Jurnal Peternakan Indonesia., I 2 ( I ) : 63-68, 2002 ISSN: 1907-1760 63
Analisis
Multivariat
Ukuran Tubuh
Sebagai
penduga
Hubungan
Kekerabatan subpopulasi sapi pesisir
Di
sumatera
Barat
Sarbainil
Fakultas Peternakan Universitas Andalas padang
Abstract
The discriminate function and canonical correlation analysis were carried out in order
to dffirentiate
between subpopulations, andto
determine the discriminate variables which may conttibute on thedffirentiation
of the three Pesisir cattle subpapulations in West Sumatra' Arotmd 528of
Pesisir cattle's were as sample. Theyweri
distributed in three subpopulationsin
West Sumatra: Pesisir Selatan, Padang Fariaman, and Agamdistricts.
Body measurement data were eollectedfor
body weight, body length, wiihers height, hip height, chest width, chest depth, chest girth, hrp widlh, head-tengih,ald
headwidth' The data were statistically analyzed by using discriminate function.-The results
of
the study
found that
the
Pesisisr cattle gTowin[;n
Padang pariaman showed verydffirent
in
body
measurementwith
thosegrowing
in
egam
and
Pesisir Selatan subpopulation. The results slso indicatedthai
witheisheigit, hip
height, head width,b9llt
weisht,
and
head length were
the
most importince
iody
"*r^urr^rn1
,odifrerentiate amongst the Pesisir cattle popuration in wist sumatra. Key words: Pesisir cattle, body measurement, differentiation, population
Pendahuluan
Pada tahun 2001 populasi temak
sapi potong
daerah
ini
pada
tahun2001
tercatat sebanyak 501.356 ekor(BPS
Sumatera
Barat,
2001).Sebahagian
besar
dari
populasi ini
terdiri
dari bangsa-
bangsa sapilokal
setempat, sapi
Bali,
peranakan Ongoleserta
berbagai
hasil
persilangannya,serta
sebagiankecil
lainnya
berupabangsa sapi impor, seperti; Simmental,
Charolais,
dan
berbagai
hasil
per-silangannya dengan ternak lokal.Bangsa
sapi
lokal
SumateraBarat dikenal
dengan
nama
sapiPesisir
dan
merupakan salah
satubangsa
sapi khas
lokal
Indonesia(Utoyo
et a1.,1996), sapiini memiliki
tubuh
berukuran
lebih
kecil
dibandingkan dengan beberapa
sapilokal
Indonesia
lainnya,
misalnyabobot
hidup umur
dewasa hanya 85,9%
dafi sapi Madura ($iregar
et
ql.,1985), 70,8 Yo dari sapi
Bali,
dan 48,3%
dart sapi PO (FapetIpB-Ditjennak,
1985). Bangsa
sapi
ini
memegangperanan
penting baik
dalampengadaan
ternak potong
untukkeperluan sehari
-
hari maupun ternak qurbanIdul
Adhadi
Sumatera Barat.1)
sarbaini,- Dr, MSc,
k.
Lektor Kepala Genetika dan pemuliaan Ternak pada program Produksi Ternak, Fakultas petemakan Universitas AndalasSarbaini : Analisis Multivariot Ukuran Tubuh Sebagai Penduga Hubungan Kekerabotqn Subpopulasi
64
Sarbaini : Analisis Multivariat Ukuran Tubuh Sebagai Penduga Hubungan Kekerqbatan SubpopulasiPopulasi
sapi
ini
khususnyadikenal dan dijumpai
di
KabupatenFesisir
Selatan
dan
belum
adainformasi
apakah bangsasapi
Pesisirini
juga
ditemukan
di
wilayah
lain
Sumatera
Barat
atauwilayah
lainnyadi
Sumatera.Ukuran-ukuran tubuh telah lama
digunakan
untuk
membedakan ataumengidentifrkasi satu spesies. Metoda
ini juga
telah banyak digunakan untukmembedakan
antar
bangsa
temak, seperti Herrera etal.
(1996) padalima
bangsa
kambing
Andalusia
dan Suparyantoet
al.
(1999) pada dombaekor
tipis
dan domba
ekor
gemuk Indonesia.Oleh
sebab
itu,
penelitian ini
dilakukan dengan
tujuan
untukmengidentifikasi
atau
membedakan bangsa sapi Pesisir dengan sapilokal
lainnya
berdasarkan
pada
ukuran-ukuran tubuh.Materi
DanMetoda
Penelitian
ini
dilakukan
di
tiga
subpopulasi/kabupaten
di
SumateraBarat,
yakni:
kabupaten
PesisirSelatan (Kecamatan Ranah
Pesisir), Padang Pariaman (Kecamatan Ulakan-
Tapakis)
dan
Agarn
(KecamatanTanjung
Mutiara). Sampel sapi
di-ambil
dari
masing
masing
subpopulasi secara acak (Steel dan Torrie,
ree5).
Sampel
pada
penelitian
ini
adalah sapi
jantan dan betina
yangdipelihara
masyarakat
dengan
lima
tingkat umur (0,5
-
l,
1-
2, 2-
2,5, 3-
3,5, dan 4 tahun ataulebih).
Ukuran-
ukuran tubuh yang diamati
adalahbobot
badan, panjang badan, tinggi
pundak,
lebar
dada
lingkar
dadu
tinggi
pinggul,
lebarpinggul,
panjang kepala dan lebar kepala.Total
sampelyang
diamati pada
penelitian ini
adalah sebanyak
527
ekor yangterdiri
dafi 286 ekor
pada kabupaten PesisirSelatan, I 11 pada kabupaten Padang
Pariaman,
dan 131 ekor
pada Kabupaten Agam.Analisis fungsi
diskriminan
di-gunakan untuk menghasilkan
kemung-kinan terbaik untuk
memisahkan dua atau lebih kelompokinidividu (Manly,
1e86).
Pendekatan
yang
digunakandalam
analisis diskriminan
adalatrdengan
menggunakan
jarak
Maha-lanobis
(Manly,
1986;
dan
Siswadidan Suharjo, 1997), dengan persamffrn
(Manly,
1986): nnd:
2,
Z
(xp-
pp)v"(x,-
p") r=l s=lDalam
menduga
parameterkuantitatif yang memberikan pengaruh
terbesar terhadap penyebab terjadinya
pengelompokan antar subpopulasi atau
untuk
mengidentifikasi
hubungandiantara
dua set
peubah
digunakan analisis korelasikanonik.
Analisis
ini
dilakukan
dengan mencari kombinasilinier
peubah
peubah
pada
set periama yang berkorelasi palingtinggi
dengan
kombinasi
linier
peubah peubah pada set kedua(Lebart et
al.,1e84).
Program
statistik
SAS ver. 6.12dengan
prosedur PROC.
DISCRIM
digunakan
untuk
membantu
perhi-tungan analisis statistik
ini.
Hasil
I)an
PembahasanAnalisis
diskriminan
Analisis
fungsi
diskriminanlinier
terhadap semua ukuran-
ukurantubuh pada
tiga
subpopulasi sapilokal
Sumatera
Barat
menghasilkan penge-lompokan menurut subpopulasiSarbaini : Analisis Multivsriat (Jkuran Tubuh Sebagai Penduga Hubungan Kekerabaan 65 Subpopulasi
Tabel
1.
PengelornpokanSapi
Lokal
SumateraBarat Menurut
Subpopulasi Berdasarkan Analisis FungsiDiskriminan
Subpopulasi Subpopulasi
Pesisir
Selatan
Padans Pariaman Aeam TotalPesisir
Selatan
n (%) Padang Pariaman n (%)Agam
n (%) 247 86,36 30 27,03 68 51,91t7
5,94 78 70,27 11 8,40 22 7,69 J 2,74 52 39,69 286 100lll
100 131 100 Total 345 65,34 106 20,08 77 14,58 528 100 n (%)atau
daerah
asal
sebagaimanadisajikan pada Tabel
I
berikut.Dari
Tabel
1 di
atas
dapatdikemukakan
bahwa
tingkatkesesuaian pengelompokan sapi
lokal
Sumatera
Barat menurut
subpopulasiberkisar antara 39,69
o -
86,36
Yo-Kesesuaian
tertinggi
ditemukan
pada subpopulasi Pesisir Selatan (86,36 Yo),kemudian
diikuti oleh
PadangPariaman (70,27
%)
dan
terendahdalam
subpopulasiAgam
(39,69
%).Pada
subpopulasi
Pesisir
Selatan, sebagian besar sampel (86,36%)
dar,286 ekor
sampelmemiliki
kecocokandalam subpopulasinya. Hanya
seba-gian
kecil
diantara sampel
ini
yang masuk ke subpopulasilain, yakni
5,94%
dart anggota subpopulasiini
masukke
subpopulasi Padang Pariaman dan7,69
oA masukke
subpopulasi Agam.Dari
111 sampel subpopulasi Padang Pariaman, sebahagian besar (70,27o
)
sampel
memiliki
kesesuaian
dalamsubpopulasinya,
27,03
o/omasuk
kesubpopulasi
Pesisir
Selatan,
dan sebahagiankecil
(2,70
%)
masuk ke subpopulasi Agam.Dari 131 ekor
sampelsubpopulasi
Agam
hanya
sebagiankecil
(39,69
%)
yang
sesuai dalamsubpopulasinya.
Sebagian
besar Jurnal P eternakan Indonesia., 1 2 ( I ) : 6 j -6 8, 2 007(51,91
%)
dart anggota subpopulasiini
masuk
ke
subpopulasi Pesisir Selatan,dan sebagian
kecil
(8,4A%)
masuk ke subpopulasi Padang Pariaman.Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
subpopulasisapi
Pesisir
Selatan
dan
Agammemiliki
tingkat
kesamaanmorfologi
lebih tinggi
dibanding
dengansubpopulasi Padang Pariaman.
Ditinjau
dari analisisjarak
antarkelompok,
Tabel 2
berikut
menunjukkan bahwa
jarak
terbesardiperlihatkan
antara
subpopulasiPadang Pariaman
dan Agam
(5,37),kemudian
diikuti
antara
subpopulasiPesisir
Selatandan
Padang Pariaman(4,44)
dan
terendah antara
PesisirSelatan
dan Agam
(1,06).
Hal
ini
menunjukkan bahwa diantara
ke
tiga
subpopulasi
sapi
pesisir
SumateraBarat,
subpopulasi
Pesisir
Selatanmemiliki
hubunganyang
relatif
lebihdekat
dengan
subpopulasi
Agamdibandingkan
hubungan
antarasubpopulasi Padang Pariaman dengan
subpopulasi Pesisir Selatan dan Agam.
Sebagaimana
dikemukakanpada
hasil
analisis
di
atas,
antara subpopulasi Pesisir Selatan dan Agammemiliki
tingkat
kesamaanmorfologi
lebih
tinggi
dibandingkan antara
ke66
Sarbaini: Analisis Multivariat UkuranTubuhSebagai Pendugallubungan Kekerabatan Subpopulasidua
subpopulasi
ini
dengan subpopulasi Padang Pariaman.Hasil ini
mengindikasikanbahwa ternak
sapi
pada
ke
dua subpopulasi Pesisir Selatan dan Agamini
diduga berasal dari moyang yang sama. Sebaliknya, memisahnya ukuran-
ukuran
morfologi sapi
pada
sub populasi Padang Pariaman dari ke dua subpopulasi Pesisir Selatan dan Agammungkin
disebabkan
oleh
karena ternak sapidi
daerahini
telah banyak bercampur dengan bangsa-
bangsasapi lain, baik
melalui
programinseminasi
buatan
dan/atauperkawinan
alam.
Hal
ini
mungkindisebabkan
karena
wilayah
Padang Pariaman sejak lama lebih terbuka danpola
beternak
masyarakatnya sudahlebih
rnaju dibanding Pesisir Selatan dan Agam.Dari
Tabel2
dapat dikontruksipohon
jarak
yang
menggambarkanhubungan
antar ketiga
subpopulasisapi lokal
Sumatera
Baratsebagaimana disajikan pada Gambar
l.
Konstruksi pohon jarak ini semakin memperjelaslebih
eratnya hubungan antara subpopulasi Pesisir Selatan dan Agam dibandingkan dengan hubunganantara
subpopulasiPesisir
Selatan dengan subpopulasi Padang Pariaman. Tabel 2. JarakAntar Subpopulasi Sapi Lokal Sumatera BaratSubpopulasi
Subpopulasi Pesisir Selatan Padang Pariaman Agam Pesisir Selatan Padang Pariaman Agam 4,44 0 1,06 5,37 0
subpopulasi
Pesisir SelatanGambar 1. Pohon Jarak Antar Ke Tiga Subpopulasi sapi Lokal Sumatera Barat
Pariaman
Sarbqini : Anqlisis Multivariat Ukuran Tubuh Sebagai Penduga Hubungan Kekerabatqn 67 Subpopulasi
Analisis
Peubah
Pembeda
Antar
Subpopulasi
Sapi
Lokal
SumateraBarat
Hasil
analisakorelasi
kanonikantar ukuran tubuh yang menyebabkan perbedaan antar subpopulasi disajikan
pada Tabel 3.
Nilai
korelasi kanonik
padasatu peubah
mengindikasikankontribusi
peubah-peubah
tersebut sebagai pembeda antar kelompok atausubpopulasi.
Berdasarkan pada Tabel3 di
atasdapat
dikemukakan bahwapada
fungsi kanonik
I
ditemukanbeberapa
peubah
dengan
korelasikanonik
yang
relatif tinggi,
yaituberturut-turut
dari
yang
tertinggiadalah:
tinggi
pundak (0,677); tinggi
pinggul (0,649);
lebar kepala (0,543);bobot badan (0,535);
serta
panjangkepala
(0,518).
Hasil
ini
meng-gambarkanbahwa
ukuran tubuh yangpaling
berperan sebagai
pembedasubpopulasi
sapi
Pesisir
SumateraBarat,
secara
berurutan
dari
yangterkuat
atauterpenting
adalah:tinggi
pundak,
tinggi pinggul,
lebar
kepala,bobot
badan
dan
panjang
kepala.Sebaliknya, beberapa peubah lainnya
pada
peubah
kanonik
I
(panjangbadan,
lingkar dad4 lingkar
pinggul,dalam dada, dalam
pinggul,
lebardada,
dan lebar
pinggul),
dan
semuapeubah
pada fungsi kanonik
2memiliki nilai
korelasi kanonik
yangrelatif
rendah,
berkisar
dari
-0,038
sampai dengan
0,422. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
peubah-peubahini
kurang
berperan
sebagai peubah pembeda antar subpopulasi sapilokal
Sumatera Barat.
Kesimpulan
Dari
penelitian
ini
dapatdisimpulkan
bahwa
terdapatperbedaan subpopulasi
yang
cukupbesar antara
subpopulasi
PadangPariaman
dan
Agam,
tetapi
adakesamaan
yang cukup
tinggi
antarasubpopulasi Pesisir Selatan dan Agam.
Tinggi
pundak,
tinggi pinggul,
lebarkepala
dan
panjang kepala
adalahukuran-ukuran
tubuh yang memiliki
peranan utama sebagai pembeda antar
subpopulasi
sapi Pesisir
di
SumateraBarat.
Tabel
3.
Struktur
Total Kanonik
Ukuran-Ukuran
Tubuh
Sapi
Lokal
Sumatera BaratPeubah Kanonik 1 Kanonik 2
Bobot badan Panjang badan Lingkar dada
Lingkarpinggul
Tinggi
pundak Tinggi pinggul Dalam dada Dalam pinggul Lebar dada Lebar pinggul Fanjang kepala Lebar kepala 0,535470 0,342522 0,422109 0,315459 0,677485 0,649669 0,207003 0,151245 0,380323 0,113841 0,517587 4,543441 0,254161 0,274t27 0,166837 0,209128 0,137957 0,320020 0,297473 0,369574 - 0,341523 - 0,038113 - 0,182427 0,29497268
Sarbaini : Analisis Multivariat U|atrqn Tubuh Sebagai Penduga Hubungan Kekerabatan SubpopulasiDaftar
PustakaBPS
Tingkat
I
Sumatera Barat. 2001. Sumatera Barat Dalam Angka.Fapet
IPB
Ditiennak.
1985.Standarisasi
Bibit
Sapi
Lokal.Departemen Pertanian, Jakarta.
Herrera,
M., E.
Rodero,
M.J.Guttierrez,
F.
Peria,
and
J.M.Rodero. 1996. Application
of
multifactorial
discriminantanalysis
in
the
morphostructuraldifferentiation
of
Andalusiancaprine breeds.
Small Rum.
Res.22: 39
*
47.,Lebart,
L.,
Alain,
M.
and
Kenneth,M.W.
1984.
Multivariate
Descriptive
Statistical
Analysis.John
Wiley
&
Sons.New
York- Chichester-Brisbane-Toronto-Singapore.
Manly, B.F.J.
1986.
Multivariate
Statistical Methods:
A
Primer.Chapman
and
Hall.London
-New
York.
Siregar,
A.R.,
C. Talib,
K.
Diwyanto,P.Sitepu,
H.
Prasetyo,
U.Kusnadi,
P.
Sitorus
dan
D.Budiwiyono.
1985. PerformanceSapi Madura
di
Pulal
Madwa,Direktorat
Jendral
Peternakandan Balai
Penelitian
Ternak.Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta.Siswadi
dan
B.
Suharjo.
1997.Analisis
Eksplorasi Data
Peubah Ganda.FMIPA
(IPB)Steel,
R.G.D.,
danJ.H.
Tonie.
1995.Prinsip
dan Prosedw
Statistika:Suatu
pendekatan
biometrik.Edisi
kedua.
PT.
Gramedia. Jakarta.Suparyanto,
A., T.
Purwadaria,
danSubandriyo.
1999.
Pendugaan Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Bangsa dan KelompokDomba
di
Indonesia
Melalui
Pendekatan
Analisis
Morfologi.
J.
Ilmu
Ternak danVeteriner
2(4):
80-87.Utoyo, D.P.,
Djarsanto,
dan
S.N.Nasution.
1996. Animal
GeneticResources and Domestic
Animal
Diversity
in
Indonesia.Ministry
of
Agriculture,
DirectorateGeneral
of
Livestock
Services,Directorate
of
LivestockBreeding Development. Jakarta.
Wiley, E.O.
1981. Phylogenetics: TheTheory
and
Practice
of
Phylogenetic
Systematics. JohnWiley
&
Sons
Inc.
Canada.Alamat knresponderzsi:
Dr.Ir.
Sarbaini, M.ScJurusan Produksi Ternak Fakultas peternakan Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, padang