Info Artikel: Diterima 04/02/2017 Direvisi 09/02/2017 Dipublikasikan 28/02/2017
Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 36-43
Peningkatan Aktivita
Koto Sungai Lasi deng
Tipe Group Investiga
Afrilita
Guru SMP Negeri 1 IX Koto S
Abstrak
Penelitian ini dilatarbela kelas IX.2 SMPN 1 IX peningkatan aktivitas d Sungai Lasi dengan me (GI). Penelitian ini mer yang meliputi: tahap p adalah siswa IX.2 SMP data dilakukan dengan deskriptif, yaitu mencar dapat disimpulkan bahw meningkatkan aktivitas Sungai Lasi.
Kata kunci: aktivitas b
Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved
Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)
PENDAHULUAN
Aktivitas pembelajaran belajar. Menurut Wasti, S. (20 adanya ketertarikan siswa kep merupakan kecenderungan ha terjadi pada seseorang dalam m Senada dengan Kontekstual, kesadaran seseorang untuk men dengan dinyatakan atau dibukt
Faktor utama yang memp suasana kelas tenang dan nya disimpulkan bahwa minat bela tugas, latihan, yang berkaitan secara signifikan prestasi hasil
Berdasarkan Kamus Besa
Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 36-43
vitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX.
dengan Menggunakan Model Pembelaja
tigation
to Sungai Lasi, Kab. Solok
belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar IP IX Koto Sungai Lasi. Penelitian ini bertujuan untu s dan hasil belajar IPA Terpadu siswa di kelas IX.2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Gr merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terd
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Su PN 1 IX Koto Sungai Lasi yang berjumlah 21 orang. T an cara observasi dan tes hasil belajar yang dianalis cari persentase peningkatan aktivitas dan hasil belajar ahwa model pembelajaran koopertaif tipe Group Inves itas dan hasil belajar IPA Terpadu siswa di kelas IX.2
s belajar, hasil belajar, pembelajaran kooperatif, group in
Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved
Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)
n merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untu (2013) minat belajar adalah suatu perasaan senang, per kepada pelajaran. Selanjutnya menurut Muldayanti, N. hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan untu
melaksanakan kegiatan (belajar) amat bergantung dar l, m. P. P. (2011) juga menjelaskan minat belajar m
engadakan perubahan dalam dirinya ke arah yang lebih ktikan dengan adanya perubahan tingkah laku.
mpengaruhi minat dan motivasi belajar adalah cara men nyaman, dan fasilitas belajar yang digunakan Aritona belajar merupakan bentuk ketertarikan, keinginan sisw
n dengan pembelajaran. Dengan meningkatnya minat s sil belajar pun secara otomatis akan baik.
esar Bahasa Indonesia, minat adalah sebuah keinginan m
Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 36-43
X.2 SMPN 1 IX
belajaran Kooperatif
IPA Terpadu siswa di ntuk mendeskripsikan .2 SMPN 1 IX Koto Group Investigation terdiri atas dua siklus, i. Subjek penelitian ini . Teknik pengumpulan alisis dengan statistik jar siswa. Selanjutnya, vestigation (GI) dapat X.2 SMPN 1 IX Koto
investigation
Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved
Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)
ntuk membangkitkan minat perhatian dalam belajar dan N. D. (2013) minat belajar ntuk suatu perubahan yang dari kapasitas yang dimiliki. r merupakan keinginan dan ih baik (ada perkembangan)
engajar guru, karakter guru, nang, K. T. (2008). Dapat iswa untuk melakukan hal, t siswa dalam belajar, maka
merupakan suatu gairah atau menetap dalam subjek untuk m bidang itu.
Wasti, S. (2013) minat ad ada yang menyuruh. Minat ketertarikan siswa kepada pela yang kuat, intensif dan mengu dengan Sakti, I., Yuniar Meg kecenderungan yang tetap untu
Menurut Mappeasse, M. disertai dengan rasa sayang. De sangat penting/dominan berk Kenyataan yang terjadi dalam hasil belajar. Hal ini menyeb kompetensi dasar sebagai tuju Minimal (KKM) yang dihara meningkatkan minat atau motiv
Permasalahan yang sama, kelas IX.2. Hal ini tampak dari materi SK/KD 4.1. Menyelidik Terpadu pada semester Genap bahwa pada tes tertulis pertam ketuntasan), sedangkan sebagia
Rendahnya kemampuan p ini menunjukkan adanya kelem cara membuat magnet yang d kelas IX.2 ‘gagal’ dalam bela Selama ini, pembelajaran IPA dibahas. Contohnya, pada ma membuatkan urutan materi ya membaca materi tersebut juga untuk dibahas bersama, (4) u (penayangan gambar) dan de tertulis. Prosedur tersebut me secara individual/kelompok m membangun skemanya tentang
Berdasarkan fenomena-fe dan hasil belajar siswa dapa Pembelajaran kooperatif meru dengan gagasan untuk saling tujuan pembelajaran yang m kelompok kecil siswa yang salin belajar (Depdiknas, 2003).
tau keinginan. Menurut Winkel (1996:24), minat ada merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa sen
t adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada sesua at merupakan adanya perasaan senang, perhatian da elajaran. Selanjutnya, Sandjaja, S. (2001) mengemukaka guasai individu secara mendalam untuk tekun melakuka ega, P., & Eko, R. (2012) yang juga menjelaskan ntuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
. Y. (2009) kegiatan yang dimiliki seseorang diperha . Dengan demikian, peranan aktivitas belajar dalam me erkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar sis m pembelajaran adalah sering dijumpai hal-hal yang tida ebabkan minat atau keinginan siswa dalam belajar m juan pembelajaran belum tercapai, dan ketidaktercap arapkan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya atau otivasi belajar siswa.
a, terjadi pada siswa kelas IX SMPN 1 IX Koto Sunga ari cara belajar pada semester ganjil tahun pelajaran 201 lidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet
ap tahun ajaran 2015-2016. Dari data yang ada dipe tama, hanya ada 37,5% dari 21 orang siswa yang menda
gian besar siswa mendapat nilai di bawah 76, bahkan ad
n para siswa menjadi petunjuk adanya kelemahan sekali lemahan dan kesulitan belajar pada materi menyelidik g dihadapi oleh siswa. Selanjutnya, penulis mengiden elajar IPA Terpadu berkaitan dengan kesulitan memah A dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) memb materi menyelidiki gejala kemagnetan dan cara memb i yang harus dibaca peserta didik di rumah, (2) memi uga meringkasnya, (3) diskusi kelas untuk memahami ) untuk mudahnya dalam pemahaman sengaja diskusi demonstrasi yang dipandu oleh guru mata pelajaran, menunjukkan bahwa siswa tidak diberi kesempatan u memahami materi melalui tahap presentasi hasil dis ng isi materi sehingga hasil evaluasi belajarnya masih re
-fenomena di atas, maka perlu dicarikan solusi yang te apat ditingkatkan. Salah satu metode yang tepat ad erupakan suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah g memotivasi antara anggotanya untuk saling memban maksimal. Pembelajaran kooperatif merupakan strate saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi bela
adalah kecenderungan yang senang berkecimpung dalam
uatu hal atau aktivitas tanpa dalam belajar dan adanya akan minat adalah perhatian ukan suatu aktivitas. Sejalan n bahwa minat merupakan
n.
hatikan terus menerus yang menentukan minat menjadi siswa Nurseto, T. (2012). tidak mendukung pencapaian r menjadi rendah, beberapa apaian Kriteria Ketuntasan tau langkah konkrit untuk
gai Lasi, khususnya siswa di 015/2016 dan hasil tes pada et pada mata pelajaran IPA iperoleh, dapat disimpulkan dapat nilai 76 ke atas (batas ada yang mendapat nilai 10.
aligus kesulitan belajar. Hal lidiki gejala kemagnetan dan identifikasi penyebab siswa
ahami materi IPA Terpadu. mberi tahu materi yang akan mbuat magnet, dengan cara minta peserta didik selain mi materi yang dirasa sulit usi dilengkapi dengan carta n, dan (5) menilai hasil tes untuk melakukan aktivitas il diskusi lebih dahulu guna
rendah.
Bern dan Erickson (2001 yang mengorganisir pembelaja untuk mencapai tujuan bela pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belaja menyatakan bahwa model pem kelompok termasuk bentuk-be ahli, dapat dipahami bahwa pembelajaran dimana sistem kolaboratif sehingga dapat mer
Salah satu tipe metode memahami materi IPA Terpad disingkat GI). Model pembela secara kelompok, kelompok memerlukan norma dan struktu pembelajaran kooperatif GI sis heterogen. Kelompok memilih yang dipilih, selanjutnya meny
Dalam implementasi tip dengan anggota-anggota 5-mempertimbangkan keakraban memilih topik untuk diselidik Selanjtnya, siswa menyiapkan 2013). Penggunaan model pem dengan metoda ini lebih didasa hal penyajian materi yang lebih yang menarik perhatian siswa y
Berdasarkan permasalaha pada kegiatan pemahaman m elektromagnetik untuk menjela dalam bentuk penelitian tinda cooperatif learning tipe grou sehingga menghindarkannya sebaliknya kurang memberika investigationmemungkinkan s dalam produk teknologi dan memanfaatkan prinsip induksi menjawab materi pemanfaata elektromagnetik untuk menjela dan (3) dengan dilatihnya sisw berarti pembelajaran tidak ha Konsep pembelajaran koopera dalam proses pembelajaran IP pemahaman konsep, menjadik konsep pengemasan yang lebih
01) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupa lajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di elajar”. Menurut Johnson (dalam Hasan, 1996) “b il (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinka lajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelo embelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas m bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh gu wa cooperative learning atau pembelajaran koopera m belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil ber
erangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.
de kooperatif yang dapat digunakan untuk mengatas adu adalah model pembelajaran kooperatif tipeGroup elajaran kooperatif GI merupakan metode pembelajar ok belajar terbentuk berdasarkan topik yang dipilih ktur yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih b siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan angg ilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan y
nyiapkan dan mempresentasikan laporan di depan kelas
tipe investigasi kelompok guru membagi kelas men 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok disini d an persahabatan atau minat yang sama dalam topik te lidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam
an dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh k pembelajaran ini dapat meningkatkan minat belajar sis asarkan pada menggali informasi yang akan menarik mi bih skematis, terperinci, dan lebih konkrit dengan berba a yang ditampilkan dalam belajar.
lahan di atas, maka peneliti menetapkan untuk mener materi pemanfaatan kemagnetan dalam produk tekno jelaskan prinsip kerja alat yang memanfaatkan prinsip ndakan kelas. Adapun alasan pemilihan strategi ters roup investigation dapat membantu siswa dalam men ya dari pemberian fokus berlebihan pada materi ya ikan perhatian pada materi yang penting, (2) cooper n siswa dapat melakukan kegiatan memahami materi an konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan ksi elektromagnetik dengan tujuan yang jelas, yakni me
atan kemagnetan dalam produk teknologi dan men jelaskan prinsip kerja alat yang memanfaatkan prinsip swa membaca materi dan memahaminya sebelum kegiata hanya difokuskan pada hasil, tapi juga pada proses p
eratif ini merupakan solusi alternatif terbaik dan san IPA Terpadu karena memberikan berbagai kemudah dikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik da bih sederhana.
pakan strategi pembelajaran di mana siswa bekerja sama “belajar kooperatif adalah nkan siswa bekerja bersama elompok”. Agus (2010:54) s meliputi semua jenis kerja guru. Berdasarkan pendapat eratif adalah suatu model erjumlah 4-6 orang secara r.
tasi persoalan siswa dalam up Investigation(selanjutnya jaran dengan siswa belajar ilih siswa. Pendekatan ini berpusat pada guru. Dalam ggota 2-6 orang siswa yang n yang mendalam atas topik las Sulasti, N. W. (2013).
enjadi kelompok-kelompok i dapat dibentuk dengan tertentu. Selanjutnya siswa m atas topik yang dipilih. h kelas (Asma dalam Devi, siswa karena pembelajaran minat siswa terutama dalam rbagai variasi gambar/tulisan
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan SMPN 1 IX Koto Sungai Las berjumlah 21 orang. Penelitian yaitu pada bulan Januari 2016 perencanaan, pelaksanaan, obs menggunakan teknik observas belajar yang dibantu dengan menggunakan statistik deskriptif
HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan Aktivitas Belaja
Observasi yang dilakuka melalui model pembelajaran observer, dapat diketahui bah persentase aktivitas belajar sis dibandingkan dengan refleksi 1berikut ini.
a) Siswa yang aktif memperh (cukup) dengan rata-rata 44 b) Siswa yang aktif bertanya menjadi 54% (cukup) deng c) Siswa yang aktif mencatat
denga rata-rata 63% (baik). d) Siswa yang aktif bekerja
menjadi 58% (cukup) deng e) Siswa yang menerima bant
dari 25% dan 38% (kurang) f) Siswa yang berani dan akt 33% (kurang) menjadi 38% g) Siswa yang berani tampil m
cukup) menjadi 64% (baik) h) Siswa yang kurang aktif da dengan rata-rata 33% (kura
Berdasarkan data di ata menampakkan peningkatan aktiv bantuan kepada teman yang b menjawab pertanyaan serta s kelompok masih kurang dan a dapat dipahami bahwa pada sik pembelajaran pada siklus I ke memberi bantuan kepada tem pendapat dan menjawab perta mewakili kelompok. Berdasark maka peneliti merasa perlu me pada siklus II dapat dilihat dari a) Siswa yang aktif memperh
80% ( baik) dengan rata-rata
an Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian i asi, Kabupaten Solok, yakni pada semester II tahun p litian ini dilaksanakan di kelas IX.2 SMPN 1 IX Koto Su
016 s/d Februari 2016. Penelitian ini terdiri atas 2 siklus bservasi, dan refleksi. Selanjutnya, teknik pengumpulan vasi yang dibantu dengan instrumen format lembaran an instrumen berupa tes tertulis. Selain itu, penganalis
iptif, yaitu mencari persentase atau rata-rata aktivitas da
AN lajar
kan oleh observer bertujuan untuk mengetahui kualita n kooperatif tipe group investigation. Berdasarkan d ahwa aktivitas belajar siswa pada siklus 1. Hal terse siswa yang telah mengalami peningkatan aktivitas b ksi awal. Hal ini dapat dilihat dari presentase rata-rata
erhatikan dengan sungguh-sungguh dari 40 % dan 38% 44 % (cukup).
ya/ menjawab pertanyaan pada saat pembelajaran dar ngan rata-rata 50% (cukup).
tat dan membuat kesimpulan dari 53% dan 60% (cuku ik).
ja secara berkelompok dengan teman sekelompok dar ngan rata-rata 49% (cukup).
antuan teman atau memberi bantuan kepada teman yan ng) menjadi 50% (cukup) dengan rata-rata 38% (kurang) aktif dalam mengemukakan pendapat dan menjawab p 8% (kurang) dengan rata-rata 38% (kurang).
il mempresentasikan hasil diskusi untuk mewakili kelom ik) dengan rata-rata 52% (cukup) .
dan tidak serius dalam belajar dari 42% dan 33% (kura urang).
atas, dapat dipahami bahwa siswa yang aktif pad aktivitas belajar. Namun, pada siswa yang menerima ban g belum faham/ mengerti, berani dan aktif dalam men ta siswa yang berani tampil mempresentasikan hasil ada siswa yang masih belum aktif dalam berdiskusi. B siklus I sudah mulai terlihat peningkatan aktivitas bela kekurangaktifan siswa terlihat pada siswa yang mene teman yang belum paham/ mengerti, berani dan akti
rtanyaan serta siswa yang berani tampil mempresenta sarkan data yang diperoleh dan masukan dari observer melanjutkan pada siklus ke II. Selanjutnya, hasil rata-ra ari persentase rata-rata siswa aktif dapat dilihat dari uraia erhatikan dengan sungguh-sungguh dari 57% (cukup) rata 78 % (baik).
n ini adalah siswa kelas IX.2 n pelajaran 2015/2016 yang Sungai Lasi selama 2 bulan, lus melalui 4 tahapan, yaitu lan data dalam penelitian ini ran observasi dan tes hasil nalisisan data penelitian ini dan hasil belajar IPA siswa.
litas aktivitas belajar siswa n data yang diperoleh dari rsebut dapat dijelaskan dari s belajar IPA Terpadu jika rata siswa aktif pada siklus
8% (kurang ) menjadi 53 %
dari 45% dan 50% (cukup)
ukup) menjadi 75% ( baik )
dari 38% dan 50% (cukup)
ang belum faham/ mengerti ng).
pertanyaaan dari 25% dan
lompok dari 40% dan 52% (
urang) menjadi 25% (cukup)
ada siklus I sudah mulai bantuan teman atau memberi engemukakan pendapat dan sil diskusi untuk mewakili i. Berdasarkan hasil tersebut, elajar siswa. Selama proses nerima bantuan teman atau ktif dalam mengemukakan ntasikan hasil diskusi untuk er melalui catatan lapangan, ta-rata aktivitas belajar siswa
raian berikut:
b) Siswa yang aktif bertanya menjadi 70% (baik) dengan c) Siswa yang aktif mencatat d
(sangat baik) denagn rata-ra d) Siswa yang aktif bekerja
menjadi 85% (sangat baik) e) Siswa yang menerima bant dari 61% dan 73 % ( baik) m f) Siswa yang berani dan akti
% ( baik) menjadi 85 % (sa g) Siswa yang berani tampil m
sangat baik) menjadi 93 % h) Siswa yang kurang aktif d (sangat baik) dengan rata-ra
Secara keseluruhan pada Hal ini disebabkan karena berkelompok sehingga siswa y kelompoknya dan kemudian d Selain itu, indikator tersebut investigationdapat meningkat Lasi, Kabupaten Solok. Dari dalam buku catatan. Rata–rata %.
Tabel. 1
No. Aspek Aktivitas S Diamat
1. Memperhatikan den sungguh–sungguh 2. Aktif bertanya/ men
dalam pembelajaran 3. Aktif mencatat dan
kesimpulan
4. Aktif bekerja secara berkelompok denga sekelompok 5. Menerima bantuan
memberi bantuan ke teman yang belum f mengerti.
6. Berani dan aktif dala mengemukakan pen menjawab pertanya 7. Berani tampil
mempresentasikan h untuk mewakili kelo 8. Siswa yang kurang
tidak serius dalam b Jumlah Rata-rata Siswa aktif
nya/ menjawab pertanyaan pada saat pembelajaran da gan rata-rata 67 % (baik).
tat dan membuat kesimpulan dari 83% (sangat baik) dan -rata 83 % (sangat baik).
ja secara berkelompok dengan teman sekelompok da ik) dengan rata-rata 77 % (baik).
antuan teman atau memberi bantuan kepada teman yan ik) menjadi 86 % (sangat baik) dengan rata-rata 73 % ( ba
ktif dalam mengemukakan pendapat dan menjawab perta (sangat baik) dengan rata-rata 74 % (baik).
il mempresentasikan hasil diskusi untuk mewakili kelom % (sangat baik) dengan rata-rata 83 % (sangat baik). if dan tidak serius dalam belajar dari 21 % dan 13 % (s
-rata 13 %.
da siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan aktivitas s a siswa bersemangat dalam belajar dan lebih men a yang mempunyai kemampuan lebih dapat membantu te
dapat mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ut menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajar katkan aktivitas belajar IPA Terpadu siswa kelas IX.2 S
ri hasil diskusi masing-masing siswa dapat menyimp ta kenaikan persentase siklus I dengan siklus II adalah 4
l. 1 Rata–rata kenaikan persentase siklus I dengan siklus
s Siswa yang ati
NILAI RATA-RA Siklus I Siklus II
dengan uh
44% 71%
enjawab ran
50% 67%
an membuat 63% 83%
ara gan teman
49% 77%
an teman atau kepada m faham/
38% 73%
dalam pendapat dan
yaaan
32% 74%
n hasil diskusi elompok.
52% 83%
ng aktif dan belajar.
33% 13%
tif 45% 68%
dari 63% dan 71% (baik)
an 80% (baik) menjadi 86%
dari 67% dan 79% (baik)
ang belum faham/ mengerti baik).
ertanyaaan dari 58 % dan 80
lompok dari 71 % dan 85 % (
(sangat baik) menjadi 4 %
s siswa yaitu pada siklus II. engerti jika dapat belajar tu temannya yang lain dalam g kelompok di depan kelas. jaran kooperatif tipe group X.2 SMPN 1 IX Koto Sungai mpulkan materi dan dicatat h 45% dengan 68 % yaitu 23
lus II
RATA
Peningkatan
27%
17%
20%
28%
36%
42%
31%
21%
Berdasarkan tabel 1 aktivitas belajar siswa se Selanjutnya, data lengkap m
Grafik 1. Diagram Ba
Dari analisis data hasil ke siswa serta aspek yang diteliti peningkatan aktivitas siswa ya serta adanya penilaian langsu selain itu sistem belajar berke belajar kepada siswa yang lebih yang diperoleh yang telah pene penelitian yang telah dilaksan diadakan tindakan pada siklus
Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan hasil evalu diberikan, diperoleh data seper
Tabel 2.
No. Nama Siswa
1. Afrinelita 2. Defri Yulianto 3. Denni Alvialdi 4. Devi Yatmilsa 5. Diana Devianti 6. Elsa Krismonika 7. Elvina Sagita 8. Febri Handiki 9. Feri Eka Candra 10. Indah Yudia Triadi 11. Islam Yude Medina 12. Juniati Ifana 13. Khairun Nissa 14. Liarani
15. M. Syukria Yusra R
0 20 40 60 80 100
1 2 3 4
1 di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningk setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tip p mengenai peningkatan tersebut dapat dilihat dari grafik
Batang Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus I da
il kegiatan siswa ternyata telah terjadi peningkatan aktivita liti terlihat dari peningkatan pada siklus I dan siklus II.
yang ikut berdiskusi disebabkan adanya teman yang ik sung oleh observer, maka siswa termotivasi untuk iku kelompok dengan teman sebaya banyak membantu sisw lebih mengerti (pintar) dengan cara mereka masing-masin
eneliti dilakukan maka akan dibahas beberapa hal yang b sanakan. Hal-hal yang telah menampakkan peningkata us I dan siklus II sebagaimana ditunjukkan pada grafik g
aluasi terhadap kemampuan siswa memahami konsep perti yang dinyatakan pada tabel berikut.
l 2. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar IPA Siklus 1 dan Siklu
Nilai
Siklus I Siklus II Kenaikan
55.0 85.0 30.0
50.0 85.0 35.0
62.5 82.5 20.0
70.0 87.5 17.5
63.8 82.5 18.8
70.0 87.5 17.5
61.3 87.5 26.3
62.5 87.5 25.0
75.0 87.5 12.5
88.8 93.8 5.0
86.3 93.8 7.5
72.5 87.5 15.0
42.5 80.0 37.5
46.3 83.8 37.5
52.5 80.0 27.5
3 4 5 6 7 8
% rata-rata siklus I
% rata-rata siklus II
gkatan signifikan terhadap tif tipe group investigation.
fik berikut ini.
dan Siklus II
tivitas siswa dan hasil belajar I. Menurut Sujana (1995:5), ikut aktif dalam kelompok ikut serta dalam berdiskusi siswa yang kurang mengerti sing sedangkan hasil belajar g berhubungan dengan hasil atan aktivitas siswa setelah
gambar.
sep melalui evaluasi yang
klus 2
ikan % Kenaikan 54.5
16. Novia Lovena 17. Rezi Okta Vernando 18. Rian Hidayat 19. Riki Elfitra 20. Sandi Alfianda 21. Afrinelita Rata–rata
Berdasarkan tabel 2 diata terendah 42,5 dan nilai tertingg pada siklus I, diperoleh masuka 1. Pada saat diskusi masih a
memancing agar siswa te pertanyaan.
2. Pada saat proses pembelaj bimbingan dan motivasi leb tahu akan tugas dan kewajib
Grafik 2. Diagram Ba
Dari grafik di atas, dapat nilai tertinggi 93,8 dan nilai te hasil belajar IPA Terpadu sisw dapat membiasakan diri deng belajar bersama dengan tema dahulu sehingga timbul keingin
Berdasarkan hasil yang d hasil dari perlakuan/tindakan pembelajaran yang dilakukan o siswa. Siswa yang selama ini tugas yang diberikan kepadan bertanya, menjawab pertanyaa lain meningkat. Mereka telah siswa yang satu dengan sisw pengaruh yang cukup baik ke telah ditetapkan tercapai. Seca rata 45, sedangkan pada siklus
67.5 85.0 17.5
55.0 85.0 30.0
45.0 82.5 37.5
50.5 85.0 34.5
43.8 82.5 38.8
51.3 83.8 32.5
60.6 85.5 24.9
iatas nilai rata-rata pemahaman konsep siswa pada siklus nggi 88,8 . Menurut catatan lapangan dari observer tenta
ukan sebagai berikut:
ada siswa yang belum berani melibatkan diri, untuk tersebut berani dan memotivasi siswa untuk mau
lajaran masih ada siswa yang belum aktif sedikitpun, i lebih dari guru atau pun penjelasan yang memungkinkan ajibannya. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik berikut i
Batang Hasil Belajar Siswa Selama Pembelajaran Siklus
at dijelaskan bahwa nilai rata-rata pemahaman konsep p i terendah 80. Secara keseluruhan, pada siklus I dan sik iswa tentang Kemagnetan yaitu pada siklus II. Hal ini ngan belajar berkelompok yang dapat membuat sisw an sekelompok (sebaya) yang materinya sudah diten ginan untuk meningkatkan hasil belajar.
g dicapai baik dari aktivitas maupun hasil belajar, ma an yang dilakukan sudah mencapai hasil yang me n oleh peneliti menunjukkan pengaruh yang baik terhad ini belajar kurang semangat sekarang cukup antusias u
anya sehingga partisipasi siswa dalam bekerja sama pa yaan dari teman, memberikan masukan atau pendapat lah mau menghargai pendapat dari teman-temannya. T
iswa yang lain, dan antara siswa dengan peneliti. Fe kepada hasil belajar siswa, sehingga target berupa ind cara kuantitatif persentase kenaikan aktivitasi siswa pad lus II tingkat persentase kenaikan aktivitasi siswa sema
25.9 54.5 83.3 68.3 88.6 63.4 46.5
lus I adalah 60,6 dengan nilai ntang pelaksanaan penelitian
tuk itu guru harus berusaha u bertanya atau menjawab
un, untuk itu, perlu adanya kan untuk siswa agar mereka
t ini.
lus I dan Siklus II
p pada siklus II 85,5 dengan siklus II terjadi peningkatan ini disebabkan karena siswa swa lebih mengerti dengan itentukan oleh guru terlebih
rata-rata 68. Keadaan ini mem diperlukan lagi.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitia dengantipe group investigatio SMPN 1 IX Koto Sungai Lasi hasil belajar keaktifan siswa d yang belum faham terhadap m disarankan dua hal, yaitu (1) pembelajaran cooperatif learn hasil belajar siswa, (2) agar keaktifan siswa guru sebaikny dengan meteri dan kondisi s tercapai.
DAFTAR RUJUKAN Agus, Suprijono. (2010).Coop Aritonang, K. T. (2008). Min Penabur,7(10), 11-21. Bern, G. R dan Erickson, M. P
Economy.”Journal The Depdiknas. (2003). http://tekno Hasan, Said Hamid. (1996).Pe Kontekstual, m. P. P. (2011). P Mappeasse, M. Y. (2009). Pen Controller (PLC) Siswa Muldayanti, N. D. (2013). Pe Minat Belajar Siswa.Ju Nurseto, T. (2012). Membuat Bahasa. 1989.Kamus B Sakti, I., Yuniar Mega, P., & melalui media animasi fisika siswa di SMA Plu Sandjaja, S. (2001). Pengaruh stres lingkungan.Psikod Slavin, E Robert. (2008). Coop Sudjana, Nana. (1995).Penilaia Suhito. (2000). Interaksi Belaja Sulasti, N. W. (2013). Pener
Meningkatkan Aktivita Negeri 1 Sawan Tahun Wasti, S. (2013). Hubungan M
Aliyah Negeri 2 Padang Winkel. (1996).Psikologi Peng
emberikan makna bahwa tindakan pembelajaran untu
litian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelaj tiondapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA asi Kab. Solok Tahun Pelajaran 2015/ 2016. Dengan m a dalam menjawab pertanyaan guru dan dapat membant materi ataupun permasalahan yang ditampilkan oleh g 1) guru-guru IPA dalam proses pembelajaran untuk da arning dengan tipe group investigation yang dapat me ar pembelajaran IPA Terpadu lebih menarik dan men iknya memvariasikan model, metode, dan pendekatan p
i siswa sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belaj
operative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. inat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar s 1.
. P. (2001).“Contextual Teaching and Learning: Prepar The Highlight Zone.
knologipendidikan.wordpress.com. Diakses tanggal 28 M Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: Rineka.
). Penelitian tindakan kelas.
engaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Bela wa Kelas III Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar.Ju
Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT ditinjau Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,2(1).
at media pembelajaran yang menarik.Jurnal Ekonomi s Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. & Eko, R. (2012). Pengaruh model pembelajaran lang
asi berbasis macromedia flash terhadap minat belajar Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.EXACTA,10(1), 1-10. uh keterlibatan orang tua terhadap minat membaca anak ikodimensia kajian ilmiah psikologi,2(1), 17-25.
operative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung ilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rem lajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.
erapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group itas dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pelajaran PKn Di
n Ajaran 2012/2013.Jurnal Jurusan Pendidikan PKn,1 Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran T ng.E-Journal Home Economic and Tourism,2(1). engajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
tuk siklus berikutnya tidak
lajaran cooperatif learning A Terpadu siswa kelas IX.2 meningkatkan aktivitas dan antu pasangan kelompoknya guru. Oleh sebab itu, perlu dapat menggunakan model meningkatkan aktivitas dan enimbulkan semangat serta n pembelajaran yang sesuai lajar yang maksimal dapat
r siswa. Jurnal Pendidikan
aring Students for The New
Maret 2011.
elajar Programmable Logic Jurnal Medtek,1(2), 7-12. jau dari Keingintahuan dan
mi & Pendidikan,8(1).Pusat
langsung (Direct Instruction) jar dan pemahaman konsep
nak ditinjau dari pendekatan
ng : Nusa Media. emaja Rosda Karya.
p Investigation (GI) Untuk Di Kelas XI IPA 1 SMA ,1(4).
n Tata Busana Di Madrasah