Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi diri dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta di Kota Yogyakar
Teks penuh
(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.
(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.
(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Bos Brewok yang Maha Asik. Orang Tua Terhebat Ibu Retno Mahanani dan Bapak Sabar Matheus. Kakak Terkasih Vincentius Septian Surya Pradana. Semua orang yang Tuhan hadirkan untuk menyapa hidupku dengan berbagai makna. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma. iv.
(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Rest well, eat well, do well. So, I can do better.. v.
(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.
(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.
(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN EFIKASI DIRI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta di Kota Yogyakarta Stella Maris Ria Sari Dewi Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif: 1) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan efikasi diri; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan keterampilan berpikir kreatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai bulan Maret 2017. Data populasi sebanyak 412 siswa, diambil sampel 106 siswa dengan teknik Cluster Sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan di analisis menggunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan efikasi diri (Spearman’s rho = (+) 0,537; nilai sig (1-tailed) = 0,00 < α 0.01); 2) terdapat hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan keterampilan berpikir kreatif (Spearman’s rho = (+) 0,616; nilai sig (1-tailed) = 0,00 < α 0.01).. viii.
(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE CORRELATIVE LEVEL BETWEEN ACTIVE LEARNING IMPLEMENTATION IN ACCOUNTING WITH SELF-EFFICACY AND THE SKILLS OF STUDENTS’ CREATIVE THINKING A Survey on the last year high school students of SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, and SMA Stella Duce 1 Yogyakarta in Yogyakarta Stella Maris Ria Sari Dewi Sanata Dharma University 2017 The objectives of this study are to find out positive correlation between; 1) the level of active learning implementation in accounting subject and self-efficacy; 2) the level of active active learning implementation in accounting subject and creative thinking skill. This study is a correlation research. The research was carried out from February, 2017 until March, 2017. The research’s population were 412 students, with total samples were 106 students taken by using Cluster Sampling technique. The data were collected by giving questionnaires and analyzed by using Spearman Correlation. The results of this study show that; 1) there is a positive relation between the level of active learning implementation in accounting subject and self-efficacy (Spearman’s rho = (+) 0,537; sig’s value (1 – tailed) = 0,00 < α 0,01); 2) there is a positive relation between the level of active learning implementation in accounting subject and creative thinking skill (Spearman’s rho = (+) 0,616; sig’s value (1 – tailed) = 0,00 < α 0,01.. ix.
(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karunia dan karuniaNya penulis dapat dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Efikasi Diri dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa” dengan lancar. Penulisan proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat terselesaikannya skripsi yang mana skripsi adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan dan penulisan proposal penelitian ini banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal penelitian ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Akuntansi Sanata Dharma. 4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing itu terima kasih untuk doa, bimbingan, serta bantuannya selama ini.. x.
(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Bapak Laurentius Saptono yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini 6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membimbing saya selama proses perkuliahan. 7. Staf Kesekretariatan Pendidikan Akuntansi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membantu saya dalam urusan administrasi selama proses perkuliahan. 8. Kedua Orang Tuaku Ibu Retno Mahanani dan Bapak Sabar Matheus yang telah dengan sabar membimbingku selama ini dengan senantiasa memberikan doa, dukungan, dan perhatian dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini. 9. Kakakku Vincentius Septian Surya Pradana yang telah memberikan doa, dukungan untuk menyelesaikan skripsi. 10. Sahabat-sahabat tercinta Niken Clara Swasti, Natalia Ratna, Devina Setya Dewi, Ichlasi Lintang Suminar, Chandra Maharani, Mbak Ami, Mbak Wucha, Mbak Tiwi. 11. Teman-teman satu bimbingan skripsi: Yosepha Irma, Irene Cahya, Mandala Surya, Monika Elsa, Ira Satria, Kornelia Venti, Yeriani Gulo, Laurentius Dedy, Agnes Aryanti, Leni Katri, Agus Purwoko, Manda, Desy. 12. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas empat tahun yang. xi.
(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.
(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................1 B. Batasan Masalah .........................................................................................3 C. Rumusan Masalah.......................................................................................4 E. Manfaat Penelitian ......................................................................................4. xiii.
(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 6 A. Kurikulum 2013 ..........................................................................................6 B. Keterlaksanaan............................................................................................7 C. Pembelajaran Aktif .....................................................................................7 1.. Pengertian ................................................................................................. 7. 2.. Model - Model Pembelajaran Aktif .......................................................... 8. 3.. Indikator Pembelajaran Aktif ................................................................. 10. D. Efikasi Diri .................................................................................................15 1.. Pengertian Efikasi Diri ........................................................................... 15. 2.. Sumber Efikasi Diri ................................................................................ 16. 3.. Efikasi diri sebagai prediktor tingkah laku ............................................. 18. 4.. Indikator Efikasi Diri .............................................................................. 20. E. Keterampilan Berpikir Kreatif ................................................................25 1.. Pengertian ............................................................................................... 25. 2.. Ganjalan-ganjalan berpikir kreatif .......................................................... 27. 3.. Indikator Berpikir Kreatif ....................................................................... 28. F. Kerangka Berpikir ....................................................................................31 G. Model Penelitian ........................................................................................32 H. Hipotesis .....................................................................................................33. xiv.
(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35 A. Jenis Penelitian ..........................................................................................35 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................35 C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................36 D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................................37 E. Definisi Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran .............................41 F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................46 G. Pegujian Instrumen Penelitian.................................................................47 H. Teknik Analisis Data Deskriptif ..............................................................53 BAB IV GAMBARAN UMUM .......................................................................... 60 A. Identitas SMA Negeri 3 Yogyakarta .......................................................60 B. Identitas SMA Negeri 8 Yogyakarta .......................................................62 C. Identitas SMA Stella Duce 1.....................................................................63 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 67 A. Deskripsi Data ...........................................................................................67 B. Pengujian Prasyarat Analisa Data ..........................................................72 C. Pengujian Hipotesis ...................................................................................73 D. Pembahasan ...............................................................................................77. xv.
(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ........................ 83 A. Kesimpulan ................................................................................................83 B. Keterbatasan ..............................................................................................83 C. Saran ..........................................................................................................84 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86 LAMPIRAN ......................................................................................................... 90. xvi.
(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Prediksi Tingkah Laku Efikasi Diri yang Tinggi atau Rendah Dikombinasikan dengan Lingkungan yang Responsif atau Tidak Responsif ..................................................................... 19 Tabel 3.1 Nama dan Alamat Sekolah ........................................................... 35 Tabel 3.2 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa.................................................. 36 Tabel 3.3 Sampel Sekolah untuk Diteliti ....................................................... 40 Tabel 3.4 Operasional Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif .............................................................................................. 43 Tabel 3.5 Operasional Variabel Efikasi Diri ................................................. 44 Tabel 3.6 Operasional Variabel Keterampilan Berpikir Kreatif ................... 45 Tabel 3.7 Skor Instrumen .............................................................................. 46 Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif........................................................................ 48 Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Efikasi Diri............................ 49 Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Variabel Keterampilan Berpikir Kreatif ............................................................................. 50 Tabel 3.11 Hasil Pengujian Kedua Validitas Variabel Keterampilan Berpikir Kreatif ........................................................................................... 51 Tabel 3.12 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................ 52 Tabel 3.13 Nilai Presentil PAP Tipe II............................................................ 54 Tabel 3.14 Interval Skor Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Akif ............ 55 Tabel 3.15 Interval Skor Efikasi Diri .............................................................. 55. xvii.
(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 3.16 Interval Skor Keterampilan Berpikir Kreatif................................. 56 Tabel 3.17 Tingkat Hubungan Variabel .......................................................... 58 Tabel 5.1 Responden Penelitian .................................................................... 68 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah .......................................................................................... 68 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................................................... 69 Tabel 5.4 Interpretasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif ............. 70 Tabel 5.5 Interpretasi Efikasi Diri ................................................................. 70 Tabel 5.6 Interpretasi Keterampilan Berpikir Kreatif ................................... 71 Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Efikasi Diri .................................. 72 Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Keterampilan Berpikir Kreatif..... 73 Tabel 5.9 Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Efikasi Diri .................................. 74 Tabel 5.10 Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan Keterampilan Berpikir Kreatif .... 76. xviii.
(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran ........................................................................................................ 90 Lampiran 1 Kuesioner Instrumen Penelitian .................................................. 91 Lampiran 2 Data SMA Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta ......................... 99 Lampiran 3 Data Induk Penelitian ................................................................. 102 Lampiran 4 Perhitungan Tabel Korelasi r ...................................................... 116 Lampiran 5 Surat Izin Penelitian .................................................................... 120 Lampiran 6 Surat Izin Melakukan Penelitian ................................................. 125 Lampiran 7 Uji Validitas ................................................................................ 127 Lampiran 8 Uji Reliabilitas ............................................................................ 132 Lampiran 9 Uji Normalitas ............................................................................ 134 Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 136. xix.
(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting pengaruhnya bagi suatu bangsa. Pendidikan mampu melahirkan generasi yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang, supaya dapat bersaing dengan bangsa lain dan agar tidak semakin tertinggal karena arus global yang berjalan cepat. Masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada mutu sumber daya manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan tersebut dapat kita wujudkan melalui pendidikan dalam keluarga, pendidikan masyarakat, maupun pendidikan sekolah. Saat ini pendidikan sangatlah terbantu dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran terasa lebih aktif dan menyenangkan. Pembelajaran aktif merupakan sistem belajar yang diyakini memberikan makna yang signifikan, terutama bagi sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa mampu mencari informasi secara mandiri mengenai apapun yang siswa butuhkan dalam belajar. Kurikulum 2013 salah satunya berkaitan dengan. upaya. peningkatan. proses. pembelajarannya. yang. harus. mengembangkan semua komponen pembelajaran, mulai dari perumusan tujuan beserta indikator - indikatornya, materi, metode, media, sampai pada penyusunan perangkat evaluasinya.. 1.
(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Dalam pembelajaran aktif siswa dituntut secara mandiri memiliki pendapat, persepsi, maupun langkah-langkah pemecahan masalah yang berbeda antara satu individu dengan yang lainnya. Pembelajaran aktif juga membuat siswa berani tampil percaya diri atau menunjukan keahliannya, serta merasa bebas untuk berekspresi mengemukakan ide dan gagasannya tanpa batasan. Kepercayaan diri timbul dari dalam hati, pikiran, dan mulai diterapkan dalam tindakan. Seseorang yang kurang berinteraksi dengan sesama maka kepercayaan dirinya akan rendah dan cenderung memiliki sifat malu serta tertutup. Pembelajaran aktif membawa siswa mampu bekerja aktif serta memiliki tingkat keyakinan diri yang tinggi. Keyakinan dalam diri siswa tentang sejauh mana siswa memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan suatu tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil selanjutnya. Proses pembelajaran aktif mampu menimbulkan rasa keingintahuan yang tinggi, sehingga siswa secara terus-menerus akan bersemangat dalam belajar dan secara otomatis meningkatkan kinerja otak untuk berpikir kreatif. Melalui berpikir kreatif siswa belajar untuk menyelesaikan masalah yang timbul dengan mencari solusi yang tepat. Kreativitas mempertajam bagian - bagian otak yang berhubungan dengan kognitif, dengan mengembangkan dan menggunakan semua otak, pembelajaran akan bisa dimaksimalkan..
(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Pembelajaran. Aktif. mampu. merangsang. efikasi. diri. dan. keterampilan berpikir kreatif siswa. Siswa mampu mengoptimalkan kegiatannya, serta mengemukakan pendapatnya dengan rasa bangga melalui materi yang telah dipelajari. Siswa berani untuk mulai berimajinasi, berpikir kreatif, dan memunculkan prespektif baru yang bertujuan untuk menghadapi persoalan serta memecahkan masalah, merumuskan analisa atau pandangan dari materi yang telah siswa pelajari. Kota Yogyakarta memiliki beberapa SMA unggulan, seperti SMA Negeri 3, SMA Negeri 8, dan SMA Stella Duce 1. Ketiga sekolah unggulan tersebut menerapkan kurikulum 2013 dan sudah terlaksana, namun peneliti ingin melihat seberapa kuatnya pembelajaran aktif berlangsung dalam proses belajar siswa. Maka penulis berkeinginan untuk meneliti hubungan keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi diri dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA di Kota Yogyakarta. B. Batasan Masalah Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah mengenai presepsi siswa tentang hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi diri dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Penelitian ini secara spesifik berfokus pada siswa SMA di Kota Yogyakarta..
(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan efikasi diri siswa? 2. Apakah ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan keterampilan berpikir kreatif siswa? D. Tujuan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk. mengetahui. adanya. tingkat. hubungan. positif. antara. keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan efikasi diri siswa. 2. Untuk. mengetahui. adanya. tingkat. hubungan. positif. antara. keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dan keterampilan berpikir kreatif siswa. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa Penelitian ini dapat digunakan mahasiswa sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang di dapat sehingga dapat menjadi bekal masa depan..
(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 2. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan menjadi inspirasi dan bahan evaluasi bagi guru dalam menerapkan proses pembelajaran dengan kurikulum yang ada dalam melakukan perbaikan - perbaikan atau evaluasi. 3. Bagi sekolah Diharapkan penelitian ini berguna bagi pihak sekolah apabila ingin mengetahui sejauh mana tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif mempengaruhi efikasi diri dan keterampilan berpikir kreatif. 4. Bagi universitas Penelitian ini dapat dijadikan sarana aktualisasi yang telah di dapat penulis..
(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI. A. Kurikulum 2013 Menurut KBBI (2008: 398) kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus. Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat di bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia ialah dengan menyusun, mengembangkan, dan menetapkan kurikulum 2013. Kurikulum baru ini secara serentak akan diberlakukan di seluruh tanah air Indonesia pada tahun pelajaran 2014/ 2015. 1. Pengertian Kurikulum menurut Fadillah (2014: 13) merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan, berhasil tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung pada kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif, dan efisien sesuai yang diharapkan. Karena itu, kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di masing-masing satuan pendidikan. Sebab, kurikulum merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/ 2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari. 6.
(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. B. Keterlaksanaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 627) keterlaksanaan berasal dari kata dasar laksana, yang mempunyai arti sifat, laku, atau perbuatan. Imbuhan keter-an menyatakan suatu hal atau peristiwa yang telah terjadi. Oleh sebab itu, keterlaksanaan adalah suatu hal, peristiwa, atau kejadian yang telah terjadi. C. Pembelajaran Aktif 1. Pengertian Menurut Silberman (2002: xxii) pembelajaran aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitasaktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat siswa untuk berpikir. Menurut Hollingsworth (2008: viii) Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang alami. Pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang mampu membuat siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, memicu semangat, dan memahami pengalaman yang dialami melalui aktivitas-aktivitas siswa dalam kerja kelompok..
(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 2. Model - Model Pembelajaran Aktif Menurut Amri (2013: 34) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Menurut Sudjana (Amri, 2013: 28) pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Kosasih, 2014: 83) adalah sebagai berikut: a. Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) Model pembelajaran penemuan mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sesuatu melalui proses pembelajaran yang dialaminya. Siswa diharapkan untuk terbiasa menjadi seorang ilmuan, yang tidak hanya sebagai penikmat, tetapi diharapkan mampu berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan. Discovery Learning mendorong siswa untuk berperan kreatif dan kritis karena guru tidak lagi berperan sebagai penyuplai ilmu pengetahuan, namun berperan sebagai motivator, fasilitator, manajer pembelajaran. Proses semacam inilah yang sering disebut sebagai student center b. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang berdasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi siswa terkait.
(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sedang dipelajari siswa. Problem Based Learning menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Model Problem Based Learning tidak selalu menuntut siswa untuk selalu melakukan studi lapangan untuk mendapatkan data otentik, seperti halnya kegiatan penemuan. Apabila masalah itu sudah bisa terjawab melalui diskusi dan membaca berbagai referensi, maka langkah seperti itu sudah cukup memadai. c. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai tujuan dan memfokuskan pada aktivitas siswa yang berupa pengumpulan informasi dan pemanfaatannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan siswa itu sendiri atau oranglain, namun tetap terkait dengan kompetensi dasar dalam kurikulum. Sama halnya dengan Discovery atau Problem Based Learning, Project Based Learning menggunakan masalah sebagai langkah awal pembelajarannya. Hanya saja masalah yang dimaksud berupa pertanyaan yang mengarah kepada kebutuhan siswa akan kegiatan ataupun barang tertentu. Kebutuhan itulah yang kemudian dijadikan sebagai proyek, sesuatu yang harus digarap, diperbuat, yang menghasilkan karya..
(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 3. Indikator Pembelajaran Aktif Suatu pembelajaran aktif dapat dikatakan pembelajaran aktif jika pembelajaran tersebut memiliki indikator-indikator Zulfahmi (2013: 278284) sebagai berikut: a. Pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa (student center) Pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa (student center). Oleh sebab itu, materi pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan kebutuhan, minat, dan orientasi siswa dalam kehidupan nyata. Apabila materi pembelajaran hanya dalam pandangan guru, maka siswa tidak akan berpartisipasi aktif dalam proses dan pemerolehan hasil belajarnya. b. Didasarkan atas tujuan yang jelas Pembelajaran hendaknya didasarkan atas tujuan yang jelas dan dipahami. siswa.. Guru. hendaknya. mengkomunikasikan. tujuan. pembelajaran sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Tanpa kejelasan tujuan, siswa tidak mungkin terlibat aktif dalam proses dan pemerolehan hasil belajarnya. c. Bersifat pemecahan masalah Pembelajaran aktif hanya dimungkinkan jika siswa dihadapkan pada suatu masalah yang perlu dipecahkan sehingga siswa melakukan proses penemuan. Namun, perlu dipertimbangkan kualitas masalah tersebut. Jika masalah terlalu ringan atau mudah untuk dipecahkan siswa cenderung tidak termotivasi. Sebaliknya, jika masalah terlalu berat atau.
(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. sukar (mungkin disebabkan juga oleh ketidakmampuan guru mengemas masalah tersebut) siswa cederung menarik diri atau tidak termotivasi. d. Mengoptimalkan kegiatan penemuan / inkuiri Melakukan penemuan, siswa hendaknya memiliki ramburambu yang jelas. Rambu-rambu tersebut dirumuskan bersama oleh guru dan siswa, atau dirumuskan guru namun disetujui, dikomunikasikan, dan dipahami siswa. e. Memungkinkan siswa mengkaitkan pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa mengaitkan pengalaman atau pengetahuan siap yang telah dimilikinya dengan pengalaman baru yang ditawarkan guru dalam bentuk masalah tersebut. Selanjutnya, interrelasi pengalaman tersebut akan. mengembangkan. kesadaran. siswa. tentang. kebermaknaan. pembelajaran bagi kehidupan, baik kehidupan sehari-hari maupun kehidupan akademis. Jika tidak terdapat pengaitan dan interrelasi pengalaman, pembelajaran tersebut tidak akan bermakna bagi siswa. f. Memungkinkan adanya perspektif baru pada diri siswa Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memungkinkan adanya perspektif/ pandangan baru siswa tentang topik atau materi pembelajaran. Perspektif baru tentang topik atau materi hendaknya bukan karena dijejalkan guru, tetapi sesuai dengan pengalaman ketika melakukan proses penemuan dan pemecahan masalah. Oleh sebab itu,.
(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. keaktifan siswa dapat diunjukkan melalui menanyakan, menanggapi, menyanggah, atau mengusulkan sesuatu kepada kelas (siswa lain dan guru). g. Memungkinkan berkembangkanya konstenlasi nilai asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa Pembelajaran aktif hendaknya memungkinkan berkembangnya konteslasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa. Pembelajaran tentang menyimak berita, misalnya, hendaknya mampu mengembangkan kesadaran siswa bahwa berita yang baik bukan hanya didasarkan atas penggunaan bahasa yang baik dan benar, tetapi juga didasarkan atas wawasan keilmuan (sosiologi, psikologi, antropologi, dan sebagainya) penulis berita. h. Memungkinkan siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya Pembelajaran. aktif. hendaknya. memungkinkan. siswa. mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya. Artinya, siswa memahami hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai sesuai dengan topik dan menyadari hal - hal apa yang belum dipahami. i. Menfasilitasi memahami permasalahan dan mengaitkan pengalaman siap dengan pengalaman yang baru, pembelajaran aktif, memerlukan media yang layak Untuk menfasilitasi memahami permasalahan dan mengaitkan pengalaman siap dengan pengalaman yang baru, pembelajaran aktif.
(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. memerlukan media yang layak. Konsep kelayakan media jelas bersifat relatif tergantung pada karakteristik siswa, materi, tujuan pembelajaran, sarana dan prasarana, serta kemampuan guru. Namun, dalam pembelajaran menyimak, karakteristik utama media yang diperlukan siswa adalah media yang memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan auditori. Jadi, media tersebut dapat berupa media audiovisual atau yang paling sederhana adalah media auditif. Untuk pembelajaran menulis, misalnya menulis artikel, media teks tertulis merupakan hal yang mutlak diperlukan agar siswa tidak mengembangkan verbalisme tentang artikel dan langsung memperoleh gambaran yang jelas tentang artikel tersebut beserta karakteristiknya. j. Hanya memungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subjek yang bertanggung jawab secara mandiri Pembelajaran hanya dimungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subyek yang bertanggung jawab secara mandiri, baik dalam proses maupun pemerolehan hasil belajarnya. Faktor kesadaran dan tanggung jawab individual siswa merupakan faktor yang penting karena siswa akan aktif memilih, merencanakan, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan strategi individual guna mencapai keberhasilan belajarnya. Untuk itu, siswa hendaknya mengembangkan kesadaran tentang apa tujuan pembelajaran yang hendak ditempuh, apa manfaatnya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks akademis, sosial, dan pengembangan diri, apa.
(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran, bagaimana melaksanakan langkah-langkah tersebut, dan berani menanggung resiko atas hal-hal yang sudah disadari dan dilakukannya dalam proses pembelajaran. k. Melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indra Pembelajaran tidak hanya melibatkan aktivitas fisik dan mental tetapi juga keseluruhan indera. Seluruh faktor tersebut akan digerakkan jika siswa menempuh prinsip belajar sambil berbuat dan belajar melalui mengalami. Dengan kata lain, aktivitas tersebut akan mengembangkan kesadaran siswa tentang pembelajaran yang bermakna atau meaningful learning. l. Pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga kiri Dari sudut aktivitas otak, pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga kiri. Dengan kata lain, faktor kesadaran dan ambang sadar hendaknya dikembangkan secara maksimal. Faktor emosi sangat tergantung pada penciptaan suasana yang menyenangkan dalam konteks kelas yang demokratis. Siswa hendaknya juga mampu mengendalikan emosi dan dapat menikmati proses dan pemerolehan hasil belajarnya. m. Terjadi dalam interaksi sosial yang kondusif dan dinamis Meskipun pembelajaran merupakan aktivitas individual, namun faktor interaksi sosial juga sangat menentukan. Interaksi sosial, baik.
(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. antara siswa-guru, siswa-siswa lainnya, siswa lingkungan merupakan manifestasi kemandirian dan tanggung jawab individu dalam konteks kebersamaan melalui kerja sama. Kebersamaan dan kerja sama sangat diperlukan dalam pembelajaran bahwa karena fungsi utama bahasa adalah alat komunikasi sehingga belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi. Komunikasi tidak mungkin terjadi jika tidak ada konteks, di antaranya adalah pengirim dan penerima pesan atau peserta komunikasi. n. Ada umpan balik Pembelajaran aktif dipengaruhi oleh umpan balik. Bagi siswa, umpan balik dimanfaatkan untuk merefleksi apa yang telah dipelajari, apa yang belum dikuasai, apa yang dapat direncanakan dan dikerjakan pada masa mendatang untuk mengembangkan hal-hal yang telah dipelajari, dan apa manfaat materi tersebut bagi pengembangan keilmuan maupun kehidupan masa mendatang. Bagi guru, umpan balik dapat dimanfaatkan. untuk. mencermati. pembelajaran. yang. telah. kelemahaman. dilaksanakan. dan. dan. kekuatan. mengembangkan. pembelajaran yang lebih baik pada masa mendatang. D. Efikasi Diri 1. Pengertian Efikasi Diri Menurut Alwisol (2004: 287) efikasi diri atau efikasi ekspektasi (self effication – efficacy expectation) adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu..
(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Efikasi diri menurut Bandura (Suseno, 2002: 114) merupakan perasaan, penilaian seseorang mengenai kemampuan dan kompetensi yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya. Menurut Bandura (Suseno, 2002: 114) menyatakan bahwa efikasi diri seseorang akan kemampuan-kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan. serangkaian. tindakan. yang. diperlukan. untuk. menghasilkan suatu hal. Menurut Suseno (2012: 141) seseorang yang mempunyai efikasi diri tinggi akan berperilaku tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan, lebih giat, dan lebih tekun dalam berusaha. Saat menghadapi kendala atau kesulitan, seseorang dengan efikasi diri tidak akan mudah menyerah, tidak mudah cemas, jarang kecewa. Sebaliknya seseorang dengan efikasi diri rendah cenderung kurang mampu mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan yang ditargetkan, memiliki keraguan akan kemampuan dirinya dan apabila menghadapi kendala akan cenderung mudah putus asa dan menyerah dengan keadaan. 2. Sumber Efikasi Diri Menurut Alwisol (2004: 288) efikasi diri atau keyakinan diri dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan, atau diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi empat sumber, yakni:.
(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. a. Pengalaman performansi Pengalaman performansi adalah prestasi yang pernah dicapai pada masa lalu. Sebagai sumber, performasi masa lalu menjadi pengubah efikasi diri yang paling kuat pengaruhnya. Prestasi (masa lalu) yang bagus meningkatkan ekspektasi efikasi, sedang kegagalan akan menurunkan efikasi. Mencapai keberhasilan akan memberi dampak efikasi yang berbeda-beda, tergantung proses pencapaiannya: 1) Semakin sulit tugasnya, keberhasilan akan membuat efikasi semakin tinggi. 2) Kerja sendiri, lebih meningkatkan efikasi dibanding kerja kelompok, atau dibantu orang lain. 3) Kegagalan menurunkan efikasi, kalau orang merasa sudah berusaha sebaik mungkin. 4) Kegagalan dalam suasana emosional/stress, dampaknya tidak seburuk kalau kondisinya optimal. 5) Kegagalan sesudah orang memiliki keyakinan efikasi yang kuat, dampaknya tidak seburuk kalau kegagalan itu terjadi ada orang yang keyakinan efikasinya belum kuat. 6) Orang yang biasa berhasil, sesekali gagal tidak mempengaruhi efikasi. b. Pengalaman Vikarius Efikasi dapat diperoleh melalui model-model atau perilaku sosil di lingkungan sekitar. Efikasi akan meningkat ketika mengamati.
(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. keberhasilan orang lain, sebaliknya efikasi akan menurun jika mengamati orang yang kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya ternyata gagal. Kalau figur yang diamati berbeda dengan diri si pengamat, pengaruh vikarius tidak besar. Sebaliknya ketika mengamati kegagalan figur yang setara dengan dirinya bisa jadi orang tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal di kerjakan figur yang diamati itu dalam jangka waktu yang lama. c. Persuasi Sosial Efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat memengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistis dari apa yang dipersuasikan. d. Keadaan emosi Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat mengurangi efikasi diri. Namun, bisa terjadi, peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) dapat meningkatkan efikasi diri. 3. Efikasi diri sebagai prediktor tingkah laku Menurut Bandura (Alwisol, 2004: 290) sumber pengontrol tingkah laku adalah resiprokal antara lingkungan, tingkah laku, dan pribadi. Efikasi diri merupakan variabel pribadi yang penting, yang kalau.
(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. digabung dengan tujuan-tujuan spesifik dan pemahaman mengenai prestasi, akan menjadi penentu tingkah laku mendatang yang penting. Setiap individu mempunyai efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang berbeda, tergantung kepada : a. Kemampuan yang dituntut oleh situasi yang berbeda itu. b. Kehadiran orang lain, khususnya saingan dalam situasi. c. Keadaan fisiologis dan emosional: kelelahan, kecemasan, apatis, murung. Efikasi yang tinggi atau rendah, dikombinasikan dengan lingkungan yang responsif atau tidak responsif, akan menghasilkan empat kemungkinan prediksi tingkah laku. Tabel 2.1 Prediksi Tingkah Laku Efikasi Diri yang Tinggi atau Rendah Dikombinasikan dengan Lingkungan yang Responsif atau Tidak Responsif Efikasi. Lingkungan. Tinggi. Responsif. Rendah. Tidak responsif. Tinggi. Tidak responsif. Rendah. Responsif. Prediksi hasil tingkah laku Sukses, melaksanakan tugas yang sesuai dengan kemampuannya. Depresi, melihat orang lain sukses pada tugas yang dianggapnya sulit. Berusaha keras mengubah lingkungan menjadi responsif, melakukan protes, aktivitas sosial, bahkan memaksakan perubahan. Orang menjadi apatis, pasrah, merasa tidak mampu..
(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 4. Indikator Efikasi Diri Dibawah ini merupakan indikator-indikator efikasi diri (Bandura, 1999: 76, 258-569) a. Academic self-efficacy 1) Mendapatkan bantuan guru saat kesulitan Siswa memperoleh bantuan dari guru pada saat siswa mengalami hambatan dalam proses belajar. Pengarahan yang diberikan oleh guru mampu membuat siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi yang sulit. 2) Konsentrasi belajar Siswa memiliki konsentrasi atau pemusatan perhatian belajar yang tinggi diharapkan mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru, dan mampu mengerjakan tugas-tugas dengan baik dan mandiri. 3) Mempelajari bahan ujian Siswa selalu mempersiapkan materi-materi ujian dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh sehingga siswa memahami isi dari materi tersebut. Siswa yang memiliki bekal ilmu yang cukup pasti memiliki keyakinan bahwa siswa mampu mengerjakan soal-soal ujian dan memperoleh nilai yang tinggi..
(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 4) Menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) Sikap. percaya. diri. siswa. mampu. membuat. siswa. menyelesaikan tugas-tugasnya tepat waktu atau sebelum waktunya. 5) Berkonsentrasi saat pembelajaran Pemusatan perhatian atau konsentrasi pada siswa saat pembelajaran berlangsung dapat meningkatkan kualitas ingatan siswa, sehingga siswa mampu fokus dalam proses pembelajaran. 6) Memahami materi pelajaran Siswa dengan mudah memahami materi pelajaran jika siswa bersungguh-sungguh dalam belajar. Siswa yang memiliki kepercayaan diri yang baik akan mudah mengikuti pelajaran karena memiliki tingkat fokus yang tinggi sehingga target belajar tercapai. 7) Memuaskan orang tua melalui hasil belajar Sikap siswa yang belajar dengan bersungguh-sungguh akan mendapat nilai atau prestasi yang bagus, oleh sebab itu pasti membuat orang tua bangga, karena kebahagian orang tua terletak pada kesuksesan anak. 8) Menyelesaikan ujian Sikap percaya diri mampu membawa siswa untuk memiliki rasa tangung jawab pada diri sendiri dalam menyelesaikan tugastugasnya bahkan ujian..
(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. b. Social self-efficacy 1) Mengekspresikan pendapat Dalam proses pembelajaran guru mengupayakan agar suasana kelas menjadi aktif, salah satu upaya tersebut adalah debat, tanya jawab, presentasi. Dengan demikian siswa diharapkan mampu mengekspresikan ide-idenya dan berani mengemukakan ide-ide tersebut di depan teman-temannya. 2) Menjadi teman bagi yang lainnya Siswa bukan hanya berteman dengan teman satu kelas atau satu sekolah, melainkan di lingkungan sekitarnya. Hal tersebut ditunjukkan bahwa siswa mampu berperan aktif dalam lingkungan sosial. 3) Berteman dengan teman ‘baru’ Siswa berani membuka diri untuk siapapun serta mampu menjadi pendengar yang baik. 4) Bekerja sama dalam kelompok Di dalam kelompok siswa mampu berpartisipasi aktif untuk menyampaikan pendapatnya dan mampu membuat kelompok lebih maju. 5) Mengomunikasikan hal yang tidak disukai kepada orang lain Siswa mampu mengungkapkan isi hatinya secara terbuka, hal ini dilakukan untuk menunjang pertemanan yang bersifat terbuka..
(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 6) Membuat lelucon Siswa yang sering membuat lelucon di kelas adalah siswa yang memiliki sifat humoris. Siswa secara polos dan spontan melakukan hal-hal lucu sehingga membuat teman-temannya terhibur, biasanya akan membawa suasana kelas menjadi ceria. 7) Mempertahankan hubungan pertemanan Kualitas pertemanan dapat di lihat dari karakter pribadi yang positif dan bagaimana siswa berinteraksi untuk membangun kebersamaan dalam keberagaman. 8) Mencegah pertengkaran Siswa mampu menumbuhkan kedekatan dan dapat memberi kesempatan untuk saling memberikan dukungan, serta memiliki kepedulian sehingga menumbuhkan kepercayaan dalam relasi pertemanan, dengan begitu pertengkaran dapat dihindari. c. Emotional self-efficacy 1) Menyemangati diri sendiri saat mengalami keadaan tidak menyenangkan Terlebih dahulu siswa membuat target-target dan sadar terhadap tugasnya, oleh sebab itu siswa memiliki semangat dalam diri untuk segera menyelesaikan tugas-tugasnya. Menimbulkan semangat dapat dilakukan dengan mendengarkan musik ketika mengerjakan tugas atau berolahraga sejenak di sela-sela tugas yang menumpuk..
(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 2) Mengendalikan diri saat kesulitan Siswa mengalami kesulitan dalam belajar, maka siswa akan mencari bantuan kepada guru dan teman-temannya untuk membimbingnya dalam belajar dan menyelesaikan tugasnya. 3) Mengendalikan diri untuk tidak gugup Siswa mampu mengendalikan diri dalam keadaan tenang, dan harus sudah siap jika akan mengadakan presentasi. Maka siswa perlu mempelajari catatan-catatan dan apa yang akan disampaikan secara cermat sebelum siswa maju ke depan kelas. 4) Mengendalikan perasaan Remaja memiliki perasaan atau suasana hati yang belum stabil. Dalam proses pembelajaran siswa yang memiliki tingkat percaya diri yang baik mampu memposisikan suasana hatinya di dalam kelas, perasaan hati yang baik juga mampu menunjang proses belajar ke arah positif. 5) Menyemangati diri saat lemah Saat siswa merasa lemah dalam proses pembelajaran, maka siswa harus mampu mengambil sikap untuk berpikir dan meyakinkan pada dirinya bahwa dia tidak boleh menyerah. 6) Mengomunikasikan ketidaksukaan pada orang lain Siswa memiliki banyak hubungan pertemanan, bukan hanya di sekolah bahkan di lingkungan rumahnya. Dengan banyaknya.
(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. interaksi sosial siswa diharapkan mampu menyampaikan kritikan dan saran kepada teman-teman dan masyarakat. 7) Mengendalikan. diri. dalam. pengalaman. yang. tidak. menyenangkan Pengalaman siswa sangatlah luas karena didapat bukan hanya di dalam kelas bahkan di lingkungan sekitarnya. Siswa mampu menilai pengalaman apa yang baik, buruk, sedih, bahagia, berkesan yang ada di dalam hatinya, dengan demikian siswa mampu mengambil sikap harus bagaimana untuk menyikapi persoalan yang akan dihadapinya. 8) Tidak mengkhawatirkan hal yang akan terjadi Keyakinan diri yang tinggi mampu membuat siswa optimis terhadap hasil yang akan di raihnya nanti. Siswa tidak perlu khawatir karena mereka sudah mempersiapkan segala hal dengan bersungguh-sungguh. E. Keterampilan Berpikir Kreatif 1. Pengertian a. Berpikir Menurut Uno (2014: 110) berpikir adalah hal esensi menyangkut kemanusiaan esensi, karena berpikir inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Dengan berpikir manusia dapat menemukan hak-hal baru sehingga secara ekologi.
(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Berpikir menjadi hal utama penyebab manusia terhindar dari kepunahan sampai saat ini. b. Berpikir kreatif Menurut Uno (2014: 113) upaya untuk menghubungkan benda-benda atau gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan. Perhatikan bahwa berpikir kreatif menggunakan benda-benda atau gagasan-gagasan yang sudah nyata ada, dan di dalam pikiran kitalah sesungguhnya proses kreativitas itu berlangsung. Proses ini tidak harus selalu menciptakan suatu konsep baru, walaupun hasil akhirnya mungkin akan tampak sebagai sesuatu yang baru hasil dari penggabungan dua atau lebih konsep-konsep yang sudah ada. c. Kreativitas Menurut Uno (2014: 105) awalnya kreativitas dipahami sebagai sesuatu yang langka, sehingga hanya orang-orang tertentu yang memilikinya yaitu orang yang diyakini telah mendapatkan anugerah dari Tuhan. Hal ini sebagaimana ditunjukan oleh teori Spekulatif tentang kreativitas. Disebut spekulatif karena tidak didasari oleh kerangka keilmiahan yang memadai. Menurut teori ini kreativitas dipandang sebagai; inspirasi ilahi, sebuah bentuk kegilaan, sesuatu bentuk intuisi yang sangat dikembangkan, sebuah manifestasi dari daya kreatif yang melekat dari dalam diri sendiri..
(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 2. Ganjalan-ganjalan berpikir kreatif Menurut Rawlinson (1989: 87) ada berbagai macam ganjalan mental yang biasanya didapatkan pada diri para manajer analitis, beberapa yang penting adalah: a. Ganjalan yang ditimbulkan sendiri Ganjalan yang ditimbulkan sendiri adalah suatu jenis ganjalan yang lebih sulit kita kenali. Kita menyimpannya di dalam diri kita sendiri baik secara sadar atau tidak. Bila kita menyadarinya, pemahaman dari seorang rekan atau teman akan kita perlukan untuk dapat menunjukkan (secara kritis) tentang kesalahan kita tersebut. b. Terpola atau terpaku pada suatu jawaban yang unik Suatu bentuk ganjalan mental bentuk lain yang sering dilakukan oleh orang-orang yang berpola analitis. Adalah membuat pola atau mencari satu jawaban unik, setelah berhasil membentuk suatu pola makan mungkin ia tidak mau bersusah payah lagi mencari bentuk pola yang lain yang mungkin benar-benar ada. c. Kesesuaian Ganjalan kesesuaian ini dapat dikatakan juga mengikuti pola ganjalan sebelumnya dalam arti bahwa kebanyakan manajer merasa bahwa mereka harus selalu menyesuaikan diri dengan pola-pola yang telah ditetapkan oleh rekan-rekan mereka di dalam organsasi dimana mereka bekerja..
(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. d. Kurang berusaha untuk menantang suatu kenyataan Salah satu bentuk ganjalan yang ada adalah kurangnya usaha untuk menantang suatu jalan keluar yang sudah ada. e. Menilai terlampau cepat Ganjalan jenis ini, yaitu adanya kebiasaan untuk menilai terlampau cepat adalah salah satu jenis ganjalan mental yang sulit untuk. dihilangkan.. Pada. dasarnya. setiap. orang. memiliki. kemampuan untuk menilai gagasan-gagasan, dan umumnya mekanisme ini akan berjalan secara otomatis segera setelah mereka dihadapkan dengan suatu ide atau gagasan-gagasan baru. f. Takut terlihat bodoh Perasaan takut terlihat bodoh merupakan ganjalan mental terbesar dan paling sulit kehilangan. Ini merupakan jenis ganjalan tertua yang kita miliki dan sudah dimulai sejak awal kehidupan kita. 3. Indikator Berpikir Kreatif Menurut Uno (2014: 115) berpikir kreatif memiliki indikatorindikator yaitu sebagai berikut: a. Kelancaran berpikir Kelancaran berpikir adalah merupakan proses di mana seseorang mampu menghasilkan banyak ide atau pemecahan masalah dalam waktu yang cepat. Adapun indikator kelancaran berpikir meliputi kemampuan untuk:.
(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 1) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. 2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. 3) Selalu memberikan lebih dari satu jawaban. b. Keluwesan berpikir Keluwesan. adalah. merupakan. kemampuan. untuk. menggunakan bermacam-macam pendekatan yang sesuai dalam mengatasi persoalan. c. Rasional berpikir Suatu sikap yang dilakukan berdasarkan pikiran dan pertimbangan yang logis dan cocok dengan akal sehat manusia. Dalam. pendekatan. ini. seseorang. akan. lebih. cenderung. menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan kemampuan berpikir atau menggunakan akal daripada menggunakan batin dan perasaannya. d. Menilai Mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu berdasarkan membandingkan hasil pengukuran dengan suatu kriteria tertentu (ukuran baik buruk). Putusan itu sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria itu. Sedangkan kegiatan mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai..
(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. e. Imajinatif Suatu gambaran (citra) yang dihasilkan oleh otak seseorang. Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi. f. Keaslian berpikir Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi dari Keaslian adalah sebagai berikut. Definisi Kata Keaslian (kata benda) (1) kemurnian: kita harus menjaga keaslian isi dan jiwa undang-undang dasar negara kita; (2) sifat-sifat yang asli: gerak dan gayanya masih menunjukkan keasliannya sebagai orang Timur. g. Menghadapi tantangan Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan. h. Ingin tahu Suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar, terbukti dengan pengamatan pada spesies hewan manusia dan banyak. Istilah ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku itu sendiri disebabkan oleh emosi rasa ingin tahu. i. Berani mengambil resiko Berani mengambil resiko terhadap semua yang telah diperbuat atau sesuatu yang telah terjadi..
(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. j. Menghargai Menghormati apapun keputusan orang lain, dan menerima kekalahan. k. Memiliki prinsip Prinsip dalam sikap yakni seperti teguh dalam pendiriannya dalam memilih suatu keputusan. F. Kerangka Berpikir 1. Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan efikasi diri Dalam pembelajaran aktif terdapat beberapa indikator, salah satunya adalah memungkinkan siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya. Siswa mampu menumbuhkan kemampuan percaya dirinya di dalam proses pembelajaran maupun di lingkungan sosial. Dalam pembelajaran aktif, kemampuan percaya diri siswa. dapat. dilatih. dengan. berani. mengajukan. pertanyaan,. menyampaikan pendapat, gagasan-gagasan atau ide-ide yang baru maupun yang sudah mereka ketahui ketika proses pembelajaran. Sedangkan di lingkungan sosial siswa mampu bekerja sama dan berperan aktif di dalam kelompok, serta memiliki sikap terbuka bagi siapapun. Dengan demikian, pembelajaran aktif yang berjalan dengan baik maka efikasi diri siswa akan meningkat. Oleh karena itu penulis menduga adanya hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dan efikasi diri siswa..
(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 2. Hubungan. tingkat. keterlaksanaan. pembelajaran. aktif. dengan. keterampilan berpikir kreatif Pembelajaran aktif mampu memunculkan prespektif atau pandangan baru siswa dan memiliki sifat untuk memecahkan masalah. Siswa mampu menghadapi persoalan dan merumuskan sesuatu analisa atau pandangan dari materi yang telah siswa pelajari dan mengembangkan sebagai bentuk pemecahan masalah. Guru dapat membantu siswa untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Guru dapat memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa sehingga siswa terpacu untuk berpikir kreatif. Dalam pembelajaran aktif, siswa diharapkan menciptakan ide-ide atau gagasan-gagasan. secara. mandiri.. Siswa. mampu. merumuskan,. menyebutkan, dan menjelaskan komponen-komponen yang ada dalam ide atau gagasannya. Dengan demikian, pembelajaran aktif yang berjalan dengan baik akan menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu penulis menduga adanya hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dan keterampilan berpikir kreatif siswa. G. Model Penelitian Hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini jika digambarkan secara sistematis dalam paradigma penelitian adalah sebagai berikut:.
(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Y1. 1 X 2 Y2. X. : Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif. Y. : 1. Efikasi Diri 2. Keterampilan Berpikir Kreatif. Hubungan. antara. tingkat. keterlaksanaan. pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi diri siswa. Hubungan. antara. tingkat. keterlaksanaan. pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif siswa. H. Hipotesis Menurut Gulo (2002: 57) hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada. waktu. memungkinkan. diungkapkan untuk. diuji. belum dalam. diketahui kenyataan. kebenarannya, empiris.. tetapi. Hipotesis. memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau.
(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. pengamatam dengan teori. Maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini yaitu: 1.. H𝑜 : Tidak ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi diri siswa. Ha : Ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi diri siswa.. 2.. H𝑂 : Tidak ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif siswa. Ha : Ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif siswa..
(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Yatim Riyanto (Zuriah, 2002: 56) penelitian korelasional adalah penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Penelitian korelasional menurut Kuncoro (Suharso, 2009: 10) adalah usaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh tingkat hubungan yang ada diantara variabel yang diteliti. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kuantitatif, menurut Martono (2014: 20) penelitian kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka, atau data berupa kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari 2017 sampai dengan bulan Maret 2017.. 35.
(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di beberapa SMA di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013. Tabel 3.1 Nama dan Alamat Sekolah No 1.. Nama Sekolah SMA Negeri 3. 2.. SMA Negeri 8. 3.. SMA Stella Duce 1. Alamat Jalan Laksda Laut Yos Sudarso No.7, Kotabaru, Gondokusuman, Kotabaru, Kota Yogyakarta. Jalan Sidobali No.1, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Jalan Sabirin No. 1-3, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah pihak yang menjadi sumber data penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IIS di beberapa SMA di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013. 2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah pokok pembicaraan dalam penelitian ini adalah persepsi siswa mengenai hubungan keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi diri dan keterampilan berpikir kreatif siswa..
(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan bendabenda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Menurut Zuriah (2006: 116) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi berhubungan dengan data, bukan faktor manusianya, kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi adalah keseluruhan subyek atau totalitas subyek penelitian yang dapat berupa orang, benda, informasi atau data penelitian. Populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII IIS di beberapa SMA di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Datanya adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa No 1. 2. 3. 4.. Nama Sekolah SMA Negeri 1 SMA Negeri 2 SMA Negeri 3 SMA Negeri 8. Jumlah siswa 8 30 14 18.
(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. No 5. 6. 7. 8.. Nama Sekolah SMA Muhammadiyah 1 SMA Muhammadiyah 2 SMA Bopkri 1 SMA Stella Duce 1 Jumlah. Jumlah siswa 76 97 80 89 412 siswa. 2. Sampel Penelitian Menurut Sutrisno Hadi (Margono, 2007: 121) sampel adalah sebagai 5 bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitan timbul disebabkan karena penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi, dan penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas. Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011: 124)..
(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Besarnya sampel dapat menggunakan perhitungan Krejcie-Morgan yaitu dengan rumus (Erwan dan Dyah, 2007: 42):. S=. 𝑋 2 𝑁𝑃 (1−𝑃) 𝑑2 (𝑁−1)+𝑋 2 𝑃(1−𝑃). Keterangan: S = jumlah sampel N = jumlah populasi P = proporsi populasi (0,5) d = tingkat ketelitian (0,05) 𝑋 2 = nilai tabel 𝑋 2 (3,84) Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah: 𝑆 =. 3,84.412.0,5 (1 − 0,5) (412 − 1)0,052 + 3,842 . 0,5 (1 − 0,5). 𝑆 =. 395,52 1,9875. 𝑆 = 199,0037735849 𝑆 = 199 responden Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 199 responden. Namun demikian besarnya sampel yang digunakan hanya berjumlah 106 responden, sehingga tidak memenuhi sampel yang seharusnya. Dalam penelitian ini terdapat 93 kuesioner tidak terisi dengan baik yakni 15 kuesioner dari SMA Stella Duce 1 karena tidak mengembalikan, tidak masuk karena sakit atau izin. Dan juga ada dua sekolah yang menolak untuk diteliti yakni SMA.
(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Muhammdiyah 1 dan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, karena sekolah tersebut sudah tidak menerima penelitian di semester genap. Berdasarkan teknik sampling yang dipilih, maka penelitian ini dilaksanakan di SMA N 3, SMA N 8, dan SMA Stella Duce 1. Data sampel dalam penelitian ini adalah berikut: Tabel 3.3 Sampel Sekolah untuk Diteliti No Nama Sekolah 1. SMA Negeri 3 2. SMA Negeri 8 3. SMA Stella Duce 1 Jumlah. Jumlah Siswa Kelas XII IIS 14 18 74 106 Siswa. Jumlah sampel dalam peneltian ini tidak memenuhi proporsi sampel yang seharusnya, sehingga diperlukan perhitungan ulang untuk derajat ketelitian sebagai berikut: 𝑛=. 𝑁 1 + 𝑁𝑒 2. Keterangan: n. = jumlah sampel. N. = jumlah populasi. e. = batas toleransi kesalahan dengan Margin of Error 𝑛=. 412 1 + 412𝑒 2. 106 (1+412𝑒 2 ) = 412 106 + 43.675𝑒 2 = 412 43.675𝑒 2 = 412 – 106 43.675𝑒 2 = 306.
(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 𝑒 2 = 306/43.675 𝑒 2 = 0,0070062965 e = 0,083703 e = 8,4% Dikarenakan dalam penelitian ini jumlah sampel yang didapat lebih kecil dari jumlah minimal hasil perhitungan, maka margin of error berubah dari 5% menjadi 8,4% dengan perhitungan menggunakan rumus Slovin. 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah menggunakan teknik Cluster Sampling. Menurut Nazir (2014: 273) cluster sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok, unit-unit yang kecil atau cluster. Cluster Sampling menurut Siregar (2013: 32) adalah populasi dibagi atas kelompok berdasarkan area, lalu beberapa dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan cluster adalah sekolah. Sekolahsekolah yang masuk ke dalam populasi mempunyai ciri yang sama atau mirip dalam hal telah menerapkan kurikulum 2013 yang telah mengalami pembelajaran akuntansi dengan materi siklus perusahaan jasa dan siswa kelas XII IIS di beberapa SMA di wilayah Kota Yogyakarta. E. Definisi Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran 1. Operasional Variabel Operasional variabel adalah kegiatan menjabarkan variabel penelitian ke dalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur variabel penelitian..
(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran aktif Menurut Hollingsworth (2008: viii) Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, lebih giat, berkesinambungan, kuat dan efektif. Keterlaksanaan pembelajaran aktif merupakan derajat yang menunjukkan seberapa. sering kegiatan. pembelajaran. memenuhi. kriteria. atau. karakteristik pembelajaran aktif. Menurut Ryan dan Marten yang dikutip oleh Bonwel (1991: 18) pembelajaran aktif didefinisikan sebagai berikut: Students learns both passively and actively. Passive learning takes places when students take on the role of "reseptacles of knowledge"; that is; they do not directly participate in the learning process..Active learning is more likely to take place when students are doing something besides listening.. Sejalan dengan definisi tersebut, melalui PP No.19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 ayat 1 pemerintah menyatakan, "Proses pembelajaran pada satuan. pendidikan. diselenggarakan. secara. interaktif,. inspiratif,. menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik". Berdasarkan. definisi. tersebut,. Zulfahmi. (2013:. 278-284). mengembangkan indikator-indikator pembelajaran aktif yang tersaji pada tabel berikut:.
(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Tabel 3.4 Operasional Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif No 1. 2. 3. 4. 5.. 6. 7.. 8.. 9.. 10.. 11. 12.. 13. 14.. Indikator Pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa (student center). Didasarkan atas tujuan yang jelas. Bersifat pemecahan masalah. Mengoptimalkan kegiatan penemuan/ inkuiri. Memungkinkan siswa mengaitkan pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru. Memungkinkan adanya perspektif baru pada diri siswa. Memungkinkan berkembangnya konstenlasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa. Memungkinkan siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya. Menfasilitasi memahami permasalahan dan mengaitkan pengalaman siap dengan pengalaman yang baru, pembelajaran aktif memerlukan media yang layak. Hanya memungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subyek yang bertanggung jawab secara mandiri. Melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indra. Pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga kiri. Terjadi dalam interaksi sosial yang kondusif dan dinamis. Ada umpan balik.. No Item 1 2 3, 4 5 6, 7. 8, 9 10, 11. 12, 13. 14. 15, 16. 17, 18, 19 20, 21. 22, 23 24, 25. 2. Efikasi Diri Menurut Alwison ( 2004: 287) efikasi diri atau efikasi ekspektasi (self effication – efficacy expectation) adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi.
(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. tertentu. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Sementara itu menurut Bandura (1997) efikasi diri adalah keyakinan diri seseorang akan kemampuan-kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu hal. Tabel 3.5 Operasional Variabel Efikasi Diri Dimensi Academic selfefficacy. Indikator a. Mendapatkan bantuan guru saat kesulitan b. Konsentrasi belajar c. Mempelajari bahan ujian d. Menyelesaikan PR e. Berkonsentrasi saat pembelajaran f. Memahami materi pelajaran g. Memuaskan orang tua melalui hasil belajar h. Menyelesaikan ujian Social a. Mengekspresikan pendapat selfb. Menjadi teman bagi yang lainnya efficacy c. Berteman dengan teman ‘baru’ d. Bekerja sama dalam kelompok e. Mengomunikasikan hal yang tidak disukai kepada orang lain f. Membuat lelucon g. Mempertahankan hubungan pertemanan h. Mencegah pertengkaran Emotional a. Menyemati diri sendiri saat selfmengalami keadaan tidak efficacy menyenangkan b. Mengendalikan diri saat kesulitan c. Mengendalikan diri untuk tidak gugup d. Mengendalikan perasaan e. Menyemangati diri saat lemah f. Mengomunikasikan ketidaksukaan pada orang lain. No Item 1 4 7 10 13 16 19 22 2 6 8 11 14 17 20 23 3 5 9 12 15 18.
(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Dimensi. Indikator g. Mengendalikan diri dalam pengalaman yang tidak menyenangkan h. Tidak mengkhawatirkan hal yang akan terjadi. No Item 21 24. 3. Keterampilan Berpikir Kreatif Berpikir kreatif adalah upaya untuk menghubungkan benda-benda atau gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan.. Tabel 3.6 Operasional Variabel Keterampilan Berpikir Kreatif No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11. Indikator Kelancaran berpikir Keluwesan berpikir Rasional berpikir Menilai Imajinatif Keaslian berpikir Menghadapi tantangan Ingin tahu Berani mengambil resiko Menghargai Memiliki prinsip. No Item 1, 3, 9 4 6, 7 11 14, 15 17, 18 19 22, 23 24 26 28,29. 4. Pengukuran Pengukuran yang dilakukan peneliti dalam mengukur persepsi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi terhadap efikasi diri dan berpikir kreatif siswa menggunakan skala pengukuran Likert. Menurut Indrawan (2014: 117) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu objek sikap atau perlakuan. Skala ini bersifat psikometrik yang dituangkan dalam bentuk respon tertulis (angket)..
(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Tabel 3.7 Skor Instrumen Pernyataan. Sangat Setuju. Setuju. Tidak tahu. Tidak setuju. Sangat Tidak Setuju. Positif (+) Negatif (-). 5 1. 4 2. 3 3. 2 4. 1 5. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Teknik kuesioner menurut Sugiyono (2014: 230) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Menurut Cholid dan Achmadi (2007: 76) adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Tujuan menggunakan kuesioner adalah memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi-informasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi diri dan keterampilan berpikir kreatif siswa..
(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. G. Pegujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Menurut Gay (Darmadi, 2014: 158) suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat sesuai dengan apa yang hendak diukur. Sedangkan menurut Cholid dan Achmadi (2007: 147) validitas maksudnya bahwa alat pengukur dengan diukur haruslah cocok atau sesuai. Menurut Noor (2014: 19) uji validitas digunakan untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Nilai validitas dapat dicari dengan rumus koefisien korelasi product moment yang dikemukakan oleh Noor (2014: 77) sebagai berikut: 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =. 𝐧(∑ 𝐱𝐲) − (∑ 𝐱) (∑ 𝐲) √{𝐧(∑ 𝐱 𝟐 ) − (∑ 𝐱)𝟐 }{𝐧(∑ 𝐲 𝟐 ) − (∑ 𝐲)𝟐 }. Keterangan: N = jumlah responden x = nilai tiap item y = nilai total item Instrumen dikatakan valid atau tidak valid perlu ditetapkan, maka ketentuannya yaitu besarnya koefisien korelasi 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan menggunakan korelasi dengan signifikan 5%. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan penelitian di SMA N 3 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, dan SMA Stella Duce 1 dengan.
(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. jumlah data (n) 106 siswa dengan df = n-2. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 104 (df=106-2) dengan taraf signifikan 5% menunjukkan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0,1909. Hasil pengujian dari setiap item pernyataan dapat dilihat pada penyajian sebagian berikut: Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25. 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈. 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍. 0,577 0,611 0,645 0,667 0,559 0,544 0,560 0,677 0,567 0,651 0,509 0,696 0,654 0,731 0,637 0,663 0,671 0,602 0,694 0,680 0,658 0,713 0,619 0,675 0,522. 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909 0,1909. Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid. (output Pengujian Validitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Terlampir).
Gambar
Garis besar
Dokumen terkait
[r]
[r]
Setelah menyelesaikan penandatanganan kontrak kerja calon petugas akan mendapatkan surat undangan pelatihan, surat tersebut nantinya akan digunakan untuk mengikuti
Perubahan cara hidup manusia purba dari berburu menJad1 penggembaJa, telah memaksa mereka untuk melakukan pengem- baraan ke \.\.Llayah yang jauh sampa1 ratusan
% rumah sakit pasien mengalami infeksi nosokomial, pada survei lain.. menyatakan sekitar 1,4 juta pasien diseluruh dunia
PLN (Persero) APJ Banyuwangi dengan Metode Reliability Network Equivalent Approach; Canggi Purba Wisesa; 101910201045; 2014; 104 halaman; Program Studi Strata
Dharmasraya [K/L/D/I] akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik sebagai berikut:..
Selanjutnya, ide ini diterapkan dalam pemberian perawatan pada orang lain secara nyata menggunakan pendekatan yang sistematik dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari