• Tidak ada hasil yang ditemukan

INJEKSI LENGKAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INJEKSI LENGKAP"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATORIUM FARMASETIK LABORATORIUM FARMASETIK FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

“VIAL”

“VIAL”

Oleh : Oleh :

KELOMPOK IV / GOLONGAN JUMAT KELOMPOK IV / GOLONGAN JUMAT FITYATUN

FITYATUN USMAN USMAN (N111 (N111 06 06 001)001) MIRANTI

MIRANTI AZIS AZIS (N111 06 (N111 06 002)002) SUBAEDAH

SUBAEDAH (N111 (N111 06 06 005)005) NOVIANTY

NOVIANTY YONATHAN YONATHAN (N111 06 (N111 06 006)006) DARMA

DARMA DOGA DOGA (N111 (N111 06 06 012)012) EKA

EKA SUCININGSIH SUCININGSIH (N111 (N111 06 06 043)043)  ARMINI SYAMSIDI

 ARMINI SYAMSIDI (N111 06 050)(N111 06 050) RESKI

RESKI (N111 (N111 06 06 070)070) SHERLING

SHERLING LISANGAN LISANGAN (N111 06 (N111 06 073)073)

 ASISTEN : DWI WAHYUNI B  ASISTEN : DWI WAHYUNI B

MAKASSAR MAKASSAR

2009 2009

(2)
(3)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN I.1

I.1 Latar BelakangLatar Belakang

Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute pemberian yaitu intravena, intraspinal, melalui beberapa rute pemberian yaitu intravena, intraspinal, intramuskuler, subkutis dan intradermal. Apabila injeksi diberikan melalui intramuskuler, subkutis dan intradermal. Apabila injeksi diberikan melalui rute intramuskular, seluruh obat akan berada di tempat itu. Dari tempat rute intramuskular, seluruh obat akan berada di tempat itu. Dari tempat suntikan itu obat akan masuk ke pembuluh darah di sekitarnya secara suntikan itu obat akan masuk ke pembuluh darah di sekitarnya secara difusi pasif, baru masuk ke dalam sirkulasi. Cara ini sesuai untuk bahan difusi pasif, baru masuk ke dalam sirkulasi. Cara ini sesuai untuk bahan obat , baik yang bersifat

obat , baik yang bersifat lipofilik maupun yang hidrofilik. Kedua bahan obatlipofilik maupun yang hidrofilik. Kedua bahan obat itu dapat diterima dalam jaringan otot baik secara fisis maupun secara itu dapat diterima dalam jaringan otot baik secara fisis maupun secara kimia. bahkan bentuk sediaan larutan, suspensi, atau emulsi juga dapat kimia. bahkan bentuk sediaan larutan, suspensi, atau emulsi juga dapat diterima lewat intramskuler, begitu juga pembawanya bukan hanya air diterima lewat intramskuler, begitu juga pembawanya bukan hanya air melainkan yang non air juga dapat. Hanya saja apabila berupa larutan air melainkan yang non air juga dapat. Hanya saja apabila berupa larutan air harus diperhatikan pH larutan tersebut. (1)

harus diperhatikan pH larutan tersebut. (1)

Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau disuntikkan melalui kulit atau

diinjeksikan atau disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalammembran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang paling dalam. Sediaan parenteral memasuki kompartemen tubuh yang paling dalam. Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba dan bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian mikroba dan bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat diterima (2). Ampul adalah wadah gelas yang tertutup rapat yang dapat diterima (2). Ampul adalah wadah gelas yang tertutup rapat

(4)

biasanya dalam dosis tunggal padat atau larutan obat jernih atau biasanya dalam dosis tunggal padat atau larutan obat jernih atau suspense halus yang ditujukan untuk penggunaan parenteral.(3)

suspense halus yang ditujukan untuk penggunaan parenteral.(3)

Narium Fenobarbital diberikan dalam bentuk injeksi IV untuk Narium Fenobarbital diberikan dalam bentuk injeksi IV untuk mengobati sindrom konvulsi akut(4). Asam folat dapat diberikan secara mengobati sindrom konvulsi akut(4). Asam folat dapat diberikan secara Intramuscular, Intravena, atau Subkutan kedalam bentuk garam(5). Asam Intramuscular, Intravena, atau Subkutan kedalam bentuk garam(5). Asam folat digunakan pada perawatan dari megaloblastik dan makrositik anemia folat digunakan pada perawatan dari megaloblastik dan makrositik anemia dari wanita hamil dan anak-anak(6)

dari wanita hamil dan anak-anak(6) I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara pembuatan injeksi ampul. Mengetahui dan memahami cara pembuatan injeksi ampul. I.2.2 Tujuan Percobaan

I.2.2 Tujuan Percobaan

Membuat injeksi ampul Asam folat. Membuat injeksi ampul Asam folat. I.3 Prinsip Percobaan

I.3 Prinsip Percobaan

Pembuatan injeksi ampul Asam Folat dengan cara menimbang, Pembuatan injeksi ampul Asam Folat dengan cara menimbang, mencampur, melarutkan bahan sesuai komposisinya dan menyaring, mencampur, melarutkan bahan sesuai komposisinya dan menyaring, menggunakan alat dan bahan yang telah disterilkan dengan cara yang menggunakan alat dan bahan yang telah disterilkan dengan cara yang sesuai dan dilakukan dalam kondisi aseptik serta memerlukan sterilisasi sesuai dan dilakukan dalam kondisi aseptik serta memerlukan sterilisasi akhir dalam pengerjaannya.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori umum Injeksi

II.1.1 Defenisi sediaan parenteral 1. Farmakope Indonesia edisi III: 13

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan  – jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit selaput lendir

2. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics: 283

Injeksi atau parenteral adalah sediaan farmasetis steril yang diberikan dengan menembus satu atau lebih lapisan kulit

3. Scoville’s The Art Of Compounding  : 124

Injeksi adalah larutan yang dimaksudkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.

4. Parenteral Technology Manual  : 3

Parenteral merupakan rute pemberian obat yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.

5. Remington’s Pharmaceutical Science 18thEdition : 1545

Parenteral merupakan rute pemberian obat melalui injeksi di bawah untuk menembus suatu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa.

(6)

6. Formularium nasional; 317

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan  – jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

7. Pharmaceutical practice: 247

Injeksi parenteral adalah langsung diberikan ke dalam darah secara bebas dan efek dikontrol atau ke bagian luar jaringan pembuluh darah untuk efek local atau sistemik. Sebuah injeksi dapat diberikan secara intravena untuk meningkatkan secara cepat konsentrasi obat dalam plasma darah, tetapi konsentrasi segera turun dari transfer reversible obat dari plasma darah ke dalam jaringan tubuh, sebuah proses yang diketahui sebagai distribusi

8.  American pharmacy :224

Sediaan parenteral (juga disebut parenteral) adalah obat – obat steril, larutan atau suspensi yang dikemas dalam cara yang sesuai adalah pemberian melalui injeksi hipodermik tiap dari bentuk yang disiapkan atau setelah penambahan pelarut yang sesuai atau agen pensuspensi.

9. Dispending Of Medication by Martin: 968

Pengobatan parenteral (injeksi) adalah bentuk sediaan steril yang dimasukkan untuk pemberian di bawah satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa

(7)

10. Dispending Of Medication by King: 968

Pengobatan parenteral (injeksi) adalah bentuk sediaan steril yang dimasukkan untuk pemberian di bawah satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa

11. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi : 399

Obat suntik didefenisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilah parenteral seperti yang umum digunakan menunjukkan pemberian lewat suntikan seperti berbagai sediaan yang diberikan dengan disuntikkan

12. Prescription Pharmacy Dosage Formulation and Pharmaceutical  Adjuncts:192

Parentral berasal dari kata yunani, para dan enteron berarti diluar usus. Deskripsi ini hanya melarang rute oral dan rektal, sebenarnya dalam penggunaannya berarti beberapa produk yang diinjeksi secara langsung dalam sistem cairan tubuh (darah, limfa, intra atau ekstra – cairan seluler). Karena produk parenteral diinjeksi secara langsung dalam cairan tubuh dan melewati banyak mekanisme pertahanan tubuh, sediaan ini harus memiliki sterilitas dan spesifikasi pirogen

13. Formulasi steril : 39

Injeksi adalah sediaan stril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, suntikan dengan cara menembus atau merobek jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir.

(8)

14. Textbook Of Pharmaceutic  : 553

Injeksi parenteral adalah salah satu yang disuntikkan di bawah satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa ke daerah khusus tubuh 15. Dispending Of Medication by Hoover  : 255

Obat parenteral adalah sediaan bentuk steril yang digunakan melalui injeksi di bawah atau melewati satu atau lebih lapisan kulit atau membrane mukosa

16. Farmakope Indonesia edisi IV:317

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan  – jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir

17. Kamus saku kedokteran Dorland edisi 25 :830

Parenteral: bukan melalui saluran pencernaan tetapi dengan penyuntikan lewat jalur lain, seperti subkutan, muscular,dll.

18. Drug Information;guide for pharmacist 3rd ; e- book

Campuran parenteral : larutan yang mengandung produk  –  produk obat untuk penggunaan intravena

19. Med – Math; 75

Istilah parenteral tidak menunjukkan suatu cara spesifik itu adalah istilah umum yang berari melalui suntikan. Bentuk obat untuk pemberian secara parenteral termasuk larutan, suspensi dan serbuk. Bentuk obat

(9)

untuk penggunaan parenteral bersifat steril dan digunakan teknik steril untuk menyiapkan dan memberikannya.

20. www.formulasi steril.com

Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan di bawah satu atau lebih lapisan kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lender

21. Sterile Dosage Forms:1

Sediaan parenteral adalah sediaan yang disuntikkan pada satu atau lebih lapisan pada jaringan kulit.

Kesimpulan :

Injeksi atau parenteral adalah sediaan farmasetis steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa menggunakan alat suntik.

II.1.2 Perbedaan parenteral volume besar dan volume kecil 1. Dispending of Medication by Martin : 970 dan 973

Parenteral volume kecil dapat diklasifikasin seperti yang lain karena volume material diinjeksikan ke dalam tubuh atau volume pengobatan dalam wadah. Faktor ini selalu berhubungan dekat sejak unit bungkus kecil biasanya cocok saat dosis kecil ditetapkan. Volume pengobatan dalam wadah saat penarikan berkali – kali dimaksudkn dari 1 unit bungkus dibatasi oleh USP sampai 30 ml.

(10)

Parenteral volume besar diklasifikasikan seperti itu karena volume cairan diinjeksikan dan volume cairan dalam tiap wadah. Volume wadah brkisar 50 – 200ml, meskipun yang tersedia biasanya 150, 250, 500, dan 1000 ml.

2. Scoville’s The Art Of Compounding  : 191

Tiap larutan parenteral. Sebuah pengujian daftar obat yang tercakup dalam USP XV dalam bentuk sediaan injeksi memperlihatkan 2 tipe umum.:

a. Yang diinjeksikan dalam volume yang relatif kecil untuk tujuan terapetik atau diagnositk.

b. Yang diinjeksikan dalam volume yang relatif besar untuk mengembalikan keseimbangan kalori atau elektrolit tubuh

3. Parenteral Technology Manual  : 3

Penyuntikan adalah preparasi cairan obat yang disuntikkan ke dalam tubuh, ke dalam atau melewati kulit atau melewati mukus dan membrane serviks. Volume hingga 100 ml dikatakan volume parenteral kecil (SVPS). Produk injeksi lain yang diberikan secara langsung ke dalam sirkulasi darah vena disebut cairan infuse atau volume parenteral besar (LVPS) 4. Encyclopedia volume 11: 201 dan 207

Parenteral volume besar

Larutan volume besar intravena ditujukan untuk injeksi dan dimaksudkan untuk penggunaan intravena sediaan ini dikemas dalam wadah berukuran 100 ml atau lebih. Larutan steril volume besar lain

(11)

meliputi penggunaan untuk irigasi atau dialisis. Sediaan ini dapat dikemas dalam wadah – wadah yang dirancang untuk untuk kosong dengan cepat, berisi volume lebih dari 1000 ml. Sediaan ini dikemas dalam unit dosis tunggal dalam wadah gelas atau plastic yang cocok, sebagai tambahan harus steril, non pirogenik dan bebas dari partikulat. Karena diberikan dalam volume besar, agen bakteriostatik tidak pernah digunakan. Sejak toksisitas dihasilkan dari pemberian dalam jumlah besar agen bakteriostatik.

Parenteral volume kecil

Produk ini dikemas dalam vial, ampul, alat suntik, cartrid, botol dan wadah lainnya dalam 100 ml atau kurang di bawah klasifikasi ini.

Parenteral volume besar (LVPS) harus disterilisasi akhir, sedangkan (SVPS) dapat disterilisasi akhir atau melalui proses dan filtrasi aseptic LVPS, biasanya meliputi intravena, dialysis, atau larutan irigasi yang mengandung eletrolit, gula, asam amino darah dan proein darah dan lemak  –  lemak. LVPS harus diberikan melalui rute intravena. Faktanya beberapa injeksi dengan volume lebih besar dari 10 ml harus diberikan melalui pemberian intravena.

SVPS meliputi semua tipe lain dari produk parenteral untuk aplikasi topical optalmik atau injeksi melalui rute  –  rute yang bervariasi. Rute utama; intramuscular, intravena, subkutan. Rute kedua; hipodermolisis, intraabdominal(intraperitonial), intra arterial, intra artikular, intra kardial,

(12)

intra sistermal, intra dermal, intraksional, intra ocular, intra pleural, intra tekal, intra uterin, intra ventikular.

5. Sterile Dosage Forms : 163

Larutan intravena volume besar mengacu pada injeksi untuk pemberian intravena dan Larutan ini dikemas dalam wadah 100 ml atau lebih.

6. Remington’s Pharmaceutical Science 18thEdition: 157O

Injeksi ini besar untuk digunakan dengan infus I.V biasanya cairan intravena dan digolongkan kedalam kelompok produk steril yang disediakan sebagai parenteral volume besar. Terdiri dari injeksi volume tunggal yang mempunyai volume 100 ml atau lebih dari dalam pewadahan tidak ditambahkan bahan-bahan cairan intravena dikemas dalam wadah 100 sampai 1000 ml.

Kesimpulan :

Perbedaan Parenteral Volume besar Parenteral Volume Kecil Volume Diberikan pada volume

besar, volume wadah berkisar 50 – 2000 ml

Diberikan pada volume kecil, volume wadah dibatasi hingga 30 ml

Tujuan Mengembalikan

keseimbangan kalori atau elektrolit tubuh / cairan tubuh

Diberikan untuk tujuan terapeutik atau diagnostic tertentu

Wadah Dikemas dalam unit wadah dosis tunggal

Dikemas dalam unit wadah dosis ganda

Cara sterilisasi

Sediaan harus disterilisasi akhir

Sediaan dapat disterilisasi akhir atau proses filtrasi maupun pengerjaan aseptis Rute

pemberian

Intravena Bervariasi tergantung tujuan terapetik/ organ target, dapat

berupa intravena,

intramuscular, subkutan dan rute lainnya

(13)

II.1.3 Rute- rute Injeksi

1. Dispending of Medication by Martin : 970 1. Parenteral Volume Kecil

a. Intradermal

Istilah intradermal (ID) berasal dari kata "intra" yang berarti lipis dan "dermis" yang berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit. Ketika sisi anatominya mempunyai derajat pembuluh darah tinggi, pembuluh darah betul-betul kecil. Makanya penyerapan dari injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan karena absorpsinya terbatas, maka penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat yang sensitif atau untuk menentukan sensitivitas terhadap mikroorganisme.

b. Intramuskular

Istilah intramuskular (IM) digunakan untuk injeksi ke dalam obat. Rute intramuskular menyiapkan kecepatan aksi onset sedikit lebih normal daripada rute intravena, tetapi lebih besar daripada rute subkutan.

c. Intravena

Istilah intravena (IV) berarti injeksi ke dalam vena. Ketika tidak ada absorpsi, puncak konsentrasi dalam darah terjadi dengan segera, dan efek yang diinginkan dari obat diperoleh hampir sekejap.

(14)

d. Subkutan

Subkutan (SC) atau injeksi hipodermik diberikan di bawah kulit. Parenteral diberikan dengan rute ini mempunyai perbandingan aksi onset lambat dengan absorpsi sedikit daripada yang diberikan dengan IV atau IM.

e. Rute Injeksi Lain

Selain empat rute parenteral primer, beberapa rute juga digunakan untuk aksi khusus, kadang-kadang untuk aksi lokal dari pada efek sistemik.

a) Rute intra-arterial; disuntikkan langsung ke dalam arteri, digunakan untuk rute intravena ketika aksi segera diinginkan dalam daerah perifer tubuh.

b) Intrakardial; disuntikkan langsung ke dalam jantung, digunakan ketika kehidupan terancam dalam keadaan darurat seperti gagal jantung. c) Intraserebral; injeksi ke dalam serebrum, digunakan khusus untuk aksi

lokal sebagaimana penggunaan fenol dalam pengobatan trigeminal neuroligia.

d) Intraspinal; injeksi ke dalam kanal spinal menghasilkan konsentrasi tinggi dari obat dalam daerah lokal. Untuk pengobatan penyakit neoplastik seperti leukemia.

(15)

2. Parenteral Volume Besar

Untuk pemberian larutan volume besar, hanya rute intravena dan subkutan yang secara normal digunakan.

a) Intravena

Keuntungan rute ini adalah (1) jenis-jenis cairan yang disuntikkan lebih banyak dan bahkan bahan tambahan banyak digunakan IV daripada melalui SC, (2) cairan volume besar dapat disuntikkan relatif lebih cepat; (3) efek sistemik dapat segera dicapai; (4) level darah dari obat yang terus-menerus disiapkan, dan (5) kebangkitan secara langsung untuk membuka vena untuk pemberian obat rutin dan menggunakan dalam situasi darurat disiapkan.

Kerugiannya adalah meliputi : (1) gangguan kardiovaskuler dan pulmonar dari peningkatan volume cairan dalam sistem sirkulasi mengikuti pemberian cepat volume cairan dalam jumlah besar; (2) perkembangan potensial trombophlebitis; (3) kemungkinan infeksi lokal atau sistemik dari kontaminasi larutan atau teknik injeksi septik, dan (4) pembatasan cairan berair.

b) Subkutan

Penyuntikan subkutan (hipodermolisis) menyiapkan sebuah alternatif ketika rute intravena tidak dapat digunakan. Cairan volume besar secara relatif dapat digunakan tetapi injeksi harus diberikan secara lambat. Dibandingkan dengan rute intravena, absorpsinya lebih lambat, lebih nyeri dan tidak menyenangkan, jenis cairan yang digunakan lebih kecil

(16)

(biasanya dibatasi untuk larutan isotonis) dan lebih terbatas zat tambahannya.

b. Parenteral Technology Manual  : 6-11 1. Subkutan (s.c)

Injeksi yang dimasukkan ke dalam jaringan lunak tepat di bawah permukaan kulit karena ketersediaan ruangan dalam jaringan terbatas, volume injeksi tidak lebih dari 1 ml. Perhatian diinginkan untuk membuat formulasi yang berhubungan dengan kondisi pH dan tonisitas.

2. Intramuskular (i.m)

Injeksi yang secara langsung dimasukkan ke dalam otot, biasanya lengan atau daerah panggul. Rute ini juga digunakan jika obat mengiritasi atau tidak larut dalam air atau minyak sehingga obat tersebut harus digunakan dalam bentuk suspensi. Volume injeksi harus tetap kecil, umumnya tidak lebih dari 2 ml.

3. Intravena (i.v)

Injeksi yang dimasukkan langsung ke dalam aliran darah. Hal ini memungkinkan dengan hati-hati untuk memberikan volume kedil larutan pekat yang secara normal akan mengiritasi jaringan. Rute ini diberikan secara perlahan-lahan sehingga larutan diencerkan oleh darah mengalir melewati titik dimana jarum disuntikkan. Rute ini juga digunakan untuk pemberian volume besar dari penggantian dan larutan hiperalimentasi.

(17)

4. Intrakutan (i.c)

Injeksi yang dimasukkan secara langsung ke dalam epidermis di bawah stratum corneum. Rute ini digunakan untuk memberi volume kecil (0,1-0,5 ml) bahan-bahan diagnostik atau vaksin.

5. Intratekal

Larutan yang digunakan untuk menginduksi spinal atau anestesi lumbar oleh larutan injeksi ke dalam ruang subarachnoid. Cairan serebrospinal biasanya diam pada mulanya untuk mencegah peningkatan volume cairan dan pengaruh tekanan dalam serabut saraf spinal. Volume 1-2 ml biasa digunakan. Berat jenis dari larutan dapat diatur untuk membuat anestesi untuk bergerak atau turun dalam kanal spinal, sesuai keadaan tubuh pasien.

6. Intra-artikular

Injeksi yang digunakan untuk memasukkan bahan-bahan seperti obat antiinflamasi secara langsung ke dalam sendi yang rusak atau teriritasi. 7. Intrakardial

Secara langsung ke dalam jantung, merupakan suatu rute yang mana digunakan untuk menginjeksi ke dalam aliran darah volume besar dari larutan hipertonik atau larutan teriritasi seperti dekstrosa 70%. Proses ini membutuhkan bantuan kateter. Kateterisasi meliputi proses pembedahan dan secara umum hanya dilakukan dalam unit-unit tertentu dari rumah sakit yang lebih besar.

(18)

8. Intraperitoneal (i.p)

Merupakan rute yang digunakan untuk pemberian berupa vaksin rabies. Rute ini juga digunakan untuk pemberian larutan dialisis ginjal. 9. Intrasisternal dan Peridural

Injeksi ke dalam sisterna intracranial dan durameter pada urat spinal. Keduanya merupakan cara yang sulit dilakukan, dengan keadaan kritis untuk injeksi.

(19)

c. Pharmaceutical Drug Formulation : 26-29 1. Hiperdermoklisis

Deskripsi : kegunaan rute pemakaian subkutan untuk infus larutan volume besar ke dalam jaringan subkutan, disebut hipodermoklisis.

Indikasi : Meskipun jarang digunakan sekarang, pemakaian cairan secara hiperdermoklisis dapat diindikasikan jika kecepatan absorpsi lambat diinginkan atau jika tidak ada vena yang cocok (misal untuk bayi atau lanjut usia). Cairan seperti Ringer Laktat; dektrosa 2,5% dalam 0,45% larutan garam, dan garam normal dapat diinjeksikan untuk mempertahankan atau pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Perhatian : Injeksi harus diberikan perlahan-lahan untuk mencegah pembengkakan jaringan. Larutan hipertonis, cairan bebas elektrolit, asam amino, emulsi lemak, dan lainnya berbeda dari pH tubuh secara signifikan tidak digunakan. Infeksi lokal adalah umum dan mungkin menjadi masalah. Bila larutan noneletrolit hipertonik disuntikkan, sejumlah besar cairan dapat dibawa dari kompartemen vaskuler, menghasilkan penurunan volume plasma dan shok.

2. Intra-arterial

Dekripsi : Injeksi atau infus ke dalam arteri yang membawa langsung pada organ target.

Indikasi: Rute intra-arterial digunakan umumnya untuk tujuan diagnosis seperti menginjeksikan bahan-bahan radiopak untuk studi roentgenografik dari cadangan vaskuler pada berbagai organ atau jaringan (seperti

(20)

koroner, serebral, pulmonari, renal, enterik, atau arteri perifer). Hampir semua arteri dicapai dengan kateterisasi arterial.

Penggunaan rute intra-arterial untuk tujuan pengobatan adalah jarang dan terbatas pada umumnya untuk kemoterapi organ tertentu, seperti mengobati kanker lokal tertentu (seperti melanoma malignant pada ekstremitis bawah), dimana perfusi regional dengan konsentrasi tinggi dari obat toksis (yang bila diberikan secara i.v dapat dihubungkan dengan reaksi sistemik serius) yang dapat tercapai.

Perhatian: Rute ini sangat berbahaya karena produk-produk yang menggunakan rute ini tidak diencerkan secukupnya ataupun disaring untuk paru-paru, hati, ginjal sebelum kontak dengan jaringan perifer atau organ vital yang terlindung oleh arteri. Produk yang terkontaminasi dengan mikroorganisme endotoksin dan atau bahan partikulat dapat menyebabkan komplikasi serius atau reaksi, seperti infeksi (baik intra-arterial atau ekstra-intra-arterial) atau tromboembolisme arteri atau vasospasme, yang dapat menyebabkan iskemia, infarksi, atau gangren pada jaringan atau organ. Sebagai tambahan, bila teknik pemasukannya salah, kerusakan pada intima arteri dan dinding pembuluh dapat terjadi, sehingga ekstravasi perdarahan serius ataupun aneurisme disserting dapat terjadi. Jika udara diinfuskan dengan tidak sengaja, embolisme udara dengan akibat iskemia dan atau infarksi jaringan dapat terjadi, dan keadaan yang biasanya tidak muncul apabila sejumlah kecil udara diinfuskan ke dalam sistem vena.

(21)

3. Intralesional

Deskripsi: Injeksi bahan obat langsung ke dalam atau di sekitar luka, biasanya pada atau dalam kulit atau jaringan lembut, untuk mencapai efek terapetik.

Indikasi : Injeksi bahan-bahan obat ke dalam atau sekitar luka umumnya telah berguna jika diinginkan untuk menetralkan berbagai toksin seperti tetanus dimana injeksi antitoksin ke dalam atau sekitar luka telah digunakan. Terapi serupa ditemukan tidak berguna pada rabies, dimana diinjeksikan langsung ke dalam atau di sekitar tempat gigitan. Dermatologis umumnya menggunakan rute ini untuk mengobati psoriasis, lichen simpleks, sarkoid, lichen planus hipertropikus, herpes zoster (dan post-zoster neuralgia) dan jerawat sistik atau nedulus, dengan steroid lokal. Keloid juga telah sering ditangani dengan injeksi lokal seperti ini, tetapi biasanya dengan steroid berdosis tinggi.

Perhatian : Komplikasi yang paling sering terjadi yaitu infeksi, biasanya dari organisme yang baru masuk pada nasokamial. Meskipun mengalami kesulitan, tergantung pada tipe luka yang diinjeksikan, lingkungan steril harus disiapkan sebelum diinjeksikan. Dengan penyakit infeksi, penyebaran lokal dari proses yang diobati dapat terjadi.

4. Intraokuler

Deskripsi : Ada 4 tipe injeksi intraokuler yang digunakan :

a. Chamber arterior: injeksi atau irigasi langsung ke dalam chamber anterior mata.

(22)

b. Intravitreal : injeksi langsung ke dalam lubang vitreous pada mata. c. Retrobulbar : injeksi di sekitar ( bukan ke dalam) bagian posterior

bulat.

d. Subkonjugtiva : meskipun termasuk di bawah intraokuler, injeksi subkonjungtiva (dan retrobulbar) bukanlah injeksi intraokuler. Injeksi semacam ini diberikan di bawah konjugtiva, sehingga obat-obat berdifusi melalui limbus dan sklera ke dalam mata.

Indikasi : Setiap rute digunakan untuk pengobatan infeksi dan inflamasi pada maya yang tidak diobati secara efektif oleh pengobatan secara topikal atau sistemik, untuk anestesi globe (retrobulbar) dan untuk dilatasi pupil dengan sikloplegik dan midriatik. Memasukkan obat ke dalam mata adalah mengalami kesulitan, sebagai transpor intraokuler dan difusi adalah miskin. Injeksi intraokuler adalah dilengkapi seringkali oleh infus intravena obat terapetik. Pemilihan tipe injeksi intraokuler tergantung pada penyakit yang ada dan lokasi yang tepat pada penyakit tersebut pada mata.

Perhatian : Perhatian ekstra dan teknik tepat diinginkan untuk meminimalkan atau mencegah kerusakan pada mata, terutama pada endotelium kornea. Komplikasi yang dapat timbul tergantung pada seleksi rute, adalah kerusakan saraf mata, perdarahan, pelepasan retina, nekrosis retina, katarak dan injeksi obat langsung ke dalam sirkulasi dengan efek sistemik. Infeksi selalu berbahaya dan harus sedapat mungkin dicegah, sebab infeksi dapt menyebabkan kerusakan pada mata

(23)

yang cepat dan atau kebutaan. Volume larutan yang dapat diinjeksikan ke dalam mata biasanya terbatas, umumnya tidak lebih dari 0,1-0,2 ml. Oleh karena dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang anatomi dan fungsi mata maka ahli mata yang dapat melakukannya.

5. Intrapleural

Deskripsi : Biasanya diinjeksikan tunggal ke dalam lubang pleura. Seringkali, pipa tidak permanent dimasukkan ke dada melalui pembedahan, rute ini dapat digunakan untuk tujuan irigasi atau untuk injeksi obat berulang.

Indikasi : Seringkali, infeksi atau keganasan meliputi lubang pleura, umumnya bila proses penyakit adalah kerusakan fungsi pernafasan, maka digunakan rute ini. Enzim (seperti streptokinase dan streptodornase) dapat diinjeksikan pada empyemas cair tebal yang todak dapat dihilangkan oleh absorpsi atau repsorpsi secara alamiah. Bila bagian kiri tidak terobati, empyemas dapat menyebabkan fibrasis, adhesi, penebalan pleura dan restriksi pernafasan. Juga penyebaran karsinoma atau mesothelomas pleura dapat diobati dengan injeksi intrapleural lokal dan bahan-bahan antitumor atau sclerosis, terutama bila infus berulang menjadi masalah.

Perhatian : Komplikasi yang paling sering disebabkan oleh infeksi intrapleural adalah pneumothorax (kolaps paru-paru), perdarahan intrapleural dan atau infeksi superimposed. Hal yang terakhir lebih sering terjadi saat pipa dada berada di dalam dada untuk periode waktu yang panjang.

(24)

6. Intrauterin

Deskripsi : Diinjeksikan atau diinfuskan melalui jarum yang dimasukkan secara perkutan ke dalam rahim yang hamil.

Indikasi : Injeksi atau infus bahan-bahan tertentu seperti garam 20%, prostaglandin E atau urea ke dalam rahim yang hamil digunakan setelah 16 minggu kehamilan untuk menginduksi kerja dalam aborsi medik atau membawa fetus yang masih hidup. Meskipun kebanyakan aborsi dilakukan menggunakan terknik operasi, maka di tangan ahli yang kurang berpengalaman, aborsi medik melalui injeksi intrauterin ini berguna. Sebagai tambahan, bahan-bahan yang berbeda untuk studi roentgenografik dapat diinjeksikan untuk studi anomaly kongental yang potensial.

Perhatian : Infeksi (amnionitis dan myometritis) adalah komplikasi yang paling umum terjadi. Bila garam 20% tidak diinginkan untuk diinfuskan secara i.v pada pasien, kematian dapat terjadi. Untungnya hal ini jarang terjadi. Seringkali, sindrom koagulopati intravaskular terhambur dapat terjadi, yang diakibatkan oleh semua masalah yang disebabkan rute ini. Kemungkinan di tangan orang yang tidak berpengalaman, pembengkakan rahim atai saluran kemih dapat diinjeksikan.

7. Intraventrikuler

Deskripsi : Diinjeksikan langsung ke dalam ventrikel lateral otak.

Indikasi : Rute ini utamanya digunakan selama pengobatan infeksi (seperti meningitis bakteri atau fungi dan atau ventrikulitis) dan keganasan

(25)

(seperti infiltrasi leukemia dari meningitis atau karsinomatosa) melibatkan membran dan cairan serebrospinal yang meliputi SSP. Rute ini digunakan terutama dalam situasi dimana obat-obat yang digunakan berdifusi atau lewat dengan buruk dari kompartemen vaskuler ke dalam ventrikel dan ruang subarachnoid dan atau dimana efek samping sistemik dari bahan partikulat diinginkan (seperti dalam pengobatan meningitis fungi dengan amfoterisin β atau dalam terapi infiltrasi leukemia dengan methothexate).

Perhatian : Oleh karena cairan serebrospinal adalah organ yang kritis sebagai otak dan cordspinal dank arena salah satu fungsinya dipercaya untuk menjaga atau melindungi cairan dari organ ini. Pemisahan cairan atau membran termasuk deleterius dan mungkin mati. Adanya bahan asing, kimia, dan biologik, jika diinjeksikan ke sistem dapat mengendapkan inflamasi.

d. Textbook of Pharmaceutics : 553

Injeksi parenteral adalah salah satu yang disuntikkan di bawah satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa ke dalam daerah khusus dari tubuh. Jenis-jenis berikut yang tersedia :

1. Intradermal atau injeksi intrakutan

Untuk diagnosa atau test penyakit tertentu, seperti diphtheria (shick test), tuberculosis (Old Tuberculin, Derivat Protein Tuberculin Murni). 2. Injeksi Subkutan atau Hipodermik

Obat-obat vasokontriksi seperti adrenalin dapat ditambahkan untuk efek lokal, seperti anestesi lokal.

(26)

3. Injeksi Intramuskular

Larutan berair dan berminyak dan juga bentuk suspensi diberikan melalui rute intramuscular.

4. Intravena

Larutan berair, tetapi kadang-kadang emulsi minyak dalam air, (seperti Phytomenadion Injection, BP). Volume besar 500 ml atau lebih diberikan dalam bentuk infus i.v untuk mengganti cairan darah yang hilang akibat shok, luka, operasi pembedahan, atau cairan tubuh hilang oleh diarrhoeia, seperti pada kolera.

5. Injeksi Intra-arterial

Digunakan ketika aksi segera diinginkan pada daerah perifer. 6. Injeksi Intrakardial

Diinjeksikan secara langsung pada otot jantung atau ventrikel untuk pengobatan darurat, bebas bahan partikulat.

7. Injeksi Intratekal atau Subarachnoid

Digunakan untuk anestesi spinal. Tidak mengandung bakterisida. 8. Injeksi Intrasisternal

Untuk pemberian antibiotik. 9. Injeksi Peridural

(27)

e. Prescription Pharmacy Dosage Formulation and Pharmaceutical  Adjuncts : 193

 Ada beberapa variasi tempat injeksi untuk produk parenteral. Beberapa yang umum adalah :

1. Intravena (IV)

Diinjeksikan secara langsung dalam vena (produk biasanya larutan,  jarang emulsi halus, tetapi tidak pernah suspensi dari bahan padat) 2. Intramuskular (IM)

Diinjeksikan ke dalam otot skeletal (biasanya dalam daerah deltoid atau gluteal)

3. Subkutan (SC)

Diinjeksikan ke dalam jaringan secara langsung di bawah kulit 4. Intradermal (ID)

Diinjeksikan ke dalam lapisan kulit 5. Intraspinal

Diinjeksikan ke dalam kolum spinal

f. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics : 283 1. Intramuskular

Sebuah injeksi intramuskular dimasukkan ke dalam lapisan otot. Lapisan cairan obat diabsorbsi dengan cepat; bagaimanapun suspensi dan larutan minyak diabsorbsi dengan lambat.

(28)

2. Intravena

Sebuah injeksi intravena dimasukkan ke dalam vena dengan sedikit pengecualian hanya larutan cairan yang diberikan dengan cara ini. 3. Intraperitonial

Sebuah injeksi intraperitonial dimasukkan ke dalam rongga peritonial yakni rongga abdominal dalam risena

4. Intratekal

Injeksi ke dalam cairan serebrospinal yang disebut sebagai subarachnoid, subdural, atau injeksi intraspinal, tergantung pada daerah injeksi. Biasanya volume cairan serebrospinal setara dengan volume larutan yang ditarik sebelumnya untuk injeksi.

g. Scoville’s The Art Of Compounding : 193-194

1. Subkutan atau pemberian secara hipodermik, obat diinjeksikan ke dalam jaringan bebas di bawah kulit

2. Injeksi intramuscular mengizinkan perkenalan obat ke dalam atau diantara lapisan otot. Larutan obat diabsorbsi dengan cepat dari tempat ini. Suspense atau larutan obat dalam minyak diabsorbsi secara lambat dan tetap, dan memberikan aksi lama.

3. Injeksi intravena adalah cara pemberian larutan obat secara langsung ke dalam vena, proses ini disebut sebagai infus, plebolisis atau hemolisis

4. Pemberian intratekal, subcarachnoid atau subdural adalah injeksi larutan ke dalam tempat/ ruang berisi cairan serebrospinal, banyak

(29)

obat tidak diabsorbsi ke dalam cairan serebrospinal atau absorbs sangat lambat.

h. Dispending Of Medication by King : 169-170 1. Intravena (Iv)

Larutan diinjeksi secara langsung ke dalam vena sebagai larutan cair atau emulsi minyak dalam air. Volume injeksi dapat berkisar kira – kira 1- 1000ml. suatu volume kecil obat yang teratur atau suatu “bolus”, dapat diinjeksikan melalui “IV push” menggunakan jarum suntik dan spoit.

2. Intramuskular (IM)

Larutan, suspensi atau emulsi dapat diinjeksi ke dalam otot dengan  jarum suntik dan spoit.

3. Subkutan (ic)

Larutan diinjeksi secara subkutan (melalui hipodermal) adalah di bawah kulit dalam sebuah volume kecil bolus (hingga 2 ml) dengan sebuah jarum suntik dan spoit, karena aliran darah lambat dalam  jaringan subkutan. Onset dan aksi dan absorbs biasanya lebih lambat

dari injeksi IM atau IV 4. Intradermal (Id)

Sejumlah kecil larutan, biasanya kurang dari 0,2 ml diinjeksikan diantara lapisan kulit, pembuluh darah sangat kecil pada daerah ini, meskipun derajat vaskularitas tinggi. Absorbsi dari tempat ID, biasanya

(30)

pada lengan atau punggung adalah lambat dan terbatas tetapi berguna ketika aksi lokal atau difusi terbatas tempat injeksi diinginkan

5. Intraarterial (IA)

Injeksi ke dalam arteri yang berguna ketika agent didistribusikan secara langsung dan dalam konsentrasi tinggi ke organ besar atau  jaringan.

6. Intratekal (IT)

Banyak obat tidak mampu mencapai konsentrasi terapetik dalam larutan serebrospinal (CSF) pada injeksi IV. Bahan ini biasanya diinjeksi secara langsung secara intratekal, yakni secara langsung ke dalam CSF obat kemudian seluruhnya mengalami perfusi ke ruang CSF

7. Intraartikular

Injeksi dapat dimasukkan ke dalam tulang sendi rongga sinovial, biasanya menghasilkan aksi lokal

8. Intrakardial

Injeksi dapat secara langsung ke dalam ruang jantung i. Modern Pharmaceutical :442

1. Rute subkutan

Meletakkan dengan segera di bawah kulit suatu lapisan lemak, permukaan fascla, memberikan pemberian yang nyaman dari beberapa obat meliputi vaksin, insulin, skopolamin dan epinefrin. Injeksi subkutan biasanya diberikan dalam volume hingga 2 ml

(31)

menggunakan ½  - 2 22 gange jarum suntik. Obat yang diberikan

meliputi rute ini akan memiliki onset dari aksi lambat dari rute IM atau IV dan total absorbs dapat juga lebih sedikit

2. Rute intramuscular

Rute ini adalah rute pemberian kedua setelah rute IV dalam kecepatan onset dari aksi sistemik. Injeksi dimasukkan ke dalam striated muscle fibres, diletakkan di bawah lapisan subkutan. Tempat dari injeksi ini adalah gluteal (pantat), deltoid (lengan atas) dan otot vastus lateral (paha lateral), biasanya volume yang diberikan berkisar dari 1,0  – 3,0 ml dan volume hingga 10,0 ml, kadang  –  kadang diberikan (dalam dosis terbagi) pada gluteal atau daerah paha

3. Rute intravena

Pengobatan intravena adalah injeksi secara langsung ke dalam salah satu vena untuk mendapatkan kecepatan dan dapat diprediksi atau menghindari iritasi jaringan lain. Rute pemberian juga memberikan availabilitas maksimum dan menjamin penyaluran obat ke tempat aksi. 4. Rute Parenteral lain

a) Intra arterial : secara langsung ke dalam arteri (aksi segera terlihat dalam daerah peripheral)

b) Intratekal : pemberian obat secara langsung ke dalam cairan serebrospinal (dalam kanal spinal)

(32)

d) Intrasisternal : secara langsung ke dalam daerah caudal dari otak diantara cerebellum dan medulla oblongata

e) Intrartikular : secara langsung dimasukkan dalam tulang sendi, biasanya adalah efek local, seperti aksi antiinflamasi steroid dalam arthritis

f) Intrakardial : secara langsung dimasukkan ke dalam jantung ketika hidup terancam

g) Intrapleural : secara langsung dalam rongga, pleural atau paru – paru (juga digunakan untuk penarikan cairan)

h) Intradermal (ID) : Pemberian meliputi injeksi ke dalam lapisan kulit.  j. Pharmaceutical practice: 248

a) Injeksi Intravena dan infus

Pemberian melalui rute ini memberikan kontrol yang teliti dan konsentrasi obat dalam sirkulasi darah, vena yang dipilih untuk pemberian formulasi tergantung beberapa faktor. Ini meliputi ukuran dari pemberian jarum suntik atau kateter, jenis dan volume larutan yang diberikan dan alat  –  alat pemberian cairan. Cairan diberikan ke dalam vena supervisial, biasanya pada bagian belakang tangan atau pada hexus internal siku. Rute intravena digunakan secara luas pada pemberian produk parenteral , tetapi tidak digunakan untuk pemberian emulsi air, dalam minyak atau suspensi.

(33)

b) Injeksi subkutan

Injeksi ke dalam jaringan penghubung bebas dan adipose, diberikan di bawah kulit. Pada tipe ini, volume injeksi tidak mencapai 1 ml. tetapi injeksi meliputi perut, punggung atas, lengan atas dan pinggul atau bagian lateral. Rute ini digunakan apabila obat tidak dapat diberikan secara oral. Obat – obat lebih cepat dan diprediksikan dapat diabsorpsi dara pada ketika diberikan secara oral. Pemberian dengan rute ini meliputi tempat injeksi, temperatur tubuh,usia pasien dan derajat penyebaran tempat injeksi subkutan lebih lambat dan lebih sedikit diprediksi daripada rute intramuskular

c) Injeksi Intramuskular

Larutan cairan volume kecil, larutan dalam minyak dan suspensi diberikan secara langsung ke dalam tubuh pada otot relaksasi. Beberapa tempat otot yang digunakan untuk injeksi meliputi otot gluteal pada bokong. Otot deltoid pada bahu dan vastus lateralis pada paha. Pada otot gluteal orang dewasa, sering digunakan dalam volume yang lebih besar dapat ditoleransi. Pada bayi dan anak kecil vastus lateralis pada paha biasanya libih dipilih daripada kelompok otot lain dan ini yang digunakan. Untuk absorpsi cepat pada pengobatan, obat deltoid pada bahu sering digunakan.

d) Injeksi Intradermal

Volume sekitar 0,1 ml diinjeksikan ke dalam kulit diantara dermis dan epidermis. Absorpsi injeksi intradermal lambat. Rute ini sering

(34)

digunakan untuk tes diagnostik untuk alergi atau imunitas. Rute ini juga digunakan untuk pemberian beberapa vaksin

e) Injeksi Intra arterial

Obat ini diberikan langsung pada arteri, memperlihatkan aliran cepat dari darah dalam arteri, obat akan didispersi dengan cepat ke dalam system darah. Bagaimanapun, manipulasi kesulitan membatasi penggunaan injeksi intraarterial tetapi obat dapat diberikan melalui rute ini. Untuk target organ spesifik atau jaringan diberikan melalui arteri. f) Intrakardiak

Beberpa larutan cairan yang diberikan dalam keadaan emergensi secara langsung ke dalam ventrikel atau otot kardiak untuk efek lokal g) Injeksi Intraspinal

Beberapa larutan cairan diinjeksi dalam volume kurang dari 20 ml ke dalam daerah partikular dari kolum spinal. Ini dikategorikan sebagai intratekal, subarachnoid, intasisternal, epidural dan injeksi peridural.  Aliran spesifik dan injeksi dapat diatur untuk membatasi tempat aksi

obat.

h) Injeksi Intraartikular

Beberapa diberikan sebagai larutan cairan atau suspensi ke dalam cairan sinovial dalam rongga tulang sendi. Ini sering digunakan untuk pemberian lokal dari bahan antiinflamasi

(35)

k. Formularium Nasional : 317 – 318 1. Injeksi intraderma atau intrakuitis

Umumnya larutan atau suspensi dalam air, digunakan untuk diagnosa. Volume lebih kurang 100 μI sampai 200 μI

2. Injeksi Subkutan atau hipoderma

Umumnya larutan isotonis dengan kekuatan sedemikian rupa hingga volume lebih kurang 100 ml yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml. Dapat ditambahkan vasokontraktor seperti epinefrina untuk melokalisir efek obat. Jika tidak mungkin disuntikkan infus, volume injeksi 3 liter sampai 4 liter sehari masih dapat disuntikkan secara subkutan dengan penambahan hialuranidase ke dalam injeksi atau sebelumnya disuntik hialuranidase. Cara ini disebut hipodermoklisa.

3. Injeksi intramuskulus

Larutan atau suspensi dalam air atau dalam minyak, volume sedapat mungkin tidak lebih dari 4 ml. Penyuntikan volume besar dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit.

4. Injeksi intravenus

Umumnya larutan dapat mengandung cairan noniritan yang dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. injeksi intravenus yang diberikan dalam volume besar, umumnya lebih dari 10 ml, disebut infuse. Emulsi minyak-air dapat diberikan intravenous jika dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap ukuran butiran minyak. Sediaan berupa emulsi air minyak, tidak boleh disuntikkan dengan

(36)

cara ini. Jika volume dosis tungggal lebih dari 15 ml, injeksi intravenous tidak boleh mengandung bakterisida dan jika lebih dari 10 ml, harus bebas pirogen.

5. Injeksi intraterium

Umumnya larutan dapat mengandung cairan noniritan yang dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml, digunakan jika efek obat diperlukan segera dalam daerah perifer. Tidak boleh mengandung bakterisida.

6. Injeksi intratekal atau injeksi subarachnoid atau injeksi peridual

Larutan, umumnya tidak lebih dari 20 ml. tidak boleh mengandung bakterisida dan diracik dalam wadah dosis tunggal.

7. Injeksi intrakor

Larutan, hanya digunakan untuk keadaan gawat, disuntikkan ke dalam otot jantung atau ventrikulus. Tiadak boleh mengandung bakterisida. 8. Injeksi intraartikulus

Larutan atau suspensi dalam air, disuntikkan ke dalam cairan sendi dalam rongga sendi.

9. Injeksi intrabursa

Larutan atau suspensi dalam air, disuntikkan ke dalam bursa subarachnomilis atau bursa decranon.

10. Injeksi subkonjungtiva

Larutan atau suspensi dalam air untuk injeksi selaput lender mata bawah, umumnya tidak lebih dari 1 ml.

(37)

L. Pengantar bentuk sediaan Farmasi : 400

Obat – obat dapat di suntikkan ke dalam hampir seluruh organ atau bagian tubuh termasuk sendi (intraarticular), ruang cairan sendi (intrasynovial), tulang punggung ( intraspinal)  ke dalam cairan spinal (intratechal), arteri (intraarterial)  , dan dalam keadaan gawat bahkan ke dalam jantung (intracardiac). Tetapi, yang paling umum obat suntik di maksudkan untuk di masukkan ke dalam vena (intravena, I.V), ke dalam otot (intramuscular, I.M), ke dalam kulit (intradermal, I.D.,intrakutan) atau di bawah kulit (subkutan,S.K.,sub – Q, S.Q.,hipodermik,”Hipo”).

M. Formulasi Steril : 11-14

Cara pemberian obat parental sebagai berikut :

1. Subkutan atau di bawah kulit (s.c), yaiotu disuntikkan ke dalam tubuh melalui bagian yang sedikit lemaknya dan masuk ke dalam jaringan di bawah kulit; volume yang berikan tidak lebih dari 1 ml.

a. Larutan sebaiknya isotonis dan isohidris.

b. Larutan yang sangat menyimpang isotonisnya dapat menimbulkan rasa nyeri atau nekrosis dan absorpsi zat aktif tidak optimal.

c. Onset of action  obat berupa larutan dalam air lebih cepat dari pada sediaan suspensi.

d. Determinan kevepatan absorpsi ialah total luas permukaan tempat terjadinya penyerapan.

e. Absorpsi obat dapat diperlambat dengan menambahkan adrenaline (cukup 1:100.00  –  200.000) yang menyebabkan konstriksi pembuluh

(38)

darah lokal, sehingga difusi obat tertahan atau diperlambat. Contohnya injeksi Lidocaine Adrenalineuntuk cabut gigi.

f. Sebaiknya, absorpsi obat dapat dipercepat dengan penambahan hyaluronidase, suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari matriks jaringan yang menyebabkan penyebaran dipercepat.

g. Bila ada infeksi, maka bahayanya lebih besar daripada penyuntikan ke dalam pembuluh darah karena pemberian subkutan mikroba menetap di jaringan dan membentuk abses.

h. Zat aktif bekerja lebih ambat daripada secara i.v.

i. Pemberian s.c dalam jumlah besar dikenal dengan nama hipodermoklise.

 j. Contohnya :

a. Inj neutral insulin (Human Monocomponent ) 40 iu/ml b. Inj Fondaparinux Sodium 2,5 mg/0,5 ml prefiled syringe

2. Intramuskular (i.m), yaitu disuntikan ke dalam jaringan otot, umumnya doi otot pantat atau paha.

a. Sediaan dalam bentuk larutan lebih cepat diabsorpsi daripada suspensi pembawa air atau minyak.

b. Larutan sebaiknya isotonis.

c. Onset bervariasi tergantung besar kecilnya partike. d. Sediaan dapat berupa larutan, emulsi, atau suspensi.

e. Zat aktif bekerja lambat (preparat depo) serta mudah terakumulasi, seingga dapat menimbulkan keracunan.

(39)

f. Volume sediaan umumnya 2 ml sampai 20 ml dapat disuntikkan ke dalam otot dada, sedangkan volume yang lebih kecil disuntikkan ke dalam otot-otot lain.

g. Contohnya :

a) Injeksi penicilin G 3.000.000 unit

b) Injeksi serum antitetanus 10.000 atau 20.000 unit c) Injeksi vitamin B kompleks

3. Intravena (i.v.), yaitu disuntikkan ke dalam pembuluh darah.

a. Larutan dalam volume ecil (dibawah 5 ml) sebaiknya isotonis dan isohidris, sedangkan volume besar (infus) harus isotonis dan isohidris. b. Tidak ada fase absorpsi, obat langsung masuk ke dalam vena onset of

action segera.

c. Obat bekerja paling efisien, biovaibilitas 100%.

d. Obat harus berada dalam larutan air, bila emulsi lemak partikel minya tidak boleh lebih besar dari ukuran partikel eritrosit, sediaan suspensi tidak dianjurkan.

e. Larutan hipertonis disuntikkan secara lambat, sehingga sel-sel darah tidak banyak berpengaruh.

f. Zat aktif tidak boleh merangsang pembuluh darah, sehingga menyebabkan hemolisa seperti saponin, nitrit, dan nitrobenzol.

g. Sediaan yang diberikan umumnya sediaan sejati. h. Adanya partikel dapat menyebabkan emboli.

(40)

i. Pada pemberian dengan volume 10 atau lebih, sekali suntik harus bebas pigoren.

 j. Contohnya :

Injeksi ampicilin 500 mg, 1 gram

Infus sodium xhloride 0,9% 25 ml, 50 ml, 500 ml 4. Carapemberian parenteral lainnya :

a. Intraspinal, yaitu disuntikkan ke dalam sumsum tulang belakang. 1. Larutan harus insotonis dan isohidris.

2. Bila digunakan sebagai anestesi larutan hipertonis. 3. Contohnya :

Injeksi Xylocain heavy 0,5 % 2 ml (Bupivacaine HCl)

b. Peritoneal, yaitu kateter dimasukkan ke daam rongga perut dengan operasi untuk tempat memasukkan cairan steril CAPD (Continous  Ambulatory Peritoneal Dialisis).

1. Larutan harus hipertonis.

2. Zat aktif diabsorpsi dengan cepat.

3. Volume diberikan dalam jumlah besar (1 atau 2 liter).

4. Infeksi mudah terjadi karena pemakian yang terus-menerus dan penanganan yang tidak steril.

5. Biasa sebagai cuci darah dengan cara CAPD. Contohnya : infus dianeal 1,5% atau 2,5% 2 liter. c. Intraartikular, yaitu disuntikkan ke dalam sendi.

(41)

Contohnya : injeksi kenacort A 10 mg/ml amp 5 ml. d. Intradermal, yaitu disuntikkan ke dalam kulit.

1. Larutan sebaiknya isotonis dan isohidris.

2. Volume yang disuntikkan kecil-kecil, antara 0,1 hingga 0,1 ml. 3. Biasa sebagai diagnostik mantoux tes atau tes alergi.

4. Contohnya : tes alergi antibiotik 1 ml. Injeksi kenacort A 10 mg/ml amp 5 ml.

N. The Theory and Practise of Industrial Pharmacy ; 671

 Ampul adapat ditutup dengan melelehkan bagian gelas dari leher ampul sehingga mementuk segel penutup atau segel atrik. Segel penutup dibuat dengan melelehkan sebagian gelas pada gabian atas leher ampul bulatan gelas dan menutup bagian terbuka. Segel tarik dibuat dengan memanaskan leher dari suatu ampul yang berputar didaerah ujungnya kemudian menarik ujungnya hingga membentuk kapiler kecil yang dapt diputar sebelum bagian yang meleleh tersebut ditutup.

Kesimpulan : Rute – rute Injeksi

Rute Tempat Injeksi Vol (ml) Jarum suntik yang umum digunakan Batas Formulasi Jenis pengobatan yang diberikan Inravena Diinjeksi secara

langsung kedalam salah satu vena

50 ml Veinpuncture ½ in 22 gauge Larutan dan beberapa emulsi Hampir semua golongan obat LVPS Diinjeksi secara langsung ke dalam salah satu vena (Parenteral volume besar) 100 & lebih (unit infus) Venoclysis ½ in 19 gauge Larutan dan beberapa emulsi Hampir semua golongan obat

(42)

Subkutan Diinjeksikan di bawah kulit dalam lapisan jaringan subkutan 2 ¾ in 23 gauge Dibutuhkan tidak harus isotonis Insulin, vaksin IIntramuskular Diinjeksikan ke dalam otot, tempat injeksi biasa adalah gluteal (bokong), deltoid (lengan atas) dan vustus lateral (paha atas) 2 1½ in 22 gauge Dapat berupa larutan,emulsi minyak  – minyak atau suspensi, isotonik lebih disukai Hampir semua golongan obat

Intraarterial Secara langsung ke dalam arteri (aksi segera terlihat pada daerah peripheral)

2 - 20 20 -22 gauge Larutan dan beberapa emulsi Media radiopaque, antineoplastik, antibiotik

Intratekal Secara langsung ke dalam cairan cerebrospinal (dalam kanal spinal)

1 – 4 24 – 48 gauge Harus isotonis Anestetik lokal,

analgetik dan bahan

neurolitik Intraepidural Ke dalam ruang

epidural dekat kolum spinal

6 - 30 5 in 16  – 18 gauge

Harus isotonik Anestetik

local, narkotik, agonis  -2

steroid Intrasisternal Secara langsung

ke dalam daerah caudal otak antara cerebellum dan medulla oblongata

Harus isotonik antibiotik

Intraartikular Secara langsung dimaskukkan ke dalam caudal otak antara cerebellum dan medulla oblongata

2 - 20 1,5 – 2 inci 18 – 22 gauge

Harus isotonik Morfin, anestetik

local, AIS,  AINS,

antibiotik

Intrakardiak Secara langsung ke dalam jantung ketika hidup terancam (stimulasi epinefrin pada pengobatan gagal  jantung)

0,2-1 5 in, 22 gauge Obat

kardiotonik, kalsium.

Intrapleural Secara langsung ke dalam rongga pleural atau

paru-2-30 2-5 in

10-55 gauge

 Anestetik lokal, narkotik.

(43)

paru (juga digunakan untuk menarik cairan) Intraperitonial Secara langsung

ke dalam rongga perut/ rongga abdominal dalam visera Vaksin rabies, larutan pencuci ginjal

Intradermal Secara langsung ke dalam lapisan kulit epidermis di bawah stratum korneum 0,1-0,5 ¾ in. 26 gauge Sebaiknya isotonic Bahan diagnastik vaksin

Intra okuler Ke dalam chamber anterior mata (injeksi chamber anterior( secara langsung ke dalam lubang vitreus mata (intravitreal), injeksi disekitar bagian posterior bulat (retrobular) secara langsung diberikan dibawah konjungtiva (injeksi konjungtiva) 0,1-0,2  Antinfiamasi, anestetik, midmatik

II.1.4 Keuntungan dan kerugian sediaan parenteral II.1.4.1 Keuntungan sediaan parenteral

a. Sterile Dosage Forms : 11

1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal  jantung, asma, syok.

(44)

2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif secara oral atau yang dapat dirusak oleh saluran pencernaan, seperti insulin, hormon dan antibiotik.

3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan secara injeksi.

4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol obat dari ahli karena pasien harus kembali untuk pengobatan selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak dapat menerima obat secara oral. 5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal untuk obat bila

diinginkan seperti pada gigi dan anestesi.

6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang diperpanjang, bentuk parenteral tersedia, termasuk injeksi steroid periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin periode panjang secara i.m. 7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada

keseimbangan cairan dan elektrolit.

8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi melalui rute parenteral.

2. Parenteral Technology Manual  : 6 1. Aksi obat biasanya lebih cepat. 2. Seluruh dosis obat digunakan.

3. Beberapa obat, seperti insulin dan heparin, secara lengkap tidak aktif ketika diberikan secara oral, dan harus diberikan secara parenteral.

(45)

4. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat 4. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat ditoleransi ketika diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat dektrosa.

dektrosa.

5. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena 5. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena

dapat menyelamatkan hidupnya. dapat menyelamatkan hidupnya. 3.

3. Pharmaceutical Technology Fundamental PharmaceuticsPharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics : 283: 283

Beberapa obat mempunyai keuntungan dibandingkan dengan Beberapa obat mempunyai keuntungan dibandingkan dengan pemberian secara oral.

pemberian secara oral. 1.

1. Pemberian rute Pemberian rute ini adalah penting ini adalah penting ketika jalur ketika jalur gastrointestinal tidakgastrointestinal tidak dapat digunakan karena pembedahan atau kekurangan stabilitas, dapat digunakan karena pembedahan atau kekurangan stabilitas, seperti obat-obat penisilin dan penisilin G.

seperti obat-obat penisilin dan penisilin G. 2.

2. Respon fisiologis Respon fisiologis dari injeksi dari injeksi lebih cepat lebih cepat dan efektif dan efektif dibandingkandibandingkan pemberian secara oral.

pemberian secara oral.

3. Dalam kasus darurat dimana pasien tidak sadar atau tidak menerima 3. Dalam kasus darurat dimana pasien tidak sadar atau tidak menerima obat oral, pemberian parenteral dapat memberikan efek yang segera obat oral, pemberian parenteral dapat memberikan efek yang segera dan menentu.

dan menentu.

4. Injeksi dapat menghasilkan efek lokal. Anestesi lokal digunakan oleh 4. Injeksi dapat menghasilkan efek lokal. Anestesi lokal digunakan oleh

dokter gigi untuk menginjeksi dekat batang dari

dokter gigi untuk menginjeksi dekat batang dari serabut dan membantuserabut dan membantu sensasi nyeri segera pada daerahnya.

sensasi nyeri segera pada daerahnya. 4.

4. Pharmaceutical practicePharmaceutical practice: 247: 247 Terapi parenteral digunakan untuk: Terapi parenteral digunakan untuk: 1.

1. Menghasilkan Menghasilkan efek efek yang yang dibatasidibatasi 2.

(46)

3.

3. Pemberian obPemberian obat pada at pada pasien yang pasien yang tidak sadatidak sadarr 4.

4. Mengembalikan Mengembalikan dengan dengan cepat ccepat cairan dan airan dan elektrolitelektrolit 5.

5. Menjamin peMenjamin penyaluran nyaluran obat ke obat ke jaringan jaringan targettarget 5.

5. Dispending Of Medication by Hoover :Dispending Of Medication by Hoover : 258258

1) Membutuhkan tanggung jawab dalam pembuatan, pembagian dan 1) Membutuhkan tanggung jawab dalam pembuatan, pembagian dan

kontrol pada pencampuran secara parenteral kontrol pada pencampuran secara parenteral 2)

2) Mengurangi kebutuhaMengurangi kebutuhan perawat untuk mencampur, keseban perawat untuk mencampur, kesebaran merataran merata dan aktivitasnya

dan aktivitasnya

3) Membutuhkan standarisasi label pada pencampuran larutan untuk 3) Membutuhkan standarisasi label pada pencampuran larutan untuk

membantu mengurangi kesadaran membantu mengurangi kesadaran 4)

4) Membutuhkan persiapan koMembutuhkan persiapan kontrol yang efektif pada penggunantrol yang efektif pada penggunaan, obatan, obat yang kadaluwarsa pada p

yang kadaluwarsa pada pencampurannyencampurannya.a. 5)

5) Membutuhkan persMembutuhkan persiapan akurasi iapan akurasi pada kalkulasi bapada kalkulasi bahan dan dalhan dan dalamam proses pembuatannya

proses pembuatannya 6)

6) Membutuhkan cMembutuhkan control kondisi ontrol kondisi lingkungan lingkungan dengan mengdengan menggunakan LAgunakan LAF.F. II.1.4.2 Kerugian sediaan parenteral

II.1.4.2 Kerugian sediaan parenteral 1)

1) Sterile Dosage FormsSterile Dosage Forms : 11 : 11 1.

1. Bentuk sediaan harus Bentuk sediaan harus diberikan oleh diberikan oleh orang yang terlatih orang yang terlatih dandan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pemberian membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pemberian rute lain.

rute lain.

2. Pada pemberian parenteral dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk 2. Pada pemberian parenteral dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat pengerjaan secara aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari.

(47)

3.

3. Obat Obat yang diberikan yang diberikan secara parenteral secara parenteral menjadi menjadi sulit sulit untukuntuk mengembalikan efek fisiologisnya.

mengembalikan efek fisiologisnya.

4. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk 4. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk

sediaan parenteral lebih mahal dibandingkan metode rute yang lain. sediaan parenteral lebih mahal dibandingkan metode rute yang lain. 2)

2) Parenteral Technology Manual Parenteral Technology Manual  : 11 : 11 1.

1. Beberapa Beberapa rasa sarasa sakit dapat kit dapat terjadi seringterjadi seringkali tidak kali tidak disukai oledisukai oleh pasienh pasien,, terutama bila sulit untuk mendapatkan vena yang cocok untuk terutama bila sulit untuk mendapatkan vena yang cocok untuk pemakaian i.v.

pemakaian i.v.

2. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk 2. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk

mengatur dosis. mengatur dosis. 3.

3. Sekali diguSekali digunakan, obnakan, obat dengan at dengan segera mesegera menuju ke nuju ke organ targetnya.organ targetnya. Jika pasien hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah Jika pasien hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk dikembalikan lagi.

penggunaan, efeknya sulit untuk dikembalikan lagi. 4.

4. Pemberian beberaPemberian beberapa bahan melalui kpa bahan melalui kulit membutuhkan pulit membutuhkan perhatianerhatian sebab udara atau mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sebab udara atau mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi phlebitis, pada bagian yang sampingnya dapat berupa reaksi phlebitis, pada bagian yang diinjeksikan.

diinjeksikan. 3)

3) Pharmaceutical Technology Fundamental PharmaceuticsPharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics : 283 : 283 Beberapa orang tidak menyukai pemberian injeksi karena : Beberapa orang tidak menyukai pemberian injeksi karena : 1.

1. Umumnya, Umumnya, injeksi injeksi itu itu tidak tidak nyaman.nyaman. 2.

2. Dibutuhkan Dibutuhkan orang-orang orang-orang yang yang terlatih terlatih untuk untuk pemberiannya.pemberiannya. 3.

(48)

4. Reaksi sensitivitas lebih sering terjadi pada parenteral daripada bentuk sediaan lain.

5. Terapi parenteral lebih mahal daripada bentuk yang lain karena penggunaan dan produksinya.

4) Modern Pharmaceutical  ; 441

Kerugian rute parenteral meliputi frekuensi nyeri dan rasa tidak nyaman dari injeksi, dengan rasa takut psikologi terhadap jarum suntik, tambahan pada kenyataan bahwa obat atau dosis yang tidak tepat sering membahayakan atau tidak mungkin ditiadakan ketika telah diberikan secara parenteral (terutama secara intravena) daripada oral.

5) Dispending Of Medication by King ; 167-168

a. Membutuhkan kontra proses lingkungan, keahlian dan teknik khusus untuk formulasi, preparasi, penanganan dan penggunaan klinik

b. Rasa nyeri atau ketidaknyamanan secara psikologi diperoleh dengan injeksi

c. Bahaya masalah introgenik dari terapi obat d. Biaya relatif mahal

6) Dispending Of Medication by Martin ; 969

Kerugian parenteral meliputi dibutuhkannya teknik aseptik dalam produksi dan pemberian, membutuhkan keahlian khusus untuk pemberian, nyeri yang nyata atau rasa takut secara psikologi, dengan injeksi dan biaya yang relatif mahal. Bagaimanapun, ada dua kerugian yang jika tidak dikontrol atau diamati dengan seksama dapat menunjukkan

(49)

akibat fatal. Ini berkembang cepat dari reaksi alergenik pada individu yang sensitif dan sebagai akibat dari efek kesalahan pada pemilihan atau dosis obat terjadi. Ini sangat sulit jika tidak mungkin untuk mengembalikan efek serupa.

7)  American Pharmacy  ; 225-226

a. Rasa takut sebagian besar orang pada jarum suntik hipodermik

b. Biaya pengobatan yang meningkat adalah faktor lain, sangat mahal untuk memasarkan obat dalam bentuk injeksi daripada tablet atau kapsul

c. Produk injeksi memerlukan lebih banyak perhatian dalam pemeliharaan dari perlakuan bentuk dosis sederhana

d. Tidak dapat diberikan tanpa penggunaan perlengkapan khusus, dan metode pemberian memerlukan latihan khusus.

8) Prescription Pharmacy Dosage Formulation and Pharmaceutical  Adjuncts ; 192-193

 Ada sedikit keraguan, dari sudut pandang psien, produk parenteral merupakan salah satu bentuk pemberian yang kuang diinginkan. Ini berdasarkan rasa takut yang umum karena sakit dari jarum.

9) Remington’s Pharmaceutical Science 18thEdition ; 1546

Diantara kerugian dari bentuk dosis ini memenuhi syarat pemberian aseptis, resiko toksisitas jaringan dan iritasi lokal, nyeri nyata atau faktor psikologi dan kesulitan dalam kesalahan pemeriksaan yang dilakukan. Pada situasi lain, sedikit antagonis langsung farmakologi yang segera

(50)

ada, pemeriksaan yang salah tidak mungkin ada. Satu kerugian lain adalah tiap hari atau frekuensi pemberian merupakan kesulitan bagi pasien untuk mengunjungi ahli yang profesional atau belajar untuk menginjeksi diri sendiri.

10) Dispending Of Medication by Hoover  : 258

1) Kebutuhan teknik aseptic pada produksinya, pencampuran dan pemberiannya

2) Membutuhkan keahlian khusus sebagai syarat untuk pembuatan 3) Nyeri fisiological dengan adanya injeksi

Kesimpulan : Keuntungan :

1. Dapat digunakan pada obat yang tidak dapat diberikan pada rute oral. 2. Dapat diberikan pada pasien yang tidak kooperatif, mual atau muntah

dan tidak sadar.

3. Aksi obat dan respon fisiologis cepat.

4. Dapat menghasilkan efek yang dibatasi dan efek sistemik, tergantung tujuan terapi.

5. Dapat digunakan untuk memperbaiki atau mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh.

6. Dapat digunakan pada keadaan darurat untuk mempertahankan hidup pasien.

7. Rute pemberian bervariasi sehingga memunkinkan pemberian suatu obat mencapai organ target atau tempat yang dibutuhkan.

(51)

Kerugian :

1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang ahli.

2. Pemberian parenteral membutuhkan ketelitian yang cukup dalam mengatur dosis

3. Membutuhkan pengerjaan secara aseptik

4. Rasa sakit yang tidak disukai oleh pasien kadang dapat terjadi

5. Reaksi sensitivitas lebih sering terjadi pada parenteral daripada bentuk sediaan lainnya

6. Akibat yang dapat terjadi dari reaksi alergenik pada individu yang sensitif dan kesalahan pada pemilihan dosis berakibat fatal karena tidak mungkin untuk mengembalikan efek serupa

7. Biaya relatif mahal

8. Metode pembuatan rumit, sehingga sedikit farmasis yang dapat membuat produk

9. Produk injeksi lebih banyak memerlukan perhatian dalam pemeliharaan karena pasien harus mengunjungi ahli profesional atau belajar untuk menginjeksi diri sendiri

II.1.5 Komposisi injeksi

a. Sterile Dosage Forms : 16

Obat-obat dalam larutan dalam pembawa yang cocok, dengan atau tanpa bahan tambahan, ditujukan untuk penggunaan parenteral yang dikenal sebagai injeksi. Injeksi dapat dikemas sebagai unit dosis tunggal

(52)

atau unit dosis ganda, volumenya dapat sejumlah setengah milliliter, seperti injeksi Atropin Sulfat atau sebanyak 1 L seperti injeksi dektrosa. b. Pharmaceutical Practice ; 250-255

Formulasi produk parenteral : 1) Pembawa untuk injeksi

Obat umumnya ada dalam suatu injeksi dalam konsentrasi rendah. Pembawa memberikan proporsi sangat tinggi dari formulasi dan tidak toksik juga tidak mempunyai aktivitas terapeutik. Air sering mengandung variasi luas kontaminan seperti elektrolit, organisme dan partikulat, dan gas tidak larut seperti karbondioksida dan klorin. Variasi luas dari kontaminan menyebabkan masalah dalam preparasi air untuk penggunaan injeksi. Ini disebut air untuk injeksi dan harus digunakan sebagai pembawa untuk produk parenteral.

2) Pelarut bukan air

 Air bercampur kosolven seperti gliserin dan propilenglikol, digunakan sebagai pembawa dalam cairan parenteral volume kecil. Bahan ini digunakan untuk meningkatkan solubilitas obat dan menstabilkan obat yang didegradasi melalui hidrolisis.

3) Bahan tambahan

Variasi bahan tambahan seperti bahan antimikrobial, antioksidan, buffer, pengkhelat dan bahan penambah atau pengatur tonisitas digunakan dalam formulasi injeksi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan produk yang aman dan elegan.

Gambar

Gambar Rute Injeksi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat bahwa tata kelola perusahaan di Perum, Bulog Divre Jabar Bandung kurang berjalan maksimal. Hal tersebut ditunjukkan hasil

[r]

Majlis perundingan Negara telah ditubuhkan pada bulan Januari 1970 untuk membentuk perpaduan antara kaum di Malaysia. Majlis Perundingan Negara telah dipengerusikan oleh Tun

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa Bakso sapi terpilih dari segi organoleptik dengan menggunakan uji deskripsi yaitu bakso sapi dengan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2013. Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan guru dan siswa sedangkan kegiatan dokumentasi yang peneliti

18 Ibid. Boullatta, “ Hassan Hanafi: Terlalu Teoretis untuk Dipraktekkan ”, tulisan pendek yang diterjernahkan oleh Saiful Muzani dalam Islamika 1, h.. Guna memperoleh ganjaran

Dalam menentukan tambahan tegangan vertikal yang terjadi akibat beban t erbagi rata berbentuk trapesium dengan panjang tak terhingga, ditinjau titik A didalam tanah yang.

Mengetahui banyak tentang sejarah , tentunya kita akan semakin tahu apa yang dimaksud dengan hasil belajar IPS. hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang