• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil dan Sejarah Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil dan Sejarah Perusahaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan

CUSTOMS (Instansi Kepabeanan) dimanapun didunia ini adalah suatu organisasi yang keberadaannya amat essensial bagi suatu Negara, demikian pula dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Instansi Kepabeanan Indonesia) adalah suatu instansi yang memiliki peran yang cukup penting bagi negara. Bea dan Cukai (selanjutnya kita sebut Bea Cukai) merupakan institusi global yang hampir semua negara di dunia memilikinya.

Bea Cukai merupakan perangkat negara “konvensional” seperti halnya kepolisian, kejaksaan, pengadilan, ataupun angkatan bersenjata, yang eksistensinya telah ada sepanjang masa sejarah negara itu sendiri. Fungsi Bea Cukai di Indonesia diyakini sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu, namun belum ditemukan bukti-bukti tertulis yang kuat.

Kelembagaannya pada waktu itu masih bersifat “lokal” sesuai wilayah kerajaannya. Sejak VOC masuk, barulah Bea Cukai mulai terlembagakan secara “nasional”. Nomenklatur KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung pada tahun 1982 semula bernama Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe C Bandung, berlokasi di Gedung Keuangan Negara (GKN) di Jalan Asia Afrika, dan masih menginduk kepada Kantor Bea dan Cukai Halim, dengan fokus pengawasan pada bidang cukai dan Kantor Pos Lalu Bea, dengan wilayah kerja hingga Purwakarta dan Bekasi.

Pada tahun 1990 kantor ini berubah dari Kantor Bea dan Cukai Tipe C menjadi Tipe B, dan bersaman dengan itu juga dibentuk Kantor Wilayah Bea dan Cukai Bandung yang membawahi seluruh wilayah Jawa Barat.Pada tahun 1990 mulai dibangun Terminal Peti Kemas (TPKB) Bandung yang berlokasi di Gede Bage sehingga Kantor Inspeksi Tipe B Bandung pindah dari gedung GKN ke gedung Apekti di Jalan Soekarno Hatta sambil menunggu pembangunan gedung milik sendiri yang berada di Jalan Rumah Sakit, Gede Bage.

(2)

2

Setelah pembangunan selesai, kurang lebih 2 tahun kemudian akhirnya Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B Bandung menempati gedung yang baru di Jalan Rumah Sakit. Sekitar tahun 1995 nama Kantor pun berubah menjadi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Bandung, seiring dengan mulai berdirinya beberapa perusahaan pengguna fasilitas Kawasan Berikat. Pada tahun 1999 Purwakarta berpisah dari Bandung dan terbentuk Kantor Pelayanan yang berdiri sendiri, demikian juga Bekasi pada tahun 2002 memiliki Kantor Pelayanan sendiri. Setelah ditempati kurang lebih 10 tahun, dilakukan renovasi gedung dan untuk sementara kantorpun berpindah kembali ke gedung Apekti. Tahun 2003 setelah renovasi selesai, kantor kembali menempati gedung semula di Jalan Rumah Sakit dan bidang pelayanan dan pengawasannya bertambah setelah ekspor fasilitas Bapeksta penanganannya dikembalikan ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan nama Kantorpun kembali berubah menjadi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Bandung. Tidak berselang lama kemudian nama kantor berubah kembali menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A2 Bandung.

1.1.2 Visi dan Misi dan Motto a. Visi

Menjadi kantor bea dan cukai modern berkelas dunia yang berintegritas, profesional, dan bersinergi menuju kesempurnaan pelayanan dan pengawasan.

b. Misi

Memberikan pelayanan prima dan pengawasan yang efektif dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Kementerian Keuangan.

c. Motto

Amanah, Profesional, Inovatif (API)

(3)

3 1.1.3 Wilayah Kerja

Wilayah kerja Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Bandung meliputi sebagian Daerah Tingkat I Jawa Barat, yaitu:

a. Kotamadya Bandung b. Kabupaten Bandung c. Kotamadya Cimahi d. Kabupaten Sumedang e. Kabupaten Bandung Barat

Sumber:www.beacukai.go.id (diakses pada 4 Maret 2016, pukul 12.40 WIB ) 1.1.4 Produk dan Layanan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyediakan beberapa jenis aplikasi ataupun layanan yang ditujukan untuk pengguna jasa (Importir, Eksportir, PPJK, Pengusaha Kawasan Berikat, Pengusaha Cukai dan lainnya). Aplikasi tersebut ada yang berdiri sendiri dan ada juga yang terintegrasi dengan website ini. Secara umum produk dan layanan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terbagi atas dua :

1. Aplikasi

Yaitu sistem aplikasi yang khusus dibuat untuk user dan untuk mengaksesnya diperlukan user id dan password.

a. Portal User DJBC

Yaitu sebuah portal yang memfasilitasi seorang user melakukan segala sesuatu terkait dengan posisi dia sebagai user di Bea Cukai. Mulai dari pendaftaran, aktivasi sampai recovery password.

b. Registrasi Kepabeanan

Yaitu sistem aplikasi untuk melakukan registrasi pengguna jasa di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk mendapatkan Nomor Induk Kepabeanan (NIK). Registrasi ini akan menggantikan seluruh proses registrasi yang sebelumnya ada yaitu registrasi importir dan registrasi PPJK.

(4)

4 c. Registrasi PPJK

Yaitu sebuah sistem aplikasi yang digunakan untuk melakukan registrasi customs broker guna mendapatkan Nomor Pokok Pengusaha Jasa Kepabeanan. Nantinya aplikasi ini akan dilebur menjadi satu dengan aplikasi Registrasi Kepabeanan.

2. Layanan

Yaitu sistem yang berisi data-data umum yang diperuntukkan agar siapa saja yang melihat dan mengaksesnya tanpa melakukan login ke sistem tersebut. a. Browse Tarif Bea Masuk

Digunakan untuk melakukan browsing data BTBMI atau yang nantinya akan menjadi BTKI (Buku Tarif Kepabeanan Indonesia) yaitu mengetahui tarif bea masuk sebuah barang.

b. Browse Kurs

Untuk mengetahui kurs yang digunakan oleh DJBC dalam melakukan perhitungan pungutan dalam rangka impor pada aplikasi pelayanan di seluruh Indonesia.

c. Direktori Peraturan

Untuk mengetahui peraturan apa saja yang terkait dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan sampai SE Dirjen Bea Cukai dari tahun ke tahun.

d. Pengaduan

Yaitu aplikasi kecil untuk mengirimkan pengaduan yang ditujukan kepada Direktorat Bea dan Cukai. Cukup dengan menggunakan alamat email, anda bisa mengirimkan pengaduan.

e. Intranet Bea Cukai

Kemudian untuk pegawai Bea dan Cukai, juga disediakan aplikasi intranet khusus untuk melihat data-data dan informasi yang bersifat internal seperti info mutasi, info diklat, info beasiswa dan lain-lain.

(5)

5 1.1.5 Makna Logo Perusahaan

Gambar 1.1

Gambar 1.1 Logo Perusahaan

Sumber:www.beacukai.go.id (diakses pada 4 Maret 2016, pukul 12.42 WIB) Dari gambar logo Direktorat Jenderal Bea Cukai di atas dapat dijelaskan lebih rinci dari setiap bagian logo tersebut, dimulai dari makna lukisan, makna logo dan warna logo tersebut yaitu:

a. Lukisan

1. Segi lima dengan gambar laut, gunung, dan angkasa di dalamnya 2. Tongkat dengan ulir berjumlah 8 di bagian bawahnya

3. Sayap yang terdiri dari 30 sayap kecil dan 10 sayap besar 4. Malai padi berjumlah 24 membentuk lingkaran

b. Makna

1. Segi lima melambangkan negara RI yang berdasarkan Pancasila 2. Laut, gunung dan angkasa melambangkan Daerah Pabean Indonesia,

yang merupakan wilayah berlakunya Undang-undang Kepabeanan dan Undang-undang Cukai.

3. Tongkat melambangkan hubungan perdagangan internasional RI dengan mancanegara dari ke 8 penjuru angin

4. Sayap melambangkan Hari Keuangan RI 30 Oktober serta melambangkan Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana tugas pokok Departemen Keuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai.

5. Lingkaran Malai Padi melambangkan tujuan pelaksanaan tugas Bea dan Cukai adalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia. c. Warna

(6)

6 1.1.6 Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung yang dipimpin oleh kepala kantor :

Gambar 1.2

Struktur Organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung Sumber: Data Internal Perusahaan (diakses pada 4 Maret 2016, pukul 12.42 WIB)

1.2 Latar Belakang Penelitian

Pengetahuan adalah sumber daya yang paling berguna dalam dunia bisnis saat ini ( Drucker dalam Nawawi, 2012, Susanty dan Wood, 2011; Susanty et.al., 2014:446). Menurut Kikoski (Rodin et.al., 2013:1) pada abad 21 ini keberhasilan organisasi sangat bergantung dari knowledge yang mereka miliki dan bagaimana memanfaatkan knowledge yang telah ada. Menurut Jennex (Rodin et.al., 2013:2) Knowledge Management menjadi sebuah pendekatan yang memungkinkan organisasi dapat mengelola informasi dan pengetahuan dengan lebih baik. Dengan knowledge management maka organisasi akan berjalan dengan lebih efisien, dapat melayani pelanggan dengan baik, lebih kompetitif, dan selalu responsive terhadap perubahan.

KEPALA KANTOR

SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN ADMINISTRASI DOKUMEN

SUBSEKSI PENGOLAHAN DATA SUBSEKSI ADMINISTRASI DOKUMEN SEKSI KEPATUHAN INTERNAL SUBSEKSI KEPATUHAN PELAKSANAAN TUGAS PENGAWASAN SUBSEKSI KEPATUHAN PELAKSANAAN TUGAS PELAYANAN DAN ADMINISTRASI SEKSI PENYULUHAN DAN

LAYANAN INFORMASI SUBSEKSI PENYULUHAN SUBSEKSI LAYANAN INFORMASI SEKSI PELAYANAN

KEPABEANAN DAN CUKAI I s.d. X SUBSEKSI HANGGAR

PABEAN DAN CUKAI I s.d.XXXII SEKSI PERBENDAHARAAN SUBSEKSI ADMINISTRASI PENERIMAAN DAN JAMINAN I SUBSEKSI ADMINISTRASI PENERIMAAN DAN JAMINAN II SUBSEKSI ADMINISTRASI PENAGIHAN DAN PENGEMBALIAN SUBSEKSI ADMINISTRASI MANIFES SEKSI PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN SUBSEKSI INTELIJEN SUBSEKSI PENINDAKAN DAN SARANA OPERASI SUBSEKSI PENYIDIKAN DAN BARANG HASIL PENINDAKAN SUBBAGIAN UMUM

URUSAN RUMAH TANGGA URUSAN

KEUANGAN URUSAN TATA USAHA DAN

(7)

7

Menurut Pradana (2007:2) Inti dari keberhasilan penerapan knowledge management adalah knowledge sharing atau knowledge transfer. Knowledge sharing baik yang bersifat spontan, terstruktur maupun tidak terstruktur merupakan hal yang sangat vital bagi kesuksesan perusahaan. Menurut Rodin et.al. (2013:2) pengimplementasian knowledge management tidak bisa terlepas dari kegiatan knowledge sharing, dimana kemauan untuk membagi pengetahuan antar individu sangat diperlukan dan dari pengetahuan individu-individu disimpan sebagai pengetahuan organisasi. Budaya individualisme harus sudah mulai ditinggalkan, ilmu yang dimiliki individu sudah mulai di-sharing ke para kolega demi kemajuan organisasi. Sehingga dengan adanya knowledge sharing diharapkan pengetahuan yang dimiliki tidak hanya menambah wawasan tetapi juga mendorong lahirnya ide atau gagasan baru untuk menciptakan produk atau sistem baru.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai instansi pemerintah yang menangani kegiatan perdagangan ekspor maupun impor, memberikan fasilitas perdagangan dunia, melakukan pengawasan untuk melindungi produk dalam negeri dan menciptakan persaingan usaha kondusif, juga mengalami berbagai tantangan. Tantangan yang dihadapi semakin kompleks dengan beralihnya fungsi dan misi dari Tax Collector menjadi Trade Facilitator. DJBC diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat umum yang bercirikan save time, save cost, safety, dan simple.

Selain memiliki tugas sebagai revenue collector, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga memiliki peran yang tidak kalah pentingnya, yaitu community protector. Dengan tugas tersebut, maka Bea cukai memiliki tugas mengawasi peredaran barang ilegal yang masuk ke wilayah pabean Indonesia agar produk dalam negeri dapat terlindungi dan mampu bersaing dengan komoditas dunia lainnya. Khusus di tahun 2015 dimana kondisi perekonomian dunia berjalan sangat lambat dan transaksi perdagangan ekspor impor pun jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tidak membuat tugas Bea cukai menjadi lebih ringan, dengan sepinya perdagangan ekspor impor banyak pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab melakukan penyeludupan. Banyaknya tindakan penyeludupan dapat dilihat dari Tabel 1.1:

(8)

8 Tabel 1.1

Hasil Penindakan Tahun 2013-2015

No. Jenis Komoditi Jumlah Penindakan (Kasus)

2013 2014 2015

1 Tekstil dan Produk Tekstil 216 293 563

2 Sembako (Gula, Beras, dll) 113 130 139

3 Elektronik 117 197 304

4 Narkoba (NPP) 217 216 176

5 Obat-obatan dan Bahan Kimia 298 441 1592

6 Bahan Bakar Minyak (BBM) 8 10 9

7 Rokok dan Minol 1077 1531 2199

8 Ballpress (pakaian bekas) 11 19 24

9 Lainnya 3197 3803 5003

Total 5.254 6.640 10.009

Sumber: www.beacukai.go.id (diakses pada 08 Agustus 2016, pukul 14.00 WIB) Dari data tersebut diatas baik komoditas industri maupun cukai tentunya memiliki potensi yang sama untuk disalahgunakan, untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan profesionalitas pegawai dan pejabat untuk melakukan pengawasan. Untuk membangun profesionalitas pegawai di perlukan wadah dalam berbagi ilmu (knowledge sharing) dan pengalaman di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dapat membantu pekerjaan pegawai agar bekerja lebih cerdas dan menciptakan nilai tambah dan keunggulan kompetitif bagi organisasi.(http://www.beacukai.go.id/arsip/abt/sekilas-direktorat-jenderal-bea-dan-cukai.html, diakses pada tanggal 08 Agustus 2016, pukul 18.30 WIB).

(9)

9

Untuk mendorong kegiatan kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah untuk berpartisipasi aktif dalam knowledge sharing, MENPAN-RB menerbitkan Peraturan Menteri No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management). Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada dibawah Kementerian Keuangan, diharapkan mampu mengelola knowledge management yang dapat dimanfaatkan sebagai knowledge sharing yang berguna baik dalam perumusan kebijakan reformasi birokrasi nasional dan juga sebagai benchmarking bagi organisasi tersebut. (http://transformasi.or.id/wp-content/uploads/2015/02/PERMENPAN2011_0142.pdf, diakses pada tanggal 8 Agustus 2016, pukul 19.45 WIB).

Seiring dengan diberlakukannya peraturan MENPAN-RB tahun 2011, kegiatan knowledge management mulai diterapkan di DJBC. Diawali dengan adanya kegiatan Knowledge Sharing secara rutindi DJBC yang pelaksanaannya terbagi menjadi dua agenda besar yaitu :

1. Kegiatan yang sifatnya Offline. Salah satu cara untuk mendapatkan knowledge adalah menangkap atau mendapatkan knowledge yang terdapat pada anggota organisasi, atau organisasi itu sendiri, ataupun mendapatkan knowledge dari konsultan atau organisasi lainnya. Kegiatan yang dilakukan berupa seminar-seminar rutin dilakukan oleh tiap bagian, konsultasi dengan konsultan-konsultan yang telah ditunjuk, dan pelatihan atau forum sharing.

2. Kegiatan yang sifatnya Online. Kegiatan Knowledge Sharing dilakukan dengan cara berbagi data atau informasi melalui database server yaitu CEISA (Customs-Excise Information System and Automation) yang merupakan portal khusus yang digunakan untuk proses administrasi, pelayanan, pengawasan, dan hal yang terkait dengan tugas dan fungsi DJBC. Namun hingga saat ini DJBC belum memiliki sebuah sistem khusus untuk memudahkan dan mengorganisir proses knowledge sharing sehingga kegiatan knowledge sharing masih kurang terorganisir.

(10)

10

Kegiatan knowledge sharing yang dilakukan di DJBC baik secara offline maupun online sudah berjalan cukup baik yang didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khuddah (2014:84) bahwa salah satu faktor kesiapan implementasi knowledge management di DJBC yaitu faktor budaya mencapai 76,68% yang dinilai cukup baik karena setiap anggota organisasi telah dapat membiasakan diri untuk melakukan kegiatan knowledge sharing. Diperkuat juga dengan hasil wawancara mengenai bentuk kegiatan rutin knowledge sharing di DJBC dengan Sarwo selaku Kepala Sub bagian Kepegawaian di Kanwil DJBC Jawa Barat (pada tanggal 15 Maret 2016, pukul 14.10) diperoleh informasi bahwa knowledge sharing sudah menjadi budaya oganisasi dimana kegiatan knowledge sharing dilakukan secara berkala dan sudah memiliki fasilitas ruangan yang dimanfaatkan untuk melakukan pelatihan serta lembaga penelitian sendiri yang sudah berjalan dengan optimal.

Untuk menjaga kegiatan knowledge sharing tetap konsisten dilakukan maka DJBC menjadikan aktifitas knowledge sharing sebagai salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU). Kegiatan knowledge sharing di DJBC dapat dilihat melalui IKU (Indikator Kinerja Utama) pada Tabel 1.2 :

Tabel 1.2

Hasil Pencapaian IKU dengan Indikator SDM yang Berkompetensi Tinggi

Sumber: www.beacukai.go.id(diakses pada 15 Maret 2016, pukul 19.00 WIB)

IKU 2013

2014

Deskripsi Target Realisasi Target Realisasi

Persentase Pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan

87% 94,87% TERCAPAI 93% 94,81% TERCAPAI Persentase pegawai yang telah

(11)

11

Berdasarkan pengukuran IKU sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi sebagai indikator maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase kegiatan knowledge sharing pada tahun 2013 hingga tahun 2014. Dari data diatas, pejabat yang telah mengikuti pelatihan atau diklat khusus serta assessment untuk memenuhi standar kompetensi jabatan telah tersedia pada tahun 2013 sebesar 94,87% dan di tahun 2014 sebesar 94,81%. Hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat di DJBC telah melaksanakan kegiatan knowledge sharing dengan baik. Didukung pernyataan Sarwo selaku Kepala Sub bagian Kepegawaian di Kanwil DJBC Jawa Barat (pada tanggal 15 Maret 2016, pukul 14.10) bahwa untuk pejabat Eselon IV setiap tahunnya diadakan diklat Knowledge Management, diharapkan pejabat DJBC dapat membagi pengetahuannya kepada karyawan di DJBC.

Meningkatnya pegawai yang telah memenuhi Jamlat (Jam Pelatihan) yang meliputi seminar, sosialisasi, internship/on the job training, workshop, bimbingan teknis, sharing session, in house training dari tahun 2013 hingga tahun 2014 menunjukkan bahwa aktifitas knowledge sharing juga meningkat di kalangan pegawai DJBC.

Peningkatan knowledge sharing juga terjadi di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung. Dari hasil wawancara dengan M. Sahri Aziz selaku Staff Rumah Tangga di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung (pada tanggal 12 April 2016, pukul 13.10 WIB) kegiatan knowledge sharing dilakukan melalui P2KP (Program Pembinaan Ketrampilan Pegawai) yang rutin dilakukan setiap bulan dengan mendatangkan narasumber dari internal maupun eksternal dengan tujuan agar pegawai dapat berbagi ilmu dan pengalaman. Indeks Evaluasi P2KP dapat dilihat pada Tabel 1.3 :

Tabel 1.3

Indeks Evaluasi P2KP pada KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung

Sumber: Data internal perusahaan (2016)

Indeks Kriteria 0 - 0,9 Sangat Kurang 1 - 1,9 Kurang 2 - 2,9 Cukup 3 - 3,9 Baik 4 - 5 Memuaskan

Indeks Evaluasi P2KP Februari

2016 Maret 2016 Aspek Narasumber 2,05 2,07 Aspek Materi 1,25 1,37 Aspek Fasilitas 0,87 0,82 Total 4,17 4,26

(12)

12

Dari data indeks evaluasi P2KP yang dilakukan pada bulan Februari 2016 dan Maret 2016 mengalami peningkatan. Kegiatan P2KP dinilai memuaskan dengan indeks 4,17 di bulan Februari 2016 dan indeks 4,26 di bulan Maret 2016. Kegiatan rutin P2KP dianggap perlu dan merupakan satu langkah serius untuk meningkatkan integritas dan profesionalisme antar karyawan.

Beberapa penelitian terdahulu menekankan pentingnya peranan knowledge sharing dalam meningkatkan inovasi. Diantaranya Lin (2007:315-332) dalam penelitiannya mengkaji faktor-faktor terjadinya knowledge sharing berdasarkan knowledge sharing enabler yang menjelaskan antara faktor individu, faktor organisasi dan faktor teknologi saling berkorelasi dan menghubungkannya dengan inovasi di perusahaan-perusahaan Taiwan. Penelitian oleh Liao et.al. (2006:340-359) mengemukakan bahwa knowledge sharing process yaitu knowledge donating dan knowledge collecting memiliki pengaruh terhadap innovation capability pada perusahaan di Taiwan. Oleh Wang & Wang (2012:8899-8908) juga menyatakan bahwa knowledge sharing yaitu tacit dan explicit memiliki pengaruh terhadap innovation. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa knowledge sharing memiliki tujuan untuk menciptakan ide-ide inovatif agar dapat dibagikan dan ditingkatkan menjadi knowledge baru.

Dalam menjalankan visi dan misinya, Direktorat Bea dan Cukai juga memerlukan terobosan inovasi-inovasi guna menyederhanakan proses pelayanan kepada publik. Urgennya kebutuhan inovasi dalam organisasi pemerintah menuntut DJBC khususnya di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung selaku objek penelitian untuk selalu aktif melakukan inovasi. Berbagai bentuk inovasi telah dilakukan oleh KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung seperti :

1. Contact Center Bravo BC 1500225

Pusat layanan penerimaan dan penyampaian informasi serta penerimaan pengaduan di bidang kepabeanan dan cukai dari dan/ atau kepada pengguna layanan melalui telepon (call center 1500225), surat elektronik (e-mail), SMS, web chat, media sosial lainnya, dan merupakan satu-satunya saluran komunikasi DJBC dengan pengguna layanan (single point of contact) antara masyarakat pengguna jasa dengan DJBC.

(13)

13

2. Survei kepuasan pengguna jasa secara elektronik

KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung memberikan kesempatan kepada pengguna jasa untuk menilai kinerja dan pelayanan dengan memberikan kritik dan sarannya secara langsung melalui tablet yang telah disediakan di front desk dimana hasilnya akan digunakan sebagai evaluasi untuk meningkatkan pelayanan.

3. Aplikasi BC Bandung Mobile

Layanan yang merupakan sebuah sistem aplikasi berbasis android yang digunakan untuk para pengguna jasa dan para pegawai yang dapat diunduh secara gratis melalui play store ataupun google store.

4. Sistem Aplikasi Bea Cukai dan Pos (SI BOS)

Salah satu bentuk inovasi terbaru yang dilaksanakan di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung yaitu Sistem Aplikasi Bea Cukai dan Pos (SI BOS) yang berfungsi untuk mempercepat waktu penyortiran barang hanya membutuhkan empat jam, yang dulunya memerlukan waktu dua sampai tiga hari.

Sumber : bcbandung.beacukai.go.id, diakses pada 15 April 2016, pukul 09.20 WIB) Inovasi-inovasi yang lahir di suatu organisasi/perusahaan tidak terlepas dari hasil pemikiran, ide-ide, kreativitas dan kompetensi dari SDM nya, dan dari hasil wawancara dengan M. Sahri Aziz selaku Staff Rumah Tangga (pada tanggal 26 Mei 2016, pukul 12.30 WIB di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung), berbagai bentuk inovasi tersebut berasal dari ide-ide pegawai di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan dikoordinasikan lagi ke kantor pusat. Inovasi yang dilakukan tidak selalu berganti setiap tahunnya namun tidak menutup kemungkinan perubahan atau pergantian bisa terjadi.

Dengan adanya berbagai inovasi pelayanan yang dilakukan, dari hasil survei pengguna jasa pada tahun 2014 Kanwil DJBC Jawa Barat berhasil mendapat peringkat pertama dari 22 unit eselon DJBC yang mendapatkan kategori sangat puas.(http://repository.beacukai.go.id/download/2015/05/775ce92064743d64470185 6236d3fa6e-laporan-kinerja-djbc-tahun-2014.pdf, diakses pada tanggal 15 April 2016, pukul 13.40 WIB).

(14)

14

Sebuah organisasi/perusahaan akan lebih baik jika seluruh pegawainya bisa memanfaatkan kegiatan knowledge sharing dengan lebih maksimal, karena menurut Ellitan & Anatan (2009:21), melalui kegiatan knowledge sharing inilah kemampuan inovasi akan meningkat dan memberikan pengaruh yang positif bagi perusahaan, salah satunya untuk memperbaiki kinerja inovasi yang sudah ada.

Berdasarkan data dan fenomena yang ada tentang kegiatan knowledge sharing di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung yang mendorong karyawannya untuk menciptakan inovasi serta belum pernah dilakukan riset di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung tentang knowledge sharing dan inovasi , peneliti memiliki ketertarikan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan knowledge sharing melalui proses knowledge donating dan knowledge collecting terhadap innovation capability. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH KNOWLEDGE SHARING TERHADAP INNOVATION CAPABILITY di KPPBC TIPE MADYA PABEAN A BANDUNG”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, berikut ini adalah perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini :

Innovation capability adalah kemampuan untuk mentransformasikan secara berkelanjutan pengetahuan dan gagasan ke dalam berbagai bentuk pelayanan, proses, dan sistem yang baru bagi keuntungan lembaga dan stakeholder.

Penerapan knowledge sharing sangat penting untuk meningkatkan inovasi perusahaan. Menurut Lin (2007:318) implementasi dari kedua proses knowledge sharing (donating & collecting knowledge) telah menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk dapat menghasilkan inovasi. Dengan begitu, penelitian ini akan mengulas pengaruh knowledge sharing terhadap innovation capability di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung.

(15)

15

Mengacu pada uraian di atas, berikut pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan, sebagai bahasan dan untuk dijawab pada penelitian ini :

1. Seberapa tinggi knowledge sharing di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung?

2. Seberapa tinggi innovation capability yang dihasilkan oleh pegawai di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung?

3. Seberapa tinggi pengaruh knowledge sharing terhadap innovation capability di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi knowledge sharing di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung?

2. Untuk mengetahui innovation capability yang dihasilkan oleh pegawai di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung?

3. Untuk mengetahui seberapa tinggi pengaruh knowledge sharing terhadap innovation capability di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung?

1.5 Kegunaan Penelitian

Secara khusus, kegunaan dari penelitian ini yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:

1.5.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai teori-teori tentang knowledge sharing beserta penerapannya di dalam perusahaan. Secara teoritis hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai referensi dan pengetahuan tambahan untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan knowledge sharing dan innovation capability.

1.5.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, sebagai informasi tambahan mengenai implementasi knowledge sharing di perusahaan yang berkaitan dengan innovation capability. Dengan begitu, perusahaaan bisa melakukan evaluasi dan mempertimbangkan strategi yang akan diterapkan selanjutnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pihak lain yang ingin mempelajari bidang studi ini.

(16)

16 1.6 Sistematika Penelitian

Diperlukan suatu tata urutan pengujian penelitian yang bermanfaat untuk memudahkan peneliti dalam menyusun penelitian ini dan untuk mempermudah pembaca dalam membaca penelitian ini. Adapun sistematika penulisan yang dipakai adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab yang menyajikan informasi secara umum, ringkas dan padat yang menggambarkan secara rinci tentang isi penelitian. Bab ini menjelaskan rincian dari beberapa hal, yaitu: gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab yang menyajikan secara rinci hasil dari kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian yang akan dijadikan sebagai acuan dari penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. Dikarenakan hasil dari kajian kepustakaan ini akan dijadikan acuan dasar dari kerangka pemikiran penelitian, maka kajian kepustakaan harus diambil dari teori – teori yang sudah baku, maupun temuan – temuan terbaru yang ditulis dalam jurnal, desertasi, tesis, maupun skripsi yang terpercaya. Bab ini menguraikan secara rinci tentang beberapa hal, yaitu: tinjauan pustaka penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab yang menjelaskan secara rinci tentang metode yang dipakai dalam penyusunan penelitian ini, menjelaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah dari penelitian ini. Bab ini menguraikan secara rinci tentang beberapa hal, yaitu: jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data.

(17)

17

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab yang menjelaskan secara rinci hasil dari penelitian yang kemudian dibahas oleh peneliti secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Bab ini menguraikan secara rinci beberapa hal, yaitu: karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab yang berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dibahas dalam penelitian ini dengan cara diuraikan butir demi butir dan secara padat, dan berisikan saran pemecahan masalah yang ditujukan bagi perusahaan terkait dengan permasalahan yang diambil, dan juga berisikan saran kepada para pembaca penelitian tersebut mapun kepada peneliti – peneliti berikutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Salah satu teknik ekstraksi ciri yang digunakan dalam program ini adalah menggunakan histogram warna dan citra yang diklasifikasikan adalah citra dengan format warna

Fokus penelitian ini adalah mencari efek profil sudu terhadap faktor keamanan agar diperoleh desain yang optimum bila dikenai tegangan gabungan serta mendapatkan aliran yang

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan (one-shot) model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data dengan cara

filter pasif LC resonansi, dan setelah dianalisis, bentuk gelombang arus harmonisa yang terjadi, maka filter aktif shunt akan dipicu untuk menghasilkan arus kompensasi

Flavonoida biasanya terdapat sebagai O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoida (atau lebih) terikat pada satu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik