• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buletin Islam Al Ilmu Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buletin Islam Al Ilmu Jember"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBONGKAR KEDOK SUFI

m eneladani Al Masih bin Maryam ! Maka sesungguhnya pet unj uk Nabi kit a lebih kit a cint ai ( dari/ dibanding pet unj uk Al Masih) , beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam biasa m engenakan pakaian yang t erbuat dar i bahan kat un dan yang selainnya.” ( Diringkas dari Maj m u’ Fat aw a, k arya Syaik hul I slam I bnu Taim iy ah Juz 11, hal. 6,16 ) .

Sia pa k a h Pe le t a k / Pe n dir i Ta sa w uf ?

I bnu ‘Aj ibah seorang Sufi Fat him i, m engklaim bahwasanya pelet ak Tasawuf adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sendiri. Yang m ana beliau –m enurut I bnu ‘Aj ibah - m endapat kannya dari Allah Ta’ala m elalui wahyu dan ilham . Kem udian I bnu ‘Aj ibah ber bicara panj ang lebar t ent ang perm asalahan t ersebut dengan disert ai bum bu- bum bu keanehan dan kedust aan. I a berkat a: “ Jibril per t am a kali t urun k epada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dengan m em bawa ilm u syariat , dan ket ika ilm u it u t elah m ant ap, m aka t urunlah ia unt uk kedua kalinya dengan m em bawa ilm u hakikat . Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam pun m engaj arkan ilm u hakikat ini pada orang- orang khususnya saj a. Dan yang pert am a kali m enyam paikan Tasawuf adalah Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu, kem udian Al Hasan Al Bashri rahim ahullah m enim ba darinya.” ( I qazhul Him am Fi Syarhil Hikam , hal.5 dinukil dari At Tashaw wuf Min Shuwaril Jahiliyah, hal. 8) .

(2)

t uduhan kej i lagi lancang t erhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , ia m enuduh dengan kedust aan bahwa beliau m enyem bunyikan kebenaran. Dan t idaklah seseorang m enuduh Nabi dengan t uduhan t ersebut , kecuali seorang zindiq yang keluar dari I slam dan berusaha unt uk m em alingkan m anusia dari m erupakan pem ikiran yang diwarisi oleh orang- orang Sufi dar i pem im pin- pem im pin m erek a ( Syi’ah) . Dan benar- benar Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu sendiri yang m em bant ahnya, sebagaim ana yang Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah m em berit ahukan kepadaku t ent ang em pat perkara. Abu Thufail Radiy allahu ‘anhu berk at a: “ Apa em pat perkara it u wahai Am ir ul Mukm inin ?” Beliau m enj awab: dalam m em erangi agam a yang benar ini. Periksalah aj arannya ! niscaya engkau akan m endapat i padanya aj aran Br ahm a ( Hindu) , Buddha, Zaradisy t iyyah, Manawiyyah, Dishaniyyah, Aplat oniyyah, Ghanushiyyah, Yahudi, Nashrani, dan Berhalaism e Jahiliyyah.” ( Muqaddim ah kit ab Mashra’ut Tashaw wuf, hal. 19) . [ 2 ]

(3)

ﻲِﻧاَﺮَﺗ

ْﻦَﻟ

َلﺎَﻗ

َﻚْﻴَﻟِإ

ْﺮُﻈْﻧَأ

ﻲِﻧِرَأ

ﱢبَر

َلﺎَﻗ

ُﻪﱡﺑَر

Berkat alah Musa : “ Wahai Rabbku nam pakkanlah ( diri Engkau) kepadaku agar aku dapat m elihat - Mu.” Allah berfirm an : “ Kam u sekali- kali t idak akan sanggup m elihat - Ku ( yakni di dunia- pen) ………” ( Al A’raaf : 143) .

2. I bnu ‘Arabi, t okoh sufi lainnya, berkat a : “ Sesungguhnya seseorang ket ika m enyet ubuhi ist rinya t idak lain ( ket ika it u) ia m enyet ubuhi Allah ! ” ( Fushushul Hikam ) .[ 3 ] Bet apa kufurnya kat a- kat a ini …, t idakkah orang- orang Sufi sadar akan kesesat an gem bongnya ini ?!

3. I bnu ‘Arabi j uga berk at a : “ Maka Allah m em uj iku dan aku pun m em uj i- Nya, dan Dia m eny em bahku dan aku pun m eny em bah- Nya.” ( Al Fut uhat Al Makkiyyah) .[ 4 ]

Padahal Allah Ta’ala t elah berfirm an :

نوُﺪُﺒْﻌَﻴِﻟ

ﱠﻻِإ

َﺲْﻧِﻹاَو

ﱠﻦِﺠْﻟا

ُﺖْﻘَﻠَﺧ

ﺎَﻣَو

“ Dan t idaklah Aku cipt akan j in dan m anusia kecuali unt uk beribadah kepada- Ku.” ( Adz Dzariyat : 56) .

ﺪْﺒَﻋ

ِﻦَﻤْﺣﱠﺮﻟا

ﻲِﺗاَء

ﱠﻻِإ

ِضْرَﻷاَو

ِتاَﻮَﻤﱠﺴﻟا

ﻲِﻓ

ْﻦَﻣ

ﱡﻞُآ

ْنِإ

اً

Tidak ada seor ang pun di langit dan di bum i, kecuali akan dat ang kepada Allah Yang Maha Pem urah dalam keadaan sebagai ham ba.” ( Maryam : 93) .

4. Jalaluddin Ar Rum i, seor ang t okoh sufi yang kondang ber kat a : “ Aku seorang m uslim , t api aku j uga seorang Nashrani, Brahm awi, dan Zaradasyt i, bagiku t em pat ibadah sam a … m asj id, ger ej a, at au t em pat berhala- berhala.” [ 5 ]

Padahal Allah Ta’ala berfir m an :

ﻦﻳِﺮِﺳﺎَﺨْﻟا

َﻦِﻣ

ِةَﺮِﺧﻵا

ﻲِﻓ

َﻮُهَو

ُﻪْﻨِﻣ

َﻞَﺒْﻘُﻳ

ْﻦَﻠَﻓ

ﺎًﻨﻳِد

ِمَﻼْﺳِﻹا

َﺮْﻴَﻏ

ِﻎَﺘْﺒَﻳ

Dan barangsiapa m encari agam a selain agam a I slam , m aka sekali- kali t idaklah akan dit erim a ( agam a it u) dari padanya, dan dia di akhirat t erm asuk orang- orang yang m erugi.” ( Ali I m ran : 85)

5. Pem bagian ilm u m enj adi Syari’at dan Hakik at , yang m ana bila seseorang t elah sam pai pada t ingkat an hakikat berart i ia t elah m encapai m art abat keyakinan yang t inggi kepada Allah Ta’ala, oleh kar ena it u gugurlah baginya segala kewaj iban dan larangan dalam agam a ini.

Syaikhul I slam I bnu Taim iy ah rahim ahullah ber kat a : “ Tidak diragukan lagi oleh ahlul ilm i dan im an bahwasanya perk at aan t er sebut t erm asuk sebesar- besar kekafiran dan yang paling berat . I a lebih j ahat dari perkat aan Yahudi dan Nashrani, karena Yahudi dan Nashrani ber im an dengan sebagian dari isi Al Kit ab dan kafir dengan sebagiannya, sedangkan m ereka adalah orang- orang kafir y ang sesungguhnya ( karena m ereka berkey akinan dengan sam painya kepada m art abat hakikat , t idak lagi t erkait dengan kewaj iban dan larangan dalam agam a ini, pen) .” ( Maj m u’ Fat awa, j uz 11 hal. 401) .

6. Dzikirnya orang- orang awam adalah

ﷲا

ﻻإ

ﻪﻟإ

, sedangkan dzikirnya orang- or ang khusus dan paling khusus “

ﷲا

/ Allah” , “

ﻮه

/ Huu” , dan “

ﻩﺁ

/ Aah” saj a.

Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi w assalam bersabda :

(4)

Sebaik- baik dzikir adalah

ﷲا

ﻻإ

ﻪﻟإ

.” ( H.R. Tirm idzi, dari shahabat Jabir bin Abdullah Radiy allahu ‘anhu, dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jam i’, no. 1104) .[ 6]

Syaikhul I slam rahim ahullah berkat a : “ Dan barangsiapa yang beranggapan bahw a

ﷲا

ﻻإ

ﻪﻟإ

dzikir nya orang aw am , sedangkan dzikirnya orang- or ang khusus dan paling khusus adalah “

ﻮه

/ Huu” , m aka ia seorang yang sesat dan m enyesat kan.” ( Risalah Al Ubudiyah, hal. 117- 118, dinukil dari Haqiqat ut Tashaw w uf, hal. 13)

7. Keyakinan bahw a orang- orang Sufi m em punyai ilm u Kasy af ( dapat m enyingkap hal- hal y ang t ersem bunyi) dan ilm u ghaib. Allah Ta’ala dust akan m ereka dalam firm an- Nya:

نﻮُﺜَﻌْﺒُﻳ

َنﺎﱠﻳَأ

َنوُﺮُﻌْﺸَﻳ

ﺎَﻣَو

ُﻪﱠﻠﻟا

ﱠﻻِإ

َﺐْﻴَﻐْﻟا

ِضْرَﻷاَو

ِتاَﻮَﻤﱠﺴﻟا

ﻲِﻓ

ْﻦَﻣ

ُﻢَﻠْﻌَﻳ

َﻻ

ْﻞُﻗ

Kat akanlah t idak ada seorang pun di langit dan di bum i y ang m enget ahui hal- hal yang ghaib kecuali Allah.” ( An Nam l : 65)

8. Keyakinan bahw a Allah Ta’ala m encipt akan Nabi Muham m ad Shallallahu ‘alaihi wassalam dari nuur / cahaya- Nya, dan Allah Ta’ala cipt akan segala sesuat u dari cahaya Nabi Muham m ad Shallallahu ‘alaihi w assalam . Padahal Allah Ta’ala ber firm an :

ﱠﻲَﻟِإ

ﻰَﺣﻮُﻳ

ْﻢُﻜُﻠْﺜِﻣ

ٌﺮَﺸَﺑ

ﺎَﻧَأ

ﺎَﻤﱠﻧِإ

ْﻞُﻗ

Kat akanlah ( Wahai Muham m ad) , sesungguhny a aku hany alah seorang m anusia sepert i kalian, yang

diwahyukan kepadaku …” ( Al Kahfi : 110) .

ﻦﻴِﻃ

ْﻦِﻣ

اًﺮَﺸَﺑ

ٌﻖِﻟﺎَﺧ

ﻲﱢﻧِإ

ِﺔَﻜِﺋَﻼَﻤْﻠِﻟ

َﻚﱡﺑَر

َلﺎَﻗ

ْذِإ

( I ngat lah) ket ika Rabbm u berfir m an kepada para Malaikat : “ Sesungguhnya Aku akan cipt akan m anusia dari t anah liat.” ( Shaad : 71)

Ke t e r k a it a n An t a r a Su fi de nga n Ke lom pok “JI ”

Ket erkait an ant ara Sufi dengan kelom pok “ JI ” ( Jam a'ah Tabligh dan I khw anul Muslim in) sangat lah er at karena pendiri kelom pok “ JI ” ini adalah seorang Sufi. Jam a'ah Tabligh, didirikan oleh Muham m ad I lyas Al-Kandahlawi seorang Sufi dari t arekat Jisyt iy yah. Dan seiring bergulirnya wakt u, Jam a'ah Tabligh kem udian ber bai’at di at as em pat t arekat Sufi: Jisyt iyyah, Qadiriyyah, Sahruw ardiyyah, dan Naqsyabandiyyah. ( Lihat kit ab Jam a’at ut Tabligh Mafahim Yaj ibu An Tushahhah, karya Asy- Syaikh Hasan Janahi, hal. 2, 12.)

Adapun I khwanul Muslim in, pendirinya adalah Hasan Al- Banna, seorang Sufi dari t arekat Hashafiyyah, sebagaim ana yang ia k at akan sendiri: “ …Di Dam anhur aku bergaul dengan kawan- kawan dari t arekat Hashafiyy ah dan set iap m alam ny a aku selalu m engik ut i acara hadhrah yang diadakan di Masj id At -Taubah…”

I a j uga berkat a: “ Terkadang kam i berziarah ke daerah Azbah Nawam , karena di sana t erdapat m akam Asy- Syaikh Sayyid Sanj ar, salah seorang dari t okoh t arekat Hashafiyyah.” ( Mudzakkirat ud Da’w ah Wad Da’iyah, hal. 19, 23, dinukil dari kit ab Fit nat ut Takfir Wal Hakim iyah, karya Muham m ad bin Abdullah Al-Husain, hal. 63- 64) ( Sum ber : ht t p: / / w w w .asysy ariah.com / sy ariah.php?m enu= det il&id_online= 155)

Wallahu A’lam Bish Shawab

(5)

Hadit s Abu Um am ah

ْﻢُﻜِﺑْﻮُﻠُﻗ

ْﻲِﻓ

ِنﺎَﻤْﻳﻹا

َةَوَﻼَﺣ

اْوُﺪِﺠَﺗ

،ِفﻮﱡﺼﻟا

ِسﺎَﺒِﻠِﺑ

ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ

Pakailah pakaian yang t erbuat dari bulu dom ba, niscaya akan kalian rasakan m anisnya keim anan di hat i kalian” ( HR Al Baihaqi dlm Syu’abul I m an) .

Ke t e r a n ga n : Hadit s ini palsu karena di dalam sanadnya t erdapat seorang perawi yang bernam a Muham m ad bin Yunus Al Kadim y. Dia seorang pem alsu hadit s, Al I m am I bnu Hibban berkat a : “ Dia t elah m em alsukan kira- kira lebih dar i dua r ibu hadit s” . ( Lihat Silsilah Al Ahadit s Adh Dhoifah Wal Maudhu’ah, no: 90)

-Foot n ot e :

[ 1 ] [ 2 ] Dinukil dar i kit ab Haqiqat ut Tashaw w uf karya Asy Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al Fauzan, hal.7

[ 3 ] [ 4 ] [ 5 ] Dinukil dar i kit ab Ash Shufiyyah Fii Mizanil Kit abi Was Sunnah k arya Asy Syaikh Muham m ad

bin Jam il Zainu, hal. 24- 25.

[ 6 ] Lihat kit ab Fiqhul Ad ‘I yat i Wal Adzkar, kary a Asy Syaikh Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr,

hal. 173.

( D ik u t ip da r i Bu le t in I sla m Al I lm u Edisi 4 6 / I I I / I 2 / 1 4 2 5 , dit e r bit k a n Ya y a sa n As Sa la fy Je m be r . Ju du l a sli " H a k e k a t Ta sa w u f da n Su fi" . Pe n u lis Al Ust a dz Ru w a ifi’ bin Su la im i, Lc. D ik ir im ole h a l Al Ak h I bn H a r u n via e m a il.)

D isa lin da r i : w w w .sa la fy.or .id

B. AQI D AH SESAT

ak j auh beda dengan keadaan syi’ah Rafidhah, kaum Sufi – y ang sebenar nya m asih m em iliki ket erkait an akidah dengan m ereka – pun m engusung berbagai j enis kesesat an dan kekufuran, sebagai bahaya lat en dit ubuh kaum m uslim in. Bahkan disaat kaum m uslim in t idak lagi m em perhat ikan agam anya, m uncullah m ereka sebagai kekuat an spirit ual yang m engerikan. Sehingga m ereka t ak segan- segan lagi m enam pilk an wacana kekufurannya dit engah- t engah k aum m uslim in.

T

Puncak kekufuran yang t erdapat pada sekt e sesat ini adalah adanya keyakinan at au akidah bahwa siapa saj a yang m enelusuri ilm u laduni ( ilm u bat in) m aka pada t erm inal akhir ia ak an sam pai pada t ingkat an fana ( m elebur/ m enyat u dengan Dzat Allah) . Sehingga ia m em iliki sifat - sifat laahuut ( ilahiyyah) dan naasuut ( insaniyyah) . Secar a lahir ia bersifat insaniyyah nam un secar a bat in ia m em iliki sifat ilahiyyah. Maha suci Allah dari apa yang m ereka yakini! ! . Akidah ini populer di t engah m asyarakat kit a dengan ist ilah m anunggaling kaw ula gust i.

Adapun m unculnya akidah rusak ini bukanlah sesuat u y ang bar u lagi di j am an sekarang ini dan bukan pula isapan j em pol dan t uduhan sem at a.

Bu k t i Buk t i N y a t a Te n t a n g Ak ida h M a n u n gga lin g Ka w u la Gu st i D i Tu bu h Ka u m Su fi

Hal ini dapat dilihat dari ucapan para t okoh legendaris dan pendahulu sufi sepert i Al Hallaj , I bnul Faridh, I bnu Sabi’in dan m asih banyak lagi yang lainnya di dalam karya- karya m ereka. Cukuplah dengan ini sebagai saksi at as kebenaran bukt i- bukt i t adi.

(6)

“ Maha suci Dia yang t elah m enam pakkan sifat naasuut ( insaniy ah) - Nya lalu m uncullah kam i sebagai laahuut ( ilahiyah) - Nya

Kem udian Dia m enam pakkan diri kepada m akhluk- Nya dalam wuj ud or ang yang m akan dan m inum

Sehingga m akhluk- Nya dapat m elihat - Nya dengan j elas sepert i pandangan m at a dengan pandangan m at a” ( At h Thawaasin hal. 129)

“ Aku adalah Engkau ( Allah) t anpa adanya keraguan lagi

Maha suci Engkau Maha suci aku Mengesakan Engkau berart i m engesakan aku Kem aksiat an kepada- MU adalah kem aksiat an kepadaku

Marah- Mu adalah m arahku Pengam punan- Mu adalah pengam punanku “ ( Diw anul Hallaj hal. 82)

“ Kam i adalah dua ruh yang m enit is j adi sat u Jika engkau m elihat ku berart i engkau m elihat - Nya

Dan j ika engkau m elihat - Ny a berart i yang engkau lihat adalah kam i” ( At h Thawaasin hal. 34)

2. I bnu Faridh berkat a dalam sy airnya:

Tidak ada shalat kecuali hanya unt ukku

Dan shalat ku dalam set iap raka’at bukanlah unt uk selainku. ( Tanbih Al Ghabi fi Takfir I bnu Ar abi hal. 64)

3. Abu Yazid Al Bust ham i berkat a:

Paling sem purnanya sifat seseorang y ang t elah m encapai deraj at m a’rifat adalah adany a sifat - sifat Allah pada dirinya. ( Dem ikian pula) sifat ket uhanan ada pada dirinya.” ( An Nuur Min Kalim at i Abi Thaifut hal. 106 karya Abul Fadhl Al Falaki)

Maka diapun m engungkapk an keher anannya dengan beruj ar: “ Aku heran kepada orang- orang yang m engaku m engenal Allah, bagaim ana m erek a bisa ber ibadah kepada- Nya?!

Lebih daripada it u, dia m enut urkan pula akidah ini kepada or ang lain t at kala seseorang dat ang dan m enget uk rum ahnya. Dia bert anya: “ Siapa yang engkau cari? Orang it u m enj awab: “ Abu Yazid.” Diapun berkat a: “Pergi! Tidaklah yang ada di rum ah ini kecuali Allah.” ( An Nuur hal. 84)

Pada hal. 110 dia pernah dit any a t ent ang perihal t asawuf m aka dia m enj aw ab: “ Sifat Allah t elah dim iliki oleh seorang ham ba” .

Akidah Manunggaling Kawula Gust i m em baw a kaum sufi kepada keyak inan yang lebih rusak yait u wihdat ul wuj ud. Berart i t idak ada wuj ud kecuali Allah it u sendiri, t idak ada dzat lain y ang t am pak dan kelihat an ini selain dzat yang sat u, y ait u dzat Allah.

I bnu Arabi berkat a:

Tuhan it u m em ang benar ada dan ham ba it u j uga benar ada

Wahai kalau dem ikian siapa yang di bebani syariat ?

Bila engkau kat akan yang ada ini adalah ham ba, m aka ham ba it u m at i

At au ( bila) engkau kat akan yang ada ini adalah Tuhan lalu m ana m ungkin Dia dibebani syariat ? ( Fushulul Hik am hal. 90)

(7)

D a lil- D a lil Ya n g D ij a dik a n Ka u m Su fi Se ba ga i Pe n opa n g Ak ida h M a n un gga lin g Ka w u la Gu st i

Sepint as, seorang aw am pun m am pu m enolak at au bahkan m engut uk akidah m ereka ini dengan sekedar m em akai fit rah dan akalnya yang sehat . Nam un, bagaim ana kalau t ernyat a kaum Sufi m em baw akan beberapa dalil baik dari Al Qur’an m aupun As Sunnah bahwa akidah Manunggaling Kawula Gust i benar-benar diaj arkan di dalam agam a ini – t ent unya m enurut sangk aan m erek a?!

Mam pukah orang t ersebut m em bant ah at aukah sebaliknya, j ust ru t anpa t erasa dirinya t elah digiring kepada pengak uan akidah ini ket ika m endengar dalil- dalil t ersebut ? Dali- dalil t ersebut adalah:

1. Surat Al Hadid 5 :

ﻢُﺘْﻨُآ

ﺎَﻣ

َﻦْﻳَأ

ْﻢُﻜَﻌَﻣ

َﻮُهَو

Dan Dia ( Allah) bersam a kalian dim ana kalian berada.”

2. Surat Qaaf 16 :

ﺪﻳِرَﻮْﻟا

ِﻞْﺒَﺣ

ْﻦِﻣ

ِﻪْﻴَﻟِإ

ُبَﺮْﻗَأ

ُﻦْﺤَﻧَو

Dan Kam i lebih dekat kepadanya ( ham ba) dar ipada ur at leher nya sendiri.

3. Sabda Rasulullah dalam hadit s Qudsi: “Dan senant iasa ham ba- Ku m endekat kan diri kapada- Ku dengan am alan- am alan sunnah sam pai Aku pun m encint ainy a Bila Aku m encinat ainya m aka j adilah Aku sebagai t elinganya yang dia m endengar dengannya, m at a yang dia m elihat dengannya, t angan yang dia

m em egang sesuat u dengannya, dan kaki yang dia berj alan dengannya. ( H.R. Al Bukhari)

Ba n t a h a n Te r h a da p Syu bh a t ( Ke r a n cu a n Be r fik ir ) M e r e k a D a la m M e n ga m bil D a lil- D a lil dia t a s

Dengan m engacu kepada Al Qur’an dan As Sunnah di baw ah bim bingan para ulam a t erper caya, m aka kit a akan dapat i bahwa syubhat m ereka t idak lebih daripada sar ang laba- laba yang sangat rapuh.

1. Tent ang firm an Allah di dalam surat Al Hadid 5, para ulam a t elah ber sepakat bahwa kebersam aan Allah dengan ham ba- ham ba- Nya t ersebut art inya ilm u Allah m eliput i keberadaan m ereka, bukan Dzat Allah m enyat u bersam a m er eka. Al I m am At h Thilm anki rahim ahullah berkat a: “ Kaum m uslim in dari kalangan Ahlus Sunnah t elah ber sepakat bahwa m ak na firm an Allah yang art inya: “ Dan Dia ( Allah) bersam a kalian dim ana k alian berada” adalah ilm u- Nya. ( Dar’ut Ta’arudh 6/ 250)

2. Yang dim aksud dengan lafadz “ kam i” di dalam surat Qaaf: 16 t ersebut adalah para m alaikat pencat at -pencat at am alan. Hal ini dit unj ukk an sendiri oleh kont eks ayat set elahny a. Pendapat ini dipilih oleh I bnu Jarir At h Thabari, I bnu Taim iyah, I bnul Qayyim , I bnu Kat sir dan para ulam a yang lainnya. Sedangkan At h Thilm anki dan Al Baghawi m em ilih pendapat bahwa yang dim ak sud lafadz “ lebih dekat ” adalah ilm u dan kekuasaan- Nya lebih dekat dengan ham banya- Nya daripada urat lehernya sendiri.

3. Al I m am At h Thufi ket ika m engom ent ari hadit s Qudsi t ersebut m enyat akan bahwa ulam a t elah bersepakat kalau hadit s t ersebut m er upakan sebuah ungkapan t ent ang pert olongan dan perhat ian Allah t erhadap ham ba- ham ba- Nya. Buk an hakikat Allah sebagai anggot a badan ham ba t ersebut sebagaim ana keyakinan Wihdat ul Wuj ud. ( Fat hul Bari)

(8)

Be be r a pa Uca pa n Ba t il Ya n g Te r k a it Er a t D e n ga n Ak ida h I n i keyakinan t ersebut . ( Syar hu Hadit sin Nuzuul hal 375)

Be be r a pa Aya t Al Qu r ’a n Ya n g M e m ba n t a h Ak ida h M a n u n gga lin g Ka w u la Gu st i

Ayat - ay at Al Qur’an secara gam blang m enegaskan bahwa akidah Manunggaling Kawula Gust i benar- benar bat il. Allah t a’ala berfirm an :

(9)

C. I LM U LAD UN I

apalagi m engk rit ik wali- w ali y ang t ingkah lak unya secara dhahir m enyelisihi syar iat .

Wali- wali at au gus- gus it u beda t ingk at an dengan kit a, m ereka sudah sam pai t ingkat an m a’rifat yang hat inya, sehingga t ersibaklah seluruh rahasia- rahasia alam ghaib bahk an bisa berk om unikasi langsung dengan Allah, par a Rasul dan ruh- ruh y ang lainnya, t erm asuk nabi Khidhir. Tidaklah bisa diraih ilm u ini kecuali set elah m encapai t ingkat an m a’rifat m elalui lat ihan- lat ihan, am alan- am alan, at aupun dzikir- dzikir t ert ent u.

I ni bukan suat u wacana at au t uduhan sem at a, t api t erucap dari lisan t okoh- t ok oh t enar kaum sufi, sepert i Al Junaidi, Abu Yazid Al Bust ham i, I bnu Arabi, Al Ghazali, dan m asih banyak lagi yang lainnya yang t erdapat dalam karya- karya t ulis m ereka sendir i.

1. Al Ghazali dalam kit abnya I hya’ Ulum uddin 1/ 11- 12 berkat a: “ I lm u kasyaf adalah t ersingkapny a t irai penut up, sehingga kebenar an dalam set iap perkara dapat t erlihat j elas sepert i m enyaksik an langsung dengan m at a kepala … inilah ilm u- ilm u yang t idak t ert ulis dalam kit ab- kit ab dan t idak dibahas … “ . Dia j uga berkat a: “ Awal dari t arekat , dim ulai dengan m uk asyafah dan m usyahadah, sam pai dalam keadaan t erj aga ( sadar) bisa m eny aksikan at au berhadapan langsung dengan m alaikat - m alaikat dan j uga ruh- ruh para Nabi dan m endengar langsung suara- suara m ereka bahkan m ereka dapat langsung m engam bil ilm u-ilm u dar i m ereka” . ( Jam harat ul Auliya’: 155)

2. Abu Yazid Al Bust ham i berk at a: “ Kalian m engam bil ilm u dari orang- orang yang m at i. Sedang kam i m engam bil ilm u dar i Allah yang Maha Hidup dan t idak akan m at i. Orang sepert i kam i berkat a: “ Hat iku t elah m encerit akan kepadaku dari Rabbku” . ( Al Mizan: 1/ 28)

3. I bnu Arabi berkat a: “ Ulam a syariat m engam bil ilm u m ereka dar i generasi t erdahulu sam pai har i kim at . Sem akin hari ilm u m ereka sem akin j auh dari nasab. Para wali m engam bil ilm u m ereka langsung dari Allah yang dihuj am kan k e dalam dada- dada m ereka.” ( Rasa’il I bnu Arabi hal. 4) ilm u sy uhud bukan dari hasil pem bahasan, pem ikiran, dugaan at aupun t aksiran belaka” .

I lm u La du n i D a n D a m pa k N e ga t ifny a Te r h a da p U m a t

(10)

Abu Sulaim an Ad Daraani berkat a: “Jik a se se or a n g m e nu n t u t ilm u h a dit s a t a u be r sa fa r m e n ca r i

n a fk a h a t a u m e n ik a h be r a r t i ia t e la h con don g k e pa da du nia” . ( Al Fut uhaat Al Makiyah 1/ 37)

Berkat a I bnul Jauzi: “Se or a n g gu r u su fi k e t ik a m e lih a t m u r idny a m e m e ga ng pe n a . I a be r k a t a :

“En gk a u t e la h m e r u sa k k e h or m a t a n m u.” ( Tablis I blis hal. 370)

Oleh karena it u Al I m am Asy Syafi’i berkat a: “Aj a r a n t a sa w u f it u diba n gu n a t a s da sa r r a sa m a la s.” ( Tablis I blis: 309)

Tak sekedar m elakukan t indakan pem bodahan um at , m er ekapun t elah j at uh dalam pengkebirian um at . Dengan m em bagi um at m anusia m enj adi t iga kast a yait u: syariat , hakekat , dan m a’rifat , sepert i Sidart a Budha Gaut am a m em bagi m anusia m enj adi em pat kast a. Sehingga seseorang yang m asih pada t ingkat an syari’at t idak boleh baginya m enilai at au m engkrit ik seseorang yang t elah m encapai t ingkat an m a’rifat at au hakekat .

Sy u bh a t - Sy u bh a t Ka u m Su fi D a n Ba n t a h a n n y a

1. Kat a laduni m ereka pet ik dari ay at Allah yang berbunyi:

Dan kam i t elah aj arkan kepadanya ( Nabi khidhir) dari sisi Kam i suat u ilm u” . ( Al Kahfi: 65)

Mereka m em aham i dari ayat ini adanya ilm u laduni sebagaim ana yang Allah anugerahkan ilm u t ersebut kepada Nabi Khidhir. Lebih anehnya m ereka m eyakini pula bahwa Nabi Khidhir hidup sam pai sekarang dan m em buka m aj lis- m aj lis t a’lim bagi orang- orang khusus ( m a’rifat ) .

Telah m enj adi ij m a’ ( kesepakat an) seluruh kaum m uslim in, waj ibnya berim an kepada nabi- nabi Allah t anpa m em bedakan sat u dengan y ang lainnya dan m erek a diut us khusus kepada kaum nya m asing-m asing. Nabi Khidhir diut us unt uk kauasing-m ny a dan syari’at Nabi Khidhir bukanlah syari’at bagi uasing-m at Muham m ad. Rasulullah bersabda:

ًﺔﱠﻣﺎَﻋ

ِسﺎﱠﻨﻟا

ﻰَﻟِإ

ُﺖْﺜِﻌُﺑَو

ًﺔﱠﺻﺎَﺧ

ِﻪِﻣْﻮَﻗ

ﻰَﻟِإ

ُﺚَﻌْﺒُﻳ

ﱡﻲِﺒﱠﻨﻟا

َنﺎَآ

Nabi yang t erdahulu diut us khusus kepada kaum nya sendiri dan aku diut us kepada seluruh um at

m anusia” ( Mut t afaqun ‘alaihi)

Allah berfir m an:

َنﻮُﻤَﻠْﻌَﻳ

َﻻ

ِسﺎﱠﻨﻟا

َﺮَﺜْآَأ

ﱠﻦِﻜَﻟَو

اًﺮﻳِﺬَﻧَو

اًﺮﻴِﺸَﺑ

ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ

ًﺔﱠﻓﺎَآ

ﱠﻻِإ

َكﺎَﻨْﻠَﺳْرَأ

ﺎَﻣَو

Dan Kam i t idak m engut us kam u ( Muham m ad) , m elainkan kepada seluruh um at m anusia sebagai

pem baw a ber it a gem bira dan peringat an” . ( As Saba’: 28)

Adapun keyakinan bahwa Nabi Khidhir m asih hidup dan t erus m em berikan t a’lim kepada orang- orang khusus, m aka bert ent angan dengan Al Qur ’an dan As Sunnah. Allah berfirm an:

نوُﺪِﻟﺎَﺨْﻟا

ُﻢُﻬَﻓ

ﱠﺖِﻣ

ْنِﺈَﻓَأ

َﺪْﻠُﺨْﻟا

َﻚِﻠْﺒَﻗ

ْﻦِﻣ

ٍﺮَﺸَﺒِﻟ

ﺎَﻨْﻠَﻌَﺟ

ﺎَﻣَو

Kam i t idak m enj adikan hidup abadi bagi seorang m anusiapun sebelum kam u ( Muham m ad). ( Al Anbiya’: 34)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:

ﺔﱠﻴَﺣ

ٍﺬِﺌَﻣْﻮَﻳ

َﻲِهَو

ٍﺔَﻨَﺳ

ُﺔَﺋﺎِﻣ

ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ

ْﻲِﺗْﺄَﺗ

َمْﻮَﻴﻟا

ٍﺔَﺳْﻮُﻔْﻨَﻣ

ْﻦِﻣ

ﺎَﻣ

(11)

dan Ahm ad)

Adapun keyakinan kaum sufi bahw a seseor ang yang sudah m encapai ilm u kasy af, akan t ersingkap baginya rahasia- rahasia alam ghaib. Dengan cahaya hat inya, ia bisa berk om unikasi dengan Allah, para Rasul, m alaikat , at aupun wali- wali Allah. Pada t ingkat an m usyahadah, ia dapat berint er aksi langsung t anpa adanya pem bat as apapun.

Cukup dengan pengakuanny a m enget ahui ilm u ghaib, sudah bisa dikat akan ia sebagai seorang pendust a. Rasul Shalallahu ‘alaihi w assalam adalah seorang yang paling m ulia dari seluruh m ak hluk Allah, nam un

Apalagi m engaku dapat berkom unikasi dengan Allah at au para arw ah yang ghaib baik lew at suar a hat inya at au berhubungan langsung t anpa adanya pem bat as adalah k edust aan yang paling dust a. Akal sehat dan fit r ah suci past i m enolaknya sam bil ber kat a: “ Tidaklah m uncul om ongan sepert i it u k ecuali dari or ang pendust a lagi banyak dosa, m ereka m enghadapkan pendengaran ( kepada syait han) it u, dan kebanyakan m ereka orang- orang pendust a” . ( Asy Sy u’ara: 221- 223)

2. Sebagian kaum sufi berkilah dengan perny at aannya bahwa ilm u laduni ( Al Kasy af) m erupakan ilham dari Allah ( yang diist ilahkan w angsit ) . Dengan dalih hadit s Nabi Muham m ad:

(12)

hadit s) .

Singkat nya, ilham t idaklah bisa m enggant i ilm u naqli ( Al Qur ’an dan As Sunnah) , lebih lagi sekedar firasat . Dit am bah dengan adanya keyakinan- keyakinan bat il yang ada pada m ereka seper t i m engaku m enget ahui alam ghaib, m erupakan buk t i kedust aan diat as kedust aan. Berart i, yang ada pada kaum sufi dengan ilm u laduninya, bukanlah suat u ilham m elainkan bisikan- bisikan syait han at au firasat rusak yang bersum ber dari haw a nafsu sem at a. Disana m asih banyak syubhat - syubhat m erek a, t api laksana sarang laba- laba, dengan fit rah sucipun bisa m erunt uhkan dan m em bant ahnya.

H a dit s- H a dit s D h o’if D a n Pa lsu Ya n g Te r se ba r D i Ka la n ga n Um a t

Hadit s Ali bin Abi Thalib:

بْﻮُﻠُﻗ

ْﻲِﻓ

ُﻪُﻓِﺬْﻘَﻳ

،

ِﷲا

ِمﺎَﻜْﺣَأ

ْﻦِﻣ

ٌﻢْﻜُﺣَو

،

ﱠﻞَﺟَو

ﱠﺰَﻋ

ِﷲا

ِراَﺮْﺳَأ

ْﻦِﻣ

ﱞﺮِﺳ

ِﻦِﻃﺎَﺒْﻟا

ُﻢْﻠِﻋ

ﻩِدﺎَﺒِﻋ

ْﻦِﻣ

َءﺎَﺸَﻳ

ْﻦَﻣ

I lm u bat in m erupakan salah sat u r ahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah sat u dari hukum - hukum - Ny a

yang Allah m asukkan kedalam hat i ham ba- ham ba- Nya yang dikehendaki- Nya” .

Ke t e r a n ga n :

Hadit s ini diriwayat kan oleh I bnul Jauzi di dalam kit ab Al Wahiyaat 1/ 74, beliau berkat a: “ Hadit s ini t idak shahih dan secara m ayorit as para per awinya t idak dikenal” . Al I m am Adz Dzahabi berkat a: “ I ni adalah hadit s bat il” . Asy Sy aikh Al Albani m enegaskan bahwa hadit s ini palsu. ( Lihat Silsilah Adh Dha’ifah no 1227)

( D ik u t ip da r i Bu le t in I sla m Al I lm u Edisi 3 1 / I I / I / 1 4 2 5 , dit e r bit k a n Ya y a sa n As Sa la fy Je m be r . Ju du l a sli " Ta sa w u f D a n I lm u La du n i" . D ik ir im ole h a l Al Ak h I bn H a r u n v ia e m a il.)

D isa lin da r i w w w .sa la fy.or .id

D . TASAW UF da n SH OLAW AT N ABI

halaw at Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam bukanlah am alan yang asing bagi seorang m uslim . Ham pir- ham pir set iap m aj lis t a’lim at aupun acara rit ual t ert ent u t idak pernah lengang dari dengungan shalaw at dan salam k epada Nabi Muham m ad Shallallahu 'alaihi wassalam .

S

Terlebih bagi seorang m uslim yang m erindukan syafa’at nya, ia pun selalu m elant unkan shalaw at dan salam t ersebut set iap kali disebut kan nam a beliau Shallallahu 'alaihi wassalam . Karena m em ang shalawat kepada beliau Shallallahu 'alaihi wassalam m erupak an ibadah m ulia yang diperint ahk an oleh Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirm an :

اﻮُﻤﱢﻠَﺳَو

ِﻪْﻴَﻠَﻋ

اﻮﱡﻠَﺻ

اﻮُﻨَﻣاَء

َﻦﻳِﺬﱠﻟا

ﺎَﻬﱡﻳَأﺎَﻳ

ﱢﻲِﺒﱠﻨﻟا

ﻰَﻠَﻋ

َنﻮﱡﻠَﺼُﻳ

ُﻪَﺘَﻜِﺋَﻼَﻣَو

َﻪﱠﻠﻟا

ﱠنِإ

ﺎًﻤﻴِﻠْﺴَﺗ

( art inya) : “Sesungguhnya Allah dan para m alaikat - Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang- orang y ang

berim an, bershalawat lah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya” . ( Al Ahzab: 56)

(13)

Dem ikianlah k edudukan shalaw at Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam dalam agam a I slam . Sehingga di dalam m engam alkannya pun haruslah dengan pet unj uk Nabi Muham m ad Shallallahu 'alaihi w assalam .

Sebaik- baik shalaw at , t ent unya yang sesuai dengan pet unj uk Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam dan sej elek - j elek shalaw at adalah y ang m enyelisihi pet unj uknya Shallallahu 'alaihi w assallam . Karena beliau Shallallahu 'alaihi wassalam lebih m engert i shalaw at m anakah yang paling sesuai unt uk dir i beliau Shallallahu 'alaihi wassallam .

Diant ara shalawat - shalawat yang t elah dit unt unkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam kepada um at nya, yait u:

لﺁ

ﻰَﻠَﻋَو

َﻢْﻴِهاَﺮْﺑِإ

ﻰَﻠَﻋ

َﺖْﻴَﻠَﺻ

ﺎَﻤَآ

ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ

ِلﺁ

ﻰَﻠَﻋَو

ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ

ﻰَﻠَﻋ

ﱢﻞّﺻ

ﱠﻢُﻬّﻠﻟا

لﺁ

ﻰَﻠَﻋَو

ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ

ﻰَﻠَﻋ

ْكِرﺎَﺑ

ﱠﻢُﻬﻠﻟا

،

ٌﺪْﻴِﺠَﻣ

ٌﺪْﻴِﻤَﺣ

َﻚﱠﻧِإ

َﻢْﻴِهاَﺮْﺑِإ

ٌﺪْﻴِﺠَﻣ

ٌﺪْﻴِﻤَﺣ

َﻚﱠﻧِإ

َﻢْﻴِهاَﺮْﺑإ

ِلﺁ

ﻰَﻠَﻋَو

َﻢْﻴِهاَﺮْﺑِإ

ﻰَﻠَﻋ

َﺖْآَرﺎَﺑ

ﺎَﻤَآ

ٍﺪﱠﻤَﺣ

Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muham m ad dan keluarganya, sebagaim ana Engkau t elah

curahkan shalaw at kepada Nabi I brahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuj i lagi Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muham m ad dan keluargany a, sebagaim ana Engkau t elah curahkan barakah kepada Nabi I brahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuj i lagi

Maha Mulia.” ( HR. Al Bukhari dan Muslim )

Dan m asih banyak lagi shalaw at yang dit unt unkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi w assallam . Adapun shalaw at - shalaw at yang m enyelisihi t unt unan Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam m aka cukup banyak j uga, diant aranya beberapa shalawat yang biasa dilant unkan oleh orang- orang Sufi at aupun orang- orang yang t anpa disadari t erpengaruh dengan m ereka.

Be be r a pa Sh a la w a t a la Su fi 1 . Sh a la w a t N a r iya h

Shalaw at j enis ini banyak t ersebar dan diam alkan di kalangan kaum m uslim in. Dengan suat u keyakinan, siapa yang m em bacanya 4444 kali, haj at nya akan t erpenuhi at au ak an dihilangkan kesulit an yang dialam inya. Berikut nash shalaw at ny a:

ﻪِﺑ

ﻰَﻀْﻘُﺗَو

ُبَﺮُﻜْﻟا

ِﻪِﺑ

ُجِﺮَﻔْﻨَﺗَو

ُﺪَﻘُﻌْﻟا

ِﻪِﺑ

ُﻞَﺤْﻨُﺗ

يِﺬﱠﻟا

ٍﺪﱠﻤَﺤًﻣ

ﺎَﻧِﺪﱢﻴَﺳ

ﻰَﻠَﻋ

ﺎًﻣﺂﺗ

ﺎًﻣَﻼَﺳ

ْﻢﱢﻠَﺳَو

ًﺔَﻠِﻣﺎَآ

ًةَﻼَﺻ

ﱢﻞَﺻ

ﱠﻢُﻬﻠﻟا

ﻞَآ

َدَﺪَﻋ

ِﻪِﺒْﺤَﺻ

َو

ِﻪِﻟﺁ

ﻰَﻠَﻋَو

ِﻢْﻳِﺮَﻜْﻟا

ِﻪِﻬْﺟَﻮِﺑ

ُمﺎَﻤَﻐْﻟا

ﻰَﻘْﺴَﺘْﺴُﻳَو

ِﻢْﻴِﺗاَﻮَﺨْﻟا

ُﻦْﺴُﺣَو

ُﺐِﺋﺎَﻏﱠﺮﻟا

ِﻪِﺑ

ُلﺎَﻨُﺗ

َو

ُﺞِﺋاَﻮَﺤْﻟا

ﻚَﻟ

ٍمْﻮُﻠْﻌَﻣ

“ Ya Allah , berikanlah shalawat dan salam yang sem purna kepada Baginda kam i Nabi Muham m ad, yang dengannya t erlepas sem ua ikat an kesusahan dan dibebaskan sem ua kesulit an. Dan dengannya pula t erpenuhi sem ua kebut uhan, diraih segala keinginan dan kem at ian yang baik, dan dengan waj ahnya yang m ulia t er curahkan siram an kebahagiaan k epada orang yang bersedih. Sem oga shalaw at ini pun t ercurahkan kepada keluarganya dan para sahabat nya sej um lah seluruh ilm u yang Engk au m iliki.”

Para pem baca, bila kit a m eruj uk kepada Al Qur’an dan As Sunnah, m ak a kandungan shalawat t er sebut sangat ber t ent angan dengan keduanya. Buk ankah hanya Allah sem at a y ang m em punyai kem am puan unt uk m elepaskan sem ua ikat an kesusahan dan kesulit an, yang m am pu m em enuhi segala kebut uhan dan m em berik an siram an kebahagiaan kepada orang yang bersedih?!

(14)

تْﺮَﺜْﻜَﺘْﺳَﻻ

َﺐْﻴَﻐْﻟا

ُﻢَﻠْﻋَأ

ُﺖْﻨُآ

ْﻮَﻟَو

ُﻪﱠﻠﻟا

َءﺎَﺷ

ﺎَﻣ

ﱠﻻِإ

اﺮَﺿ

َﻻَو

ﺎًﻌْﻔَﻧ

ﻲِﺴْﻔَﻨِﻟ

ُﻚِﻠْﻣَأ

َﻻ

ْﻞُﻗ

نﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

ٍمْﻮَﻘِﻟ

ٌﺮﻴِﺸَﺑَو

ٌﺮﻳِﺬَﻧ

ﱠﻻِإ

ﺎَﻧَأ

ْنِإ

ُءﻮﱡﺴﻟا

َﻲِﻨﱠﺴَﻣ

ﺎَﻣَو

ِﺮْﻴَﺨْﻟا

َﻦِﻣ

( art inya) : “Kat akanlah ( wahai Muham m ad) : Aku t idak kuasa m enarik kem anfaat an bagi diriku dan t idak pula m am pu m enolak kem udharat an kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekir anya aku m enget ahui yang ghaib, t ent unya aku m em buat kebaj ikan sebanyak- banyaknya dan aku t idak akan t ert im pa kem udharat an. Aku t idak lain hanyalah pem beri peringat an dan pem bawa khabar gem bir a bagi orang-orang yang berim an.” ( Al A’raf: 188)

Dan j uga firm an- Nya :

ﻼﻳِﻮْﺤَﺗ

َﻻَو

ْﻢُﻜْﻨَﻋ

ﱢﺮﱡﻀﻟا

َﻒْﺸَآ

َنﻮُﻜِﻠْﻤَﻳ

َﻼَﻓ

ِﻪِﻧوُد

ْﻦِﻣ

ْﻢُﺘْﻤَﻋَز

َﻦﻳِﺬﱠﻟا

اﻮُﻋْدا

ِﻞُﻗ

( art inya) : "Kat akanlah ( wahai Muham m ad) : Panggillah m ereka yang kalian anggap ( sebagai t uhan) selain Allah. Maka m ereka t idak akan m em puny ai kekuasaan unt uk m enghilangkan bahaya darim u dan t idak pula m em indahkannya." ( Al- I sra: 56)

Para ahli t afsir m enj elask an, ayat ini t urun berkenaan dengan kaum yang ber do’a kepada Al Masih, at au m alaik at , at au sosok orang shalih dari kalangan j in. ( Tafsir I bnu Kat sir 3/ 47- 48)

Seorang laki- laki dat ang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam , lalu m engat akan:

و

َُﷲا

َءﺎَﺷ

ﺎَﻣ

ﺖْﺌِﺷ

"Berdasarkan kehendak Allah dan kehendakm u” . Maka beliau bersabda:

؟

اﺪِﻧ

ِﻪﱠﻠِﻟ

ْﻲِﻨَﺘْﻠَﻌَﺟَأ

!

Apakah engkau hendak m enj adikanku sebagai t andingan bagi Allah? Ucapkanlah:

ُﻩَﺪْﺣَو

َُﷲا

َءﺎَﺷ

ﺎَﻣ

( “Ber dasar kan kehendak Allah sem at a” ) . ( HR. An- Nasa’i dengan sanad yang hasan) ( Lihat Minhaj Al-Firqat in Naj iyah hal. 227- 228, Muham m ad Jam il Zainu)

Maka dari it u, j elaslah dari beber apa dalil diat as bahw asanya Shalawat Nariyah t erkandung padanya unsur pengkult usan yang berlebihan t erhadap diri Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam hingga m enyej aj arkannya dengan Allah Ta'ala. Tent unya yang dem ikian ini m erupakan salah sat u bent uk kesyirikan yang dim urkai oleh Allah dan Nabi- Nya.

2 . Sh a la w a t Al Fa a t ih ( Pe m bu k a )

Nash shalawat t ersebut adalah:

ﻖِﻠْﻏُأ

ﺎَﻤِﻟ

ِﺢِﺗﺎَﻔﻟا

ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ

ﻰَﻠَﻋ

ﱢﻞَﺻ

ﱠﻢُﻬﻠﻟا

"Ya Allah! berikanlah shalawat kepada Baginda kam i Muham m ad y ang m em buka segala y ang t ert ut up ….

Berkat a At - Tij ani pendiri t arekat Sufi Tij aniyah - secara dust a - : “ ….Kem udian beliau ( Nabi Shallahu 'alaihi w assalam ) m engabarkan kepadaku unt uk kedua kalinya, bahwa sat u kali m em bacanya m enyam ai set iap t asbih yang t erdapat di alam ini dari set iap dzikir, m enyam ai dari set iap do’a y ang kecil m aupun besar, dan m enyam ai m em baca Al Qur’an 6.000 kali, karena ini t er m asuk dzikir.” ( Mahabbat ur Rasul 285, Abdur Rauf Muham m ad Ut sm an)

(15)

lebih m ulia 6.000 kali lipat daripada firm an Allah Ta'ala.

Bukankah Allah t elah m enegaskan dalam firm an- Nya :

ﻼﻴِﻗ

ِﻪﱠﻠﻟا

َﻦِﻣ

ُقَﺪْﺻَأ

ْﻦَﻣَو

( art inya) : “Dan siapakah yang perkat anny a lebih benar dari pada Allah? ( An Nisaa’: 122)

نﻮُﻤَﺣْﺮُﺗ

ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ

اﻮُﻘﱠﺗاَو

ُﻩﻮُﻌِﺒﱠﺗﺎَﻓ

ٌكَرﺎَﺒُﻣ

ُﻩﺎَﻨْﻟَﺰْﻧَأ

ٌبﺎَﺘِآ

اَﺬَهَو

Dan sungguh t elah sem purna kalim at Tuhanm u( Al Qur’an) ,sebagai kalim at yang benar dan adil.” ( Al An’am : 115)

Dem ikian pula Nabi Shallallahu 'alaihi w assalam t elah m enegask an dalam sabdanya ( art inya) :

Sesungguhnya sebaik- baik perkat aan adalah perkat aan Allah “ . ( HR. Muslim )

Barangsiapa yang m em baca sat u huruf dari Al Qur’an , m aka baginya sat u kebaikan. Dan sat u kebaikan

m enj adi sepuluh kali sem isal ( kebaikan) it u. Aku t idak m engat akan: alif laam m iim it u sat u huruf, nam un alif sat u huruf, laam sat u huruf, dan m iim sat u huruf.” ( HR.Tirm idzi dan yang lainnya dari Abdullah bin Mas’ud yang dishahihkan oleh Asy Syaikh Al- Albani)

Wahai saudaraku, dari beberapa dalil di at as cukuplah bagi kit a sebagai bukt i at as kebat ilan shalaw at Al Faat ih, t erlebih lagi bila kit a t elusuri kandunganny a yang kent al dengan nuansa pengkult usan t erhadap Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam yang dilarang dalam agam a yang sem pur na ini.

3 . Sh a la w a t Sa 'a da h ( Ke ba h a gia a n )

Nash adalah sebagai berikut :

ﷲا

ِﻚْﻠُﻣ

ِماَوَﺪِﺑ

ًﺔَﻤِﺋاَد

ًةَﻼَﺻ

ِﷲا

ِﻢْﻠِﻋ

ْﻲِﻓ

ﺎَﻣ

َدَﺪَﻋ

ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ

َﻞَﻋ

ﱢﻞَﺻ

ﱠﻢُﻬﻠﻟا

“ Ya Allah, berikanlah shalaw at kepada Baginda kam i Muham m ad sej um lah apa yang ada dalam ilm u Allah, shalaw at yang kek al sepert i k ek alnya k eraj aan Allah …” .

Berkat a An- Nabhani As- Sufi set elah m enukilk annya dar i Asy- Syaikh Ahm ad Dahlan: ” Bahw a pahalanya sepert i 600.000 kali shalat . Dan siapa yang rut in m em bacanya set iap hari Jum ’at 1.000 kali, m aka dia t erm asuk orang yang berbahagia dunia akhirat .” ( Lihat Mahabbat ur Rasul 287- 288)

Wahai saudaraku, m ana m ungkin shalat y ang m erupakan t iang agam a dan sekaligus rukun I slam kedua pahalanya 600. 000 di bawah shalawat sa’adah ini?! Cukuplah y ang dem ikian it u sebagai bukt i at as kepalsuan dan kebat ilan shalawat t er sebut .

4 . Sh a la w a t Bu r da t u l Bu sh ir i

Nashnya adalah sebagai berikut :

ِمَﺮَﻜْﻟا

َﻊِﺳاَو

ﺎَﻳ

ﻰَﻀَﻣ

ﺎَﻣ

ﺎَﻨَﻟ

ْﺮِﻔْﻏاَو

ﺎَﻧَﺪِﺻﺎَﻘَﻣ

ْﻎﱢﻠَﺑ

ﻰَﻔَﻄْﺼُﻤْﻟﺎِﺑ

ﱢبَر

ﺎَﻳ

“ Wahai Rabbku! Dengan perant ara Must hafa ( Nabi Muham m ad Shallallahu 'alaihi wassallam ) penuhilah segala keinginan kam i dan am punilah dosa- dosa kam i yang t elah lalu, wahai Dzat Yang Maha Luas Kederm aw anannya.”

Shalaw at ini m em punyai beberapa ( kem ungkinan) m ak na. Bila m aknanya sepert i yang t erkandung di at as, m ak a t erm asuk t awasul kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam yang beliau t elah m eninggal dunia.

(16)

m elakukanny a disaat dit im pa m usibah dan yang sej enisnya. Bahkan Um ar bin Al Khat hab k et ika shalat ist isqa’ ( m int a huj an) t idaklah bert awasul dengan Nabi Shallallahu 'alaihi w assalam karena beliau t elah m eninggal dunia, dan j ust ru Um ar m em int a Abbas pam an Nabi Shallallahu 'alaihi w assalam ( yang m asih hidup ket ik a it u) unt uk berdo’a. Kalaulah t aw asul k epada Nabi Shallallahu 'alaihi w assalam k et ika beliau t elah m eninggal dunia m erupak an perbuat an yang disyari’at kan niscaya Um ar m elakukannya.

Adapun bila m engandung m akna t awasul dengan j aah ( kedudukan) Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam m aka t erm asuk perbuat an yang diada- adak an dalam agam a, karena hadit s: ﻲِهﺎَﺠِﺑاﻮُﻠﱠﺳَﻮَﺗ “Bert awasullah dengan kedudukanku” , m erupakan hadit s yang t idak ada asalnya ( palsu) . Bahkan bisa m engant arkan kepada kesyirik an disaat ada keyakinan bahwa Allah Ta'ala but uh t erhadap perant ara sebagaim ana but uhnya seorang pem im pin t erhadap per ant ara ant ara dia dengan rakyat nya, karena ada unsur m enyam akan Allah dengan m akhluk- Nya, sebagaim ana yang dij elaskan oleh Syaikhul I slam I bnu Taim iyah. ( Lihat Al Firqat un Naj iyah hal. 85)

Sedangkan bila m aknanya m engandung unsur ( Dem i Nabi Muham m ad) m aka t erm asuk syirik, karena t ergolong sum pah dengan selain Allah Ta'ala.

Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam ber sabda ( art iny a) : “Barang siapa yang bersum pah dengan selain Allah, m aka dia t elah berbuat kafir at au syirik.” ( HR At Tirm idzi, Ahm ad dan yang lainnya dengan sanad yang shahih)

Para pem baca, dari sekian m akna di at as m ak a j elaslah bagi kit a kebat ilan yang t erkandung di dalam shalaw at t ersebut . Ter lebih lagi Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam dan para sahabat nya t idak per nah m engam alkannya, apalagi m engaj ark annya. Sepert i it u pula huk um yang dikandung oleh bagian akhir dari Shalawat Badar ( ber t awasul kepada Nabi Muham m ad, para m uj ahidin dan ahli Badar) .

5 . N a sh sh a la w a t se or a n g su fi Liba n on :

َﺔﱠﻴِﻣْﻮﱡﻴَﻘْﻟا

َﺔﱠﻳِﺪَﺣَﻷا

ُﻪْﻨِﻣ

َﻞَﻌْﺠَﺗ

ﻰﱠﺘَﺣ

ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ

ﻰَﻠَﻋ

ﱢﻞَﺻ

ﱠﻢُﻬﻠﻟا

" Ya Allah ber ikanlah shalaw at kepada Muham m ad sehingga Engkau m enj adikan darinya keesaan dan qoyyum iy yah ( m aha berdiri sendiri dan yang m engurusi m akhluknya) ."

Padahal Allah Ta'ala berfir m an

( art inya) : ”Tidak ada sesuat u pun yang serupa dengan Dia, dan Dia- lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat ." ( Asy- Syura: 11)

Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam sendiri pernah bersabda: “Janganlah kalian m engkult uskan diriku, sebagaim ana orang- orang Nasrani m engkult uskan I sa bin Mar yam . Hanyalah aku ini seorang ham ba, m aka kat akanlah: “ ( Aku adalah) ham ba Allah dan Rasul- Nya.” ( H.R Al Bukhari) .

Wallahu A’lam Bish Shawab

H a dit s- H a dit s Pa lsu D a n D h a ’if Ya n g Te r se ba r D i Ka la n ga n Um a t

Hadit s Anas bin Malik Radiyallahu 'anhu:

ﺎًﻣﺎَﻋ

َﻦْﻴِﻧﺎَﻤَﺛ

َبْﻮُﻧُذ

ُﻪَﻟ

ُﷲا

َﺮَﻔَﻏ

ًةﱠﺮَﻣ

َﻦْﻴِﻧﺎَﻤَﺛ

ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟا

َمْﻮَﻳ

ﱠﻲَﻠَﻋ

ﻰﱠﻠَﺻ

ْﻦَﻣ

Barangsiapa ber shalawat kepadaku pada m alam Jum ’at 80 kali, niscaya Allah akan m engam puni segala

dosanya selam a 80 t ahun.”

Ke t e r a n ga n :

(17)

Dha’ifah no. 215)

( D ik u t ip da r i Bu le t in I sla m Al I lm u Edisi 5 0 / I I / I V / 1 4 2 6 , dit e r bit k a n Ya y a sa n As Sa la fy Je m be r . Ju du l a sli " Ta sa w u f & Sh ola w a t N a bi" . D ik ir im ole h a l Al Ak h I bn H a r u n v ia e m a il.)

D isa lin da r i w w w .sa la fy.or .id

E. TASAW UF D AN W ALI

engangkat t em a t asaw uf dan kaum Sufi t erasa ham pa dan kosong t anpa m encuat kan pem ikiran m ereka t ent ang wali dan dem ikian j uga karam ah. Pasalnya, m it os at aupun legenda law as t ent ang wali dan karam ah ini t elah m enj adi senj at a andalan m er eka didalam m engelabui kaum m uslim in.

M

Lant as dalam gam baran kebanyakan or ang, wali Allah adalah set iap or ang yang bisa m engeluarkan keanehan dan m em pert ont onkannya sesuai perm int aan. Selain it u, dia j uga t erm asuk orang yang suka m engerj akan shalat lim a wakt u at au t erlihat m em ilik i ilm u agam a. Bagi siapa yang m em ililki ciri- ciri t ersebut , m aka akan m udah baginya unt uk m enyandang gelar wali Allah sekalipun dia m elakukan kesyirikan dan kebid’ahan.

W a li m e n u r u t Al Qu r ’a n da n As Su n n a h

Adalah perkara yang lum rah bila kit a m endengar kat a- kat a wali Allah. Di sisi lain, t erkadang m enj adi suat u y ang asing bila disebut kat a wali set an. I t ulah yang sering kit a j um pai di ant ara kaum m uslim in. Bahkan sering m enj adi sesuat u yang aneh bagi m ereka kalau m endengar kat a wali set an. Fakt a ini m enggam barkan bet apa j auhnya per sepi saudara kit a kaum m uslim in dari pem aham an yang benar t ent ang hakikat wali Allah dan lawannya, yakni wali set an. Padahal Allah Ta'ala t elah m enet apkan bahwa wali it u ada dua j enis yait u: Wali Allah dan w ali set an.

Allah berfir m an :

﴿

َنﻮُﻧَﺰْﺤَﻳ

ْﻢُه

َﻻَو

ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ

ٌفْﻮَﺧ

َﻻ

ِﻪﱠﻠﻟا

َءﺎَﻴِﻟْوَأ

ﱠنِإ

َﻻَأ

٦٢

اﻮُﻧﺎَآَو

اﻮُﻨَﻣاَء

َﻦﻳِﺬﱠﻟا

نﻮُﻘﱠﺘَﻳ

( art inya) : “I ngat lah sesungguhnya wali- wali Allah it u t idak ada kekhawat iran pada m ereka dan t idak pula

m ereka bersedih hat i. Yait u orang- orang yang berim an dan bert akwa.” ( Yunus: 62- 63)

Dia berfirm an t ent ang wali set an :

ﻦﻴِﻨِﻣْﺆُﻣ

ْﻢُﺘْﻨُآ

ْنِإ

ِنﻮُﻓﺎَﺧَو

ْﻢُهﻮُﻓﺎَﺨَﺗ

َﻼَﻓ

ُﻩَءﺎَﻴِﻟْوَأ

ُفﱢﻮَﺨُﻳ

ُنﺎَﻄْﻴﱠﺸﻟا

ُﻢُﻜِﻟَذ

ﺎَﻤﱠﻧِإ

( art inya) : “Sesungguhnya Mereka t idak lain adalah set an yang m enakut - nakut i wali- walinya ( kawan-kawannya) , karena it u j anganlah kalian t akut kepada m er eka j ika kalian benar- benar orang yang berim an.” ( Ali I m ran: 175)

Dari kedua ayat ini j elaslah bahwa wali Allah it u adalah siapa saj a yang berim an dan bert akwa kepada Allah Ta'ala dengan sebenar- benarnya. Sedangkan w ali set an it u adalah law an dari m ereka.

(18)

Didalam ayat yang lainnya Allah m enyat akan bahwa wali Allah it u t idak m est i m a’shum ( t erpelihara dari kesalahan) . Dia berfir m an :

﴿

َنﻮُﻠَﻤْﻌَﻳ

اﻮُﻧﺎَآ

يِﺬﱠﻟا

ِﻦَﺴْﺣَﺄِﺑ

ْﻢُهَﺮْﺟَأ

ْﻢُﻬَﻳِﺰْﺠَﻳَو

اﻮُﻠِﻤَﻋ

يِﺬﱠﻟا

َأَﻮْﺳَأ

ْﻢُﻬْﻨَﻋ

ُﻪﱠﻠﻟا

َﺮﱢﻔَﻜُﻴِﻟ

٣٥

ﻦِﻣ

ُﻪَﻟ

ﺎَﻤَﻓ

ُﻪﱠﻠﻟا

ِﻞِﻠْﻀُﻳ

ْﻦَﻣَو

ِﻪِﻧوُد

ْﻦِﻣ

َﻦﻳِﺬﱠﻟﺎِﺑ

َﻚَﻧﻮُﻓﱢﻮَﺨُﻳَو

ُﻩَﺪْﺒَﻋ

ٍفﺎَﻜِﺑ

ُﻪﱠﻠﻟا

َﺲْﻴَﻟَأ

دﺎَه

( art inya) : “Dan orang yang m em bawa kebenaran ( Muham m ad) dan m em benar kannya, m aka m ereka it ulah or ang- orang yang bert akwa. Mer eka m em peroleh apa yang m ereka kehendaki disisi Rabb m ereka. I t ulah balasan bagi orang- orang yang berbuat baik. Agar Allah akan m engam puni bagi m ereka perbuat an paling buruk yang m ereka kerj akan kem udian m em balas m ereka dengan ganj ar an yang lebih baik dari apa yang t elah m ereka kerj akan.” ( Az Zum ar: 33- 35)

Karam ah m enurut Al Qur’an dan As Sunnah

Dem ikian j uga halnya, Allah Ta'ala dan Rasul- Nya m ener angkan bahwa karam ah it u m em ang ada pada sebagian m anusia yang bert akwa, baik di m asa dahulu m aupun di m asa yang akan dat ang sam pai hari kiam at .

Diant aranya apa y ang Allah kisahkan t ent ang Maryam dalam surat Ali I m ran 37 at aupun Ashhabul Kahfi dalam surat Al Kahfi dan kisah pem uda m ukm in yang dibunuh Daj j al di akhir j am an ( H.R. Al Bukhari no. 7132 dan Muslim no. 2938) . Selain it u, k enyat aan yang kit a lihat at aupun dengar dari berit a yang m ut aw aat ir bahwa kar am ah it u m em ang t er j adi di zam an kit a ini.

Adapun definisi karam ah it u sendiri adalah: kej adian diluar kebiasaan yang Allah anuger ahkan kepada seorang ham ba t anpa disert ai pengakuan ( pem iliknya) sebagai seorang nabi, t idak m em iliki pendahuluan t ert ent u berupa doa, bacaan, at aupun dzikir khusus, yang t erj adi pada seorang ham ba yang shalih, baik dia m enget ahui t erj adinya ( karam ah t ersebut ) at aupun t idak, dalam rangka m engok ohk an ham ba t ersebut dan agam anya. ( Syarhu Ushulil I ’t iqad 9/ 15 dan Syarhu Al Aqidah Al Wasit hiyah 2/ 298 karya Asy Syaikh I bnu Ut saim in)

Apa k a h w a li Alla h it u m e m ilik i a t r ibu t - a t r ibu t t e r t e n t u?

Syaikhul I slam I bnu Taim iyah rahim ahullah m eny at akan bahw a wali- wali Allah it u t idak m em iliki sesuat u yang m em bedakan m ereka dengan m anusia lainnya dari perk ara- perkara dhahir yang hukum ny a m ubah sepert i pakaian, pot ongan ram but at au kuku. Dan m erekapun t erkadang dij um pai sebagai ahli Al Qur’an, ilm u agam a, j ihad, pedagang, pengraj in at au par a pet ani. ( Disarikan dari Maj m u’ Fat awa 11/ 194)

Apa k a h w a li Alla h it u h a r u s m e m ilik i k a r a m a h ? Le bih u t a m a m a n a k a h a n t a r a w a li ya n g m e m ilik iny a de n ga n ya n g t ida k ?

Syaikhul I slam I bnu Taim iy ah rahim ahullah m enyat ak an bahw a t idak set iap w ali it u harus m em iliki karam ah. Bahkan, w ali Allah yang t idak m em iliki karam ah bisa j adi lebih ut am a daripada yang m em ilikinya. Oleh kar ena it u, karam ah yang t er j adi di kalangan para t abi’in it u lebih banyak daripada di kalangan para sahabat , padahal para sahabat lebih t inggi deraj at nya daripada para t abi’in. ( Disar ik an dari Maj m u’ Fat awa 11/ 283)

Apa k a h se t ia p ya n g dilu a r k e bia sa a n din a m a k a n de n ga n ‘k a r a m a h ’?

Asy Syaikh Abdul Aziz bin Nashir Ar Rasyid rahim ahullah m em beri kesim pulan bahw a sesuat u yang di luar kebiasaan it u ada t iga m acam :

a. Mu’j izat yang t erj adi pada para rasul dan nabi

b. Karam ah yang t erj adi pada para w ali Allah

(19)

( Disarikan dari At Tanbihaat us Saniyyah hal. 312- 313) .

Sedangkan unt uk m enget ahui apakah it u k aram ah at au t ipu daya set an t ent u saj a dengan kit a m engenal sej auh m ana keim anan dan ket akw aan pada m asing- m asing orang yang m endapat kannya ( w ali) t ersebut . Al I m am Asy Syafi’i rahim ahullah berk at a: “ Apabila kalian m elihat seseorang berj alan diat as air at au t erbang di udara m aka j anganlah m em percayainya dan t ert ipu dengannya sam pai kalian m enget ahui bagaim ana dia dalam m engikut i Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam .” ( A’lam us Sunnah Al Manshurah hal. 193)

W a li da n Ka r a m a h m e n ur u t Ka um Su fi

Pandangan kaum Sufi t ent ang w ali dan kar am ah sangat lah rancu, bahkan m enyim pang dari Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi w assalam .

Diant ara pandangan m ereka adalah sebagai berikut :

A. W a li a da la h ga m ba r a n t e n t a n g sosok ya n g t e la h m e n ya t u da n m e le bu r dir i de n ga n Alla h

Ta 'a la .

Hal ini sebagaim ana yang diny at akan oleh Al Manuufi ( dedengkot Sufi) dalam kit abnya Jam harat ul ‘Auliy a’ 1/ 98- 99 ( lihat Firaq Mu’ashirah 2/ 699)

Gelar w ali m erupak an pem berian dar i Allah Ta'ala y ang bisa diraih t anpa m elakuk an am alan ( sebab) , dan bisa diraih oleh seorang yang baik at au pelaku kem ak siat an sekalipun. ( Lihat Firaq Mu’ashirah 2/ 701)

B. M e n u r u t Su fi, W a li m e m ilik i k e k h u su sa n m e le bih i k e k h u su sa n N a bi Sh a la lla h u 'a la ih i

w a ssa la m .

Diant ara k ekhususan t ersebut adalah:

a. Menget ahui apa yang ada di hat i m anusia sebagaim ana ucapan An- Nabhani t ent ang Muham m ad Saifuddin Al Farut si An Naqsyabandi.

b. Mam pu m enolak m alaik at m aut yang hendak m encabut nyawa at au m engem balikan nyawa seseorang. Hal ini dit erangkan Muham m ad Shadiq Al Qaadiri t ent ang Asy Syaikh Abdul Qadir Al Jailani.

c. Mam pu berj alan di at as air dan t erbang di udara. An Nabhani m encerit akan hal it u t ent ang diri Muham m ad As Sarwi yang dikenal dengan I bnu Abil Ham aa’il.

d. Dapat m enunaikan shalat lim a wakt u di Makkah padahal m erek a ada di negeri yang sangat j auh. An Nabhani m em bela perbuat an wali- wali m erek a t er sebut .

e. Mem iliki kesanggupan unt uk m em beri j anin pada seorang ibu w alaupun t idak dit akdir kan Allah Ta'ala. Sekali lagi kedust aan Muham m ad Shadiq Al Qaadiri t ent ang Asy Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. ( Dinukil dari buku- buku kaum Sufi m elalui kit ab Khashaa’ishul Musht hafa hal. 280- 293) .

Dan m asih ada lagi keanehan- keanehan yang ada pada t ok oh- t okoh at au wali- w ali m ereka. Subhanallah, sem ua it u adalah kedust aan yang ny at a! ! Sebelum ny a I bnu Arabi m enyat ak an kalau kedudukan wali it u lebih t inggi dar i pada nabi. Didalam sebuah syairnya dia m engat akan: " Kedudukan puncak kenabian berada pada suat u t ingkat an sedikit dibawah wali dan diat as rasul " . ( Lat haa’iful Asraar hal.49)

Dem ikian j uga Abu Yazid Al Bust ham i ber kat a: “ Kam i t elah m endalam i suat u laut an, y ang para nabi hanya m am pu di t epi- t epinya saj a.” ( Firaq Mu’ashirah 2/ 698)

C. M e n ur u t Sufi, se or a n g w a li t ida k t e r ik a t de n ga n sya r ia t I sla m

(20)

sebenarnya ruhnya t elah berubah bent uk dan m enj elm a sepert i yang t erlihat t ersebut . ( At h Thabaqaat ul Kubra 2/ 41)

D. Se or a n g W a li H a r u s M a ’sh u m ( Terj aga Dari Dosa)

I bnu Arabi berkat a: “ Salah sat u syarat m enj adi im am kebat inan adalah harus m a’shum . Adapun im am dhahir ( syariat - pen) t idak bisa m encapai deraj at kem a’shum an.” ( Al Fut uuhaat Al Makkiyah 3/ 183)

E. M e n ur u t Su fi, se or a n g w a li h a r u s dit a a t i se ca r a m u t la k

Al Ghazali ber kat a: “ Apapun y ang t elah diinst ruksikan syaikhny a dalam proses belaj ar m engaj ar m aka hendaklah dia m engikut inya dan m em buang pendapat pribadinya. Karena, kesalahan syaikhny a it u lebih baik daripada kebenaran yang ada pada dirinya.” ( I hya’ Ulum uddin 1/ 50)

F. M e n ur u t Su fi, pe r bua t a n m a k sia t se or a n g W a li dia ngga p se ba ga i Ka r a m a h

Dalam m encerit akan karam ah Ali Wahisy i, Asy Sya’rany berkat a: “ Syaikh kam i it u, bila sedang m engunj ungi kam i, dia t inggal di rum ah seorang wanit a t una susila/ pelacur .” ( At h Thabaqaat ul Kubra 2/ 135)

G. M e n u r u t Su fi, k a r a m a h m e n j a dik a n se or a n g w a li m e m ilik i k e m a ’sh u m a n

Al Qusyairi berkat a: “ Salah sat u fungsi kar am ah yang dim iliki oleh para wali agar selalu m endapat t aufiq unt uk berbuat t aat dan m a’shum dari m aksiat dan penyelisihan syar i’at .” ( Ar Risalah Al Qusyairiyah hal.150)

Para pem baca, dari bahasan diat as akhirnya kit a dapat m enyim pulkan bahw asanya pengert ian w ali m enurut kaum sufi sangat lah rancu dan m enyim pang, karena dengan pengert ian sufi t ersebut siapa saj a bisa m enj adi wali, walaupun ia pelaku kesyirikan, bid’ah at au kem ak siat an. I ni j elas- j elas bert ent angan dengan Al Qur ’an, As Sunnah dan fit rah yang suci.

Wallahu a’lam bishshaw aab.

H a dit s- h a dit s le m a h da n pa lsu ya n g t e r se ba r di k a la n ga n u m m a t

Hadit s Ubadah bin Sham it Radiyallahu 'anhu :

نْﻮُﺛَﻼَﺛ

ِﺔﱠﻣُﻷا

ِﻩِﺬَه

ﻲﻓ

ُلاَﺪْﺑَﻷا

Wali Al Abdaal di um at ini ada 30 or ang…

Ke t e r a n ga n :

Asy Syaikh Al Albani rahim ahullah bany ak m em bawakan hadit s t ent ang wali Al Abdaal didalam Silsilah Adh Dha’ifah hadit s no. 936, 1392, 1474, 1475, 1476, 1477, 1478, 1479, 2993, 4341, 4779 dan 5248. Beliau m engat ak an bahwa seluruh hadit s t ent ang w ali Al Abdaal adalah lem ah, t idak ada sat upun yang shahih. ( Lihat pem bahasan ini lebih det ailnya didalam Maj m u’ Fat awa 11/ 433- 444)

( D ik u t ip da r i Bu le t in I sla m Al I lm u Edisi 5 5 1 / I V / I I / 1 4 2 6 , dit e r bit k a n Ya ya sa n As Sa la fy Je m be r . Ju du l a sli " Ta sa w u f & W a li" . D ik ir im ole h a l Al Ak h I bn H a r u n v ia e m a il.)

Referensi

Dokumen terkait

118 Permen Koperasi dan UKM yang merevisi permen Koperasi dan UKM Nomor 19/PER/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi,

5) Pukul 03.20 WIB, Mualim II mencoba melakukan hubungan radio/VHF , namun tidak berhasil kemudian memerintahkan Juru Mudi Jaga untuk Cikar Kanan, kemudian Juru Mudi

BAB V METODE HUKUM ULAMA BANJAR DALAM MENANGGAPI PERSOALAN-PERSOALAN PERKAWINAN ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN ... Menjadikan Fatwa Ulama sebagai Referensi ... Diferensiasi

DAS Tabo terletak di sumatera barat sangat rawan terhadap bencana banjir galodo. Untuk memperkecil resiko akibat bencana galodo dan ketepatan dalam upaya

Hasil dari penelitian analisis proses manajemen risiko pada proyek migrasi PT.Telekomunikasi Indonesia Divisi Telkom Regional III Unit Engineering and Deployment Bandung

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN KELINCAHAN PADA ATLET BOLA BASKET. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran fisika setara jika keduanya memiliki dimensi yang sama dan keduanya termasuk besaran skala atau keduanya termasuk

Menurut Nour dan Weibel (1978), jumlah air yang diserap berpengaruh terhadap panjang akar suatu tanaman. Suatu penelitian menunjukkan bahwa.. 41 kultivar sorghum