja warga pengadilan .

Jayapura , Desember 2011 Pgs. Kepala Pengadilan Militer III-19

Adil Karo Karo, SH

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Cover...

Kata Pengantar...

Daftar Isi...

Bab I. Pendahuluan...

A. Kebijakan Umum Peradilan...

B. Visi Dan Misi ...

C. Rencana Dan Strategis ...

Bab II. Struktur Organisasi ...

A. Penyusunan Alur Tupoksi ...

B. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) ...

Bab III. Keadaan Perkara ...

Bab IV. Pengawasan ...

A. Pengawasan Internal ...

B. Pengawasan Eksternal ...

Bab V. Pembinaan Dan Pengelolaan ...

A. Sumber Daya Manusia ...

1. Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial ...

2. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial ...

3. Promosi Dan Mutasi ...

4. Pengisian Jabatan Struktural ...

B. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana ...

1. Sarana dan Prasarana Gedung ...

2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung ...

C. Pengelolaan Keuangan ...

D. Pengelolaan Administrasi ...

1. Administrasi Perkara ...

(5)

Bab VI. Kesimpulan Dan Rekomendasi ...

A. Kesimpulan ...

B. Rekomendasi ...

Daftar Lampiran ...

A. Lampiran Struktur Organisasi ...

B. Lampiran Grafik Perkara Wilayah ...

C. Lampiran SOP ...

D. Lampiran Rekapitulasi Perkara (Matrik) ...

E. Lampiran Barang-Barang Inventaris ...

F. Lampiran Rekapitulasi Belanja Modal, Pegawai LRA 2011 ...

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Kebijakan Umum Peradilan

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945).

Pengadilan dalam lingkngan Peradilan Militer adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman yang meliputi Pengadilan militer, pengadilan militer Tinggi, Pengadilan Militer Utama, dan Pengadilan Militer Pertempuran.

Peradilan Militer merupakan salah satu pelaksana Badan peradilan bagi rakyat dan/atau prajurit TNI pencari keadilan dan menyelesaikan perkara pidana bagi prajurit TNI berpangkat prajurit dua sampai dengan prajurit yang berpangkat Kapten. Sesuai bunyi pasal 2 ayat (1) Keputusan Presiden No. 56 Tahun 2004, bahwa organisasi, administrasi, dan finansial pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer dialihkan dari Mabes TNI ke Mahkamah Agung terhitung sejak tanggal 30 Juni 2004, pembinaan lembaga peradilan diantaranya Pengadilan Mliter Tinggi III Surabaya, baik pembinaan secara teknis yustisial yang menyangkut keperkaraan, maupun pembinaan teknis non yustisial yang menyangkut organisasi, administrasi dan keuangan beralih ke Mahkamah Agung.

Berdasarkan Pasal 13 UU No. 4 tahun 2004 dinyatakan bahwa “ Organisasi, administrasi dan financial Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya berada di bawah kekuasaaan Mahkamah Agung”. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut lahirlah apa yang disebut dengan Peradilan Satu Atap ( One roof sistim).

(7)

2004 tentang penggunaan dan perawatan Aset dan Barang Inventaris Mabes TNI oleh Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/005/SK/I/2007 tanggal 11 Januari 2007 tentang Pengurusan Administrasi Personel bagi Prajurit TNI yang bertugas di Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Militer T.m.t 1 September 2004 Organisasi, Administrasi,dan Finansial Peradilan Militer yang tadinya berada dibawah Mabes TNI beralih ke MARI.

Sejalan dengan program One Roof Sistem (peradilan satu atap) maka segala bentuk kegiatan dan laporan yang dilakukan seluruh peradilan harus dilaporkan ke Mahkah Agung RI tanpa terkecuali termasuk Peradilan Militer, ini semua dilakukan dalam upaya mengembalikan citra Mahkamah Agung serta Pengadilan dibawahnya sebagai lembaga yang terhormat dan dihormati, Pengadilan Militer III-19 Jayapura selama tahun 2011 telah melakukan beberapa hal diantaranya, bidang yustisial sesuai visi dan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia dan selaku Pembina administrasi personel sesuai ketentuan yang berlaku, pada Tahun Anggaran 2011 telah dapat melaksanakan tugas dan fungsi utamanya sedangkan di bidang Organisasi, Administrasi, Financial dan Teknis Yudisial tersebut merupakan pelaksanaan program kerja tahun 2011, yang dilaksanakan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada sesuai skala prioritas, serta mengacu kepada anggaran DIPA tahun 2011.

B. VISI DAN MISI

Visi Pengadilan Militer III-19 Jayapura :

“Terwujudkan badan peradilan yang Agung di Dilmil III-19 Jayapura”

Misi Pengadilan Militer III-19 Jayapura :

1. Menjaga kemandirian badan peradilan di Pengadilan Militer III-19 Jayapura.

2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan di Dilmil III-19 Jayapura.

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan di Pengadilan Militer III-19 Jayapura.

(8)

C. Rencana dan Strategis

Program 5 (lima) tahun ke depan.

1. Meningkatkan kualitas SDM di Pengadilan Militer III-19 Jayapura mengenai IT.

2. Percepatan penyelesaian perkara termasuk tunggakan perkara di Pengadilan Militer III-19 Jayapura.

3. Memberikan pelayanan yang Optimal kepada pencari keadilan

4. Pemberantasan makelar kasus di Pengadilan Militer III-19 Jayapura sebagai program tindak lanjut dari Pemerintah mengenai pemberantasan makelar kasus.

5. Mengedepankan kualitas dan kuantitas SDM Pimpinan dan seluruh staf di Dilmil III-19 Jayapura.

6. Memberikan Pelayanan informasi kepada pencari keadilan baik secara langsung maupun melalui Website.

Dalam rangka menunjang terealisasinya visi dan misi tersebut di atas, maka Pengadilan Militer III-19 Jayapura telah menentukan rencana strategis sebagai berikut :

1. Tujuan

a) Meningkatkan Profesionalisme kerja dalam rangka mewujudkan Peradilan yang cepat, sederhana dan berwibawa.

b) Meningkatkan kedisiplinan dan etos kerja dalam rangka mengoptimalkan 5 hari kerja.

c) Meningkatkan Moralitas dan integritas aparatur Peradilan Militer. d) Meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum bagi prajurit TNI. e) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan. f) Meningkatkan kemandirian lembaga peradilan tanpa intervensi

pihak lain tanpa mengabaikan kritik yang membangun.

g) Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi komputer dan pengelolaan website Pengadilan Militer III-19 Jayapura yang dapat menjadi sarana bagi masyarakat khususnya masyarakat Militer untuk mencari atau memperoleh informasi yang dibutuhkan.

h) Menyediakan ”Informasi Desk”, sebagai tempat untuk informasi awal bagi masyarakat pencari keadilan.

2. Sasaran

(9)

berwibawa, tidak memihak dan transparansi.

b) Meningkatkan kinerja profesionalisme bagi para Perwira (Hakim, Panitera dan para Staf) dalam melaksanakan tugas pokok.

c) Melaksanakan Pembinaan Personil dan materiil.

d) Terselengaranya peradilan yang cepat ,sederhana dan biaya ringan.

e) Tersedianya aparatur yang bersih dan berwibawa .

f) Terwujudnya peradilan yang bebas KKN dan berwibawa . g) Terwujudnya Administrasi dan menejemen keuangan. 3. Kebijakan dan Program

Untuk meningkatkan akselerasi pencapaian kinerja merujuk pada visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, telah ditetapkan kebijakan dan program yaitu :

a) Meningkatkan kualitas mutu peayanan yang prima kepada pencari keadilan,

b) Meningkatkan kualitas pengawasan pelayanan,

c) Meningkatkan kualitas putusan hakim bagi pencari keadilan. d) Mengeluarkan izin pendidikan,

e) Meningkatkan kualitas mutu pengawasan, pengendalian dan pembinaan,

f) Melaksanakan penyuluhan hukum intern, g) Mengadakan penyuluhan hukum ektern,

h) Peningkatan jumlah, kualitas dan kesejahteraan pegawai, i) Penertiban administrasi dan manajemen SDM,

j) Peningkatan plafon anggaran DIPA Pengadilan Mliter III-19 Jayapura.

k) Penertiban administrasi dan manajemen keuangan, l) Peningkatan tertib administrasi umum,

m) Melaksanakan pemeliharaan barang inventaris negara, n) Mengadakan barang inventaris negara.

Pelaksanaan kebijakan Renstra diatas, akan diimplementasikan melalui program :

a) Peningkatan sarana pelayanan prima,

b) Peningkatan sarana akuntabilitas pelayanan hukum, c) Peningkatan sarana percepatan pelayan prima, d) Pembaharuan radius dan biaya perkara,

(10)

f) Peningkatan standar pelayanan prima,

g) Peningkatan kualitas mutu pengawasan, pengendalian dan pembinaan,

h) Peningkatan kesadaran dan ketaatan hukum bagi aparat peradilan,

i) Peningkatan kesadaran dan ketaatan hukum bagi prujurit TNI, j) Peningkatan jumlah, kualitas dan kesejahteraan pegawai, k) Penertiban administrasi dan manajemen SDM,

l) Peningkatan plafon anggaran DIPA Pengadilan Militer III-19 Jayapura.

m) Penertiban administrasi dan managemen keuangan, n) Peningkatan tertib administrasi umum,

o) Peningkatan pemanfaatan sarana prasarana peradilan, p) Peningkatan sarana dan prasarana peradilan.

(11)

Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Uraian Indikator Kebijakan Program

1 2 3 4 5 6 7

1 Mewujudkan manajemen Terwujudnya manajemen Prosentase peningkatan Terlaksananya manajemen - Penataan kelembagaan peradilan yang baik untuk peradilan yang prosedur dan kualitas Peradilanyang baik

menunjang kelancaran baik untuk menunjang kerja - Pengendalian manajemen pelaksanaan tugas pokok kelancaran pelaksanaan

tugas pokok.

2 Meningkatkan pelayanan Terdaftarnya perkara Prosentase peningkatan Mewujudkan Pelayanan - Peningkatan mutu penerimaan perkara yang diajukan oleh pencari pelayanan penerimaan Prima dalam Rangka pelayanan dalam

keadilan secara tertib perkara Rangka Menerima hal menerima perkara Pendaftaran Perkara - Memanfaatkan Teknologi

informasi dalam pelayanan Penerimaan Perkara

3 Meningkatkan SDM Hakim Terwujudnya Peningkatan Prosentase peningkatan Untuk memenuhi jabatan Peningkatan mutu hakim dan dan Panitera yang profesional jumlah Hakim dan Panitera, jumlah hakim dan panitera hakim dan panitera dalam panitera

sesuai dengan kebutuhan disesuaikan dengan jumlah mendukung tugas pokok Organisasi perkara

4 Mewujudkan proses Terwujudnya persidangan Prosentase peningkatan Menyidangkan perkara Peningkatan mutu pemeriksaan perkara perkara secara sederhana persidangan perkara selambat-lambatnya pelayanan dalam yang sederhana dan cepat dan cepat yang cepat dan sederhana satu bulan persidangan

5 Mewujudkan putusan Terbitnya putusan / Prosentase peningkatan Menjatuhkan putusan Peningkatan mutu / penetapan yang penetapan yang cepat, kualitas putusan / dalam waktu pelayanan dalam memenuhi rasa tepat, dan memenuhi penetapan selambat-lambatnya mengadili / memutus keadilan, kepastian rasa keadilan 6 bulan sejak perkara hukum dan eksekutable dan eksekutable perkara didaftarkan

5 Meningkatkan pelaksanaan a. Terlaksananya eksekusi Prosentase peningkatan Melakukan koordinasi Peningkatan mutu putusan / penetapan yang memberikan mutu pelaksanaan dengan pihak-pihak pelayanan dalam (eksekusi) dan pengayoman kepada eksekusi terkait dalam penyelesaian perkara penyelesaiannya yang masyarakat khusunya melakukan penyitaan

memberikan pengayoman masyarakat miskin dan pelaksanaan putusan kepada masyarakat

6 Meningkatkan penyelesaian a. Meningkatnya jumlah - Prosentase peningkatan Mengelola kepegawaian Peningkatan jumlah pegawai, urusan kepegawaian, dan kualitas pegawai jumlah dan kualitas secara benar, pelayanan dan

urusan keuangan kesejahteraan pegawai, pegawai, kesejahteraan tertib dan akurat kesejahteraan pegawai kecuali pengelolaan dan penyelesaian pegawai, dan

biaya perkara / administrasi kepegawaian penyelesaian administrasi uang titipan pihak kepegawaian ketiga, serta urusan

surat- menyurat, b. Meningkatnya plafon - Prosentase peningkatan Mengelola keuangan Peningkatan efisiensi perlengkapan, rumah anggaran DIPA serta plafon anggaran DIPA secara efisien, dan efektivitas tangga dan perpustakaan serta terealisasinya beserta realisasinya efektif dengan pengelolaan keuangan

anggaran DIPA beserta skala prioritas administrasi keuangannya

c. Meningkatnya tertib - Prosentase peningkatan Mengelola tata a. Peningkatan tertib administrasi persuratan, administrasi persuratan, persuratan, perlengkapan, administrasi tata pendayagunaan barang, pendayagunaan barang, Rumah Tangga Kantor persuratan perpustakaan, inventaris perpustakaan, inventaris Kantor dan perpustakaan b. Peningkatan mutu kantor, serta rumah kantor, dan rumah secara tertib pengelolaan administrasi pelayanan perpustakaan

No. Tujuan Keterangan

RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 S/D 2015

Mengetahui

Pgs. Kepala Pengadilan Militer III-19

(12)

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

A. Penyusunan Alur Tupoksi.

Penyusunan alur Tupoksi pada hakekatnya adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan - kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu, yaitu Struktur organisasi pengadilan dalam lingkungan Pengadilan Militer III-19 Jayapura yang ada saat ini masih mendasari Keputusan Pangab Nomor Kep/01/P/I/1984 tanggal 20 Januari 1984, tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Mahkamah Militer. dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman telah menetapkan pengurusan bidang organisasi, administrasi dan finansial empat peradilan yang berada dibawah lingkungan Mahkamah Agung RI tetapi sampai saat ini masih dalam pembahasan Struktur Organisasi dan prosedur Peradilan Militer.

Gambar Struktur Organisasi Pengadilan Militer III-19 Jayapura adalah sebagai berikut : (Lihat Lampiran 1. Struktur Organisasi).

Keterangan Gambar

Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana ketentuan organisasi dan tata laksana yang berlaku di seluruh badan peradilan, struktur yang mengatur tata kerja di suatu lembaga peradilan dalam hal ini Pengadilan Militer III-19 Jayapura disusun sebagai berikut :

a. Unsur Pimpinan

1. Kepala Pengadilan Militer , disingkat Kadilmil

2. Wakil Kepala Pengadilan Mliter disingkat Waka dilmil. b. Unsur staf/Pembantu Pimpinan

- Kepaniteraan, disingkat Tera. c. Unsur staf/Pelayanan

- Tata Usaha dan Urusan Dalam, disingkat Taud. d. Unsur Pelaksana

1. Majelis Hakim.

(13)

1. Kadilmil III-19 Jayapura.

a. Kadilmilti dijabat oleh seorang Pamen Sarjana Hukum, yang berkedudukan pula sebagai Hakim Militer yang disingkat Kimmil, dengan tugas kewajiban sebagai berikut:

Memberikan pertimbangan dan saran kepada Dirjen Badilmiltun MARI Kadilmiltama mengenai hal-hal yang menyangkut bidang tugasnya.

1) Mengkoordinasikan, mengawasi dan memberikan pengarahan atas penyelenggaraan fungsi-fungsi Dilmil,

2) Menentukan kebijaksanaan dan mengambil keputusan dalam rangka memimpin Dilmil guna menjamin terselenggaranya fungsi utama Dilmil,

3) Merencanakan, mempersiapkan dan mengatur penyelenggaraan penyidangan perkara yang dilimpahkan kepada Dilmil,

4) Mengatur pembagian pekerjaan antara Kadilmil, dan para Kimmil sehingga dapat menjamin daya guna dan keseimbangan yang baik dalam menyelenggarakan fungsi Dilmil,

5) Mengawasi pelaksanaan permohonan banding, grasi, kasasi dan peninjauan kembali sesuai dengan peraturan perundang-undangan,

6) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan putusan Dilmil, sebagai yang dimaksud dalam pasal 33 Undang-undang No. 14 tahun 1970.

b. Kadilmil bertanggung jawab atas pelaksanaan kekuasaan kehakiman sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan atas pelaksanaan tugas pembinaan Dilmilti kepada Dirjen Badilmiltun MARI.

2. Waka

Mewakili Kadilmil apabila Kadilmil Berhalangan, melaksanakan tugas-tugas ke dalam.

3. Kepaniteraan

(14)

1) Menyelenggaraan pengurusan administrasi perkara sejak berkas perkara diterima oleh Dilmil. Pada saat ini telah mengacu pada buku II edisi 2007 pedoman teknis administrasi dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam lingkungan peradilan militer yang diterbitkan oleh MARI, 2) Menyelenggarakan penyimpanan berkas perkara baik selama perkara-perkara yang bersangkutan masih dalam proses tingkat pertama oleh Dilmil maupun dalam proses kelanjutannya,

3) Menyiapkan dan meneruskan permohonan banding, grasi, kasasi dan peninjauan kembali sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

4) Mengatur dan mempersiapkan penyelenggaraan persidangan Dilmil,

5) Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum, 6) Menyelenggarakan notulen rapat-rapat Dilmil,

7) Menyelenggarakan pengurusan arsip dan dokumen-dokumen Dilmil,

8) Mengatur pembagian pekerjaan di antara para Panitera, 9) Bertindak sebagai Panitera dalam persidangan Dilmil atas penunjukkan Kadilmil,

10) Menyelenggarakan urusan administrasi keuangan, 11) Mempersiapkan laporan-laporan Dilmil.

b. Tera terdiri dari 4 (empat) urusan, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Pama sebagai Kepala Urusan disingkat Kaur, dan berkedudukan pula sebagai Panitera, sebagai berikut :

1) Urusan Administasi Perkara dan Persidangan, disingkat Ur Minra,

2) Urusan Administrasi Umum, disingkat Ur Minu,

3) Urusan Dokumentasi dan Perpustakaan, disingkat Ur.Dok-pustak,

(15)

a. Taud dipimpin oleh seorang Pama Sarjana Hukum, sebagai Kepala Taud, disingkat Kataud, dengan tugas kewajiban sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan surat-menyurat bagi Dilmil yang meliputi :

a) Mengatur penyelesaian tulisan dinas termasuk penerimaan dan pengirimannya,

b) Mengatur dan mengawasi pengamanan surat, c) Kontrol UKP, KGB Personil yang dalam proses Dilmiltama,

d) Menggandakan tulisan dinas,

e) Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum, f) Menyelenggarakan dinas caraka,

g) Menyelenggarakan perpustakaan Dilmil,

h) Menyelenggarakan pengurusan arsip dan dokumen-dokumen Dilmil serta mengecek kelengkapan surat kendaraan serta perawatan,

i) Mempersiapkan laporan-laporan Dilmil seperti bulanan, Tahunan, Program kerja dan LAKIP,

j) Membuat Daftar Bezetting Formasi TNI dan PNS dan Susunan keluarga (daftar terlampir).

2) Bertindak sebagai Panitera dalam persidangan Dilmil atas penunjukkan Kadilmil,

3) Melaksanakan dinas urusan dalam, termasuk kebersihan dan keindahan, pengamanan dan pemeliharaan disiplin serta tata tertib,

4) Menyelenggarakan perawatan personil dan materiil di lingkungan Dilmil,

5) Mengatur perumahan dan angkutan untuk keperluan anggota dan dinas Dilmil,

6) Mengatur penggunaan perlengkapan/ruangan kerja. 7) Mengatur penerimaan tamu dan hal-hal yang bersifat protokoler,

(16)

b. Taud terdiri dari 2 (dua) Urusan yang masing-masing dijabat oleh seorang Pama sebagai Pama Urusan, disingkat Kaur, sebagai berikut :

1) Urusan Tata Usaha, disingkat Urtu, 2) Urusan Dalam, disingkat Urdal.

c. Kataud bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kewajibannya kepada Kadilmil, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Katera.

5. Majelis

a. Majelis Hakim terdiri dari seorang Hakim Ketua yang berpangkat Letkol dibantu 3 (tiga) orang hakim anggota yang terdiri dari Kimmil masing-masing berpangkat Mayor, dan dibantu oleh Panitera, dengan tugas kewajiban memeriksa dan memutus setiap perkara pidana yang diajukan kepadanya, menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan,

b. Susunan Majelis Hakim dalam setiap persidangan ditetapkan oleh Kadilmil,

c. Dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman, Majelis Hakim menganut asas peradilan bebas,

d. Majelis Hakim bertanggung jawab atas pelaksanaan kekuasaan kehakiman menurut peraturan perundang-undangan. 6. Pok Kimmil

a. Pok Kimmil merupakan wadah dari Hakim Militer pada Dilmil untuk melaksanakan tugas kewajibannya baik sebagai Hakim pada Dilmil maupun dalam memberikan saran dan pertimbangan tentang penyelenggaraan fungsi tehnis kepada Kadilmil,

b. Kelompok Hakim Militer pada Dilmil terdiri dari para Kimmil, c. Kimmil adalah seorang Pamen Sarjana Hukum dengan tugas

kewajiban sebagai berikut:

1) Bertindak sebagai Hakim Ketua atau Hakim Anggota dalam sesuatu persidangan Dilmil atas penunjukkan Kadilmil,

2) Sebagai Hakim Ketua :

(17)

grasi yang diajukan terhadap perkara yang diperiksa dan diputus oleh Majelis Hakim yang dipimpinnya. d. Kimmil bertanggung jawab atas pelaksanaan kekuasaan

kehakiman sesuai dengan perundang-undangan. e. Kapasitas Pegawai

Dalam organisasi Dilmil III-19 Jayapura jumlah pegawai yang ada sekarang tidak sesuai standard, karena volume pekerjaan dan kapasitas masih perlu penambahan personil pegawai, yang mana pelaksanaan pekerjaan untuk jenis pekerjaan tertentu sangat besar pengaruhnya terhadap penentuan kebutuhan pegawai, karena seorang pegawai berkewajiban untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu,

B. Penyusunan Standart Operasional Prosedur (SOP)

Pengadilan Militer III-19 Jayapura dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), telah menetapkan Standard Operasional Prosedur (SOP) dalam rangka untuk mewujudkan adanya reformasi birokrasi di lingkungan peradilan dan sekaligus sebagai acuan (tata laksana) dalam penyelesaian perkara pidana di lingkungan Militer.

(18)

A. Penyusunan Standart Operasional Prosedur (SOP) :

CATATAN : Untuk perkara Lalin mulai dicatat dalam buku register sampai putus selama 30 hari.

Yang Terdakwa tidak ditahan

Majelis memeriksa & mempelajari berkas

Perkara biasa 4 hari Perkara menonjol 6 hari

Pelaksanaan sidang sampai putus

 Perkara biasa 2 bulan

 Perkara menonjol 3 bulan

Pelaksanaan sidang sampai putus

 Perkara biasa 2 bulan

 Perkara menonjol 4 bulan

Minutasi perkara (3 minggu) Minutasi perkara

(3 minggu)

Pendistribusian/mengirimkan salinan put & minutasi ke Papera, Ankum, Otmilti dan POM

(1 bulan)

Berkas perkara dari Otmil III-19

KATAUD

Menerima berkas diteruskan ke Katera (1 hari)

KADILMIL Menunjuk Majelis Hakim

(19)

KADILMIL

Menyerahkan berkas ke Katera untuk di Register

(3 hari) KATERA

Meneliti Kelengkapan berkas

Pendistribusian berkas kepada Majelis Hakim

Yang Terdakwa ditahan

Majelis memeriksa & mempelajari berkas i

i

MAJELIS HAKIM Menentukan hari sidang

Yang Terdakwa tidak ditahan

Majelis memeriksa & mempelajari berkas

Pelaksanaan sidang sampai putus Pelaksanaan sidang sampai putus

Minutasi perkara Minutasi perkara

Pendistribusian/mengirimkan salinan put & minutasi ke Papera, Ankum, Otmilti dan POM

(1 bulan)

Berkas perkara dari Otmil III-19

KATAUD

Menerima berkas diteruskan ke Katera (1 hari)

(20)

BAB III

KEADAAN PERKARA

Keadaan perkara akan kami laporkan dari Pengadilan Militer III-19 Jayapura.

Penyelesaian perkara tingkat pertama dilaksanakan sesuai skala prioritas, dimana perkara yang terdakwanya berada dalam tahanan harus sudah diselesaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah berkas perkaranya diterima. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah penyelesaian perkara melampaui jangka waktu penahanannya.

Perkara banding yang diajukan kepada Pengadilan Militer III-19 Jayapura harus dapat diselesaikan dalam batas waktu 1 (satu) bulan setelah berkas perkara diterima. Sistem ini diharapkan dapat diselesaikan dalam triwulan yang sedang berjalan.

Pengajuan Perkara Banding ke Dilmilti III Surabaya dilaksanakan sesuai dengan prosedur yaitu harus melalui Dilmil III-19 Jayapura. Perkara tersebut diupayakan dapat dikirim dalam waktu 1 (satu) bulan setelah berkas perkara diterima, Dilmilti III Surabaya dapat menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang telah di tentukan oleh undang-undang.

Sesuai Program Kerja Pengadilan Militer III-19 Jayapura dan menyelesaikan perkara pertahun sebagai berikut :

Pengadilan Militer III-19 Jayapura

a. Sisa Awal : Perkara kejahatan : 60 Perkara Pelanggaran : - a. Masuk : Perkara Kejahatan : 155

: Perkara Pelanggaran : 39 b. Putus : Perkara Kejahatan : 189

: Perkara Pelanggaran : 39 c. Dilimpahkan : Perkara Kejahatan : 9

: Perkara Pelanggaran : 0 d. Sisa : Perkara Kejahatan : 17

: Perkara Pelanggaran : 0

(21)

PENGAWASAN

A. Pengawasan Internal

1. Memonitor tentang tingkah laku dan perbuatan para Hakim dan Panitera dalam menjalankan tugasnya, kemudian memberikan penilaian untuk mengevaluasi tingkat penguasaan teknis yustisial maupun tingkat mental yang baik di jajaran wilayah Pengadilan Militer III-19 Jayapura 2. Memberikan petunjuk-petunjuk dalam rangka eksaminasi terhadap putusan, petikan putusan, BAS dan kelengkapan berkas perkara untuk selanjutnya dijadikan bahan penyusunan petunjuk teknis Pengadilan Militer di wilayah Pengadilan Militer III-19 Jayapura,

3. Mengadakan kunjungan kerja ke wilayah/daerah hukum di jajaran wilayah Pengadilan Militer III-19 Jayapura dalam rangka pengawasan dan pembinaan yustisial serta pengawasan personil,

4. Hakim Pengawas yang ditunjuk telah melakukan pengawasan terhadap bidang-bidang tugas Pengadilan Militer III-19 Jayapura, yang kemudian hasil pengawasan ditindaklanjuti oleh Panitera / Sekretaris dan jajarannya,

5. Menindaklanjuti pengaduan masyarakat baik mengenai jalannya peradilan maupun tingkah laku aparat peradilan, dengan mencari informasi, melakukan penelitian dan penelaahan,

6. Mengadakan rapat berkala setiap 1 (satu) minggu sekali,

7. Memberi sanksi jika terdapat staf/pegawai yang melanggar disiplin,

8. Dalam rangka tertib administrasi keuangan perkara dan persiapan akan dilaksanakannya pemeriksaan keuangan oleh BPK, maka Hakim Pengawas Bidang dan Koordinator Pengawas telah melakukan pemantauan dan pemeriksaan keuangan perkara Pengadilan Militer III-19 Jayapura.

B. Pengawasan Eksternal

(22)

2. Pengawasan adalah merupakan salah satu fungsi managemen yang bertujuan untuk menjaga dan mengendalikan agar tugas-tugas yang dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana kerja yang telah digariskan. Pengadilan Militer III-19 Jayapura sebagai kawal depan (provost) Mahkamah Agung RI dalam melakukan pemgawasan senantiasa berpedoman pada Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI,

3. Tugas pokok Pengadilan Militer III-19 Jayapura selain mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Militer III-19 Jayapura dalam tingkat pertama adalah melakukan pengawasan. Ada tiga hal yang menjadi obyek pengawasan Pengadilan Militer III-19 Jayapura yaitu bidang teknis peradilan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas putusan, bidang administrasi baik administrasi peradilan maupun administrasi umum yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan hukum kepada pencari keadlian, dan bidang perilaku pejabat peradilan ( Hakim dan Panitera ) untuk meningkatkan pelaksanaan fungsi peradilan yang sesuai dengan kode etik profesi Hakim.

Pengadilan Militer III-19 Jayapura malakukan pengawasan internal yang meliputi pengawasan melekat dan fungsional mengenai:

a. Manajemen peradilan, b. Administrasi kepegawaian, c. Administrasi Umum,

d. Administrasi Perkara, e. Administrasi persidangan, f. Administrasi keuangan.

Tujuan diadakannya pengawasan adalah:

1. Agar penyelanggaraan tugas sesuai dengan perencaan dan dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan merupakan penilaian apakah program/kegiatan yang telah dilaksanakan dapat di jadikan acuan untuk perencanaan/pengembangan dimasa yang akan datang,

(23)

PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN

A. Sumber Daya Manusia

Pengadilan Militer III-19 Jayapura

1. Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial

Dalam TA. 2011 jumlah personil Organik Pengadilam Militer III-19 Jayapura sebanyak 18 (delapanbelas) orang, yang terdiri dari 8 (delapan) orang Militer dan 10 (sepuluh) orang PNS dengan rincian sebagai tenaga Teknis Yudisial sebagai berikut :

- Kepala : Adil Karo Karo, SH

Letnan Kolonel Chk Nrp 1910000581260 - Wakil Kepala : -

- Katera : -

- Hakim Militer : 1) Bambang Indrawan,SH. Mayor Chk Nrp. 548944 2) Suwignyo Heri Prasetyo, SH Mayor Chk NRP.1910014940863 3) Syariffuddin Tarigan ,SH, MH. Mayor Sus NRP. 524430 - Panitera : Muhammad Saleh, SH

Kapten Chk Nrp.11010001540671 2. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial

Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial di lingkungan Pengadilan Militer III-19 Jayapura sebanyak 1 (satu) orang, terdiri dari :

- Ka Taud : Muhammad Saleh, SH

Kapten Chk Nrp. 11010001540671 (merangkap Panitera).

- Ka Urminra : - - Ka Urminu : - - Ka Urminku : - - Ka Urdokpustak : - Personil Militer :

1) Sertu Irson Jaya NRP 21050275730484 ( Baban Tera ) 2) Sertu Boy Irianto Jaya NRP 21050275990286 (Juru Bayar

(24)

3) Serda Gatot Indro Darminto NRP 31970156580475 ( Ba Urtu Taud)

Personil Pegawai :

1) Pns. III/c Mansyur Nip. 19580815198303100 (Kaurtu Taud)

2) Pns. III/b Djemi Inuhan Nip. 196304191991031003 (P2K) 3) Pns. III/b Juwaheti Nip. 196612031991032002 (Pejabat SPM) 4) CPNS III/a Suzi Marlina Butar Butar, SE NIP

197810102011012006 (Staf Keuangan)

5) Pns. II/d Surajiman Nip. 196605151994031004 (Staf Tera) 6) Pns. II/d Habibur Rohman Nip. 197310261998031002 (Staf

Perkara)

7) Pns. II/d Marthen Toding Nip. 197607221998031002 (Staf Perkara)

8) Pns. II/d Jasri Nip. 19730608199803008 (Bendahara)

9) Pns. II/b Ngatini Nip. 197606272006042002 (Staf Keuangan) 10) Pns. II/a Lilik Ernawati Nip 198506242009042005 (Staf

Perkara)

Sedangkan Tenaga Kontrak pada Pengadilan Militer III-19 Jayapura tahun 2011 berjumlah 3 orang, dengan rincian sebagai berikut :

a. Tenaga kontrak ( tenaga Pramubakti) 2 Orang yaitu : 1) Natalia Siska

2) Gotfris Maradona Raubun

b. Tenaga kontrak (tenaga Pengemudi ) 1 Orang yaitu : Yanuaris Pambo.

Dari uraian di atas, maka jumlah seluruh sumber daya manusia di Pengadilan Militer III-19 Jayapura adalah sebanyak 21 orang, dengan rincian sebagai berikut :

(25)

a) Pada tanggal 24 Februari 2011 Serda Gatot Endro Darminto melaksanakan tugas baru sebagai Baurtu Taud Dilmil III-19 Jayapura telah melaporkan diri kepada Kadilmil III-19 Jayapura berdasarkan surat perintah Kadilmiltama Nomor : Sprin/10/II/2011 tanggal 9 Februari 2011.

b) Berdasarkan Surat Dirbinganis Nomor : Ratgas/14/DJMT.2/III/2011 tanggal 9 Maret 2011 dan Sprin Kadilmil III-19 Jayapura Nomor : Sprin/09/W3.Mil.08/III/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan atas nama Moch. Afandi, SH Letkol Chk NRP 191001400763 sebagai Kadilmil III-13 Madiun.

c) Pada tanggal 14 September 2010 Kapten Chk Zwastika Mahedjajanta, S.H Ka Tera Dilmil III-19 Jayapura telah selesai melaksanakan Pendidikan Selapa dan tidak kembali ke Dilmil III-19 Jayapura melainkan berada di Dilmiltama sambil menunggu Sprin penempatan ke Babinkum TNI.

4. Pengisian Jabatan Struktural

Adapun jabatan Kaur yang belum terisi sebagai berikut : a) Taud : Kaurdal Taud.

b) Kepaniteraan : 1) Kaurminradang 2) Kaurminu

3) Kaurdokpustaka 4) Kaurminku

(26)

B PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA.

Usaha peningkatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Peradilan Militer ditempuh dengan jalan meningkatkan semua aspek kegiatn dalam organisas yang meliputi aspek kegiatan organisasi yang meliputi kelembagaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan fasilitas lainnya.

Kelancaran, ketertiban dan kesempurnaan dalam melaksanakan tugas Pengadilan Militer III-19 Jayapura sebagian besar ditentukan oleh kelancaran dan ketertiban jalannya administrasi perkantoran dari masing-masing unit kerja yang berada didalamnya.

Dalam rangka menuju tertib administrasi perlengkapan perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam siklus perlengkapan meliputi : perencanaan dan penentuan kebutuhan, penyimpanan, pemeliharaan penghapusan serta terselenggaranya pengendalian terhadap kekayaan negara. Salah satunya dengan pengadministrasian yang lebih tertib dan akuntable melalui aplikasi SABMN (Sistem Akuntansi Barang Milik Negara) yang telah dijalankan oleh Pengadilan Tinggi Agama Jayapura selaku UAKPB (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang) dan laporannya dikoordinasi oleh Pengadilan Tinggi Agama Jayapura, disampaikan secara periodik per semester ke Pengadilan Tinggi Agama Jayapura selaku UAPPB-W (Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah)

Dalam pengelolaan sarana dan prasarana Pengadilan Militer III-19 Jayapura sampai saat ini masih menggunakan sarana dan prasarana gedung milik Babinkum TNI Cq Mabes TNI yaitu :

1. Sarana dan Prasarana Gedung

(27)

120 masing-masing berlantai II digunakan oleh Kadilmil dan Ka Otmil III-19 Jayapura.

a. Pengadaan

Dalam tahun anggaran 2011 Dilmil III-19 Jayapura dan mendapatkan DIPA sebagai berikut :

1) Pengadministrasian tanah ke dalam aplikasi Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN), Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara ( SIMAK BMN).

2) Pembuatan KIB (Kartu Inventaris Barang) sebanyak 1 KIB, yakni KIB tanah.

b. Pemeliharaan

Biaya Perawatan ,Pengecetan bangunan kantor permanen dan rumah negara milik Babinkum TNI Cq Mabes TNI, sehingga pemeliharaan dan perawatan gedung kantor Pengadilan Militer III-19 Jayapura pada tahun 2011 anggarannya digunakan untuk perbaikan dan perawatan gedung milik Mabes TNI tersebut.

c. Penghapusan

Telah selesai proses balik nama kendaraan dinas roda 4 (empat) yaitu mobil Minibus Toyota Kijang Inova yang telah diserahterimakan dari Mahkamah Agung ke Pengadilan Militer III-19 Jayapura.

2 Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung

(28)

a. Pengadaan.

1) Pembuatan DIR (Daftar Inventaris Ruangan) sebanyak 11 ruangan.

2) Pengadministrasian peralatan inventaris kantor kedalam aplikasi SABMN (Sistem Akuntansi barang Milik Negara) dan SIMAK BMN (Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara)

3) Pembuatan KIB (Kartu Inventaris Barang) kendaraan dinas bermotor roda 2 sebanyak 5 (lima) Unit dan untuk kendaraan roda empat sebanyak 2 (dua) Unit.

4) Pengembangan IT RP. 50.250.000,- 5) Pengadaan Meubelair Rp. 59.690.000,-

6) Pengadaan alat pengolah data Rp. 100.690.000,-

7) Pengadaan kendaraan dinas roda empat 1 (satu) unit anggaran 2010 menghabiskan dana sebesar Rp. 34.350.00,- dengan rincian Rp. 18.000.000,- untuk kendaraan roda 2, sedangkan Rp. 16.350.000,- untuk kendaraan roda 4.

3) Perawatan untuk sarana dan prasarana kantor lainnya, sebesar Rp. 9.330.000,- dana tersebut adalah untuk perawatan/perbaikan Air conditioner (AC), perawatan / perbaikan alat pengolah data (komputer, laptop, printer) serta untuk perawatan/perbaikan meubelair dan peralatan lainnya. 4) Pelabelan nomor inventaris peralatan kantor.

c. Penghapusan

Bahwa dalam tahun 2011 Pengadilan Militer III-19 Jayapura tidak melaksanakan penghapusan aset yang berupa Sarana dan Prasarana fasilitas Gedung.

C. PENGELOLAAN KEUANGAN

(29)

tentang Keuangan Negara.

Pengelolaan keuangan di Pengadilan Militer III-19 Jayapura meliputi kegiatan penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan anggaran diupayakan sesuai dan selaras dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam undang-undang tersebut di atas.

Pengelolaan keuangan di Pengadilan Militer III-19 Jayapura secara umum diselenggarakan oleh Panitera/Sekretaris dibantu Kataud selaku pelaksana teknis, namun secara khusus telah dibentuk Pejabat Pengelola Keuangan yang terdiri dari Kuasa Pengguna Anggaran yang dijabat oleh Katera, Pejabat Pembuat Komitmen / Penanggung Jawab Kegiatan, Pejabat Penanda Tangan SPM / Penguji SPP, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerima dan Bendahara Gaji. Adapun realisasi penyerapan anggaran di Pengadilan Militer III-19 Jayapura sebagaimana dalam DIPA I Nomor 0737/005-01-2.01/30/2011 tanggal 12-2011 dan DIPA II Nomor 0739/005.05.2.01/30/2011 tanggal 20-12-2011.

DIPA I :

a. Belanja Pegawai

Pagu : 716.932.000 Realisasi : 628.745.441 Sisa : 88.186.559 b. Belanja Barang

Pagu : 357.322.000 Realisasi : 340.888.000 Sisa : 16.434.000 c. Belanja Modal

Pagu : 415.695.000 Realisasi : 412.045.000 Sisa : 3.650.000 DIPA II :

Belanja Barang

Pagu : 121.300.000 Realisasi : 116.300.000 Sisa : 5.00.000

(30)

D. PENGELOLAAN ADMINISTRASI 1. Administrasi Perkara

Untuk mewujudkan peradilan yang mandiri sesuai dengan peraturan yang berlaku, penyelenggaraan tertib administrasi perkara merupakan bagian dari court of law yang mutlak harus dilaksanakan oleh semua aparat peradilan. Ciri-ciri court of law adalah pelaksanaan Hukum Acara dan minutasi dengan baik dan benar, tertib dalam melaksanakan administrasi perkara dan putusan dilakasanakan sendiri oleh pengadilan yang memutus perkara tersebut. Hal ini penting agar peradilan di Indonesia mempunyai kesamaan pola tindak, pola piker atau dalam istilah peradilan disebut dengan legal frame work and unified lega; opinion.

Mengingat luas lingkup tugas dan beban berat pekerjaan yang harus dilaksanakan pengadilan, maka perlu adanya perhatian yang besar terhadap tata cara dan pelaksanaan pengelolaan administrasi pengadilan. Oleh karena itu penyelenggaraan administrasi pengadilan dalam undang undang dibedakan menurut jenisnya dan dipisahkan penanganannya, walaupun dalam rangka koordinasi pertanggungjawaban tetap dibebankan kepada seorang pejabat, yaitu Panitera.

Untuk melaksanakan tertib administrasi di Pengadilan dan dalam rangka penyelenggaraan administrasi peradilan yang seragam, baik dan tertib, Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan surat keputusan yang menetapkan pola pola pembinaan dan mengendalian administrasi perkara (Pola bindalmin) yaitu Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/001/SK/I/1991.

Pola Bindalmin yang diatur oleh surat Keputusan tersebut memuat lima hal pokok sebagai berikut :

a. Pola Prosedur Penyelenggaraan Administrasi pada Pengadilan Militer III-19 Jayapura :

1) Penerimaan Berkas

a) Pencatatan dan Penelitian Perkara.

(31)

(2) Katera meneliti kelengkapan berkas perkara, bila ada kekurangan dilaporkan kepada Kadilmil. (3) Setelah Kadilmil menerima laporan dari Katera,

selanjutnya segera meneliti dan mempelajari berkas perkara berikut lampirannya, untuk mengetahui apakah berkas perkara tersebut termasuk wewenang Pengadilan yang dipimpinnya. maka ia segera mengembalikan berkas perkara berikut lampirannya kepada Oditural Militer semula dengan suatu Penetapan.

(4) Dalam hal Kadilmil berpendapat bahwa Pengadilan Militer III-19 Jayapura yang dipimpinnya tidak berwenang memeriksa perkara tersebut karena tempat kejadian perkara dan kesatuan Terdakwa tidak berada dalam daerah hukumnya, Kadilmil III-19 Jayapura segera mengembalikan berkas perkara berikut lampirannya kepada Odituran Militer III-19 Jayapura dengan perintah agar perkara tersebut dilimpahkan kepada Pengadilan Militer lain yang berwenang dengan suatu Penetapan. (5) Pemegang Buku Register mencatat perkara

pidana dalam buku register induk pidana dilaksanakan dengan berurutan dengan mencantumkan nomor perkara, huruf K untuk Kejahatan, singkatan nama Pengadilan, singkatan matra dari Terdakwa, bulan pencatatan dengan angka romawi dan tahun dengan angka arab.

(6) Pemegang Buku Register mencatat perkara Pelanggaran Lalu Lintas (Lalin) dalam buku register induk pelanggaran Lalin, dilaksanakan dengan berurutan dengan mencantumkan nomor perkara, huruf P untuk Pelanggaran, singkatan nama Pengadilan, singkatan matra dari Terdakwa, bulan pencatatan dengan angka romawi dan tahun dengan angka arab.

(32)

termasuk upaya hukum.

b) Pencatatan dan Penelitian Perkara yang dimintakan Banding.

(1) Permohonan banding dapat diajukan kepada Pengadilan Militer Tinggi oleh Terdakwa atau Kuasa Hukumnya yang diberikan kuasa khusus untuk itu dan atau oleh Oditur melalui Pengadilan Militer yang memutus.

(2) Panitera Pengadilan Militer setelah menerima permohonan Banding wajib membuat Akta Permohonan Banding yang ditandatangani oleh Panitera dan Pemohon Banding. Akta tersebut diteruskan ke Urusan Administrasi Perkara dan Persidangan (Urminradang) untuk dicatat dalam register perkara dan selanjutnya dilekatkan pada berkas perkara.

(3) Permohonan banding diajukan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari sesudah putusan dijatuhkan, atau dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari sesudah putusan diberitahukan kepada Terdakwa yang tidak hadir dalam pengucapan putusan. Dalam hal perkara desersi yang diperiksa dan diputus tanpa hadirnya Terdakwa diajukan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari sesudah putusan diumumkan pada papan pengumuman pengadilan. (4) Apabila permohonan banding diajukan setelah lewat waktu yang ditetapkan di atas maka Panitera membuat Akta Penolakan Permohonan Banding dan Akta Putusan Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap. Akta-akta tersebut dicatat pada buku register. Selanjutnya berkas perkara tetap diajukan ke Pengadilan Tingkat Banding.

(7) Panitera wajib memberitahukan permohonan banding dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya, dan Panitera membuat Akta pemberitahuan permohonan banding.

(33)

me me r i k s a p er k ar a, b ai k Te rd a k wa a t au Ku a s a Hukumnya maupun Oditur dapat menyerahkan Memori Banding atau Kontra Memori Banding kepada Pengadilan Militer yang telah memutus perkaranya dalam Tingkat Pertama untuk dilanjutkan kepada Pengadilan Tingkat Banding.

(9) Tanggal penerimaan Memori Banding dan Kontra Memori Banding oleh Panitera dicatat dan salinannya disampaikan kepada pihak yang lain dengan membuat Akta Peneri maan Memori Banding dan Akta Penerimaan Kontra Memori Banding.

(10) Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum berkas perkara dikirimkan kepada Pengadilan Tingkat Banding, Panitera wajib memberikan kesempatan kepada Terdakwa atau Kuasa Hukumnya maupun Oditur untuk mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Militer yang menerima permohonan banding. Pemberitahuan untuk mempelajari berkas perkara dilakukan dengan surat panggilan pemberitahuan kepada Terdakwa dan Oditur dengan tembusan kepada Atasan Yang Berhak Menghukum (Ankum) Terdakwa. (11) Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari

tersebut pemohon banding tidak menggunakan kesempatan yang diberikan, berkas perkara tetap dikirimkan kepada Pengadilan Tingkat Banding. (12) Setelah Terdakwa atau Kuasa Hukumnya

maupun Oditur mempelajari berkas perkara maka Panitera membuat Akta telah mempelajari berkas perkara.

(34)

(14) Selama perkara banding belum diputus oleh Pengadilan Tingkat Banding, permohonan banding dapat dicabut sewaktu-wa k t u d a n d al a m h al s ud a h di c ab u t ti d ak bol e h di a ju k a n permohonan banding lagi. Apabila pencabutan tersebut dilakukan pada waktu perkara sudah diperiksa tetapi bel um Banding yang ditandatangani oleh Panitera, pihak pencabut dan diketahui oleh Kadilmil. Akta tersebut dikirimkan ke Pengadilan Tingkat Banding.

(16) Panitera wajib memberitahukan pencabutan permohonan banding dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya. Untuk itu Panitera membuat Akta Pemberitahuan Pencabutan Permohonan Banding.

(17) Dalam hal Pengadilan Tingkat Pertama telah menerima Salinan Putusan Pengadilan Tingkat Banding, Panitera segera membuat surat panggilan untuk memberitahukan isi putusan kepada Oditur dan Terdakwa. Setelah isi putusan diberitahukan, Panitera membuat Akta Pemberitahuan Isi Putusan Banding.

(18) Dalam hal Terdakwa bertempat tinggal di daerah hukum Pengadilan Tingkat Pertama lain, Panitera meminta bantuan kepada Panitera Pengadilan tersebut untuk memberitahukan isi putusan banding kepada Terdakwa, dan untuk itu Panitera yang melaksanakan pemberitahuan putusan harus membuat Akta Pemberitahuan Isi Putusan Banding.

(35)

tidak diketahui tempat tinggalnya atau bertempat tinggal di luar negeri, Panitera memberitahukan putusan melalui Kepala Desa atau Pejabat atau melalui Perwakilan Republik Indonesia di tempat Terdakwa biasa bertempat tinggal.

(20) D a l a m h a l u p a y a d i a t a s b e l u m b e r h a s i l , Pa n i t e r a memanggil dan memberitahukan putusan melalui 2 (dua) buah surat kabar yang terbit di daerah hukum Pengadilan Tingkat Pertama atau daerah hukum yang berdekatan.

(21) Dalam hal upaya pengumuman pertama belum berhasil, Panitera memanggil dan memberitahukan putusan untuk kedua kali melalui 2 (dua) buah surat kabar setelah 14 (empat belas) hari dari pengumuman yang pertama.

(22) Panitera memberikan petikan putusan Pengadilan kepada Terdakwa atau Penasehat Hukumnya dan Oditur segera setelah putusan diucapkan.

(23) Salinan Putusan pengadilan diberikan kepada Perwira Penyerah Perkara, Oditur, Polisi Militer dan Ankum, sedangkan kepada Terdakwa atau Penasehat Hukumnya diberikan atas permintaan.

(24) Dal am hal terhadap putusan bandi ng ti dak di ajukan permohonan kasasi, Panitera membuat Akta Putusan Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap.

(25) Pemegang buku register mencatat dengan cermat dalam register terkait, semua kegiatan perkara yang berkenaan dengan perkara banding dan pelaksanaan putusan, selanjutnya dicatat ke dalam buku register induk yang bersangkutan. c) Pencatatan dan Penelitian Perkara yang

(36)

(1) Permohonan kasasi dapat diajukan oleh ditandatangani oleh Panitera dan Pemohon Kasasi. Akta tersebut diteruskan ke Urminradang untuk dicatat dalam register perkara oleh pemegang buku register dan selanjutnya dilekatkan pada berkas perkara.

(4) Panitera wajib memberitahukan adanya permohonan Kasasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya.

(5) Apabila tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah putusan banding diberitahukan, Terdakwa atau Oditur tidak mengajukan permohonan Kasasi, maka yang bersangkutan d i a ng gap me n eri ma p ut us an b an di ng d an Pa ni te ra wa ji b membuat Akta Putusan Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap. Apabila Terdakwa atau Oditur sesudah itu mengajukan p e r mo h o n a n k a s a s i , Pa n i t e r a me mb u a t Ak t a T e r l a mb a t Mengajukan Permohonan Kasasi, Akta tersebut dicatat dalam buku register.

(37)

mengajukan permohonan kasasi.

(7) Apabila pemohon kasasi adalah Terdakwa yang kurang memahami hukum, Panitera wajib menanyakan apakah alasan pemohon mengajukan kasasi. Selanjutnya Panitera menuangkan alasan-alasan tersebut dalam memori kasasi.

(8) Panitera wajib membuat Akta Penerimaan Memori Kasasi yang ditandatangani oleh Panitera dan Pemohon.

(9) Jika memori kasasi diserahkan oleh Pemohon setelah lewat tenggang waktu yang ditentukan, Panitera membuat Akta Terlambat Menyerahkan MemoriKasasi dan dilekatkan dalam berkas perkara.

(10) Panitera wajib menyampaikan salinan memori kasasi yang diajukan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya dan pihak lain itu berhak mengajukan kontra memori kasasi dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterimanya salinan memori kasasi. Selanjutnya Panitera wajib menyampaikan salinan kontra memori kasasi kepada pemohon kasasi.

(11) Panitera wajib membuat Akta Penerimaan Kontra Memori Kasasi yang ditandatangani oleh Panitera dan yang mengajukan kontra memori kasasi.

(12) Dalam hal pemohon kasasi tidak menyerahkan memori kasasi, Panitera harus membuat Akta Tidak Mengajukan Memori Kasasi. (13) Terhadap perkara yang diancam dengan

(38)

dapat diteri ma (For mul i r Model : 38a). Sel anjutnya Pani tera mengi rimkan penetapan tersebut kepada Ketua Mahkamah Agung, Oditur dan Terdakwa.

(14) Setelah Pengadilan Tingkat Pertama atau Tingkat Pertama dan Terakhir menerima permohonan kasasi dan memori kasasi, Panitera Pengadilan yang bersangkutan wajib segera mengirimkan berkas perkara kepada Ketua Mahkamah Agung paling lambat 14 (empat belas) hari setelah tenggang waktu penyerahan memori kasasi . Surat pengantar dari pengadil an tersebut dengan tembusan kepada Dirjen Badilmiltun dan Kadilmiltama.

(15) Apabila dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sesudah pengajuan permohonan kasasi, salah satu pihak menyerahkan tambahan memori kasasi atau tambahan kontra memori kasasi, Panitera Pengadilan yang bersangkutan wajib membuat akta penerimaan tambahan memori kasasi atau akta penerimaan tambahan kontra memori kasasi dan selanjutnya mengirimkan secara tersendiri kepada Ketua Mahkamah Agung.

(16) Dalam hal permohonan kasasi diajukan oleh Terdakwa yang berada dalam tahanan, Panitera segera membuat laporan kasasi kepada Ketua Mahkamah Agung untuk menentukan status penahanan Terdakwa, dengan memperhatikan SEMA Nomor 3 Tahun 1987.

(17) Selama perkara kasasi belum diputus oleh Mahkamah Agung, permohonan kasasi dapat dicabut sewaktu - waktu dan dalam hal sudah dicabut tidak boleh diajukan permohonan kasasi lagi. Apabila pencabutan permohonan kasasi dilakukan sebelum berkas perkara dikirim ke Mahkamah Agung, berkas tersebut tidak dikirim ke Mahkamah Agung.

(39)

Akta tersebut dikirim ke Mahkamah Agung dengan tembusan kepada Pengadilan Tingkat Banding.

(19) Pencabutan permohonan kasasi harus diberitahukan kepada pihak lainnya, untuk itu Panitera membuat Akta Pemberitahuan Pencabutan Permohonan Kasasi.

(20) Dalam hal perkara telah diputus oleh Mahkamah Agung maka berdasarkan salinan putusan Panitera membuat surat panggilan untuk memberitahukan isi putusan kepada Oditur dan Terdakwa. Setelah isi putusan diberitahukan, Panitera membuat Akta Pemberitahuan Isi Putusan Kasasi.

(21) Dalam hal Terdakwa tidak diketahui tempat tinggalnya atau sudah tidak berstatus militer dan tidak diketahui tempat tinggalnya, atau bertempat tinggal di luar negeri, Panitera memberitahukan putusan melalui Kepala Desa atau Pejabat atau melalui Perwakilan Republik Indonesia di tempat Terdakwa biasa bertempat tinggal.

(21) Dalam hal upaya di atas belum berhasil, Panitera memanggil dan memberitahukan putusan melalui 2 (dua) buah surat kabar yang terbit di daerah hukum Pengadilan Tingkat Pertama atau daerah hukum yang berdekatan.

(22) Dalam hal upaya pengumuman pertama belum berhasil, Panitera memanggil dan memberitahukan putusan untuk kedua kali melalui 2 (dua) buah surat kabar setelah 14 (empat belas) hari dari pengumuman yang pertama dengan menyatakan bahwa putusan telah mempunyai kekuatan hukum tetap pada pengumuman. Untuk hal ini Panitera membuat berita acara pemuatan pengumuman. (23) Salinan putusan Kasasi diberikan kepada Perwira

(40)

Hukumnya diberikan atas permintaan

(24) Pemegang buku register mencatat dengan cermat dalam register terkait, semua kegiatan perkara yang berkenaan dengan perkara kasasi, dan pelaksanaan putusan ke dalam buku register induk yang bersangkutan.

d) Pencatatan dan Penelitian Perkara yang dimintakan Kasasi Demi Kepentingan Hukum.

(1) Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain dari Mahkamah Agung dapat diajukan satu kali permohonan kasasi demi kepentingan hukum oleh Oditur Jenderal (Orjen). (2) Permohonan kasasi demi kepentingan hukum

diajukan secara tertulis oleh Orjen kepada Mahkamah Agung melalui Panitera Pengadilan yang memutus perkara pada Tingkat Pertama atau Tingkat Pertama dan Terakhir, disertai risalah yang memuat alasan permintaan. Panitera membuat Akta Penerimaan Risalah Kasasi Demi Kepentingan Hukum.

(3) Salinan risalah sebagaimana dimaksud di atas, oleh Panitera segera disampaikan kepada pihak yang berkepentingan untuk diketahui.

(4) Kepala Pengadilan segera meneruskan permintaan dimaksud kepada Mahkamah Agung. (5) Dalam hal perkara telah diputus oleh

Mahkamah Agung maka berdasarkan salinan putusan kasasi demi kepentingan hukum, Panitera membuat surat panggilan untuk memberitahukan isi putusan kepada Orjen dan Terdakwa, selanjutnya setelah isi putusan diberitahukan, Panitera membuat Akta Pemberitahuan Isi Putusan Kasasi Demi Kepentingan Hukum.

(41)

Terdakwa, Panitera yang melaksanakan pemberitahuan putusan membuat Akta Pemberitahuan Isi Putusan Demi Kepentingan Hukum.

e) Pencatatan dan Penelitian Perkara yang dimintakan Peninjauan Kembali.

(1) Terhadap putusan Pengadilan - yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, dapat diajukan permintaan Peninjauan Kembali oleh Terpidana atau Ahli warisnya kepada Mahkamah Agung.

(2) Terhadap putusan Pengadilan yang menyatakan dakwaan terbukti tetapi tidak diikuti oleh suatu pemidanaan dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap, Oditur dapat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung.

(3) Panitera Pengadilan yang memutus perkara pada Tingkat Pertama atau Tingkat Pertama dan terakhir, setelah menerima permohonan Peni njauan Kembali waji b membuat Akta Permohonan Peninjauan Kembali yang ditandatangani oleh Panitera dan Pemohon. Akta tersebut diteruskan ke Urminra untuk dicatat oleh pemegang buku register dalam register pencara dan selanjutnya dilekatkan pada berkas perkara.

(4) Apabila pemohon Peninjauan Kembali adalah Terpidana yang kurang memahami hukum, Panitera wajib menanyakan apakah alasan pemohon mengajukan Peninjauan Kembali. Selanjutnya Panitera menuangkan alasan-alasan tersebut dalam surat permintaan Peninjauan Kembali.

(42)

Buku Register. Kemudian Panitera menyampaikan kepada Kepala Pengadilan setelah dilengkapi dengan Formulir Penetapan Penunjukan Majelis Hakim.

(6) Kepala Pengadilan menunjuk Hakim/Majelis Hakim yang tidak memeriksa perkara semula yang dimintakan Peninjauan Kembali untuk memeriksa apakah permintaan Peninjauan Kembali memenuhi alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 248 ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997. (7) Sebelum Hakim/Hakim Ketua menetapkan

hari sidang, Panitera menyusun rencana sidang dengan memperhatikan tempat tinggal/ domisili/ Satuan Pemohon.

(8) Haki m/Majelis Haki m yang telah ditunjuk segera mempelajari berkas perkara, selanjutnya menetapkan hari sidang.

(9) Panitera memanggil Terpidana dan Oditur untuk hadir dalam sidang guna menyampaikan pendapatnya.

(10) Atas pemeriksaan tersebut dibuat Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Hakim/Majelis Hakim, Oditur, Panitera dan Terpidana.

(11) Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan itu dibuat Berita Acara Pendapat yang ditandatangani oleh Hakim/Majelis Hakim dan Panitera.

(12) Kepala Pengadilan, segera mengirimkan permintaan Peninjauan Kembali yang dilampiri berkas perkara semula, Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Pendapat, kepada Mahkamah Agung yang temb usan surat pengantarnya disampaikan kepada Terpidana dan Oditur.

(43)

Pengadilan Tingkat Banding yang bersangkutan. (13) Permintaan Peninjauan Kembali atas suatu

putusan tidak menangguhkan maupun menghentikan pelaksanaan putusan.

(14) Permintaan Peninjauan Kembali atas suatu putusan hanya dapat dilakukan satu kali.

(15) Pemegang buku register mencatat dengan cermat dalam register terkait semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara Peninjauan Kembali, dan pelaksanaan putusan ke dalam buku register diajukan permohonan Grasi kepada Presiden secara tertulis oleh :

(a) Terpidana dan atau Kuasa Hukumnya (b) Keluarga Terpidana dengan persetujuan

Terpidana.

(c) Keluarga Terpidana tanpa persetujuan Terpidana, dalam hal pidana yang dijatuhkan adalah pidana mati. (satu) kali, kecuali dalam hal :

(a) Terpidana pernah ditolak permohonan Grasinya dan telah lewat 2 (dua) tahun sejak tanggal penolakan.

(44)

tanggal keputusan pemberian Grasi diterima. (4) Permohonan Grasi tidak dibatasi oleh

tenggang waktu.

(5) Permohonan Grasi diajukan kepada Presiden dan salinannya disampaikan kepada Pengadilan yang memutus perkara pada Tingkat Pertama atau Tingkat Pertama dan terakhir untuk diteruskan kepada Mahkamah Agung.

(6) Dalam ha I permohonan Grasi diajukan oleh Terpidana yang sedang menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan maka permohonan dan salinannya disampaikan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan selanjutnya Kepala Lembaga Pemasyarakatan menyampaikan permohonan Grasi tersebut kepada Presiden, dan salinannya dikirim kepada pengadilan yang memutus perkara pada Tingkat Pertama atau Tingkat Pertama dan terakhir paling lambat 7 (tujuh) hari dihitung sejak diterimanya permohonan Grasi dan salinannya.

( 7 ) P a n i t e r a w a j i b me m b u a t A k t a P e n e r i ma a n S a l i n a n Permohonan Grasi, selanjutnya berkas perkara beserta salinan pen-nohonan Grasi diteruskan kepada Mahkamah Ag u n g. Ap a bi l a p er mo h o n an G ra si t i d a k me me n u h i persyaratan, maka Panitera membuat Akta Penolakan Permohonan Grasi yang dicatat dalam buku register induk namun berkas tidak dilanjutkan.

(8) Dalam jangka waktu paling lambat dua puluh (20) hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan salinan permohonan Grasi, Pengadilan Tingkat Pertama mengirimkan salinan permohonan tersebut dan berkas perkara Terpidana kepada Mahkamah Agung.

(9) Berkas perkara tersebut terdiri dari (a) Surat pengantar

(45)

(d) Salinan Permohonan Grasi dari Terpidana dan Akta penerimaan salinan permohonan Grasi.

(e) Surat kuasa dari Terpidana untuk kuasanya atau surat persetujuan untuk keluarga dari Terpidana (jika ada).

(f) Petikan putusan (asli).

(g) Putusan Pengadilan Tingkat Pertama atau Tingkat Pertama dan Terakhir.

(h) Berita Acara Sidang.

(i) Putusan Pengadilan Tingkat Banding danPutusan Mahkamah Agung dalam Tingkat Kasasi.

(j) Surat Dakwaan.

(k) Eksepsi dan Putusan Sela (jika ada). (l) Surat Tuntutan.

(m) Pembelaan, Replik, Duplik (jika ada). (n) Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari

Papera. oleh Pengadilan yang memutus perkara pada Tingkat Pertama atau Tingkat Pertama dan Terakhir dicatat oleh Pemegang buku register dalam register induk perkara dan diberitahukan oleh Panitera kepada Terpidana dengan membuat Akta Pemberitahuan Keputusan Grasi.

b. Pola tentang Register Perkara 1) Register perkara terdiri dari :

(a) Register Induk Perkara Pidana

(46)

(d) Register Tapsid. (e) Register Putusan. (f) Register Putusan Sela

(g) Register Perkara permohonan banding. (h) Register Perkara permohonan kasasi

(i) Register Perkara permohonan kasasi demi kepentingan hukum.

(j) Register Perkara permohonan peninjauan kembali. (k) Register Perkara permohonan Grasi

(l) Register Penahanan.

(m) Register Pembebasan dari Tahanan. (n) Register Pengembalian Berkas Perkara. (o) Register Barang Bukti. penyelesaian perkara dari Tingkat Pertama, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali, Grasi dan pelaksanaan putusan.

3) Buku register ditutup dan diganti setiap tahun tidak boleh digabung dengan tahun sebelumnya.

4) Register perkara pidana dan perkara pelanggaran lalu lintas ditutup setiap bulan. Nomor urut setiap bulan dimulai dari nomor 1 (satu) sedangkan nomor register perkara berlanjut dalam satu tahun.

5) Penutupan register setiap akhir bulan ditandatangani oleh pemegang buku register, dengan membuat perincian perkara.

2. Administrasi Umum

(47)

Militer III-19 Jayapura yang meliputi :

a. Mendata dan mengisi Buku Induk Pegawai/Register Pegawai sesuai dengan ketentuan SE BAKN Bo.08/SE/1983 dan Juklak Tata Usaha Kepegawaian.

b. Mendata dan mengisi Buku Kendali seperti Kenaikan pangkat, Kenaikan gaji berkala dan pensiun serta selanjutnya di kirimkan kepada Dilmiltama untuk prosesnya.

c. Kartu data pegawai.

d. Menyelenggarakan Statistik Pegawai. e. Daftar Penilian Pelaksanaan Pekerja (DP 3)

Pelaksanaannya pengisiannya, serta penelitian dilaksanakan secara berkesinambungan serta penilaian dalam membuat hal-hal yang menonjol baik yang positif maupun negatif yang mempengaruhi kader nilai DP3, disimpan oleh pejabat penilai sebagai dasar penilaian.

f. Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

Memudahkan pegawai golongan II dan III, disimpan oleh pejabat penilai sebagai dasar penilaian, serta mengupayakan atau meningkatkan kesejahteraan pada pegawai dan mendorong peningkatan gairah kerja pegawai.

g. Menyelenggarakan Surat-Menyurat yang meliputi :

1) Mengatur penyelesaian tulisan dinas termasuk penerimaan dan pengiriman;

2) Mengatur dan Mengawasi Pengamanan Surat; 3) Menggandakan tulisan dinas;

4) Menyelenggarakan dinas Caraka;

h. Melaksanakan dinas urusan dalam, termasuk kebersihan dan keindahan, pengamanan dan pemeliharaan disiplin serta tata tertib;

i. Menyelenggarakan perawatan personil dan materiil;

j. Membuat Laporan hasil Inventaris seperti Daftar Inventarsi Ruangan, (DIR) Daftar Inventaris Lain (DIL) ,Laporan Kondisi Barang (LKB).

k. Menyelengerakan Perpustakaan dikelola secara tertib dan teratur;

(48)

m. Mengatur penggunaaan perlengkapan.ruangan kerja;

n. mengatur penerimaan tamu dan hal-hal yang bersifat protokoler;

o. Mengusulkan penghapusan barang milik Negara; p. Menanggapi dan memecahkan masalah yang timbul; q. Mengevaluasi pelaksanaan tugas;

(49)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pada pelaksanaan program kerja Tahun Anggaran 2011 ini, kami sampaikan beberapa hal yang berkenaan dengan hal-hal menonjol, hambatan-hambatan, solusi, kesimpulan dan saran yang akan kami uraikan sebagai berikut :

1. Pengadilan Militer III-19 Jayapura dan wilayah hukumnya hingga saat ini masih menggunakan struktur organisasi sebagaimana surat keputusan Pangab Nomor : KEP/01/P/1/1984 tanggal 20 Januari 1984 tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur Mahkamah Militer.

2. Pengadilan Militer III-19 Jayapura dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) telah menetapkan standar operasional prosedur (SOP) dalam rangka untuk mewujudkan adanya reformasi birokrasi di lingkungan peradilan dan sekaligus menjadi acuan dalam penyelesaian perkara di lingkungan peradilan militer.

3. Penyelesaian perkara dalam tahun 2010 Pengadilan Militer III-19 Jayapura wilayah hukum Propinsi Papua dan Ppaua Barat berhasil menyelesaikan perkara melebihi target yang telah ditentukan walaupun masih ada sisa perkara yang belum diselesaikan.

4. Pelaksanaan administrasi perkara dan administrasi umum di lingkungan Pengadilan Militer III-19 Jayapura telah dilaksanakan dengan tertib, walaupun masih ada kesalahan-kesalahan yang perlu disempurnakan

5. Pengelolaan keuangan yang terdiri dari perencanaan, pelaksaan, dan pelaporan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku dan dilaksanakan tepat waktu

6. Personel Dilmil III-19 Surabaya sampai saat ini baik Militer maupun PNS masih sangat kurang dibandingkan dengan tugas dan tanggung jawab yang harus di emban.

7. Hambatan.

Pada pelaksanaan Program Kerja dan DIPA Tahun Anggaran 2011 terdapat beberapa hambatan sebagai berikut :

Gambar

GRAFIK PENYELESAIAN PERKARA TINGKAT PERTAMA PADA PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA TAHUN 2011
GRAFIK REKAPITULASI PERKARA DIPUTUS

Referensi

Dokumen terkait

Tahura merupakan kawasan Hutan Konservasi sehingga rehabilitasi di kawasan Tahura mengikuti kaidah konservasi, antara lain: 1) pemilihan jenis tanaman diupayakan

47 Perhitungan umur simpan produk pada suhu tertentu selanjutnya dapat ditentukan dengan menghubungkan nilai ln k yang telah diperoleh dengan nilai suhu yang diinginkan

Bencana yang bersifat acak dan langka menyebabkan nilai dari sebaran imbal hasil perusahaan asuransi bencana mengalami penyimpangan dan menyebar asimetris, sehingga diperlukan suatu

Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku kepala Desa Tanjungwangi , kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat dengan ini menerangkan bahwa kelompok Usaha

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum sintesis CMC pelepah kelapa sawit dengan faktor, yaitu konsentrasi NaOH, berat NaMCA, dan suhu

Responden dalam penelitian ini ialah menyangkut tentang Penanggulangan Tindak Pidana Penyelundupan Narkotika di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, yang penulis tujukan

Misalnya jika pihak swalayan kehabisan stok barang A, dan pihak swalayan telah melakukan pengadaan barang dengan menggunakan aplikasi pengadaan barang, sistem