• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Verbal Bullying Terhadap Rasa Percaya Diri Anak Kelas Tinggi Di SD Negeri 2 Sikayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Verbal Bullying Terhadap Rasa Percaya Diri Anak Kelas Tinggi Di SD Negeri 2 Sikayu"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VERBAL BULLYING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK KELAS TINGGI DI SD NEGERI 2 SIKAYU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh: NINA SUNDARI

A510160128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH VERBAL BULLYING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK KELAS TINGGI DI SD NEGERI 2 SIKAYU

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) tingkat perilaku verbal bullying anak kelas tinggi, (2) tingkat rasa percaya diri anak kelas tinggi, dan (3) pengaruh verbal bullying terhadap rasa percaya diri anak kelas tinggi di SD Negeri 2 Sikayu. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode regresi sederhana. Populasi anak kelas tinggi dengan sampel 47 anak, diambil dengan teknik stratified random sampling. Hasil analisis data menunjukkan perilaku verbal bullying berada pada kategori sedang sebesar 51,06%, sedangkan rasa percaya diri berada pada kategori sedang sebesar 55,32%. Persamaan regresi variabel verbal bullying dan rasa percaya diri sebesar Y = 14,02 + 0,96X. hasil koefisien regresi variabel verbal bullying dan rasa percaya diri sebesar 0,96 yang menunjukkan apabila perilaku verbal bullying bertambah satu, maka rata-rata rasa percaya diri anak akan bertambah sebesar 0.96. Dan perolehan hasil korelasi sebesar rhitung (0,719) > rtabel (0,288) yang artinya terdapat hubungan antara verbal bullying terhadap rasa percaya diri. Syarat penerimaan hipotesis bahwa thitung > ttabel. Diperoleh hasil thitung (6,93) > ttabel (2,021) artinya ada pengaruh antar kedua variabel, dengan besar koefisien determinasi sebesar 51,62% yang artinya adanya pengaruh besar bariabel X terhadap Y atau terdapat pengaruh bersar verbal bullying terhadap rasa percaya diri anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Kata Kunci : anak kelas tinggi, verbal bullying, tingkah laku, rasa percaya diri. Abstract

This study aims to determine: (1) the level of verbal bullying behavior of high class children, (2) the level of self-confidence of high class children, and (3) the effect of verbal bullying on the self-confidence of high class children in SD Negeri 2 Sikayu. This type of research is quantitative with a simple regression method. The population of high-class children with a sample of 47 children, taken by using stratified random sampling technique. The results of data analysis showed that verbal bullying was in the medium category at 51.06%, while self-confidence was in the medium category at 55.32%. The regression equation for the variable verbal bullying and self-confidence is Y = 14.02 + 0.96X. the result of the regression coefficient of the verbal bullying variable and self-confidence is 0.96 which indicates that if the verbal bullying behavior increases by one, then the average child's self-confidence will increase by 0.96. And the correlation result is rcount (0.719)> rtabel (0.288), which means that there is a relationship between verbal bullying and self-confidence. Terms of acceptance of the hypothesis that tcount > ttable. The results obtained tcount (6.93) > ttable (2.021) means that there is an influence between the two variables, with a determination coefficient of 51.62%, which means that there is a large influence of Bariabel X on Y or there is a large effect of verbal bullying on children's self- confidence. Thus it can be concluded that Ho is rejected and Ha is accepted.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan yang jelas. Menurut Archambault, Markombo, & Fraser (dalam Sumardi, Giyartini, Nibrashanti, dkk, 2020 :12) bahwa sekolah merupakan tempat yang bukan hanya untuk mancari ilmu, melainkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang baik. Anak-anak disekolah umumnya bersaing untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Peserta didik mempunyai tingkah laku yang positif serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Menurut Neill (dalam Pratiwi & Laksmiwati, 2019 : 47) bahwa percaya diri keyakinan akan kemampuan yang ada pada diri individu dan penilaian bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk berhasil.

