HUBUNGAN POLA MAKAN TERHADAP KADAR HB PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 2 NEGARA KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2015
Joce Desak Made Sriwitati, SST.,M.Kes Shaza Savitri
Email : desakyoce@gmail.com
Abstract: Relation of appetite to hb level on the girls teenager in class VIII in SMPN Negara in Jembrana regency 2015.
The purpose of this study to find out correlation appetite to hb level on the girls teenager in class VIII in correlation appetite to hb level.this study use analytic correlational metode and using cross sectional. This study was held on SMPN 2 Negara in Jembrana regency with 52 sample by using simple random sampling, and was analysed by spearman rank. The result of this study based almost half (25%) have good appetite with normal level HB, in minimum ( 7,7%) have good appetite with normal level HB, and most than half (63,7%) have a less knowledge with unnormal level HB. Result of calculation of hipotesis was know of coefisient correlation r=0,98 with significant level 0,000(p<0,05) proved that there a positive relation and significant between appetite and HB level, with strong correlations.
Abstrak : Hubungan Pola Makan Terhadap Kadar HB Pada Remaja Putri Kelas VIII Di SMPN 2 Negara Kabupaten Jembrana Tahun 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan terhadap kadar Hb
pada remaja putri kelas VIII di SMPN 2 Negara Kabupaten Jembrana Tahun 2015. Penelitian ini
menggunakan metode analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 52 responden, dan pemilihan sampel menggunakkan teknik simple random sampling. Analisa data dengan spearman’s rank. Hasil Penelitian dari 52 responden hampir setengahnya
(25%) memiliki pengetahuan pola makan baik dengan kadar Hb normal, sebagian kecil (7,7%)
memiliki pengetahuan pola makan cukup dengan kadar Hb normal dan lebih dari setengah
(63,7%) memiliki pengetahuan pola makan kurang dengan kadar Hb tidak normal. Hasil uji
hipotesis diketahui koefisien korelasi r = 0,98 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0.05)
membuktikan ada hubungan positif dan signifikan antara hubungan pola makan terhadap kadar
Hb dengan tingkat korelasi sangat kuat.
Remaja merupakan tahap di mana
seseorang mengalami sebuah masa transisi
menuju dewasa merupakan tahap umur
setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai
oleh pertumbuhan yang cepat (Yusuf, 2011).
Rata-rata usia menarche (menstruasi pertama kali) anak anak di Indonesia adalah
usia 12-15 tahun, namum rata-rata usia
menarche pada remaja putri di Bali adalah usia 13-14 tahun (Proverawati,Adan
Misaroh,S, 2009). Sementara penduduk
Indonesia sebanyak 233 juta jiwa dan 26,8%
atau 63 juta jiwa adalah remaja, berpotensi
mengalami anemia yaitu suatu keadaan di
mana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih
rendah dari normal (Tarwoto,dkk.2009) .
Anemia yang dialami remaja putri,
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
masa pertumbuhan yang membutuhkan zat
gizi yang lebih tinggi termasuk zat bezi,
serta remaja putri mengalami menstruasi
setiap bulannya sehingga membutuhkan zat
bezi yang lebih tinggi. Menurut Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 2004)
dalam Depkes (2009) menunjukkan bahwa
prevalensi anemia pada remaja putri usia
10-14 tahun (57,1%) dan prevalensi anemia
pada remaja putri di Indonesia adalah
sebesar 33,1% dengan data menunjukkan
bahwa 33,7% remaja putri menderita
Anemia (Depkes, 2009). Sumber yang sama
menyatakan angka prevalensi anemia di
Indonesia, yaitu pada remaja wanita sebesar
26,50%. Data tersebut menunjukkan remaja
putri memiliki resiko tinggi terjadi anemia.
Berbagai gejala anemia defesiensi zat besi
ditimbulkan akibat menurunnya kapasitas
pengangkutan oksigen oleh darah seperti
mudah lelah, lemah, muka pucat, kuku
mudah pecah, kurang selera makan, napas
pendek hingga menurunkan ketahanan serta
fisik, sehingga kapasitas kerja juga dapat
mempengaruhi fungsi kognitif seperti
konsetrasi belajar rendah dan memperlambat
daya tangkap pada anak usia sekolah dan
remaja putri (Isniati, 2007). Berdasarkan
latar belakang inilah maka penulis tertarik
untuk mengkaji lebih jauh tentang “
Hubungan pola makan terhadap kadar hb
pada remaja putri kelas VIII di SMPN 2
Negara Kabupaten Jembrana tahun 2015.
Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan Pola Makan
Terhadap Kadar Hb Pada Remaja Putri
Kelas VIII di SMPN 2 Negara tahun 2015.
METODE
Jenis penelitian ini adalah analitik
dengan studi penelitian korelasi yang
dua variabel yaitu variabel independent
dengan variabel dependent. Cara pendekatan
terhadap subjek penelitian dilakukan dengan
cara cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor resiko dengan efek,
pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat. Teknik
sampling menggunakan simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara menyeleksi secara acak
sederhana terhadap semua populasi yang
mempunyai hak untuk dijadikan anggota
sampel (Arikunto, 2007). Jenis data dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder dan instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner yang terdiri dari dua
macam yaitu : kuesioner dan pengukuran
langsung kadar hb. Untuk mengetahui
hubungan pola makan dan kadar Hb
menggunakkan uji alternative Rho- Sperman
SPSS.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pola Makan Responden Di SMPN 2
Sumber: Data primer haasil penelitian tahun 2015
Berdasarkan tabel 1 diatas dari 52
responden diperoleh hampir setengah
responden yaitu 13 responden (25%)
memiliki pengetahuan pola makan
baik,sebagian kecil responden yaitu
sebanyak empat responden (7,7%) memiliki
pengetahuan pola makan cukup dan lebih
dari setengahnya yaitu sebanyak 35
responden (67,3%) memiliki pengetahuan
pola makan kurang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pernyataan yang menyatakan bahwa pola
makan seseorang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, termasuk faktor penanaman
pemahaman sumber zat besi untuk
menunjang pencegahan anemia, misalnya
pemahaman tentang bahan makanan yang
mengandung zat besi (Dunia Remaja,
Kesehatan dan Gizi, 2004).
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kadar Hb Responden Di SMPN 2 Negara Tahun 2015
Kadar HB Frekuensi (f)
Berdasarkan tabel 2 diatas menyatakan
bahwa dari 52 responden, hampir setengah
responden yaitu sebanyak 17 responden
(32,7%) memiliki kadar Hb dalam batas
normal dan lebih dari setengah responden
yaitu sebanyak 35 responden (67,3%)
memiliki kadar Hb tidak normal. Responden
yang memiliki kadar Hb tidak normal
memiliki pola makan tidak baik. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Zarianis
yang mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kadar haemoglobin (Hb)
seperti kecukupan zat gizi di dalam tubuh.
Kecukupan zat besi yang di rekomendasikan
adalah jumlah minimum besi yang berasal
dari makanan dengan cukup zat besi untuk
setip individu yang sehat, sehingga dapat
terhindar dari kemungkinan anemia
kekurangan zat besi
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Pola Makan Terhadap Kadar Hb Responden Di SMPN 2 Negara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3 diatas hasil analisis
ini menunjukkan bahwa dari 52
reponden,hampir setengah responden yaitu
13 responden (25%) memiliki pengetahuan
pola makan baik dengan kadar Hb normal,
sebagian kecil responden yaitu empat
responden (7,7%) memiliki tingkat
pengetahuan pola makan cukup dengan
kadar Hb normal dan lebih dari setengah
responden yaitu 35 reponden (67,3 %)
memiliki pengetahuan pola makan kurang
dengan kadar Hb tidak normal.
Setelah data penelitian tersebut
diolah, selanjutnya dilakukan pengujian data
untuk menguji hubungan pola makan
terhadap kadar Hb dengan menggunakan
Spearman’s rank sebagai berikut :
Pola Makan
Kadar HB
Normal Tidak normal
Frekuensi (f) Presentase (%) Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 13 25 0 0
Cukup 4 7,7 0 0
Kurang 0 0 35 67,3
Correlati ons
Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed). **.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh
korelasi Spearman’s rho sebesar 0,98 dan
nilai probabilitanya sebesar 0,000 (P < 0,05)
yang berarti ada hubungan positif dan
signifikan dengan tingkat korelasi sangat
kuat. Hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan positif dengan tingkat
korelasi sangat kuat yaitu berada pada
rentangan (0,80-1,00) antara pola makan
terhadap kadar Hb remaja putri.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa,
ada kecendrungan semakin baik
pengetahuan tentang pola makan, maka
kadar Hb menunjukkan lebih baik (normal),
artinya, responden dengan pengetahuan pola
makan yang cukup menunjukkan kadar Hb
yang normal. Hal ini juga diasumsikan
sebagai tingkat pemilihan bahan makanan
yang cukup baik. Maka hasil penelitian ini
membuktikan bahwa hipotesis diterima,yang
artinya adanya hubungan antara pola makan
terhadap kadar Hb.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan terhadap 52 responden, mengenai
“Hubungan Pola Makan Terhadap Kadar Hb Pada Remaja Putri Kelas VIII di SMPN 2
Negara Tahun2015” dapat disimpulkan
sebagai berikut :Sebagian besar responden
di SMPN 2 Negara memiliki pengetahuan
pola makan yang kurang.Sebagian besar
responden di SMPN 2 Negara memiliki
kadar Hb tidak normal. Ada hubungan
positif dan signifikan dengan interval
koefisien korelasi sangat kuat antara pola
makan dengan kadar Hb remaja putri kelas
VIII di SMPN 2 Negara tahun 2015.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,S.2006.Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Depkes RI.2009. Remaja Dan Anemia. Jakarta :UNICEF
Dunia Remaja, 2004. Kesehatan dan Gizi
(Online). Available
http://www.remajaku.co.id
(1 Desember 2014)
Isniati.2007. Wanita Lebih Berisiko terkena Anemia. Jakarta : Nuha Medika.
Proverawati,A dan Misaroh,S. 2009.
Menarche. Yogyakarta: Rineka Cipta
Tarwoto, dkk. 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika