• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 untuk siswa kelas V pada tema 3 `Kerukunan dalam Bermasyarakat`

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 untuk siswa kelas V pada tema 3 `Kerukunan dalam Bermasyarakat`"

Copied!
354
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR PADA TEMA 3 “KERUKUNAN DALAM BERMASYARAKAT”. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Dyah Ayu Palupi NIM: 111134133. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR PADA TEMA 3 “KERUKUNAN DALAM BERMASYARAKAT”. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Dyah Ayu Palupi NIM: 111134133. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ini saya persembahkan untuk:  Kedua orang tua saya Suwanto dan Poniyati, dan kedua adik saya Wahyu dan Purbo yang telah memberikan dukungan baik dengan doa, semangat, dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.  Wisnu Hadi Rahaja yang selalu memberikan perhatian dan semangat.  Program studi PGSD Universitas Sanata Dharma dan segenap anggota yang telah memberikan bekal pengetahuan akademik maupun pengalaman langsung di lapangan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. “Kemajuan merupakan kata yang merdu. Tetapi perubahanlah penggeraknya dan perubahan mempunyai banyak musuh”. (Robert F. Kennedy). "Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur”. (Richard Wheeler). v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Palupi, D. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Kelas V Sekolah Dasar pada Tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini berawal dari adanya permasalahan yang terjadi di lapangan berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. Permasalahan yang dihadapi guru adalah kesulitan dalam merumuskan kegiatan pembelajaran, menyediakan media pembelajaran dan melakukan penilaian karena tidak memiliki deskriptor untuk mengukur kompetensi inti sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Oleh karena itu peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk kelas V SD, sehingga tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk kelas V pada tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat” dengan subtema 2 “Manfaat Hidup Rukun”. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). yang menggunakan enam langkah R&D, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain dan 6) uji coba desain. Hasil penelitian pengembangan ini adalah produk berupa perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Kelas V sekolah dasar yang mengacu pada model pembelajaran project-based learning. Produk tersebut divalidasi oleh tiga validator dan memperoleh skor rerata sebanyak 4,72 dengan kategori sangat baik sehingga layak diujicobakan. Uji coba dilakukan di SDN Depok 1 dari tanggal 19 - 24 November 2014. Setelah peneliti melakukan uji coba dari wawancara akhir peneliti menemukan data jika perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti membantu guru dalam: (a) merumuskan kegiatan pembelajaran dengan model project-based learning, (b) menyediakan media pembelajaran, (c) melakukan penilaian pada (KI-1) dan (KI-2). Kata kunci: perangkat pembelajaran, Kurikulum 2013, project-based learning. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT. Palupi, D. (2015). Developing Learning Materiel of Curriculum 2013 for Grade V Students on Theme 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat”. Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University. This research and development was based on the problems that occurred in relation to the implementation of Curriculum 2013. The problems faced by teachers were some difficulties in formulating teaching activities, providing learning media, and conducting assessment because of the lack of descriptors to measure the core competences of spiritual attitude (KI-1) and social attitudes (KI2). Therefore, the researcher developed learning materiel of Curriculum 2013 for the fifth grade primary school students so that the purpose of this research was to design learning materiel on Theme 3, “Kerukunan dalam Bermasyarakat” SubTheme 2, “Manfaat Hidup Rukun” for the fifth grade primary school. This research used six steps of R&D, namely: 1) problems and potentials, 2) data collection, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision, and 6) design trials. The result students this research was the learning of Curriculum 2013 designed for the fifth grade primary school that was based on project-based learning model. The product was validated by three validators and received an average score of 4.72 and categoried as excellent and so feasible it was very qualified to be tried. The trial was done at Depok 1 star Primary School from 19 - 24 November 2014. From the final interview conducted after the trials the researcher found out that the developed learning materiel could help teachers in: (a) formulating learning activities based on project-based learning model, (b) providing instructional media, and (c) making assessments on spiritual and social. Key words: learning materiel, Curriculum 2013, project-based learning. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah membukakan pintu rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Kelas V Sekolah Dasar pada Tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, maka penyelesaian skripsi ini menjadi lancar. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dosen pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Theresia Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum. dosen pembimbing II, yang dengan sabar meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan peneliti dalam penyususnan skripsi ini. 5. Laurentia Aptik, S.Ps. dan Rusmawan, S.Pd., M.Pd. validator pakar Kurikulum 2013 yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan kualitas produk yang dikembangkan. 6. Sri Haryani Wahyu Lestari, M.Pd. Kepala Sekolah SDN Depok 1, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 7. Salmini, S.Pd, guru kelas V SDN Depok 1 yang telah memberikan masukan dan saran juga berperan serta dalam penelitian sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan baik. 8. Siswa kelas VB SDN Depok 1 tahun ajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi aktif dalam proses penelitian ini.. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv MOTTO .............................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................vii PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....vii ABSTRAK .......................................................................................................viii ABSTRACT ........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI .....................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ...........................................................................................xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xviii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Batasan Masalah...................................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ................................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6 F. Definisi Operasional................................................................................ 7 G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ................................................ 8. BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 10 A. Kajian Pustaka....................................................................................... 10 1. Kurikulum 2013 ................................................................................ 10 a. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 ................................... 11 b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ............................................ 14 2. Pendekatan Tematik Integratif.......................................................... 17 a. Prinsip Pendekatan Tematik Integratif ......................................... 18 b. Kelebihan Pendekatan Tematik Integratif .................................... 20 c. Keterbatasan Pendekatan Tematik Integratif ............................... 22 xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. d. Karakteristik Pendekatan Tematik integratif ............................... 23 3. Pendekatan Saintifik ......................................................................... 25 a. Karakteristik Pendekatan Saintifik ............................................... 26 b. Hasil Belajar dalam Pendekatan Saintifik .................................... 27 c. Tujuan Pendekatan Saintifik ........................................................ 28 d. Pinsip Pendekatan Saintifik.......................................................... 28 e. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik........................................ 30 4. Penilaian Otentik .............................................................................. 34 a. Karakteristik Penilaian Otentik .................................................... 36 b. Bentuk-bentuk Penilaian Otentik ................................................. 36 5. Pendidikan Karakter ......................................................................... 38 a. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................................ 40 b. Identifikasi Keberhasilan Program Pendidikan Karakter ............. 41 c. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .................................................. 43 6. Media Pembelajaran ......................................................................... 47 a. Fungsi Media ............................................................................... 47 b. Manfaat Media Pembelajaran ...................................................... 48 c. Ciri-ciri Media Pembelajaran ....................................................... 49 d. Jenis-jenis Media Pembelajaran ................................................... 50 7. Perangkat Pembelajaran ................................................................... 51 a. Silabus .......................................................................................... 52 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................. 54 c. Instrumen Penilaian ...................................................................... 55 8. Model Project-based Learning ......................................................... 56 a. Karakteristik Project-based Learning .......................................... 57 b. Kelebihan Project-based Learning .............................................. 58 c. Kelemahan Project-based Learning ............................................ 59 d. Langkah-langkah Project-based Learning ................................... 60 9. Siswa Kelas V ................................................................................... 62 a. Karakteristik Fisik ........................................................................ 63 b. Karakteristik Sosial dan Emosional ............................................. 63 c. Karakteristik Mental..................................................................... 64. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. Tema “Kerukunan dalam Bermasyarakat ......................................... 65 B. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 66 C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 68 D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 70. BAB III METODE PENGEMBANGAN ......................................................... 71 A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 71 B. Setting Penelitian .................................................................................. 72 1. Lokasi Penelitian ............................................................................. 72 2. Subjek Penelitian............................................................................. 72 3. Waktu Penelitian ............................................................................. 73 C. Prosedur Pengembangan ....................................................................... 73 1. Potensi dan Masalah ........................................................................ 75 2. Pengumpulan Data .......................................................................... 75 3. Desain Produk ................................................................................. 75 4. Validasi Desain ............................................................................... 77 5. Revisi Desain .................................................................................. 77 6. Uji Coba Desain .............................................................................. 78 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 78 1. Wawancara ...................................................................................... 78 2. Kuesioner ........................................................................................ 79 E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 79 1. Wawancara ...................................................................................... 79 2. kuesioner ......................................................................................... 84 F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 87. BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 89 A. Hasil Penelitian Pengembangan ............................................................ 89 1. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran............................... 89 a. Potensi dan Masalah..................................................................... 89 b. Pengumpulan Data ....................................................................... 90 c. Desain Produk .............................................................................. 94. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. d. Validasi Desain ............................................................................ 98 e. Revisi Desain ............................................................................. 116 f. Uji Coba Produk......................................................................... 118 2. Kualitas Perangkat Pembelajaran ................................................... 135 a. Analisis Data .............................................................................. 135 b. Wawancara Akhir....................................................................... 142 c. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ................................... 145 B. Pembahasan .......................................................................................... 159 1. Perangkat Pembelajaran Menjawab Permasalahan Guru ............... 159 a. Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan Menggunakan Model project-based learning .................................................... 160 b. Perangkat Pembelajaran Memuat Media yang Membantu Pembelajaran .............................................................................. 164 c. Perangkat Pembelajaran Memuat Rubrik Penilaian (KI-1), (KI-2), (KI-3), dan (KI-4) ............................................. 166 2. Kelebihan dan Kekurangan Produk ............................................... 169 a. Kelebihan Produk ....................................................................... 169 b. Kekurangan Produk.................................................................... 170. BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN .............................................................. 172 A. Kesimpulan ......................................................................................... 172 B. Keterbatasan Pengembangan .............................................................. 173 C. Saran .................................................................................................... 173. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 175 LAMPIRAN .................................................................................................... 179. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Skema Hasil Belajar dalam Pendekatan Saintifik (Daryanto, 2014:53) ....................................................................... 27 Gambar 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Sanitifik ...................................... 33 Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian yang Relevan .......................................... 68 Gambar 3.1 Langkah-langkah metode penelitian R&D ..................................... 72 Gambar 3.2 Langka-langkah Penelitian ............................................................. 74 Gambar 4.1 Siswa membuat proyek .................................................................. 120 Gambar 4.2 Diagram Batang Penilaian Dosen I ................................................ 136 Gambar 4.3 Diagram Batang Penilaian Dosen II ............................................... 137 Gambar 4.4 Diagram Batang Penilaian Dosen I dan II ...................................... 130 Gambar 4.5 Diagram Batang Penilaian Guru .................................................... 140 Gambar 4.6 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian ......................................... 142 Gambar 4.7 Siswa Mendengarkan Penjelasan dalam Membuat Poster ............. 161 Gambar 4.8 Siswa Membuat Media Majalah Dinding....................................... 165 Gambar 4.9 Siswa Mengerjakan Tugas Sebagai Salah Satu Indikator Penilaian ......................................................................... 167. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pola Pikir Perumusan Kurikulum ..................................................... 15 Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Saintifik ....................................................... 32 Tabel 2.3 Indikator Sikap Tanggung Jawab (Kurniasih & Sani, 2014:69) ....... 44 Tabel 2.4 Indikator Sikap Disiplin (Kurniasih & Sani, 2014:68) ..................... 45 Tabel 2.5 Indikator Sikap Percaya Diri (Kurniasih & Sani, 2014:72) .............. 46 Tabel 3.1 Pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 ............... 76 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Awal .............................................................. 80 Tabel 3.3 Pertanyaan Wawancara Awal ........................................................... 81 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Akhir .............................................................. 82 Tabel 3.5 Pertanyaan Wawancara Akhir ........................................................... 83 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi ............................................................ 84 Tabel 3.7 Kuesioner Validasi ............................................................................ 85 Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Lima .................................................................. 87 Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima ................................................................ 99 Tabel 4.2 Kriteria Skor Skala Lima .................................................................. 101 Tabel 4.3 Validasi RPP Pembelajaran 1 ........................................................... 102 Tabel 4.4 Validasi RPP Pembelajaran 2 ........................................................... 105 Tabel 4.5 Validasi RPP Pembelajaran 3 ........................................................... 109 Tabel 4.6 Penilaian Pembelajaran 1 .................................................................. 121 Tabel 4.7 Penilaian Pembelajaran 6 .................................................................. 126 Tabel 4.8 Lembar Umpan Balik Pembelajaran 1 .............................................. 129 Tabel 4.9 LembarUmpan Balik Pembelajaran 2 ............................................... 132 Tabel 4.10 Analisis Data Penilaian Dosen I........................................................ 136 Tabel 4.11 Analisis Data Penilaian Dosen II ...................................................... 137 Tabel 4.12 Rekapitulasi Penilaian Dosen Ahli Kurikulum 2013 ........................ 138 Tabel 4.13 Analisis dan Rekapitulasi Data Penilaian Guru ................................ 140 Tabel 4.14 Rekapitulasi Validasi ........................................................................ 141 Tabel 4.15 Contoh Penggunaan EYD pada Pembelajaran 1 ............................... 145 Tabel 4.16 Contoh Perumusan Indikator Pembelajaran pada Pembelajaran 2 ......................................................................... 146 Tabel 4.17 Contoh Penggunaan Pendekatan Tematik Integratif pada Pembelajaran 3 ........................................... 153 Tabel 4.18 Contoh Penggunaan Model Project-based Learning pada Pembelajaran 4 .................................. 153 Tabel 4.19 Contoh Penggunaan Penilaian Otentik Sikap Tanggung Jawab pada Pembelajaran 5 ................................... 157 Tabel 4.20 Contoh Lembar penilaian sikap tanggung jawab pada Pembelajaran 5 ............................................... 159. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara Awal ..................................................... Lampiran 2 Instrumen Validasi ...................................................................... Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Akhir .................................................... Lampiran 4 Hasil Wawancara Awal .............................................................. Lampiran 5 Lembar Penilaian Validasi Ahli I ............................................... Lampiran 6 Lembar Penilaian Validasi Ahli II .............................................. Lampiran 7 Lembar Penilaian Validasi Guru Kelas V SD ............................ Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa dan Balikan ............................................... Lampiran 9 Hasil Wawancara Akhir.............................................................. Lampiran 10 Surat Ijin Melakukan Penelitian ................................................. Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... Lampiran 12 Foto-foto Penelitian .................................................................... Lampiran 13 Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah) ............................... xviii. 179 180 183 184 206 216 226 244 327 332 333 334 335.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab I akan membahas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat diupayakan berkembangnya pribadi-pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya atau pribadi-pribadi yang berkarakter. Pendidikan karakter membantu manusia menjadi mandiri, dewasa, dan utuh. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bertujuan untuk memuliakan manusia, hal ini merupakan hakikat praksi pendidikan yang mengarah pada usaha untuk mengantar dan menolong anak didik agar dapat. mengenali dan. mengembangkan potensi dirinya sebagai manusia yang mandiri, dewasa, dan utuh (Kurniawan, 2013). Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada hakekatnya merupakan pendidikan yang diterapkan. dengan. tujuan. sebagai. pemuliaan. manusia. agar. dapat. mengembangkan potensi diri menjadi manusia yang mandiri, dewasa, dan utuh.. 1.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Saat ini pemerintah secara serentak telah mensosialisasikan pendidikan karakter di sekolah. Guru dituntut untuk mampu membentuk karakter siswa. Kurikulum 2013 disusun dengan tujuan untuk membentuk karakter siswa mulai dari jenjang SD hingga SLTA. Menurut (Nuh dkk, 2014:3-4) Kekhasan Kurikulum 2013 ada kompetensi inti sikap, kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti ketrampilan. Tiga kompetensi tersebut ada dalam setiap rubrik penilaian Kurikulum 2013 yang diterapkan dan dilihat dalam penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Selain itu kompetensi tersebut merupakan isi dari kurikulum 2013 yang tercantum dalam Kompetensi Inti (KI) yang secara lebih rinci dinyatakan dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi inti tersebut dirumuskan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema tertentu (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menggunakan sistem pembelajaran saintifik dengan maksud untuk memberi pemahaman pada peserta didik bahwa informasi bisa didapat dari berbagai sumber tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber, bukan diberi tahu (Majid, 2004:194). Pembelajaran Kurikulum 2013 juga mengandung unsur 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan. Unsur-unsur tersebut memiliki tujuan untuk membentuk karakter siswa. Pencapaian pada unsur 5M, guru hendaknya melihat tahap-.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. tahap perkembangan siswa. Menurut Piaget (2010) perkembangan intelektual pada siswa sekolah dasar berada pada usia 7-12 tahun, pada usia tersebut anak berada pada tahap operasional konkret. yang ditandai oleh kemampuan. berpikir konkret dan mendalam, pemikiran siswa tentang benda-benda dapat dimanipulasi atau dikenal melalui indera. Jadi siswa pada tahap ini sudah dapat berpikir konkret tentang benda-benda yang berada di lingkungan sekitarnya.. Menteri. Pendidikan. Nasional. telah. mengeluarkan. buku. pembelajaran berbasis Kurikulum 2013, yang menerbitkan buku siswa dan buku guru untuk mempermudah dalam memiliki pandangan mengenai kegiatan 5M. Seluruh hal mengenai penjabaran Kurikulum 2013 di atas belum terealisasi dengan baik. Dari hasil wawancara kepada sembilan guru di SDN Depok 1, SDN Ngenthak Mangir, SDN 2 Mojayan Klaten, SDN Caturtunggal 6, SD Mutiara Persada, SDN Walitelon 2 Temanggung, SD Tumbu, SD K Pugeran didapatkan data tentang permasalahan yang berkaitan dengan merumuskan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M, penyediaan media pembelajaran, dan penilaian. Pertama, merumuskan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M. Terdapat tujuh guru (78%) yang mengalami kesulitan dalam merumuskan kegiatan yang memuat 5M. Kesulitan yang dialami adalah guru mengalami kebingungan dalam menyusun proses pembelajaran menggunakan langkahlangkah 5M secara berkesinambungan berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran dan kesulitan dalam mengatur pemenggalan waktu dalam proses.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. pembelajaran. Kedua, dalam penyediaan media pembelajaran. Sembilan guru (100%) mengalami kesulitan, guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk membuat media pembelajaran dan memiliki keterbatasan untuk menyediakan sarana dan prasarana. Ketiga,. dalam penilaian empat kompetensi yang. dilakukan guru pada setiap pembelajaran. Sembilan guru (100%) mengalami kesulitan untuk melakukan penilaian pada (KI-1), (KI-2), (KI-3) dan (KI-4). Kesulitan yang dialami oleh guru antara lain, pada (KI-3) guru mengalami kesulitan dalam hal mengaitkan antar pelajaran serta keterbatasan waktu. Kemudian dalam menilai (KI-1), (KI-2), dan (KI-4) guru menggunakan acuan dari buku yang diberikan oleh pemerintah, namun guru-guru tersebut menyatakan bahwa acuan penilaian dari pemeritah belum memuat diskripsi yang jelas sehingga guru-guru tersebut masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaan penilaian. Dari permasalahan yang dialami oleh guru-guru tersebut maka peneliti terdorong untuk. melakukan. penelitian. pengembangan. dengan. judul. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Kelas V Sekolah Dasar pada Tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat”. Penelitian pengembangan. adalah. metode. penelitian. yang. digunakan. untuk. mengembangkan produk atau penyempurnaan produk. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras, seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium atau juga perangkat lunak (software) seperti program komputer, model pembelajaran dan lain-lain (Arifin, 2011:136). Produk yang peneliti kembangkan adalah berupa.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. perangkat pembelajaran untuk kelas V Sekolah Dasar pada tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat” dengan subtema 2 “Manfaat Hidup Rukun”.. B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan membahas masalah upaya pengembangan perangkat pembelajaran siswa berdasarkan Kurikulum 2013. Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran dikembangkan dengan memasukkan model project-based learning dalam pelaksanaan pembelajarannya. Kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan akan diuji melalui tahap validasi dan tahap uji produk. Penelitian ini dilaksanakan khusus untuk kelas V SD N Depok 1 Tahun Ajaran 2014/2015 pada tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat” subtema 2 “Manfaat Hidup Rukun”.. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Bagaimana proses pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 kelas V tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat”?. 2.. Bagaimanakah kualitas perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang layak untuk kelas V pada tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat”?.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1.. Menjelaskan proses pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 kelas V tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat”.. 2.. Mendiskripsikan kualitas perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang layak untuk kelas V pada tema 3 “Kerukunan dalam Bermasyarakat”.. E. Manfaat Penelitian Penelitian pengembangan ini diharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.. Manfaat Teoritis Dapat memberikan informasi mengenai pengembangan perangkat pembelajaran bagi penelitian yang akan datang dengan tema serupa.. 2.. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Guru akan mendapatkan masukan dan lebih mengenal modelmodel pembelajaran dalam Kurikulum 2013 terutama model projectbased learning. Guru juga terbantu dalam melakukan penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan siswa. b. Bagi Siswa Siswa mendapat pengalaman belajar materi. tema 3. “Kerukunan dalam Bermasyarakat” subtema 2 “Manfaat Hidup Rukun” dengan. menggunakan model project-based learning..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. Melalui model project-based learning siswa dapat mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. c. Bagi Peneliti 1) Peneliti mendapatkan pengalaman berharga dalam usaha pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. 2) Menambah wawasan peneliti dengan menggunakan model pembelajaran pada Kurikulum 2013. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman maka peneliti menguraikan beberapa hal batasan istilah sebagai berikut: 1. Perangkat Pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. 2. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang bertujuan untuk mrngrmbangkan karakter siswa sehingga siswa memiliki kebiasaan melakukan pola pikir (KI-3), olah hati (KI-1&KI-2), dan olah rasa dan karsa (KI-4). 3. Pendekatan tematik integratif. adalah pendekatan yang mempelajari. berbagai mata pelajaran dengan mengaitkan pelajaran dalam satu tema yang dekat dengan lingkungan sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai persiapan siswa untuk menghadapi pelajaran hidup..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. 4. Siswa kelas V adalah siswa yang berada pada level atau tingkatan kelas di sekolah dasar yang rata-rata diduduki oleh sekumpulan siswa pada usia 10-11 tahun dan sudah masuk pada tahap operasional konkret . 5. Tema 3 ”Kerukunan dalam Bermasyarakat adalah suatu konsep yang mengarah pada kesepatan yang dibuat untuk terciptanya rasa rukun dalam lingkungan masyarakat. 6. Model. project-based. learning. adalah. model. pembelajaran. yang. menggunakan kegiatan sebagai media untuk mengumpulkan informasi baru berdasarkan pengalaman dalam beraktifitas secara nyata.. G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan 1.. Perangkat pembelajaran disusun berdasarkan Kurikulum 2013 pada kelas V dengan tema 3 “ Kerukunan dalam Bermasyarakat” dan subtema 2” Manfaat Hidup Rukun”.. 2.. Perangkat pembelajaran disusun dengan menggunakan pembelajaran tematik integratif.. 3.. Perangkat pembelajaran disusun untuk mengembangkan karakter siswa kelas V yang mengacu pada kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial (tanggung jawab, disiplin, percaya diri), pengetahuan, dan keterampilan (keterampilan berbicara, membuat mading, membuat rangkaian listrik, poster, papan ilmu, dan menulis tegak bersambung).. 4.. Perangkat pembelajaran disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik model project-based learning..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5.. 9. Perangkat pembelajaran dilengkapi rubrik penilaian yang memuat deskriptor-deskriptor (KI-1) (rasa syukur), (KI-2) (tanggung jawab, disiplin, percaya diri) (KI-4) (keterampilan berbicara, membuat mading, portofolio, kliping, membuat rangkaian listrik, poster, papan ilmu, dan menulis tegak bersambung).. 6.. Perangkat pembelajaran dilengkapi dengan enam media pembelajaran yang sederhana..

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab II ini berisikan kajian pustaka yang menjelaskan tentang kurikulum 2013, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, pendidikan karakter, media pembelajaran, perangkat pembelajaran, model pembelajaran project-based learning, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.. A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013 Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya (Daryanto, 2014:1). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Kurikulum 2013 merupakan langkah pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, perluasan dan pendalaman materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan (Indratno, 2013).. 10.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. Secara lebih rinci, Kemendikbud (2014:3-4) memaparkan bahwa Kurikulum 2013 disusun dengan tujuan untuk membentuk karakter siswa mulai dari jenjang SD sampai SLTA. Kekhasan kurikulum 2013 terdiri atas kompetensi inti sikap, yang meliputi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi. inti. pengetahuan. dan. kompetensi. inti. ketrampilan.. Kemendikbud (2014:2) memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai intrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: 1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; 2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan 3) warga Negara yang demokratis, bertanggungjawab. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. a. Rasional Perubahan Kurikulum SD 2013 Pendidikan berakar dari budaya bangsa, di mana proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa (Daryanto, 2014:1). Rasional perubahan kurikulum 2013 dilakukan dengan mempertimbangkan tantangan internal maupun tantang eksternal yang dihadapi. Tantangan eksternal datang dari luar.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. pendidikan, seperti bayangan masa depan, kompetensi yang dibutuhkan, persepsi masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan pengaruh negatif dari luar (Kemendikbud: 2013). Sedangkan tantangan internalnya datang dari dalam pendidikan itu sendiri. Terdapat delapan proses yang dianggap sebagai tantangan internal yang mempengaruhi pengembangan Kurikulum 2013. Delapan standar proses tersebut adalah: 1) Standar pengelolaan Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai evisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. 2) Standar biaya Standar yang membiayai proses belajar mengajar siswa selama satu tahun atau standar yang mengatur komponen besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. 3) Standar sarana dan prasarana Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan ilmu teknologi dan komunikasi. 4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan Kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. 5) Standar isi Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan. dalam. kriteria. tentang. kompetensi. tamatan,. kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 6) Standar proses Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 7) Standar penilaian Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. 8) Standar kompetensi lulusan Kualifikasi kemampuan lulusan yang menyangkut sikap, pengetahuan, dan keterampilan..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. Delapan standar proses tersebut merupakan tantangan yang datang dari dalam (Kemendikbud, 2014). b. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan akan terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran. Kondisi saat ini masih kurang untuk mempersiapkan kebutuhan masa depan sehingga perlu dilakukan pergeseran proses pembelajaran. Menurut (Kemendikbud, 2014:70), pergeseran proses pembelajaran yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1) dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa 2) dari satu arah menuju interaktif 3) dari isolatif menuju ke lingkungan jejaring 4) dari pasif menuju ke aktif – menyelidiki 5) dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata 6) dari pembelajaran pribadi menuju kepembelajaran berbasis tim 7) dari. luas. menuju. perilaku. khas. memberdayakan. kaidah. keterikatan 8) dari stimulasi rasa tunggal menuju ke stimulasi ke segala penjuru 9) dari alat tunggal menuju ke alat multimedia 10) dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif 11) dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan 12) dari usaha sadar tunggal menuju ke jamak.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. 13) dari satu ilmu pengetahuan menuju pengetahuan disiplin jamak 14) dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan 15) dari pemikiran faktual menuju kritis 16) dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan Sejalan dengan hal di atas, penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru perlu dilakukan dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Perumusan SKL di dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari Standar Isi (SI) harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan dari kebutuhan. Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Pola Pikir Perumusan Kurikulum No 1. KBK 2004. KTSP 2006. Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi. 2. Kurikulum 2013. Standar. Isi. berdasarkan. diturunkan dari kebutuhan.. dirumuskan Standar Tujuan. Isi. diturunkan. dari. Mata Standar Kompetensi Lulusan. Pelajaran (Standar Kompetensi melalui Kompetensi Inti yang Lulusan Mata Pelajaran) yang bebas mata pelajaran. dirinci. menjadi. Standar. Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran. 3. Pemisahan pelajaran. antara pembentuk. mata Semua mata pelajaran harus sikap, berkontribusi. terhadap. pembentuk keterampilan, dan pembentukan. sikap,. pembentuk pengetahuan.. keterampilan, dan pengetahuan.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. No 4. KBK 2004. KTSP 2006. Kurikulum 2013. Kompetensi diturunkan dari Mata pelajaran diturunkan dari mata pelajaran.. 5. 16. Mata. pelajaran. dengan. yang. sekumpulan. kompetensi yang ingin dicapai. lepas lain,. mata. satu Semua mata pelajaran diikat seperti oleh. kompetensi. inti. (tiap. pelajaran kelas).. terpisah. 6. Kurikulum adalah bagian dari Kurikulum adalah turunan dari Standar Isi.. SKL, SI, Proses, Penilaian.. Berdasarkan tabel di atas Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dalam penyempurnaan pola pikir perumusan dibandingkan KBK 2004 dan KTSP 2006. Berikut adalah kelebihan-kelebihan lain yang ditonjolkan dari Kurikulum 2013 menurut Daryanto (2014:6): 1) Waktu yang dibutuhkan dalam menyiapkan buku teks, pelatihan guru, administrasi sekolah, budaya sekolah. 2) Memudahkan proses pendampingan karena jumlah kelas masih relatif terbatas. 3) Dapat dilakukan penyempurnaan untuk tahun berikutnya. 4) Tidak menyebabkan perubahan ditengah jalan bagi peserta didik karena implementasi dimulai dari awal tahapan jenjang satuan pendidikan. 5) Tidak mengganggu siswa yang sudah berada pada tahap akhir satuan pendidikan..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menata ulang standar. nasional. penyempurnaan. pendidikan bagi. sehingga. pendidikan. berlaku. nasional.. menjadi. Perubahan. sebuah. kurikulum. dilakukan dengan mempertimbangkan tantangan internal maupun tantangan eksternal. Tantangan internal datang dari dalam pendidikan sedangkan tantangan eksternal berasal dari luar pendidikan. Kondisi yang masih kurang untuk mempersiapkan masa depan juga mempengaruhi perubahan. kurikulum.. Pemerintah. melakukan. pergeseran. proses. pembelajaran dengan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam merumuskan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), maka dari itu Kurikulum 2013 ini memiliki kelebihan-kelebihan yang ditonjolkan.. 2. Pendekatan Tematik Integratif Pendekatan. tematik. integratif. adalah. salah. satu. model. pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsipprinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Majid, 2014). Pembelajaran. tematik. merupakan. pembelajaran. terpadu. yang. menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Majid, 2014:80)..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. Kemendikbud (2013:137) menjelaskan bahwa pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Kemudian menurut Trianto (2009:80), pendekatan tematik adalah pendekatan edukasional yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi pembelajaran seumur hidup. Mulyasa (2014:170) menambahkan bahwa pada Kurikulum 2013 pembelajaran disemua tingkatan kelas rendah maupun kelas tinggi dilaksanakan secara tematik integratif sehingga mata pelajaran tidak disajikan. secara. terpisah. melainkan. berdasarkan. tema,. lalu. dikombinasikan dengan mata pelajaran yang saling berkaitan. Pendekatan tematik. integratif. menawarkan. model-model. pembelajaran. yang. menjadikan aktivitas menjadi relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktifitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya (Trianto, 2014). a. Prinsip Pendekatan Tematik Integratif Pengajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang memuat dalam kurikulum. Materi pelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. perlu pertimbangan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal (Trianto, 2014:84-85). Menurut Sukardi (dalam Sugiyanto, 2007) secara umum prinsip-prinsip pendekatan tematik dapat diklasifikasikan menjadi: 1) prinsip penggalian tema Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran tematik. Artinya, tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. 2) prinsip pengelolaan pembelajaran Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. 3) prinsip evaluasi Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus pada setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran tematik memerlukan beberapa langkah sebagai berikut: a) Memberi kesempatan siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping bentuk evaluasi lainnya..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. a). 20. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.. 4) prinsip reaksi Dampak pengiring, bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara tuntas sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran. b. Kelebihan Pendekatan Tematik Integratif Pendekatan tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki banyak kelebihan yang dapat dicapai. Berikut adalah kelebihan pendekatan tematik menurut Panduan KTSP (dalam Trianto, 2014:83): 1) Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu. 2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara isi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3) Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. 5) Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. 6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain. 7) Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan materi. Rusman dalam (Prastowo, 2014:69) menambahkan kelebihan pendekatan tematik sebagai berikut: 1) Pengamalan dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar. 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya. 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. c. Keterbatasan Pendekatan Tematik Integratif Disamping kelebihan, pendekatan tematik integratif memiliki keterbatasan terutama dalam pelaksanaannya. Menurut (Majid, 2014:93-94), keterbatasan dalam pendekatan tematik integratif adalah: 1) Aspek guru Guru harus berwawasan luas, memiliki aktivitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, berani mengemas dan mengembangkan materi. 2) Aspek peserta didik Pendekatan tematik integratif menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. 3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran Pendekatan tematik integratif memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak yang bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. 4) Aspek kurikulum Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). 5) Aspek penilaian.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. Pendekatan tematik integratif membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. d. Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif Pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu juga memiliki karakter sebagaimana pembelajaran terpadu. Menurut Depdikbud (dalam Trianto, 2014:93-94), pendekatan tematik integratif sebagai suatu proses memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1) holistik Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pendekatan tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. 2) bermakna Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti. yang. terbentuknya. sudah. dijelaskan. di. semacam. jalinan. antar. atas,. memungkinkan. konsep-konsep. yang. berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. 3) otentik Pendekatan. tematik. integratif. memungkinkan. siswa. memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. memahami. dari. hasil. belajarnya. sendiri,. bukan. 24. sekedar. pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh oleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. 4) aktif Pendekatan tematik integratif menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, dan intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikian pendekatan tematik integratif bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pendekatan tematik integratif bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajarai secara bersama melalui pengembangan tema tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang mempelajari.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. berbagai mata pelajaran dengan mengaitkannya dalam satu tema sebagai persiapan siswa untuk mengadapi pelajaran hidup. Pendekatan tematik memiliki model-model yang menjadikan aktifitas menjadi relevan dan penuh makna. Pendekatan tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki banyak keuntungan yang dapat dicapai bagi guru maupun siswa. Secara umum pendekatan tematik memiliki prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat diklarifikasikan menjadi empat prinsip yaitu prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi, prinsip reaksi. Ada empat karakteristik yang dimiliki pendekatan tematik integratif yaitu, holistik, bermakna, otentik, aktif. Pendekatan tematik integratif juga memiliki kelebihan yang menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih berbobot dan menekankan pada permasalahan yang sering dijumpai oleh siswa pada kesehariannya. Kelebihan tersebut juga diikuti dengan keterbatasan yang terdapat dalam pelaksanaannya.. 3. Pendekatan Saintifik Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang telah ditentukan (Hosnan, 2014). Menurut Daryanto (2014), pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja tidak tergantung pada informasi searah dari guru (Daryanto, 2014). Metode saintifik sangat relevan dengan teori belajar Burner, sehingga terdapat keterkaitan antara keduanya. Menurut Daryanto (2014), metode saintifik memiliki empat hal pokok yang berkaitan dengan teori Bruner. Pertama, seseorang belajar mengembangkan pikirannya bila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan kegiatan kognitif dalam proses melakukan penemuan, siswa akan merasakan sensasi dan memperoleh kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik dalam melakukan sebuah penemuan. Keempat, melakukan penemuan maka akan memperkuat resensi ingatan. a. Karakteristik Pendekatan Saintifik Menurut Daryanto (2014:53) pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) berpusat pada siswa.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. 2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip 3) melibatkan. proses-proses. kognitif. yang. potensial. dalam. merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa 4) dapat mengembangkan karakter siswa b. Hasil Belajar dalam Pendekatan Saintifik Hasil belajar menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan penguatan yang terintegrasi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar skema hasil belajar berikut ini:. Sikap (Tahu Mengapa). Produktif Inovatif Keterampilan. Kreatif. Pengetahuan. (Tahu Bagaimana). Afektif. (Tahu Apa). Gambar 2.1 Skema Hasil Belajar dalam Pendekatan Saintifik (Daryanto, 2014:53) Gambar di atas menunjukkan bahwa. dalam pembelajaran. saintifik ranah sikap mencakup materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan mencakup materi agar peserta didik.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan mencakup materi ajar agar peserta didik “tahu apa. Hasil akhirnya peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan menjadi manusia yang baik (soft skill), dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Daryanto, 2014). c. Tujuan Pendekatan Saintifik Tujuan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (Daryanto, 2014:54) adalah: 1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa 2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik 3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan 4) diperoleh hasil belajar yang tinggi 5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah 6) untuk mengembangkan karakter siswa d. Prinsip Pendekatan Saintifik Beberapa. prinsip. pendekatan. saintifik. dalam. pembelajaran (Daryanto, 2014:58) adalah sebagai berikut:. kegiatan.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. 1) Pembelajaran berpusat pada siswa. Kegiatan. pembelajaran. pada. pendekatan. saintifik. mendorong siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. 2) Pembelajaran membentuk diri siswa. Pembelajaran dalam pendekatan saintifik membentuk diri siswa. 3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme. Pembelajaran yang berlangsung tidak menggunakan terlalu banyak kata-kata dalam menjelaskan isi pelajaran atau terlalu banyak memberikan contoh-contoh dan ilustrasi. 4) Pembelajaran. memberikan. kesempatan. pada. siswa. untuk. mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. Kegiatan pembelajaran yang menekankan keaktifan dan kemandirian siswa mendorong siswa untuk selalu berpikir dalam memecahkan. masalah. yang. ada. sehingga. dapat. melatih. kemampuan berpikir siswa. 6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. Proses kegiatan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa membuat siswa termotivasi dalam belajar. Siswa yang aktif.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. menandakan antusias siswa terhadap kegiatan pembelajaran sehingga menumbuhkan motivasi mengajar pada guru. 7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. Pendekatan saintifik melatih siswa dalam kemampuan berkomunikasi 8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. e. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hosnan (2014:39-77) memaparkan bahwa langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 1) Mengamati (observing) Mengamati adalah kegiatan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. 2) Menanya (questioning) Kegiatan belajar dari menanya ini adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). 3) Mencoba (experimenting) Kegiatan. yang. dilakukan. adalah. mengumpulkan. informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, menamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber. 4) Mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar (associating) Menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kegiatan belajarnya adalah; pertama, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; kedua, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber, yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. 5) Membentuk jejaring (networking).

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. Networking adalah kegiatan siswa untuk membentuk jejaring pada kelas. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kegiatan pembelajaran dari langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dijelaskan oleh (Hosnan, 2014:39-77) dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Saintifik Kegiatan. Aktivitas Belajar. Mengamati. Melihat,. mengamati,. membaca,. (observing). mendengarkan, menyimak (tanpa dan dengan alat). Menanya. Mengajukan pertanyaan dari yang faktual. (questioning). sampai yang bersifat hipotesis; diawali dengan bimbingan. guru. sampai. dengan. mandiri. (menjadi suatu kebiasaan) Pengumpulan. Menentukan. data. yang. diperlukan. dari. data. pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber. (experimenting). data (benda, dokumen, buku, eksperimen), mengumpulkan data.. Mengasosiasi. Menganalisis data dalam bentuk membuat. (associating). kategori, menentukan hubungan data/kategori, menyimpulkan dari hasil data; dimulai dari unstructured – uni structure – multistructure complicated structure.. Mengkomunikasi- Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam kan. bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Langkah-langkah. pendekatan. saintifik. dalam. 33. proses. pembelajaran selanjutnya diterapkan menjadi sebuah kegiatan dalam langkah pembelajaran saintifik yang meliputi menggali informasi, menyajikan data dan informasi, kemudian mengolah data, menyajikan data dan informasi, dilanjutkan dengan menganalisis menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta (Daryanto, 2014). Berikut merupakan. gambar skema dari langkah-langkah pembelajaran. saintifik:. Identifikasi masalah Menyusun dan menyajikan laporan. Pembatasan masalah. Mencocokkan dengan teori atau hipotesis. Menetapkan fokus kajian Mengolah dan membahas data. Menghimpun data. Gambar: 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Sanitifik Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang dirancang agar peserta didik secara aktif menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya dalam menemukan pengetahuan melalui observasi. Pendekatan saintifik memiliki karakteristik yang nantinya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil belajar yang ditingkatkan melalui pendekatan saintifik adalah menjadikan peserta didik.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan penguatan yang terintegritas. Keunggulan yang dimiliki dari pendekatan saintifik tersebut mendasari adanya tujuan dan prinsip dari pendekatan saintifik. Adapun langkah-langkah dari pendekatan saintifik adalah (1) mengamati (observing), (2) menanya (questioning), (3) mencoba. (experimenting),. (4). mengasosiasikan/mengolah. informasi/menalar (associating), (5) membentuk jejaring (networking).. 4. Penilaian Otentik Mutu pendidikan merupakan masalah klasik yang senantiasa diupayakan. peningkatannya. oleh. pemerintah.. Pengendalian. mutu. pendidikan secara langsung juga mengendalikan mutu sumber daya manusia yang berada dalam suatu sistem. Salah satu teknik pengendalian tersebut dapat diperoleh melalui evaluasi (evaluation), penilaian (assessment),. pengujian. (testing),. dan. pengukuran. (measurement). pendidikan yang valid, kredibel, komparabel, dan dilakukan secara profesional serta independen (Majid, 2014:235). Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi. informasi. yang bermakna dalam pengambilan. keputusan, Triyanto (2009:252-253). Kunandar (2013:35-36) menjelaskan bahwa penilaian otentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). John Mueller (dalam Majid, 2014:238) berpendapat bahwa penilaian otentik adalah suatu bentuk penilaian yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna. Penilaian otentik sudah lama dikenal dalam dunia pendidikan di Indonesia namun penilaian tersebut baru ramai dibicarakan setelah pelaksanaan KTSP. yang menggunakan pembelajaran kontekstual.. Kemudian pada Kurikulum 2013 penilaian otentik masih digunakan karena seperti yang dikemukakan oleh Burhan (2011:23), penilaian otentik merupakan penilaian yang menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan yang telah diketahui pembelajar, melainkan berkinerja secara nyata dari pengetahuan dan keterampilan yang telah disukai. Penilaian otentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana keterampilanketerampilan tersebut digunakan (Burhan, 2011:23)..

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. a. Karakteristik Penilaian Otentik Menurut Nurhadi (2004:173), karakteristik penilaian otentik sebagai berikut: 1) melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience) 2) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung 3) mencakup penilaian pribadi (self assessment) dan refleksi 4) hal yang diukur adalah keterampilan dan performansi bukan sekedar mengingat fakta 5) bentuk penilaian yang berkesinambungan 6) sistem penilaian yang terintegrasi 7) dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap guru 8) kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas b. Bentuk-bentuk Penilaian Otentik Penilaian otentik sebenarnya telah digariskan dalam standar penilaian sebagaimana ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan (Majid, 2014:239). Hargreaves (dalam Majid, 2014:249) menjelaskan bahwa penilaian otentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya dapat menggunakan berbagai cara atau bentuk antara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis, dan petunjuk observasi. Secara garis besar bentuk penilaian otentik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. 1) penilaian proyek Merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode atau waktu tertentu. 2) penilaian kinerja Asesmen otentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif maupun laporan kelas. 3) penilaian portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. 4) jurnal Jurnal merupakan tulisan. yang dibuat siswa untuk. menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran..

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. 5) penilaian tertulis Meskipun. konsepsi. asesmen. otentik. muncul. dari. ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilaksanakan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah proses penilaian menekankan keaktifan siswa dalam menampilkan hasil kerja sebagai bentuk dari perkembangan siswa. Penilaian otentik juga memiliki karakteristik yang membedakan penilaian otentik dengan penilaian yang lain. Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian otentik memiliki beberapa jenis penilaian anatara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis, dan observasi.. 5. Pendidikan Karakter Kurniawan (2013) mengemukakan bahwa seluruh upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian, baik jasmani maupun rohani, secara formal, informal, dan nonformal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai. nilai. yang. tinggi. (nilai. insaniyah. maupun. ilahiyah).. Hidayatullah (2010:13) menambahkan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang.

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Kertajaya (2010:3) mengemukakan karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Sejalan dengan pemikiran di atas (Nurgiyantoro, 2011:6) mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan hal-hal yang baik dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam diri siswa, sehingga siswa mampu bertindak berdasarkan nilai yang menjadi kepribadiannya. Karakter yang rendah akan mempengaruhi perkembangan suatu bangsa. Maka penekanan pendidikan kerekter pada setiap tingkat pendidikan harus dilakukan. Rendahnya pendidikan karakter disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor penyebab rendahnya pendidikan karakter adalah: Pertama,. sistem. pendidikan. yang. kurang. menekankan. pembentukan karakter, tetapi lebih mengembangkan pengembangan intelektual, misalnya sistem evaluasi pendidikan menekankan aspek kognitif/akademik, seperti Ujian Nasional (UN). Kedua, kondisi lingkungan yang kurang mendukung pembangunan karakter yang baik. Faktor tersebut perlu diperhatikan agar pembentukan karakter anak terlaksana dengan baik. Menurut Sa’dun (2013:127) karakter yang baik pada dasarnya adalah perwujudan nilai yang terinternalisasi pada diri seseorang, oleh karena itu ia sering disebut sebagai pendidikan nilai kebaikan..

Gambar

Tabel 2.1 Pola Pikir Perumusan Kurikulum  No  KBK 2004  KTSP 2006  Kurikulum 2013
Gambar 2.1 Skema Hasil Belajar dalam Pendekatan Saintifik  (Daryanto, 2014:53)
Tabel 2.3 Indikator Sikap Tanggung Jawab (Kurniasih &
Tabel 2.4 Indikator Sikap Disiplin (Kurniasih & Sani,  2014:68)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum pulang, penulis mengucapkan terima kasih dan menyampaikan bahwa penulis akan kembali untuk melakukan wawancara dengan kedua guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut.

Lima residu sistein terdapat pada sekuen asam amino GH sampel uji (query) yang sejajar dengan sekuen asam amino tersebut pada GH bank gen (subject), menun- jukkan bahwa sekuen

profitabilitas baik. Kinerja keuangan PT. Astra Otoparts berdasarkan rasio likuiditas kurang baik. Berdasarkan rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas

ISBN : 978-4-87424-635-1 岩﨑 典子 1 .はじめに

 Apabila ada kemampuan yang belum dimiliki petani dan ada informasi dan data yang belum dapat diakses oleh petani, itulah defisiensi yang dialami petani.  Akibat menderita

Pengarah/Ketua Pegawai Pengurusan Fasiliti, Pusat Pembangunan & Pengurusan Harta

Kemampuan bayi BBLR dan bayi sakit untuk hidup lebih besar bila mereka dirawat pada atau mendekati suhu lingkungan yang netral.Suhu ini ditetapkan dengan mengatur suhu permukaan yang

“The Pink Ribbon” 2003 further advances the inquiry into the relationship between ageing, the body and subjectivity, by linking them to issues of personhood and agency in a person