Pada kenyataannya sekarang ini banyak anak yang memiliki rasa percaya diri yang rendah. Hal ini disebabkan karena perilaku verbal bullying yang dilakukan oleh antar anak di sekolah. perilaku verbal bullying ini bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja, tanpa disadari mungkin saja kita pernah menjadi korban bully, hal ini disebabkan karena ketidaktahuannya mengenai arti dari bullying yang sebenarnya. Verbal sendiri berarti lisan. Kemampuan verbal menurut Uzer Usman (dalam Rubiyanto, 2014 :133) suatu keahlian dalam mengolah informasi lisan yang disusun secara sistematis. Sedangkan bullying menurut Sari & Azwar (dalam Sumardi, Giyartini, Nibrashanti, dkk, 2020 :12) merupakan perilaku agresif yang dilakukan oleh pelaku bullying kepada korban bullying dengan maksud untuk melukai secara terus menerus. Sehingga disimpulkan bahwa verbal bullying merupakan perilaku agresif dengan menggunakan lisan/kata-kata.

Perilaku verbal bullying yang dilakukan anak sekolah pada dasarnya yaitu dengan memberi nama julukan, mengejek, menghina, menyindir, menyebarkan gosip, memaki. Ada bebarapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku verbal bullying diantaranya faktor teman sebaya, faktor lingkungan (Wiyani dalam Wardiyanto, 2016 :24). Dampak dari perilaku verbal bullying yaitu timbulnya rasa percaya diri yang rendah pada anak. Ciri-ciri anak anak yang kurang mempunyai rasa percaya diri akibat dari perilaku verbal bullying yaitu

(7)

3

menempatkan dan posisikan diri sebagai yang, pesimis, dan menyimpan rasa takut dan kekhawatiran terhadap penolakan (Hakim dalam Sripurwaningsih, 2017 : 23). Di Indonesia sendiri, kasus bullying di sekolah sudah merajalela. Baik di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. Dari tahun 2011 hingga Agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah bullying. Jumlah sekitar 25 % dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480 kasus (Lestari, dalam Putri, F E & Christina, E, 2018 : 79).

Kebumen merupakan salah satu kota yang mempunyai tingkat bullying yang cukup tinggi. Kasus kekerasan terhadap anak di Kebumen dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2011 tercatat sebanyak 40 kasus kekerasan, dan pada tahun 2012 kasus kekerasan ters melonjak menjadi 88 kasus kekerasan. Beberapa kasus kekerasan yang terjadi yaitu diantaranya perilaku bullying. (diakses dari kompas.com). Di kebumen sendiri terdapat 875 sekolah dasar yang berasal dari 26 kecamatan. Di masing-masing sekolah dasar bawah kasus bullying berbeda-beda.

Berdasarkan hasil observasi terhadap anak kelas tinggi di SD Negeri 2 Sikayu terdapat beberapa perilaku verbal bullying yang dilakukan oleh anak di SD Negeri 2 Sikayu yaitu menyoraki, menyindir, mengejek, memanggil dengan nama julukan yang buruk. Dari perilaku tersebut yang membuat anak mempunyai rasa percaya diri yang rendah. Dari maraknya kejatahan verbal bulliying yang sering dilakukan oleh anak SD dapat berpengaruh rasa percaya diri anak. Biasanya anak akan cenderung menjadi pasif, berkomunikasi dengan teman, guru maupun orang mejadi terbatas, kurang berani menunjukkan kemampuan yang ada pada dirinya, serta . Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh verbal bullying dan rasa percaya diri anak kelas tinggi di SD Negeri 2 Sikayu.

2. METODE

Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Sikayu yang berada di Desa Sikayu, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Mei – 5 Juni 2020. Populasi dalam penelitian ini yaitu anak kelas

(8)

4

tinggi berjumlah 53 anak. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 47 anak. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket/kuesioner. Penggunaan angket ini digunakan untuk mengatahui seberapa besar pengaruh verbal bullying terhadap rasa percaya diri. Angket ini sebelumnya telah diuji cobakan terlebih dahulu kepada 30 sampel non penelitian, yang kemudian di uji validitas dan uji reliabilitas. Dihasilkan angket yang dinyatakan valid sebanyak 35 item butir soal dari 45 item butir soal. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik regresi linier sederhana. Pada dasarnya persamaan regresi dilakukan untuk sebuah prediksi, bagaimana individu dalam variabel dependen akan terjadi apabila individu dalam variabel independen ditetapkan (Habiby W N, 2017 : 248). Dengan kata lain dengan digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan antara variabel X terhadap variabel Y.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Perilaku Verbal Bullying Anak Kelas Tinggi di SD Negeri 2 Sikayu

Hasil pengumpulan data verbal bullying diperoleh skor ideal terendah 15, skor ideal tertinggi 60, rentang 45 dan jarak interval 15 yang dikategorikan dalam 3 kategori yaitu kecil, sedang dan besar. Berikut merupakan persentase gambaran umum mengenai verbal bullying :

Tabel.1 Perilaku Verbal Bullying

No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase 1 15 – 30 Kecil 21 44,68% 2 31 – 46 Sedang 24 51,06% 3 47 – 62 Besar 2 4,26%

Jumlah 47 100%

Berdasarkan rincian tabel tersebut dapat dilihat bahwa perilaku verbal bullying anak kelas tinggi di SD Negeri 2 Sikayu berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 24 anak (51,06%). Peneltian Jamal & Astuti (2019 : 359) bahwa perilaku bullying berada tingkat sedang yaitu 55,55%. Sedangkan berdasarkan uji normalitas diperoleh hasil X2hitung sebesar 5,966. Yang kemudian di konsultasikan

(9)

5

dengan X2tabel dengan dk = 6 dan taraf signifikasi 5%, yaitu diperoleh hasil sebesar 12,592. Jadi X2hitung (5,966) < X2tabel (12,592), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Perilaku verbal bullying merupakan suatu perilaku agresif yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah dengan menggunakan kata-kata atau lisan. Bullying diartikan sebagai tindakan negatif yang dilakukan secara berulang kali oleh stu orang atau lebih melwan orang lain yang relatif lebih lemah (Sahin, 2014 : 215). Banyak kasus korban bullying adalah anak perempuan. Hal tersebut selaras dengan Salmivalli & Veoten (2010) bahwa perempuan mempunyai banyak pengaruh dari pada anak laki-laki. Berdasarkan hasil perolehan angket dapat diketahui bahwa verbal bullying yang dilakukan oleh anak-anak yaitu dengan memanggil sebutan nama yang kurang bagus. Hal tersebut sejalan dengan Wang, Lanotti & Nansel (2009 : 2) bahwa bentuk verbal bullying yang dilakukan oleh anak yaitu menyebut nama/memanggil dengan sebutan yang kurang bagus yang dilakukan secara langsung. Hal serupa juga disampaikan Wulandari & Mustikasari (2015 : 221) bahwa bullying verbal yang banyak dilakukan oleh anak sekolah dasar yaitu memberi nama julukan, menyoraki, dan membentak. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya perilaku verbal bullying. Berdasarkan penelitian Tumon (2014) dalam Putri, Nauli & Novayelinda (2015 : 1149) terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya bullying yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor teman sebaya. Selajan dengan Nurlia & Suardiman (2020 : 7) bahwa ada beberapa faktor mempengaruhi perilaku bullying diantaranya senioritas, sejarah menjadi korban bullying, status ekonomi, kekerasan dari media, keluarga dan faktor teman sebaya.

3.2 Rasa Percaya Diri Anak Kelas Tinggi di SD Negeri 2 Sikayu

Hasil pengumpulan data tingkah laku diperoleh skor ideal terendah 20, skor ideal tertinggi 80, rentang 60, dan jarak interval 20. Berikut merupakan persentase gambaran umum mengenai rasa percaya diri anak:

(10)

6

Tabel 1. Rasa Percaya Diri

Melihat paparan tersebut dapat diketahui bahwa rasa percaya diri anak kelas tinggi di SD Negeri 2 Sikayu berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 22 anak (55,32%). Hal serupa terjadi dalam penelitian Sripuwaningasih (2017 :77) bahwa kepercayaan diri anak tergolong pada kategori sedang dengan prosentase 73,14%. Sedangkan untuk uji normalitas menggunakan rumus chi kuadrat dengan perolehan hasil hasil X2hitung sebesar 8,158. Selanjutnya hasil X2hitung di konsulkan dengan X2tabel dengan dk = 6 dan taraf signifikasi 5%, yaitu diperoleh hasil sebesar 12,592. Jadi X2hitung (8,158) < X2tabel (12,592), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Rasa percaya diri merupakan sikap positif yang dimiliki seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Berdasarkan hasil angket dapat diketahui bahwa anak kurang rasa percaya diri anak ditandai dengan rasa malu dan minder apabila nilai yang diperoleh lebih rendah dari teman-temannya yang membuat anak mempunyai kepercayaan diri yang rendah. Sejalan dengan Guffron & Risnawati (dalam Pratiwi & Laksmiwati, 2016 : 47) bahwa individu yang tidak mempunyai kepercayaan diri, mereka cenderung akan berpandangan negatif, dan menganggap dirinya tidak mampu memecahkan masalah.

3.3 Pengaruh Verbal Bullying Terhadap Rasa Percaya Diri Anak

Berdasarkan uji regresi linier sederhana yang diperoleh persamaan regresi Ý = 14,02 + 0,96X. Hasil harga a sebesar 14,02 dan harga b sebesar 0,96. Berdasarkan perhitungan diperoleh rata-rata rasa percaya diri sebesar 58,18. Dan dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa apabila nilai verbal bullying bertambah 1, maka nilai rata-rata rasa percaya diri akan bertambah 0,96. Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh hasil rhitung sebesar 0,719 dan perolehan

No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase 1 20 – 40 Kecil 19 40,42% 2 41 – 61 Sedang 26 55,32% 3 62 – 82 Besar 2 4,26%

(11)

7

rtabel sebesar 0,288. rhitung (0,719) > rtabel (0,288) menunjukkan adanya hubungan positif. Dengan koefisien determinasi sebesar 51,62% yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara verbal bullying terhadap rasa percaya diri sebesar 51,62%, dan 48,38% ditentukan oleh fator lain.

Untuk syarat penerimaan hipotesis bahwa thitung > ttabel. Dan diperoleh hasil thitung 6,93. Berdasarkan dk 45 diperoleh harga ttabel sebesar 2,021. Sehingga diperoleh thitung (6,93) > ttabel (2,021), artinya terdapat pengaruh verbal bullying terhadap rasa percaya diri anak, dengan perolehan sumbangan sebesar 51,62% dan dinyatakan bahwa terdapat pengaruh besar verbal bullying terhadap rasa percaya diri anak di SD Negeri 2 Sikayu. Dengan demikian disumpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, karena dari perolehan koefidien determinasi lebih dari 50%, maka dinyatakan terdapat pengaruh besar antara variabel X terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh besar verbal bullying terhadap rasa percaya diri anak kelas tinggi di SD Negeri 2 Sikayu. Verbal bullying berpengaruh terhadap rasa percaya diri pada anak. Rasa percaya diri pada umumnya ditandai dengan sikap postitif yang ada pada diri seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Dengan adanya perilaku verbal bullying tersebut menjadikan anak mempunyai percaya diri yang rendah. Jamal & Astuti (2019 : 354) Bullying merupakan perilaku yang sangat mengancam dan memiliki efek berbahaya pada para korbannya. Hal serupa juga dijelaskan oleh Fithria & Auli (dalam Putri dan Christina 2018 : 79) dampak yang ditimbulkan dari perilaku verbal bullying di sekolah menjadikan anak merasa pesimis dan mudah menyerah, mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, dan kurang bisa memanfaatkan kelebihan yang ada pada dirinya. Hal tersebut sejalan dengan Ani & Nurhayati (2019 : 88) bahwa anak cenderung menjadi pemurung, kurang bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan, mudah marah, dan mempunyai rasa percaya diri yang rendah.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengaruh verbal bullying terhadap tingkah laku dan rasa percaya diri anak kelas tinggi di SD Negeri 2 Sikayu dapat ditarik kesimpulkan bahwa : a) verbal bullying yang terjadi di SD

(12)

8

Negeri 2 Sikayu berada pada kategori sedang persentase 51,06% yaitu sebanyak 24 anak ; b) rasa percaya anak di SD Negeri 2 Sikayu berada pada kategori sedang dengan persentase 55,32% yaitu sebanyak 26 anak; c) pengaruh verbal bullying terhadap rasa percaya diri diperoleh persamaan regresi Ý= 14,02 + 0,96, yang berarti jika verbal bullying bertambah satu maka rasa percaya diri bertambah sebesar 0,96. Diperoleh nilai korelasi sebesar rhitung (0,719) > rtabel (0,288) menunjukkan adanya hubungan antar kedua variabel, Serta diperoleh hasil koefisien determinasi sebesar 51,62% yang artinya adanya pengaruh verbal bullying terhadap rasa percaya diri sebesar 51,62%. Penerimaan hipotesis bahwa thitung > ttabel. Diperoleh hasil thitung (6,93) > ttabel (2,021) artinya terdapat pengaruh verbal bullying terhadap rasa percaya diri. Dengan perolehan koefisien determinasi sebesar 51,62% maka dinyatakan terdapat pengaruh besar verbal bullying terhadap rasa percaya diri anak. Sehingga disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Ani, S. D., & Nurhayati, T. (2019). Pengaruh Bullying verbal di lingkungan sekolah terhadap perkembangan perilaku siswa. Jurnal Edueksos, Vol VIII, No. 2, Pages 88-101.

Finnesco, G. M. (2013). Kekerasan Terhadap Anak di Kebumen Meningkat Dua KaliLipat.https://edukasi.kompas.com/read/2013/02/28/14152884/Kekeras an.terhadap.Anak.di.Kebumen.Meningkat.Dua.Kali.Lipat. Diakses pada 31 Agustus 2020.

Habiby, W. N. (2017). Statistika Pendidikan. Surakarta.

Jamal, J., & Astuti, B. (2019). The Effect of Symbolic Modeling Techniques Through Video Shows to Reduce Bullying Behavior of Studentsin Industrial Revolution 4.0. International Conference on Learning Innovation and Quality Education (ICLIQE 2019), vol. 397, pages 354-360.

Nurlia, A., & Suardiman, S. P. (2020). The phenomenon of bullying in junior high school. International Journal of Education and Learning, Vol 2, No 1, pages 7-13.

Pratiwi, I. D., & Laksmiwati, H. (2016). Kepercayaan Diri dan Kemandirian Belajar Pada Siswa SMA Negri "X". Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol 7, No 1.

Putri, E. F., & Chistina, E. (2018). Konseling Rasional Emotif Perilaku Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa Korban Verbal Bullying. Jurnal BK UNNESA, Hal 78-85.

(13)

9

Putri, N. H., Nauli, A. F., & Novayelinda, R. (2015). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Vol.2, No 2, Hal 1149-1159.

Rubiyanto, R. (2014). Model Pembelajaran Peer-Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Verbal Mahasiswa PGSD FKIP UMS . Profesi Pendidikan Dasar, Vol 2, No 1 , hal 132-140.

Sahin, F. Y. (2015). An Examination of Bullying Tendencies and Bullying Coping Behaviors among adolescents. Procedia Social and Behavioral Sciences, hal 214-221.

Salmivalli, C., & Voeten, M. (2010). Connections between attitudes, group norms, and behavior in bullying situations. International Journal of Behavioral Development , Vo.28, Page 246-258.

Sripuwaningsih, I. M. (2017). Hubungan Perundingan (Bullying) dengan Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMA Muhhamadiyah 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi.

Sumardi, Giyartini, R., Nibrashanti, & Nur, L. (2020). Analisis Perilaku School Bullying pada Siswa Kelas IV di SD. Indonesian Journal of Primary Education, Vol 4, No 1, hal 12-18.

Wang, J., Lannotti, R. J., & Nansel, T. R. (2009). School Bullying Among US Adolescents : Physical, Verbal, Relational and Cyber. Journal Adolesc Health, Vol.45, No.4.

Wardiyanto, W. (2016). Pengaruh Bullying Terhadap Keterampilan sosial Pada Siswi Kelas V SD Se-Gugus 2 Kecamatan Sentolo Kulon Progo. Jurnal PGSD Indonesia, Vol. 2, No.1

Wulandari, M. D., & Mustikasari, R. (2015). Fenomena Bullying Di SD Negeri 3 Manggung Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers, (hal. 218-226). Surakarta.

Gambar

Tabel 1. Rasa Percaya Diri

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh pembelajaran bermain peran terhadap rasa percaya diri siswa kelompok B di TK Pertiwi Karanganyar

Rasa percaya diri merupakan sikap yakin seseorang individu akan kemampuannya sendiri untuk melakukan suatu tindakan dengan penuh tanggungjawab dalam mencapai tujuan

berkaitan dengan kemandirian dan rasa percaya diri siswa guna.. meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV SD N 2. Krangganharjo. Sebagai bahan refrensi

Uji regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal guru dalam meningkatkan rasa percaya diri anak usia dini Raudatul Athfal Asiah Kota Pekanbaru,

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, wawancara dan dokumentasi.Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa siswa dengan rasa

HUBUNGAN ANTARA BULLYING VERBAL DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL MURID SD NEGERI 179 TANAH BERU KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, wawancara dan dokumentasi.Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa siswa dengan rasa

HUBUNGAN VERBAL BULLYING DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI SIRANGGAP CIGUDEG BOGOR BARAT Durohtun Nasihah Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor