• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Askep Penyakit Glaukoma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Askep Penyakit Glaukoma"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Askep Penyakit Glaukoma

Makalah Askep Penyakit Glaukoma

BAB I BAB I   PENDAHULUAN   PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang Sej

Sejak ak tahtahun un 1961967 7 kebkebutautaan an teltelah ah diddidekleklaraarasiksikan an sebsebagai agai mamasalsalah ah nasnasionional, al, dimdimanaana keb

kebutautaan an dapadapat t berberdamdampak pak pada pada masmasalaalah h sossosialial, , ekoekonomnomi i dan dan psipsikolkologi ogi bukabukan n hanyhanya a bagbagii  penderita

 penderita melainkan melainkan juga juga bagi bagi masyarakat masyarakat dan dan negara. negara. Prevalensi Prevalensi kebutaan kebutaan di di Indonesia Indonesia masihmasih sangat tinggi dengan penyebab

sangat tinggi dengan penyebab utamautamanya nya yaityaitu u katarkatarak ak (,7!"(,7!"#, glaukoma (,$"#, kelainan#, glaukoma (,$"#, kelainan re%raksi (,1&"# dan beberpa penyakit yang berhubungan dengan lanjut usia (,'!"#.

re%raksi (,1&"# dan beberpa penyakit yang berhubungan dengan lanjut usia (,'!"#. er

erdasdasarkarkan an perperkirkiraan aan )*)*+, +, tahtahun un $ ada $ ada sebsebanyanyak ak & & jutjuta a oraorang ng diddiduniunia a yayangng mengalami kebutaan. Sepertiga dari jumlah itu berada di -sia enggara. /ntuk ka0asan -sia mengalami kebutaan. Sepertiga dari jumlah itu berada di -sia enggara. /ntuk ka0asan -sia enggara. /ntuk a0asan -sia enggara, berdasarkan Survei esehatan Indera Penglihatan dan enggara. /ntuk a0asan -sia enggara, berdasarkan Survei esehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 199'21996 menunjukkan angka kebutaan di Indonesia sekitar 1, " dari Pendengaran tahun 199'21996 menunjukkan angka kebutaan di Indonesia sekitar 1, " dari  jumlah

 jumlah penduduk penduduk atau atau setara setara dengan dengan ' ' juta juta orang. orang. 3umlah 3umlah ini ini jauh jauh lebih lebih tinggi tinggi dibandingdibanding angladesh (1"#, India (,7"#, dan hailand (,'"#. 3umlah penderita kebutaan di Indonesia angladesh (1"#, India (,7"#, dan hailand (,'"#. 3umlah penderita kebutaan di Indonesia meningkat, disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya usia harapan hidup, meningkat, disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya usia harapan hidup, kurangnya pelayanan kesehatan mata dan kondisi geogra%is yang tidak menguntungkan.

kurangnya pelayanan kesehatan mata dan kondisi geogra%is yang tidak menguntungkan.

erdasarkan survei )*+ pada tahun $, dari sekitar & juta penderita kebutaan 16" erdasarkan survei )*+ pada tahun $, dari sekitar & juta penderita kebutaan 16" diantaranya disebabkan karena glaukoma, dan sekitar ,$ " kebutaan di Indonesia disebabkan diantaranya disebabkan karena glaukoma, dan sekitar ,$ " kebutaan di Indonesia disebabkan oleh penyakit ini. Sedangkan survei 4epartemen esehatan 5I 19!$21996 melaporkan bah0a oleh penyakit ini. Sedangkan survei 4epartemen esehatan 5I 19!$21996 melaporkan bah0a glaukoma menyumbang ,&  atau sekitar !&. orang dari $1 juta penduduk penyebab glaukoma menyumbang ,&  atau sekitar !&. orang dari $1 juta penduduk penyebab kebuta

kebutaan. an. ondisondisi i ini semakin ini semakin diperdiperparah dengan parah dengan pengetpengetahuan dan ahuan dan kesadakesadaran ran masymasyarakat yangarakat yang rendah akan bahaya penyakit ini.

(2)

adan esehatan 4unia ()*+# telah melakukan analisa kepustakaan mengenai  prevalensi, insiden dan derajat dari berbagai jenis glaukoma. 4engan menggunakan data tahun19!2199, )*+ melaporkan jumlah populasi di dunia dengan tekanan bola mata yang tinggi ($1 mm*g# sekitar 1&, juta orang. Insiden dari glaukoma primer sudut terbuka  berkisar $,& juta orang pertahun. Prevalensi kebutaan untuk semua jenis glaukoma diperkirakan menapai ,$ juta orang, dengan ' juta orang disebabkan oleh glaukoma primer sudut terbuka. 8alukoma bertanggung ja0ab atas 1 " penyebab kebutaan, dan menempatkan glaukoma sebagai penyebab ketiga kebutaan di dunia setelah katarak dan trakhoma

Prevalensi glaukoma primer sudut terbuka menunjukkan keterkaitan ras. Pada orang kulit  putih dengan usia diatas & tahun prevalensi glaukoma sekitar 1,1  dan $,1" dan prevalensi  pada orang kulit hitam enam kali besar. Prevalensi galukoma primer sudut terbuka meningkat seiring pertambahan usia, data menunjukkan populasi dengan usia dekade ke27 lebih beresiko tujuh sampai delapan kali di anding usia dekade ke2&.

4engan pertambahan penduduk, meningkatnya usia harapan hidup, kurangnya pelayanan kesehatan mata, di samping itu galukoma merupakan penyakit yang bertanggung ja0ab atas 1 " penyebab kebutaan, dan menempatkan glaukoma sebagai penyebab kebutaan kedua di indonesia serta ketiga di dunia setelah katarak dan trakhoma.

B. Tuuan

1. ujuan /mum

/ntuk memperoleh in%ormasi mengenai penyakit glaukoma. $. ujuan husus

a. /ntuk memperoleh in%ormasi mengenai pengertian penyakit glaukoma.  b. /ntuk memperoleh in%ormasi mengenai penyebab penyakit glaukoma.

. /ntuk memperoleh in%ormasi mengenai jenis penyakit glaukoma.

d. /ntuk memperoleh in%ormasi mengenai pato%isiologi penyakit glaukoma.

e. /ntuk memperoleh in%ormasi mengenai pemeriksaan dan pengobatan penyakit glaukoma.

%. /ntuk memperoleh in%ormasi mengenai asuhan kepera0atan penyakit glaukoma.

(3)

1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah sistem sensori persepsi.

$. Sebagai sumber in%ormasi dan bahan yang diharapkan berman%aat untuk pembelajaran.

'. Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang ber0enang untuk digunakan sebagai dasar   pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan terapi pengobatan.

BAB II

TIN#AUAN TE$%I

A. ANAT$MI MATA

&.'.' (ornea

ornea adalah selaput bening mata yang tembus ahaya. ebal kornea ratarata orang de0asa adalah ,6 mm di bagian peri%er, dan ,& mm di bagian tengah. ornea ber%ungsi sebagai membran pelindung dan merupakan tempat masuknya ahaya ke dalam bola mata menuju ke retina. Sumber nutrisi kornea adalah

 pembuluh2pembuluh darah di limbus, airan mata dan air mata. ornea terdiri dari lima lapisan, yaitu  epitel, membran o0man, stroma, membran 4esement dan endotel.

&.'.& )klera

Sklera adalah selaput mata yang ber0arna putih dan ber%ungsi sebagai

 pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera mempunyai kekakuan tertentu dan tebal 1 mm. Permukaan luar sklera diselubungi oleh lapisan tipis dari jaringan yang elastis dan halus, yaitu episklera, yang banyak mengandung pembuluh darah

sedangkan pada permukaan sklera bagian dalam terdapat lapisan pigmen ber0arna oklat, yaitu lamina %uska, yang membatasi sklera deng an koroit.

&.'.* U+ea

/vea adalah lapisan vaskular di dalam bola mata, yang terdiri dari ' bagian, yaitu

(4)

a. Iris, mempunyai permukaan yang relati% datar dengan elah yang berbentuk bulat di tengahnya, yang disebut pupil. Iris mempunyai kemampuan untuk mengatur   banyaknya ahaya yang masuk ke dalam bola mata seara otomatis dengan

mengeilkan dan melebarkan pupil. Pupil dapat mengeil akibat suasana ahaya yang terang dan melebar akibat suasana ahaya yang redup atau gelap.

 b. adan siliar, terdiri dari dua bagian, yaitu  korona siliar yang berkerut2kerut dengan tebal $ mm dan pars plana yang lebih halus dan rata dengan tebal & mm. . oroid, berisi pembuluh2pembuluh darah dalam jumlah yang sangat besar, yang  ber%ungsi untuk memberi nutrisi pada retina bagian terluar yang terletak di

 ba0ahnya. &.'., Lensa

erletak dibelakang iris yang terdiri dari :at tembus ahaya berbentuk seperti

akram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi (ter%okusnya objek dekat pada retina# dengan tebal & mm dan diameter 9 mm.

&.'.- Baan (a/a

adan kaa merupakan suatu jaringan seperti kaa bening yang terletak antara lensa dan retina. adan kaa tediri dari 99" air dan 1" terdiri dari $ komponen, yaitu kolagen dan asam hialuron. ;ungsi badan kaa adalah mempertahankan bola mata agar tetap bulat dan meneruskan sinar dari lensa ke retina.

&.'.0 %etina

5etina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor  yang menerima rangsang dari ahaya. 5etina dialiri darah dari $ sumber, yaitu  lapisan koriokapiler yang mengaliri darah pada $<' bagian luar retina, sedangkan $<'  bagian dalam retina dialiri darah dari abang2abang arteri retina sentral.

Sel2sel pada lapisan retina yang paling luar berhubungan langsung dengan

ahaya. Sel2sel tersebut adalah sel2sel keruut (one# dan batang (rod#. Sel keruut (one# ber%ungsi untuk penglihatan terang, 0arna dan penglihatan sentral. Sedangkan sel batang (rod# ber%ungsi untuk penglihatan dalam keadaan redup atau gelap.

(5)

8laukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil sara% optik dengan de%ek lapang pandangan mata.(Sidarta Ilyas, $#.

8alukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.( =ong arbara, 1996#.

8lauoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan intra ouler yang berakhir dengan kebutaan (;rit: *oll0ih,199'#

8lauoma berasal dari kata yunani >glaukos? yang berarti hijau kebiruan ,yang memberikan kesan 0arna tersebut pada pupil penderita galukoma.kelainan mata glauoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata ,atropi sara% optikus, dan meniuttnya lapang  pandang.glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan bola mata meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada sara% optikus dan menyebabkan penurunan %ungsi penglihatan(@ayenru 40indra,$9#

8laukoma merupakan suatu keadaan dimana tekanan mata seseorang

demikian tinggi atau tidak normal. Sehingga mengakibatkan kerusakan pada sara%  optik dan mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandang atau  buta.ekanan mata yang normal dinyatakan dengan tekanan air raksa yaitu antara

12$ mm*g.

4idalam mata terdapat airan mata yang terdiri dari 99,9" air murni (akuos

humor# bening yang mengalir terus. Pengaliran airan ini didalam bola mata seperti air yang berada di dalam kolam tertutup yang bertukar dan mengalir terus. ila terjadi gangguan pengeluaran airan maka air akan terbendung di dalam kolam. 4emikian  pula jika airan mata tidak dapat keluar maka tekanan di dalam bola mata akan naik 

dan merusak sara% penglihatan.

4i dalam bola mata sebelah depan terdapat apa yang disebut dengan bilik  mata depan. ilik mata depan merupakan ruangan di dalam mata yang dibatasi kornea, iris, pupil, dan lensa yang diisi oleh airan mata (akuos humor#. Aairan mata (akuos humor# mengatur oksigen dan makanan seperti  gula dan nutrient<:at gi:i

(6)

 penting lainnya untuk kornea dan lensa. Aairan mata (akuos humor# mempunyai kapasitas isi tertentu untuk mempertahankan bola mata agar menjadi bulat. Aairan mata (akuos humor# dihasilkan oleh jonjot badan siliar yang terletak di belakang iris. @elalui elah iris dan lensa, airan mata (akuos humor# keluar melalui pupil dan terus ke bilik mata depan. Setelah itu, melalui jaring trabekulum airan mata (akuos

humor# masuk ke dalam saluran yang disebut kanal Shlemm menuju ke pembuluh darah. Bormalnya antara produksi airan mata (akuos humor# dan aliran keluarnya adalah seimbang. 3ika aliran keluarnya terhambat atau produksinya berlebihan, maka tekanan bola mata akan meninggi (airan akuos humor tidak sama dengan air 

mata#.

!. ETI$L$GI

Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan oleh  2 ertambahnya produksi airan mata oleh badan iliary

2 erkurangnya pengeluaran airan mata di daerah sudut bilik mata atau di elah pupil

D. (LA)I1I(A)I 1. 8laukoma primer

2 8laukoma sudut terbuka

@erupakan sebagian besar dari glaukoma ( 929" # , yang meliputi kedua mata. imbulnya kejadian dan kelainan berkembang seara lambat. 4isebut sudut terbuka karena humor aCueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degenerati% jaringan rabekular, saluran shleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan sara%  optik juga dapat terjadi. 8ejala a0al biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan I+ dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.

2 8laukoma sudut tertutup(sudut sempit#

4isebut sudut tertutup karena ruang anterior seara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aCueous mengalir ke saluran shlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan airan

(7)

di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. 8ejala yang timbul dari penutupan yang tiba2 tiba dan meningkatnya I+, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.

$. 8laukoma sekunder

4apat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma . 4apat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab.

2 Perubahan lensa 2 elainan uvea 2 rauma

2  bedah

'. 8laukoma kongenital 2 Primer atau in%antil

2 @enyertai kelainan kongenital lainnya &. 8laukoma absolut

@erupakan stadium akhir glaukoma (sempit<terbuka# dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan %ungsi lanjut .Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atro%i dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak ber%ungsi dan memberikan rasa sakit.

erdasarkan lamanya 

1. 8=-/+@- -/

a. 4e%inisi

8laukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.

(8)

 b. Dtiologi

4apat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat ba0aan berupa sudut bilik  mata depan yang sempit pada kedua mata, atau seara sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Eang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia & tahun atau lebih.

. ;aktor Predisposisi

Pada bentuk primer, %aktor predisposisinya berupa pemakaian obat2obatan midriatik, berdiam lama di tempat gelap, dan gangguan emosional. entuk sekunder sering disebabkan hi%ema, luksasi<subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis dengan suklusio<oklusio pupil dan iris bombe, atau pasa pembedahan intraokuler.

d. @ani%estasi klinik 

1#. @ata terasa sangat sakit. 5asa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang kepala .

$#. -kibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah, kadang2 kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.

'#. ajam penglihatan sangat menurun.

&#. erdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat. #. onjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar. 6#. Ddema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.

7#. ilik mata depan sangat dangkal dengan e%ek tyndal yang positi%, akibat timbulnya reaksi radang uvea.

!#. Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.

9#. Pemeriksaan %unduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media penglihatan. 1#. ekanan bola mata sangat tinggi.

11#. ekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal. e. Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran dengan tonometri Shiot: menunjukkan peningkatan tekanan.

Perimetri, 8onioskopi, dan onogra%i dilakukan setelah edema kornea menghilang. %. Penatalaksanaan

Penderita dira0at dan dipersiapkan untuk operasi. 4ievaluasi tekanan intraokuler (I+# dan keadaan mata. ila I+ tetap tidak turun, lakukan operasi segera. Sebelumnya berikan in%us

(9)

manitol $" '2 ml, 6 tetes<menit. 3enis operasi, iridektomi atau %iltrasi, ditentukan  berdasarkan hasil pemeriksaab gonoskopi setelah pengobatan medikamentosa.

$. 8=-/+@- 5+BI  a. 4e%inisi

8laukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan %ungsi mata yang permanen.

 b. Dtiologi

eturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka  panjang, miopia tinggi dan progresi%.

. @ani%estasi klinik 

8ejala2gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit berkembang seara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.

d. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri menunjukkan peningkatan. Bilai dianggap abnormal $12$ mm*g dan dianggap patologik diatas $ mm*g.

Pada %unduskopi ditemukan ekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding ekungan  bergaung, 0arna memuat, dan terdapat perdarahan papil. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga 5onne, atau skotoma  busur.

e. Penatalaksanaan

Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola mata dan lapang pandang. ila lapang pandang semakin memburuk,meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata dalam batas normal, terapi ditingkatkan. 4ianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit2sedikit.

(10)

E. A)UHAN (EPE%A2ATAN 1#. Pengkajian

a# -ktivitas < Istirahat 

Perubahan aktivitas biasanya < hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.  b# @akanan < Aairan 

@ual, muntah (glaukoma akut# #  Beurosensori 

8angguan penglihatan (kabur<tidak jelas#, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan  bertahap penglihatan peri%er, kesulitan mem%okuskan kerja dengan dekat<merasa di ruang gelap

(katarak#.

Penglihatan bera0an<kabur, tampak lingkaran ahaya<pelangi sekitar sinar, kehilangan  penglihatan peri%er, %oto%obia(glaukoma akut#.

Perubahan kaamata<pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.

anda 

Papil menyempit dan merah<mata keras dengan kornea bera0an. Peningkatan air mata.

d#  Byeri < enyamanan 

etidaknyamanan ringan<mata berair (glaukoma kronis#

 Byeri tiba2tiba<berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut#. e# Penyuluhan < Pembelajaran

5i0ayat keluarga glaukoma, 4@, gangguan sistem vaskuler.

5i0ayat stres, alergi, gangguan vasomotor (ontoh peningkatan tekanan vena#, ketidakseimbangan endokrin.

erpajan pada radiasi, steroid<toksisitas %enotia:in. $#. Pemeriksaan 4iagnostik 

(1# artu mata Snellen<mesin elebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan#  @ungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aCuous atau vitreus humor, kesalahan re%raksi, atau penyakit syara% atau penglihatan ke retina atau jalan optik.

($# =apang penglihatan  Penurunan mungkin disebabkan ASF, massa tumor pada hipo%isis<otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.

(11)

('# Pengukuran tonogra%i  @engkaji intraokuler (I+# (normal 1$2$ mm*g#

(&# Pengukuran gonioskopi  @embantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.

(# es Provokati%  4igunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika I+ normal atau hanya meningkat ringan.

(6# Pemeriksaan o%talmoskopi @engkaji struktur internal okuler, menatat atro%i lempeng optik,  papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.

(7# 4arah lengkap, =D4  @enunjukkan anemia sistemik<in%eksi.

(!# D8, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid @emastikan aterosklerosisi,P-. (9# es oleransi 8lukosa @enentukan adanya 4@.

1. Diagnosa (epera3atan Dan Inter+ensi

a. Gangguan rasa nyaman nyeri 45 peningkatan tekanan intra okuler 6TI$7 yang itanai engan mual an muntah.

ujuan  Byeri hilang atau berkurang riteria hasil 

2 Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri 2 Pasien mengatakan nyeri berkurang<hilang

2 Dkspresi 0ajah rileks Intervensi 

2 aji tipe intensitas dan lokasi nyeri

2 aji tingkatan skala nyeri untuk menentukan dosis analgesik  2 -njurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang 2 -tur sikap %o0ler ' atau dalam posisi nyaman

2 *indari mual, muntah karena ini akan meningkatkan I+ 2 -lihkan perhatian pada hal2hal yang menyenangkan 2 erikan analgesik sesuai anjuran

4. Gangguan persepsi sensori 8 penglihatan 4. gangguan penerimaan9gangguan status organ itanai engan kehilangan lapang panang progresi".

(12)

ujuan  Penggunaan penglihatan yang optimal riteria *asil 

2 Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan

2 Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut. Intervensi 

2 Pastikan derajat<tipe kehilangan penglihatan

2 4orong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan < kemungkinan kehilangan penglihatan 2 unjukkan pemberian tetes mata, ontoh menghitung tetesan, menikuti jad0al, tidak salah dosis 2 =akukan tindakan untuk membantu pasien menanganiketerbatasan penglihatan, ontoh, kurangi

kekaauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihatG perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.

2 olaborasi obat sesuai dengan indikasi

2 Ansitas 4.  "aktor "isilogis: peru4ahan status kesehatan: aanya nyeri: kemungkinan5kenyataan kehilangan penglihatan itanai engan ketakutan: ragu;ragu: menyatakan masalah tentang peru4ahan keaian hiup.

ujuan  Aemas hilang atau berkurang

(riteria Hasil 8

; Pasien tampak rileks an melaporkan ansitas menurun

sampai tingkat apat iatasi.

; Pasien menunukkan ketrampilan peme/ahan masalah

; Pasien menggunakan sum4er se/ara e"ekti" 

Intervensi 

2 aji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri<timbul nya gejala tiba2tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.

2 erikan in%ormasi yang akurat dan jujur. 4iskusikan kemungkinan bah0a  penga0asan dan pengobatan menegah kehilangan penglihatan tambahan.

2 4orong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan. 2 Identi%ikasi sumber<orang yang menolong.

(13)

/. (urang pengetahuan 6ke4utuhan 4elaar7 tentang konisi: prognosis: an pengo4atan 4. kurang terpaan5tak mengenal sum4er: kurang mengingat: salah interpretasi: itanai engan 9pertanyaan: pernyataan salah persepsi: tak akurat mengikuti instruksi: terai komplikasi yang apat i/egah.

ujuan  lien mengetahui tentang kondisi, prognosis dan pengobatannya.

(riteria Hasil 8

; Pasien menyatakan pemahaman konisi: prognosis:

an pengo4atan.

2 @engidenti%ikasi hubungan antar gejala<tanda dengan proses penyakit 2 @elakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.

Intervensi 

2 4iskusikan perlunya menggunakan identi%ikasi, 2 unjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata. 2 I:inkan pasien mengulang tindakan.

2 aji pentingnya mempertahankan jad0al obat, ontoh tetes mata. 4iskusikan obat yang harus dihindari, ontoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topikal.

2 Identi%ikasi e%ek samping<reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan na%su makan, mual<muntah, kelemahan, jantung tak teratur dll.

2 4orong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup

2 4orong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat<mendorong, menggunakan baju ketat dan sempit.

2 4iskusikan pertimbangan diet, airan adekuat dan makanan berserat. 2 ekankan pemeriksaan rutin.

2 -njurkan anggota keluarga memeriksa seara teratur tanda glaukoma.

BAB III PENUTUP

(14)

A. (E)IMPULAN

8laukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler. Penyakit yang di tandai peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan oleh 

ertambahnya produksi airan mata oleh badan iliary

2 erkurangnya pengeluaran airan mata di daerah sudut bilik mata atau di elah pupil

B. )A%AN

Semoga dengan pembuatan makalah ini, makalah ini dapat berman%aat bagi yang membaanya dan dapat di gunakan sebagai pedoman pembelajaran.

DA1TA% PU)TA(A

1. 3unadi P. dkk, apita Selekta edokteran, @edia -esulapius, ;2/I, 19!$

$. Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, ;/I, $.

'. =ong A arbara. Medical surgical Nursing. 199$

&. 4oungoes, marilyn D, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan  Dan pendokumentasian perawatan pasien. Dd ', D8A, 3akarta, $

. Susan @artin uker, tandar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan! Diagnosisi dan  "#aluasi.Dd  Fol' D8A. 3akarta 199!

Referensi

Dokumen terkait

Glaukorna primer sudut tertutup adalah glaukoma yang disebabkan oleh suatu peninggian tekanan bola mata, karena terdapatnya suatu penutupan atau hambatan pada sudut

Gejala yang dapat menyertai bayi dengan glaukoma kongenital adalah takut akan sinar, selalu menutup matanya bila kena cahaya, mata selalu berair dan diameter kornea

penyakit mata tiroid, exposure keratitis, ulkus kornea, dan glaukoma diperlukan penatalaksanan yang cepat dan tepat agar prognosis yang baik untuk fungsi

Pemodelan Klasifikasi Penyakit Glaukoma berdasarkan Pendekatan Regresi Logistik Nominal (Studi Kasus Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya). Skripsi ini dibawah

Berdasarkan persamaan (4.5) diperoleh peluang pasien menderita penyakit glaukoma klasifikasi glaukoma absolut jika diketahui pasien tersebut berusia 31 tahun, tidak memiliki

Pengobatan yang dianjurkan pada pasien glaukoma primer sudut tertutup ini adalah beta adrenergik antagonis untuk menurunkan tekanan intra okuler dengan cara menekan produksi

Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut .Pada glaukoma absolut

Aplikasi Diagnosa Potensi Glaukoma Melalui Citra Iris Mata Dengan Jaringan Saraf Tiruan Metode.. Relevance Vector Machine for