• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

Nurhasanah, Lucky Herliawan,Irma Permatawati

Abstraksi

Dalam mempelajari bahasa Jerman, siswa mengalami kesulitan dalam menguasai kosakata. Hal ini didukung dengan hasil angket yang menunjukkan 88,10% dari 42 siswa berpendapat, bahwa menghafal kosakata bahasa Jerman sukar. Adapun penyebab kesulitan siswa tersebut, antara lain dikarenakan kurangnya motivasi siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan menggunakan teknik permainan kartu Uno untuk meningkatkan penguasaan kosakata. Adapun tujuan penelitian ini untuk: 1) mengetahui penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa sebelum dan sesudah penerapan teknik permainan kartu Uno, 2) mengetahui efektivitas penerapan teknik permainan kartu Uno. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung, dan sampel penelitian adalah 33 siswa dari kelas XI IPA 3 SMA di Pasundan 1 Bandung. Instrumen penelitian ini adalah pretest dan posttest. Penelitian ini menggunakan Sign-testuntuk menguji hipotesis penelitian. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai rata-rata pretest 34,74 dan nilai rata-rata posttest 91,31. Hal tersebut berarti nilai rata-rata siswa meningkat setelah penerapan kartu Uno. Berdasarkan hasil analisis dengan Sign-testdiperoleh nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 dengan taraf nyata 5%. Dengan kata lain, dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan setelah penerapan teknik permainan kartu Uno dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa teknik permainan kartu Uno efektif untuk meningkatkan kosakata bahasa Jerman. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyarankan, bahwa permainan kartu Uno dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

Kata Kunci: media pembelajaran, kosakata bahasa Jerman, permainan kartu Uno

Pendahuluan

Pembelajaran bahasa bertujuan untuk menguasai empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut ialah keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan berbicara (Sprachfertigkeit), keterampilan membaca (Lesefertigkeit), dan keterampilan menulis (Schreibfertigkeit). Dalam menguasai keterampilan berbahasa tersebut, diperlukan perbendaharaan kosakata yang memadai. Hal ini dikarenakan penguasaan kosakata merupakan komponen yang

(2)

paling berpengaruh dalam mempelajari dan menguasai keterampilan berbahasa tersebut.

Menguasai kosakata bahasa Jerman bagi siswa dianggap sukar, antara lain dikarenakan kurangnya minat siswa untuk menguasai hal tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, guru membutuhkan strategi mengajar yang lebih baik untuk membantu siswa menguasai kosakata. Salah satu strategi mengajar tesebut adalah penerapan media pembelajaran, misalnya media elektronik maupun media tradisional. Hal ini terasa lebih mendesak lagi, ketika penulis*) mengikuti PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMA Pasundan 1 Bandung. Fasilitas di kelas masih terbilang tradisional, hanya ada papan tulis dalam menyampaikan materi. Oleh karena itu, penerapan media tradisional seperti permainan dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran di kelas.

Permainan dalam pembelajaran bahasa Jerman diasumsikan berdampak positif bagi siswa, karena permainan dianggap menyenangkan, menarik antusiasme dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, teknik permainan kartu Uno yang dimodifikasi dalam pembelajaran diasumsikan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa untuk menguasai kosakata bahasa Jerman. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti efektifitas teknik permainan kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi solusi bagi guru dan siswa dalam menunjang keberhasilan pembelajaran di kelas.

Pembahasan Teoretik

1. Konsep Dasar Media Pembelajaran

Media pembelajaran ialah alat bantu yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Adapun pendapat Hüther dalam Surkamp (2010:210) tentang media pembelajaran, yaitu Mediendidaktik beschäftigt sich ... pädagogisch reflektierter Ziele; in ihren Bereich ... zu zählen. Lebih jauh, Huneke dan Steinig (2010:210) mengatakan bahwa, Medien lassen sich als sächliche Unterrichtsmittel verstehen, die eine dreifache Vermittlungsfunktion ...: zwischen Lehrenden und Lehrnenden, ... in der Lehrgruppe ... und der fremden Sprachgemeinschaft mit ihrer Kultur.

(3)

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa, media adalah sebuah alat bantu yang fungsional dalam proses komunikasi, media juga dapat menjadi alat bantu dalam mempelajari keterampilan berkomunikasi sebagai bekal awal berhubungan dengan orang lain. Penerapan media dalam pembelajaran bahasa Jerman diasumsikan dapat membantu guru dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa di kelas. Pemilihan media dengan benar, diasumsikan dapat memperlancar penyampaian materi dengan lebih baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Konsep Dasar Penguasaan Kosakata

Huneke dan Steinig (2010:174) menyatakan bahwa: Wörter haben eine Inhaltseite (Bedeutung) und eine Formseite (Wortform). ... im Kontext ... kulturell geprägter ... Sprachgebrauchszusammenhänge wird ... manifest. Lebih jauh Wermke, et al. (2007:1948) mengungkapkan kosakata adalah Gesamtheit der Wörter einer Sprache: ... über die Einzelner verfügt: aktiver ..., passiver ... Wortschatz; diese Wort gehört nicht zu meinem Wortschatz ... seinen Wortschatz erweitern.

Sejalan dengan penjelasan tentang kosakata di atas, penulis berkesimpulan bahwa kosakata merupakan kata-kata yang memiliki arti dan makna serta memiliki bentuk kata yang saling berkaitan yang menghasilkan sebuah komunikasi sesuai konteks, situasi dan kebiasaan pada masyarakat yang menggunakannya. Kosakata dibagi menjadi dua, yaitu kosakata aktif yang digunakan oleh pembicara dan penulis dan kosakata pasif yang digunakan oleh penyimak dan pembaca.

Huneke dan Steinig (2010:174) berpendapat tentang penguasaan kosakata bahasa Jerman, bahwa: Der Wortschatzerwerb sollte deshalb kontextualisiert stattfinden ... Lehnende sollten Strategien erwerben, wie sie sich die ‘kulturelle Ladung’ ... Wörter im Gedächtnis verankern und zugänglich halten können. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata lebih menekankan pada kesesuaian konteks penerapannya, dan dibutuhkan strategi dalam mengingat dan menentukan penerapan kata sesuai konteks.

(4)

3. Konsep Dasar Permainan Kartu Uno dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Markowitsch dalam Dauvillier dan Hillerich (2004:5) berpendapat tentang permainan dalam pembelajaran seperti berikut ini: ... Erkenntnisse aus der Hirnforschung und Gedächtnisforschung zeigen, dass Emotionen, ... Informationverarbeitung eine extrem wichtige Rolle spielen. Lebih jauh, Dauvillier dan Hillerich (2004:5) menambahkan tentang permainan dalam pembelajaran yaitu: Spielen sollten vor allem Spaß machen und den unterricht in einer Atmosphäre ablaufen lassen, die drei ist von Angst, Zeitdruck und Notendruck.

Berdasarkan paparan di atas tentang permainan dalam pembelajaran, dapat ditarik kesimpulan, bahwa permainan merupakan langkah alternatif yang dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran, dimana permainan membantu siswa agar berada dalam keadaan yang nyaman, sehingga ilmu atau informasi mudah diterima dan diingat. Berdasarkan hal tersebut, teknik permainan kartu Uno dapat memotivasi siswa dalam mempelajari dan menguasai kosakata bahasa Jerman.

Metode Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan media alternatif dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman, seperti permainan kartu Uno yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan ketika penulis melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMA Pasundan 1 Bandung, pada bulan April sampai dan bulan Juni 2013.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen (quasi experiment) dan disain penelitian pretes dan pascates pada satu kelas (one group pretest and posttest design).

(5)

4. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung, dan sampel penelitian adalah 33 siswa yang dipilih melalui kriteria pemilihan 100% mengikuti tahapan penelitian dari kelas XI IPA 3.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dengan teknik observasi pada 33 siswa kelas XI IPA 3 SMA Pasundan 1 sebagai sampel penelitian.

6. Langkah-langkah pengolahan Data

a. Hasil pretest dan posttest diolah dan dianalis dengan menggunakan SPSS V 18 untuk memperoleh data statistik dasar.

b. Analisis deskripsi sebagai uraian statistik dasar data penelitian.

c. Penentukan uji statistik, penelitian ini menggunakan uji Statistik non-parametrik dengan teknik Sign-test.

d. Memaparkan hasil persentase respon/pendapat siswa melalui angket pembelajaran.

Temuan dan Pembahasan A. Temuan

1. Deskripsi Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini menggunakan pretest dan posttest design, atau dapat dikatakan pretest sebagai faktor (x) dan posttest sebagai faktor (y). pretest dan posttest dalam penelitian menggunakan perangkat tes yang sama. Setelah pengambilan data melalui pretest ini diperoleh skor tertinggi 60 dan skor terendah 10, dengan skor rata-rata 34,74. Pada pengambilan data posttest diperoleh skor tertinggi 96,66 dan skor terendah 70, dengan skor rata-rata 91,71.

2. Analisis Data Penelitian a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data pretest dan posttest menggunakan Uji Lilliefors. Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut:

H0 = data tidak berdistribusi normal dengan ukuran: nilai signifikansi < nilai probabilitas pada taraf nyata 5% (0,05).

(6)

Ha = data berdistribusi normal dengan ukuran: nilai signifikansi ≥ nilai probabilitas pada taraf nyata 5% (0,05).

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest ,197 33 ,002 ,948 33 ,118

Posttest ,320 33 ,000 ,721 33 ,000

Lilliefors Significance Correction

Sampel penelitian ini berjumlah kurang dari 50, maka penilaian ditujukan pada kolom Shapiro-Wilk, untuk kolom Sig. pada pretest dan posttest diperoleh nilai sebesar 0,118 dan 0,000. Pada baris pretest Ha diterima karena 0,118 ≥ 0,05 sedangkan pada baris posttest H0 diterima karena 0,000 < 0,05. Dengan demikian data pretest dinyatakan berdistribusi normal dan data posttest tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik non-parametris.

b. Uji Homogenitas Variansi Data X dan Y

Pengujian homogenitas data tidak diperlukan lagi dalam penelitian ini, karena salah satu data (data posttest tidak berdistribusi normal), kemudian pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik non parametris. Dengan demikian maka dapat langsung melakukan uji verifikatif pada sampel ini, sampel berjumlah 33 siswa pada kelas XI. B3 di SMA Pasundan 1 Bandung. Pemilihan Sampel dilakukan sesuai dengan kriteria pemilihan, yaitu sampel yang mengikuti 100% kegiatan mulai dari tahap pretest, tahap tiga kali treatment, tahap posttest.

3. Analisis Deskripsi

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka dilakukan dahulu analisis deskriftif dengan tujuan untuk mengetahui tetapan nilai-nilai dari statistik dasar. Berikut tabel dekripsi statistik dasar:

(7)

Tabel 2 Deskriptif Statistik Dasar

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pretest 33 34,7436 12,47307 10,00 60,00

Posttest 33 91,7127 6,87694 70,00 96,66

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh informasi bahwa pada baris pretest dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang diperoleh nilai minimal sebesar 10,00; nilai maksimal sebesar 60,00; nilai rata-rata sebesar 34,74; serta simpangan baku sebesar 12,47. Sedangkan pada baris posttest dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang diperoleh nilai minimal sebesar 60,00; nilai maksimal sebesar 96,66; rata-rata sebesar 91,71; serta simpangan baku sebesar 6,88.

Dari hasil analisis deskriptif ini dapat dinyatakan bahwa kelas posttest lebih baik daripada kelas pretest, karena kelas posttest mempunyai rata-rata skor yang lebih besar daripada kelas pretest, kelas posttest mempunyai nilai simpangan baku yang lebih kecil daripada kelas pretest, dan kelas posttest mempunyai nilai varians yang lebih kecil daripada kelas pretest. Berikut ini adalah histogram perbandingan berdasarkan skor yang diperoleh antara kelas pretest dan posttest.

4. Analisis Perbandingan Data Pretest dan Posttest dengan Sign-test

Berdasarkan hasil analisis perbandingan hasil pretest dan posttest dari 33 siswa diperoleh beberapa informasi dalam tabel berikut ini:

Tabel 3 Hasil Analisis Perbandingan dengan Sign-test

Frequencies N Posttest – Pretest Negative Differencesa 0 Positive Differencesb 33 Tiesc 0 Total 33 a. Posttest <Pretest b. Posttest >Pretest c. Posttest = Pretest

(8)

Berdasarkan tabel Frequencies pada baris Negative Differences kolom N tertera nilai 0, artinya tidak ada skor pretest yang lebih besar daripada postest. Pada baris Positive Differences tertera nilai 33, artinya seluruh skor posttest adalah lebih besar daripada pretest. Pada baris Ties tertera nilai 0, artinya tidak ada nilai yang sama antara skor pretest dengan posttest., seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 1 Histogram Perbandingan antara Kelas Pretest dan Posttest 5. Analisis Verifikatif

Teknik yang digunakan dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini, adalah teknik Sign test (Uji Tanda). Sign test digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dengan dua sampel yang saling berhubungan (berkolerasi). Sign test atau uji tanda, biasanya digunakan untuk menganalisis data dalam bentuk tanda, misalnya tanda positif atau tanda negatif. Hipotesis penelitian ini, adalah adanya pengaruh yang positif dengan penerapan media pembelajaran berbentuk permainan kartu Uno yang dimodifikasi dengan cara menambahkan gambar bentuk nomina, terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Oleh karena itu, kriteria penerimaan hipotesis penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Ho ∶ µSsP = µSbP Ha ∶ µSsP > 𝜇 Sb𝑃 Keterangan:

µSsP : Hasil belajar siswa sesudah perlakuan (posttest) µSbP : Hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pretest)

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 Pretest Posttest

(9)

Ho : Tidak terdapat peningkatan penguasaan kosakata siswa setelah penerapan media kartu Uno dalam pembelajaran bahasa Jerman.

HaR : Terdapat peningkatann penguasaan kosakata siswa setelah

penerapan media kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

Berikut ini adalah pengujian hipotesis dengan teknik Sign-test, diperoleh informasi melalui tabel berikut ini:

Tabel 4 Hasil Analisis Penerimaan Hipotesis dengan Sign-test

Test Statisticsa Posttest – Pretest Z -5,570 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 a. Sign Test

Pada tabel Test Statistics pada baris Asymp. Sig (2-tailed) kolom Posttest dan Pretest menunjukkan nilai 0,000. Dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai probabilitas baik pada taraf nyata 5% ataupun 1% (0,000 < 0,05 atau 0,000 < 0,01). Hal ini dapat dikatakan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dengan posttest. Dengan demikian, dapat disimpulkan pada kelas eksperimen setelah diberikan treatment terdapat peningkatan hasil belajar yang lebih baik daripada sebelumnya atau diterimanya Hi: µSsP > µSbP. Hal ini berarti terdapat peningkatan penguasaan kosakata siswa setelah penerapan media kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

6. Deskripsi Angket Pembelajaran

Deskripsi angket pembelajaran yaitu untuk memaparkan pendapat atau respon siswa tentang pembelajaran yang telah dilakukan menggunakan kartu Uno. Pengisian angket pembelajaran ini dilakukan pada tanggal 03 Juni 2013, dengan subjek pengisi sampel penelitian secara acak sebanyak 42 siswa kelas XI IPA 3 di SMA Pasundan 1 Bandung. Angket ini terdiri dari tujuh kriteria atau pernyataan mengenai pembelajaran bahasa Jerman dengan kartu Uno.

(10)

Persentase perhitungan angket respon/pendapat siswa, dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan responnya, yakni positif (SS + S) atau negatif (TS+STS) dengan rumus sebagai berikut :

𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 (𝑆𝑆 + 𝑆)𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑥 100% 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 (𝑇𝑆 + 𝑆𝑇𝑆)𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑥 100%

Setelah pengolahan data angket, diperoleh respon positif terhadap penerimaan inovasi pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Jerman sebesar 97,62%, dan respon positif terhadap penerimaan pembelajaran kosakata bahasa Jerman dengan menggunakan kartu Uno sebesar 100%. Kemudian respon positif yang diperoleh terhadap kartu Uno mempermudah menghafal kosakata bahasa Jerman sebesar 97,62%, dan respon positif terhadap pendapat siswa tentang pembelajaran kosakata bahasa Jerman sukar sebesar 88,10%.

Berdasarkan hasil angket pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa diperoleh respon positif siswa terhadap pembelajaran kosakata bahasa jerman dengan kartu Uno sebesar 100%. Hal ini berarti penerimaan kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman sangat tinggi. Respon positif siswa terhadap kartu Uno dapat memudahkan siswa dalam menghafal kosakata bahasa Jerman sebesar 97,62%, maka dapat dikatakan kartu Uno membantu siswa dalam menghafal kosakata bahasa Jerman.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dalam pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan Kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman efektif. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa pada posttest yang telah dilakukan, dengan nilai siswa rata-rata sebesar 34,74 pada pretest dan nilai siswa rata-rata sebesar 91,31 pada posttest. Selain itu, hal ini didukung dengan analisis pengujian hipotesis dengan teknik Sign-test, diperoleh nilai 0,000. Dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai probabilitas baik pada taraf nyata 5% ataupun 1% (0,000 < 0,05 atau 0,000 < 0,01). Hal ini dapat

(11)

dikatakan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dengan posttest baik pada tingkat kepercayaan 95% ataupun 99%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pada kelas eksperimen setelah diberikan treatment terdapat peningkatan hasil belajar yang lebih baik daripada sebelum diberikan treatment atau diterimanya Hi: µSsP > µSbP. Hal ini berarti terdapat peningkatan penguasaan kosakata siswa setelah penerapan media kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hüther dalam Surkamp (2010:210) yang menyatakan bahwa:

Um seine Vermittlungsaufgaben effektiv wahrnehmen zu können, bedient sich der Fremdsprachenunterricht einer grossen Bandbreite unterschiedlicher Typen von Medien, von sächlichen Unterrichtsmitteln.

Dengan kata lain, ‘agar penerapan media efektif dalam pengajaran bahasa asing, maka media yang digunakan sebaiknya dari berbagai jenis media yang berbeda’.

Markowitsch dalam Dauvillier dan Hillerich (2004:5) berpendapat tentang permainan dalam pembelajaran seperti berikut ini:

Wir sind heute jedoch in der glücklichen Lage, persönliche positive Erfahrungen von unterrichtenden, die Spiele in ihrem Unterricht eingesetzt haben, wissenschaftlich zu untermauern. Lerntheorien und Erkenntnisse aus der hirnforschung und Gedächtnisforschung zeigen, dass Emotionen, die ein wesentliches Charakteristikum von Spielen sind, bei der der Informationverarbeitung eine extrem wichtige Rolle spielen.

Dengan kata lain, ‘sekarang ini pembelajar berada dalam posisi yang diuntungkan, karena pakar ilmiah mendukung penerapan permainan dalam proses pembelajaran di kelas sebagai pengalaman yang positif. Penelitian terhadap otak dan memori manusia, menunjukkan bahwa emosi memiliki peran penting dalam pengolahan informasi’.

Penulis berkesimpulan bahwa, teori-teori tersebut mendukung penerapan media dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, tujuan pembelajaran tersebut salah satunya adalah

(12)

peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Hal ini telah terbukti dengan diperolehnya hasil penelitian, yaitu skor rata-rata pretest 34,74 menjadi 91,31 pada saat posttest.

Pendukung pada hasil akhir penelitian adalah dengan angket pembelajaran yang berisi pendapat atau respon siswa tentang penerapan kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Berdasarkan hasil angket pembelajaran yaitu, 100% siswa setuju dengan penerapan kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman dan 97,62% siswa setuju dengan penerapan kartu Uno dapat membantu siswa menghafal kosakata bahasa Jerman.

Hal ini pula sesuai dengan pendapat Shannon dalam Frederking (2008:13) yang mengungkapkan bahwa:

Medien haben ihren funktionalen Ort demnach innerhalb von Kommunikationsprozessen, die auch im Deutschunterricht häufig anhand eines populären Modells erläutert werden, das in zahlreichen Varianten mit unterschiedlichen Komplexitätsgraden existiert. Gemeint ist das “Sender-Empfänger-Modell”, in dem das Medium lediglich eine Art Kommunikationskanal dargestellt.

Teori di atas kurang lebih bermakna ‘media memiliki tempat yang fungsional dalam proses komunikasi, begitu pula di dalam pengajaran bahasa Jerman diperlukan sebuah model yang sedang populer yang lebih bervariasi. Media juga merupakan penghubung antara penerima (siswa), pemberi (guru) melalui model (media yang digunakan) dalam mendukung proses pengajaran’.

Penulis berkesimpulan bahwa sesuai pendapat Shanon penerapan media yang bervariasi dan populer akan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, sehingga pada pengisian angket siswa 100% setuju dengan penerapan kartu Uno untuk membantu siswa menghafal kosakata bahasa Jerman.

Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, diperoleh beberapa simpulan, sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata siswa pada pretest sebesar 34,74, dan pada posttest diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 91,31. Hal ini menunjukkan bahwa, adanya

(13)

peningkatan yang siginifikan terhadap nilai rata-rata siswa setelah treatment dengan menggunakan kartu Uno pada pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

2. Pada kelas eksperimen setelah diberikan treatment terdapat peningkatan hasil belajar yang lebih baik daripada sebelumnya atau diterimanya Ha: µSsP > µSbP. Hal ini berarti terdapat peningkatan penguasaan kosakata siswa setelah penerapan media kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

3. Berdasarkan hasil angket pembelajaran, diperoleh dalam bentuk persentasi yaitu 100% siswa setuju dengan penerapan kartu Uno dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman, dan 97,62% siswa setuju dengan kartu Uno membantu siswa menghafal kosakata bahasa Jerman.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dan landasan teoretis sebagai dasar penelitian ini, maka dapat dipaparkan beberapa saran, yakni:

1. Teknik permainan kartu Uno dapat digunakan sebagai media alternatif dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman, khususnya jenis kata nomina bahasa Jerman. Permainan kartu Uno yang telah dimodifikasi, dengan ditambahkan gambar nomina telah terbukti dapat membantu dan memotifasi siswa mengingat kosakata bahasa Jerman. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa, permainan kartu Uno efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

2. Bagi peneliti yang akan meneliti dengan pembahasan yang sama, diharapkan menggunakan variabel terikat (variabel y) yang berbeda, agar penerapan permainan kartu Uno dapat lebih bermanfaat.

Daftar Pustaka

Dauvillier, Christa., dan Dorothea Lévy-Hillerich. (2004). Spiele im Deutschunterricht. München: Goethe-Institut.

Frederking, Volker., Axel Krommer., dan Klaus Maiwald. (2008). Mediendidaktik Deutsch (Eine Einführung). Berlin : Erich Schmidt Verlag GmbH & Co.

Huneke, Hans-Werner., dan Wolfgang Steinig. (2010). Deutsch als Fremdsprache. Berlin: Erich Schmid Verlag & Co.

(14)

Surkamp. (2010). Metzler Lexikon Fremdsprachen-didaktik. Stuttgart: JB. Metzler’sche Verlagsbuchhandlung und Carl Ernst Poeschel Verlag GmbH. Wermke, Matthias., et al. (2007). DUDEN Universal Wörterbuch. Mannheim:

Gambar

Tabel 3  Hasil Analisis Perbandingan dengan Sign-test  Frequencies  N  Posttest –  Pretest  Negative  Differences a 0  Positive  Differences b 33  Ties c 0  Total  33  a
Gambar  1  Histogram Perbandingan antara Kelas Pretest dan Posttest  5.  Analisis Verifikatif

Referensi

Dokumen terkait

Dari sekian banyak tips cara meninggikan badan adalah dengan mengkonsumsi makanan alami yang memiliki kandungan terbaik untuk tubuh dalam proses tumbuh kembang di usia yang sudah

Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik neraca), kata Laporan.. Bagian kedua adalah batang tubuh neraca, berisi muatan informasi yang perlu disajikan. Batang tubuh

Ibu bapa harus mengajar kanak-kanak ini tentang cara yang betul untuk menyapa orang dewasa supaya kanak- kanak ini kelihatan lebih bagus dan sopan bila berhadapan

DATA BUKTI KONTRAK RISET TINGKAT NASIONAL PUSAT STUDI BIOFARMAKA TROPIKA LPPM-IPB.. Instansi :

31.3 Qualquer pessoa (diferente da pessoa física) que efectua um pagamento a um residente ou a um estabelecimento permanente em Timor-Leste de um não- residente

Please attach copy of EFT bank transfer instruction form in support of electronic payment of above taxes to the TL Petroleum Fund bank account which details are as follows:. Name

Spearman’s Rho dengan hasil nilai p sebesar 0,000 (p&lt;0,05) yang menunjukkan ada pengaruh yang bermakna antara dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat

1.3.2.1 Mengidentifikasi dukungan sosial keluarga terhadap istri dalam menghadapi menopause di Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan.