• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE DI KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE DI KOTA MALANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG

MEMPENGARUHI JUMLAH PRODUKSI PADA

INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE

DI KOTA MALANG

(Studi Kasus pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan

Kota Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Teguh Hany Wicaksono

0710213036

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

ANALISIS VARIABEL -VARIABEL YANG

MEMPENGARUHI JUMLAH PRODUKSI PADA

INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE

DI KOTA MALANG

(Studi Kasus pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan

Kota Malang)

Yang disusun oleh :

Nama

: Teguh Hany Wicaksono

NIM

: O717213036

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan

: S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 27 Agustus 2014.

Malang, 27 Agustus 2014.

Dosen Pembimbing,

PUTU MAHARDIKA ADI

SAPUTRA, SE.,M.Si.,MA.,Ph.D.

(3)

ANALISIS VARIABEL -VARIABEL YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE

DI KOTA MALANG

(Studi Kasus pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Kota Malang) Teguh Hany W, Putu Mahardika Adi Saputra, SE.,M.Si.,MA.,Ph.D.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: teguh_hany@yahoo.com

ABSTRACT

Small industrial sector is one form of alternative strategies to support economic development in the long-term development in Indonesia. By identifying the factors of production, namely capital, labor, raw material costs and time effort can determine its effect on the number of small industrial production of tempeh chips in Malang. directly related to the effort to increase production, the authors conducted a study entitled Analysis Variables of Total Production on Small Industry Tempe Chips in Malang (Case Study on Tempe Chips Industry Centers Sanan Malang).

Research conducted including descriptive quantitative research by using multiple regression analysis techniques and using primary and secondary data obtained from the survey results. Independent variables used are the amount of capital, number of workers, and the cost of raw materials and long effort. While the dependent variable is the amount of production.

The results of the analysis of capital, labor and raw material costs and the long effort to have a significant effect on the amount of chips tempe small industrial production in Malang. And the results of these studies indicate that the variable number of workers have a dominant influence on the amount of production in the small industries tempe chips in Malang.

Keywords: Total Production, Capital, Cost of Raw Materials, Total Labor, Business Time.

ABSTRAK

Sektor industri kecil merupakan salah satu bentuk strategi alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian dalam pembangunan jangka panjang di Indonesia.Dengan mengidentifikasi faktor-faktor produksi yang ada yaitu modal, tenaga kerja, dan biaya bahan baku dan lama usaha dapat diketahui pengaruhnya pada jumlah produksi industri kecil keripik tempe di Kota Malang. Terkait secara langsung dengan upaya untuk peningkatan hasil produksi maka penulis melakukan Penelitian yang berjudul Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Pada Industri Kecil Keripik Tempe di Kota Malang (Studi Kasus pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Kota Malang).

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda dan menggunaka data primer dan sekunder yang didat dari hasil survey.Variabel Independen yang digunakan adalah jumlah modal, jumlah tenaga kerja, dan biaya bahan baku dan lama usaha. Sedangkan variabel dependennya adalah jumlah produksi.

Hasil analisis yang diperoleh dari hasil penelitian menyebutkan bahwa modal, tenaga kerja, dan biaya bahan baku dan lama usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah produksi pada Industri Kecil Keripik Tempe di Kota Malang. Dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap jumlah produksi pada Industri Kecil Keripik Tempe di Kota Malang.

Kata Kunci: Jumlah Produksi, Modal, Biaya Bahan Baku, Jumlah Tenaga Kerja, Lama Usaha.

(4)

A. PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, memerlukan industrialisasi untuk bisa tumbuh dan berkembang secara cepat karena dalam proses industrialisasi akan mendukung atas usaha pencapaian pemerataan hasil pembangunan. Untuk itu, industrialisasi harus mengutamakan efisiensi, nilai tambah yang memiliki daya saing pasar, serta terus dikembangkan sebanyak mungkin masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan industri didaerah-daerah sampai tingkat pedesaan, (Tan 2007:28). Pengembangan industri pada saat ini tidak hanya bergantung pada industri skala besar saja, melainkan juga mulai diperhatikan peranan industri kecil. Industri kecil merupakan pilar utama dalam pengembangan ekonomi daerah. Pada sisi keberadaan industri kecil menjadi sektor usaha yang menjadi tumpuan tenaga kerja di Indonesia. Pengembangan dari industri kecil dan rumah tangga menjadi lebih efektif karena selain memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha juga dapat mendorong pembangunan daerah dan pedesaan di Indonesia.

Salah satu keunggulan industri kecil jika dibandingkan dengan industri skala besar adalah sifat fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi dalam menghadapi perubahan pasar yang cepat (Rahardjo, 1986: 98). Dengan biaya produksi yang rendah, tetapi produk yang dihasilkan memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Kemampuan spesifik dalam mengelola usaha yang dijalani dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi. Modal untuk memulai dan merintis usaha yang dikelola kebanyakan dari para pemilik, dengan modal yang kecil dan tidak terlalu besar, selain itu tidak terlalu tergantung pada pinjaman dari perbankan. Sektor industri kecil merupakan salah satu bentuk strategi alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian dalam pembangunan jangka panjang di Indonesia.

Sentra industri kecil keripik tempe Sanan merupakan salah satu industri kecil yang terdapat di Kota Malang, dimana usaha tersebut merupakan usaha turun-temurun dan pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga dan hanya terdapat di wilayah tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di daerah Sanan yang terletak di Kota Malang merupakan sentra dari industri keripik tempe terbesar di Kota Malang karena hampir seluruh penduduk di kampung sanan bekerja sebagai penghasil tempe dan keripik tempe. Produksi keripik tempe di kampung sanan dilakukan secara berkelanjutan. Jika permintaan keripik tempe meningkat maka produksi keripik tempe juga akan meningkat. Selain itu, produksi keripik tempe di Sanan sangat mementingkan kualitas produk dengan tidak menggunakan bahan pengawet dalam proses produksi keripik tempe.

Banyaknya pembuat keripik tempe Sanan yang terletak di Kota Malang, menjadikan iklim industri yang kondusif untuk lebih dapat memajukan usaha dengan harapan usaha ini dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan keripik tempe ini merupakan sebagai produk unggulan dan ciri khas Kota Malang. Dengan demikian pemerintah dapat lebih memberikan perhatian dan dukungan dengan kebijakan-kebijakan sehingga dapat memacu industri keripik tempe menjadi lebih baik dengan adanya subsidi bagi usaha kecil, murahnya bahan baku kedelai, serta jalur distribusi yang semakin lancar. Pemerintah diharapkan pula memberikan bimbingan dan pengarahan yang lebih tepat demi kemajuan industri keripik tempe.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan kajian yang mendalam atas faktor-faktor produksi (modal, tenaga kerja, dan bahan baku dan lama usaha) yang mempengaruhi jumlah produksi para pemilik industri kecil keripik tempe di Kota Malang dan terkait secara langsung dengan upaya untuk peningkatan hasil produksi dengan judul: ”Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Pada Industri Kecil Keripik Tempe di Kota Malang”. (Studi Kasus pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Kota Malang).

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat permasalahan penting yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apakah jumlah modal,jumlah biaya bahan baku,jumlah tenaga kerja,danlama usaha berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah produksi pada sentra industri kecil keripik tempe Sanan di Kota Malang. Serta variabel manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe Sanan di Kota Malang.

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui pengaruh variable jumlah modal,jumlah biaya bahan baku,jumlah tenaga kerja,dan lama terhadap jumlah produksi pada sentra industri kecil keripik tempe Sanan di Kota Malang dan mengidentifikasi variable manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap jumlah produksi pada sentra industri kecil keripik tempe Sanan di Kota Malang.

(5)

B. TELAAH PUSTAKA Industri Kecil

Industri kecil merupakan serangkaian kegiatan produksi yang dilakukan oleh suatu badan usaha dengan menggunakan sistem pengelolaan yang masih sederhana. Pentingnya Pengembangan Industri hal tersebut dikuatkan oleh pendapat yang telah dikemukakan oleh Ashari (1998:187) yang menyatakan bahwa “ Harapan bahwa pertumbuhan yang pesat dari sektor industri modern akan dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran secara tuntas, ternyata masih ada rentang perjalanan yang panjang”. Bertitik tolak dari kenyataan inilah maka esistensi industri kecil telah mengambil tempat penting dalam masalah kesempatan kerja dan ketenagakerjaan dinegara-negara berkembang termasuk juga di Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa industri kecil cukup penting dalam perekonomian nasional terutama yaitu dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan-pembiayaan yang relatif murah. Industri kecil juga turut mengambil peranan dalam peningkatan tabungan domestik. Oleh sebab itu industri kecil cenderung memperoleh modal dari tabungan para pengusaha sendiri atau dari tabungan keluarga dan pinjaman. Pada sisi yang lain industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar atau sedang, hal tersebut dikarenakan industri kecil menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri besar atau sedang.

Kriteria Usaha atau Industri Kecil

Persyaratan atau kriteria untuk dapat digolongkan dalam usaha kecil menurut Pasal 5 ayat 1 dan 2 UU No.9/1995 dalam Marbun (1996:2) adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) c. Milik Warga Negara Indonesia

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan badan usaha menengah atau badan usaha besar.

e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.

Teori produksi

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam teori produksi, yang pertama yaitu mengenai pengertian satuan. Satuan disini tidak boleh diartikan sama dengan satu, melainkan menggambarkan satu kuantitas tertentu yang banyak diartikan dengan istilah volume. Yang kedua, yaitu mengenai pembagian faktor produksi menjadi tenaga kerja dan modal saja. Faktor produksi memang banyak, tetapi dari yang banyak ini dapat disederhanakan menjadi dua dimana perilakunya berbeda. Dalam jangka pendek faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi dianggap sebagai faktor produksi yang variabel yang penggunaannya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi. Sedangkan faktor modal dianggap sebagai faktor produksi yang tetap dalam artian bahwa jumlahnya tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Didalam penelitian yang dilakukan terdapat faktor – faktor yang dibahas berkaitan dengan teori produksi yang ada diantaranya yaitu : Faktor tenaga kerja, Faktor Modal, Faktor Bahan Baku, Faktor Lama Usaha.

Faktor tenaga kerja

Menurut Sudarsono dan Suparman (1981), tenaga kerja merupakan sumber daya manusia untuk melaksanakan pekerjaan. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua arti. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan

(6)

yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja juga didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja, yaitu usia antara 15 – 64 tahun, (Simanjuntak, 1998).

Faktor Modal

Menurut Mubyarto (1973) modal adalah barang atau uang yang secara bersama-sama faktor produksi, tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang yang baru. Pentingnya peranan modal karena dapat membantu menghasilkan produktivitas, bertambahnya keterampilan dan kecakapan pekerja juga menaikkan produktivitas produksi. Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output, (Irawan dan Suparmoko,1999). Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru.

Semakin tinggi tingkat modal kerja suatu perusahaan, maka tingkat penggunaan faktor produksi pun akan semakin banyak misalnya penggunaan mesin, tenaga kerja dan input atau bahan baku. Peningkatan faktor produksi yang digunakan ini akan menyebabkan terjadinya peningkatkan

output atau produksi suatu perusahaan, demikian juga sebaliknya, jika modal kerja yang di

gunakan kecil maka penggunaan faktor produksipun akan semakin sedikit dan nantinya akan berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Sehingga dapat disimpulkan, modal dan produksi memiliki hubungan yang positif.

Faktor Biaya Bahan Baku

Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Bahan baku sangat mendukung dalam segala aspek. Dalam industri, bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya. Bahan baku penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang kurang maju sekalipun bahan baku sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi, pada dasarnya bahan baku merupakan hal mendasar dalam meningkatkan hasil produktivitas disektor industri, pemilihan bahan baku yang bermutu tinggi dan pengolahan maksimal akan menghasilkan produksi yang dapat memuaskan masyarakat atau konsumen.

Faktor input bahan baku sangat dibutuhkan dalam proses kegiatan produksi. Kegiatan produksi akan berhenti jika bahan baku tidak tersedia ataupun harga bahan baku mengalami kenaikan, sehingga berdampak pada penjualan yang akan diterima perusahaan. Dengan demikian faktor input bahan baku akan berpengaruh positif terhadap hasil produksi.

Faktor Lama Usaha

Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang sedang di jalani saat ini (Asmie, 2008). Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku (Sukirno, 2000). Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya (kemampuan profesionalnya/keahliannya), sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil daripada hasil penjualan.

Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan makin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen (Wicaksono, 2011). Pengaruh pengalaman berusaha terhadap tingkat pendapatan pedagang telah dibuktikan dalam penelitian Tjiptoroso (1993). Menurut Devas (1989) lamanya seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi kemampuan profesionalnya. Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan makin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen. Ketrampilan berdagang makin bertambah dan semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring (Asmie, 2008).

(7)

Definisi dan Fungsi Produksi

Menurut Sukirno (2000:193) fungsi produksi adalah ”Hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan”. Faktor-faktor produksi pada dasarnya dibedakan menjadi empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian keusahaan. Singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi. Dengan kata lain fungsi produksi adalah fungsi yang menjelaskan hubungan antara tingkat kombinasi input (faktor produksi) dengan tingkat output (produk) yang dimungkinkan untuk diproduksi pada tingkat kombinasi input tersebut. Fungsi produksi menggambarkan seberapa jauh faktor produksi dapat saling mengganti untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Di dalam teori ekonomi di dalam menanalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang belakangan dinyatakan (tanah, modal dan keahlian dalam berwirausaha) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan demikian dalam mengambarkan hubungan antar faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai yang digambarkan adalah hubungan diantara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang telah dicapai (Sukirno, 2006). Untuk menyederhanakan analisa digunakan anggapan bahwa satu faktor produksi selalu berubah (variable) sedang faktor produksi yang lain tidak berubah (fixed).

C. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sentra industri keripik tempe Sanan di Kota Malang.

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis survey, menurut Singarimbun (1985:3) penelitian survey adalah Penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka yaitu mengenai jumlah modal, bahan baku, jumlah tenaga kerja, lama usaha dan jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe Sanan di Kota Malang.

Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer, data yang didapatkan dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sumber data primer adalah jawaban dari pemilik industri kecil keripik tempe Sanan di Kota Malang. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain BPS dan DESPERINDAG.

Populasi dan Sampel

Populasi yaitu merupakan keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pemilik industri kecil keripik tempe Sanan di Kota Malang yang berjumlah 153.

Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode non

probability sampling yaitu dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling dilakukan

dengan mengambil orang-orang yang dipilih oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut. Sampel yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian, (Soeratno dan Lincolin, 1993 : 119). Ciri – cirri yang menjadi dasar pengambilan sampel yaitu : pengusaha kripik tempe yang mempunyai rata-rata tenaga kerja antara 3-10 orang dan juga tergolong sebagai industri rumah tangga.

(8)

Definisi Operasional

Didalam penelitian ini menggunakan satu variabel dependen (bebas), dan empat variabel

independent (terikat). Variabel dependen yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah Jumlah

produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang pada tahun 2014 (Y). Sedangkan variabel independennya adalah jumlah modal ( X1), Biaya bahan baku (X2), Jumlah tenaga kerja (X3), dan Lama usaha (X4) pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang pada tahun 2014. Metode Analisa

Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang terjadi antara variabel independent dengan variabel dependent. Untuk mencari pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model analisa regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 +b3x3 + b4x4 + e Keterangan:

Y = Jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang a = Konstanta

b1…b5 = Koefisien Regresi x1 = Jumlah Modal x2 = Biaya Bahan Baku x3 = Jumlah Tenaga Kerja x4 = Lama Usaha

e = Standart error

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Industri Kripik Tempe Di Kampung Sanan Kota Malang

Sentra industri kripik tempe di kota Malang tersebar hampir di seluruh pelosok kota, bahkan sampai Kabupaten Malang. Namun yang paling banyak jumlahnya adalah di Kecamatan Blimbing. Industri-industri kripik tempe di Kecamatan Blimbing tersebut banyak berdiri di sekitar daerah Sanan Kelurahan Purwantoro, Pandanwangi dan daerah Bunul Kelurahan Bunulrejo. Industri kripik tempe di daerah Sanan mulai dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (dulunya bernama Departemen Perindustrian dan belum bergabung dengan Departemen Perdagangan) sejak tahun 1981, sedangkan di daerah Bunul sejak tahun 1986, dan yang paling baru adalah sentra di Pandanwangi yang pembinaannya dimulai sejak tahun 1990.

Semakin tumbuh dan berkembangnya usaha keripik di Kampung Sanan ini maka semakin berkembang pula inovasi dari keripik tempe yang dikemas dalam kemasan yang cantik dan rasa yang beraneka ragam yang merupakan kreativitas para pengrajin keripik tempe di Kampung Sanan. Di sentra industri Sanan sudah terdapat koperasi, yakni Primkopti Bankit Usaha. Koperasi tersebut merupakan wadah bagi para pengrajin tempe maupun keripik tempe. Namun koperasi tersebut hanya mengurusi masalah pasokan kedelai, bukan masalah pemasarannnya.

Seiring dengan berkembangnya zaman, sentra industri keripik tempe Sanan, khususnya para penjual yang mempunyai kios-kios di pinggir jalan raya, tidak hanya menyediakan produk keripik tempe saja, tetapi juga menyediakan berbagai macam produk makanan oleh-oleh khas Malang.

Jika dilihat dari besarnya jumlah produksi yang dihasilkan dari hasil kegiatan operasional perusahaan selama kegiatan penelitian tercatat bahwa jumlah produksi yang dihasilkan pengusaha keripik tempe di Sentra Industri Kampung Sanan Kecamatan Belimbing Kota Malang yaitu antara 10.000 hingga 13.000 bungkus. jumlah modal yang digunakan pengusaha keripik tempe di Sentra Industri Kampung Sanan Kecamatan Belimbing Kota Malang untuk memulai usaha antara Rp 10.000.000 hingga Rp 20.000.000. Jumlah biaya bahan baku yang dikeluarkan pengusaha keripik tempe di Sentra Industri Kampung Sanan Kecamatan Belimbing Kota Malang untuk memproduksi keripik tempe sebesar Rp 220.000 hingga Rp 350.000. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki

(9)

pengusaha keripik tempe di Sentra Industri Kampung Sanan Kecamatan Belimbing Kota Malang untuk memproduksi keripik tempe antara 2 hingga 5 tenaga. Dan lama usaha para pengusaha keripik tempe di Sentra Industri kampung Sanan Kecamatan Belimbing Kota Malang dalam memulai usaha sekitar antara 2 hingga 10 tahun.

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel 4.3 (Lampiran), maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = -4088.41+0.001X1 + 0.007X2 + 0.428.442X3 + 82.425X4 + e Dari persamaan regresi linier berganda, maka dapat diartikan sebagai berikut :

Y = Variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang.

a = -4088.41 berarti jika tidak ada tambahan dari jumlah modal, biaya bahan baku, jumlah tenaga kerja, dan lama usaha maka jumlah produksi bisa dikatakan rugi atau benilai negatif

.

b1 = 0.001 merupakan besarnya kontribusi variabel jumlah modal yang mempengaruhi jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang. Koefisien regresi (b1) sebesar 0.001 dengan tanda positif. Artinya jika variabel jumlah modal berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang akan naik sebesar 0.001.

b2 = 0.007 merupakan besarnya kontribusi variabel biaya bahan baku yang mempengaruhi jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang. Koefisien regresi (b1) sebesar 0.007 dengan tanda positif. Artinya jika variabel biaya bahan baku berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang akan naik sebesar 0.007.

b3 = 0.428.442 merupakan besarnya kontribusi variabel jumlah tenaga kerja yang mempengaruhi jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang. Koefisien regresi (b1) sebesar 0.428.442 dengan tanda positif. Artinya jika variabel jumlah tenaga kerja berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang akan naik sebesar 0.428.442.

b4 = 82.425 merupakan besarnya kontribusi variabel lama usaha yang mempengaruhi jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang. Koefisien regresi (b1) sebesar 0.428.442 dengan tanda positif. Artinya jika variabel lama usaha berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang akan naik sebesar 82.425.

e = Merupakan nilai residu atau kemungkinan kesalahan dari model persamaan regresi, yang disebabkan karena adanya kemungkinan variable lainnya yang dapat mempengaruhi variable maka jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang tetapi tidak dimasukkan kedalam model persamaan.

Pengujian Hipotesis

Dari analisis data yang telah dilakukan secara simultan (Uji F) didapatkan hasil pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa adalah jumlah modal ( X1), Biaya bahan baku (X2), Jumlah tenaga kerja (X3), dan Lama usaha (X4) secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang pada tahun 2014 (Y). Hasil perhitungan diperoleh dari nilai probabilitas Fhitung sebesar 0.000 lebih kecil (<) dari 5% sehingga Hipotesis I dapat diterima yang berarti bahwa jumlah modal ( X1), Biaya bahan baku (X2), Jumlah tenaga kerja (X3), dan Lama usaha (X4) secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang pada tahun 2014 (Y) dapat diterima.

(10)

Dan Secara Parsial (Uji-t) didapatkan hasil pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa variabel jumlah modal ( X1), Biaya bahan baku (X2), Jumlah tenaga kerja (X3), dan Lama usaha (X4) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Jumlah produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang pada tahun 2014 (Y). Hasil perhitungan diperoleh dari nilai sig t variabel jumlah modal ( X1) sebesar 0.000 , nilai sig t variabel Biaya bahan baku (X2) sebesar 0.033 , nilai sig t variabel Jumlah tenaga kerja (X3) sebesar 0.018 , dan nilai sig t variabel Lama usaha (X4) sebesar 0.041. Karena nilai sig t keempat variabel independen tersebut < 5 maka secara parsial variabel jumlah modal ( X1), Biaya bahan baku (X2), Jumlah tenaga kerja (X3), dan Lama usaha (X4) berpengaruh signifikan terhadap variable Jumlah Produksi pada industri kecil keripik tempe di Kota Malang pada tahun 2014 (Y) dapat diterima.

Sedangkan dari nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.882 atau 88.2%. Artinya bahwa variable jumlah produksi dalam studi kasus pada industri kripik tempe Sanan dipengaruhi sebesar 88.2% oleh variable jumlah modal, bahan baku, jumlah tenaga kerja, dan lama usaha. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 11.8% dipengaruhi oleh variable lain di luar empat variable bebas yang diteliti.

Pengaruh Variabel Jumlah Modal ( X1 ) Terhadap Jumlah Produksi

Dari hasil estimasi, diketahui bahwa ada pengaruh yang nyata (signifikan secara statistik) antara variabel jumlah modal dengan jumlah produksi. Hal ini berarti hipotesis bahwa variabel jumlah modal berpengaruh terhadap jumlah produksi terbukti. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa jumlah modal merupakan salah satu penentu peningkatan jumlah produksi keripik tempe yang dihasilkan. Pengaruh positif antara jumlah modal dengan jumlah produksi yang dihasilkan bisa dilihat dari nilai koefisian regresinya yang bernilai positif. Dimana jika terjadi peningkatan jumlah modal maka jumlah produksi keripik tempe yang dihasilkan oleh industri kripik tempe Sanan di Kecamatan Blimbing juga akan meningkat.

Pengaruh Variabel Jumlah Biaya Bahan Baku ( X2 ) Terhadap Jumlah Produksi

Dari hasil estimasi, dicatat bahwa variabel jumlah biaya bahan baku berpengaruh nyata (signifikan secara statistik) terhadap jumlah produksi keripik tempe di Sanan, Kota Malang. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa jumlah biaya bahan baku merupakan salah satu penentu peningkatan jumlah produksi keripik tempe dan bahwa jumlah biaya bahan baku berpengaruh terhadap produksi keripik tempe di sanan dan didukung oleh analisis data. Koefisien regresi yang positif pada hasil regresi menunjukkan bahwa apabila jumlah biaya bahan baku meningkat, maka jumlah produksi akan meningkat pula. Karena peningkatan dalam jumlah biaya bahan baku mencerminkan peningkatan dalam jumlah produksi.

Pengaruh Variabel Jumlah Tenaga Kerja ( X3 ) Terhadap Jumlah Produksi

Dari hasil estimasi, diketahui bahwa ada pengaruh yang nyata (signifikan secara statistik) antara variabel jumlah tenaga kerja dengan jumlah produksi. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja merupakan salah satu penentu peningkatan jumlah produksi keripik tempe dan bahwa jumlah biaya bahan baku berpengaruh terhadap produksi keripik tempe di sanan dan didukung oleh analisis data. Koefisien regresi yang positif pada hasil regresi menunjukkan bahwa apabila jumlah tenaga kerja meningkat, maka jumlah produksi akan meningkat pula. Karena peningkatan dalam jumlah tenaga kerja mencerminkan peningkatan dalam jumlah produksi.

Pengaruh Variabel Lama Usaha ( X4 ) Terhadap Jumlah Produksi

Dari hasil estimasi, dicatat bahwa variabel lama usaha berpengaruh nyata (signifikan secara statistik) terhadap jumlah produksi keripik tempe di Sanan, Kota Malang. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa lama usaha merupakan salah satu penentu peningkatan jumlah produksi keripik tempe dan bahwa lama usaha berpengaruh terhadap produksi keripik tempe di sanan dan didukung oleh analisis data. Hal ini menginidkasikan bahwa semakin Lama Usaha akan mengakibatkan semakin besar Jumlah Produksi.

(11)

Variabel Yang Paling Berpengaruh Dominan Terhadap Jumlah Produksi

Dari hasil estimasi dicatat bahwa variabel jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap terhadap jumlah produksi keripik tempe di Sanan, Kota Malang. Ini ditunjukan nilai beta yang paling besar adalah variabel jumlah tenaga kerja.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan bahwa secara parsial variabel jumlah modal, jumlah biaya bahan baku, jumlah tenaga kerja ,dan lama usaha berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi pada sentra industri kecil keripik tempe Sanan di Kota Malang. Variabel - veriabel bebas (jumlah modal, biaya bahan baku, jumlah tenaga kerja, dan lama usaha ) memiliki peranan yang signifikan terhadap variabel terikatnya, yaitu jumlah produksi. Atau dengan kata lainnya menyatakan bahwa variabel-variabel tersebut secara bersama-sama mempengaruhi jumlah produksi pada industri kripik tempe di Kecamatan Blimbing.

Variabel jumlah modal (X1) merupakan variabel yang paling menentukan dalam jumlah produksi yang dihasilkan pada industri kripik tempe di Kecamatan Blimbing (signifikan secara statistik). Selain itu variabel jumlah modal memiliki pengaruh positif dengan jumlah produksi. Artinya jika ada peningkatan jumlah modal usaha maka jumlah produksi juga akan meningkat. Selanjtnya variabel biaya bahan baku (X2) juga mempunyai peranan yang nyata (signifikan secara statistik) dalam hasil jumlah produksi pada industri kecil dengan studi kasus pada industri kecil keripik tempe di Kecamatan Blimbing. Variabel biaya bahan baku juga mempunyai pengaruh positif dengan jumlah produksi yang dihasilkan . Sehingga jika ada peningkatan pada biaya bahan baku maka akan meningkatkan jumlah produksi pada industri kripik tempe tersebut. Dan variabel jumlah tenaga kerja (X3) juga memiliki peranan yang nyata terhadap jumlah hasil produksi pada industri keripik tempe di Kecamatan Blimbing. Selain itu mempunyai pengaruh yang positif dengan jumlah produksi. Artinya jika ada peningkatan tenaga kerja akan menyebabkan peningkatan dalam jumlah hasil produksi.

Sedangkan Variabel lama usaha (X4) juga memiliki peranan yang nyata terhadap jumlah hasil produksi pada industri keripik tempe di Kecamatan Blimbing. Selain itu mempunyai pengaruh yang positif dengan jumlah tenaga kerja. Artinya jika ada peningkatan lama usaha akan menyebabkan peningkatan dalam jumlah hasil produksi. Dan dari hasil penelitian juga menyebutkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan dalam industri keripik tempe Sanan Kota Malang adalah jumlah tenaga kerja. Ini terlihat dari tabel koefisien regresi industri keripik tempe menunjukkan nilai beta yang paling besar adalah pada variable Jumlah Tenaga Kerja.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran yaitu, adanya permasalahan dalam mendapatkan kualitas kedele yang baik dalam memproduksi keripik tempe dan mengingat keripik tempe merupakan trade mark kota Malang, pemerintah sebaiknya membantu para pengrajin agar dapat mendapatkan bahan baku utama dalam memproduksi keripik tempe dengan mudah dan dengan harga yang murah dan pada akhirnya kualitas dan jumlah produksi dapat terjaga. Dan perlunya peningkatan dalam pelatihan atau penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan pengusaha dan tenaga kerja terutama dalam hal peningkatan kualitas produk. Sehingga nantinya dalam memproduksi keripik tempe dapat mempertahankan kualitas rasa ciri khas dari sentra industri keripik tempe Sanan Kota Malang. Serta perlunya digalakkan sistem keterkaitan atau sistem bapak angkat. Dimana sebuah perusahaan besar bertindak sebagai pembimbing dan pemberi bantuan kepada beberapa industri atau perusahaan kecil sehingga keberadaan usaha kecil dapat lestari dan terus berkembang.

(12)

F. DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, S. R. R. 1994. Beberapa Aspek Ekonomi pada Industri Tahu danTempe, Studi Kasus

Industri Tahu dan Tempe di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anggara, Bagus. 2012. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Pada

Industri Kecil Teralis Kec. Karangrejo Kab. Tulunggung. Skripsi. www.openpdf.com. Diakses pada april 2014.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi II. Jakarta: Rineka Cipta.

Ashari,S.1998. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmie, Poniwati. 2008. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta. Jurnal Ekonomi. www.openpdf.com. Diakses pada April 2014.

Asri, Marwan.1998. Anggaran Perusahaan 1. Edisi. Ketiga. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada.

Badan Pusat Statistik. 2000. Kota Malang Dalam Angka 2000. Malang. Badan Pusat Statistik Kota Malang.

Dajan, Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik. Jilid Dua. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Dananjaya, Kurnia. 2008. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Pada

Industri Kecil Menengah Alas Kaki Di Desa Wedoro Kabupaten Sidoarjo. Skripsi.

www.openpdf.com. Diakses pada april 2014.

Devas, Nick. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Malang. 2013. Rekapitulasi

Penduduk Kota Malang Tahun 2013. www.dispendukcapil.malangkota.go.id. Diakses pada

Juni 2014.

Irawan dan M. Suparmoko. 1999. Ekonomika Pembangunan. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Marbun. 1996. Manajemen Perusahaan Kecil. Edisi Pertama. Jakarta: Binaman Pressindo. Miller, Roger Leroy dan Roger E. Meiners. 1993. Teori Ekonomi Mikro dan Intermediate. Edisi

Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mubyarto. 1973. Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi Dan Sosial. Jakarta: LPFE UI.

Mulyadi. 1986. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Nopirin. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Purwanto, Riski. 2007. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Pada

UKM Batik Tulis Khas Tuban. Skripsi. www.openpdf.com. Diakses pada april 2014. Purwo, Minto. 2000. Ekonomi. Jakarta: Yudhistira.

Rahardjo, R. 1986. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Salvatore, Dominick. 1996. Teori Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Sandy, I M. 1985. Das Ekosistem Penggunaan Tanah. Publikasi Direktorat Taguna Tanah Departemen Dalam Negeri.

Santoso, Singgih. 2006. Buku Latihan SPSS untuk Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Simanjuntak, Payaman J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE UI. Singarimbun, Masri. 1985. Metode Penelitian Survey. Cetakan Kelima. Jakarta: LP3ES.

Soeratno dan Arsyad Lincolin. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi.

Stoner, Freeman and Gilbert Jr. 1998. Manajemen Industri Kecil. Jilid I. Jakarta: PT. Prehallindo. Subanar, Harimukti. 1998. Manajemen Usaha Kecil. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Sudarman, Ari. 2000. Teori Ekonomi Mikro, Buku Satu, Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: BPFE. Sudarsono, T dan T. Suparman. 1981. Pedoman Manajemen Usaha Tani Dinas Pendidikan

Pertanian. Jakarta: Direktorat Pendidikan Pertanian.

Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi I. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

______________. 2006. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(13)

Supranto, J. 1983. Ekonometrika. Jakarta: LPFE UI.

Tan, Firwan. 2007. Arah Dan Pembinaan Serta Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah Dalam Era Globalisasi. Jurnal Ekonomi. www.openpdf.com. Diakases pada April 2014.

Tjiptoroso. 1993. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. www.openpdf.com. Diakses pada april 2014.

Wicaksono. 2011. Penerapan Structural Equation Modelling Untuk Mengevaluasi Minat Shipper

Dalam Menggunakan Layanan Internet Dari Shipping Line. Tesis. Surabaya: MMT-ITS.

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara pemberian naungan plastik transparan x kerapatan tanaman x dosis pupuk N tidak terjadi terhadap hasil bobot umbi segar (saat panen), bobot umbi kering eskip

Monte Carlo simulacija predviđa da će proces biti sposoban u 99,9754% slučajeva što predstavlja 246 nesukladnosti na milijun komada. Broj nesukladnosti je malo veći nego

Segala puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan rangkaian pengerjaan skripsi yang merupakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Grobogan disusun dengan maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif 5 (lima) tahunan, yang akan

Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan

Hukum ini menyatakan bahwa pada setiap simpul (utama atau bukan) jumlah arus Hukum ini menyatakan bahwa pada setiap simpul (utama atau bukan) jumlah arus yang masuk sama dengan

Hasil penelitian tentang hubungan status pekerja- an usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di rumah. Usia lanjut yang bekerja 37 orang, sejumlah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang mutu hedonik daging burung puyuh dengan pemberian tepung limbah kulit kopi daram ransum bahwa dengan pemberian