32
PROGRAM CORPORATE SOCIAL REPONSIBILITY PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN & KONTRIBUSI SOSIAL KEPADA MASYARAKAT OLEH
KEMENTERIAN SOSIAL RI
Ita Suryani
Hubungan Masyarakat
AKOM BSI Jakarta
Jl. Kayu Jati 5, No.2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur
ita.its@bsi.ac.id
ABSTRACT- Corporate Social Responsibility Ministry of Social Affairs is a program established within order to raise awareness, capability, and responsibility of business world in organizing social welfare in an institutional, sustainable, effective and massive manner. Corporate Social Responsibility Program Ministry of Social Affairs accommodate and bridge business world of BUMN, BUMD, Private in order to direct the quality of CSR program both in terms of need and from the interests of the business as a form caring and helping others especially in the field of social welfare of society, with a variety of activities designed to accomplish the target or target desired. The objectives of the CSR program of the Ministry of Social Affairs endeavor to coordinate, initiate, facilitate, and synergize potential business actors, social institutions, universities high and society to optimize the implementation of social responsibility of the business world the implementation of social welfare, as an effort to accelerate the achievement of development objectives Social welfare
Keywords: Corporate social responsibility
INTISARI- Corporate Social Responsibility Kementerian Sosial adalah program yang dibentuk dalam rangka
meningkatkan kepedulian, kemampuan, dan
tanggungjawab dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga, berkelanjutan,
efektif dan masif. Program Corporate Social
Responsibility Kementerian Sosial mewadahi dan menjembatani dunia usaha baik BUMN, BUMD, Swasta dalam rangka mengarahkan kualitas program CSR baik dari sisi yang membutuhkan maupun dari kepentingan dunia usaha sebagai bentuk kepedulian dan membantu sesama khususnya dalam bidang kesejahteraan sosial masyarakat, dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang disusun untuk terlaksana terget atau sasaran yang diinginkan. Adapun tujuan Program CSR Kementerian
Sosial berupaya mengkoordinasikan, menginisiasi,
memfasilitasi, dan menyinergikan potensi pelaku usaha, lembaga sosial, perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengoptimalkan implementasi tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, sebagai upaya percepatan pencapaian tujuan pembangunan Kesejahteraan Sosial
Kata Kunci: Korporat sosial responsibiliti
PENDAHULUAN
Kontribusi Sosial adalah suatu cara yang di lakukan di bidang perusahaan masing-masi ng, jadi kontibusi sosial membantu kepada masyarakat yang yang masih dalam kemiskinan di tempat daerah-daerah yang lain-nya kontribusi sosial tidak hanya bantuan berupa uang saja tetapi dengan beruba sembako,ataupun alat” yang bisa digunakan kepada masyarakat .semakin besar pemasukan yang didapatkan,maka perusahaan akan semakin berkembang, demikian sebaliknya.
Meskipun demikian penting perannya dalam suatu perusahaan,di bidang kontribusi sosial tidak dapat berdiri sendiri.peran penting nya kontribusi sosial ini tentu juga harus di dukung dengan bagian-bagian
lainnya.sepertinya bagian produksi,sumber daya
manusia,pmbelian dan keuangaan terutama.
Kontribusi sosial ini juga di lakukan oleh
Kementerian Sosial yang bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan lain nya Berdasarkan uraian diatas, penulis mengangkat judul penelitian “PROGRAM
Corporate Social Reponsibility Peningkatan
Kesejahteraan & Kontribusi Masyarakat Oeleh
Kementerian Sosial RI”
Berdasarkan latar belakang di atas, timbul beberapa pertanyaan yang menjadi poin utama dalam pembahasan “Bagaimana Program Corporate Social Reponsibility Peningkatan Kesejahteraan & Kontribusi Masyarakat Oeleh Kementerian Sosial RI?
Ruang lingkup masalah yang akan dibahas dalam riset ini dibatasi pada Untuk mempermudah dalam pembahasan dan menghindari salah pengertian dalam
rumusan masalah, maka peneliti membatasi
33
Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui kontribusi sosial di kementerian sosial dalam membantu meringkan kemiskinan
BAHAN DAN METODE
A. Definisi Humas
Menurut Moore (2004:6) “Humas merupakan
fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksanaanya yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik”.
Menurut Frank Jefkins (2003:9) “Humas adalah
semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian”.
Menurut Edy Sahputra Sitepu (2011:2)
menjelaskan bahwa “Humas dalam makna yang
sederhana adalah tatap muka (hubungan) antara
kelompok-kelompok dalam suatu tatanan masyarakat”.
Menurut Betrand R. Canfield dalam Onong Uchjana Effendy (1993:137) terhadap tiga fungsi humas, yaitu:
1. Mengabdi kepada kepentingan publik
2. Memelihara komunikasi yang baik
3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang
baik
Menurut Cutlip Center dalam Frida Kusumastuti (2004:23) terhadap fungsi utama humas, yaitu:
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai
tujuan organisasi
2. Menciptakan komuniaksi dua arah secara timbal
balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan
3. Melayani publik dan memberikan nasihat
kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum
4. Membina hubungan secara harmonis antar
organisasi dan publik, baik internal maupun ekternal
Menurut Bernay dalam Ruslan (2010:18) terhadap fungsi utama humas, yaitu:
1. Memberikan penerimaan kepada masyarakat
2. Melakukan persuasi sikap dan perbuatan
masyarakat secara langsung
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan
perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Menurut Dr. Rex Harlow dalam Ruslan (2010:16) Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama
antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif. Bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Selain itu, menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (2009:116) Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.
B. Fungsi Humas
Lima fungsi humas menurut Ruhiyat (2012):
1) Hubungan Pers; Menyajikan berita dan
informasi tentang organisasi secara positif.
2) Publikasi Produk; Mensponsori berbagai
usaha untuk mempublikasikan produk organisasi.
3) Komunikasi Perusahaan; Mempromosikan
pemahaman tentang organisasi yang
bersangkutan, baik melalui komunikasi internal maupun eksternal.
4) Lobi; Berhubungan dengan pemerintah guna
mendukung atau menentang UU dan peraturan
5) Pemberian Nasihat; Menasihati manajemen
mengenai masalah publik, posisi, serta citra perusahaan.
Selain itu, menurut Bernay dalam Ruslan (2010:18) terhadap tiga fungsi utama humas, yaitu:
1. Memberikan penerimaan kepada
masyarakat
2. Melakukan persuasi sikap dan perbuatan
masyarakat secara langsung
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan
perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
C. Tugas Humas
Menurut A.W Widjaja (2008, 57-59) Perincian tugas humas diantaranya:
1. Pengumpulan data dari pengolahan data
a. Mengumpulkan data untuk keperluan
informasi
b. Mengolah data
c. Menyajikan datas sehingga siap digunakan
Lima pokok tugas humas sehari-hari menurut Mara Assumpta Rumanti (2004:38) adalah sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan data bertanggung
34
mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi dan perusahaan.
2) Memonitor, merekam, dan mengevaluasi
tanggapan serta pendapat umum suatu masyarakat.
3) Memperbaiki citra organisasi.
4) Tanggung jawab sosial (Social
Responsibility), humas merupakan
instrumen yang bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak mendapatkan tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik internal, publik eksternal dan pers.
D. Ruang Lingkup Humas
Menurut Ruslan (2010:22-23) adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi atau lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut.
1) Membina Hubungan Kedalam (Publk Internal) ;
Yang dimaksud publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan perushaaan atau organisasi itu sendiri. seorang
PR harus mampu mengidentifikasi atau
mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
2) Membina Hubungan Baik Keluar (Publik
Eksternal); Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat) yang mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
E. Peran Humas
Menurut Dozier dan Broom dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Ruslan, 2010:20) peran humas dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori:
1) Penasehat Ahli (Expert Presciber)
Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat memberikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). Dalam hal
ini seorang humas sebagai pendefisi
problema, pengembangan program dan memiliki tanggung jawab penuh untuk mengimplementasikan.
2) Fasilitator Komunikasi (Communications
Fasilitator)
Dalam hal ini, seorang humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak management dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publik. Dipihak lain, juga
dituntut mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan dan harapan organisasi
kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat
tercipta saling pengertian,
mempercayai,menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah
(Problem Solving Process Fasilitator) Peran praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan humas ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat hingga mengammbil tindakan ekseskusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
4) Teknisi Komunikasi (Communication
Technician)
Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat
dengan peran dan fungi manajemen
organisasi. Peranan Communication
Technician ini menjadi humas sebagai
Journalist in Resident yang hanya
menyediakan layanan teknisi komunikasi
atau dikenal dengan Metode of
Communications in Organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level). Yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan ke tingkat atasan.
F. Perencanaan Program Humas
Perencanaan program humas diadakan
didasarkan fakta dan landasan berfikir yang sehat serta memiliki kejelasan arah dan tujuan yang ingin dicapainya. Menurut Frank Jefkins dalam Ruslan
(2005:146) perencanaan program humas yaitu “terdiri
dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun keluar antara organisasi dan publiknya yang bertujuan untuk mencapai saling pengertian.
Dasarnya, tujuan dari program kerja dan berbagai aktifitas humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi atau perushaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder sasaran khalayak yang terkait.
Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center
dalam Ruslan (2005:140) menyatakan “bahwa proses
perencanaan program kerja melalui “proses empat
tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi
landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dan Mendengarkan
(Research-Listening)
2. Perencanaan dan mengambil keputusan
35
3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan
(Communication-Action)
4. Mengevaluasi (Evaluation)
G. Program Humas
Humas adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana, baik kedalam maupun keluar yang bertujuan untuk mendapatkan citra positif dan dukungan dari publiknya, program merupakan kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya. Program Humas adalah salah satu upaya kerja yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik dengan publik interen maupun eksteren untuk mendapatkan citra positif untuk mendapatkan dukungan dari publik.
Menurut Keith Davis dalam Ruslan (2007) yang dikutip dalam buku Manajemen Public Relations dan
Media Komunikasi: “human relations adalah
pengembangan usaha kelompok karyawan secara produktif dan memuaskan.
Menurut F. Rachmadi (2008) salah satu fungsi dari manajemen modern Public Relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya untuk menciotakan saling pengertian (public understanding) dan dukungan public (public support) bagi terciptanya tujuan, kebijakan dan langkah serta tindakan organisasi atau perusahaan itu.
Menurut Grunig dan Hunt dalam F. Rachmadi
(2008) menyarankan para manajer bertindak
berdasarkan apa yang disebut boundary rule
(memainkan peran di perbatasan), dengan perkataan lain, para manajer PR harus meletakkan satu kakinya dalam perusahaan dan satu kaki lainnya diluar perusahaan.
Menurut Rivai (2005:15-17) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika.
Menurut Sedarmayanti (2011:260) Menyatakan bahwa kinerja merupakan terjemahan dari kata performance yang memiliki arti sebagai sebuah hasil kerja seorang pegawai atau pekerja, sebuah proses manajemen yang mana hasil kerja tersebut harus memiliki sebuah bukti konkret yang juga dapat diukur.
Dalam memperoleh data yang diperlukan,
peneliti menggunakan beberapa teknik dalam
pengumpulan datanya untuk menghasilkan data yang menunjang penulisan riset humas ini. Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Selain itu, menurut Muhiddin Sirat (2006) “Metode penelitian adalah suatu cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian”.
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data secara langsung dilapangan. Penulis dalam melakukan riset dalam program Corporate Social Responsibility yang bernama Tiger Camp 2016.
Menurut Sutrisno Hadi (Sugiyono 2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Selain itu, menurut Nasution (Sugiyono,
2012:226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Selanjutnya, Sanafah Faisal (Sugiyono 2012:226)
mengklarifikasikan observasi menjadi observasi
berpartisipasi (participant observation), observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observations dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation).
2. Wawancara
Menurut Esterberg (Sugiyono, 2012:231)
“Wawanca adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Selain itu, menurut A. Fathoni (2006:105) “wawancara adalah tekhnik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah,
artinya pertanyaan dating dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.
Selanjutnya, menurut Kriyantono dalam
bukunya Teknik Praktis Riset Komunikasi (2012:100) “wawancara terbagi menjadi dua kelompok”
a. Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara secara intensif (intensive interview) dan
kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk
mendapatkan data kualitatif yang mendalam.
b. Wawancara dalam riset kuantitatif, biasanya
bersifat berstruktur (dilengkapi dengan daftar
pertanyaan berstruktur) dan sebagai penambah data yang diperoleh dari kuisioner. Terkadang alternatif jawaban sudah disiapkan oleh periset.
Ada 2 jenis interview:
a. Keyinforman adalah orang yang diwawancarai dan memberikan informasi.
36
Kehumasan di Sudin Kominfomas Walikota Jakarta Timur, mengenai Human Relations yang terjalin.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan sebagai sumber pendukung dalam penelitian. Penelitian melakukan studi
pustaka dengan membaca sebanyak-banyaknya
informasi dari berbagai sumber data tertulis yang
memberikan informasi tentang penelitian yang
dilakukan.
Studi pustaka menurut Sugiyono adalah dengan menelaah buku-buku, literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan (2012:83).
Selain itu, menurut Jauhari (2010a:114)
kepustakaan adalah “Mengungkapkan penelitian -penelitian sejenis yang telah dilakukan orang lain”
4. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (201:240) dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Selanjutnya, menurut
Guba dan Lincoln dalam Meleong (2007:216)
mendefinisikan “Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film, selain record, yang tidak dipersisapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.
a. Meleong (2007:217-219) membagi dokumen
atas dua, yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi.
b. Tindakan, pengalaman dan kepercayaannya.
Diantaranya adalah buku harian, surat pribadi dan autobiografi.
c. Dokumen resmi, dokumen pribadi adalah
catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang berbagai atas dokumentasi internal dan dokumen eksternal. Dokumen
internal berupa memo, pengumuman,
instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri, sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan insormasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, bulletin, pernyataan berita yang disiarkan kepada media massa.
Metode Analisis Data
1. Pendekatan Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif adalah penelitian tentang
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjektif) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
2. Pendekatan Penelitian Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting social atau dimakasudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sutau
fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang bekesan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menteri Sosial pertama pada masa awal kemerdekaan di percayakan pada MR.Iwa Kusuma Sumantri yang ada waktu itu membawahi kurang lebih 30orang pegawai untuk bagian perburuhan dan bagian sosial.pada awalnya kantor kementerian sosial berlokasi di jalan cemara no.5 Jakarta namun pada waktu itu ibu kota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta kemudian ketika pemerintahan Republik Indonesia pindah kembali ke Jakarta,kantor Kementerian Sosial menempati kantor di jalan Ir Juanda 36 Jakarta Pusat , dan mengalaami perpindahan lokasi lagi ke Salemba Raya 28.Jakarta Pusat sampai sekarang.
Saat ini Kemnterian Sosial Republik Indonesia pada cabinet kerja di pimpin oleh menteri sosial yaitu Khofifah indar Parawansa yang resmi menjabat sebagai menteri sosial pada 27 Oktober 2014 menggantikan Salim Assegaf Al jufri yang sebelumnya menjabat pada cabinet Indonesia memiliki visi “ Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat “ untuk menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitas sosial, dan penanganan fakir miskin.
Kementerian Sosial mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitas
sosial,jaminan sosial,pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan penanganan fakir miskin untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
Negara.Kementerian sosial bertanggung jawab untuk menangani atau memperbaiki mental terhadap masalah sosial yang ada di Indonesia seperti
1. Bencana Alam
2. Korban tindak Kekerasan
3. Anak terlantar
4. Perkelahian antar suku
5. Pelayanan sosial lanjut usia
6. Pelayanan sosial korban penyalahgunaan napza
Visi & Misi Kementerian Sosial
Visi dari Kementerian sosial RI yaitu
“Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat” Misi Kementerian Sosial RI : Meningkatkan aksesibilitas perlindungan sosial untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar,pelayanan sosial,pemberdayaan
sosial,dan jaminan kesejahteraan sosial bagi PMKS; Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS; Meningkatakan profesionalisme penyelenggaraan
perlindungan sosial dalam bentuk bantuan
sosial,rehabilitas,pemberdayaan,dan jaminan sebagai
metode penanggulangan kemiskinan; Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial perlindungan, jaminan,
pemberdayaan, rehabilitas dan penanggulangan
37
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
Meningkatakan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaran kesejahteraaan sosial
Perencanaan Kegiatan
Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan dibidang rehabilitas sosial,jaminan
sosial,pemberdayaan sosial,perlindungan sosial,dan
penanganan fakir miskin. Penetapan kritria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu Penetapan standar
rehabilitas sosial Koordinasi pelaksanaan
tugas,pembinaan,dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Sosial. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Sosial Pengawasan atau pelaksanaan tugas di lingkungan Kemnterian Sosial. Pelakasanaan bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan urusan Kementerian Sosial Di daerah Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan,penelitian
dan pengembangan kesejahteraan sosial,serta
penyuluhan sosial. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantive kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementrian Sosial
Kendala di Kementerian Sosial tidak ada karna semua sudah di atur oleh ibu Mentri untuk memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat yang tidak mampu dan layak di berikan. Pemecahan dari kementrian sosial melakukan rapat dari perwakilan daerah untuk memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat yang layak untuk di bantu.
KESIMPULAN
Berikut dapat di simpulkan perihal analisa
Program kehumasan di Kementrian Sosial
Peningkatankesejahteraan & Kontribusi Sosial Kepada
Masyarakat Oleh Kementerian Sosial RI adalah
memberikan pelayanan untuk kepada masyarakat maka komunikasi kepada masyarakat bergerak dengan alat-alat teknologi yang makin canggih informasi. Kemensos
menyediakan cangkupan layanan untuk kepada
masyarakat yang luas memberikan kontribusi sosial
REFERENSI
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Creswell. 2013. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Terjemahan Achmad Fawaid. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Engkus Kuswarno. 2013. Fenomologi, Fenomena
Pengemis Jalanan. Widya Padjajaran.
Jalaluddin Rakhmat. 2011. Psikologi Komunikasi.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, Karen A. 2014. Teori Komunikasi, Theories of Human Communication. Terjemahan M. Yusuf Hamdan. Jakarta. Salemba Humanika.
Rulli Nasrullah. 2015. Media Sosial Perspektif
Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi.
Bandung Simbiosa Rekatama Media.
Rully, Poppy. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen,